34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal. Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis. Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup. 2.2. ANATOMI dan FISIOLOGI HERNIA 2.2.1. Anatomi

4.BAB 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab

Citation preview

Page 1: 4.BAB 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi

Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan

yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga

dimana ia terisi secara normal.

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis

internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen

melalui anulus inguinalis externa/medialis.

Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus

inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan

menutup yang bersifat kongenital.

Hernia Inguinalis adalah  suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh

melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup.

2.2. ANATOMI dan FISIOLOGI HERNIA

2.2.1. Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi dinding abdomen

Page 2: 4.BAB 2

Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam:

a. Lapisan kulit : Kutis, subkutis

b. Otot dinding perut : fascia camperi, fasia scarpa, m.obliquus

Abdominalis eksternus (aponeurosis),

m.obliquus abdominalis internus dan

M.transversus abdominalis

c. Peritoneum

Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak

2-4 cm kearah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal

dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau

ligamentum rotundum. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,

pleksus pampiniformis, arteri testicularis, n ramus genital, nervus genitofemoralis,

ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis.

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.

Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cephal ke caudal.

Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis musculus obliquus abdominis ekternus

dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan

ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia

transversalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalis adalah

bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah.

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum

Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan

ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum

Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari

trigonum adalah hernia indirek.

6

Page 3: 4.BAB 2

Aponeurosis Musculus Obliquus Abdominis Externus

Aponeurosis otot obliquu abdominis eksternus dibentuk oleh dua lapisan:

superficial dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan

transversus abdominis, mereka membentuk sarung rectus. Aponeurosis musculus

obliquus abdominis externus menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis.

Ligamentum inguinal membentang dari spina iliaca anterior superior (SIAS) ke

tuberculum pubicum.

Gambar 2.2 Anatomi Aponeurosis Musculus Obliquus Abdominis Externus

Musculus Obliquus Abdominis Internus

Otot obliquus abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .

Bagian medial dari aponeurosis m. obliquus internus menyatu dengan serat dari

aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk

conjoined tendon. Adanya conjoint tendon banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh

banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.

7

Page 4: 4.BAB 2

Fascia Transversalis

Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutann dari otot transversalis dan

aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan,

yang keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan

berikatan ke linea semilunaris.

Gambar 2.3 Fascia Tranversalis

Ligamentum Cooper

Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk

oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting

dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.

Preperitoneal Space

Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, limfatik, pembuluh darah dan

saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus

cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. Nervus cutaneous femoral lateral

berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini

berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan

8

Page 5: 4.BAB 2

dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca

anterior superior.

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan

kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan

femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan

cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. Ductus deferens

berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke

cincin interna inguinal. Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space,

dan jumlah jaringan lemak sangat bervariasi.

Batas – batas kanalis inguinalis :

Kraniolateral : annulus inguinalis internus ( bagian terbuka dari

fasia transversalis dan aponeurosis m transverses

abdominis)

Medial-bawah : annulus inguinalis eksternus ( bagian terbuka dari

aponeurosis m. obliqus eksternus)

Atap : apponeorosis m.obliqus eksternus

Dasar : ligamentum Inguinalis pouparti

Gambar 2.4 Batas – batas kanalis inguinalis

9

Page 6: 4.BAB 2

Batas - batas trigonum hasselbach:

Dasar : fasia transversa

Atap : m.obliqus internus

Medial : tepi m.rectus abdominis

Lateral : vasa epigastrica inferior

Bawah : ligamentum inguinale

Gambar 2.5 Batas - batas trigonum hasselbach

2.2.2 Fisiologi .

Pada laki-laki, penutupan yang berhubungan dengan terjadinya herniaini

memerlukan pengetahuan embriologis yang berhubungan dengan turunnya

testis. Mula-mula testis tumbuh sebagai suatu struktur di daerah

ginjal dalam abdomen (retroperitoneal). Selama pertumbuhan

foetustestis akan turun (descensus testis) dari dind ing belakang

abdomen menuju kedalam scrotum.Selama penurunan ini peritoneum

yang terdapat didepannya ikut terbawa sertasebagai suatu tube, yang melalui

kanalis innguinalis masuk kedalam scrotum. Penonjolan peritoneum ini

dikenal sebagai processus vaginalis. Sebelum lahir processus vaginalis ini

10

Page 7: 4.BAB 2

akan mengalami obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi testis yang

disebut tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tetapada, akan didapat

hubungan langsung antara cavum peritonei dengan scrotum,hal ini

potensial dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis

dikemudian hari.

