18
Pekerjaan Lapangan 1 1. Proses dan Tujuan Pekerjaan lapangan 1.1. Proses Pekerjaan Lapangan Pekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan- tujuan yang telah diterapkan: dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Istilah “proses yang sitematis” istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesonal dalam melakukan audit. Istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratn professional dalam melakukan audit, serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit. “Persyaratan professional” berarti kebebasan penuh dari segala bias yang akan mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias dicapai melalui independensi dan objektivitas. Objektifitas nyata muncul dari perilaku mental yang tidak memihak, dicapai tanpa memedulikan perasaan, prasangka, opini, dan kepentingan, serta tekanan dari pihak-pihak eksternal. 1

5a. Pekerjaan Lapangan 1.docx

  • Upload
    astri

  • View
    779

  • Download
    149

Embed Size (px)

Citation preview

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Pekerjaan Lapangan 1

1. Proses dan Tujuan Pekerjaan lapangan1.1. Proses Pekerjaan LapanganPekerjaan Lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya, dan (1) melihat apakah operasi tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah diterapkan: dan (2) menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.

Istilah proses yang sitematis istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesonal dalam melakukan audit. Istilah tersebut juga memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratn professional dalam melakukan audit, serta menerapkan penelaahan yang tepat saat mengumpulkan, menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit.

Persyaratan professional berarti kebebasan penuh dari segala bias yang akan mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias dicapai melalui independensi dan objektivitas. Objektifitas nyata muncul dari perilaku mental yang tidak memihak, dicapai tanpa memedulikan perasaan, prasangka, opini, dan kepentingan, serta tekanan dari pihak-pihak eksternal.

Semua bahan bukti harus dianggap meragukan hingga keraguan tersebut bisa dihilangkan melalui verifikasi yang tidak bias. Jadi, pikiran seperti ini tidak menerima bukti sesuai apa yang kelihatan dipermukaan ; tetapi mencari hal-hal yang ada di balik asersi dan angka-angka guna menemukan kebenaran.

Auditor internal menguji semua sersi dengan ketidakpastian dengan pikiran tidak begitu saja percaya dan senantiasa mempertanyakan. Untuk memberikan opini professional, auditor internal harus mengumpulkan bahan bukti yang objektif.

Ketidakpastian ini, juga skeptitisme ini adalah penting, tapi harus digunakan secara bijak. Jika auditor terus ragu padahal auditor lain yang wajar dan berhati-hati bisa yakin dengan bahan bukti yang dikumpulkan, maka skeptitisme tidak lagi produktif karena sama sekali tidak mau menerima bukti sehingga bisa menghasilkan hal yang tidak bermanfaat.

1.2. Tujuan Pekerjaan LapanganTujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sehingga tujuan audit yang ingin dicapai. Pekerjaan lapangan merupakan pengumpulan bahan bukti untuk pengukuran dan evaluasi. Mereka harus memahami bahwa mereka : Tidak dapat memberikan keyakinan dengan mengaudit operasi secara sempit. Tidak dapat mengamati sebuah proses dan seenaknya memutuskan apakah proses tersebut baik atau buruk. Harus memandang operasi tersebut dalam bentuk unit-unit pengukuran dan standar.

Unit-unit pengukuran diturunkan dari kuantifikasi elemen-elemen terpisah yang diterapkan pada operasi tersebut jumlah dolar, hari, derajat, orang-orang, dokumen-dokumen, mesin-mesin atau elemen-elemen lainnya yang dapat dikuantifikasikan dari kualitas yang telah ditetapkan untuk mengukur operasi secara objektif.Standar-standar operasi adalah mutu kerja yang dapat diterima yang merupakan kerangka acuan yang dibandingkan dengan elemen-elemen operasi yang diukur untuk menilai tingkat kesuksesan atau kegagalan.

1.3. Pembuatan Strategi untuk Melakukan Pekerjaan LapanganBagian-bagian dari rencana strategis akan mencakup :1. Kebutuhan pegawai2. Kebutuhan sumber daya dari laur3. Pengorganisasian staf audit4. Wewenang dan tanggung jawab5. Struktur pekerjaan lapangan6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan7. Metode pekerjaan lapangan8. Metode pendokumentasian 9. Penyiapan laporan10. Rencana kontinjensi

Kebutuhan pegawai. Penting untuk merencanakan jumlah dan kualifikasi staf yang akan melakukan audit. Hal ini mencakup pengidentifikasian keahlian, pengalaman, dan disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk melakukan audit dengan layak.

