Upload
saprianto24
View
222
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
oke
Citation preview
Mineral Karbonat
Definisi batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material
karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu,
1986). Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan
yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan
lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986)
adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak
semua batuan karbonat adalah batugamping.
Menurut Tucker (1991), komponen penyusun batugamping dibedakan atas
non skeletal grain, skeletal grain, matrix dan semen.
1. Non Skeletal grain, terdiri dari :
a. Ooid dan Pisoid
Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu
atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun
biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki
ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.
b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang
tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 – 0,5
mm. Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut
pellet (Tucker 1991).
c. Agregat dan Intraklas
Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang
tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat
material organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah
terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur
pada daerah pasang surut atau tidal flat (Tucker,1991).
2. Skeletal Grain
Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari
seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro.
Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam
batugamping (Boggs, 1987). Komponen cangkang pada batugamping juga
merupakan penunjuk pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang
waktu geologi (Tucker, 1991).
3. Lumpur Karbonat atau Mikrit
Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping hadir
sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4
mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak
homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas
antara kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur.
Mikrit dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar
yang kasar (Tucker, 1991).
4. Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa
kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.
Dua dari klasifikasi batuan karbonat yang sering digunakan adalah
klasifikasi Folk(1958, 1962) dan Dunham(1962). Keduanya membagi klasifikasi
batugamping berdasarkan kandungan matriksnya.
Batugamping yang memiliki lebih dari 10% allochems (butiran karbonat yang
telah mengalami transportasi) diklasifikasikan dengan klasifikasi Folk.
Berdasarkan persentase material antar butir, batugamping dapat dibedakan lagi
menjadi dua kelompok, yaitu batugamping sparry (mengandung semen sparry
calcite berupa mozaik kristal kalsit berukuran kasar) dan batugamping
mikrokristalin (mengandung kalsit mikrokristalin, mikrit, yang berwarna abu-abu
hingga kecoklatan berukuran kecil dari 5 mikron).
Klasifikasi Folk lebih cocok digunakan pada deskripsi sayatan (thin
section). Hal yang perlu diingat adalah dalam klasifikasi ini, batugamping yang
memiliki matriks cukup banyak dinamakan micrites, sedangkan batugamping
yang tidak memiliki matriks dan tersusun atas semen kalsit (sparry calcite) disebut
sparites. Untuk lebih jelasnya, klasifikasi Folk dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Berbeda dengan Folk, klasifikasi Dunham dan modifikasinya oleh Embry &
Klovan (1971), dan James (1984) lebih berdasarkan pada tekstur pengendapan.
Oleh sebab itu klasifikasi ini lebih cocok digunakan pada pengamatan lapangan
menggunakan lup. Sebagai contoh, jika butiran batugamping saling bersentuhan,
dan tidak mengandung mud, maka batugamping tersebut termasuk grainstone.
Jika batugamping grain supported tetapi mengandung sedikit mud, maka
dinamakan packstone. Jika batugamping mud supported tetapi mengandung
butiran lebih dari 10%, maka dinamakan wackestone, dan batugamping mud
supported mengandung butiran kurang dari 10% dinamakan mudstone. Klasifikasi
Dunham dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jika dibandingkan antara dua klasifikasi diatas, batugamping yang banyak
mengandung mud disebut micrite dengan klasifikasi Folk, dan dapat termasuk
mudstone atau wackestone dengan klasifikasi Dunham.
Batuan yang memiliki sedikit matriks dinamakan sparite dengan klasifikasi Folk,
dan termasuk grainstone atau packstone dengan klasifikasi Dunham.
Embry dan Klovan memodifikasi klasifikasi Dunham dengan memasukkan batuan
karbonat berukuran kasar (lihat gambar di bawah). Pada modifikasi mereka,
wackestone yang memiliki ukuran butir lebih dari 2 milimeter disebut floatstone,
sedangkan grainstone dengan butiran yang kasar disebut rudstone.
KALSIT/BATU BINTANG
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur
kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai
sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan
transparan.
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor
yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya
substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan
MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg
dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs);
bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk
sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna kalsit
yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat, abu-abu,
dan hitam.
Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang
didasarkan pada sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor
pertanian, industri kimia, makanan, logam dan lainnya.
Dilihat dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-
gamping dan aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru
diketahui di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan utara
(sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa lensa. Cadangan
yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di daerah Indarung (10,1
juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1
Juta ton).
Sektor pertambangan di Pacitan juga mempunyai prospek yang cukup
menjanjikan dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ({PAD),
peningkatan kesempatan berusaha dan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan kondisi dasar, topografi, struktur dan jenis batuan yang 85 %
merupakan bagian seluruh wilayah Kabupaten Pacitan, ternyata di dalamnya
banyak mengandung bahan tambang yang melimpah. Adapun bahan tambang
yang ada dengan klasifikasi golongan A, golongan B dan golongan C yang sampai
saat ini pengelolaannya masih dirasakan belum optimal karena terbatasnya sarana
dan prasarana perambangn sehingga belum banyak memberikan kontribusi
kepada peningkatan pendapatan mesayarakat yang akhirnya peningkatan
pendapatan daerah.
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Pertambang
Propinsi Jawa Timur menunjukkan adanya sebaran, luas aresal, bersarnya
cadangan serta kualitas bahan galian yang ada di Kabupaten Pacitan sejumlah 33
jenis bahan tambang di antaranya kalsit.
