32
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KETOASIDOSIS DIABETIKUM disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dosen pengampu : Ns. Wantiah., M.Kep oleh Riezky Dwi Eriawan 082310101011 Ardhini Fitrie Diana 082310101023 Rivanti Zumaro 082310101037 Ditha Ariesya 082310101060 Tutut Handayani 082310101073 M.Faisol Alfady 082310101076

59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

KETOASIDOSIS DIABETIKUM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

dosen pengampu : Ns. Wantiah., M.Kep

oleh

Riezky Dwi Eriawan 082310101011Ardhini Fitrie Diana 082310101023Rivanti Zumaro 082310101037Ditha Ariesya 082310101060Tutut Handayani 082310101073M.Faisol Alfady 082310101076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2011

Page 2: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan taufik dan

hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Asuhan

Keperatan Pada Klien Ketoasidosis Diabetikum” guna memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Medikal bedah di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah

dengan sabar menuntun kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Beliau telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penyusun agar

dapat menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak akan kami terima dengan

baik untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah

ini dapat memberi manfaat.

Jember, Mei 2011

Penyusun

Page 3: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketoasidosis diabetik adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam

jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh

penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan

sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.

Mortalitas terutama berhubungan dengan edema serebri yang terjadi sekitar 57% -

87% dari seluruh kematian akibat KAD.

Peningkatan lipolisis, dengan produksi badan keton (?-hidroksibutirat dan

asetoasetat) akan menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolik. Hiperglikemia

dan asidosis akan menghasilkan diuresis osmotik, dehidrasi, dan kehilangan

elektrolit. Secara klinis, ketoasidosis terbagi ke dalam tiga kriteria, yaitu ringan,

sedang, dan berat, yang dibedakan menurut pH serum.2

Risiko KAD pada IDDM adalah 1 – 10% per pasien per tahun. Risiko

meningkat pada anak dengan kontrol metabolik yang jelek atau sebelumnya pernah

mengalami episode KAD, anak perempuan peripubertal dan remaja, anak dengan

gangguan psikiatri (termasuk gangguan makan), dan kondisi keluarga yang sulit

(termasuk status sosial ekonomi rendah dan masalah asuransi kesehatan).

Pengobatan dengan insulin yang tidak teratur juga dapat memicu terjadinya KAD.

Terdapat lima penanganan prehospital yang penting bagi pasien KAD, yaitu:

penyediaan oksigen dan pemantauan jalan napas, monitoring, pemberian cairan

isotonik intravena dan balance elektrolit, tes glukosa, dan pemeriksaan status mental

(termasuk derajat kesadaran).

Mengingat masih sedikitnya pemahaman mengenai ketoasidosis diabetik dan

prosedur atau konsensus yang terus berkembang dalam penatalaksanaan

ketoasidosis diabetik. Maka, perlu adanya pembahasan mengenai bagaimana metode

tatalaksana dalam menanganai ketoasidosis diabetik.

Page 4: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep ketoasidosis diabetikum?

2. Bagaimana penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum?

3. Bagaimana asuhan keperawatan ketoasidosis diabetikum?

1.3 Tujuan

1. Memahami konsep ketoasidosis diabetikum.

2. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum.

3. Mengetahui asuhan keperawatan ketoasidosis diabetikum.

Page 5: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai

gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut

“akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada

diabetes ketergantungan insulin. Merupakan gangguan metabolisme akut yang terjadi

pada hiperglikemi yang tidak terkontrol. Keadaan ini dapat mengancam kehidupan oleh

karena terjadi dehidrasi berat, gangguan keseimbangan elektrolit, jika tidak terdiagnosis

dan tertangani dengan benar.

Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang

ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi

insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes

melitus yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis

osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai

menyebabkan syok. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes

melitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis

diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan

metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan

metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin.