Kebutuhan sumber daya dari luar. Di dapat dari sumber dari luar perusahaan. Termasuk didalamnya adalah keahlian di bidang produksi, ekonomi, kesehatan, pekerjaan social, psikologi, pendidikan, dan analisis operasi, juga kebutuhan sumber dari luar dan kemitraan.

Pengorganisasian Staf audit. Sebuah rencana organisasi harus diidentifikasi sebagai rencana berbentuk ramping (dengan lapisan supervisi yang terbatas) atau gemuk (banyak lapisan supervisi ) tergantung pada kompleksitas kerja dan rentang kontrol yang dibutuhkan. Rencana tersebut harus mengidentifikasi bagian mana dari organisasi audit yang akan melakukan jenis audit yang berbeda, seperti audit keuangan, efisiensi, efektifitas, keamanan asset dan ketaatan serta rencana struktur audit.

Wewenang dan tanggung jawab. Berkaitan erat dengan again sebelumnya dan mengidentifikasi berbagai aspek tanggung jawab seperti manajemen personalia, fungsi-fungsi teknis, aspek administrasi dan hal-hal yang berhubungan dengan fiscal.

Struktur pekerjaan lapangan. Aktifitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa terdapat susunan alur kerja. Jadi, staf yang ditugaskan pada aktivitas tertentu tidak harus menunggu auditor lainnya menyelesaikan aktivitasnya. Aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi dalam sebuah diagram dengan simbol-simbol yang berhubungan untuk menunjukkan tahapan.

Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. Proses membuat struktur pekerjaan lapangan munculkan waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan. Estimasi waktu harus mencakup kebutuhan waktu untuk aspek administratif seperti pengubung antarkelompok dan dalam kelompok, kebutuhan waktu untuk kepentingan non operasi dan pendokumentasian serta penulisan draf laporan audit berisi hasil-hasil pekerjaan lapangan.

Metode pekerjaan lapangan. Ada enam metode yang biasa digunakan dalam pekerjaan lapangan Observasi Konfirmasi Verifikasi Investigasi Analisis Evaluasi

Beberapa pekerjaan lapangan mungkin membutuhkan lebih dari satu metode dan perencanaannya harus melibatkan beberapa metode.

Metode pendokumentasian. Meskipun selalu dibutuhkan kecermatan dalam proses pendokumentasian, jika terdapat kemungkinan litigasi atau tindakan hokum, bahan bukti tersebut dalam bentuk yang secara hukum bisa digunakan dan ditangani oleh metode yang dapat diterima secara hukum.

Penyiapan Laporan. Survei pendahuluan sering kali akan mebgidentifikasi hal-hal penting yang akan menjadi arah audit. Survei juga akan memberikan beberapa indikasi mengenai hal-hal yang akan ditemukan. Struktur mikro laporan, atau metode penyajian setiap temuan audit, harus direncanakan. Tidak semua temuan akan menjadi bagian dari teman yang lengkap.

Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan pembaca dan pengguna.Rencana kontinjensi. Rencana harus menyediakan kontinjei. Kontinjei harus diantisipasi dan kerangka harus disiapkan untuk situasi-situasi seperti : Kekurangan staf (karena sakit, ditarik dari penugasan, pindah dan lain-lain) Tidak ada bahan-bahan yang bisa di audit Indikasi bahwa kondisi proyek tidak material Indikasi mendadak tentang adanya kecurangan atau kejahatan Halangan yang material dari klien (kurang berminat, menolak kerja sama, menahan bahan bukti) Kerusakan computer atau masalah perangkat lunak Campur tangan manajemen puncak (dalam hal lingkup audit, akses ke materi atau ke karyawan atau metode audit) Penarikan sumber daya audit Kemajuan pekerjaan yang mungkin akan melebihi anggaran1.4. Tim Anggaran dengan Pengarahan MandiriTerdapat resolusi mengenai tujuan-tujuan dasar organisasi, independensi, pekerjaan audit yang tidak bagus dan pengambilan keputusan yang tidak memadai.

Kenaikan gaji untuk jenjang karir audit yang normal tidak berlaku disini. Kenaikan gaji hanya diberikan untuk kinerja audit khusus yang dilakukan seperti fungsi audit biasa berupa pembuatan program, pelaporan, penjadwalan jenis pemeriksaan audit, dan kepemimpinan.

