Upload
al-kenat
View
343
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
televisi
Citation preview
LAPORAN TUGAS AKHIR
PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA SENTUHAN QOLBU DI
TVRI STASIUN D.I. YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
A Kuncoro
D 1405057
Tugas Akhir
Ditujukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya D3 Komunikasi Terapan
PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008
PERSETUJUAN
Tugas Akhir berjudul :
PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA SENTUHAN QOLBU DI TVRI STASIUN
D.I. YOGYAKARTA.
Disusun Oleh :
Nama : A Kuncoro
NIM : D1405057
Konsentrasi : Penyiaran
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Tugas Akhir Program D3
Kominikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Mei 2008
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Catharina Heny Dwi S, S.Sos
NIP : 132.300.217
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyiaran Komunikasi..................................................................... 6
B. Ciri-ciri Komunikasi Massa............................................................. 7
C. Media Televisi.................................................................................... 8
a. Televisi Sebagai Media Masa Elektronik............................ 8
b. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa................................. 8
D. Penyiaran........................................................................................... 11
1. Pengertian Penyiaran............................................................ 13
2. Pengertian Siaran.................................................................. 15
E. Pola Acara Siaran............................................................................. 17
1. Pengertian Pola Siaran.......................................................... 17
2. Format Program Acara........................................................ 18
F. Talk Show Televisi............................................................................. 25
BAB III. DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Sejarah Berdirinya TVRI................................................................ 32
B. Perkembangan Status TVRI............................................................ 34
C. Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI................................ 37
D. Sejarah TVRI Stasiun D.I YOGYAKARTA................................. 39
E. Arti logo TVRI.................................................................................. 41
F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta............................................... 43
G. Prestasi TVRI Stsiun D.I. Yogyakarta............................................ 44
H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta.................................... 49
I. Acara-Acara Yang Diproduksi........................................................ 50
J. Ruang Lingkup................................................................................. 64
K. Fungsi Publik.................................................................................... 65
L. Program Kerja TVRI....................................................................... 67
BAB IV. PELAKSANAAN MAGANG
A. Laporan Pelaksanaan Magang........................................................ 80
B. Deskripsi Pogram acara Sentuhan Qolbu....................................... 84
C. Proses Produksi Sentuhan Qolbu.................................................... 87
1. PraProduksi........................................................................... 87
2. Produksi................................................................................. 91
3. Paska produksi...................................................................... 91
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 92
B. Saran – Saran.................................................................................... 93
DAFTAR ISI LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Tugas dari Fakultas
Lampiran 2 : Surat Keterangan dari TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
Lampiran 3 : Penilaian Magang
Lampiran 4 : Laporan Periodik
Lampiran 5 : Pola Siaran TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta Tahun 2008
Lampiran 6 : Rencana Produksi Acara TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
Lampiran 7 : Jadwal Petugas Sentuhan Qolbu Maret, April 2008
Lampiran 8 : Running Order Program Acara Sentuhan Qolbu
Lampiran 9 : Proposal Program Acara Sentuhan Qolbu
Lampiran 10 : Jadwal Acara TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang
menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat,
berurutan, dan iringi unsur audio. Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti “jauh”
dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin
jadi kata televisi berarti suatu sistim penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat
yang berjarak jauh. Proses penyajian gambar dan suara tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, gambar dan suara (objek) direkam melalui kamera dan mikrofon. Selanjutnya,
ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis (jenis getaran audio dan video).
Setelah diperkuat kemudian dimodulasikan menjadi gelombang radio dengan frekuensi
tinggi yang disebut Very High Frequensi (VHF) dan Ultra high Freqkuensi (UHF) dan
dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar atau transmisi. Setelah masuk ke dalam
pesawat penerima, gelombang UHF dan VHF itu di transformasikan kembali menjadi
bentuk banyangan gelap dan terang berupa garis-garis. Bentuk inilah yang tampak
sebagai gambar diiringi suara di layar televisi. Penonton tidak akan mungkin mengkap
siaran televisi, kalau tidak ada prinsip-prinsip radio yang mentrasmisikannya, dan tidak
mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak atau hidup, jika tidak ada unsur-unsur
film yang menvisualisasikannya, jadi paduan audio dan video.
tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran (broadcasting) di Indonesia
setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam beerkiprah di dunia
pertelevisian yakni dengan mengudara siaran televisi swasta pertama di Indonesia yaitu
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas.
kehadiran TV swasta tersebut mendapat sambutan gempita dari masyarakat khususnya di
daerah-daerah yang terjangkau oleh siaran RCTI kehadiaranTV swasta tersebut di awali
dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Mentri Penerangan RI Nomor:
190A/Kep/Menpen?1987 tengtang siaran terbatas, yang membuka peluang bagi televisi
swasta untuk berotasi.
adapun setelah mengudara RCTI pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul
TV-TV swasta lainnya di Indonesia, adalah SCTV (24/8/1990), TPI (23/1/1991), ANTV
(7/3/1993), Indosiar (11/1?1995), Metro TV (25/11/2000), Trans TV (25/11/2001) dan
Lativi (17/1/2002). selain itu, muncul pula TV 7 dan Global TV. jumlah televisi swasta
nasional belum mencakup TV lokal-regional, seperti Bali TV, Jogja TV, RBTV, TV
Borobudur semarang, JTV Surabaya, Bandung TV, dan lain-lain.
Dengan hadirnya beberapa TV swasta nasional dan juga beberapa TV lokal dan
komunitas, menambah maraknya bisnis televisi di tanah air, dan pada gilirannya
masyarakat akan dihadapkan pada beragam pilihan program yang menarik. Pada Era
Orde Baru yang lalu masyarakat hanya memiliki satu pilihan siaran televisi pemerintah
yakni TVRI. TVRI yang dilahirkan pada tanggal 24 agustus 1962, tercatat sebagai
televisi siaran interristerial yang pertama dan satu-satunya milik pemerintah hingga awal
tahun 1990. pada awalnya TVRI adalah medium pemerintah Soekarno yang berada pada
sebuah yayasan untuk memperkenalkan bangsa Indonesia pada dunia luar. Adapun
kelahirannya adalah tidak lepas dari upaya menegakan eksistensi bangsa Indonesia
melalui event Pekan Olahraga Asian Games pada tahun 1962. Setelah Asian Games
sukses di gelar, tepatnya pada Oktober 1963, struktur organisasi TVRI terbentuk. dengan
status yayasan,TVRI bertanggung jwab kepada Departemen Penerangan untuk isi
program, tetapi otonom pada pedesaan. adapun dana operasional TVRI digalang melalui
iuran kepemilikan pesawat televisi di masyarakat.
TVRI merupakan sebagai salah satu media massa elektronik yang memiliki peran
penting dalam masyarakat melakukan trasformasi sosial mempunyai pengaruh besar
terhadap berbagi aspek kehidupan di jaman sekarang ini, terutama sebagai alat
penyampaian informasi, hiburan dan pendidikan.
TVRI Stasiun Yogyakarta membagi tim kerjanya menjadi dua bagian, yang
pertama adalah Program Berita, Program Berita di TVRI Stasiun Yogyakarta meliputi
Berita Jogja, Yogyawarta dan Yogya Weekend. Dalam produksi berita sendiri melibatkan
banyak pihak dan berbagi profesi, Pada tim produksi berita, terdapat produser, pengarah
acara, kameramen liputan dan kameramen studio, penata cahaya, penyunting gambar,
penyiar, reporter, operator program dan operator VTR. Tim yang kedua adalah Program
Produksi, Program Produksi di TVRI Stasiun Yogyakarta meliputi Coffee Break,
Harmoni, Wawasan Mitra Tani, Ceplas Ceplos, Resonansi, Menapak Hari Esok, Bugar,
Olahraga Sepekan, Ciluba, Keroncong Reguest, Plengkung Gading, Pangkur Jenggleng,
Pionir, Obrolan Angkring, Joget Saja, Taman Gabusan, Kethoprak, Refleksi Kristiani,
Wayang Kulit, Video Indie, Zendela 76, Karang Tumaritis, dll.
Salah satu Program produksi di TVRI Stasiun Yogyakarta adalah Sentuhan
Qolbu. Acara ini berisikan program acara mimbar agama islam yang menampilkan para
ustad, ustadzah dengan konsep program yang penyampaiannya dikemas secara interaktif
atau masyarakat dapat bertanya langsung dengan nara sumber melalui telepon. Acara
Sentuhan Qolbu disiarkan setiap hari Jum’at pada pukul 19.30 sampai 20.00 WIB secara
langsung. Program acara Sentuhan Qolbu disiarkan untuk memberikan siraman rohani
audien atau kepada masyarakat yang berada di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Program ini ditujukan untuk masyarakat dari berbagai kalangan dan golongan.
B. Tujuan
Tujuan mengikuti Kerja Media (KKM) ini adalah:
1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan kuliah dan
mendapat sebutan Ahli Madya (A,Md) jurusan Penyiaran di fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
2. Agar mahasiswa mampu berfikir kritis tentang kemajuan teknologi dan
mampu mengembangkan teknologi yang ada saat ini.
3. Untuk menambah pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan serta
ketrampilan di bidang produksi, terutama produksi program acara.
4. Untuk mempelajari tentang proses produksi Sentuhan Qolbu yang dibuat
oleh TVRI Stasiun Yogyakarta, yang disiarkan secara langsung.
5. Meningkatkan kreativitas dan profesionalisme mahasiswa, dengan maksud
agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri menghadapi persaingan di era
globalisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata
latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini
maksudnya adalah sama makna. Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus
mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Karena kegiatan
komunikasi bukan hanya Informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga
persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu faham atau keyakinan
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dll.
Pada Prinsip proses komunikasi melibatkan sedikitnya 4 komponen, yaitu1
:
1. Sumbr (source) / pengirim pesan/ Komunikator, yakni seseorang atau
sekelompok orang yang meggmbil inisiatif menyampaikan pesan.
2. Pesan (message), yakni berupa lambang atau tanda, seperti kata-kata
tertulis atau secara lisan, gambar, angka dan gesture.
3. Saluran (channel) yaitu sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/
pengiriman pesan, conyohnya : telepon, radio, surat kabar, majalah,
televisi, gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara
tatap muka.
4. Penerima (receiver) / komunikan, yaitu seseorang atau sekelompok orang
atau organisasi/ institusi yang menjadi sasaran.
B. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan Komunikasi
Massa (Mass Communication) adalah Komunikasi melalui media massa; jelasnya,
merupakan singkatan dari Komunikasi
Media Massa ( Mass Media Communication ). Sehubungan dengan itu, dalam
berbagai literatur sering dijumpai istilah “ Mass Communications “ selain Mass
Communication. Arti Mass Comunications (pakai s) sama dengan mass media atau dalam
bahasa Indonesiannya media massa. Sedang yang dimaksudkan dengan Mass
1 DRS. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori & Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 1993) Hlm.1
Communication (tanpa s) adalah Prosesnya, yakni Proses Komunikasi Melalui Media
Massa2.
Media Massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu
institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing
disebut Institutionalized Communicator atau Organized Communicator. Berdasarkan
kenyataan tersebut, maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga
Komunikator Kolektif (Collective Communicator). Karena tersebarnya pesan komunikasi
massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. Karena sifatnya kolektif, maka
komunikator yang terdiri dari sejumlah kerabat kerja itu mutlak harus mempunyai
keterampilan yang tinggi dalam bidangnya masing-masing.
C. Media Televisi
a. Televisi Sebagai Media Masa Elektronik
Yang di maksud televisi di sini ialah televisi siaran (televisioin
Broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri
sebagai berikut : berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan
komunikannya heterogen3.
b. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi
penrangan, pendidikan dan hiburan. Sifat penerangan, pendidikan dan
hiburan yang disiarkan stasiun televisi di negara liberal seperti Amerika
2 Ibid hlm.12 3 Ibid. Hlm.21
Serikat berbeda pula dengan di negara yang berdasarkan Pancasila,
Indonesia4.
1) Fungsi Penerangan (the information function).
Siaran televisi sejak pertama kali diperkenalkan kepada
masyarakat, yakni pada tahun 1946 di New York Amerika Serikat
ketika dimulai Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. sejak
itu masyarakat Amerika, dan kemudian masyarakat negara-negara
lainnya menaruh perhatian besar kepada televisi siaran ini, oleh
karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi
yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang
terdapat pada media massa televisi itu, pertama adalah faktor
“immediacy” dan kedua faktor “realism”.
Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat.
Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan
didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.
Realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa
stasiun televisi menyiarkan informasi secara audial dan visual
dengan perantaraan mikrofon dan kamera apa danya sesuai dengan
kenyataan. Jadi, para pemirsa melihat sendiri dan mendengar
sendiri. dalam menyiarkan informasi mengenai pidato Presiden di
Istana Negara, misalnya, para pemirsa melihat sendiri wajah
Presiden dan mendengar sendiri suaranya, tidak seperti membaca
44 Ibid. Hlm.24-27
surat kabar mengenai peristiwa yang sama, yang terlebih dahulu
diolah oleh wartawan.
2) fungsi pendidikan (the educational function)
Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana
yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak
yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai dengan
makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan
penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara
tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika,
elektronika, dan lain-lain.
Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang
dikandung televisi di tingkatkan lagi, sehingga menjadi sarana
pendidikan formal jarak jauh. Televisi siaran jenis ini disebut
Instrucsional (ITV). beda dengan ETV yang merupakan acara
pendidikan yang disiarkan melalui stasiun televisi siaran umum
dan ditujukan kepada seluruh masyarakat, maka ITV merupakan
stasiun penyiaran yang sepunuhnya dan keseluruhannya
menyiarkan acara pendidikan, yang secara terorganisasikan
ditujukan khusus kepada para pelajar atau mahasiswa, dan yang
kepadanya dikirimkan terlebih dahulu bahan-bahan pelajarannya.
Karena itulah, maka ITV merupakan pendidikan formal jarak jauh.
3) fungsi hiburan (the entertainment function)
sebagian besar dari lokasi waktu masa siaran diisi oleh
acara-acara hiburan. hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada
layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya
bagaikan kenyataan, dan dapat dinimati di rumah oleh seluruh
keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti
bahasa asing, bahkan yang tuna aksara.
Di Amerika Serikat sendiri yang merupakan salah satu
negara industri yang paling maju dengan penduduknya yang
tingkat keterpaan medianya (media exposure) amat tinggi, televisi
siaran telah menimbulkan pengaruh yang amat besar terhadap
semua media massa yang telah ada sebelumnya.
D. Penyiaran
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran radio maupun televisi,
yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio maupun televisi. Output dari
organisasi penyiaran adalah siaran. Siaran ini bisa siaran radio bisa pula siaran televisi.
Siaran dijutukan kepada khalayak yang dapat menerima siaran melalui pesawat radio atau
televisi. Media radio atau televisi merupakan sarana komunikasi massa, yang lahir di
dunia berkat perkembangan teknologi elektronika.
Salah satu bentuk penerapan teknologi elektronika adalah teknologi komunikasi /
informasi, yaitu teknologi elektronika yang dirancang khusus untuk proses komunikasi.
Berkat perkembangan teknologi komunikasi / informasi inilah arus informasi dapat
berjalan sangat cepat, sehingga mampu meniadakan jarak ruang dan waktu, antara dua
tempat dimuka bumi, dan bahkan antara bumi dan ruang angkasa.
Berkat perkembangan teknologi elektronika, produk – produk dari teknologi
komunikasi / informasi dapat dibuat lebih praktis, lebih kecil tetapi memiliki kemampuan
berlipat ganda.
Berbagai produk teknologi komunikasi / informasi termasuk media radio atau
televisi, memiliki ciri khas, yaitu menjanjikan kecepatan, ketepatan, kepraktisan dan
kualitas dalam mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah dan menyajikan
informasi. Sesuai dengan ciri khas media radio dan televisi sebagai salah satu produk
teknologi elektronik, maka menjadi keharusan bahwa manajemen yang di terapkan dalam
menyelenggarakan siaran harus manajemen yang dinamis5.
Proses penyelenggaraan siaran radio dan televisi merupakan yang oanjang dan
rumit, tetapi harus berjalan di atas landasan pola dan tidakan yang cepat / dinamis,
praktis, tepat dan berkualitas. Hal ini dikarenakan berkat dukungan teknologi komuniksi /
informasi, siaran radio dan televisi dapat berlangsung 24 jam tiap hari. Untuk mengisi
siaran yang 24 jam tiap hari ini perlu penerapan manajemen yang dinamis dan luwes.
Mengingat siaran radio dan televisi memiliki dampak yang sangat luas di
masyarakat maka perencanaan (planning programming) menjadi sangat penting. Setiap
mata acara yang dipilih, diproduksi dan disiarkan harus melalui perencanaan yang
sempurna, sehingga dapat dikatakan “Radio is Planning” dan “Televisi is Planning”6.
Penyelenggaran siaran merupakan kerja kolektif. Manusia mengelola siaran,
teknik dan administrasi harus mampu bekerja sama secara efektif dan efisien, untuk
5 JB. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, (Jakarta: PT. Garmedia Pustaka Utama, 1994) Hlm. 10 6Ibid. Hlm.11
mendapat output siaran yang berkualitas dan sesuai dengan norma dan estetika yang
berlaku.
Manusia pengelola siaran, teknik dan administrasi harus mengembangkan sikap
saling pengertian, menghargai dan mengingatkan, serta menciptakan iklim kerja yang
dapat menumbuh kembangkan kreativitas, karena pada dasarnya siaran tidak merupakan
rangkaian mata acara yang tersaji kepada khalayak, dan merupakan perpaduan antara
kreativitas manusia dengan kemampuan sarana yang tersedia. Ini berarti adanya
kreativitas akan menjamin setiap mata acara yang tersaji akan selalu dinamis dan
bervariatif.
1. Pengertian Penyiaran
Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarakan acara siarn
radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat keras dan lunak, yang
meliputi segi idiil, kelembagaan dan sumber daya manusia, untuk memungkinkan
terselenggaranya siaran radio dan televisi7.
Kegiatan penyiaran dilakukan oleh organisasi penyiaraan. Organisasi
penyiaran bisa bersifat public sector, privat sector, serta pula sifat no for profit
(non profit oriented). Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama, yaitu
siaran – teknik – administrasi. Manusia pengelola ketiga unsur ini harus
bekerjasama atasdasar saling pengertian , menghargai dan mengingatkan, untuk
menghasilkan output siaran yang berkualitas. Siaran merupakan satu-satunya
output dari organisasi penyiaran.
Siaran sebagai output dari radio dan televisi, memiliki fungsi yang sama
dengan media masa lain, yaitu : funsi mendidik, menginformasikan, meneruskan 7 Ibid. Hlm.16
nilai-nilai budaya bangsa, menghibur, menginformasikan atau iklan dan
melakukan kontrol sosial. Semua fungsi ini dilandasi pada ilmu komunikasi, yaitu
melalui ilmu komunikasi mengangkat harkat dan martabat manusia, baik sebagai
individu, makhluk sosial, maupun makhluk tuhan.
Dari uraian di atas terlihat bahwa kegiatan penyiaran meliputi8 :
· Menrencanakan dan memproduksi program (mata acara)
· Mengadakan atau menyiapkan program
· Menyiapkan pola acara , baik (rundown) harian, mingguan,
bulanan, tri wulan, tengah tahun dan seterunya.
· Menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik.
· Mengadakan kerjasama dengan lembaga penyiaran lain.
· Mengadakan kerjasama dengan production house.
· Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.
· Mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia.
· Menyelenggarakan pertukaran berita dan program dengan lembaga
penyiaran, baik dari dalam maipun luar negeri.
· Mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi swasta)
Penyiaran sebagai suatu proses kerjasam antar manusia penyiar,
memerlukan proses manajemen yang sesuai dengan sifat bidang kerja penyiaran,
sesuai dengan fisik media radio maupun televisi sebagai media komunikasi massa
elektronika. Output penyelenggaraan penyiaran adalah siaran
2. Pengertian Siaran
8 JB Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung, Penerbit Alumni, 1986). Hlm.10
Siaran berasal dari kata siar. Siar berarti menyebar luaskan informasi
melalui pemancar. Kata siar ditambahi akhiran an, membentuk kata bentuk kata
benda, yang memilki makna apa yang disiarkan. Siaran dapat berupa siaran
audio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual gerak dan sinkron,
seperti televisi siaran. Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh
organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan
kemampuan sarana / alat, atau perangkat keras dan lunak.
Perangkat keras terdiri dari9 :
· Sarana dan prasarana
· Pemancar dan perangkatnya
Perangkat lunak terdiri dari :
· Manusia pengelola (didalamnya termasuk manajmen)
· Program
Yang dimaksud perangkat keras adalah :
· Gedung dan jalan
· Studio
· Kamera elektronika dan statip
· Sistem lampu dan suara
· Dekorasi
· Sub dan master control
· Program continuity
· Telecine
9 Ibid. Hlm.11
· VTR dan VCR
· Alat editing dan manipulating (efek gambar dan suara)
· Pemancar
· Peralatan lain yang mendukung produksi dan siaran
Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan dalam studio, tetapi ada yang
diselenggarakan diluar studio. Produksi diluar studio ini, ada yang hanya direkam untuk
keperluan siaran tunda, ada yang disiarkan secara langsung (live broadcast). Untuk
produksi dan siaran langsung di luar studio, diperlukan mobil produksi atau Out
broadcasting Van (OB-Van).
E. Pola Acara Siaran
Dalam dunia penyiaran mengingat siaran memiliki dampak sangat luas di
masyarakat, sehingga perencanaan menjadi sangat penting untuk dijadikan langkah
preventif dalam memilih/memproduksi materi mata acara yang akan disiarkan.
Perencanaan di sini memiliki dua makna, yaitu10 :
1. Perencanaan pengadaan materi siaran/produksi
2. Perencanaan penyiaran materi tersebut.
1. Pengertian Pola Acara
Pola acara adalah susunan mata acara yang akan disiarkan, baik harian,
mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengan tahunan, dan tahunan. Khusus
untuk pola acara harian disebut rundown. Materi mata acara (program), baik yang
diperoleh melalui produksi sendiri, produksi kerjasama ataupun melalui pembelian
dari production houses, harus direncanakan secara matang kapan akan disiarkan. Bila
10 Ibid Hlm.21
mata acara itu mata acara unggulan (menarik khalayak) maka perlu dipromosikan
melalui berbagai media massa yang ada, misalnya booklet, leaflet, poster, pamphlet,
publikasi melalui media massa cetak dan dibuatkan trailer untuk media televisi /
televisi11.
Tiap mata acara (program) harus dibuatkan:
· Judul mata acara
· Kriteria / batasan mata acara
· Format / Bentuk penyajian
· Durasi / lama waktu siaran
Penentuan mata acara, sebaiknya dilandasi oleh :
· Misi, fungsi, dan tugas stasiun penyiaran
· Landasan filosofi, konstitusional, dan operasional
· Norma, etika, dan estetika yang berlaku
· Kebijaksanaan intern dan ekstern
2. Format Program Acara
Program acara televisi memiliki berbagai macam format dan materi.
Beberapa format program kadang-kadang memiliki prosedur dan tata pelaksanaan
kerja yang berbeda, namun terkadang memiliki format yang sama. Demikian halnya
dengan pembuatan materi programnya pembuatan dibuat dari sumber informasi
dengan menghasilkan ide/ gagasan. Dalam membuat program stasiun televisi harus
mempunyai misi tersendiri untuk bisa turut serta dalam proses pencerdasan bangsa
melalui tayangan yang menghibur sekaligus informative dan mendidik.
11 Ibid. Hlm.22
Jenis-jenis program acara stasiun televisi antara lain sebagai berikut :
a. Program Seni Budaya dan Hiburan Pop12
a.1. Program Seni Budaya
Program seni budaya termasuk produksi karya artistik
dalam produksi program televisi. Ada berbagai macam materi
produksi seni budaya. Secara garis besar materi produksi seni
budaya dibagi menjadi dua, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran.
Yang termasuk dalam seni pertunjukan, antara lain seni musik, tari,
dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. Seni musik
misalnya, dapat berupa konser musik gamelan, jazz, konser musik
klasik atau pergelaran musik daerah. Seni tari dapat berupa tari
klasik tradisional, daerah dan modern. Seni pertunjukan boneka,
misalnya puppet show / wayang kulit atau wayang golek. Sementara
yang termasuk dalam seni pameran adalah seni arsitektur, kriya,
instalasi, seni lukis, patung atau seni rupa pada umumnya.
b.1. Program Hiburan Pop
Program Hiburan Pop meliputi beberapa macam program
entertainment baik berupa lawakan, musik pop, mode show atau
gabungan dari ketiga-tiganya. Setting atau tempat penyajian program
dapat indoor, di dalam studio khusus atau gedung pertunjukkan,
dapat juga outdoor, di lapangan terbuka dengan panggung
pertunjukkan.
b. Program Talk Show13 12 Fred Wibowo, Tehnik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus, 2007) Hlm.53
Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk
Program, meliputi banyak format, antara lain, vox-pop, kuis, interview
(wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studiocTan diskusi
panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara (The Talk
Program). Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan
pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang
hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya-jawab persoalan dengan
hadiah, yang disebut kuis. Apabila pembicaraan dilakukan oleh satu orang,
program itu dinamakan program uraian pendek atau pernyataan (the talk
program). Wawancara dilakukan oleh dua orang dan diskusi oleh lebih
dari dua orang. Sementara program kuis di sajikan oleh seorang master
kuis dan peserta kuis.
c. Program Berita14
Dalam pengertian sederhana program news berarti suatu sajian
laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual,
factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian
penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif. Liputan
gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal
yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Namun, objektivitas
13 Ibid Hlm.67 14 Ibid Hlm.132
semacam ini masih tergantung subjektivitas dari peliput. Dari sudut mana
kejadian itu diambil, hasilnya sebenarnya telah menunjukkan subjektivitas
dari peliput. Belum lagi susunan berita yang berupa kalimat-kalimat
verbal, sangat mungkin memperoleh tekanan-tekanan tertentu berdasarkan
pandangan subjektif dari reporter yang melaporkan. Akhirnya tak dapat
dihindari, kendatipun program berita itu objektif, namun unsur-unsur
subjektif sengaja atau tak sengaja ikut serta mewarnai berita.
