21
Bagaimana cara membuat puisi yang baik dan dapat dihayati maknanya ? sering kali ketika mambuat puisi, beberapa unsur penting dalam membuat puisi diabaikan oleh si pembuat, mungkin termasuk Anda jadinya puisi yang disampaikan kurang memiliki makna. Bagi orang gemar membuat puisi haruslah memahami beberapa unsur penting yakni unsur intriksik pada puisi . Ada 10 unsur intriksik puisi yang sangat penting untuk menunjang keindahan dan kesempurnaan dalam membuat puisi Unsur Intrinsik Puisi 1. Tema adalah : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita. Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang. 2. Rasa : Rasa disebut juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran, gembira dll. 3. Nada adalah : sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan. o Menggurui o Mencaci o Merayu o Merengek o Mengajak o Menyindir o Dsb. 4. Amanat adalah : pesan yang akan disampaikan oleh pengarang. Contoh amanat : Mengharapkan pembaca marah.

59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Bagaimana cara membuat puisi yang baik dan dapat dihayati maknanya ? sering kali ketika mambuat puisi, beberapa unsur penting dalam membuat puisi diabaikan oleh si pembuat, mungkin termasuk Anda jadinya puisi yang disampaikan kurang memiliki makna. Bagi orang gemar membuat puisi haruslah memahami beberapa unsur penting yakni unsur intriksik pada puisi. Ada 10 unsur intriksik puisi yang sangat penting untuk menunjang keindahan dan kesempurnaan dalam membuat puisi

Unsur Intrinsik Puisi

1. Tema adalah : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita.

Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang.

2. Rasa : Rasa disebut juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran, gembira dll.

3. Nada adalah : sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.

o Menggurui

o Mencaci

o Merayu

o Merengek

o Mengajak

o Menyindir

o Dsb.

4. Amanat adalah : pesan yang akan disampaikan oleh pengarang.

Contoh amanat :

Mengharapkan pembaca marah.

Benci

Menyenangi sesuatu

Berontak pada sesuatu.

5. Diksi ialah : pilihan kata yang tepat.

Keberhasilan puisi dicapai dengan mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat.

Page 2: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

6. Imajeri atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita.

Jenis Imajeri :

1. Imajeri pandang

2. Imajeri dengar

3. Imajeri rasa

4. Imajeri kecap

7. Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya.

8. Gaya Bahasa adalah : cara mengungkapkan pikiran melalui kata-kata.

9. Irama atau Ritme adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-melembut tekanannya, mempercepat-melambat temponya.

10. Rima atau unsur bunyi/sajak adalah unsur bunyi untuk menimbulkan kemerduan puisi unsur yang dapat memberikan efek terhadap makna nada dan suasana puisi tersebut.

Semoga dengan memahami 10 unsur intrinsik pada puisi diatas Anda dapat membuat puisi yang lebih bermakna dan lebih bugus lagi dari sebelumnya.

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, kata-katanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.

Page 3: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit dan samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.

Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.

Yang Membedakan Puisi dari Prosa

Slametmulyana (1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan kesatuan puisi adalah kesatuan akustis. Kedua, puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf. Ketiga, di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.

Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi bukan pada bahannya, melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo, 1987).

Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif. Sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987)

Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, sedangkan prosa menyatakan sesuatu secara langsung.

Unsur-unsur Puisi

Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.

Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.

Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.

Page 4: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.

Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.

Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.

Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1)   Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

(2)   Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

(3)   Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

(4)   Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Page 5: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1)   Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

(3)   Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

(4)   Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

(6)   Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Apakah Puisi itu? Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima dan irama, serta diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan serta wujud puisi tersebut. Bahasanya mengandung rima, irama, dan kiasan. Wujud puisi dapat dilihat dari bentuknya yang berlarik membentuk bait, letak tertata, dan tidak mementingkan ejaan. Mengenal puisi dapat juga membedakan wujudnya dengan membandingkan dari prosa. Ada empat unsur yang merupakan hakikat puisi, yaitu: tema, perasaan penyair, nada puisi, serta amanat.

Page 6: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Berdasarkan waktu kemunculannya puisi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern.

Puisi lama lahir sebelum penjajahan Belanda dan masih murni berciri khas Melayu. Puisi lama terdiri dari: mantra, bidal, pantun dan karmina, talibun, seloka, gurindam, dan syair.