Beberapa masalah yang dihadapi sehubungan dengan adanya inovasi ini adalah: Kurangnya umpan balik positif dari manajer Kurangnya umpan balik korektif dari manajer Sulit mencapai konsensus/resolusi konflik Tidak ada titik focus pertanggungjawaban Adanya kesulitan dalam kebijakan perekrutan, pemberhentian, dan promosi Keengganan mencari pedoman Definisi kewenangan yang tidak jelas Tidak ada penghubung eksternal yang resmi Tidak ada jalur yang jelas untuk kebutuhan pelatihan Tidak ada jenjang karir yang jelas Tidak ada system jaminan mutu yang jelas.

Terlepas dari kekurangan-kekurangan ini, organisasi terus menggunakan konsep tersebut, khususa bila tim berukuran cukup besar (sekitar 8 anggota). Pembimbing (yang membimbing lebih dari satu tim) diberi banyak tanggung jawab administrative. Karena lebih besarnya produktivitas dan efektivitas yang dimiliki tim maka tim audit seperti ini dianggap sebagai operasional baru yang potensial.

Audit Berhenti-Kemudian-LanjutTeknik audit berhenti-kemudian-lanjut membantu menghilangkan audit dengan pengembalian yang rendah yang melewati proses penyaringan awal. Konsep dasar di balik pendekatan berhenti-kemudian-lanjut adalah untuk memberdayakan auditor lapangan untuk menghentikan audit selama survei pendahuluan, atau pada waktu-waktu lainnya, jika tidak ada indikasi adanya risiko-risiko yang sustansial atau tidak ada temuan-temuan penyimpangan potensial.

Misalnya, jika seorang auditor dengan 1.800 jam yang tersedia setiap tahun diminta melakukan 10 Audit, setiap audit berlangsung 180 jam, maka ia hanya akan melakukan 10 audit berdasarkan pendekatan audit tradisional yang menyatakan bahwa dibutuhkan 180 jam untuk setiap audit. Namun jika teknik audit berhenti-kemudian-lanjut diterapkan, auditor mungkin rata-rata hanya menggunakan 40 jamuntuk 3 atau 4 audit jika aktivitas-aktivitas usaha yang ditelaah tidak menunjukkan risiko tinggi atau tidak ada temuan penyimpangan yang potensial, sehingga masih tersedia 360 hingga 480 jam audit per tahun. Hasil penerapan audit berhenti-kemudian-lanjut adalah peningkatan efisiensi audit dan bisa melakukan 13 atau 14 audit setiap tahun dan bukan 10 seperti yang direncanakan semula.

Memaksa tujuan ativitas audit untuk memuaskan sumber dayanya pada hal-hal berisiko tinggi dan aktivitas-aktivitas dari perusahaan Memungkinakan fleksibilitas auditor untuk berhenti-kemudian-lanjut, guna mengurangi atau meningkatkan lingkup audit, dan memotivasi auditor untuk focus pada aktivitas-aktivitas perusahaan Meningkatkan jumlah audit di atas cakupan audit minimum, karena auditor melakukan lebih banyak audit dengan jangka waktu yang lebih pendek setiap tahun

1.5. Contol Self AssessmentControl Self Assessment atau disingkat CSA adalah salahsatu teknik risk assessment yang dapat digunakan oleh berbagai perusahaan dengan beberapa keunggulan dalam penerapannya, terutama dalam membangun risk culture yang sehat dan mendorong pendekatan bottom-up dalam pelaksanaan manajemen risiko operasional suatu organisasi. Kadang beberapa literatur menyebut teknik ini juga dengan nama lain misalnya RCSA atau Risk and Control Self AssessmentControl Self Assessment merupakan salah satu jenis audit partisipasif, audit partisipasif adalah sebuah proses yang menerapkan berbagai tingkat kemitraan dengan audit internal, audit ini terbukti effektif dan meberi effiensi dan effectifitas yang lebih besar dalam mencapai tujuan audit1.6. Bagian Bagian Pekerjaan LapanganTujuan-Tujuan auditTujuan audit berbeda dari tujuan-tujuan operasi, sebagaimana prosedur-prosedur audit juga berbeda dari prosedur-prosedur operasi. Tujuan-tujuan audit terkait dengan tujuan-tujuan operasi, namun memiliki maksud yang berbeda Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen.Tujuan-tujuan audit ditetapkan oleh auditor. Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan auditor untuk memenuhitujuan-tujuan auditnyaHubungan antara tujuan tujuan dan prosedur prosedur operasi dalam kegiatan pembelian, pemrosesan klaim dan penerimaan, hal ini dapat dilihat dalam tabel berut ini :

