Upload
arhi
View
30
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perhubungan maritim
Citation preview
MENGEMBALIKAN KEJAYAAN EKONOMI MARITIM UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Disampaikan oleh :Direktur Jenderal Perhubungan Laut
Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri 2014, Jakarta, 8 Desember 2014
KERANGKA PEMAPARAN
1 • Gambaran Kebijakan Maritim Nasional
2 • Struktur Pelabuhan di Indonesia
3 • Kebijakan Bidang Angkutan di Perairan
4 • Konsep Pembangunan Tol Laut dan Short Sea Shipping
5 • Kebutuhan dan Strategi Pendanaan Infrastruktur 2015-2019
2
LOGISTICS PERFORMANCE INDEX LPI 2012 & 2014
Ranking LPI Indonesia meningkat 6 posisi dari 59 menjadi 53(160 negara)
Sumber: Connecting to Compete, The Logistics Performance Index, World Bank, 2014
Based on LPI Indicators:1. Customs2. Infrastructure3. International Shipments4. Logistic Competence5. Tracking & Tracing6. Timeliness
Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri 2014, Jakarta, 8 Desember 2014
Tahun Ranking
2009 – 2010 54
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46
2012 - 2013 50
2013 - 2014 38
2014 - 2015 34
Indeks Daya Saing Global Indonesia (GCI)
Sumber: The Global Competitiveness Report (World Economic Forum)
Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Phillipines
Infrastruktur 72 20 76 112 95
Jalan 72 19 50 104 87
Kereta Api 41 12 74 52 80
Pelabuhan 77 19 54 88 101
Transportasi Udara 64 19 37 87 108
Listrik 84 39 58 88 87
Telepon Bergerak 54 30 34 42 86
Telepon Tetap 71 73 91 86 113
Indeks Daya SaingInfrastruktur Indonesia (GCI)
Tahun Ranking
2010 – 2011 90
2011 – 2012 82
2012 - 2013 92
2013 - 2014 82
2014 – 2015 72
DAYA SAING INFRASTRUKTURPERLU DITINGKATKAN
KONDISI PERTUMBUHAN MUATAN TAHUN 2009 PROYEKSI PERTUMBUHAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2030
DALAM RIBU TON
5
PP. 20/2010 jo. PP. 22/2011
Angkutan di Perairan
SISLOGNAS & Disparitas Wilayah
Cabotage & Beyond
Cabotage
Keperintisan –termasuk Angkutan
Ternak
Konektivitas Liner/Tramper Coastal danShort-seaShipping
PP. 61/2009Kepelabuhanan
Tatanan Kepelabuhanan
Nasional /Rencana Induk
Nasional
MP3EI, Hub Port
RIP/Masterplan Pelabuhan (individual)
Tarif & Pelayanan
Standard KinerjaINAPortnet/NSW
PP. 5/2010Kenavigasian
Keselamatan Berlayar -
worthiness
Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran
Telekomunikasi Pelayaran – VTS
Pemanduan(Pilotage)
LRIT
PP. 21/2010Perlindungan
Lingkungan Maritim
Pencegahan Pencemaran
Penanggulangan Pencemaran
Kelestarian Lingkungan Laut
RPP. Penjagaan Lautdan Pantai
PemeriksaanKapal
KeamananPelayaran -
termasuk ISPS Code
InvestigasiKecelakaan
UU. 17/2008 TENTANG PELAYARAN
6
PEMBANGUNANBERKESINAMBUNGAN
PROGRAMPRIORITAS
POLITIS DANPEMERATAANPEMBANGUNAN
• Penyediaan dana pendamping (local cost) bagi kegiatan yang dibiayai dengan Pinjaman/Hibah Luar Negeri
• Kegiatan lanjutan/penyelesaian pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi laut
• Pemeliharaan dan pengoperasian fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran
• Pembangunan fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi laut untuk mendukung Roadmap to Zero Accident
• Pembangunan prasarana dan sarana transportasi laut guna mendukung MP3EI, UP4B, dsb.