d. Program Dukomenter15
Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu
sesuatu yang nyata, faktual (ada atau terjadi) dan esensial, bernilai atau
memiliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan
tulisan atau berkas-berkas terrulis (ijazah, diktat, dan rental catatan). Dapat
pula berupa gambar, foto dari suatu kejadian, mikrofilm, film atau film
video. Dalam dokumenter terkandung unsur faktual dan nilai. Jadi,
biarpun banyak catatan, foto atau materi lain yang berisi rekaman
peristiwa dan kejadian-kejadian nyata tidak semua materi itu memiliki
nilai dokumenter. Hanya materi yang sungguh bermakna bagi suatu
lingkungan yang boleh disebut bernilai dokumenter. Dalam hal ini,
penentu kriteria materi itu bermakna atau tidak bertolak dari pandangan
lingkungan itu sendiri. Maka memberi nilai apakah suatu materi itu
memiliki nilai dokumenter atau tidak, menjadi relatif.
e. Program Feature16
15 Ibid Hlm.145 16 Ibid Hlm.186
Feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok
bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling
melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan
berbagai format. Dalam satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan
dengan merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya,
wawancara (interview), show, vox-pop, puisi, musik, nyanyian, sandiwara
pendek, atau fragmen.
f. Program Magazine17
Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah
udara. Contoh bentuk dari program itu, seperti acara Apresiasi Film dan
Spektrum di TVRI. Sebagaimana majalah cetak, program magazine
memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan, tergantung
dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik
tetap yang berisi bahasan-bahasan. Program magazine mirip dengan
program feature. Perbedaannya, kalau program feature satu pokok
permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai
format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu
pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti
wartita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik
tetap dan disajikan lewat berbagai format. 17 Ibid Hlm.196
g. Program Spot18
Spot adalah suatu program yang ingin memengaruhi dan
mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan
tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Duration suatu
spot berkisar antara 10 detik sampai paling panjang 1,5 menit.
h. Program Doku-Drama19
Doku-drama kependekan dari dokumenter drama. Maksudnya,
dokumenter yang didramakan. Suatu kejadian yang pernah terjadi
sungguh-sungguh, terdapat peninggalan-peninggalan dan bekas-bekasnya
secara faktual, beberapa tokohnya masih hidup, tetapi kejadiannya sudah
lampau. Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai maka kisah itu
dimainkan kembali di tempat yang sama dengan tokoh yang sama pada
saat kurang lebih sama juga dengan waktu kisah itu terjadi. Memainkan
kembali dan memproduksi kisah itu sebagai program televisi atau video,
nama program itu disebut doku-drama. Tidak sepenuhnya dokumenter;
tetapi juga tidak sepenuhnya drama karena memiliki kebenaran faktual.
Sementara itu, materinya dinamakan faksi, kependekan dari fakta dan
fiksi.
i. Program Sinetron20
Di masa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI, nama
program sinetron belum dikenal. Program semacam itu di jaman TVRI
disebut drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi. Produksi program
18 Ibid Hlm.203 19 Ibid Hlm.216 20 Ibid Hlm.225
drama televisi pada waktu itu juga sangat berbeda dengan produksi
sinetron. Program drama televisi biasanya diproduksi sepenuhnya
menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi. Tiga atau empat set
dibangun untuk kepentingan produksi itu. Pelaksanaan produksinya dapat
dilakukan untuk siaran langsung ataupun direkam lebih dahulu. Jarang
sekali terjadi, produksi drama televisi dibuat dengan menggunakan film
atau video dan shooting-nya menggunakan setting outdoor, di luar studio
televisi.
F. Talk Show Televisi
1. Program Uraian Pendek atau Pernyataan (The Talk Program)
Ketika penonton menyaksikan acara televisi, pada saat itu muncul
seorang presenter (penyaji) menceritakan sesuatu yang menarik. Presenter ini
muncul di tengah suatu program feature, diantara sajian musik, dan diawal
suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang
disajikan secara khusus. Penonton ini sedang menyaksikan The Talk Program.
Uraian yang disajikan oleh seorang presenter di dalam acara televisi biasanya
pendek21.
Audience memiliki kemungkinan untuk menonton program lain
yang lebih menarik di saluran stasiun televisi yang lain. Oleh sebab itu, acara
mimbar di televisi apabila tidak sangat menarik baik penyajinya maupun
materi bahasannya, hanya berarti memberi dorongan kepada penonton untuk
memindahkan saluran ke stasiun televisi lain.
21 Fred Wibowo, Tehnik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus, 2007) Hlm 68
a. Perencanaan
Untuk itu penyajian suatu program uraian di televisi harus
memperhatikan beberapa hal sekaligus. Pertama, permasalahan
yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum.
Kedua, persoalan itu sangat penting dan penonton membutuhkan
penjelasan mengenai hal itu. Ketiga, uraian itu dapat membuat
gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji yang
menyenangkan maupun karena materi sajian yang membuat lucu
dan membuat gembira22.
b. Tahapan Pealaksanaan Produksi
Dalam mempersiapkan suatu uraian di televisi sebaiknya
produser atau presenter membuat out-line dari sajiannya terlebih
dahulu. Pertama-tama harus jelas maksud dari uraian itu :
Informasi, entertainment (hiburan), atau sesuatu yang serius.
Presenter harus memulai uraian dengan sesuatu yang
membangkitkan rasa ingin tahu penonton. Setelah awal sajian yang
merupakan umpan disampaikan , kemudian materi acara yang
sesungguhnya, baru diketengahkan. Biasanya pengalaman hidup
sehari-hari merupakan cerita yang mengesan karena dekat dengan
kehidupan penonton.
Kalau program ini merupakan sajian khusus, seperti acara
Mimbar (agama, pengetahuan, keluarga, kesehatan, pendidikan), 22 Ibid Hlm 68.
yang perlu diingat adalah semua bahan atau cerita itu harus
membantu memperjelas tema yang disajikandan mendorong
penonton atau pendengar untuk mengikuti terus uraian tersebut23.
2. Program siaran Vox-Pop suara masyarakat
Vox-Pop kependekan dari Vox Populi dalam istilah indonesia
sebagai "suara masyarakat". Artinya, suatu program yang mengetengahkan
pendapat umum tentang suatu masalah. Tujuan program ini dibedakan
menjadi dua, yaitu vox-pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka
penelitian.
Vox-pop sebagai program mengetengahkan serangkaian pendapat
umum mengenai suatu masalah yang dibahasdalam program kepada
penonton, dengan maksud agarpenonton juga dapat mengetahui bermacam-
macam pendapat dari berbagai orang atau grup sehingga dapat dikonfrontir
dengan pendapatnya sendiri.
Vox-pop dengan tujuan dalam rangka penelitian dapat merupakan
umpan balikdalam proses komunikasimengenai suatu persoalan. Dalam hal
ini, "masalah" bukan saja dibahas sendirian oleh produser (broadcaster),
melainkan produser juga memperhatikan pula pandangan-pandangan dari
berbagai pihak. Dengan demikian, proses komunikasi berjalan secara wajar
(dari dua arah)24.
3. Program Wawancara (Interview)
23 Ibid. Hlm. 70 24 Ibid. Hlm.71
Macam program ini termasuk The Talk Show Program. Bentuk
yang lain adalah diskusi panel. Dalam hal ini terdapat dua macam
wawancara, yaitu wawancara luar studio dan wawancara di studio. Cara
memproduksi program wawancara luar studio tidak jauh beda dengan cara
memproduksi program Vox-pop. Namun, wawancara studio memiliki
beberapa persiapan dan cara memproduksi program yang berbeda.
Memproduksi program talkshow wawancara yang baik di televisi
merupakan suatu kerja keras, karena program itu memerlukan persiapan-
persiapan yang cukup banyak. Tanpa persiapan yang sungguh-sungguh,
program ini hanya menjadi program yang membosankan dan ditinggal
penonton. Jika program ini di sajikan dengan baik, penonton memperoleh
sesuatu yang sungguh berguna, bermakna dan bukan sekadar program untuk
membuang waktu luang.
Berikut tahapan pelaksanan produksi program wawancara
(interview) :
a) Perencanaan
Pertama-tama seorang produser atau pewaancara harus
menentukan siapa tamu kita. Untuk itu, biasanya dipilih seorang
tokoh yang populer di masyarakat dalam bidangnya, atau bisa
jadi tokoh kontroversi, dimana masyarakat biasanya ingin tahu
pandangan-pandangannya mengenai suatu peristiwa aktual.
Setelah itu produser dan pewawancara harus mencari
informasisebanyak-banyaknya mengenai tokoh yang
bersangkutan25.
b) Persiapan
Setelah produser memiliki data lengkap tentang tokoh
yang akan diwawancarai dan kurang lebih mengetahui pada apa
yang ingin diketahui oleh penonton atau masyarakat, serta
permasalahan apa yang ingin dimintakan penjelasan pada sang
tokoh, sehingga produser siap membuat pertanyaan-pertanyaan
untuk program talk show wawancara26.
Dalam program talk show interaktif, pewawancara
harus atau kapan memberi kesempatan, baik kepada penonton di
studio, maupun penonton di rumah uintuk mengajukan
pertanyaan. Ia harus sangat cekatan mengambil alih pertanyaan,
apabila pertanyaan interaktif dari telepon mengalami gangguan.
Demikian juga ia perlu sangat cekatan menanggapi atau
menetralisir suasana, apabila terjadi ketegangan antara penonton
studio dengan tamu tokoh yang diundang. Harus di ingat, bahwa
dalam talk show semacam ini kemungkinan terjadi ketegangan
sampai saling pelotot, bukan mustahil terjadi27.
Program talk show Diskusi adalah program
pembicaraan tiga orang atau lebihmengenai suatu permasalahan.
25 Ibid. Hlm.77 26 Ibid. Hlm.79 27 Ibid. Hlm.82
Dalam program ini masing-masing tokoh yang diundang dapat
saling berbicara mengemukakan pendapat dan presenter
bertindak sebagai moderator, yang kadang-kadang
melontarkanpendapat atau membagi pembicaraan. Jadi
pembicaraan itu tidak dimonopoli oleh satu orang. Presenter
juga harus mengetahui kapansaat yang tepat untuk memberi
kesempatan kepada penonton terlibat dalam program ini, apabila
program ini interaktif. Sekali lagi presenter harus cekatan dan
taktis menghentikan atau membelokkan perdebatan apabila
sudah mengarah pada bahaya kemarahan dan tindakan fisik28.
28 Ibid. Hlm83
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Sejarah Berdirinya TVRI
Dalam rangka menyambut penyelenggaraan ASIAN GAMES IV tahun 1961,
maka pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta. Oleh
karenanya dibentuklah panitia persiapan pembangunan stasiun televisi yang terdiri dari
sembilan orang dimana R.M. Soenarto bertindak sebagai ketua. Pada tanggal 23 Oktober
1961 diambillah keputusan akhir mengenai pendirian stasiun televisi sekaligus
digunakannya peralatan dari Nippon Electronica Corporation ( NEC ) Jepang.
Siaran perdana sebagai siaran percobaan disiarkan pada tanggal 17 Agustus 1962
berupa siaran khusus liputan tentang upacara peringatan detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Disusul kemudian dengan penayangan pembukaan
ASIAN GAMES IV pada tanggal 24 Agustus 1962 yang kemudian dilanjutkan siaran-
siaran secara teratur dengan nama Biro Radio dan Television Organizing Committee
ASIAN GAMES IV, sekaligus merupakan hari jadi berdirinya Televisi Republik
Indonesia ( TVRI ).
Melalui Kepres RI No. 215 tahun 1963 maka dibentuklah yayasan tersendiri
dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia. Penyesuaian pada tahun 1968
dilantik Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI.
Perluasan jangkauan TVRI terus ditingkatkan guna menggali, mengangkat serta
mengembangkan potensi dari suatu daerah. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkn
kebijakan untuk mendirikan stasiun penyiaran daerah di beberapa wilayah di Indonesia
dalam kurun waktu 1962 sampai dengan 1999, yakni TVRI Jakarta (1962), TVRI
Yogyakarta (1965), TVRI Medan (1970), TVRI Ujung Pandang (1972), TVRI Banda
Aceh (1973), TVRI Palembang (1974), TVRI Denpasar (1978), TVRI Surabaya (1978),
TVRI Manado (1978), TVRI Bandung (1987), TVRI Samarinda (1993), TVRI Ambon
(1993), TVRI Semarang (1996), dan TVRI Padang (1997), selanjutnya dengan adanya
pemekaran wilayah di beberapa propinsi di Indonesia, maka saat ini jumlah Stasiun TVRI
di Indonesia mencapai 27 buah yakni :
1. TVRI Nanggroe Aceh Darussalam
2. TVRI Sumatera Utara
3. TVRI Sumatera Barat
4. TVRI Sumatera Selatan
5. TVRI Riau
6. TVRI Benkulu
7. TVRI Jambi
8. TVRI Lampung
9. TVRI Jawa Barat
10. TVRI Jawa Tengah
11. TVRI Jawa Timur
12. TVRI D.I. Yogyakarta
13. TVRI Sulawesi Selatan
14. TVRI Sulawesi Utara
15. TVRI Sulawesi Tengah
16. TVRI Sulawesi Tenggara
17. TVRI Kalimantan Timur
18. TVRI Kalimantan Barat
19. TVRI Kalimantan Tengah
20. TVRI Kalimantan Selatan
21. TVRI Bali
22. TVRI Maluku
23. TVRI NTT
24. TVRI Papua
25. TVRI NTB
26. TVRI Gorontalo
27. TVRI DKI
B. Perkembangan Status TVRI
Semula TVRI berada di bawah Yayasan sejak tahun 1962, kemudian tahun 1965
dibawah Direktorat Televisi Departemen Penerangan. Selanjutnya tahun 1970 di bawah
Direktorat Jendral Radio, Televisi, dan setelah dibubarkannya DEPPEN pada tanggal 16
Oktober 1999, maka pada tanggal 7 Juni 2000 melalui Peraturan Pemerintah No. 36
Tahun 2000 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid, TVRI telah resmi
menjadi Perusahaan Jawatan ( Perjan ).