Tujuan-Tujuan OperasiProsedur-prosedur OperasiTujuan-Tujuan AuditProsedur-prosedur Operasi

PembelianUntuk mendapatkan barang yang tepatDepartemen Pengguna, menyiapakan surat permintaan barang sesuai kebutuhan yang telah disetujui managerMemastikan apakah barang yang dibeli sesuai kebutuhan dan sesuai dengan yang disetujuiPengambilan sampling surat order pemesanan yang telah disetujui dan cocokan dengan fatur pembelian dan penerimaan barang

Untuk mendapatkan barang dengan hargaBuka penawaran harga yang kompetitif untuk semua pembelian Untuk memastikan apakah harga penawaran benar benar sudah sudah kompetitif jauh dari mark upCek penawaran harga dan cocokan dengan dengan bukti bukti yang ada

Proses klaim dengan segeraBuat Register klaim, lakukan pengawasan proses klaimUntuk memastikan di register semua, dan pastikan terhidar dari penyalahgunaan klaimLakukan cross cek terhapap dokumen klaim dengan register

Proses klain dengan benarCek validasi keabsahan dokumen klaim, pastikan sesuai dengan kebijakanMemastikan apakah klaim sudah diterima sesuai dengan jumlah klaimCek klaim pastikan sudah tercatat dan diproses sesuai waktu yang telah ditentukan

Penerimaan barang hanya menerima barang barang yang dipesanLakukan perhitungan atas barang yang diterima atas pesanan yang telah dipesan dan tanda tangani bukti penerimaanUntuk memastikan apakan barang yang dipesan sesuai dengan pesananCek kembali surat pemesanan barang, cek register penerimaan barang dan kartu stok

Penerimaan barang hanya yang memenuhi spesifikasiManagemen membuat spesifikasi atas barang barang yang akan di order sebagai standart dan catat perubahannya jika terjadi perubahanUntuk memastikan bahwa barang barang yang diterima dan di pesan benar benar benar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh manageneSampel yang diambil adalah barang barang yang selalu tersisa, apakah barang barang yang tersisa dan yang ada sudah sesuai dengan spesifikasi manegemen

1.7. Audit SMARTKonsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and Light, salah satu perusahaan publik terbesar di Ameriksa Serikat. SMART merupakan singkatan dari Selective Moni and Assessment of Risks and Trends (Pengawasan dan Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren) Metode ini merupakan gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan auditor untuk dengan se mengidentifikasi masalah-masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal." Metode ini efektivitas sistem kontrol internal dan memungkinkan auditor untuk dengan sesera mengidentifikasi masalah-masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-fluktuasi yang tidak normal. Metode ini menggunakan "indikator-indikator kunci" sebagai elemen dasar proses audit. Terdapat empat tahap yaitu : Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan Pengembangan indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan Implementasi Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART

Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan atau penentuan didasarkan pada kriteria berikut ini: Risiko-risiko yang dihadapi organisasi. Lingkungan kontrol (lemah). Perubahan atau inisiatif-inisiatif ba. Bidang-bidang masalah yang diketahu. Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif dari segi biaya. Mutu informasi. Likuiditas aset/potensi kecurangan. Kontrak-kontrak utama. Manajemen (kekuatan dan fokus). Pengawasan aktivitas oleh yang lain.

Indikator-indikator kunci untuk pengawasan dan penentuan akan, "...fokus pada sistem, proses, organisasi, atau kontrol kunci atas bidang keuangan, operasional, manajerial, dan teknologi info Karakteristik-karakteristiknya adalah: Penuh makna. Tepat waktu. Sensitivitas. Keandalan. Dapat diukur. Praktis.

Alat dan teknik yang digunakan adalah yang sering diterapkan dalam audit analitis seperti pengamatan periodik, analisis statistic, analisis regresi, dan lai-lain. Prosedur-prosedur yang mungkin diterapkan adalah penggunaan jumlah moneter, kuantitas, rasio, atau persentase. Frekuensi pengukuran harus dilakukan cukup sering untuk memberikan kewaspadaan awal atas masalah yang terjadi. "Metode pengukuran dan frekuensi bervariasi tergantung pada bidang fungsional dari tujuan- tujuan audit SMART dan risiko-risiko yang terlibat." Implernentasi merupakan pelaksanaan rencana-rencana audit, termasuk penelaahan informasi dan iivitas tindak lanjut jika layak.Pemeliharaan teknik-teknik audit SMART mencakup tiga elemen. Penugasan aktivitas-aktivitas audit SMART ke masing-masing anggota tim Mengupayakan pendokumentasian yang layak dan penyimpanan tersentralisasi. Evaluasi periodik atas aktivitas audit. Pertimbangan penggunaannya selama proses perencanaan audit tahunan.