2.2 Etiologi

Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk pertama

kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya

faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan

pencegahan ketoasidosis berulang. Faktor pencetus yang berperan untuk terjadinya

KAD adalah pankreatitis akut, penggunaan obat golongan steroid, serta menghentikan

atau mengurangi dosis insulin. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin

yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :

1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi.

Page 6: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

2. Keadaan sakit atau infeksi.

3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak

diobati.

Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu akibat

hiperglikemia dan akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor:

a. Infeksi, dimana terjadi peningkatan kecepatan laju metabolisme tubuh

b. Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong

peningkatan proses katabolik .

c. Menolak terapi insulin.

2.3 Tanda dan Gejala

Hiperglikemia pada ketoasidosis diabetic akan menimbulkan poliuria dan

polidipsia (peningkatan rasa haus). Di samping itu, pasien dapat mengalami penglihatan

yang kabur, kelemahan dan sakit kepala. Pasien dengan penurunan volume intravaskuler

yang nyata mungkin akan menderita hipotensi ortostatik ( penurunan tekanan darah

sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat berdiri). Penurunan volume dapat pula

menimbulkan hipotensi yang nyata serta disertai denyut nadi lemah dan cepat.

Ketosis dan asidosis yang merupakan ciri khas diabetes ketoasidosis menimbulkan

gejala gastrointestinal seprti anoreksia, mual, muntah, dan nyeri abdomen. Nyeri begitu

berat sehingga tampaknya terjadi suatu proses intraabdominal yang memerlukan

tindakan pembedahan. Napas pasien mungkin berbau aseton (bau manis seperti buah)

sebagai akibat dari meningkatnya kadar badan keton. Selain itu, hiperventilasi (disertai

pernafasan yang sangat dalam tetapi tidak berat/ sulit) dapat terjadi. Pernafasan

Kussmaul ini menggambarkan upaya tubuh untuk mengurangi asidosis guna melawan

efek dari pembentukan badan keton. perubahan status mental pada ketoasidosis diabetic

bervariasi antara pasien yang satu dengan yang lainnnya. Pasien dapat ter lihat sadar,

mengantuk (letargik) atau koma, hal ini biasanya tergantung pada osmolaritas plasma

(konsentrasi partikel aktif osmotis).

2.4 Patofisiologi

Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan

berkurang pula. Di samping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali.

Page 7: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

Kedua factor ini akan menimbulkan hiperglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan

glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa

bersama-sama air dan elektrolit seperti natrium dan kalium. Diuresis osmotic yang

ditandai oleh urinasi berlebihan (poliuria). Hal ini akan menyebabkan dehidrasi dan

kehilangan elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetic yang berat akan kehilangan rata-

rata 6,5 liter air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida periode

waktu 24 jam.

Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi

asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan

keton oleh hati. pada ketoasidosis diabetic terjadi produksi badan keton yang berlebihan

sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya

keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi dara

badan keton akan menimbulkan asidosis metabolic.

2.5 Komplikasi

Komplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:

a) Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )

Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi cukup dini. Bila

penderita mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya

terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya

tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati diabetik

akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah. Selain

itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.

b) Kebutaan ( Retinopati Diabetik )

Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan sembab pada lensa mata.

Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan kebutaan. Tetapi bila

tidak terlambat dan segera ditangani secara dini dimana kadar glukosa darah

dapat terkontrol, maka penglihatan bisa normal kembali

c) Syaraf ( Neuropati Diabetik )

Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres,

perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati

rasa). Telapak kaki hilang rasa membuat penderita tidak merasa bila kakinya

Page 8: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

terluka, kena bara api atau tersiram air panas. Dengan demikian luka kecil

cepat menjadi besar dan tidak jarang harus berakhir dengan amputasi.

d) Kelainan Jantung.

Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor timbulnya aterosklerosis

pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung

koroner dan mendapat serangan kematian otot jantung akut, maka serangan

tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab kematian

mendadak. Selain itu terganggunya saraf otonom yang tidak berfungsi,

sewaktu istirahat jantung berdebar cepat. Akibatnya timbul rasa sesak,

bengkak, dan lekas lelah.

e) Hipoglikemia.

Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan

kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera.

Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari

rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.

f) Impotensi.

Sangat banyak diabetisi laki-laki yang mengeluhkan tentang impotensi yang

dialami. Hal ini terjadi bila diabetes yang diderita telah menyerang saraf.

Keluhan ini tidak hanya diutarakan oleh penderita lanjut usia, tetapi juga

mereka yang masih berusia 35 – 40 tahun. Pada tingkat yang lebih lanjut,

jumlah sperma yang ada akan menjadi sedikit atau bahkan hampir tidak ada

sama sekali. Ini terjadi karena sperma masuk ke dalam kandung seni

(ejaculation retrograde). Penderita yang mengalami komplikasi ini,

dimungkinkan mengalami kemandulan. Sangat tidak dibenarkan, bila untuk

mengatasi keluhan ini penderita menggunakan obat-obatan yang

mengandung hormon dengan tujuan meningkatkan kemampuan seksualnya.

Karena obat-obatan hormon tersebut akan menekan produksi hormon tubuh

yang sebenarnya kondisinya masih baik. Bila hal ini tidak diperhatikan maka

sel produksi hormon akan menjadi rusak. Bagi diabetes wanita, keluhan

seksual tidak banyak dikeluhkan. Walau demikian diabetes millitus

mempunyai pengaruh jelek pada proses kehamilan. Pengaruh tersebut

diantaranya adalah mudah mengalami keguguran yang bahkan bisa terjadi

Page 9: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

sampai 3-4 kali berturut-turut, berat bayi saat lahir bisa mencapai 4 kg atau

lebih, air ketuban yang berlebihan, bayi lahir mati atau cacat dan lainnya.

g) Hipertensi.

Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal

penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan

darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-

kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis

syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan darah.

2.6 Hasil Laboratorium

Kadar glukosa darah dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dL (16,6 hingga

44,4 mmol/L). Sebagian pasien mungkin memperlihatkan kadar glukosa darah yang

lebih rendah, dan sebagian lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl

(55,5 mmol/L) atau lebih yang biasanya bergantung pada derajat dehidrasi.Sebagian

pasien dapat mengalami asidosis berat disertai kadar glukosa darah yang berkisar dari

100 hingga 200 mg/dL (5,5 hingga 11,1 mmol/L), sementara sebagiannya mungkin

tidak memperlihatkan ketoasidosis diabetic sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai

400 hingga 500 mg/dl (22,2 hingga 27,7 mmol/L).

Bukti adanya ketoasidosis dicerminkan oleh kadar bikarbonat serum yang rendah (0

hingga 15 mEq/L) dan pH yang rendah (6,8 hingga 7,3). Tingkat pCO2 yang rendah (10

hingga 30 mmHg) mencerminkan kompensasi respiratorik (pernafasan Kussmaul)

terhadap asidosis metabolic. Akululasi badan keton yang mencetuskan asidosis

dicerminkan oleh hasil pengukuran keton dalam darah dan urin.

Kadar natrium dan kalium dapat rendah, normal atau tinggi sesuai jumlah cairan

yang hilang (dehidrasi). sekalipun terdapat pemekatan plasma harus diingat adanya

deplesi total elektrolit tersebut dan elektrolit lainnya yang tampak nyata dari tubuh.

Akhirnya, elektrolit yang mengalami penurunan ini harus diganti.

Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN), hemoglobin, dan hematokrit juga

dapat terjadi pada dehidrasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin

dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami

insufisiensi renal.

