32
HUBUNGAN ANTARA WAKTU TEMPUH LARI 40 METER DAN DAYA TOLAKAN DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG PADA SISWA SMP NEGERI 5 TANJUNGPANDAN BELITUNG Oleh : Drs. Bambang Sujiono, M.Pd, Drs. Endang Darajat, M.K.M dan D a r m i l i ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui sejauh mana: (1) Apakah terdapat hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter (X 1 ) dengan hasil lompat jauh? (2) Apakah terdapat hubungan yang berarti antara daya tolakan (X 2 ) dengan hasil lompat jauh? (3) Apakah terdapat hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter (X 1 ) dan daya tolakan (X 2 ) dengan hasil lompat jauh?. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Tanjungpandan Belitung pada tanggal 3 Februari 2006 untuk tes daya tolakan dan tanggal 4 Februari 2006 untuk tes kecepatan lari dan lompat jauh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tehnik survey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Tanjungpandan Belitung dengan sampel 25 orang. Tehnik pengambilan sampel dengan cara rondom sampling yaitu dengan cara undian. Koefisien korelasi antara waktu tempuh lari 40 meter dengan hasil lompat jauh adalah ry 1 = 0,434, koefisien antara daya tolakan dengan hasil lompat jauh adalah ry 2 = 0,579 dan koefisien korelasi ganda antara waktu tempuh lari 40 meter dan daya tolakan dengan hasil lompat jauh adalah ry 1-2 2 = 0,633 Uji keberartian koefisien korelasi ganda diperoleh harga F hitung = 7,356 lebih besar dari F tabel = 4,30, koefisien korelasi R y1-2 = 0,633 adalah bearti dan koefisien determinasinya adalah (R y1.2 ) 2 = 0,401 hal ini bearti bahwa 40,10 % prestasi lompat jauh ditentukan oleh waktu tempuh lari 40 meter dan daya tolakan secara bersama-sama. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter (X 1 ) dengan hasil

5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TEMPUH LARI 40 METER DAN DAYA TOLAKAN DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG PADA SISWA SMP NEGERI 5 TANJUNGPANDAN BELITUNG

Oleh :

Drs. Bambang Sujiono, M.Pd, Drs. Endang Darajat, M.K.M dan D a r m i l i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui sejauh mana: (1) Apakah

terdapat hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter (X1) dengan

hasil lompat jauh? (2) Apakah terdapat hubungan yang berarti antara daya

tolakan (X2) dengan hasil lompat jauh? (3) Apakah terdapat hubungan yang

berarti antara waktu tempuh lari 40 meter (X1) dan daya tolakan (X2) dengan

hasil lompat jauh?.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Tanjungpandan Belitung pada

tanggal 3 Februari 2006 untuk tes daya tolakan dan tanggal 4 Februari 2006

untuk tes kecepatan lari dan lompat jauh. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tehnik survey. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Tanjungpandan Belitung dengan

sampel 25 orang. Tehnik pengambilan sampel dengan cara rondom sampling

yaitu dengan cara undian.

Koefisien korelasi antara waktu tempuh lari 40 meter dengan hasil lompat

jauh adalah ry1 = 0,434, koefisien antara daya tolakan dengan hasil lompat jauh

adalah ry2 = 0,579 dan koefisien korelasi ganda antara waktu tempuh lari 40

meter dan daya tolakan dengan hasil lompat jauh adalah ry1-22 = 0,633

Uji keberartian koefisien korelasi ganda diperoleh harga Fhitung = 7,356

lebih besar dari Ftabel = 4,30, koefisien korelasi Ry1-2 = 0,633 adalah bearti dan

koefisien determinasinya adalah (Ry1.2)2 = 0,401 hal ini bearti bahwa 40,10 %

prestasi lompat jauh ditentukan oleh waktu tempuh lari 40 meter dan daya

tolakan secara bersama-sama.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat

hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter (X1) dengan hasil

Page 2: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

lompat jauh. (2) Terdapat hubungan yang berarti antara daya tolakan (X2)

dengan hasil lompat jauh. (3) Terdapat hubungan yang berarti antara waktu

tempuh lari 40 meter (X1) dan daya tolakan (X2) terhadap hasil lompat jauh.

A. Latar Belakang Masalah

Atletik merupakan suatu cabang olahraga tertua dan juga dianggap

sebagai induk dari semua cabang olahraga. Atletik sejak jaman dulu secara tidak

sadar telah dilakukan orang seperti berjalan, berlari, melompat, menombak saat

berburu dalam kehidupan sehari-hari.

Atletik di Indonesia dikenal melalui penjajah Belanda. Pada saat itu yang

mendapat kesempatan untuk melakukan latihan hanya terbatas pada golongan

dan tempat-tempat tertentu saja.

Menurut Tamsir Riyadi, nomor-nomor yang ada dalam atletik meliputi

jalan dan lari, lompat, lempar. Untuk nomor lompat itu sendiri terdiri dari lompat

tinggi, lompat galah, lompat jangkit dan lompat jauh.1

Sejak diadakan Olimpiade kuno tahun 776 SM. Atletik sudah

diperlombakan termasuk lompat jauh. Sejak itu atletik selalu menjadi cabang

utama yang diperlombakan dalam setiap penyelenggaraan pesta olahraga dunia

yaitu Olimpiade (modern) sampai dengan saat ini.

Seiring dengan perkembangan jaman yang didukung oleh perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang kedokteran, memberikan

pengaruh terhadap perkembangan prestasi dibidang atletik dan khususnya.