2.3 Epidemiologi.

Hernia inguinalis sudah dikenal sejak 1500 M,dalam bahasa Yunani

hernia mempunyai arti benjolan. Dalam bahasa latin berarti hancur atau robek.

Pada waktu itu untuk mengontrol hernia umum dipakai penyangga atau plester.

Pada tahun 1363, Guy de Chauliac memisahkan antara hernia inguinalis dan

femoralis juga menjelaskan teknik redusi pada kasus strangulasi. Stromeyer pada

tahun 1559 memaparkan secara lengkap dimana membedakan hernia inguinalis

medialis dan lateralis, serta menganjurkan tidak perlu dilakukan pemotongan

testis pada operasi hernia. Awal abad 18 sampai abad 19 dapat diterangkan dan

didefinisikan anatomi region inguinalis secara tepat dan jelas.

Insidensi hernia inguinalis belum diketahui secara pasti. Menurut Abrahamson

(1997), pada usia anak-anak, ditemukan antara 10-20 per 1000 kelahiran hidup.

Di belahan dunia bagian barat insiden hernia inguinalis pada usia dewasa

bervariasi antara 10% dan 15%. Sedangkan Zimmerson dan Anson cit Schwartz

(1994) melaporkan kejadian hernia adalah 5% dari populasi laki-laki dewasa,

hernia inguinalis terjadi lebih babnyak pada laki-laki dari pada wanita dengan

perbandingan 12:1. Pada laki-laki umur 25-40 tahun insidensinya bervariasi

antara 5-8%, sedangkan pada umur lebih dari 75 tahun mencapai 45%. Tahun

1993 Lichtenstein telah melaporkan lebih dari 700.000 kasus hernia inguinalis

dilakukan operasi di Amerika Serikat.

2.4 Etiologi .

Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania:

W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :

11

Page 8: 4.BAB 2

a. Kelemahan otot dinding abdomen.

1. Kelemahan jaringan

2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

3. Trauma

b. Peningkatan tekanan intra abdominal.

1. Obesitas

2. Mengangkat benda berat

3. Mengejan saat Konstipasi

4. Kehamilan

5. Batuk kronik

6. Hipertropi prostate

Adapun factor-faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap insidensi hernia

inguinalis adalah sebagai berikut:

a. Hereditas.

Menurut macready (Cit. Watson, 1948) hernia lebih sering terjadi

pada penderita yang mempunyai orang tua, kakak atau nenek

dengan riwayat hernia inguinalis.

b. Jenis kelamin.

Hernia inguinalis jauh lebih banyak djumpai pada laki-laki disbanding

wanita (9:1). Hernia pada laki-laki 95% adalah jenis inguinalis, sedangkan

pada wanita 45-50%. Perbedaan prevalensi ini di sebabkan karena ukuran

ligamentum rotundum dan prosentase obliterasi dari processus vaginalis testis

lebih kecil dibanding obliterasi kanalis nuck.

c. Umur.

Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun, oleh Macready (Cit.

Watson, 1948) disebutkan 17,5% anak laki-laki dan 9,16% anak perempuan

mempunyai hernia. Tendensi hernia meningkat sesuai dengan meningkatnya

12

Page 9: 4.BAB 2

aktifitas, sekitar umur 25-50 tahun insidensi menurun dan setelah umur diatas

50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya kondisi fisik.

d. Konstitusi atau keadaan badan.