Puisi baru adalah puisi yang terpengaruh gaya bahasa Eropa. Penetapan jenis puisi baru berdasarkan jumlah larik yang terdapat dalam setiap bait. Jenis puisi baru dibagi menjadi distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septina, stanza, serta soneta.

Puisi modern adalah puisi yang berkembang di Indonesia setelah masa kemerdekaan. Berdasarkan cara pengungkapannya, puisi modern dapat dibagi menjadi puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik.

Berdasarkan cara pengungkapannya, dikenal adanya puisi kontemporer dan puisi konvensional. Yang tergolong puisi kontemporer yaitu: puisi mantra, puisi mbeling, serta puisi konkret. Selain itu berdasarkan keterbacaan yaitu tingkat kemudahan memaknainya, puisi terdiri dari puisi diafan, puisi prismatis, dan puisi gelap.

Pendekatan dalam Mengapresiasi PuisiPendekatan merupakan seperangkat asumsi dan prinsip yang berhubungan dengan sifat-sifat puisi. Pendekatan dalam mengapresiasi puisi terdiri dari pendekatan terhadap teks puisi serta pendekatan dalam membaca puisi.

a. Pendekatan ParafrasisSesuai hakikatnya, puisi mengunakan kata-kata yang padat. Oleh sebab itu, banyak puisi yang tidak mudah untuk dapat dipahami terutama oleh pembaca pemula. Ada pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan penyair dalam bentuk baru yaitu menyisipkan kata atau kelompok kata dengan tujuan memperjelas makna puisi tersebut. Pendekatan ini bertujuan menguraikan kata yang padat dan menkonkretkan yang bermakna kias.

b. Pendekatan EmotifPendekatan ini berupaya mengajak emosi atau perasaan pembaca, berkaitan dengan keindahan penyajian bentuk atau isi gagasan. Yang ingin diketahui pembaca adalah bagaimana penyair menampilkan keindahan tersebut. Pendekatan ini juga sering diterapkan untuk memahami puisi humor, satire, serta sarkastis.

c. Pendekatan AnalitisCara memahami isi puisi melalui unsur intrinsik pembentuk puisi. Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam karya itu sendiri. Unsur intrinsik puisi terdiri dari tema, amanat, nada, perasaan, tipografi, enjambemen, akulirik, rima, gaya bahasa, dan citraan.

Citraan merupakan suatu gambaran mental atau suatu usaha yang dapat dilihat di dalam pikiran (Laurence, 1973). Citraan tersebut termuat dalam kata-kata yang dipakai penyair. Citraan atau imaji dibagi menjadi:1) Visual imagery2) Auditory imagery

Page 7: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

3) Smell imagery4)Tactile imagery

d. Pendekatan HistorisUnsur ekstrinsik dapat terdiri dari unsur biografi penyair yang turut mempengaruhi puisinya, unsur kesejarahan atau unsur historis yang menggambarkan keadaan zaman pada saat puisi tersebut diciptakan, masyarakat, dan lain-lain.

e. Pendekatan DidaktisPendekatan ini berupaya menemukan nilai-nilai pendidikan yang tertuang dalam puisi. Agar dapat menemukan gagasan tersebut, pembaca dituntut memiliki kemampuan intelektual dan kepekaan.

f. Pendekatan SpsiopsikologisBerupaya memahami kehidupan sosial, budaya, serta kemasyarakatan yang tertuang dalam puisi. Puisi yang dapat dipahami menggunakan pendekatan sosiopsikologis serta pendekatan didaktis adalah puisi naratif.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/1935362-puisi/#ixzz1R8yUovaW 

1. Pengertian

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya

berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat

dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4)

menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta.

Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya,

orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia

adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf,

negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada

umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.

(1)   Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah

dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara

sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain

sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.

(2)   Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair

menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam

puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian

bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.

(3)   Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang

imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden

mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-

baur.

Page 8: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

(4)   Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara

konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan,

dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan

kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama

seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).

(5)   Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah

dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan

menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak,

percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya

merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.

Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun

tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan

bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya.

Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera,

susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

 

2. Unsur-unsur Puisi

Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.

