9
39 LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Menentukan titik lebur zat padat sample Mengidentifikasi zat padat sample Menentukan kemurnian zat padat sample 1.2 Metodologi 1.2.1 Tempat dan Waktu 1.Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di laboratorium Fisika Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II 2.Waktu pengambilan data praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Mei 2015 pukul 13.00-16.00 WIB 1.2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain : Melting point apparatus Pipa kapiler Pembakar bunsen Korek api Kaca arloji Mortir dan stamper Kawat tipis

5. Laporan Melting Point 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum Menentukan titik lebur zat padat sample Mengidentifikasi zat padat sample Menentukan kemurnian zat padat sample

1.2 Metodologi1.2.1 Tempat dan Waktu1. Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di laboratorium Fisika Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II1. Waktu pengambilan data praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Mei 2015 pukul 13.00-16.00 WIB

1.2.2 Alat dan BahanAlat yang digunakan antara lain :LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI43

Melting point apparatus Pipa kapiler Pembakar bunsen Korek api Kaca arloji Mortir dan stamper Kawat tipis

Bahan yang dibutuhkan antara lain : Acidum benzoicum Vanillinum

1.2.3 Prosedur Kerja Siapkan alat dan bahan penentu titik lebur yang digunakan. Haluskan zat padat sample dengan menggunakan mortir dan stamper. Tuangkan sample yang sudah halus, ke kaca arloji. Masukan sejumlah tertentu sample kedalam tabung kapiler kering mampatkan dengan cara mengetuk-ngetuk tabung kapiler sehingga diperoleh kolom sample setinggi 3 mm. Masukkan tabung kapiler ke dalam penganggas melalui tabung kecil di bagian atas alat. Panaskan penanggas dengan laju pemanasan sekitar 10o C per menit dan pada sekitar titik lebur laju pemanasan diatur sekitar 1 C per menit. Catat suhu pada thermometer, pada saat sampel mulai melebur dan suhu pada saat melebur sempurna (fase padat menghilang). Amati melalui kaca pembesar dibagian atas alat Melting Point Apparatus. Tetapkan identifikasi dan kemurnian zat sample.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titik LeburTitik lebur suatu zat padat adalah suhu pada saat dimana fase padatdan fase cair berada dalam keseimbangan pada tekanan luar sama dengan 1 atmosfir. Tepat pada titik lebur,fase padat harus mempunyai tekanan uap yang sama dengan fase cair karena kalau tidak sama maka fase yang mempunyai tekanan uap lebih tinggi akan berubah menjadi bentuk fase lain.Prosedur umum yang paling banyak digunakan farmakope dalam buku acuan lainnya adalah menempatkan sejumlah kecil zat padat dalam tabung kapiler lalu dipanaskan dalam tanggas udara/air. Kemudian suhu dicatat pada saat zat melebur. Dengan demikian,jarak lebur dicatat sebagai jarak antara suhu akhir peleburan yang sempurna. Suhu permulaan dicatat pada saat zat padat mulai melebur pada dinding pipa kapiler dan pada suhu akhir peleburan dicatat pada saat peleburan telah sempurna atau tepat pada saat padat berubah menjadi fase cair. Tabung atau pipa kapiler yang digunakan harus memenuhi persyaratan,demikian pula jumlah zat yang ditentukan harus cukup agar panas yang digunakan cukup melebur secara sempurna.Pemanasan harus merata dan lajunya harus diatur .Laju pemanasan harus diatur sekitar 1o/menit. Ketika titik lebur akan dicapai,thermometer yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan berskala 10oC-360oC. Yang sering digunakan adalah jenis thermometer total yang pembacanya harus diralat untuk kolom raksa yang berada diatas permukaan cairan penganggas. Untuk mengoreksinya diperlukan thermometer pembantu. Pada saat pemanasan,air raksa pada pencadang thermometer mempunyai suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan air raksa yang berada pada tangkai thermometer. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan rapat masa air raksa sepanjang tangkai thermometer, sehingga pembacaannya perlu dikoreksi sebesar :