Banyaknya lemak preperitoneal akan mendesak dinding abdomen dan

menimbulkan lokus minoris atau kelemahan-kelemahan otot serta terjadi

relaksasi dari annulus. Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan

mesenterium akan mengurangi volume rongga abdomen sehingga terjadi

peningkatan tekanan intra abdomen. Kelahiran premature dan berat lahir yang

kecil di anggap sebagai factor yang memiliki resiko besar untuk menyebabkan

hernia. Cacat bawaan, seperti kelainan pelvic atau ekstrosi pada kandung

kemih dapat menyebabkan kerusakan pada saluran inguinal tak langsung. Hal

yang jarang terjadi kelainan bawaan atau cacat kollagen dapat menyebabkan

tumbuhnya hernia inguinal langsung.

2.5 Klasifikasi .

Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :

1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis

karena menonjol di lateral pambuluh epigastrika inferior. Dikenal

sebagai indirek karena melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan

kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak

tonjolan yang berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara congenital atau

akuisita.

2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis

yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area

yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan

melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia. Hernia ini merupakan

jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh factor peninggian

tekanan intra abdomen kronik. Jalannya langsung (direct) ke ventral

melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak

berhubungan dengan pembungkus talimani, umumnya terjadi bilateral,

13

Page 10: 4.BAB 2

khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir

tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.

Tipe Deskripsi Hubungan

dg vasa

epigastrica

inferior

Dibungkus

oleh fascia

spermatica

interna

Onset biasanya

pada waktu

Hernia

ingunalis

lateralis

Penojolan

melewati cincin

inguinal dan

biasanya

merupakan

kegagalan

penutupan cincin

ingunalis interna

pada waktu

embrio setelah

penurunan testis

Lateral Ya Congenital

Dan bisa pada

waktu dewasa.

Hernia

ingunalis

medialis

Keluarnya

langsung

menembus fascia

dinding abdomen

Medial Tidak Dewasa

Table 2.1 Perbedaan HIL dan HIM.

2.6 Patofisiologi.

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan

seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air

besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah

14

Page 11: 4.BAB 2

otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja

akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal

yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada

sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan

abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil

pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu

selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang

cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang

sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam

perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka

berbahaya dan dapat menyebabkan gangren.

15

Page 12: 4.BAB 2

Gambar 2.6 Patofisiologi hernia inguinalis.

2.7 Manifestasi klinik.

1. Penonjolan di daerah inguinal

2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.

16

Page 13: 4.BAB 2

3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram

dan distensi abdomen.

4. Terdengar bising usus pada benjolan

5. Kembung

6. Perubahan pola eliminasi BAB

7. Gelisah

8. Dehidrasi

9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien

berdiri atau mendorong.

2.8 Diagnosa.

2.8.1. Anamnesa

Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan

diagnosis. Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana

sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal

serangan dan urutan kejadiannya, adanya factor yang memperberat dan

memperingan keluhan, adanya keluhan lain yang perlu ditanyakan dalam

diagnosis. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi

hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di

lipat paha yang muncul pa da wak tu be rd i r i , b a tuk , be r s i n , a t au

me ng e j a n , dan men gh i l a ng setelah berbaring. Keluhan nyeri

jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau

para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium

sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.

Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi

inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena nekrosis atau gangren. Pasien

sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat

dihilangkan dengan reposisi manual ke dalam kavitas peritonealis. Tetapi

dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul

lagi.

17

Page 14: 4.BAB 2

2.8.2. Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi

- Hernia inguinalis lateralis : muncul benjolan di region

inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan

berbentuk lonjong.

- Hernia inguinalis medialis : tonjolan biasanya terjadi

bilateral, berbentuk bulat.

2. Palpasi

- Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL)

ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan

di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia

inguinalis medialis.

- Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum

(AIM) ditekan lalupasien disuruh mengejan jika terlihat

benjolan di lateral titik yang kita tekanmaka dapat diasumsikan

sebagai nernia inguinalis lateralis.

- Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan

canalis inguinalis)ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika

terlihat benjolan di lateralnya berartihernia inguinalis lateralis

jika di medialnya hernia inguinalis medialis.

- Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat

diraba padafunikulus spermatikus sebagai gesekan dua

permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan

sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin terabausus,

omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat

direposisipada waktu jari masih berada dalam annulus

eksternus, pasien mulai mengedankalau hernia menyentuh

ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalausamping

jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.

18

Page 15: 4.BAB 2

lipat pahadibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum

pubikum.

Ada tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu Finger test, Zieman test dan

Thumb test. Cara pemeriksaannya sebagai berikut :

Pemeriksaan Finger test :

1. Menggunakan jari ke 2 atau ke 5

2. Dimasukkan lewat skrotum melalui annulus eksternus ke kanal inguinalis

3. Penderita disuruh batuk

- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.

Gambar 2.7 Finger test

Pemeriksaan Zieman test :

1. Posisi berbaring,bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh

penderita)

2. Hernia akan diperiksa dengan tangan kanan

3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

- Jari ke 2 : Hernia inguinalis lateralis

- Jari ke 3 : Hernia inguinalis medialis

- Jari ke 4 : Hernia femoralis

19

Page 16: 4.BAB 2

Gambar 2.8 Zieman test

Pemeriksaan Thumb test :

1. Annulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan

2. Bila keluar benjolan berarti Hernia inguinalis medialis

3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia inguinalis lateralis

Gambar 2.9 Thumb test

20

Page 17: 4.BAB 2

3. Perkusi

Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan

kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

4. Auskultasi

Hiperperistaltik didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang

mengalami obstruksi usus (hernia inkaserata).

2.8.3.Pemeriksaan penunjang

a. Herniografi

Dalam teknik ini, 50-80 ml medium kontras iodine positif di

masukkan dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum yang

lembut. Pasien berbaring dengan kepala terangkat dan membentuk sudut

kira- kira 25 derajat. Tempat yang kontras di daerah inguinalis yang diam

atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong terwujudnya

kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik,

medial dan lateral. Pada umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke

seberang pinggir tulang pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal

posterior. Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang menonjol

dari fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari fossa

suprapubik.

b. Ultrasonografi

Teknik ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga femoral.

c. Tomografi komputer

Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi.

2.9 Diagnosa banding.

Diagnose banding hernia inguinalis antara lain :

a. Hernia femoralis

21

Page 18: 4.BAB 2

Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial

terhadapujung ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak

dibawah dan lateral terhadap ujung medial ligamentum inguinale dan

tuberkulum pubikum.

b. Nods lymp inguinal.

Saat nodes lymp inguinal memungkinkan untuk muncul, mungkin

penyakit ini hamper tidak dapat dibedakan dari hernia femoralis, tapi penyakit ini

biasanya berada di bawah ikatan sendi tulang inguinal.

c. Hidrokel dari saluran nuck

Ini muncul sebagai sebuah pembengkakan yang keras

kista, dan tidak dapat diperkecil di lingkaran superfisial dari seorang

perempuan muda,dan sebuah kista yang menggantikan distal di

sepanjang ikatan sendi tulang. Sebuah testis yang tidak

sepenuhnya diturunkan yang berasal da r i l i ngka ran

eks t e rna l . Sebuah he rn i a b i a sanya muncu l

2.10 Penatalaksanaan.

a. Konservatif

Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga

dapat kambuh lagi.

1. Reposisi

Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau

mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoneum atau abdomen

secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti. Reposisi

ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara

memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang

sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu

dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia

melalui pintu tersebut. Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia

22

Page 19: 4.BAB 2

inguinalis irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian

hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10 ml

supaya pasien tidur, posisi tidur trendelenberg. Hal ini rnemudahkan

memasukkan isi hernianya. Jika gagal tidak boleh dipaksakan, lebih

baik dilakukan operasi pada hari berikutnya.