Pada pemerintahaan Megawati melalui PP No. 9 Tahun 2002, tertanggal 17 April
2002 Stasiun TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas ( PT ). Dengan beralihnya Stasiun
TVRI menjadi PT berarti struktur organisasinya secara otomatis mengalami perubahan
dengan menyesuaikan prinsip-prinsip operasional sebuah perusahan.Selanjutnya
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Penyiaran nomor 32 tahun 2002 yang
menempatkan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik, selanjutnya , melalui PP no. 13
tahun 2005, tertanggal 18 Maret 2005, TVRI diubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik
dan sejak tanggal 24 Agustus 2006 telah ditetapkan Jajaran Direksi LPP TVRI oleh
Dewan Pengawas LPP TVRI.
Jika dibuat skema, maka sejarah status TVRI adalah :
1962 à Yayasan TVRI
1965 à Direktorat dibawah Deppen.
2001 à Perjan PP No.36/Th.2000 (Depkeu, BKN)
2002 à PT (Persero) PP No.9/Th.2002 (Depkeu,
BKN, Menneg BUMN, Menneg Kominfo)
2005 à TV Publik> UU No.32/Th.2002, PP.11/
Th.2005, PP.No.13/Th.2005 Tgl.18-3-05
2006 à Maret, Dewas TVRI terpilih à Mei, dikukuhkan
23 Agust, Direksi terpilihà 24 Agust, Pkl.14.00 WIB
Direksi dilantik oleh Dewas TVRI
Adapun Dewan Pengawas TVRI terdiri atas :
KETUA : DRS. HAZAIRIN SITEPU
ANGGOTA : 1. BRIGJEN. TNI. (PURN) DRS. H. ROBIK MUKAV
2. PROF. MUSA ASY’ARI
3. DRS. ABRAHAM ISNAN, MSI
4. DRA. HJ. RETNO INTANI ZA, MSC
Sedangkan Dewan Direksi LPP TVRI terdiri atas :
1. Direktur Utama
Mayjen.TNI (Pur) I Gde Nyoman Arsana,SE,MM,PSC
2. Direktur Program dan Berita
Drs. Yon Anwar
3. Direktur Teknik
Ir. Satya Sudhana
4. Direktur Keuangan
DR. Antar M.T. Sianturi, Ak.,MBA
5. Direktur Umum
Dra. Immas Sunarya, MM
6. Direktur Pengembangan dan Usaha
- kosong-
Sehubungan dengan perubahaan status tersebut ,, kini TVRI semakin ditantang
untuk mulai mandiri khususnya dalam memproduksi acara, mengingat sudah
ditiadakannya anggaran negara untuk penyelenggaraan produksi siaran televisi.
C. Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran Tugas TVRI
a. Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media independen, profesional, terpercaya
dan pilihan bangsa Indonesia, dalam keberagaman usaha dan program serta
jaringan penyiaran berkualitas yang ditujukan untuk melayani kepentingan
masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melestarikan nilai budaya bangsa,untuk memperkuat
kesatuan nasional
b. Misi
1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan
dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi
yang utama.
3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta
menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan
kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.
4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa
dan negara Indonesia di dunia internasional.
c. Tujuan Penyiaran TVRI
Memperkukuh intergrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa
yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri,
demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
(Pasal 3 UU No.32/Th.2002, tentang Penyiaran)
d. Tujuan dan Sasaran
1. Terciptanya program yang menarik.
2. Terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan.
3. Meningkatnya kualitas SDM khususnya pada penguasaan teknologi
informasi.
4. TVRI menjadi pusat sarana pembelajaran sekolah dan luar sekolah.
5. Meningkatnya sistem dan prosedur pada TVRI.
6. Meningkatnya kemampuan Stasiun Penyiaran Daerah.
7. Terciptanya pemancar yang berkualitas dan Berteknologi tinggi.
8. Meningkatnya jangkauan siaran.
e. Tugas TVRI Sebagai TV Publik
Memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang
menjangkau seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Pasal 4 PP.
No.13 Th.2005).
D. Sejarah TVRI Stasiun D.I YOGYAKARTA
TVRI Stasiun D.I Yogyakarta merupakan TVRI stasiun daerah pertama kali yang
berdiri di tanah air, yakni tahun 1965. Pertama berdiri di Yogyakarta berlokasi di Jalan
Hayam Wuruk, tepatnya saat TVRI Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Stasiun yang
pertama yakni IR. Dewabrata. Konon, untuk mendirikan Menara Pemancar, dibangun
dari bahan bambu. Selanjutnya, di tahun 1970 menara pemancar TVRI Yogyakarta
menempati lokasi baru di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta, seluas 4 hektar, sampai
dengan saat ini.
Siaran perdana TVRI Stasiun DIY pada tanggal 17 Agustus 1965 adalah
menyiarkan acara pidato peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-20 oleh Wakil
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pada awalnya TVRI Stasiun DIY mengudara tiga kali dalam satu minggu yang
masing-masing berdurasi dua jam. Pada saat itu jangkauan siaran masih terbatas pada
area yang dapat dijangkau pemancar VHF berkekuatan 10 Kw, begitu pula format
siarannya masih hitam putih. Namun pada tahun 1973, TVRI Stasiun DIY telah mulai
melakukan siaran setiap hari. Siaran produksi lokal TVRI Stasiun DIY tiap harinya
mencapai 2,5 hingga 3 jam, setelah dikumulasikan dengan penyiaran terpadu dari TVRI
Pusat Jakarta.
Karena faktor topografis berupa pegunungan di daerah Gunung Kidul maupun di
Kulonprogo, saat ini terdapat beberapa daerah yang belum dapat menerima siaran TVRI
Stasiun DIY, oleh karenanya TVRI Stasiun DIY berencana membangun tower pemancar
didaerah Bukit Pathuk, Gunung Kidul guna memperluas jangkauan siarannya.
Sejak didirikan TVRI Stasiun D.I Yogyakarta sampai dengan saat ini telah
dilakukan beberapa kali pergantian jabatan Kepala Stasiun yaitu sebagai berikut :
NAMA PERIODE
a. Ir. Dewabrata 1965 – 1971
b. R.M. Soenarto 1971 – 1975
c. Drs. Darjoto 1975 – 198 3
d. M. Djaslan, B.A 1983 – 1985
e. Drs. Ishadi SK, M.Sc 1985 - 1988
f. Drs. Semyon Sinulingga 1988 – 1990
g. Drs. Suryanto 1990 – Juli 1995
h. Drs. Bakaroni A.S. Agustus – Desember 1995
i. Sunjoto Suwarto Januari 1995 – 1998
j. Drs. Pudjatmo 1998 – 2000
k. Drs. Sutrimo MM, M.Si 2000
l. Drs. Sudarto HS 2000 – 2003
m. Drs. Bambang Winarso M.Sc 2003 – 2007
n. Drs. Tribowo Kriswinarso 2007 - sekarang E. Arti logo TVRI
Secara simbolis, bentuk logo ini menggambarkan “ layanan public yang
informatif, komunikatif, elegan dan dinamis “ dalam upaya mewujudkan visi dan misi
TVRI sebagai TV Publik yaitu media yang memiliki fungsi control dan perekat sosial
untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Bentuk lengkung yang berawal pada huruf T dan berakhir pada huruf I dari huruf
TVRI membentuk huruf ”P” yang mengandung 5 ( lima ) makna layanan informasi dan
komunikasi menyeluruh, yaitu :
1. P sebagai huruf awal dari kata PUBLIK yang berarti “ memberikan
layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan
nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. P sebagai huruf awal dari kata PERUBAHAN yang berarti ” membawa
perubahan ke arah yang lebih sempurna ”
3. P sebagai huruf awal dari kata PERINTIS yang berarti ” merupakan
perintis atau cikal bakal pertelevisian Indonesia ”
4. P sebagai huruf awal dari kata PEMERSATU yang berarti ” merupakan
lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang
tersebar di Bumi Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan
pulau”
5. P sebagai huruf awal dari kata PILIHAN yang berarti ” menjadi
pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen
dan lapisan masyarakat”
Bentuk elips dengan ekor yang runcing dan dinamis melambangkan komet yang
bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana
menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna
elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta
tuntutan masyarakat.Warna BIRU mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, arif,
informatif dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan
sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama mencerdaskan
kehidupan bangsa serta mempunyai makna : Semangat dan dinamika perubahan menuju
ke arah yang lebih sempurna.
Khusus untuk TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, dibawah logo tersebut dicantumkan
identitas lokal, yakni kata Jogja seperti yang tercantum dalam tulisan Jogja Never Ending
Asia, yang berupa tulisan tangan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Hal ini mengandung
makna sebagai penghormatan terhadap Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan
cikal bakal pengembangan wilayah DIY serta untuk turut mempromosikan icon wisata
DIY baik di kancah regional, nasional dan internasional. Hal lain lagi, bahwa dengan
pencantuman tulisan Jogja ini, diharapkan TVRI Jogja mampu menjalankan visi dan
misinya selaku TV Publik yang mempunyai kepedulian dan keberpihakan terhadap
publik DIY.
F. Visi dan Misi TVRI D.I Yogyakarta
a. Visi
Terwujudnya TVRI D.I Yogyakarta sebagai media Televisi Publik yang
independen, profesional, terpercaya dan pilihan masyarakat DIY, dalam
keberagaman usaha dan program yang ditujukan untuk melayani kepentingan
masyarakat dalam upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan masyarakat, dan melestarikan nilai budaya yang berkembang di DIY
dalam rangka memperkuat kesatuan nasional melalui jejaring TVRI Nasional.
b . Misi
1. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media perekat sosial
sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat layanan
informasi yang utama serta menyajikan hiburan yang sehat dengan
mengoptimalkan potensi daerah dan kebudayaan yang tumbuh dan
berkembang di DIY.
3. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran
demokratisasi dan transparansi informasi dalam rangka mewujudkan
masyarakat madani.
4. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta sebagai Televisi Publik yang
bertumpu pada keseimbangan informasi dengan tetap memperhatikan
komunitas terabaikan.
5. Memberdayakan TVRI D.I Yogyakarta menjadi media untuk
membangun citra positif DIY sebagai pusat budaya, pendidikan dan
pariwisata ditingkat nasional, regional maupun di dunia internasional
melalui jejaring TVRI Nasional.
G. Prestasi TVRI Stsiun D.I. Yogyakarta
Beberapa penghargaan yang pernah di raih oleh TVRI D.I Yogyakarta
diantaranya adalah :
NO. THN NAMA
PENGHARGAAN PRESTASI KATAGORI
1. 1984 GATRA KENCANA JUARA II
SIARAN
PENDIDIKAN
2 1985 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN
PENDIDIKAN
3 1986 GATRA KENCANA JUARA III
SIARAN
KESENIAN
TRADISIONAL
4 1986 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN
PENDIDIKAN
5 1987 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN
KESENIAN
TRADISIONAL
6 1989 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN SPOT
PROGRAM
7 1990 FESTIVAL
SINETRON
INDONESIA
UNGGULAN
MUSIK
TRADISIONAL
VIDEO NON
CERITA
8 1990 FESTIFAL FILM
INDONESIA UNGGULAN
SINEMA
ELEKTRONIK
9 1992 GATRA KENCANA JUARA III DOKUMENTER
FEATURE
10 1992 GATRA KENCANA JUARA II
SIARAN NEGERI
TERCINTA
NUSANTARA
11 1993 GATRA KENCANA JUARA II CERITA ANAK
12 1995 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SINETRON NON
CERITA SENI
DOKUMENTER
13 1996 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN
PARIWISATA
14 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER
SINETRON NON
CERITA
BUDAYA
TERBAIK
15 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER
SINETRON NON
CERITA
PARIWISATA
TERBAIK
16 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
PRODUSER
SINETRON NON
CERITA SEMI
DOKUMENTER
TERBAIK
17 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA
BUDAYA
TERBAIK
18 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA SEMI
DOKUMENTER
TERBAIK
19 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
SUTRADARA
SINETRON NON
CERITA
PARIWISATA
TERBAIK
20 1996 FSI VIDIA WIDYA PENGHARGAAN
CAKRAWALA
BUDAYA
TENUN LURIK
SINETRON NON
CERITA
21 1996 GATRA KENCANA JUARA II SIARAN KARYA
TEPAT GUNA
22 1996 GATRA KENCANA JUARA III CAKRAWALA
BUDAYA
23 1998 GATRA KENCANA JUARA III SIARAN VIDEO
KLIP
24 1998 GATRA KENCANA JUARA III ACARA
PEDESAAN
25 1999 GATRA KENCANA PENGHARGAAN
PENILAIAN
ADMINISTRASI
TERBAIK
26 2000 GATRA KENCANA JUARA II PAKET ACARA
DRAMA
27 2002 MUSEUM REKOR
INDONESIA (MURI) PENGHARGAAN
PENYELENGGA
RA BURSA
INSIDENTAL
MOBIL BEKAS
DENGAN
PESERTA
TERBANYAK
28 2005 JAPAN PRIZE/ NHK NOMINE
PAKET
FEATURE
DOKUMENTRY
TTG TSUNAMI
29 2006 INDONESIA WOW JUARA I PAKET ACARA
BUDAYA
30 2007 PENGHARGAAN
GUBERNUR DIY
PERAN SERTA
DALAM
PENANGANAN
BENCANA ALAM
SIARAN
PENANGANAN
BENCANA DAN
RELAWAN
GEMPA DIY BENCANA
Setelah TVRI Nasional menjadikan Riset Media AC Nielsen untuk memonitor
siarannya, maka TVRI D.I. Yogyakarta menjadi salah satu Stasiun televisi yang menjadi
obyek risetnya diantara berbagai stasiun TVRI Lainnya. Dalam hal ini, prestasi yang baru
saja diraih berkaitan dengan Riset AC Nielsen ini adalah bahwa pada bulan April 2006,
TVRI D.I Yogyakarta memperoleh channel share terbaik diantara Stasiun TVRI Se
Indonesia yakni 4,9 point.