• Pelayanan keperintisan dalam bentuk subsidi operasi serta penyediaan prasarana dan sarana transportasi laut
• Penataan kelembagaan dan peningkatan kualitas SDM, peraturan perundangan, penyempurnaan sarana bantu kerja dan mekanisme pengawasan sesuai UU no. 17/2008
• Pembangunan daerah tertinggal• Pembangunan kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar• Pembangunan daerah pasca konflik dan bencana 7
Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri 2014, Jakarta, 8 Desember 2014
MEMBANGUN HUB INTERNATIONAL PORT PELABUHAN KUALA TANJUNG DAN BITUNG
(PERPRES NO.32/20011 TENTANG MP3EI) Peningkatan Daya Saing guna mendorong percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia
Peningkatan Perekonomian pada wilayah kantong kemiskinan guna mewujudkan percepatan dan perluasan penurunan kemiskinan Indonesia
MENGEMBANGKAN SISTEM TRANSPORTASI LOGISTIK YANG EFISIEN DAN PRODUKTIF GUNA PEMERATAAN POTENSI MUATAN PER-WILAYAH SECARA NASIONAL MELALUI PENINGKATAN FASILITAS PELABUHAN DAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT
MENINGKATKAN PERAN ANGKUTAN LAUT GUNA MENGHUBUNGKAN SEMUA DAERAH YANG BERKEMBANG DENGAN DAERAH-DAERAH TERTINGGAL SERTA MENCAPAI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI
8
• Subsidi Perintis hingga 84 trayek• Pembangunan kapal perintis 56 unit
Lalu Lintas & Angkutan Laut
• Pembangunan fasilitas pelabuhanyang telah selesai 280 pelabuhan dantahun 2014 direncanakan selesaisebanyak 65 pelabuhan
• Penyelesaian rehabilitasi alur/kolamPelabuhan Tg. Priok (pinjaman JICA) dan inisiasi pengembanganPelabuhan Belawan (pinjaman IDB)
• Pengerukan alur/kolam pelabuhan di 69 lokasi
Pelabuhan & Pengerukan
• Penetapan peraturan keselamatan untukkapal-kapal Non-Konvensi (NCVS)
• Pengembangan sistem informasisertifikasi dan buku pelaut
Perkapalan & Kepelautan
• Pembangunan/rehab/replace SBNP 339 unit
• Pengembangan sistem informasi dansarana telekomunikasi pelayaran(penunjang VTS, GMDSS, SROP, dll) 53 paket
Kenavigasian
• Pembangunan kapal patroli 123 unit• Pengadaan peralatan SAR 114 set
Penjagaan Laut & Pantai
9
• Subsidi Perintis 86 trayek• Pembangunan kapal perintis 14 unit• Subsidi pengoperasian kapal khusus
ternak• Docking kapal negara perintis 47 unit
Lalu Lintas & Angkutan Laut
• Penyelesaian pembangunan danrehab fasilitas pelabuhan di 58 lokasi
• Pengembangan kapasitas faspelsesuai RIP di Belawan (IDB), Tg. Priok(JICA), dan Makassar New Port
• Pengerukan alur/kolam pelabuhan di 14 lokasi
Pelabuhan & Pengerukan
• Pencetakan blangko sertifikat keahlian dan bukupelaut (security paper)
• Pengembangan sistem informasi sertifikasi danbuku pelaut
• Pengembangan dan penambahan perangkat sistem informasi buku pelaut
Perkapalan & Kepelautan
• Maintenance and Replacement of Navigation Aids in The Straits of Malacca and Singapore (Hibah ANF)
• Pembangunan/rehab/replace SBNP 117 unit• Repowering/docking Kapal Kenavigasian 11 unit • Pengembangan sistem informasi dan sarana
telekomunikasi pelayaran (penunjang VTS, GMDSS, SROP, dll) 15 paket
Kenavigasian
• Pembangunan kapal patroli 45 unit• Pengadaan peralatan SAR 20 set
Penjagaan Laut & Pantai
10
2. Penurunan Biaya Bongkar Muat di pelabuhan, melalui :• Peningkatan Produktivitas Bongkar Muat melalui penambahan kapasitas dan peremajaan peralatan bongkar
muat berupa penyediaan peralatan bongkar muat untuk mempercepat pelayanan di pelabuhan seperti pengadaan Gantry Crane, Harbour Mobile Crane dan Transtainer oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
• Restrukturisasi Tenaga Bongkar Muat Pelabuhan (TKBM) Pelabuhan• Pengembangan portal pelayanan kapal dan barang di pelabuhan berupa Inaportnet dan INSW.• Konsistensi pelaksanaan Standar Kinerja Pelabuhan sesuai Keputusan Dirjen Perhubungan Laut No :
UM.002/38/18/DJPL-11 Tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan• Penguatan fungsi Otoritas Pelabuhan (OP) sebagai pengawas kinerja pelabuhan kepada Badan Usaha
Pelabuhan (BUP).