Carolina Power and Light mengemukakan hasil dari inovasi ini berupa efektivitas biaya yang mendukung proses audit internal tradisional. Berikut ini manfaat-manfaat utamanya: "Meningkatkan penggunaan metode-metode audit terbatas, Meningkatkan upaya audit, Memperbanyak audit yang efektif, Identifikasi masalah secara tepat waktu, Meningkatkan deteksi kecurangan, Meningkatkan perencanaan audit tahunan."

1.8. Pengukuran KinerjaSebuah contoh pemeriksaan rutin berikut ini mengilustrasikan konsep pengukuran audit. Anggaplah auditor ingin mengevaluasi kecepatan penerimaan dan inspeksi bahan baku yang dibeli. Kecepatan Derarti bahwa untuk pengukuran adalah berupa jam atau hari. Tingkat standar per unit waktu bisa jadi (1) apa yang dipandang layak diterima oleh manajemen, seperti yang dinyatakan dalam instruksi-instruksi operasi; (2) kebutuhan departemen produksi seperti yang dinyatakan dalam jadwal produksi; atau (3) beberapa kreteria logis lainnya yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

1.9. Pengembangan StandarStandar memiliki arti bagi pengukuran. Standar harus sesuai dengan tujuan-tujuan operasi yang diperiksa. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, standar harus divalidasi oleh seorang ahli yang secara teknis memiliki kualifikasi sebelum diterima oleh manajemen klien. Satu contoh pendekatan ini melibatkan audit atas sistem control keselamatan suatu organisasi.Untuk melakukan pemeriksaan yang berarti,auditor mencari unit pengukuran dan kemudian standar. Standar bisa ditemukan pada instruksipekerjaan, arahan organisasi, anggaran,spesifikasi produk, praktik industri, dll. Oleh karena itu,, dengan membandingkan temuan merekadengan standar, mereka bisa membuatkesimpulan yang objektif.

Bila tidak ada standar, maka auditor yang akanmembuatnya. Kemudian, untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa standar tersebut wajar danrelevan, mereka meminta wakil local dari DewanKeamanan Masional (National Safety Council) untukmenelaah standar tersebut. Standar yang sudah divalidasi dibahas denganmanajemen klien dan diterima. Auditor kemudian bisa dengan yakin menggunakan standar tersebut untukdibandingkan dengan hasil pengukuran mereka. Metode lainnya yang dapat diterapkan adalah bekerjasama dengan klien untuk mengembangkan standarkontrol keselamatan.

1.10. Penggunaan Tolok UkurTolok ukur adalah pemilihan praktik-praktik terbaik yang dilakukan oleh sebuah organisasi organisasi lainnya atau oleh bagian bagian organisasi itu sendiri yang dimaksudkan untuk membantu dalam pencapaian tujuan.Dalam Studi Praktik-praktik Global terbaik, mengidentifikasi 11 (sebelas) tindakan yang tepat untuk menentukan aktivitas aktivitas yang dapat meningkatkan organisasi, dengan pembagian aktivitas dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :1. Analisa proses-proses audita. Identifikasi dan buat pemetaan atas proses auidt internalb. Bangun hubungan dengan unit-unit audit internal lainnya yang dikenal kualitas dan kemajuannyac. Melakukan penelitian dokumenterd. Menghidari konferensi yang membahas perkembangan-perkembangan terbaru2. Merencanakan Studia. Definisikan lingkup studi tolok ukur; Identifikasikan penggunaan yang harus tercakupb. Identifikasi mitra yang akan dijadikan tolok ukur; minta izin untuk melakukan kunjunganc. Buat metodologi untuk mendapatkan data-data terbaru3. Laksanakan Studya. Identifikasi, pahami, dan analisa praktik-praktik terbaikb. Identifikasi dan analisa kesenjangan antra kinerja yang ada dengan potensial dikembangkan

4. Dapatkan pemahamana. Organisasi, terapkan dan gabungkan praktik-praktikk terbaikb. Kalibrasi ulang dan tingkatkan proses

1