Lompat jauh memgalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Hal ini

terbukti dengan adanya pemecahan-pemecahan rekor, baik untuk tingkat

Nasional, Asean maupun dunia.

Pada kejuaraan Asia tahun 1995, baru ada putra Indonesia yang mampu

melompat sejauh 7,86 m, yaitu atas nama Agus Reza Irawan. Dengan begitu, di

kawasan Asia Tenggara dan Asia kita masih tertinggal, apalagi dibandingkan

dengan rekor dunia.

1 Tamsir Riyadi, Petunjuk Atletik (Yogyakarta : 1982), h. 4

Page 3: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Untuk meningkatkan prestasi dibidang atletik, Indonesia melakukan

pembinaan secara intensif yang terbukti dengan adanya Pelatnas untuk jangka

panjang. Hal ini didukung pula dengan sering diadakannya perlombaan atletik di

tingkat daerah maupun tingkat nasional, yang dimaksudkan untuk lebih

merangsang atlet-atlet Indonesia berprestasi lebih baik. Selain dari usaha-usaha

tersebut, tentunya masih banyak lagi usaha-usaha yang harus ditempuh untuk

mencapai suatu prestasi maksimal, yaitu dengan terus ditingkatkan pembibitan

dan pembinaan yang lebih baik dan berkesinambungan, serta penelitian ilmiah.

Karena dengan penelitian ilmiah faktor-faktor yang dapat mendukung terhadap

pencapaian prestasi dapat dianalisa secara seksama sehingga mampu

memberikan andil dalam penyusunan program.2

Menurut Jarver unsur-unsur yang dapat menentukan jauhnya lompatan

yaitu kecepatan lari, kekuatan dan kecepatan pada saat take off (memidahkan

kecepatan horizontal ke gerakan bersudut) serta tenaga lompat.3

Menurut U. Jonath, E. Haag dan Krampel bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi lompat jauh adalah:

1.) Keserbabisaan 2.) Bakat 3.) Kondisi tubuh seperti tenaga loncat, perasaan irama, daya reaksi,

kemudahan gerak dan kecekatan; 4.) Penguasaan tehnik, antara lain awalan atau ancang-ancang,

tumpuan/tolakan, melayang/saat di udara, pendaratan.4

Pendapat-pendapat para ahli tersebut tidak harus kita terima begitu saja,

namun perlu kita adakan pengajian lebih lanjut untuk benar-benar mengetahui

secara pasti sumbangan dari unsur-unsur yang telah dikemukakan tadi.

Sehingga dengan begitu akan membantu kita/pelatih dalam penyusunan

program latihan dan pembinaan serta pemilihan bibit-bibit atlet.

2 IAAF, Cara Mengajar Lari (Jakarta PB. PASI, 1981), h. 2 3 Jarver,Jess, Belajar dan Berlatih Atletik, Terjemahan Pioner, (Bandung, : 1982), h. 32 4 U. Jonath, E. Krampel, Atletik I, Diterjemahkan oleh Soeparmo, (Jakarta : PT. Rosda Jayapura, 1987), h. 244

Page 4: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

B. Identifikasi Masalah

Berlandaskan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka,

maka dapat diajukan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara kesegaran jasmani dengan hasil lompat jauh?

2. Adakah hubungan antara satuan pelajaran yang diberikan dengan hasil

lompat jauh?

3. Adakah hubungan antara tinggi badan dengan hasil lompat jauh?

4. Adakah hubungan antara prasarana yang diberikan dengan hasil lompat

jauh?

5. Adakah hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dengan hasil lompat

jauh?

6. Adakah hubungan antara daya tolakan dengan hasil lompat jauh?

7. Manakah yang lebih dominan antara kedua variabel (waktu tempuh lari 40

meter dan daya tolakan) dengan hasil lompat jauh?

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi yang telah dikemukakan agar peneliti tidak terlalu luas,

maka penelitian dibatasi pada : Hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter

dengan hasil lompat jauh, Hubungan antara daya tolakan dengan hasil lompat

jauh, Hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dan daya tolakan dengan

hasil lompat jauh.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dengan hasil

lompat jauh gaya gantung pada siswa SMP Negeri 5 Tanjungpandan?

2. Apakah terdapat hubungan antara daya tolakan dengan hasil lompat jauh

gaya gantung pada siswa SMP Negeri 5 Tanjungpandan?

Page 5: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

3. Apakah terdapat hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dan daya

tolakan dengan hasil lompat jauh gaya gantung pada siswa SMP Negeri 5

Tanjungpandan?

E. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu sumbangan

bagi pelatih/pembina diantaranya adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru penjas dalam mengajar olahraga di

sekolah.

2. Sebagai bahan pertimbangan didalam memilih atlet lompat jauh.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pelatih/pembina dalam menyusun

program latihan yang tepat.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pelatih/pembina dalam

membina/melatih atlet lompat jauh.

F. KERANGKA TEORETIS

1. Hakikat Waktu Tempuh Lari 40 Meter

Kecepatan menurut Harsono yaitu untuk melakukan gerakan-gerakan

yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau

kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.5

Waktu tempuh dalam penelitian ini adalah kecepatan lari yaitu

kemampuan seseorang untuk berlari untuk menempuh jarak 40 meter dengan

waktu yang sesingkat-singkatnya atau secepat-cepatnya.

