Upload
velsyasukria
View
53
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan
yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga
dimana ia terisi secara normal.
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen
melalui anulus inguinalis externa/medialis.
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus
inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan
menutup yang bersifat kongenital.
Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh
melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup.
2.2. ANATOMI dan FISIOLOGI HERNIA
2.2.1. Anatomi
Gambar 2.1 Anatomi dinding abdomen
Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam:
a. Lapisan kulit : Kutis, subkutis
b. Otot dinding perut : fascia camperi, fasia scarpa, m.obliquus
Abdominalis eksternus (aponeurosis),
m.obliquus abdominalis internus dan
M.transversus abdominalis
c. Peritoneum
Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak
2-4 cm kearah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal
dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau
ligamentum rotundum. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,
pleksus pampiniformis, arteri testicularis, n ramus genital, nervus genitofemoralis,
ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis.
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.
Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cephal ke caudal.
Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis musculus obliquus abdominis ekternus
dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan
ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia
transversalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalis adalah
bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah.
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum
Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan
ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum
Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari
trigonum adalah hernia indirek.
6
Aponeurosis Musculus Obliquus Abdominis Externus
Aponeurosis otot obliquu abdominis eksternus dibentuk oleh dua lapisan:
superficial dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan
transversus abdominis, mereka membentuk sarung rectus. Aponeurosis musculus
obliquus abdominis externus menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis.
Ligamentum inguinal membentang dari spina iliaca anterior superior (SIAS) ke
tuberculum pubicum.
Gambar 2.2 Anatomi Aponeurosis Musculus Obliquus Abdominis Externus
Musculus Obliquus Abdominis Internus
Otot obliquus abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .
Bagian medial dari aponeurosis m. obliquus internus menyatu dengan serat dari
aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk
conjoined tendon. Adanya conjoint tendon banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh
banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.
7
Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutann dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan,
yang keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan
berikatan ke linea semilunaris.
Gambar 2.3 Fascia Tranversalis
Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk
oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting
dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.
Preperitoneal Space
Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, limfatik, pembuluh darah dan
saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus
cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. Nervus cutaneous femoral lateral
berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini
berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan
8
dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca
anterior superior.
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan
kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan
femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan
cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. Ductus deferens
berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke
cincin interna inguinal. Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space,
dan jumlah jaringan lemak sangat bervariasi.
Batas – batas kanalis inguinalis :
Kraniolateral : annulus inguinalis internus ( bagian terbuka dari
fasia transversalis dan aponeurosis m transverses
abdominis)
Medial-bawah : annulus inguinalis eksternus ( bagian terbuka dari
aponeurosis m. obliqus eksternus)
Atap : apponeorosis m.obliqus eksternus
Dasar : ligamentum Inguinalis pouparti
Gambar 2.4 Batas – batas kanalis inguinalis
9
Batas - batas trigonum hasselbach:
Dasar : fasia transversa
Atap : m.obliqus internus
Medial : tepi m.rectus abdominis
Lateral : vasa epigastrica inferior
Bawah : ligamentum inguinale
Gambar 2.5 Batas - batas trigonum hasselbach
2.2.2 Fisiologi .
Pada laki-laki, penutupan yang berhubungan dengan terjadinya herniaini
memerlukan pengetahuan embriologis yang berhubungan dengan turunnya
testis. Mula-mula testis tumbuh sebagai suatu struktur di daerah
ginjal dalam abdomen (retroperitoneal). Selama pertumbuhan
foetustestis akan turun (descensus testis) dari dind ing belakang
abdomen menuju kedalam scrotum.Selama penurunan ini peritoneum
yang terdapat didepannya ikut terbawa sertasebagai suatu tube, yang melalui
kanalis innguinalis masuk kedalam scrotum. Penonjolan peritoneum ini
dikenal sebagai processus vaginalis. Sebelum lahir processus vaginalis ini
10
akan mengalami obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi testis yang
disebut tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tetapada, akan didapat
hubungan langsung antara cavum peritonei dengan scrotum,hal ini
potensial dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis
dikemudian hari.
2.3 Epidemiologi.
Hernia inguinalis sudah dikenal sejak 1500 M,dalam bahasa Yunani
hernia mempunyai arti benjolan. Dalam bahasa latin berarti hancur atau robek.
Pada waktu itu untuk mengontrol hernia umum dipakai penyangga atau plester.
