21

4a. AMINOGLIKOSIDA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

amonoglikosida

Citation preview

  • AB utama untuk terapi infeksi serius karenabasil aerob Gram (-)

    Penggunaan terbatas karena toksik

    Berasal dari: Streptomises: tambahan -mycin Mikromonospora: berakhiran -micin

  • Kimiawi:

    Khas: cincin heksosa Tipe streptidin (pd streptomisin) Tipe 2-deoksistreptamin (pd aminoglikosid lainnya)

    Berbagai gula amino berikatan dg cincin tsbmelalui ikatan glikosidis

    Fisik:

    Larut air Stabil dlm larutan Lebih aktif dlm suasana basa

  • Berdasar rumus kimia, dibedakan3 :

    1) Mengandung 1 molekul gula-amino Streptomisin prototipe aminoglikosida

    2) Mengandung 2 molekul gula-sikloheksan Kanamisin & derivatnya:

    Dibekasin Amikasin

    Gentamisin (Gentamicin) & derivatnya: Netilmisin (Netilmicin) Tobramisin

    3) Mengandung 3 molekul gula-amino Neomisin Framisetin Paromomisin

  • Menghambat sintesis protein bakteri scrireversibel

    Bakterisid, tapi mekanisme pasti blm jelas

    Dugaan: Difusi pasif Transpor aktif Proses intrasel

  • Difusi pasif organisme aerob yg rentan membawa AG melintasi membran

    luar sel

    Transpor aktif AG menembus membran masuk ke sitoplasma mll proses yg

    memerlukan O2 & dibantu pompa proton Dihambat oleh pH ekstraseluler yg rendah & kondisi anaerob Diperlancar oleh obat2 yg aktif thd dinding sel (mis. Penisilin)

    sinergisme

    Proses intrasel Mengganggu pembentukan kompleks awal mRNA salah baca (misreading) salah penyandian

    (miscoding) asam amino AG memecah polisom monosom2 nonfungsional

  • Ikatan AG akan bercampur dg aparatus ribosomal fungsional

    AG berikatan dg subunit ribosom 30S yang terpisah

    Rantai mRNA hanya punya satusubunit ribosom (disebut monosom)

  • Bakterisid terhadap mikroorganisme aerobik

  • Asupan obat turun karena sistemtranspor O2 dependent utk AG tak ada

    Perubahan reseptor di tempat ikatansubunit ribosom 30S yg mempunyaiafinitas rendah thd AG

    Sintesis enzim transferase ygmemodifikasi & menginaktifkan AG mlladenilasi, asetilasi atau fosforilasi

    Mekanisme:

  • Cara pemberian Semua secara parenteral kecuali neomisin, framisetin &

    paromomisin

    Karena struktur polikation AG sangat polar shg tdkterabsorbsi secara adekuat peroral

    Dosis tunggal (once-daily dosing): AG mpy daya bunuh yg paralel dg konsentrasinya Efek post-antibiotik meski kadar AG di serum sudah hilang Dosis besar-tunggal lebih efektif, praktis & tidak tll toksik

    dibanding dosis kecil berulang Penyesuaian dosis utk pasien dg disfungsi ginjal

  • Distribusi Kadar di jaringan tubuh rendah

    Penetrasi ke cairan tubuh bervariasi

    Konsentrasi tinggi di korteks adrenal (potensinefrotoksik) serta endolimfe & perilimfe telingadalam (potensi ototoksik)

    Tidak melewati sawar otak konsentrasi di LCS tidak adekuat meski ada inflamasi di meningen

    Melewati sawar plasenta, terakumulasi di plasma & amnion fetus

  • Metabolisme (biotransformasi)

    Tidak terjadi di tubuh host bila diberikanper oral diekskresikan lewat feses

    Pd rute pemberian lain (i.v, i.m) diekskresikan cepat ke urine melaluifiltrasi glomerulus