Kecepatan sangat diperlukan dalam olahraga atletik maupun pada

olahraga lainnya. Lari awalan merupakan gerakan pertama dalam lompat jauh,

yang bertujuan untuk memperoleh kecepatan yang tinggi, yang akan membawa

tubuh ke arah horizontal untuk memperoleh hasil yang optimal. Awalan dalam

lompat jauh dilakukan dengan mengunakan start berdiri. Menurut Cooper awalan

5 Harsono, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching (Jakarta : Depdikbud, 1988), h. 216

Page 6: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

lari harus mencapai jarak yang cukup dan memungkinkan pelari mencapai

persiapan yang tepat untuk tindakan akhir, awalan lari yang jelek/lambat hanya

akan menghasilkan prestasi yang jelek.6

Selama tiga sampai lima langkah terakhir pelompat mempersiapkan diri

untuk mengalihkan awalan/kecepatan horizontal kepada tolakan/kecepatan

vertikal, pada saat itu kecepatan tidak berkurang. Satu langkah sebelum yang

terakhir, kira-kira 10-15 cm dua kali lebih panjang dari langkah sebelumnya dan

yang terakhir. Karena titik berat badan akan terbawa ke bawah. (Jonath)7.

Analisa Faktor-Faktor Dasar Lari

Kecepatan Rata-rata Jarak

Panjang Langkah Frekwensi Langkah

Waktu Untuk Melayang

Jarak Saat Melangkah

Jarak Saat Melayang

Jarak Saat Mendarat

Kec. Saat Lepas

Sudut Saat Lepas

Ketinggian Lepas

Hambatan Udara

Waktu

Di Tanah Di Udara

Waktu Tempuh

Gambar 1 : Faktor-Faktor Dasar Lari

Sumber : Dadang Masnun, Diktat Perkuliahan Biomekanika Teknik Olahraga(Jakarta : FPOK IKIP Jakarta, 1991)

2. Hakikat Daya Tolakan

Tolakan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mempergunakan

kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya untuk

6 Cooper, John M, Track and Field For Coachimg and Athlete (New Jersey : Prentise Hall, 1970), h 321 7 Jonath, Atletik.(Terjemahan PT Rosda Jaya Putra Jakarta, 1986), h. 197

Page 7: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

mengadakan tolakan. Dalam hal ini tolakan dapat dinyatakan sebagai power

atau daya ledak (M. Sajoto)8

Dalam melakukan tolakan tersebut, pelompat harus mengarahkan dari

balok tolakan, untuk mengadakan tolakan ke atas dengan sudut 45º

(Soedarmito).9 Karena secara teori bahwa dengan sudut 45º tersebut akan

didapat jarak lompatan yang paling jauh. Pada sudut 45º ini akan didapat

komponen vertikal sama dengan komponen horizontal, dan akan dihasilkan

waktu maksimal di udara serta kecepatan horizontal maksimal.

Menurut Soedarminto dalam catatan lompatan para pelompat dunia, sudut

tolakan berkisar 43º.10 Sementara orang berpendapat bahwa, karena badannya

dapat mengembangkan kecepatan lebih dari pada mengangkatnya, tidaklah

mungkin orang mengembangkan power yang cukup untuk mencapai sudut 45º.

Pendek kata pelompat harus bertolak dengan kecepatan setinggi-tingginya dan

dengan tolakan setinggi mungkin untuk dapat mencapai lompatan yang terjauh.

Namun syarat utamanya menurut Soedarminto adalah pengembangan daya.

Daya ini dikembangkan dari lari awalan yang cepat dan lompatan ke atas yang

kuat dari balok lompatan.11

3. Hakikat Lompat Jauh Gaya Gantung Lompat jauh merupakan hasil kecepatan awalan dan tolakan kaki pada

papan tolakan. Dalam rangkaian untuk mencapai lompat jauh adalah diawali

dengan lari sprint untuk mencapai ketinggian maksimum yang terakhir dengan

8 M. Sajoto, Peningkatan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga (Semarang : Dohara Prize, 1989), h. 17 9 Soedarminto, Kinesiologi (Jakarta : Dirjen Dikti, 1991), h. 153

10 Ibid, h. 255 11 Ibid, h. 253

Page 8: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

pendaratan yang sempurna dengan berusaha menghindari jatuh duduk pada bak

lompatan.

Aip Syarifudin dan Woeryanto menjelaskan hal-hal/faktor-faktor yang

penting dalam melakukan tolakan dalam bukunya Dasar-Dasar Atletik

menyatakan:

a. Kecepatan horizontal yaitu kecepatan yang ditimbulkan oleh awalan.

b. Kecepatan vertikal yaitu kecepatan yang ditimbulkan dari kekuatan

menolak.12

Rangkaian gerakan pada lompat jauh gaya gantung dapat dibagi dalam

empat tahapan gerakan, yaitu awalan atau ancang-ancang, menolak, melayang

di udara dan mendarat (Jonath dkk).13 Dimana gerakan itu tidak dapat

dipisahkan, karena saling berkaitan antara gerakan yang satu dengan gerakan

yang lain.

12 Aip Syarifudin dan Woeryanto, Atletik (Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Pembinaan Tenaga Pendidikan, 1985) h. 54 13 Op.Cit,h.197

Page 9: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Analisis Faktor-Faktor Dasar Lompat Jauh

L1 L2 L3

Menolak

Kecepatan Take Off

Fisik

Melayang

Ketinggian Take Off

Kecepatan Take Off

Posisi Tubuh Saat Take Off Sudut Take

Off

Mendarat

Posisi Mendarat

Gerakan Mendarat

Jauhnya Lompatan

Gambar 2 : Faktor-Faktor Dasar Lompat Jauh Sumber : Dadang Masnun, Diktat Perkuliahan Biomekanika Tehnik Olahraga

(Jakarta : FPOK IKIP Jakarta, 1991)

Jarak horizontal dalam lompat jauh ditentukan oleh :

a. L1 yaitu menolak (jarak CG ke papan tolakan)

b. L2 yaitu jarak saat melayang di udara

c. L3 yaitu jarak saat mendarat (jarak dari proyektil CG)

Page 10: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Dimana L1,L2 dan L3 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3, Saat Menolak, Melayang dan Mendarat Sumber : James G. Hay, The Biomechanic of Sport Tehniques,

(Prentice Hall Inc, 1973), h. 24

a. Awalan

Awalan dalam lompat jauh merupakan lari dengan percepatan dari start

berdiri. Tujuan awalan pada lompat jauh adalah untuk mendapatkan kecepatan

yang setinggi mungkin sebelum mencapai papan tolakan.