1. Penurunan biaya distribusi logistik nasional ,melalui :• Pengembangan konsep Global Hub Port (Kuala tanjung dan Bitung) sesuai MP3EI dapat menurunkan biaya
transportasi laut.• Penyeimbangan muatan barat dan timur sehingga diperlukan upaya optimalisasi kerjasama multisektoral
seperti perindustrian, pertanian, pertambangan, dsb guna menyeimbangkan mata rantai jaringan logistik barat dan timur Indonesia, selain itu didukung dengan peningkatan infrastruktur pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia antara lain pengadaan peralatan bongkar muat sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan pelabuhan lebih efisien
• Pengembangan pelabuhan laut nasional sesuai dengan RIPN/TKN guna perwujudan konektivitas nasional• Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Information Communication Technology (ICT)
11
Pada ruas-ruas komersial penyelenggaraan angkutan penumpang Kapal Pelni terjadi peningkatan jumlah penumpang pada tahun 2004 sebesar 4.983.450 penumpang menjadi sebanyak 5.214.186 penumpang di tahun 2012 dengan rata-rata peningkatan sebesar sebesar 4,63%.
PELAYANAN ANGKUTAN LAUT PELNI
PELAYANAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS
Peningkatan jumlah penumpang kapal perintis sebesar 30,74% dimana tahun 2004 sebesar 265.000 penumpang dan tahun 2012 sebesar 346.648 penumpang 12
SENTRA - SENTRA KEGIATAN PELAYARAN RAKYAT
Sunda Kelapa
KarangantuBanten
CirebonTegal semarang Gresik
Makassar
Jambi
Tanjung Pinang
Bima
Sorong
singkil
1313KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI LAUT DALAM RANGKA KEBANGKITAN MARITIM INDONESIA, September 2014
Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri 2014, Jakarta, 8 Desember 2014
NTB
KENDARI
PONTIANAK
BITUNG
TEMBILAHAN
SORONG
JAYAPURA
TARAKAN
BONTANGSAMARINDA
GORONTALO
TAYIN
TOLI TOLI
SANGKULIRANG
TANJUNG SELOR
SENGATABENGALON
BALIKPAPAN
DUMAI
MALAHAYATI
PALEMBANG
BIMA
BITUNG
TEMBILAHAN
TG. WANGI
Biringkasi
JAYAPURA
TARAKAN
BONTANGSAMARINDA
KOTA BARU
GORONTALO
TAYIN
TOLI TOLI
SANGKULIRANG
TANJUNG SELOR
SENGATABENGALON
BALIKPAPAN
DUMAI
MALAHAYATI
PALEMBANG
BAGANSIAPIAPI
PEKANBARU
LEMBAR
BITUNG
TEMBILAHAN
Parepare
JAYAPURA
TARAKAN
BONTANGSAMARINDA
GORONTALO
MUNTOK
PALU
TOLI TOLI
SANGKULIRANG
TANJUNG SELOR
SENGATABENGALON
BALIKPAPAN
DUMAI
MALAHAYATI
PALEMBANG
BAGANSIAPIAPI
PEKANBARU
KUPANG
TUAL
MAKASSAR
BITUNG
LAMPUNG
Tg. Pandan/Belitung
BATAM
TEMBILAHAN
JAYAPURA
Fakfak
TARAKAN
BONTANG
GORONTALO
Poso
TOLI TOLI
SANGKULIRANG
TANJUNG SELOR
SENGATABENGALON
BALIKPAPAN
BELAWAN
LHOKSEUMAWE
DUMAI
MALAHAYATI
PALEMBANG
BAGANSIAPIAPI
SIAK
MERAUKE
PANJANG
MALAYSIA
SIBOLGA
NUNUKAN
TG. PINANG
KUMAIIKETAPANG
Ende
BAWEAN
P. SimeulueP. Banyak
LahewaAfulu
Solanakak SirombuSehe Tl.Dalam
Tapak Tuan
P. TelloBoluta
SaeruSigologoloSingapokna Sinaki
Sikabaluan SrilaguiM.Saibi SiberutSaumanuk
SiobanBerilau
BENGKULU
Letung
Tarempa
Midai
SINTETE
Serasan
SedanauRanai
Tambelan
P. Kerayan
MarabatuanMaradapan
Masalembo
PULANG PISAUPegatan
Bahaur Maliku
Makalehi
LipangKawalusoMatutuang
KawioMarore
MiangasKaratungKakorotanGemeEssang RainisBeo Melonguane
Lirung Mangarang
PeheBiaro
Kolonedale
Ampana
Popolii
PAGIMANA
BonerateJampea
KayuadiSelayar
Batu atasPapalia(P.Binongko)
Usuku(P.Tomia)Burunga (P.Kaledupa)