Page 10: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

2. 7 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari KAD adalah :

1. Hiperglikemia

2. Hiperglikemi pada ketoasidosis diabetik akan menimbulkan:

a. Poliuri dan polidipsi (peningktan rasa haus)

b. Penglihatan yang kabur

c. Kelemahan

d. Sakit kepala

3. Pasien dengan penurunan volume intravaskuler yang nyata mungkin akan

menderita hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20

mmHg atau lebih pada saat berdiri).

4. Penurunan volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai denyut nadi

lemah dan cepat.

5. Anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen.

6. Pernapasan Kussmaul ini menggambarkan upaya tubuh untuk mengurangi

asidosis guna melawan efek dari pembentukan badan keton.

7. Mengantuk (letargi) atau koma.

8. Glukosuria berat.

9. Asidosis metabolik.

10. Diuresis osmotik, dengan hasil akhir dehidrasi dan penurunan elektrolit.

11. Hipotensi dan syok.

12. Koma atau penurunan kesadaran.

2.8 Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium

a. Glukosa

Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian

pasien mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan

sebagian lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000 mg/dl

atau lebih yang biasanya bergantung pada derajat dehidrasi. Harus

disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu berhubungan dengan

kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat mengalami asidosis berat

Page 11: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100 – 200 mg/dl, sementara

sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis diabetikum

sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai 400-500 mg/dl.

b. Natrium.

Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler.

Untuk setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat

natrium serum diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa

turun, tingkat natrium serum meningkat dengan jumlah yang sesuai.

c. Kalium.

Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan

perawatan. EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di

tingkat potasium.

d. Bikarbonat

Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang

rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg)

mencerminkan kompensasi respiratorik (pernapasan kussmaul) terhadap

asidosisi metabolik. Akumulasi badan keton (yang mencetuskan

asidosis) dicerminkan oleh hasil pengukuran keton dalam darah dan urin.

Gunakan tingkat ini dalam hubungannya dengan kesenjangan anion

untuk menilai derajat asidosis.

e. Sel darah lengkap (CBC).

Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L) atau ditandai

pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.

f. Gas darah arteri (ABG).

pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH

measurements. Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada

tingkat gas darah vena pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari

pH 0,03 pada ABG. Karena perbedaan ini relatif dapat diandalkan dan

bukan dari signifikansi klinis, hampir tidak ada alasan untuk melakukan

lebih menyakitkan ABG. Akhir CO2 pasang surut telah dilaporkan

sebagai cara untuk menilai asidosis juga.

Page 12: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

g. Keton

Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu,

ketonuria dapat berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang

mendasarinya.

2) Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:

a. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl).

Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar

glukosa meningkat dibawah kondisi stress.

b. Gula darah puasa normal atau diatas normal.

c. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.

d. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.

e. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan

ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada

terjadinya aterosklerosis.

2.6 Penatalaksanaan

Penanganan KAD (ketoasidosis diabetikum) memerlukan pemberian tiga agen berikut:

a) Cairan.

Pasien penderita KAD biasanya mengalami depresi cairan yang hebat. NaCl 0,9

% diberikan 500-1000 ml/jam selama 2-3 jam. Pemberian cairan normal salin

hipotonik (0,45 %) dapat digunakan pada pasien-pasien yang menderita

hipertensi atau hipernatremia atau yang beresiko mengalami gagal jantung

kongestif. Infus dengan kecepatan sedang hingga tinggi (200-500 ml/jam) dapat

dilanjutkan untuk beberapa jam selanjutnya.

b) Insulin.

Insulin intravena paling umum dipergunakan. Insulin intramuskular adalah

alterantif bila pompa infusi tidak tersedia atau bila akses vena mengalami

kesulitan, misalnya pada anak anak kecil. Asidosis yang terjadi dapat diatasi

melalui pemberian insulin yang akn menghambat pemecahan lemak sehingga

menghentikan pembentukan senyawa-senyawa yang bersifat asam. Insulin

Page 13: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

diberikan melalui infus dengan kecaptan lambat tapi kontinu ( misal 5 unti

/jam). Kadar glukosa harus diukur tiap jam. Dektrosa ditambahkan kedalam

cairan infus bila kadar glukosa darah mencpai 250 – 300 mg/dl untuk

menghindari penurunan kadar glukosa darah yang terlalu cepat.

c) Potassium.