H. Pola Siaran TVRI Stasiun D.I Yogyakarta
Sejak awal dioperasikannya TVRI Stasiun D.I Yogyakarta, pola siaran yang
mengacu pada pola siaran TVRI Nasional , di sebut pola acara terpadu. Hal ini
dikarenakan TVRI dibawah salah satu manajemen penyiaran, sehingga stasiun TVRI
daerah harus mengikuti pola acara terpadu dari Pusat.
Acara yang diproduksi TVRI Stasiun D.I.Y disebut pola acara harian. Pola acara
harian disusun berdasarkan pola acara tahunan dari TVRI Pusat Jakarta. Setelah diterima
oleh TVRI Stasiun D.I.Y pola acara tersebut disebut pola acara tahunan. Hal ini berarti
pola acara tahunan TVRI Stasiun D.I.Y merupakan hasil kombinasi antara pola acara
Pusat dengan daerah. Karena sistematis ini wajib, maka siaran relay dari Pusat pasti
selalu ada. Disamping itu apabila terjadi kekosongan produksi siaran, stasiun TVRI
daerah bisa langsung merelay dari TVRI Nasional.
I. Acara-Acara Yang Diproduksi
1. Obrolan Angkring
Siaran : Hari Sabtu (Weekly)
Pukul : 19.30 – 20.00
Jumlah tayang : 4 - 5 kali/ bulan
Format acara : Dagelan
Pengisi : Grup Angkringan Yk
Karakteristik : Live on tape
Sasaran : Dewasa/Umum
Deskripsi:
Paket acara OBROLAN ANGKRING merupakan acara yang dikemas dalam
format dagelan/lawakan dengan menggunakan bahasa daerah (Jawa) dengan setting
seperangkat angkringan. Acara ini memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat
pinggiran-menengah serta menumbuhkan apresiasi terhadap permasalahan-permasalahan
atau persoalan-persoalan sosial yang ringan & aktual serta mengandung muatan moral
disampaikan secara satire - diharapkan akan lebih mengena dan mudah dicerna oleh
anggota masyarakat.
Dengan konsep talkshow dagelan acara ini telah benar-benar dekat dihati
masyarakat. Melalui lawakan para tokoh yang terlibat, seperti : Dalijo, Yu Beruk dan
lain-lain terasa semakin diminati permirsa ditambah sering hadirnya para bintang tamu.
Semisal pernah hadir Basuki, Gogon dll.
2. Harmoni
Siaran : Setiap hari Sabtu
Pukul : 18.00 – 19.00 WIB
Jumlah tayang : 4 – 5 kali/ bulan
Format : Live interaktif
Pengisi : Para pakar dibidangnya
Karakteristik : Live
Sasaran : Dewasa / umum
Deskripsi:
Harmoni merupakan acara live programme yang membahas tentang persoalan-
persoalan seputar psikologi, kesehatan, kewanitaan, etiket dan lain sebagainya seputar
pemasalahan keluarga. Dengan konsep ruang dalam sebuah keluarga yang santai dan
hangat diharapkan lebih mengena kepada masyarakat, disamping pemirsa juga dapat
berinteraksi langsung dengan nara sumber melalui pesawat telepon.
Keharmonisan dalam rumah tangga selalu menjadi harapan bagi setiap keluarga,
bukan hanya pada penampilan fisik saja melainkan pada jiwa serta kesehatan seseorang.
Sehingga dalam acara ini mencoba memberikan solusi kepada pemirsa tentang berbagai
persoalan yang dihadapi dan untuk memberikan warna dalam acara ini juga dapat
disajikan kuis seputar tema dalam pembicaraan sehingga akan mengikat pemirsa untuk
tetap mengikuti program ini hingga akhir.
3. Plengkung Gading
Siaran : Setiap hari Kamis
Pukul : 19.30 - 21.00 WIB
Jumlah tayang : 1 kali/ bulan
Format : Pergelara infotainment
Pengisi : Kelompok Campursari di DIY dan sekitarnya
Karakteristik : Live
Sasaran : Dewasa Umum.
Deskripsi:
Campursari merupakan kesenian yang lahir dari Yogyakarta ini merupakan
sebuah produk warisan leluhur yang saat ini masih sangat digemari oleh masyarakat.
Karena dapat memainkan berbagai jenis lagu/musik yang dibawakan dengan penuh
humor dan jauh dari kesan serius. Plengkung Gading diambil dari sebuah tempat
bersejarah di salah satu sudut Kota Yogyakarta. Acara ini juga diselingi dialog budaya
mengupas segala permasalahan yang perlu diketengahkan & menarik untuk
diperbincangkan.
Acara ini juga dimaksudkan memberikan apresiasi budaya secara implisit dengan
kemasan entertainment yang ringan tetapi sarat dengan muatan budaya.
4. Berita Jogja
Siaran : Setiap hari (daily)
Pukul : 18.00 – 18.30 WIB
Format : News
Materi : Berita DIY dsk.
Karakteristisk : Live
Sasaran : Umum
Deskripsi:
Program Berita harian ini menampilkan kejadian-kejadian aktual yang terjadi di
Yogyakarta dan sekitarnya yang mempunyai nilai jurnalistik yang mana didalam
penyajian berita ini dilengkapi dengan beberapa rubrik menarik misal Gagasan,
Pedesaan, Wisata serta peristiwa aktual lain.
5. Yogyawarta
Siaran : Setiap hari (daily)
Pukul : 16.30 -17.00 WIB
Jumlah tayang: Setiap hari
Format : News
Pengisi : Berita-berita aktual di DIY dsk. berbahasa Jawa
Karakteristik : Live
Sasaran : Umum
Deskripsi:
Program Yogyawarta, menyajikan kejadian-kejadian aktual yang terjadi di
Yogyakarta dan sekitarnya yang mempunyai nilai jurnalistik yang disampaikan dengan
pengantar bahasa Jawa. Hal ini dimaksudkan selain memberikan informasi aktual seputar
Jogja & sekitarnya, juga dimaksudkan agar bahasa Jawa tetap lestari dikalangan pemirsa
khususnya para generasi penerus. Disamping itu, pemirsa juga dapat memberikan
masukan terhadap kondisi phisik atau menginformasikan fasilitas umum yang perlu
segera ditangani oleh pihak terkait dalam segmen Dialog Warga melalui telpon/surat.
6. Ceplas - Ceplos
Siaran : Setiap hari Minggu (weekly)
Pukul : 17.00 – 18.00 WIB
Jumlah tayang : 4 - 5 kali/bulan
Format : Talkshow interaktif
Pengisi : Para pakar dan dibidangnya
Karakteristik : Live
Sasaran : Umum
Deskripsi:
Ajang dialog santai yang mengangkat berbagai permasalahan sehari-hari yang
berkembang disekitar kehidupan masyarakat menengah kebawah, baik sosial, ekonomi,
budaya, kesehatan, pariwisata, pendidikan, lingkungan hidup dsb
7. Mbangun Deso
Siaran : Produksi apabila ada penyandang dana
Pukul : WIB
Jumlah tayang : 1 kali / bulan
Format : Fragmen
Pengisi : Den Baguse Ngarso, Sronto, Kuriman dkk
Karakteristik : Taping
Sasaran : Dewasa dan umum
Deskripsi:
Satu acara yang diformat dalm bentuk fragmen berbahasa Jawa dengan setting
pedesaan ini sudah melekat dihati pemirsa di DIY dan sekitarnya, melalui karakter para
pemeran yang sudah sangat populer seperti : Den Baguse Ngarso, Sronto, Pak Bina dan
kawan-kawan. Penyampaian materi atau cerita yang kental dengan budaya Jawa
menjadikan acara ini selalu dinanti oleh pemirsa yang bukan berasal dari Jawa sekali pun.
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri karena para pemeran mampu memberikan hiburan
khas kepada masyarakat yang dibumbui dengan masalah-masalah yang sedang
berkembang dimasyarakat.
8. Resonansi
Siaran : Setiap hari Senin dan Kamis (weekly)
Pukul : 18.00 – 19.00 WIB
Jumlah tayang : 8 – 10 kali/bulan
Format : Talkshow interaktif
Pengisi Acara : Berbagai lembaga, pemerintah ataupun swasta
Sasaran : Dewasa/ Umum
Karakteristik : Live
Deskripsi:
Acara ini merupakan program siaran langsung (live) dari studio II TVRI
Yogyakarta dengan format talkshow/dialog, dipandu oleh seorang presenter yang
mengetengahkan sebuah tema untuk di dialogkan dengan audience ataupun penonton di
rumah secara interaktif melalui telpon.
Tema ataupun Narasumber dimungkinkan berasal dari instansi/lembaga yang menjadi
sponsor acara tersebut, bisa juga dari para ahli yang berkompeten yang ditunjuk oleh
instansi/lembaga sponsor.
9. Coffee Break
Siaran : Setiap hari Sabtu (weekly)
Pukul : 20.00 – 21.00 WIB
Jumlah tayang : 4 – 5 kali/bulan
Format : Talkshow interaktif
Pengisi Acara : Berbagai lembaga, pemerintah ataupun swasta
Sasaran : Dewasa, Umum
Karakteristik : Live
Deskripsi:
Acara ini merupakan program siaran langsung (live) dari studio I TVRI
Yogyakarta dengan format talkshow, dipandu oleh seorang presenter serta selingan
musik (live) untuk memberi kesan agar lebih familiar, santai, tanpa mengganggu
pentingnya materi dialog yang akan diketengahkan dalam acara tersebut.
Materi pembahasan biasanya berkisar seputar dunia usaha dan untuk menggali potensi
agar dapt lebih berkembang. Pembahasan diharapkan akan memberikan kedalaman
informasi & wacana. Di tengah acara ataupun di awal acara seringkali disisipi dengan
liputan-liputan hangat sehingga dialog yang terjalin akan lebih komprehensif dan
mengarah.
Pemilihan tema ataupun Narasumber bisa berasal dari instansi/lembaga yang
menjadi sponsor acara tersebut, bisa juga dari para ahli yang berkompeten yang ditunjuk
oleh instansi/lembaga sponsor.
10. Pangkur Jenggleng
Siaran : Setiap hari Senin (weekly)
Pukul : 20.00 – 21.00 WIB
Jumlah tayang : 4 - 5 kali/ bulan
Format : Pergelaran
Pengisi : Kelompok Pangkur Jenggleng (Ngabdul, dkk)
Karakteristik : Live on tape
Sasaran : Dewasa Umum.
Deskripsi:
Sebuah acara yang diformat sebagai sebuah guyonan yang dulunya pernah ngetop
dikalangan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta berupa Dagelan Mataram yang
dikomandani Basiyo, dkk. Bersama Ngabdul, Anik Sunyahni, Melko dll pemirsa diajak
untuk tertawa menyaksikan guyonan-guyonan khas Yogyakarta sekaligus mengapresiasi
kesenian tradisional yang masih mempunyai daya tarik dengan iringan karawitan.
11. Ciluba
Siaran : Setiap hari Jum`at (weekly)
Pukul : 17.00 – 17.30 WIB
Jumlah tayang : 4 kali/ bulan
Format : Variety show
Pengisi : Anak Anak TK dan SD di DIY
Karakteristisk : Live on tape
Sasaran : Anak-anak usia TK & SD.
Deskripsi:
Paket acara Anak Ceria merupakan acara yang dikemas dalam format dolanan
anak (variety show) yang tujuannya untuk mengembangkan imajinasi, kreativitas dan
aktivitas positif bagi anak-anak. Menampilkan anak-anak SD yang berprestasi baik
Nasional maupun Internasional, serta menggali potensi pada diri anak-anak untuk
meningkatkan kepercayaan yang ada pada dirinya.
Acara ini sekaligus akan memberikan hiburan, informasi namun sisi pendidikan
bagi anak-anak lebih ditekankan. Anak Ceria dilaksanakan dengan konsep panggung
hiburan sehingga suasana hangat bagi setiap anak akan selalu mengikuti atau
berkeinginan tampil dalam acara ini.