BanabungiRaha
MaliganSikeli
Boepinang
KolakaLarearea/Sinjai
Watunoho
NaikliuWini
Attapupu
Maritaim
Wonreli/
Kisar
Ndao
SabuRaijua
Mpokot
AMBONLeksula
Namrole Ulima/
P.Ambalau
Amahai
Toheru
Kobisonta/KobisadarBula
Werinam
aBanda
FafanlapWaigama/Misol
Geser
Gor
om/
Ond
or
P.KesuiP. TiorKaimer
P.KurP. Toyando
Elat
SAUMLAKI
Tutu KembongLarat
P. MoluSeira
Batu Goyang
Kalar kalarBenjina
Dobo
Upisera
Ilwaki LetiM
oa
Lakor
Lelang/M
ahaleat
TepaM
aselaK
roing
Adaut
Amah
ai
Seru
aNi
laTe
on
Beba
r/W
ulur
Gela
Sanana
Indari BesuiMafaWedaKayoa
GitaMotiTifure
MayauDama Tobelo
DarubaBerebere
LolasitaWayamliBuli
PenitiBicoliWasilei
Gemia
Pomako
WanamKimaam
Nabire
WarenBabo
Bintuni
MANOKWARI
SausaporBIAK
Serui TebaSarmi
D. Rombebai
TrimurisKasonaweja
KowedaKaipuri
Poom
Sarib
i
Wer
ur
ArefiMeosmengkaraTeminabuan
KoridoJenggerbun
Miosbipondi
P. Mafia
Wapoga
Asiki
GententiriAmpera
Tanah merah
Bula
R-1 MEULABOH R-9 SINTETE R-17 BIMA R-25 BITUNG R-33 TILAMUTA R-41 AMBON R-49 SAUMLAKI R-57 BABANG R-65 BIAK R-73 MERAUKE R-81 SORONG
R-2 CALANG R-10 SINTETE R-18 KUPANG R-26 TAHUNA R-34 KWANDANG R-42 AMBON R-50 SAUMLAKI R-58 SANANA R-66 BIAK R-74 MERAUKE R-82 SORONG
R-3 TELUK BAYUR R-11 KOTABARU R-19 KUPANG R-27 TAHUNA R-35 MAKASSAR R-43 AMBON R-51 SAUMLAKI R-59 SANANA R-67 BIAK R-75 MANOKWARI R-83 SORONG
R-4 TELUK BAYUR R-12 SUKAMARA R-20 KUPANG R-28 PAGIMANA R-36 MAKASSAR R-44 AMBON R-52 SAUMLAKI R-60 JAYAPURA R-68 MERAUKE R-76 MANOKWARI R-84 SORONG
R-5 BENGKULU R-13 SURABAYA R-21 KUPANG R-29 KOLONEDALE R-37 MAMUJU R-45 TUAL R-53 TERNATE R-61 JAYAPURA R-69 MERAUKE R-77 MANOKWARI
R-6 TANJUNG PINANG R-14 TANJUNG WANGI R-22 MAUMERE R-30 KENDARI R-38 AMBON R-46 TUAL R-54 TERNATE R-62 JAYAPURA R-70 MERAUKE R-78 MANOKWARI
R-7 TANJUNG PINANG R-15 BIMA R-23 MAUMERE R-31 KENDARI R-39 AMBON R-47 TUAL R-55 TERNATE R-63 JAYAPURA R-71 MERAUKE R-79 SORONG
R-8 KIJANG R-16 BIMA R-24 BITUNG R-32 TILAMUTA R-40 AMBON R-48 TUAL R-56 TERNATE R-64 JAYAPURA R-72 MERAUKE R-80 SORONG
CALANG
TG. PINANG
KIJANG
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Trayek
60 61 67 80 84
14
Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri 2014, Jakarta, 8 Desember 2014 15
Melalui Program Short Sea Shipping diharapkan mampu menjadi solusi dalam penangangan hal tersebut dengan tujuan untuk :• Dapat menekan waktu perjalanan• Mengurangi biaya pembangunan jalan dengan beban gandar tinggi• Efisiensi biaya pemeliharaan jalan• Menekan resiko terjadinya kecelakaan di jalan raya• Efisiensi biaya BBM kendaraan• Mengurangi biaya pemeliharaan kendaraan• Mengurangi emisi gas buang• Mengurangi dampak sosial perjalanan darat
LATAR BELAKANG1. Kepadatan jalur transportasi darat,
terutama di pantai utara Pulau Jawadan jalur lintas timur Sumatera sudahsangat mengkhawatirkan danmengakibatkan kerusakan jalan rayaserta resiko kecelakaan menjaditinggi.
2. Biaya BBM angkutan jalan tinggi,secara teoritis konsumsi BBM perunit barang yang diangkut oleh truklebih tinggi dibandingkanpenggunaan BBM per unit barangyang diangkut oleh kapal (economyof scale).
16
Tahap I : Jakarta – Kendal/SemarangTahap II : Jakarta – Kendal/Semarang – SurabayaTahap III : Panjang/Sumur – Jakarta – Kendal/Semarang – Surabaya/Paciran