Jarak lompatan yaitu saat tolakan, jarak saat melayang dan jarak saat

mendarat.

Ancang-ancang atau awalan yang dilakukan oleh pelompat harus secepat

mungkin, karena dua pertiga prestasi lompat jauh tergantung pada ancang-

ancang dan sepertiga pada lompat, oleh karena itu berbagai tahap tehnik lompat

jauh sangat dipengaruhi unsur kecepatan sprint dan kondisi (U. Jonath, E. Haag

dan R).14

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan pada awalan lompat jauh

adalah: pelompat tidak memperhitungkan kecepatan pada saat mendekati papan

tolakan, pelompat sering kali melakukan lari dengan kecepatan yang tidak teratur

pada waktu mendekati papan tolakan. 14 Op.Cit,h.200

Page 11: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Untuk mengatasi itu semua, maka harus melakukan latihan lari cepat

dengan kecepatan maksimum dan melakukan latihan mengalihkan langkah pada

tumpuan tampa menurunkan kecepatan.

Menurut Aip Syarifudin cara mengambil awalan bermacam-macam

diantaranya :

i. Mencoba beberapa kali melakukan awalan, sehingga tepat, kemudian baru

diukur.

ii. Beberapa kali lari dengan balok tolakan ke tempat dimana akan memulai

awalan.

iii. Gabungan dari kedua cara tersebut.15

Jarak untuk melakukan awalan tidak dapat ditentukan, hal ini ditentukan

oleh masing-masing atlet sesuai dengan kondisinya. Sedangkan jarak untuk

awalan sekitar 30 meter sampai 40 meter.

Gambar 4. Awalan Dari Star Berdiri Sampai Dengan Persiapan Menolak

Sumber : Gerry A. Carr, Atletik Untuk Sekolah

(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2003), h. 167

15 Op.Cit,h.58

Page 12: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

b. Tolakan

Dalam melakukan tolakan, pelompat menapakkan kaki tolakan yang

hampir lencang dengan tumitnya. Pada saat itu badan agak condong ke

belakang. Telapak kaki untuk menolak bergulir ke depan melalui seluruh

telapaknya. Kaki (tungkai) tolak sedikit dibengkokkan (sampai ± 150º) dan

disusul oleh kaki ayun dan pada waktu itu lengan membuat gerakan yang

berlawanan dengan gerakan kakinya. Dalam tahapan ini sangatlah penting

bahwa badan bagian atas dijaga tegak mengarah ke depan.

Tolakan dimulai dengan melencangkan lutut (meluruskan tungkai) dan

pergelangan kaki tolakan. Paha kaki ayun sekarang hampir horizontal dan

bagian bawahnya bergabung lurus ke bawah. Badan tetap tegak, lengan

menunjang gerak pada saat tolakan (tinggi ke depan, kemudian turun ke

belakang) (Jonath).16

Menurut Soedarminto dalam melakukan gerakan tersebut, pelompat harus

mengarahkan tolakan, untuk mengadakan tolakan ke atas dengan sudut 45º.17

karena secara teori bahwa dengan sudut 45º tersebut akan didapat jarak

lompatan yang paling jauh. Pada sudut 45º ini akan didapat komponen vertikal

sama dengan komponen horizontal dan akan dihasilkan waktu maksimal di

udara serta kecepatan horizontal akan lebih jauh.

Gambar 5. Kaki Tolak dan Gerakan Pada Saat Menolak

16 Op.Cit,h.200

17 Op.Cit,h. 253

Page 13: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Sumber : Drs. Rahmat, Materi Pokok Kapita Selekta

(Jakarta, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994), h 39

c. Saat Melayang di Udara

Menurut Ballesteros bahwa untuk membantu tolakan ke atas lengan harus

diayunkan ke atas dan kaki yang melangkah diayun setinggi mungkin.18 Dimana

kaki tumpu harus ditekuk. Sesudah kaki tumpu meninggalkan balok tolakan, lutut

ditekuk sehingga dapat dibawa ke depan dengan lebih cepat. Kemudian

pelompat menurunkan kaki ayun, kaki ayun sampai bagian atas dan bawahnya

membentuk sudut 90º. Pada waktu itu juga lepas tapak (kaki tolak) ditarik ke

depan di bawah tubuh. Pada waktu yang sama lengan diangkat dan seluruh

badan diluruskan dalam posisi sedikit melengkung. Ini adalah sifat khas gaya

gantung, yang dibentuk untuk meredam gerak rotasi ke depan yang tidak

diinginkan sebagai akibat dari tolakan dan membantu angkatan kaki yang baik

untuk membentuk posisi pendaratan yang efektif.

Gambar 6, Sikap Badan di Udara

Sumber : Gerry A. Carr, Atletik Untuk Sekolah (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2003), h. 151

d. Saat Mendarat

Menurut Jarver pada pertengahan melayang lengan diayunkan ke

belakang atas sebagai persiapan pendaratan19. Kemudian kedua lengan dan

badan bagian atas diayun ke depan. Menurut Thompson pada gerakan

persiapan mendarat ini berlaku pula Hukum Newto III (Hukum aksi reaksi).