Meskipun ada kadar potassium serum normal, namun semua pasien penderita

KAD mengalami depresi kalium tubuh yang mungkin terjadi secara hebat.

2.8 Prognosis

Prognosis dari ketoasidosis diabetik biasanya buruk, tetapi sebenarnya kematian

pada pasien ini bukan disebabkan oleh sindom hiperosmolarnya sendiri tetapi oleh

penyakit yang mendasar atau menyertainya. Angka kematian masih berkisar 30-50%. Di

negara maju dapat dikatakan penyebab utama kematian adalah infeksi, usia lanjut dan

osmolaritas darah yang sangat tinggi. Di negara maju angka kematian dapat ditekan

menjadi sekitar 12%.

Ketoasidosis diabetik sebesar 14% dari seluruh rumah sakit penerimaan pasien

dengan diabetes dan 16% dari seluruh kematian yang berkaitan dengan diabetes. Angka

kematian keseluruhan adalah 2% atau kurang saat ini. Pada anak-anak muda dari 10

tahun, ketoasidosis diabetikum menyebabkan 70% kematian terkait diabetes.

Page 14: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan Disertai Data Subjektif Dan Objektif

(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)

1. Aktivitas / Istrahat

Gejala :

a. Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan

b. Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur

Tanda :

a. Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas

b. Letargi/disorientasi, koma

c. Penurunan kekuatan otot

2. Sirkulasi

Gejala :

a. Adanya riwayat hipertensi, IM akut

b. Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas

c. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama

d. Takikardia

Tanda :

a. Perubahan tekanan darah postural, hipertensi

b. Nadi yang menurun/tidak ada

c. Disritmia

d. Krekels, Distensi vena jugularis

e. Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung

3. Integritas/ Ego

Gejala :

a. Stress, tergantung pada orang lain

b. Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi

Tanda :

a. Ansietas, peka rangsang

Page 15: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

4. Eliminasi

Gejala :

a. Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia

b. Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang

c. Nyeri tekan abdomen, Diare

Tanda :

a. Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria,

jika terjadi hipovolemia berat)

b. Urin berkabut, bau busuk (infeksi)

c. Abdomen keras, adanya asites

d. Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)

5. Nutrisi/Cairan

Gejala :

a. Hilang nafsu makan

b. Mual/muntah

c. Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan glukosa/karbohidrat

d. Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu

e. Haus, penggunaan diuretik (Thiazid)

Tanda :

a. Kulit kering/bersisik, turgor jelek

b. Kekakuan/distensi abdomen, muntah

c. Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula

darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)

6. Neurosensori

Gejala :

a. Pusing/pening, sakit kepala

b. Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia

c. Gangguan penglihatan

Tanda :

a. Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).

b. Gangguan

c. memori (baru, masa lalu), kacau mental

Page 16: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

d. Refleks tendon dalam menurun (koma)

e. Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)

7. Nyeri/kenyamanan

Gejala :

a. Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)

Tanda :

a. Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati

8. Pernapasan

Gejala :

a. Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung

adanya infeksi/tidak)

Tanda :

a. Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen

b. Frekuensi pernapasan meningkat

9. Keamanan

Gejala :

a. Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda :

a. Demam, diaforesis

b. Kulit rusak, lesi/ulserasi

c. Menurunnya kekuatan umum/rentang erak

d. Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium

menurun dengan cukup tajam)

10.Seksualitas

Gejala :

a. Rabas vagina (cenderung infeksi)

b. Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita

11.Penyuluhan/pembelajaran

Gejala :

a. Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.

b. Penyembuhan yang

c. Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan

Page 17: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

d. Fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).

e. Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan

f. Rencana pemulangan : Mungkin memrlukan bantuan dalam

g. pengatuan diet,

h. Pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah

2. Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat

hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake

akibat mual, kacau mental

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan

insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme

3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar

glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi

4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual berhubungan dengan

ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit

5. Kelelalahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,

insufisiensi insulin, peningkatan kebutuha nenergi :status hipermetabolik/infeksi

6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang,ketergantungan

pada orang lain

7. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengoobatan

berhubungan dengan kesalahan menginterpretasi informasi, tidak mengenal

sumber informasi

3. Intervensi Keperawatan

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia,

pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual

Batasan karakteristik :

a. Peningkatan urin output

b. Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba

c. Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit jelek

d. Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill

Page 18: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

Kriteria Hasil :

a. TTV dalam batas normal

b. Pulse perifer dapat teraba

c. Turgor kulit dan capillary refill baik

d. Keseimbangan urin output

e. Kadar elektrolit normal

Intervensi

a. Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan

b. Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatic

c. Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton

d. Observasi kulaitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis

e. Observasi ouput dan kualitas urin.

f. Timbang BB

g. Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan

h. Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional

i. Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi

lambung

j. Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB,

nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler

Kolaborasi:

a. Pemberian NS dengan atau tanpa dextrose

b. Albumin, plasma, dextran

c. Pertahankan kateter terpasang

d. Pantau pemeriksaan lab :

Hematokri

BUN/Kreatinin

Osmolalitas darah

Natrium

Kalium

e. Berikan Kalium sesuai indikasif. Berikan bikarbonat jika pH <7,0g. Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi

Page 19: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan

insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme

Batasan karakteristik :

a. Klien melaporkan masukan butrisi tidak adekuat, kurang nafsu makan

b. Penurnan berat badan, kelemahan, tonus otot buruk

c. Diare

Kriteria hasil :

a. Klien mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat

b. Menunjukkan tingkat energi biasanya

c. Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan sesuai rentang normal

Intervensi

a. Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi

b. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan

yang dihabiskan

c. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual,

muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasi

d. Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian

yang lebih padat yang dapat ditoleransi

e. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi

f. Observasi tanda hipoglikemia

g. Kolaborasi :

Pemeriksaan GDA dengan finger stick

Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3

Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi

Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin norma

Page 20: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai

gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut

“akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada

diabetes ketergantungan insulin. Merupakan gangguan metabolisme akut yang terjadi

pada hiperglikemi yang tidak terkontrol. Keadaan ini dapat mengancam kehidupan oleh

karena terjadi dehidrasi berat, gangguan keseimbangan elektrolit, jika tidak terdiagnosis

dan tertangani dengan benar.

Hiperglikemia pada ketoasidosis diabetic akan menimbulkan poliuria dan

polidipsia (peningkatan rasa haus). Di samping itu, pasien dapat mengalami penglihatan

yang kabur, kelemahan dan sakit kepala

Prognosis dari ketoasidosis diabetik biasanya buruk, tetapi sebenarnya kematian

pada pasien ini bukan disebabkan oleh sindom hiperosmolarnya sendiri tetapi oleh

penyakit yang mendasar atau menyertainya. Angka kematian masih berkisar 30-50%. Di

negara maju dapat dikatakan penyebab utama kematian adalah infeksi, usia lanjut dan

osmolaritas darah yang sangat tinggi. Di negara maju angka kematian dapat ditekan

menjadi sekitar 12%

4.2 Saran

Adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi khususnya

bagi mahasiswa keperawatan, serta dapat memberikan masukan bagi tenaga medis

khususnya kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Page 21: 59449576 Askep Diabetik Ketoasidosis Amrie

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8,

EGC, Jakarta

Doengoes, E. Marilyn (1989), Nursing Care Plans, Second Edition, FA Davis,

Philadelphia

Price, Sylvia (1990), Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit , EGC, Jakarta

Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun

kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.

Brunner, Suddarth.(2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2 ,

EGC, Jakarta