Pada tahun 1363, Guy de Chauliac memisahkan antara hernia inguinalis dan
femoralis juga menjelaskan teknik redusi pada kasus strangulasi. Stromeyer pada
tahun 1559 memaparkan secara lengkap dimana membedakan hernia inguinalis
medialis dan lateralis, serta menganjurkan tidak perlu dilakukan pemotongan
testis pada operasi hernia. Awal abad 18 sampai abad 19 dapat diterangkan dan
didefinisikan anatomi region inguinalis secara tepat dan jelas.
Insidensi hernia inguinalis belum diketahui secara pasti. Menurut Abrahamson
(1997), pada usia anak-anak, ditemukan antara 10-20 per 1000 kelahiran hidup.
Di belahan dunia bagian barat insiden hernia inguinalis pada usia dewasa
bervariasi antara 10% dan 15%. Sedangkan Zimmerson dan Anson cit Schwartz
(1994) melaporkan kejadian hernia adalah 5% dari populasi laki-laki dewasa,
hernia inguinalis terjadi lebih babnyak pada laki-laki dari pada wanita dengan
perbandingan 12:1. Pada laki-laki umur 25-40 tahun insidensinya bervariasi
antara 5-8%, sedangkan pada umur lebih dari 75 tahun mencapai 45%. Tahun
1993 Lichtenstein telah melaporkan lebih dari 700.000 kasus hernia inguinalis
dilakukan operasi di Amerika Serikat.
2.4 Etiologi .
Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania:
W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :
11
a. Kelemahan otot dinding abdomen.
1. Kelemahan jaringan
2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal
3. Trauma
b. Peningkatan tekanan intra abdominal.
1. Obesitas
2. Mengangkat benda berat
3. Mengejan saat Konstipasi
4. Kehamilan
5. Batuk kronik
6. Hipertropi prostate
Adapun factor-faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap insidensi hernia
inguinalis adalah sebagai berikut:
a. Hereditas.
Menurut macready (Cit. Watson, 1948) hernia lebih sering terjadi
pada penderita yang mempunyai orang tua, kakak atau nenek
dengan riwayat hernia inguinalis.
b. Jenis kelamin.
Hernia inguinalis jauh lebih banyak djumpai pada laki-laki disbanding
wanita (9:1). Hernia pada laki-laki 95% adalah jenis inguinalis, sedangkan
pada wanita 45-50%. Perbedaan prevalensi ini di sebabkan karena ukuran
ligamentum rotundum dan prosentase obliterasi dari processus vaginalis testis
lebih kecil dibanding obliterasi kanalis nuck.
c. Umur.
Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun, oleh Macready (Cit.
Watson, 1948) disebutkan 17,5% anak laki-laki dan 9,16% anak perempuan
mempunyai hernia. Tendensi hernia meningkat sesuai dengan meningkatnya
12
aktifitas, sekitar umur 25-50 tahun insidensi menurun dan setelah umur diatas
50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya kondisi fisik.
d. Konstitusi atau keadaan badan.
Banyaknya lemak preperitoneal akan mendesak dinding abdomen dan
menimbulkan lokus minoris atau kelemahan-kelemahan otot serta terjadi
relaksasi dari annulus. Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan
mesenterium akan mengurangi volume rongga abdomen sehingga terjadi
peningkatan tekanan intra abdomen. Kelahiran premature dan berat lahir yang
kecil di anggap sebagai factor yang memiliki resiko besar untuk menyebabkan
hernia. Cacat bawaan, seperti kelainan pelvic atau ekstrosi pada kandung
kemih dapat menyebabkan kerusakan pada saluran inguinal tak langsung. Hal
yang jarang terjadi kelainan bawaan atau cacat kollagen dapat menyebabkan
tumbuhnya hernia inguinal langsung.
2.5 Klasifikasi .
Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu :
1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis
karena menonjol di lateral pambuluh epigastrika inferior. Dikenal
sebagai indirek karena melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak
tonjolan yang berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara congenital atau
akuisita.
2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis
yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area
yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan
melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia. Hernia ini merupakan
jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh factor peninggian
tekanan intra abdomen kronik. Jalannya langsung (direct) ke ventral
melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak
berhubungan dengan pembungkus talimani, umumnya terjadi bilateral,
13
khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir
tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.
Tipe Deskripsi Hubungan
dg vasa
epigastrica
inferior
Dibungkus
oleh fascia
spermatica
interna
Onset biasanya
pada waktu
Hernia
ingunalis
lateralis
Penojolan
melewati cincin
inguinal dan
biasanya
merupakan
kegagalan
penutupan cincin
ingunalis interna
pada waktu
embrio setelah
penurunan testis
Lateral Ya Congenital
Dan bisa pada
waktu dewasa.