    Pada pasien gagal ginjal tjd akumulasi AG perlu penyesuaian dosis

  • Sinergistik dengan AB -Laktam

    kerja -Laktam pada sintesis dindingsel meningkatkan difusi AG ke dalambakteri

  • Ribosom bakteri (70S, t.a subunit 50S dan 30S) lebih kecil dibandingkan ribosom mamalia(80S, t.a subunit 60S dan 40S)

    Ribosom mitokondria mamalia lebihmenyerupai ribosom bakteri

    Kadar aminoglikosid (AG) tinggi menimbulkaninteraksi dengan ribosom mitokondriamamalia efek toksik

  • 1) Ototoksisitas Dipengaruhi kadar puncak plasma tinggi & lama terapi Tinitus, tuli frekuensi tinggi (biasanya irreversibel) Bisa mempengaruhi janin Diperberat oleh pemberian obat ototoksik lain mis. diuretik kuat

    (furosemid, bumetanid, asam etakrinat) atau antikanker (sisplatin) Bisa diiringi vertigo , ataksia & gangguan keseimbangan lain Neomisin, kanamisin, amikasin kokleotoksik Streptomisin & gentamisin vestibulotoksik

    2) Nefrotoksisitas Akibat retensi AG pada sel tubulus proksimal shg mengganggu

    proses transpor yg diperantarai Ca2+

    Kerusakan ginjal derajat ringan s.d nekrosis tubular akut beratirreversibel

    Neomisin, tobramisin, gentamisin

  • 3) Paralisis neuromuskular Pemberian langsung AG dosis tinggi intraperitoneal

    atau intrapleural Akibat pelepasan ACh ujung saraf atau sensitivitas

    area postsinaptik Risiko tinggi pada penderita myastenia gravis Terapi: neostigmin atau Ca glukonat)

    4) Reaksi alergi Dermatitis kontak pada pemberian neomisin topikal

  • Resistensi sudah cukup tinggi jarang sbg agen tunggal

    Lini kedua utk infeksi mikobakteri (TB) i.m, i.v

    Efektif untuk infeksi non-TB: Plague, tularemia i.m + tetrasiklin oral Endokarditis krn Streptokokus grup viridan &

    enterokokus + penisilin

    Efek samping: Hipersensitivitas Nyeri tempat injeksi Gangguan keseimbangan Tuli kongenital pd kehamilan (KIx)

  • Sbg agen tunggal cukup efektif

    Kombinasi dg -laktam sinergistik melawan infeksi yg resistendg kombinasi antibiotik lain

    Pemberian i.m & i.v Infeksi berat bakteri Gram negatif Selain ISK, perlu dikombinasi (t.u utk pneumonia)

    Pemberian topikal Infeksi kulit, profilaksis pd kateterisasi i.v, infeksi mata

    Pemberian intratekal Tidak menguntungkan & cenderung toksik pd bayi dg meningitis

    diganti sefalosporin generasi 3

    Efek samping: Nefrotoksik ringan & reversibel Vestibulotoksik, cenderung ireversibel

  • Mirip gentamisin

    Sbg larutan inhalasi pd terapi ISPB e.c Pseudomonas ygmenyertai cystic fibrosis

    Toksisitas lebih rendah dibanding kanamisin

    Lebih resisten thd degradasi enzim yg menginaktivasigentamisin & tobramisin

    Efektif pd kasus MDR-TB

  • Mirip gentamisin & tobramisin

    Lebih resisten thd degradasi enzim yg menginaktivasi gentamisin & tobramisin

    Pemberian topikal Larutan utk infeksi superfisial maupun profunda Salep kulit (kombinasi dg polimiksin-basitrasin)

    Pemberian oral Utk sterilisasi usus pd bedah elektif mengurangi flora usus aerobik

    tapi sudah resisten Koma hepatik mengurangi intoksikasi amonia diganti laktulosa Amebiasis usus Paromomisin