3
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG SOP TINDAKAN PLEURODESIS No. Dokumen ………………. No. Revisi ………………. Halaman …………… Prosedur Tetap IRNA I (SMF PARU) Tanggal Terbit ……………….. Ditetapkan tgl. ………………….. Direktur Dr. dr. Basuki B. Purnomo,Sp.U NIP. 19540731 198201 1 002 Pengertian Pleurodesis adalah suatu prosedur untuk melekatkan pleura parietalis dan pleura visceralis dengan instilasi bahan sklerosan, dalam usaha mencegah akumulasi udara (pneumotoraks) maupun cairan (pada effusi pleura) didalam rongga pleura. Tujuan Melakukan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya mencapai terapi yang optimal untuk mempercepat penyembuhan. Kebijakan Semua penderita rawat inap dengan indikasi untuk dilakukan tindakan pleurodesis. Prosedur Persiapan : Pasien/ keluarga pasien mengisi lembar persetujuan untuk dilakukan tindakan p leurodesis (Informed Consent). Pelaksanaan: 1. Alat dan Bahan: Spuit 5 cc, 10 cc, dan 50 CC lubang tengah. Klem Bahan sklerosan: talk steril slurry, povidon iodine, bleomycin, 5FU, tetrasiklin HCL steril, glukosa 40%. Lidokain 2% 5 ampul (200 mg). (UI 10 ampul) Siapkan oksigen yang siap pakai. 2. Persiapan Operator:

45. Sop Tindakan Pleurodesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paru

Citation preview

Page 1: 45. Sop Tindakan Pleurodesis

RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

SOP

TINDAKAN PLEURODESIS

No. Dokumen

……………….

No. Revisi

……………….

Halaman

……………

Prosedur Tetap

IRNA I(SMF PARU)

Tanggal Terbit

………………..

Ditetapkan tgl. …………………..Direktur

Dr. dr. Basuki B. Purnomo,Sp.U NIP. 19540731 198201 1 002

Pengertian

Pleurodesis adalah suatu prosedur untuk melekatkan pleura parietalis dan pleura visceralis dengan instilasi bahan sklerosan, dalam usaha mencegah akumulasi udara (pneumotoraks) maupun cairan (pada effusi pleura) didalam rongga pleura.

TujuanMelakukan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya mencapai terapi yang optimal untuk mempercepat penyembuhan.

Kebijakan Semua penderita rawat inap dengan indikasi untuk dilakukan tindakan pleurodesis.

Prosedur Persiapan :

Pasien/ keluarga pasien mengisi lembar persetujuan untuk dilakukan tindakan p leurodesis (Informed Consent).

Pelaksanaan:1. Alat dan Bahan:

Spuit 5 cc, 10 cc, dan 50 CC lubang tengah. Klem Bahan sklerosan: talk steril slurry, povidon iodine,

bleomycin, 5FU, tetrasiklin HCL steril, glukosa 40%. Lidokain 2% 5 ampul (200 mg). (UI 10 ampul) Siapkan oksigen yang siap pakai.

2. Persiapan Operator:Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril.

3. Persiapan Penderita: Kavum pleura telah dikosongkan dari cairan pleura. Pada pneumotoraks, paru sudah mengembang. Pasang infus dengan NS 0.9%

4. Tindakan:Pleurodesis dengan bahan sklerosan pada penderita yang sudah terpasang kateter toraks.a. Kateter toraks diklem.b. Desinfeksi kulit sekitar kateter dengan povidone iodine

10%, dilanjutkan dengan alcohol 70%.c. Instilasi rongga pleura dengan lidokain 2% 5 ampul

melalui kateter (untuk pleurodesis dengan tetrasiklin, bleomycin, talk).

Page 2: 45. Sop Tindakan Pleurodesis

RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

SOP

TINDAKAN PLEURODESIS

No. Dokumen

……………….

No. Revisi

……………….

Halaman

……………

d. Penderita diminta mengubah posisi tubuh dengan cara miring ke kanan, kiri, telentang, tengkurap selama 5 menit.

e. Talk slurry steril 4 gram, paket talk steril disiapkan dengan 30 ml NaCl 0.9% dan 10 ml lidocain.? Talk dicampur dan diaduk dengan perlahan dalam kondisi steril, kemudian dimasukkan dalam spuit 50 cc. - Tetrasiklin HCl 20 mg/kg BB diencerkan dengan

larutan garam fisiologis 50 CC, diinstilasikan kedalam rongga pleura. Selanjutnya 30cc garam fisilogis diinstilasikan lagi kedalam rongga pleura untuk membilas sisa obat yang terdapat dalam kateter.

- Bleomysin 40-60 mg yang diencerkan dengan larutan garam fisiologis 30 CC.

- 5FU 2000 – 3000 mg.750mg.- Povidon iodine 20 ml diencerkan dalam 30cc NS

0.9%..berapa% dimasukkan berapa cc.f. Penderita kembali diminta mengubah posisi tubuh

dengan cara miring ke kanan, kiri, terlentang, tengkurap, trendlenburg masing-masing posisi posisi 5 menit.

g. Setelah 2 jam, klem dilepas, kateter toraks dihubungkan dengan WSD dan penghisap kontinyu, mulai dengan tekanan yang rendah sampai yang tinggi.

h. Pada pneumotoraks, kateter dilepas jika paru sudah mengembang sempurna dan tidak ada kebocoran udara. Pada effusi pleura kateter dilepas bila produksi cairan kurang dari 150 cc/ hari.

i. Observasi vital sign post tindakan.

Unit Terkait Mikrobiologi, Radiologi

Referensi

Walker-Renard, PB, Vaughan, LM, Sahn, SA Ann Intern Med 1994; 120:56).Swidarmoko B, Susanto Agus D, Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Nafas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.Prosedur Tindakan Bidang Paru dan Pernafasan, Diagnostik dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.PDPI; Kanker Paru,