Hernia
ingunalis
medialis
Keluarnya
langsung
menembus fascia
dinding abdomen
Medial Tidak Dewasa
Table 2.1 Perbedaan HIL dan HIM.
2.6 Patofisiologi.
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air
besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah
14
otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja
akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal
yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada
sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan
abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil
pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu
selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang
sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam
perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka
berbahaya dan dapat menyebabkan gangren.
15
Gambar 2.6 Patofisiologi hernia inguinalis.
2.7 Manifestasi klinik.
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
16
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram
dan distensi abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien
berdiri atau mendorong.
2.8 Diagnosa.
2.8.1. Anamnesa
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis. Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana
sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal
serangan dan urutan kejadiannya, adanya factor yang memperberat dan
memperingan keluhan, adanya keluhan lain yang perlu ditanyakan dalam
diagnosis. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di
lipat paha yang muncul pa da wak tu be rd i r i , b a tuk , be r s i n , a t au
me ng e j a n , dan men gh i l a ng setelah berbaring. Keluhan nyeri
jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau
para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena nekrosis atau gangren. Pasien
sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat
dihilangkan dengan reposisi manual ke dalam kavitas peritonealis. Tetapi
dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul
lagi.
17
2.8.2. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
- Hernia inguinalis lateralis : muncul benjolan di region
inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong.
- Hernia inguinalis medialis : tonjolan biasanya terjadi
bilateral, berbentuk bulat.
2. Palpasi
- Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan
di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia
inguinalis medialis.
- Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum
(AIM) ditekan lalupasien disuruh mengejan jika terlihat
benjolan di lateral titik yang kita tekanmaka dapat diasumsikan
sebagai nernia inguinalis lateralis.
- Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan
canalis inguinalis)ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika
terlihat benjolan di lateralnya berartihernia inguinalis lateralis
jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
- Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat
diraba padafunikulus spermatikus sebagai gesekan dua
permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan
sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin terabausus,
omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat
direposisipada waktu jari masih berada dalam annulus
eksternus, pasien mulai mengedankalau hernia menyentuh
ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalausamping
jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
18
lipat pahadibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum
pubikum.
Ada tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu Finger test, Zieman test dan
Thumb test. Cara pemeriksaannya sebagai berikut :
Pemeriksaan Finger test :
1. Menggunakan jari ke 2 atau ke 5
2. Dimasukkan lewat skrotum melalui annulus eksternus ke kanal inguinalis
3. Penderita disuruh batuk
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.
Gambar 2.7 Finger test
Pemeriksaan Zieman test :
1. Posisi berbaring,bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita)
2. Hernia akan diperiksa dengan tangan kanan
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
- Jari ke 2 : Hernia inguinalis lateralis
- Jari ke 3 : Hernia inguinalis medialis
- Jari ke 4 : Hernia femoralis
19
Gambar 2.8 Zieman test
Pemeriksaan Thumb test :
1. Annulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
2. Bila keluar benjolan berarti Hernia inguinalis medialis
3. Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia inguinalis lateralis
Gambar 2.9 Thumb test
20
3. Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
4. Auskultasi
Hiperperistaltik didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkaserata).
2.8.3.Pemeriksaan penunjang
a. Herniografi
Dalam teknik ini, 50-80 ml medium kontras iodine positif di
masukkan dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum yang
lembut. Pasien berbaring dengan kepala terangkat dan membentuk sudut
kira- kira 25 derajat. Tempat yang kontras di daerah inguinalis yang diam
atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong terwujudnya
kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik,
medial dan lateral. Pada umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke
seberang pinggir tulang pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal
posterior. Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang menonjol
dari fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari fossa
suprapubik.
b. Ultrasonografi
Teknik ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga femoral.
c. Tomografi komputer
Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi.
2.9 Diagnosa banding.
Diagnose banding hernia inguinalis antara lain :
a. Hernia femoralis
21
Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial
terhadapujung ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia terletak
dibawah dan lateral terhadap ujung medial ligamentum inguinale dan
tuberkulum pubikum.
b. Nods lymp inguinal.
Saat nodes lymp inguinal memungkinkan untuk muncul, mungkin
penyakit ini hamper tidak dapat dibedakan dari hernia femoralis, tapi penyakit ini
biasanya berada di bawah ikatan sendi tulang inguinal.
c. Hidrokel dari saluran nuck
Ini muncul sebagai sebuah pembengkakan yang keras
kista, dan tidak dapat diperkecil di lingkaran superfisial dari seorang
perempuan muda,dan sebuah kista yang menggantikan distal di
sepanjang ikatan sendi tulang. Sebuah testis yang tidak
sepenuhnya diturunkan yang berasal da r i l i ngka ran
eks t e rna l . Sebuah he rn i a b i a sanya muncu l
2.10 Penatalaksanaan.
a. Konservatif
Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga
dapat kambuh lagi.