12. Koes Plus Kembali
Siaran : Setiap Rabu (weekly)
Pukul : 20.00 – 21.00 WIB
Jumlah tayang : 4 -5 kali/ bulan
Format : Pergelaran
Pengisi : Grup Band Ala Koes Plus DIY dsk
Karakteristik : Live , Studio I
Sasaran : Dewasa Umum
Diskripsi :
Dengan mengusung ketenaran dan kelegendaanGroup Musik Koes Plus serta
mendatangkan lagu – lagunya maka penonton di studio dan pemirsa dirumah akan
terbawa ke era 70an. Lagu – lagu yang dibawakan seakan membawa kembali ke Jaman
Keemasan Koes Plus. Band – band yang tampil akan disuport oleh Komunitas –
komunitas Penggemar Koes Plus yang ada di DIY dsk. Meski tampil hanya dalam waktu
1 jam, lagu – lagu ini dapat menjadi obat rindu bagi penggemar Koes Plus. Bagi
Penggemar yang ingin menyaksikan secara langsung di Studio di sediakan tempat yang
representatif untuk bisa bergoyang sembari mendengarkan alunan lagu Koes Plus.
13. Pioner
Siaran : Setiap hari Rabu (weekly)
Pukul : 18.30 – 19.00 WIB
Jumlah tayang : 4 kali/ bulan
Format : Majalah udara
Pengisi : SMP, SMU, Siswa /remaja berprestasi di DIY
Karakteristisk : Taping
Sasaran : Pelajar SMP, SMU & Sederajat
Deskripsi:
Sebuah program yang mewadahi aktivitas para pelajar/remaja berprestasi dalam
mengembangkan kreativitasnya baik secara formal maupun non formal dengan
kesuksesannya agar prestasi yang diraihnya tersebut dapat menjadi contoh pelajar/remaja
yang lain. Menjadi spirit & motivasi dalam memacu potensi yang dimiliki oleh setiap
generasi muda kita.
14. Kuis Cerdas
Siaran : Setiap Jum`at (weekly)
Pukul : 18.30 – 19.00 WIB
Jumlah tayang : 4 kali/ bulan
Format : Game
Pengisi : Pemirsa / penelpon
Karakteristisk : Taping
Sasaran : SD s-d SMA
Deskripsi:
Untuk menguji kemampuan dari perwakilan sekolah dengan model pertanyaan
berantai. Dibagi dalam tiga sesi yaitu pertanyaan wajib, berantai dan rebutan. Sistem
kompetisi dengan model setiap pemenang akan di pertemukan dengan pemenang dari
kelompok yang lain.
Dengan mengikuti Kuis Cerdas, maka bagi pemenang akan mengharumkan nama
sekolah. Sementara bagi sekolah akan menjadi tolok ukur keberhasilan dari metode
pembelajaran yang dilakukan selama ini.
15. Keroncong Request
Siaran : Setiap Minggu (weekly)
Pukul : 20.00 – 21.00 WIB
Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan
Format : Pergelaran
Pengisi : Grup Orkes Keroncong di DIY
Karakteristisk : Live
Sasaran : Dewasa/Umum
Deskripsi:
Keroncong merupakan salah satu jenis musik yang lahir di Indonesia & masih
banyak masyarakat yang melantunkan lagu pop/dangdut dalam irama keroncong. Hal ini
karena jenis musik keroncong enak untuk dibawakan dengan santai, disisi lain
pendengarnya juga akan terbuai. Dengan kemasan modern, jenis musik ini diharapkan
akan mampu bertahan & bahkan mampu untuk mereformasi seperti jenis musik dangdut.
Sehingga, dalam acara ini akan lebih dinamis karena unsur-unsur yang membatasi musik
tersebut lebih disesuaikan dengan situasi saat ini, terlebih dari segi perfomance.
16. Wawasan Mitra Tani
Siaran : Setiap Senin (weekly)
Pukul : 19.30 – 20.00 WIB
Jumlah tayang : 2-3 kali/ bulan
Format : Features
Pengisi : Para petani, pihak terkait
Karakteristisk : Taping
Sasaran : Para petani
Deskripsi:
Petani, adalah sosok yang patut kita teladani. Karena dari kerja keras merekalah
masyarakat kota juga dapat menikmati hasilnya untuk kelangsungan hidupnya.
Kesuksesan tidak hanya milik masyarakat kota, tetapi para petani pun banyak yang
sukses dengan kerja kerasnya dalam menerapkan teknologi modern. Acara ini diharapkan
dapat membuka wawasan bagi petani-petani lain agar mereka juga mendapatkan
informasi untuk mengembangan usaha pertaniannya.
17. Sentuhan Qalbu
Siaran : Setiap Jum`at (weekly)
Pukul : 19.30 – 20.00 WIB
Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan
Format : Monolog
Pengisi : Para Da`i DIY dsk
Karakteristisk : Live Interaktif
Sasaran : Semua umur (SU), terutama umat muslim
Deskripsi:
Acara yang menampilkan juru ceramah, ustadz ataupun tokoh agama untuk
memberikan pencerahan terhadap permasalahan agama Islam dan disiarkan secara
langsung dari Studio II. Acara ini bisa menjadi ajang curhat bagi penonton yang
mempunyai problematika masalah yang mempunyai hubungan vertikal dengan Sang
Khaliq. Dengan nasehat – nasehat dari para narasumber diharapkan penonton akan
tersentuh hatinya untuk bisa kembali ke jalan yang lurus. Atau barangkali butuh
pencerahan karena selama ini belum tahu atau belum paham masalah yang telah, sedang
atau akan dihadapi.
18. Taman Gabusan
Siaran : Setiap Selasa (weekly)
Pukul : 19.30 – 21.00 WIB
Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan
Format : Talk Show Interaktif
Pengisi : Para petani, pihak terkait
Karakteristisk : Siaran Langsung / Live
Sasaran : Masyarakat Bantul Dewasa
Deskripsi:
Untuk menjalin kedekatan dengan masyarakatnya, maka Pemkab Bantul
merancang acara ini. Segala permasalahan yang terjadi karena adanya birokrasi dan
program dari Pemkab di urai di acara ini. Dengan mengambil topik – topik yang sedang
hangat dimasyarakat, maka Pemkab Bantul berusaha memotivasi dan menampung
keluhan masyarakat. Acara ini menghadirkan Pakar – pakar yang ahli dan berkompeten
di bidang masing – masing, sehingga bahasannya akan tuntas. Masyarakat juga bisa
menyampaikan saran, usul dan keluhannya lewat telepon langsung ke Narasumber yang
berada di Studio I TVRI Stasiun D.I Yogyakarta. Komitmen Pemerintah Kabupaten
Bantul untuk bangkit dari bencana gempa diapresiasikan pada acara ini, sehingga acara
ini di relay oleh TA TV, Jogja TV dan RB TV, sehingga bisa ditonton oleh masyarakat
Bantul atau orang yang peduli dengan kemajuan Bantul dari segala penjuru.
J. Ruang Lingkup
a. Jangkauan Siaran
Jangkauan siaran TVRI stasiun D.I.Y meliputi seluruh propinsi DIY dan
sebagian wilayah propinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Magelang, kota
Magelang, Temanggung, Wonosobo,sebagian Klaten, Sebagian Purworejo,
sebagian Karanganyar.
b. Target Audiens
Acara-acara stasiun televisi ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat
propinsi DIY dan sebagian masyarakat Jawa Tengah yang tercakup dalam
jangkauan siaran TVRI Stasiun DIY. Oleh karenanya desain program TVRI
Yogyakarta tidak mengenal istilah Prime Time, sebab dari realita di lapangan,
kapanpun suatu acara ditayangkan, asalkan bagus dan berkualitas, ia akan tetap
mendapat tempat dihati pemirsa. Sehingga kenyataan ini mematahkan anggapan
bahwa pukul 7 hingga 9 malam adalah waktu prime time penayangan acara
unggulan suatu acara Televisi. Bulan Juli 2007, Tim Universitas Kristen Duta
Wacana Yogyakarta melakukan penelitian kecil dengan menyebar angket secara
acak pada 100 warga di DIY. Dari angket ini diperoleh hasil bahwa 64 orang atau
64 prosen warga DIY masih melihat TVRI Jogja. Meski penelitian ini perlu
ditindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih kompresensif, karena pada
realitanya masih banyak warga DIY yang menyukai tayangan TVRI Jogja.
K. Fungsi Publik
Sebagai stasiun televisi yang bervisikan budaya, pendidikan dan kerakyatan,
maka TVRI Yogyakarta berusaha untuk ikut lebur bersama dinamika kehidupan
masyarakat. Untuk itu, selain melalui acara-acara talkshow yang memberi ruang luas bagi
pemirsa untuk ikut menyuarakan aspirasinya, kita juga memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas di TVRI Yogyakarta untuk kegiatan
pendidikan, seni budaya, serta kegiatan ekonomis.
a. Otobursa TVRI
Kegiatan jual beli mobil bekas ini dilaksanakn di halaman TVRI
Yogyakarta, Jl. Magelang Km.4,5 Yogyakarta setiap hari Minggu. Kegiatan ini
diawali bulan Maret 2002, saat itu hanya diikuti oleh 21 mobil. Minggu
selanjutnya naik menjadi 41 mobil Dan saat ini, dengan fasilitas parkir hampir 3
hektar, mampu menampung 900 mobil, dan bulan november 2004 masuk
Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggara insidental Jual beli mobil bekas
terbesar.
b. Kuliah Praktek Kerja Lapangan dan Skripsi
Melaksanakan visinya di dunia pendidikan, TVRI Yogyakarta membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa, utamanya yang menggeluti
dunia broadcasting untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
dan skripsi, kegiatan ini dikoordinir oleh bagian Humas, tentu saja tidak setiap
pelamar PKL langsung bisa diterima. Hal ini mengingat formasi dan kapasitas
pembimbing di TVRI Yogyakarta. Hingga saat ini mahasiswa yang PKL dan
skripsi berasal dari Universitas Lampung, Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Merdeka Malang, STIMMINDO Malang, ISI Surakarta, Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Yogyakarta,
Politeknik PPKP Yogyakarta, IST-AKPRIND Yogyakarta, Universitas Teknologi
Yogyakarta, Universitas Atmadjaya Yogyakarta, Universitas Proklamasi
Yogyakarta, Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta, Akademi Komunikasi
Radya Binatama Yogyakarta, Politeknik Semarang, Universitas Satya Wacana
Salatiga.
WEBSITE WWW.tvrijogja.co.id
Mulai Januari 2005 TVRI Yogyakarta melaunching website dengan domain
www.tvrijogja.co.id, dari web ini bisa diketahui berbagai acara TVRI Yogyakarta serta
profilnya.
L. Program Kerja TVRI:
1. Pembenahan Struktur Organisasi
2. Pembenahan citra TVRI dan budaya kerja organisasi
3. Reevaluasi menyeluruh thd acara berita maupun non berita
4. Peningkatan acara2 baru menjadi tontonan yang menarik
5. Promosi program2 unggulan
6. Peningkatan pelayanan kpd mitra melalui promosidan pemasaran
7. Peningkatan kualitas SDM di bidang teknik, marketing, program, berita,
keuangan dan pelayanan
8. Kerjasama produksi dan penyiaran dengan berbagai Departemen / Lembaga
Pemerintah dan non_Pemerintah
9. Peningkatan sistem dan prosedur tata kelola perusahaan.
10. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran
dana.
11. Peningkatan daya pemancar
12. Revitalisasi sarana dan prasarana yang ada terutama di daerah Perbatasan
NKRI.