18 Ballesteros, Jm, Pedoman Dasar Melatih Atletik, Terjemahan (Jakarta : PB PASI, 1993), p. 82 19 Jess Jarver, Belajar dan Berlatih Atletik,(Bandung,1982), h. 40

Page 14: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Sebagai aksinya adalah pengayunan lengan dan badan ke depan dan sebagai

reaksinya adalah gerakan tungkai kaki ke depan.

Menurut Gunter suatu pendaratan yang baik dipersiapkan dan ditentukan

dalam fase melayang sebelumnya. Keterampilan dan syarat–syarat yang

diperlukan (tenaga/kekuatan otot perut), memungkinkan untuk memegang sikap

tegak selama mungkin. Suatu otot perut yang kekurangan tenaga, selanjutnya

mengakibatkan kaki terlalu cepat menurun dan suatu pendaratan yang terlalu

dini. Jadi kekuatan otot perut sangat diperlukan untuk membawa tungkai jauh ke

depan.

Pendaratan yang baik hendaknya merupakan lanjutan dari pola melayang

pusat gaya berat. Tentunya harus terletak sejauh mungkin, yaitu pada jarak

horizontal terbesar antara tumit dan pusat gaya berat tubuh. Jadi pada saat

sebelum menyentuh pasir, kedua kaki/tungkai diluluskan/dijulur ke depan dan

badan membengkuk ke depan (Jarver). 20Pada saat seperti ini tentu saja

diperlukan kelentukan togok ke depan yang baik untuk melakukan pendaratan

yang baik pula sehingga akan diperoleh hasil lompat yang jauh. Setelah tumit

menyentuh pasir, kedua lutut segera ditekuk dan biarkan badan condong terus

ke depan.

Gambar 7, Urutan Gerakan Lompat Sumber : IAAF, Pedoman Latihan Dasar Atletik

(Jakarta : PB.PASI 1979), h. 53

20 Ibid, h. 42-43

Page 15: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

G. KERANGKA BERPIKIR

Untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh, kecepatan memiliki

hubungan yang erat dengan daya. Dimana semua gerakan tersebut tidak bisa

dipisahkan karena saling keterkaitan antara yang satu dengan yang lain.

Dari uraian di atas, maka dalam lompat jauh tidak cukup mengandalkan

kecepatan saja, karena masih banyak faktor-faktor yang menunjang dalam

menentukan keberhasilan suatu teknik dalam lompat jauh, yaitu daya tolakan.

i. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dengan Hasil Lompat Jauh

Untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh, awalan harus dilakukan

secepat mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh energi kinetik yang

besar, selain itu akan diperoleh kecepatan horizontal yang besar pula. Bila

awalan lari yang dilakukan itu lambat, maka kecepatan horizontal yang diperoleh

akan mengakibatkan pada berkurangnya hasil lompatan. Pertahankan kecepatan

sampai pada saat akan melakukan tolakan untuk melompat. Dengan uraian

tersebut diduga akan ada hubungan yang berarti antara waktu tempuh dengan

hasil lompat jauh.

ii. Hubungan Antara Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh

Setelah awalan dilakukan secepat-cepatnya dan kecepatan itu

dipertahankan sampai pada saat akan melakukan tolakan untuk melompat. Pada

saat melakukan tolakan ini diperlukan daya tolakan yang besar untuk

mendapatkan hasil lompatan yang baik. Daya tolakan (power) disini diperoleh

dari kecepatan lari yang cepat dan tolakan yang kuat dari balok tolakan. Dari

uraian tersebut maka diduga ada hubungan yang berarti antara daya tolakan

dengan hasil lompat jauh.

Page 16: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

ii. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh

Dimana telah diuraikan di atas bahwa kecepatan awalan dan daya tolakan

semua ini saling keterkaitan antara yang satu dengan yang lain.

Hasil akhir dari lompat jauh merupakan gabungan dari semua komponen-

komponen atau teknik-teknik yang terdapat pada lompat jauh. Dengan demikian

diduga bahwa waktu tempuh lari 40 meter dan daya tolakan memberikan

hubungan yang berarti terhadap hasil lompat jauh.

H. PENGAJUAN HIPOTESIS

Berdasarkan kajian pada kerangka teori dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan di atas, maka peneliti mempunyai hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter dengan

hasil lompat jauh gaya gantung.

2. Terdapat hubungan yang berarti antara daya tolakan dengan hasil lompat

jauh gaya gantung.

3. Terdapat hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter dan daya

tolakan dengan hasil lompat jauh gaya gantung.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

berarti antara waktu tempuh lari 40 meter dan daya tolakan dengan prestasi

lompat jauh gaya gantung pada siswa SMP Negeri 5 Tanjungpandan Belitung.

Secara operasional tujuan penelitian ini adalah:

Page 17: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

1. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter

dengan prestasi lompat jauh.

2. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara daya tolakan dengan

prestasi lompat jauh.

3. Untuk mengetahui hubungan yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter

dan daya tolakan dengan prestasi lompat jauh.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus B Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Jakarta.

2. Waktu Penelitian

a. Pada tanggal 3 Februari 2006, Pukul 15.00 sampai selesai

Untuk tes daya tolakan

b. Pada tanggal 4 Februari 2006, pukul 15.00 sampai selesai

Untuk tes kecepatan lari

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan teknik survey. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecepatan lari

dan daya tolakan dan variabel terikatnya adalah prestasi lompat jauh.