1. Reposisi
Suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau
mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoneum atau abdomen
secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti. Reposisi
ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara
memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang
sesuai dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu
dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia
melalui pintu tersebut. Reposisi ini kadang dilakukan pada hernia
22
inguinalis irreponibel pada pasien yang takut operasi. Caranya, bagian
hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10 ml
supaya pasien tidur, posisi tidur trendelenberg. Hal ini rnemudahkan
memasukkan isi hernianya. Jika gagal tidak boleh dipaksakan, lebih
baik dilakukan operasi pada hari berikutnya.
2. Celana penyangga
3. Istirahat baring
4. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak
tinja untuk mencegah sembelit.
5. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian
makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat
sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat,
cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
b. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan.
Indikasi diadakan operasi:
1. Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan
umum jelek.
2. Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat
badan lebih dari 6 kilogram. Jalannya operasi menggunakan obat
anastesi lokal berupa procain dengan dosis rnaksimum 200 cc. Jika
digunakan anastesi lokal, digarnbarkan incisi berbentuk belah ketupat
dan diberikan kira-kira 60 ml xylocain 0,5 persen dengan epinefrin.
23
Operasi hernia ada 3 tahap yaitu:
a. Herniotomy adalah suatu tindakan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
Gambar 2.10 Teknik hernoitomi
24
b. Herniorraphy adalah suatu tindakan mengembalikan isi kantong hernia ke
dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit
pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus
ke ligamen inguinal.
c. Hernioplasty
Suatu tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang. metode hernioplastik seperti memperkecil
anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus
internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal
dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut
metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus
abdominis, m.oblikus internus abdominis keligamentum cooper pada
metode Mc Vay.
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan
pemakaian bahan sintesis seperti mersilene,prolene mesh atau marleks
untuk menutup defek.
Gambar 2. 11 Teknik operasi hernioplasty.
25
Hernioplasty ada bermacarn-macam menurut kebutuhannya:
i. Ferguson
Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculus
obliqus externus dan internus abdominis dan muskulus obliqus internus dan
transversus dijahitkan pada ligamenturn inguinale dan meletakkan funiculus
spermaticus di dorsal, kemudian aponeurosis muskulus obliqus externus
dijahit kembali sehingga tidak ada lagi kanalis inguinalis.
ii. Bassini
Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis
dijahitkan pada ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus diletakkan
ventral dari muskulus tadi tetapi dorsal dari aponeurosis muskulus obliqus
eksternus sehingga kanalis inguinalis kedua muskuli tadi memperkuat
dinding belakang dari kanalis inguinalis, sehingga locus minoris resistantiae
hilang.
iii. Halstedt
Di lakukan untuk memperkuat atau menghilangkan locus minonis
resistentiae. Ketiga muskulus, muskulus obliqus eksternus abdominis,
muskulus obliqus internus abdominis, muskulus obliqus transversus
abdominis, funikulus spermatikus diletakkan di sub kutis .
iv. Shouldice
Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis
dengan teknik jahitan kontinyu.
Operasi pada hernia inguinalis medialis
Herniotomy pada hernia inguinalis medialis sama dengan teknik operasi hernia
inguinalis lateralis. Hernioplasty di sini memperkuat daerah medial dan anulus
inguinalis eksternus. Hernioplasty dikerjakan dengan cara Mc. Vay. yaitu menarik
muskulus obliqus abdominis internus dan muskulus transversus abdominis, serta
26
conjoint tendon lalu dijahitkan pada ligamentum cowperi atau pectineum lewat
sebelah dorsal dari ligamentum inguinale.
2.11 Komplikasi.
1. Terjadi perlengketan dengan isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
2. Obstruksi usus.
3. Gangguan perfusi jaringan.
4. Perforasi.
5. Nekrosis isi hernia dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan
serosa.
6. Nyeri hebat ditempat hernia.
2.12 Prognosis.
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong
hernia. Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit
pasca bedah seperti nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia
umumnya dapat diatasi. Dengan memberikan anjuran untuk menghindari
gerakan mengangkat barang-barang berat ataupun ketegangan otot lainnya dapat
mempercepat penyembuhan.
Hernia inguinalis indirek timbul kembali pada 2-3 persen penderita. Hernia
direk timbul kembali sampai 10 persen penderita. Perbaikan hernia yang timbul
kembali diikuti oleh frekuensi pada 10 sampai 20 persen penderita.
27