2.2 Monografia. Acidum Benzoicum (FI.III hal. 49)

Asam Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak lebih dari 100,5 % C7H6O2,dihitung terhadap zat anhidrat.Jarak lebur: 121oC sampai 124oCPemerian: Hablur berbentuk jarum atau sisik,putih; sedikit berbau,biasanya bau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat .Mudah menguap dalam uap air.Kelarutan: Susah larut dalam air ; mudah larut dalam etanol,dalam kloroform dan dalam eter.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.Khasiat: Sampleb. Vanilin (FI. III hal. 632)

Vanilin mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari 103,0 % C8H8O3,dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.Jarak lebur: 81oC sampai 83oCPemerian: Hablur halus berbentuk jarum,putih hingga agak kuning ; rasa dan bau khas. Dipengaruhi cahaya. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.Kelarutan: Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol;,kloroform,eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu; larut dalam gliserin dan dalam air panas.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Data Percobaan

Jarak lebur vanilin 810 830 C(FI IV Halaman 822)VanilinTitik AwalTitik Akhir t

I81,4081,900,50

II81,4081,900,50

III81,7082,600,90

Jarak lebur asam benzoat 121 0- 1230 (FI IV Halaman 48)Asam BenzoatSuhu AwalSuhu Akhir t

I113,30121,107,80

II113,30121,107,80

III113,70121,507,80

3.2 PembahasanDalam peraktikum Penentuan Titik Lebur Zat Padat Sample dengan Menggunakan Melting Point Apparatus dan sample yang digunakan ialah Vanilin dan Asam benzoat. Dari hasil pengamatan maka data yang kami dapatkan adalah sebagai berikut : Vanilin: Sample I mempunyai titik awal: 81.4o ; titik akhir : 81.9o: Sample II mempunyai titik awal : 81.4o ; titik akhir : 81.9o: Sample III mempunyai titik awal : 81.7o ; titik akhir : 82.6o Asam Benzoat: Sample I mempunyai titik awal : 113.3o ; titik akhir : 121.1o: Sample II mempunyai titik awal : 113.3o ; titik akhir : 121.1o: Sample III mempunyai titik awal : 113.7o ; titik akhir : 121.5oSenyawa dikatakan murni, jika mempunyai rentang jarak lebur antara 0.3 0.5o. Vanilin : x t = 0.67oC Asam Benzoat : x t = 7.8oC

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanTitik lebur suatu zat padat adalah suhu pada saat dimana fase padatdan fase cair berada dalam keseimbangan pada tekanan luar sama dengan 1 atmosfir. Tepat pada titik lebur,fase padat harus mempunyai tekanan uap yang sama dengan fase cair karena kalau tidak sama maka fase yang mempunyai tekanan uap lebih tinggi akan berubah menjadi bentuk fase lain. Sample Vanilin yang kita uji merupakan senyawa Vanilin, karena mempunyai jarak lebur antara 81.4C 82.6C yang sesuai dengan FI IV halaman 822 bahwa vanilin mempunyai jarak lebur 81C - 83C. Berdasarkan FI IV halaman 48, Asam Benzoat mempunyai jarak lebur anatara 121C - 123C dan sample yang diuji mempunyai jarak lebur antara 113.3C 121.5C maka dapat dikatakan sample tersebut bukan asam benzoat. Dan kedua sample tersebut dikatakan tidak murni karena mempunyai rentang jarak lebur > 0.3C 0.5C < yaitu untuk Vanilin 0.63C asam benzoat 7.8C

4.2 Saran Pada saat percobaan lakukan semua pengerjaaan dengan hati-hati, lebih teliti dan lebih sabar untuk mengurangi kesalahan pengamatan sehingga akan mempengaruhi terhadap hasil percobaan.