2. Celana penyangga

3. Istirahat baring

4. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya

Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak

tinja untuk mencegah sembelit.

5. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian

makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat

sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat,

cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.

b. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia

inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis

ditegakkan.

Indikasi diadakan operasi:

1. Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan

umum jelek.

2. Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat

badan lebih dari 6 kilogram. Jalannya operasi menggunakan obat

anastesi lokal berupa procain dengan dosis rnaksimum 200 cc. Jika

digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi berbentuk belah ketupat

dan diberikan kira-kira 60 ml xylocain 0,5 persen dengan epinefrin.

23

Page 20: 4.BAB 2

Operasi hernia ada 3 tahap yaitu:

a. Herniotomy adalah suatu tindakan pembebasan kantong hernia sampai ke

lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan,

kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.

Gambar 2.10 Teknik hernoitomi

24

Page 21: 4.BAB 2

b. Herniorraphy adalah suatu tindakan mengembalikan isi kantong hernia ke

dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit

pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus

ke ligamen inguinal.

c. Hernioplasty

Suatu tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang. metode hernioplastik seperti memperkecil

anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus, menutup dan

memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus

internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal

dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut

metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus

abdominis, m.oblikus internus abdominis keligamentum cooper pada

metode Mc Vay.

Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan

pemakaian bahan sintesis seperti mersilene,prolene mesh atau marleks

untuk menutup defek.

Gambar 2. 11 Teknik operasi hernioplasty.

25

Page 22: 4.BAB 2

Hernioplasty ada bermacarn-macam menurut kebutuhannya:

i. Ferguson

Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculus

obliqus externus dan internus abdominis dan muskulus obliqus internus dan

transversus dijahitkan pada ligamenturn inguinale dan meletakkan funiculus

spermaticus di dorsal, kemudian aponeurosis muskulus obliqus externus

dijahit kembali sehingga tidak ada lagi kanalis inguinalis.

ii. Bassini

Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis

dijahitkan pada ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus diletakkan

ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari aponeurosis muskulus obliqus

eksternus sehingga kanalis inguinalis kedua muskuli tadi memperkuat

dinding belakang dari kanalis inguinalis, sehingga locus minoris resistantiae

hilang.

iii. Halstedt

Di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonis

resistentiae. Ketiga muskulus, muskulus obliqus eksternus abdominis,

muskulus obliqus internus abdominis, muskulus obliqus transversus

abdominis, funikulus spermatikus diletakkan di sub kutis .

iv. Shouldice

Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis

dengan teknik jahitan kontinyu.

Operasi pada hernia inguinalis medialis

Herniotomy pada hernia inguinalis medialis sama dengan teknik operasi hernia

inguinalis lateralis. Hernioplasty di sini memperkuat daerah medial dan anulus

inguinalis eksternus. Hernioplasty dikerjakan dengan cara Mc. Vay. yaitu menarik

muskulus obliqus abdominis internus dan muskulus transversus abdominis, serta

26

Page 23: 4.BAB 2

conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum cowperi atau pectineum lewat

sebelah dorsal dari ligamentum inguinale.

2.11 Komplikasi.

1. Terjadi perlengketan dengan isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi

hernia tidak dapat dimasukkan kembali.

2. Obstruksi usus.

3. Gangguan perfusi jaringan.

4. Perforasi.

5. Nekrosis isi hernia dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan

serosa.

6. Nyeri hebat ditempat hernia.

2.12 Prognosis.

Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong

hernia. Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit

pasca bedah seperti nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia

umumnya dapat diatasi. Dengan memberikan anjuran untuk menghindari

gerakan mengangkat barang-barang berat ataupun ketegangan otot lainnya dapat

mempercepat penyembuhan.

Hernia inguinalis indirek timbul kembali pada 2-3 persen penderita. Hernia

direk timbul kembali sampai 10 persen penderita. Perbaikan hernia yang timbul

kembali diikuti oleh frekuensi pada 10 sampai 20 persen penderita.

27