13. Peningkatan kemampuan Stasiun Penyiaran daerah.
Kondisi Pegawai Per Agustus 2007
I. Status
1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 232
2 Kontrak 41
Jumlah 273
II. Jenis Kelamin
PNS
1 Laki - laki 170
2 perempuan 62
Jumlah 232
KONTRAK
1 Laki - laki 34
2 perempuan 7
Jumlah 41
III. UMUR
PNS
1 25 tahun s/d 35 tahun 5
2 36 tahun s/d 45 tahun 122
3 > 46 tahun 105
Jumlah 232
KONTRAK
1 25 tahun s/d 35 tahun 33
2 36 tahun s/d 45 tahun 7
3 > 46 tahun 1
Jumlah 41
IV. KEPANGKATAN / GOLONGAN
1 a. Juru Muda – I/a -
b. Juru Muda Tk. I – I/b -
c. Juru – I/c -
d. Juru Tk. I – I/d 1
Jumlah 1
2 a. Pengatur muda – II/a 15
b. Pengatur Muda Tk. I – II/b 12
c. Pengatur – II/c 17
d. Pengatur Tk. I – II/d 18
Jumlah 62
3. a. Penata Muda – III/a 38
b. Penata Muda Tk. I – III/b 65
c. Penata – III/c 47
d. Penata Tk. I – III/d 17
Jumlah 167
4. a. Pembina – IV/a 2
b. Pembina Tk. I – IV/b -
c. Pembina Utama Muda – IV/c -
d. Pembina Utama Madya – IV/d -
Jumlah 2
V. SATUAN KERJA
1. Bidang Berita
1.1. Seksi Produksi Berita 32
1.2. Seksi Current Affair & Siaran OR 12
Jumlah 44
2. Bidang Program dan Pengembangan Usaha
1.1. Seksi Program 21
1.2. Seksi Pengembangan Usaha 40
Jumlah 61
3. Bidang Teknik
1.1. Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran 38
1.2. Seksi Teknik Transmisi 18
1.3. Seksi Fasilitas Transmisi 9
Jumlah 65
4. Bagian Keuangan
1.1. Subbagian Perbendaharaan 9
1.2. Subbagian Akuntansi 11
Jumlah 20
5. Bagian Umum
1.1. Subbagian Perlengkapan 22
1.2. Subbagian SDM 15
Jumlah 37
VI. JABATAN
1. Kepala Stasiun 1
2. Kepala Bidang / Bagian 5
3. Kepala Seksi / Subbagian 11
4. Penaggung Jawab 28
5. Staf 187
Jumlah 232
VII. AGAMA PNS
1. Islam 186
2. Katolik 22
3. Kristen/Protestan 23
4. Hindu 1
Jumlah 232
KONTRAK
1. Islam 39
2. Katolik 1
3. Kristen/Protestan 1
4. Hindu -
Jumlah 41
VIII. STATUS PERKAWINAN
PNS
1. Kawin 217
2. Belum Kawin 8
3. Duda 4
4. Janda 3
Jumlah 232
KONTRAK
1. Kawin 19
2. Belum Kawin 21
3. Duda 1
4. Janda -
Jumlah 41
IX. PENDIDIKAN
PNS
1. SD tidak Berijazah -
2. SD 13
3. SLTP 14
4. SLTA 79
5. Sarjana Muda 6
6. Sarjana 75
7. S2 4
8. D1 8
9. D2 7
10. D3 13
11. D4 13
Jumlah 232
KONTRAK
1. SD tidak Berijazah -
2. SD 2
3. SLTP 3
4. SLTA 22
5. Sarjana Muda -
6. Sarjana 6
7. S2 -
8. D1 -
9. D2 -
10. D3 4
11. D4 4
Jumlah 41
X. PENDIDIKAN JENJANG
1. ADUM 23
2. SPAMA 1
3. SPALA 1
4. DIKLATPIM II 1
Jumlah 26
A B C D A B C D A B C D A B
1 KEPSTA 1 12 STAF KEPSTA 1 1 2 43 BID. PROG. & PENGEM. USAHA 3 4 5 16 13 17 3 1 624 BIDANG BERITA 2 2 1 6 14 14 5 1 455 BIDANG TEKNIK 4 7 8 8 10 17 9 2 656 BAGIAN KEUANGAN 1 3 10 4 3 217 BAGIAN UMUM 1 8 3 3 3 2 10 1 3 34
Jumlah 0 0 0 1 15 12 17 18 38 65 47 17 2 0 232
JUMLAH KONTRAK TVRI STASIUN D. I. YOGYAKARTAMENURUT GOLONGAN
BULAN : JULI 2007
NO UNIT KERJAGOL I GOL II GOL III GOL IV
JUMLAH
KENDALA :
1. Dana operasional yang berasal dari APBN sangat minim.
2. Kendaraan sudah tua.
3. SDM yang berusia di atas 40 tahun mempengaruhi produktivitas.
4. Belum tertatanya inventarisasi aset atas dasar standar baku.
5. Belum adanya pedoman pengembangan SDM, pola karir, penilaian kinerja dan pola
pengembangan kompentensi SDM sebagai wujud realisasi terhadap kesejahteraan
karyawan TVRI.
HARAPAN :
1. Peningkatan pendapatan dari APBN.
2. Tambahan SDM yang mempunyai kompetensi sesuai bidang yang dibutuhkan.
3. Pendidikan bagi karyawan sesuai bidang masing – masing
4. Memotivasi karyawan yang memiliki dedikasi, pengabdian dan prestasi.
UNTUK HALAMAN TABEL
UNTUK HALAMAN TABEL
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Laporan Pelaksanaan Magang
Penulis melakukan Kuliah Kerja Media (KKM) dari tanggal 04 februari sampai
dengan tanggal 04 Maret 2008 di TVRI Stasiun D.I Yogyakarta di bagian produksi acara
yaitu program acara Sentuhan Qolbu. Disana penulis banyak belajar tentang proses
produksi program acara, khususnya pada program acara Sentuhan Qolbu. Jam kerja
magang penulis adalah 16.00 – 21.00 WIB. Adapun hal-hal yang penulis kerjakan
semenjak magang di acara Sentuhan Qolbu di stasiun TVRI D.I Yogyakarta dari minggu
pertama sampai minggu terakhir, antara lain sebagai berikut:
Laporan Periodik pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM)
a. Minggu I (tanggal 03 Maret 2008 - 06 Maret 2008)
Kegiatan penulis pada minggu pertama pelaksanaan magang adalah
melakukan pengenalan kondisi serta situasi di TVRI stasiun D.I. Yogyakarta.
Kemudian penulis melakukan kegiatan mulai pengamatan ke seluruh ruangan
kerja hingga melakukan pengamatan pada program-program acara yang di
produksi oleh TVRI stasiun D.I. Yogyakarta. Yang pertama penulis melakukan
pengamatan di studio 1, 2 dan 3. Studio satu TVRI stasiun D.I. Yogyakarta
merupakan studio paling besar yang ada di TVRI stasiun D.I. Yogyakarta yang di
bangun sekitar tahun 80an oleh arsitektur dari jepang sesuai dengan standar
ukuran studio broadcasting. Peralatan yang terdapat di dalam studio satu
merupakan bantuan dari salah satu perusahan di jepang pula mulai lighting
sampai dengan tiga kamera tabung yang cara pencahayaannya di atur dari ruang
master control, alat-alat tersebut sampai sekarang masih digunakan. Semenjak
studio satu di bangun perlatan yang ada di dalamnya sampai sekarang belum ada
yang di ganti atau pun ditambah malah terkadang di lepas untuk di berikan ke
studio dua atau studio tiga. Karena studio satu merupakan studio terbesar yang
ada maka biasanya di gunakan untuk produksi program acara yang memerlukan
bloking, setting, maupun untuk menampung audien yang cukup banyak. Seperti
pada waktu memproduksi program acara Koes Plus Kembali, Taman Gabusan,
Keroncong Reques.
Selain di studio satu penulis juga melakukan peninjauan dan pengamatan
di studio dua dan tiga. Di studio dua TVRI stasiun D.I. Yogyakarta yang di
dalamnya terdapat tata lighting di atas studio yang bisa di setel sesuai keinginan
dengan cara manual yaitu menggunakan tongkat yang panjang, serta terdapat juga
tiga kamera yang bermerk ikegami dan sudah terdapat tata dekorasi yang
permanen sehingga program acara yang menggunakan studio dua tidak perlu
terlalu repot untuk menyeting dekorasi jika ingin produksi. Program-program
acara yang menggunaan studio dua antara lain seperti Sentuhan Qolbu, Harmoni,
Pangkur Jenggleng, Plengkung Gading, Obrolan Angkring, Karang Tumaritis.
Sedangkan studio tiga TVRI stasiun D.I. Yogyakarta merupakan studio
yang digunakan untuk pemproduksi program berita. Di dalam studio tiga sendiri
terdapat satu manitor TV serta tiga kamera yang bermerk ikegami dan tata
dekorasi yang permanen sesuai dengan program berita yang menggunakan di
studio tiga.
Kemudian penulis melakukan peninjauan dan pengamatan di ruang redaksi
berita, dimana di ruang redaksi berita terdapat beberapa unit komputer yang
tersambung dengan internet yang berguna untuk melakukan pencariaan berita atau
data-data terbaru. Di ruang redaksi berita juga terdapat 2 buah mesin fotocopy
yang di gunakan untuk menggandakan data-data serta naskah berita yang akan
dibagikan kepada seluruh crew.
Kemudian tidak hanya itu saja penulis juga melakukan peninjauan dan
pengamatan di ruang master control, dimana ruang master di gunakan untuk
mengatur seluruh crew yang berada di dalam studio. Di ruang master control juga
terdapat beberapa monitor TV yang di gunakan untuk melihat pengambilan
gambar dari seorang kameramen sehingga PD (Program Director) dapat mengatur
dan menentukan gambar mana yang akan di pilih untuk dipancarkan. Diruangan
ini pula juga terdapat satu buah unit komputer yang digunakan untuk memberi
Runningtext pada saat siaran live, serta ada pula satu buah telephone yang
digunakan untuk mengangkat telephone dari penonton yang ingin ikut interaktif.
Selain penulis melakukan pengamatan ke seluruh ruang kerja yang ada di
TVRI stasiun D.I. Yogyakarta, selama satu minggu pertama penulis juga
melakukan pengamatan pada program-program acara yang di produksi oleh TVRI
stasiun D.I. Yogyakarta yang mana nantinya penulis akan memilih salah satu
program acara untuk didalami demi menyelesaikan tugas akhir.
Selain mengamati program-program acara penulis juga ikut membantu
segala sesuatu sebelum program acara akan ditayangkan secara live. Selama satu
minggu penulis mengamati dan ikut menbantu program acara yang di produksi
oleh TVRI stasiun D.I. Yogyakarta ternyata banyak sekali program acara yang di
siarkan baik secara live maupun record. Program acara yang di produksi secara
antara lain obrolan angkring, harmoni, plengkung gading, ceplas – ceplos,
resonansi, coffee break, pangkur jenggleng, koes plus kembali, keroncong
request, sentuhan qalbu, taman gabusan dan yang di produksi secara record antara
lain mbangun deso, pioner, kuis cerdas, wawasan mitra tani, ciluba.
b. Minggu II (tanggal 10 Maret 2008 - 15 Maret 2008)
Kegiatan atau tugas penulis pada minggu kedua yaitu :
Setelah di minggu pertama penulis pelakukan pengamatan baik di ruang-
ruang kerja TVRI stasiun D.I. Yogyakarta dan pengamatan pada program-
program yang di produksi TVRI stasiun D.I. Yogyakarta, maka di minggu kedua
ini penulis sudah dapat menentukan program acara yang akan di ambil atau yang
akan lebih di dalami. Ketika penulis menemui bapak Djuminto selaku
pembimbing magang di TVRI stasiun D.I. Yogyakarta ternyata menulis di
arahkan terlebih dahulu kepada setting dekorasi yang di harapkan selama magang
penulis tidak hanya belajar pada proses produksi saja melainkan juga dapat belajar
pada setting dokorasi, untuk itu di minggu kedua ini penulis ikut membantu tim
dekorasi menyeting studio satu yang tata dekorasinya tidak permanen. Selama
menyeting tata dekorasi banyak ilmu yang penulis ambil dari situ karena di situ
penulis bekerja langsung bersama tim tata dekorasi dari TVRI stasiun D.I.
Yogyakarta. Yang penulis lakukan selama membatu tim tata dekorasi antara lain
mempersiapkan dan mengambil properti yang di akan di gunakan di dalam
gudang. Setelah mempersiapkan properti penulis juga ikut membantu bikin tulisan
sesuai dengan tema yang diangkat dari kertas karton, kemudian penulis juga ikut
membantu bikin panggung dalam studio satu dengan menata balok-balok
sehingga panggung terlihat lebih tinggi di banding penonton yang ada di dalam
studio serta membantu menyeting panggung mulai dari background, lampu untuk
menghias tulisan yang tertempal pada background, menggabungkan gambar
gedung-gedung yang di di lukis pada triplek kemudian di letakan disekeliling
panggung sehingga nanti pada saat on air studio dapat terlihat megah, kemudian
penulis juga membantu menyeting lighting secara manual dengan kayu panjang
dan mengarahkan sinarnya pada bloking-bloking yang sudah ditentukan guna
untuk memberi penerangan pada saat on air. Setelah semuaya disetting kemudian
di coba dari sound sistem, lighting di backgroun hingga intensitas cahaya dalam
studio satu.
c. Minggu III (tanggal 17 Maret 2008 - 22 Maret 2008)
Di minggu ketiga ini penulis sudah mengambil program acara yang
nantinya akan di gunakan untuk bahan menyelesaikan tugas akhir dan program
acara yang penulis pilih yaitu Sentuhan Qolbu yang di produksi satu kali dalam
seminggu pada hari jumat malam pukul 19.30 sampai 20.00, setelah penulis
menentukan program acara yang di ambil penulis langsung melakukan
pendekatan pada produser program acara tersebut serta ikut membantu setting
dekorasi dan mempersiapkan alat sebelum acara dimulai, kebetulan program acara
Sentuhan Qolbu menggunakan studio dua dimana setting dekorasinya sudah
permanen tinggal merapikan meja serta memberi hiasan pada meja seperti
memberi taplak dan vas bunga. Kemudian setelah acara di mulai penulis hanya
melakukan pengamatan program acara Sentuhan Qolbu saja karena penulis belum
di perbolehkan memegang alat. Setelah melihat dan bertanya penulis menjadi
lebih tahu proses produksi Sentuhan Qolbu yang ternyata prosesnya menggunakan
tiga kamera yang mana kamera tersebut sudah di tentukan pengambilannyan,
kamera satu mengambil CU, kamera dua mengambil MS, kamera tiga mengambil
LS dan tiga kamera tersebut semuanya tidak ada yang mobile. Setelah produksi
acara selesai menulis melakukan interview dengan produser Sentuhan Qolbu demi
mendapatkan data-data mengenai program acara Sentuhan Qolbu untuk
menyelesaikan tugas akhir.
d. Minggu III (tanggal 24 Maret 2008 - 29 Maret 2008)
Di minggu keempat atau minggu terakhir ini penulis tidak jauh berbeda
dengan minggu ketiga dengan membantu mempersiapkan segala properti yang
digunakan pada program acara Sentuhan Qolbu. Di minggu keempat atau minggu
terakhir ini penulis juga diberikan kesempatan untuk menerima telephone dari
pemirsa yang ingin interaktif pada saat acara Sentuhan Qolbu on air. Penulis juga
lebih memfokuskan pada pengumpulan data-data tentang program acara Sentuhan
Qolbu, seperti melakuan wawancara dengan produser Sentuhan, mencari data di
perpustakaan TVRI stasiun D.I. Yogyakarta, serta meminta data di ruang humas.