Desain yang digunakan:

X 1

X 2

Y

Keterangan:

X1 = Waktu tempuh

Page 18: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

X2 = Daya tolakan

Y = Prestasi lompat jauh

D. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Tanjungpandan

Belitung berjumlah 50 orang.

2. Tehnik Pengambilan Sampel

Adapun tehnik pengambilan sampel dengan cara random sampling, yaitu

dengan cara undian, dengan tahapan tahapan sebagai berikut :

1. Tulis angka satu sampai dengan lima puluh pada secarik kertas (sesuai

dengan banyaknya sampel).

2. Kertas tersebut digulung.

3. Lalu masukkan kertas tersebut dalam kotak dan dikocok.

4. Kemudian masing-masing sampel menarik satu kertas.

5. Sampel yang mendapatkan nomor ganjil merupakan sampel yang akan

dijadikan testee.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah dengan cara melakukan pengukuran

terhadap variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Sebelum diambil

hasil tesnya, maka testee diberikan kesempatan untuk melakukan pemanasan.

Instrument yang digunakan adalah:

A. Tes Waktu Tempuh Lari 40 Meter

1. Tujuan : mengukur kecepatan lari 40 meter seseorang/testee

2. Alat dan perlengkapan tes:

• Stop watch

• Bendera start dan peluit

• Tiang pengamat garis finish

• Alat tulis dan blangko tes

1. Petugas tes

Page 19: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

• Rool call

• Pencatat hasil

• Timer

2. Pelaksanaan tes

• Start dilakukan dengan start berdiri

• Pada saat aba-aba bersedia testee mendekati garis statr dan salah

satu ujung kaki sedekat mungkin dengan garis start.

• Pada aba-aba “YA” testee berlari secepat-cepatnya menempuh jarak

40 meter sampai melewati garis finish.

• Pada saat testee mulai bergerak stop wach dihidupkan dan pada saat

testee melewati garis finish stop watch dimatikan.

• Setiap testee diberi kesempatan melakukan sebanyak dua kali.

3. Penilaian

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testee dari dua kali

kesempatan dan waktu terbaik yang digunakan untuk pengolahan data,

dengan satuan sampai persepuluh detik.

B. Tes Daya Tolakan (Vertikal Jump Test)

1. Tujuan : Mengukur daya tolakan otot tungkai testee.

2. Alat dan perlengkapan tes:

• Papan vertical jump

• Serbuk kapur dan penghapus

• Alat tulis dan blangko tes

3. Pelaksanaam tes

Teste berdiri dibawah papan vertical jump. Testee melakukan persiapan

meloncat dengan dua kaki. Pada waktu melompat jari-jari tangan harus

memegang/menyenyuh papan vertikal jump. Testee diberi dua kali

kesempatan untuk melalukan lompatan.

4. Penilaian

Hasil terbaik selama dua kali melakukan itulah yang dipergunakan untuk

pengolahan data dengan satuan centimeter.

C. Tes Prestasi Lompat Jauh

Page 20: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

1. Tujuan : Mengukur jauhnya lompatan.

2. Alat dan Perlengkapan tes yang digunakan:

• Bak lompatan

• Bendera

• Meteran

• Cangkul

• Alat tulis dan blangko tes

3. Petugas tes

• Pengawas papan tolakan

• Petugas pengukur lompatan

• Petugas perata pasir

• Pencatat hasil

4. Pelaksanaan tes

Testee melakukan persiapan lompatan dengan mengambil awalan 20

meter sampai 30 meter. Lari awalan dilakukan dengan kecepatan penuh,

menolak dengan satu kaki dan mendarat dengan dua kaki. Hasil lompatan

diukur dari papan tolakan sampai titik jatuhnya badan yang terdekat

dengan balok. Masing-masing testee diberi kesempatan melakukan

sebanyak dua kali.

5. Penilaian

Lompatan terjauh dari dua kali melakukan lompatan itulah yang

dipergunakan untuk pengolahan data

F. Tehnik Pengumpulan Data

Identifikasi variabel yang akan dites, yaitu:

a. Variabel bebas : -. Waktu tempuh lari 40 meter

-. Daya tolakan

b. Variabel terikat : Lompat jauh

G. Tehnik Analisis Data

Page 21: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Tehnik analisis data mengunakan tehnik statistik regresi dan korelasi

linear ganda, dilanjutkan dengan mencari kontribusi dari masing-masing

prediktor terhadap veriabel tidak bebas. Langkah-langkahnya adalah:

1. Mencari Persamaan Regresi Sederhana

Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan bentuk hubungan antara variabel

X dengan variabel Y dengan bentuk persaamaan sebagai berikut:

Y = a + bx21

Dimana:

Y = Variabel respon yang diperoleh dari persamaan regresi

a = Konstanta regresi untuk X = 0

b = Koefisien regresi yang menentukan arah regresi terletak

22Koefisien arah a dan b untuk persamaan regresi diatas dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

a = 2

22

2

222

2

)X( -X n.Y)X( )X( -)X( )Y(

∑∑

∑∑∑∑

b = 2

12

1

11

)X( -X n.)Y( )X( -XY.n

∑∑

∑∑∑

2. Mencari Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi antara variabel X dan Y dapat dicari dengan rumus sebagai

berikut:

rxy = { } { })Y( -)Y(n. -)X( -)X(n.

Y)( X)( -)XY.n(2222 ∑∑∑∑

∑∑∑

23

3. Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Sebelum koefisien korelasi diatas dipakai untuk mengambil kesimpulan,

terlebih dahulu diuji mengenai keberartiannya.