(1)   Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat

puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta

(2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.

(2)   Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang

disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa

ungkapan batin pengarang.

(3)   Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas

tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat

puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai

bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.

(4)   Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi,

yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik

puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah

struktur fisik puisi.

(5)   Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4)

simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi

meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif,

(8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan

Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan

Page 9: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan

rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.Gambar 1. Puisi sebagai struktur

Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan

unsur-unsur puisi sebagai berikut.

 

2.1 Struktur Fisik Puisi

Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.

(1)   Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi

kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu

dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat

menentukan pemaknaan terhadap puisi.

(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena

puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak

hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam

puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey

(dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9

(sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan

semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek,

penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu),

penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis

(penggunaan kapital hingga titik)

(3)   Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman

indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh

(imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan

merasakan seperti apa yang dialami penyair.

(4)   Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan

munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata

kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata

kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,

kehidupan, dll.

(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek

dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif

menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya

akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-

amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,

eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire,

pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

Page 10: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

(6)   Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi

pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope

(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji

C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan

awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan

sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan

tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam

pembacaan puisi.

 

2.2 Struktur Batin Puisi

Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.

(1)   Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan

tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait,

maupun makna keseluruhan.

(2)   Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam

puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan

psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas

sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan

pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu

masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya

bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan,

pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang

sosiologis dan psikologisnya.

(3)   Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan

tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,

bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah

begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah

pembaca, dll.

(4)   Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong

penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan

puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

1. PengertianSecara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Page 11: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

2. Unsur-unsur PuisiBerikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.(4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo

Page 12: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.Gambar 1. Puisi sebagai strukturBerdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.

2.1 Struktur Fisik PuisiAdapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2.2 Struktur Batin PuisiAdapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan

Page 13: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

NSUR-UNSUR PUISI

Secara garis besar, unsur-unsur puisi dibagi menjadi dua macam, yakni struktur fisik dan struktur batin.

Unsur fisik meliputi :

1. Diksi2. Pengimajian

3. Kata konkret

4. Bahasa figuratif/majas

5. Rima/ritma

6. Tata wajah/tipografi

Unsur batin meliputi :

Tema Amanat

Perasaan

Nada dan suasana

Page 14: 59291498 Bagaimana Cara Membuat Puisi Yang Baik Dan Dapat Dihayati Maknanya

Bahasa puisi berbeda dengan bahasa prosa atau karangan pada umumnya. Ada beberapa usur yang terdapat dalam puisi. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut:

  Bunyi

1)   Asonansi/aliterasiAsonansi adalah persamaan bunyi vokal pada setiap akhir kata.Contoh : menemu udara dari lembah utara.Alierasi adalah persamaan konsonan pada setiap akhir kata.Contoh : berkata benar itu ibadah karena lidah punya Allah

2)   Rima awal/akhir adalah persamaan bunyi atau persajakan di awal atau di akhir kata contoh :Rima  awal : memulai, memulasRima akhir : inilah,marilah

3)   Persajakan horizontal/vertikalPersajakan horizontal adalah persamaan bunyi dalam larik satu baris.Persajakan vertikal adalah persamaan bunyi dalam larik atau baris yang berbeda

  Pilihan kata

1)   Pengimajian yaitu pencitraan untuk mengkonkretkan gambaran ide, gagasan dan pkiran melalui pengindraan.

2)   Kata konkret yaitu kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan lukisan keadaan atau  suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca.

  Pembaitan (bait-bait), yaitu menyusun larik-larik dalam bait-bait sesuai dengan makna yang dikandung setiap bait

  Pelarikan (larik-larik) yaitu menyusun kata-kata dalam larik-larik

  Tipografi yaitu bahasa puisi yang ditulis dalam bentuk-bentuk bait atau bentuk-bentuk lain yang unik yang membadakan antara bentuk puisi dengan bentuk karya sastra yang lain.

  Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi, misalnya perasaan haru,sedih,bahagia,bersemangat dan lain-lain.

  Nada, yaitu sikap penyair kepada pembacanya, misalnya menggurui, menasehati,    mengejek, atau menyindir.

  Makna, yaitu maksud keseluruhan puisi yang di bangun oleh kata-kaata, larik-larik dan bait-bait.