B. Deskripsi Pogram acara Sentuhan Qolbu
Siaran : Setiap Jum`at (weekly)
Pukul : 19.30 – 20.00 WIB
Jumlah tayang : 4-5 kali/ bulan
Format : Monolog
Pengisi : Para Da`i DIY dsk
Karakteristisk : Live Interaktif
Sasaran : Semua umur (SU), terutama umat muslim
Deskripsi:
Acara yang menampilkan juru ceramah, ustadz ataupun tokoh agama untuk
memberikan pencerahan terhadap permasalahan agama Islam dan disiarkan secara
langsung dari Studio II. Acara ini bisa menjadi ajang curhat bagi penonton yang
mempunyai problematika masalah yang mempunyai hubungan vertikal dengan Sang
Khaliq. Dengan nasehat – nasehat dari para narasumber diharapkan penonton akan
tersentuh hatinya untuk bisa kembali ke jalan yang lurus. Atau barangkali butuh
pencerahan karena selama ini belum tahu atau belum paham masalah yang telah, sedang
atau akan dihadapi. Adapun ustadz atau ustadzah yang akan menjadi nara sumber serta
tema yang akan diangkat di tentukan langsung oleh produser program acara Sentuhan
Qolbu ini sendiri.
Nama – nama ustadz atau ustadzah serta tema yang sudah di tentukan oleh
produser untuk pada bulan maret – april 2008 :
No. Nara Sumber Tema Yang Diangkat
1. Anang Rikza Masyhadi Kepribadian seorang muslim
2. Wijayanto Keteladanan Rosul dalam keluarga, Al Ahzab 21
3. Jazir ASP Kepimpinan Rosululloah
4. Abdurahman Suparno Lalai dalam sholat Al Maun 107 : 4-5
5. Ir.H.munichy,M.Arch Orang sehat tidak kikir Al Ma’arij 70 : 19.23
6. Dhanu Zakat untuk mensucikan diri at Taubah 9 : 103
7. Ayang Utriza, Lc Zakat untuk kesejahteraan umat
8. Yanuar Ilyas,Lc.MA
Nama dan jabatan kerabat kerja program acara sentuhan qolbu :
Jabatan Nama
Produser Teknik I Ketut Sudiarta
Supervisi Produksi Djuminto
Produser Pelaksana Ekarini
Program Directer Dani Sutarta
Penata Artistik Karhono
Properti Nooryatno
Penata Gambar Bintarti
PPA Mrajaka
Penata Rias Anik Dyah Roso
Comp.Grafis Sumiati
VTR Herni Lestari
Switcher Sarwidiandari
Penata Cahaya 1. Dwiyanto
2. Sri Subagyo
Penata Suara 1. Sukmono Cahyo
2. Mulyo Wibowo
1. Ansen Rizal
2. M.Sadali
Kamerawan
3. Syalom Salombe
Pimpinan Unit Ari Cahyono
Pengarah Acara Dani Sutarto
1. Istiqomah Ass. Pengarah Acara
2. Kartana Marsigit
Pengarah Teknik Widodo
C. Proses Produksi Sentuhan Qolbu
Dari hasil pengamatan penulis selama kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM),
tahapan produksi program acara Sentuhan Qolbu di TVRI Stasiun D.I Yogyakarta adalah
sebagai berikut:
1. Pra Produksi
· Perencanaan
Perencanaan yang matang sangat penting dilakukan sebagai acuan
atau panduan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu
perencanaan dimaksudkan sebagai alat koordinasi dan pengawasan.
Dengan demikian diharapkan dapat seoptimal mungkin.
Dalam menentukan produksi yang akan ditayangkan untuk setiap
minggunya seorang produser akan menentukan materi (tema) dan
mengundang ustadz atau ustadzah yang terkemuka di kawasan D.I
Yogyakarta dan sekitarnya.
Hal seperti ini dilakukan seorang produser agar supaya siaran dapat
berjalan dengan lancar.
· Membuat Running Order Acara Sentuhan Qolbu
Produser dalam membuat Running Order acara sesuai dengan tema yang
diangkat. Adapun isi rundown tersebut sebagai berikut:
No SUMBER GAMBAR
VIDEO/AUDIO DUR
14 VTR TUNE SENTUHAN QOLBU 20’
15 Studio OPENING NARSUM : Ø SALAM BUKA, KULTUM SEPUTAR TEMA Ø PENGANTAR KE JEDA IKLAN (BREAK) BAIK PEMIRSA KITA AKAN JEDA SEJENAK UNTUK MENGIKUTI INFORMASI BERIKUT, TETAP DI SENTUHAN QOLBU
7’
16 Si.Comp FIGUR KEPIMPINAN ROSULULLAH
17 Si.Comp Ustad.MUH.JAZIR.Asp Pemimpin Pon.Pes Tauhid Al Quran Abdullah Abbas
18 VTR Comercial Break 1
19 Studio NARA SUMBER DIALOG INTERAKTIF: MASIH DI SENTUHAN QOLBU, KAMI MEMBUKA DIALOG INTERAKTIF DI LINE TELPHONE 580800, SAMBIL MENUNGGU PENELPHONE, SAYA URAIKAN.... DIALOG INTERAKTIF : ASSALAMUALAIKUM, SENTUHAN QOLBU, DARI SIAPA, DIMANA?
17’
20 Si.Comp/ LOGO
Property : AMARTHA Furniture
21 Si.Comp FIGUR KEPEMIMPINAN ROSULULLAH
(qs.Al Ahzab 21)
HUB : 0274-580800
22 Studio NARSUM MENGANTAR KE COMERCIAL BREAK 2 : BAIK PEMIRSA KITA AKAN JEDA SEJENAK UNTUK MENGIKUTI INFORMASI BERIKUT, TETAP DI SENTUHAN QOLBU
23 VTR Comercial Break 2
24 Studio NARSUM MENYAMPAIKAN KESIMPULAN DAN PENUTUP : Ø DI PENGUNJUNG JUMPA KITA, DAPAT KITA
TARIK KESIMPULAN BAHWA........ Ø UNTUK MENUTUP JUMPA KITA MARILAH
KITA PANJATKAN DOA KAFAROTUL MAJLIS Ø SAMPAI JUMPA WASSALAMUALAIKUM
WARAHMATULLUH...
2’
25 Si.Comp Kerabat Kerja : PRODUSER : EKARINI HANDAYANI PENGARAH ACARA : KARTONO MARSIGIT FLOOR DIREKTOR : BUDI SANTOSO OPERATOR TELPHONE : MUH ROFIQ
26 Si.Comp Kritik & Saran : TVRI Stasiun Yogyakarta Jl. Magelang km 4,5 Telp 524402/03 Fax : 551000
· Setting Dekorasi
Dalam acara Sentuhan Qolbu dekorasi yang dipakai selalu sama,
hanya merubah lighting saja. Hal itu dilakukan karena studio II TVRI
Stasiun Yogyakarta tidak hanya digunakan untuk produksi Sentuhan
Qolbu saja, melainkan digunakan untuk memproduksi program acara yang
lain.
Penulis dalam setting dekorasi acara Sentuhan Qolbu melakukan
berbagai aktivitas seperti, mempersiapkan kamera yang akan digunakan,
men-setting tata panggung sesuai yang diinginkan produser acara.
Penulis juga ikut membantu dalam men-setting lighting yang
digunakan dalam acara Sentuhan Qalbu. Hal ini meliputi tata letak lampu,
intensitas cahaya lampu dan berapa lampu yang digunakan dalam acara
tersebut.
· Pembagian Rundown Acara Produksi Kepada Seluruh Tim Produksi
Rundown yang telah dibuat produser, lalu diserahkan kepada penulis.
Karena selain membantu setting dekorasi penulis juga bertugas membantu
membagikan rundown kepada seluruh tim produksi yang meliputi, sebagai berikut
: Kameraman, PD (Program Director), Asisten Program Director, Technical
Director, FD (Floor Director), Produser, Presenter (Ustadz), Video Enginnering,
Audioman, Switcher, VTR.
2. Produksi
Acara Sentuhan Qolbu dibawahi oleh seorang pengarah acara (Program
Director), sebuah rangkaian acara Sentuhan Qolbu disiarkan secara langsung
(live). Pengatur on-air akan ditangani langsung oleh VTR, Telecine,
dikoordinasikan oleh pengarah acara diruang Master Control. Mereka yang
mengatur jalanya acara Sentuhan Qolbu yang akan disiarkan termasuk
memberikan acara pembuka, tulisan nama presenter, menampilkan iklan, serta
menampilkan telepon interaktif.
3. Paska produksi
Setelah produksi acara Sentuhan Qolbu selesai semua tim produksi
melakukan evaluasi yang dipimpin oleh produser. Evaluasi tersebut meliputi
perbaikan secara singkat untuk on-air acara Sentuhan Qalbu selanjutnya. Selain
membahas tentang perbaikan acara dalam evaluasi tersebut membahas tentang
kerja tim produksi. Selanjutnya acara Sentuhan Qolbu di dokumentasikan dalam
bentuk CD dan kaset untuk disimpan. Dokumentasi ini nantinya akan digunakan
membuat acara kaleidoscope yang ditayangkan satu tahun sekali. Kemudian
setelah didokumentasikan dalam bentuk CD, CD tersebut diberikan kepada
presenter (Ustadz atau Ustadzah) untuk cinderamata.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuliah Kerja Media (KKM) telah memberikan suatu gambaran dan pengalaman
yang sangat berarti dalam dunia kerja. Dalam hal ini, KKM telah mengajarkan kepada
mahasiswa untuk dapat menjadi sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.
Beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran selama pelaksanaan KKM, antara lain
sebagai berikut:
1. Ilmu yang penulis peroleh dibangku perkuliahan sangat membantu penulis
ketika diterapkan dalam dunia kerja, meskipun tidak selalu sama dengan
praktik di lapangan.
2. Rasa tanggung jawab yang besar serta kedisiplinan yang tinggi sangat
dijunjung di dalam dunia broadcasting guna mencapai target yang kita
inginkan.
3. Kerjasama tim yang baik sangatlah mempengaruhi kesuksesan dari proses
produksi yang sedang dilakukan, dan untuk mencapai hasil yang maksimal.
B. Saran – Saran
1. Bagi FISIP UNS
a) Penulis menyarankan agar FISIP memberikan latihan – latihan yang lebih
mendalam kepada mahasiswa dan mahasiswi D 3 tentang produksi acara
program.
b) Penulis menyarankan agar FISIP membuat Studio Televisi Indoor khusus D 3
untuk melatih lebih matang tentang dunia produksi.
c) Menyarankan agar FISIP menambahkan alat – alat yang menunjang praktek
perkuliahan D 3 khusunya di bidang produksi seperti Switcher, intercom dan
lain – lain.
d) Mulai memperkenalkan alat – alat produksi studio khusunya indoor sejak dini
dan memberikan penjelasan dari fungsi alat – alat tersebut.
e) Memberikan sejak dini tentang tata kerja dunia produksi serta tugas – tugas
dari tim produksi kemudian mempraktekkannya di dalam suatu hasil karya.
f) Penulis memberikan saran supaya FISIP memberikan pembaharuan kamera
video yang lebih manual atau professional, seperti Betacam, DV Pro atau
DVC Pro dan lain-lain, guna ketika mahasiswa dan mahasiswi magang atau
kerja tahu tentang tata cara penggunaan kamera untuk yang berstandart
broadcast.
2. Bagi Instansi (TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta)
a) Jika tidak ada seorang FD (Floor Director) hendaknya jangan kameraman
yang merangkap jadi seorang FD (Floor Director) tapi harus dengan cekatan
mencari penggantinya.
b) Penulis menyarankan kepada produser dan tim kreatif Sentuhan Qolbu untuk
memberikan lebih banyak inovasi – inovasi baru di dalam acara tersebut, agar
tidak monoton.
c) Penulis menyarankan untuk menjaga kekompakan tim produksi untuk
mempertahankan keberhasilan acara Sentuhan Qolbu tersebut.
d) Hendaknya tim produksi harus sudah datang 30 menit sebelum On-Air untuk
melakukan pengecekan alat apakah ada masalah atau tidak.
e) Penulis menyarankan kepada TVRI Stasiun D.I. Yogyakarta untuk membuat
acara baru yang lebih menarik dan bermutu agar mampu menarik banyak
sponsor – sponsor atau iklan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. Televisi siaran Teori dan Praktik, Mandar Maju, Bandung,
1993
Wahyudi, J.B. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran, Gramedia, Jakarta, 1994
Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi, Alumni, Bandung, 1986
Wibowo, Fred. Tehnik Produksi Program Televisi, Pinus, Yogyakarta, 2007