21 Sudjana, Metode Statistik (Bandung : Tarsito, 1992), h. 312 22 Ibid, h. 315 23 Ibid, h. 47.

Page 22: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Hipotesis statistik:

• H0 = ρ = 0

• H1 = ρ = > 0

Kriteria pengujian:

• 24Tolak H0, jika thitung > ttabel, dalam hal lain H0 diterima pada ά = 0,05

Untuk keperluan uji ini diperlukan rumus sebagai berikut:

t hitung = 2r -1r

2 -nr

4. Mencari Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap Y dicari dengan jalan

mengalihkan koefisien korelasi yang sudah dikuadratkan dengan 100%.

5. Mencari Persamaan Regresi Linier Ganda

Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan bentuk hubungan antara variabel

X1 dengan X2 terhadap Y.

Langkah ini dilakukan untuk memperkirakan bentuk hubungan antara variabel

X1 dengan X2 terhadap Y.

Ŷ = b0 + b1 X1 + b2 X2

25Dimana:

b0 = Y – b1X1 – b2x2

b1 = 2

212

22

1

22112

2

)XX( -)X( )X(Y)X( )XX( -Y)X( )X(

∑∑∑

∑∑∑∑

b2 = 2

212

22

1

22122

1

)XX( -)X( )X(Y)X( )XX( -Y)X( )X(

∑∑∑

∑∑∑∑

6. Mencari Koefisien Korelasi Ganda

24 Ibid, h. 52. 25 Ibid, h. 69

Page 23: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Koefisien korelasi ganda Ry12 dicari dengan mengunakan rumus sebagai

berikut:26

Ry12 = 2Y(Reg) Jk

Dimana:

Jk(Reg) = b1∑x1y1 + b2∑x2y

7. Uji Keberartian Korelasi Ganda

Hipotesis Statistik:

-. H0 = Ry12 = 0

-. H1 = Ry12 > 0

Kriteria pengujiannya:

Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel, delam hal lain H0 diterima pada α = 0,05 untuk

keperluan ini diperlukan rumus sebagai berikut:27

F hitung = ( ) 1 -k -n / R -1k R

2

2

Dimana:

F = Uji keberartian regresi

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Ftabel dapat dicari dari daftar distribusi F dengan DK sebagai pembilang adalah

k = 2 dan sebagai dk penyebut adalah (n-k-1) atau 37 pada α = 0,05

H. Hipotesis Statistik

26 Ibid, h. 107. 27 Ibid, h. 109

Page 24: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

1. Untuk hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dengan hasil lompat

jauh:

H0 = ρyx1 = 0

H1 = ρyx1 > 0

2. Untuk hubungan antara daya tolakan dengan hasil lompat jauh :

H0 = ρyx2 = 0

H1 = ρyx2 > 0

3. Untuk hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dan daya tolakan

dengan hasil lompat jauh:

H0 = ρx1x2 = 0

H1 = ρx1x2 > 0

HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Teori

Deskripsi teori pada penelitian ini meliputi nilai terendah, nilai tertinggi,

rata-rata, simpangan baku dan variabel. Berikut ini mengenai data-data

lengkapnya:

Table 1. Deskripsi Data Penelitian

Variabel Kecepatan Lari 40 m (X1)

Daya Tolakan (X2)

Prestasi Lompat Jauh

(Y) Nilai tertinggi 7,79 51,00 387,00 Nilai terendah 6,00 26,00 263,00 Rata-rata 7,20 36,60 326,60 Simpangan baku 0,47 6,33 26,03 Varians 0,22 40,08 677,75

1. Data Waktu Tempuh Lari 40 Meter (X1)

Page 25: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Di bawah ini disajikan mengenai distribusi frekuensi dan grafik

histogram data waktu tempuh lari 40 meter (X1)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Waktu Tempuh Lari 40 Meter (X1)

Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

6 – 6,3 2 8

6,4 – 6,7 1 4

6,8 – 7,1 7 28

7,4 – 7,7 14 56

7,8 – 8,1 1 4

Jumlah 25 100

Di bawah ini digambarkan grafik histogram dari data X1

0123456789

101112131415

Frekuensi

Nilai 6,00 6,40 6,80 7,40 7,80 8,10

Page 26: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Gambar 8. Grafik Histogram Data Waktu Tempuh Lari 40 Meter

2. Data Daya Tolakan (X2)

Di bawah ini disajikan mengenai industri frekuensi dan grafik histogram

data daya tolakan (X2)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Daya Tolakan (X2)

Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

26 – 30 3 12

31 – 35 11 44

36 – 40 6 24

41 – 45 2 8

46 – 51 3 12

Jumlah 25 100

Di bawah ini digambarkan grafik histogram dari data X2

Frekuensi

Page 27: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

0123456789

101112131415

Nilai

26 31 36 41 46 51

Gambar 9. Garafik Histogram Data Daya Tolakan

3. Data Prestasi Lompat Jauh (Y)

Di bawah ini disajikan mengenai distribusi frekuensi dan grafik

histogram data prestasi lompat jauh (Y)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Prestasi Lompat Jauh (Y)

Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

263 – 287 2 8

288 – 312 3 12

313 – 337 15 60

338 – 362 4 16

363 – 387 1 4

Jumlah 25 100

Di bawah ini digambarkan grafik histogram dari data Y

Frekuensi

Page 28: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

0123456789

101112131415

Nilai

263 288 313 338 363 387

Gambar 10. Grafik Histogram Data Prestasi Lompat Jauh

B. Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dengan Prestasi Lompat Jauh

Hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter dengan prestasi lompat

jauh dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = 72,23 + 0,49X1 artinya waktu

tempuh lari 40 meter dapat diketahui atau diperkirakan dengan persamaan

regresi tersebut jika variabel waktu tempuh lari 40 meter (X1) diketahui.

Hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter (X1) dengan prestasi

lompat jauh (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry1 = 0,434. Koefisien

korelasi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartiannya,

sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan.

Hasil uji koefisien korelasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. Uji koefisien korelasi X1 terhadap Y

Koefisien Korelasi thitung ttabel

0,434 2,312 2,069

Page 29: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Uji keberartian koefisien korelasi di atas terlihat bahwa thitung = 2.312

lebih besar dari ttabel = 2,069 berarti koefisien korelasi ry = 0,434 adalah

berarti. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan

yang berarti antara waktu tempuh lari 40 meter dengan prestasi lompat jauh

didukung oleh data penelitian.

Koefisien determinasi waktu tempuh lari 40 meter dalam prestasi

lompat jauh (ry1)2 = 0,189 hal ini berarti bahwa 18,90% prestasi lompat jauh

ditentukan oleh waktu tempuh lari 40 meter.

2. Hubungan Antara Daya Tolakan Dengan Prestasi Lompat Jauh

Hubungan antara daya tolakan dengan prestasi lompat jauh

dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ = 199,30 + 0,75 X2 artinya daya tolakan

dapat diketahui atau diperkirakan dengan persamaan regresi tersebut jika

variabel daya tolakan (X2) diketahui.

Hubungan antara daya tolakan (X2) dengan prestasi lompat jauh (Y)

ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry2 = 0,579. Koefisien korelasi tersebut

harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartiannya, sebelum digunakan

untuk mengambil kesimpulan.

Hasil uji koefisien korelasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 6. Uji koefisien korelasi X2 terhadap Y

Koefisien Korelasi thitung Ttabel

0,579 3,402 2,069

Uji keberartian koefisien korelasi di atas terlihat bahwa thitung = 3,402

lebih besar dari ttabel = 2,069. Berarti dengan demikian hipotesis yang

mengatakan terdapat hubungan yang berarti antara daya tolakan dengan

prestasi lompat jauh didukung oleh data penelitian.

Page 30: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Koefisien determinasi daya tolakan dalam prestasi lompat jauh (ry2)2

= 0,335 hal ini berarti bahwa 33,50% prestasi lompat jauh ditentukan oleh

daya tolakan (X2).

3. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter dan Daya Tolakan Secara Bersama-sama Dengan Prestasi Lompat Jauh

Hubungan antara waktu tempuh lari 40 meter (X1) dan daya tolakan

(X2) dengan prestasi lompat jauh (Y) dinyatakan oleh persamaan regresi

Ŷ = 2,47 + 0,31 X1 + 0,63 X2

Sedangkan kekuatan hubungan antara ketiga variabel tersebut

dinyatakan oleh Ry1-22 = 0,633 koefisien tersebut harus diuji terlebih dahulu

mengenai keberartiannya, sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan.

Hasil uji koefisien korelasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Uji koefisien korelasi X1,X2 terhadap Y

Koefisien Korelasi Fhitung Ftabel

0,633 7,356 4,30

Uji keberartian koefisien korelasi di atas terlihat bahwa Fhitung =

7,356 lebih besar dari Ftabel = 4,30. Berarti koefisien korelasi Ry1-2 = 0,633

adalah berarti. Koefisien determinasinya adalah (Ry1.2)2 = 0,401 hal ini berarti

bahwa 40,10 % prestasi lompat jauh ditentukan oleh waktu tempuh lari 40

meter dan daya tolakan secara bersama-sama.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu tempuh lari 40 meter

dengan prestasi lompat jauh.

Page 31: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tolakan dengan prestasi

lompat jauh.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu tempuh lari 40 meter

dengan daya tolakan dengan prestasi lompat jauh.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas peneliti ingin menyampaikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Didalam memilih bibit lompat jauh hendaknya dipilih yang memiliki kecepatan

lari yang baik, daya tolakan yang baik, dan faktor-faktor yang dapat

meningkatkan prestasi atlet.

2. Mengadakan penelitian yang sama dengan jumlah sampel yang lebih besar

dan sampel yang benar-benar sudah terlatih.

3. Mengadakan penelitian yang sama, namun dengan sampel putri

4. Mengadakan sampel yang sama, namun dengan instrument yang berbeda.

Page 32: 5. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 40 Meter Dan Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Smp Negeri 5 Tan Jung Pan Dan Belitung Oleh Drs. Bambang Sujiono, m.pd.,

Lampiran 1

Tabel 8. Daftar Hasil Tes Waktu Tempuh Lari 40 Meter, Daya Tolakan dan

Lompat Jauh

No Tes Lari 40 m Tes Daya Tolakan

Tes Lompat Jauh

1 6,91 35 330 2 7,59 40 361 3 7,28 30 335 4 6,98 51 361 5 7,51 31 290 6 7,20 32 315 7 7,65 37 335 8 6,95 44 321 9 7,60 35 319

10 7,70 32 326 11 7,71 28 335 12 6,00 48 387 13 7,12 40 323 14 6,41 46 263 15 7,40 32 346 16 6,24 34 320 17 7,37 40 358 18 6,91 42 327 19 7,05 40 332 20 7,79 26 305 21 7,31 33 320 22 7,74 40 312 23 6,91 34 329 24 7,20 34 335 25 7,42 31 280

Jumlah 179,95 915 8165

Rata-rata 7,20 36,60 326,60

Simpangan Baku 0,47 6,33 26,03