Deskripsi:
Batu kalsit lebih dikenal dengan “Batu Bintang”. Unsur utama marmer dan zat
kapur: CaCO3 dengan warna putih ke kuning-kuningan serta memancarkan
cahaya.
kegunaan :
Kegunaan Kalsit antara lain sebagai bahan baku industri antara lain : kimia,
plastik, cat, kosmetika dan gelas
DOLOMIT
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis
mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4%
CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3,
CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit
di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-
sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral
dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih
lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat
jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat mudah
menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi dolomit dalam perdagangan
mineral industri didasarkan atas kandungan unsur magnesium, Mg (kimia),
mineral dolomit (mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit tersebut. Misalnya,
batugamping mengandung ± 10 % MgCO3 disebut batugamping dolomitan,
sedangkan bila mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomit
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan
magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan
penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi,
biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.
Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup besar
terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya terdapat juga potensi
dolomit, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa
pada endapan batugamping.
- Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa
marmer dolomit. Cadangan masih berupa sumberdaya dengan kandungan MgO
= 19%.
- Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa dalam
batugamping. Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 11 -
18%.
- Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukittinggi -
Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.
- Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di
daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih serta termasuk
batugamping dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.
- Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan
batugamping dolomitan.
- Propinsi Jawa Timur;
· Gn. Ngaten dan Gn. Ngembang, Tuban, formasi batu-gamping Pliosen. MgO =
18,5% sebesar 9 juta m3, kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m3;
· Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan cadangan sebesar
puluhan juta ton. Kandungan MgO = 18%;
· Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu – Tuban). Terdapat di Bukit
Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m,
bersifat lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO
di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak (9,5 -
20,8%);
· Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1-
20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan
kristalin;
· Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah. Cadangan 430 juta
ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng berumur Pliosen, warna putih,
agak lunak, sarang. Ada di bawah batugamping dengan kandungan MgO 9,32 -
20,92%.
· Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5 - 90,4%, berumur
Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan dolomit terdapat dalam formasi batu-
gamping Pliosen, tebal + 35 m dan jcadangan sekitar 70 juta m3.
- Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan
lensa-lensa dalam batugamping.
- Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah
Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%, dan merupakan lensa-lensa dan
kantong-kantong dalam batugamping.
Kegunaan : :
Kegunaan dolomit sangat beragam, antara lain sebagai bahan refraktori dalam
tungku pemanas atau tungku pencair, sebagai pupuk (unsur Mg ) dan pengatur Ph
tanah, pengembang dan pengisi cat, plastik, kertas dan bahan pembuat semen
sorel.
NATIVE ELEMENT
Mineral unsur asli adalah elemen-elemen yang terjadi di alam dalam
bentuk uncombined mineral dengan struktur yang berbeda. Termasuk kelas
elemen logam dan intermetalik elemen, semi-logam dan non logam. Kelompok ini
juga termasuk alam paduan, phosphides, silisida, nitrida dan karbida.
Unsur-unsur (yang mencakup lebih dari seratus dikenal mineral) adalah kelas
yang beragam ketika diambil secara keseluruhan. Kebanyakan dari keragaman ini,
bagaimanapun, adalah karena keragaman Subkelas Non-logam. Subkelas Logam
dan berhubungan dengan logam paduan logam yang mengandung properti yang
agak mirip karena cara umum di mana mereka mengkristal dan obligasi.
Perbedaan terbesar dalam logam warna. non-logam, bagaimanapun, sangat
beragam. Misalnya, mineral yang paling sulit diketahui manusia adalah dari
subclass ini, dan juga sebagai salah satu paling lembut. non-logam mencakup
beberapa unsur yang dikenal sebagai semi-logam yang memiliki beberapa properti
dengan logam tetapi berbeda dalam karakteristik lainnya.
Logam paduan adalah mineral yang terdiri dari kombinasi yang berbeda
dalam satu mineral logam. Semua logam asli murni biasanya oleh beberapa
persentase poin, tetapi ini tidak dibedakan sebagai mineral yang berbeda, kecuali
jika mereka memenuhi kriteria mineralogi tertentu. Umumnya mereka harus
konsisten dalam komposisi mereka dan elemen masing-masing menempati
tempat-tempat tertentu dalam kisi kristal mereka agar dapat disebut sebagai
mineral baru.
Paduan yang terdiri dari semi-logam dengan logam diklasifikasikan
sebagai sulfida tetapi kadang-kadang terdaftar sebagai elemen. Mereka biasanya
berbagi kesamaan dengan sulfida lain dalam sifat fisik mereka. Mineral ini berada
di Selenides, yang Tellurides, yang Antimonides dan Arsenides subclass dari
Kelas yang Sulfida. Perbedaan utama antara unsur paduan dan semi-logam ini
paduan adalah adanya ikatan kovalen dalam mineral ini sebagai lawan dari ketat
murni ikatan metalik logam dan paduan logam. Yang paling sulit untuk
mengklasifikasikan adalah logam / non-logam kombinasi mineral. Mineral ini,
yang menggabungkan logam seperti besi dengan sangat unsur non-logam karbon,
nitrogen, fosfor dan silikon cukup unik dan sangat langka. Mereka tidak terlalu
berbeda dari yang biasanya menggabungkan sulfida logam dengan belerang. Tapi
kelas sulfida adalah dengan konvensi terbatas pada belerang dan semi-logam
kombinasi seperti yang dibahas di atas. Ini mungkin akan mengejutkan orang-
orang untuk mengetahui bahwa Kelas Elemen mengandung mineral yang terdiri
dari lebih dari satu elemen. Elements, oleh definisi kimia terdiri dari semua atom
yang sama, sedangkan zat yang terdiri dari dua atau lebih elemen senyawa.
inkonsistensi adalah dijelaskan dengan hanya membolehkan ikatan mineral-
mineral yang mirip dengan unsur-unsur yang lebih tradisional. Logam paduan
logam ikatan dengan obligasi dan karbon-karbon ikatan berlian mirip dengan
ikatan karbon-silikon di Moissanite. Jenis ikatan kovalen disebut elemen obligasi .
Semua dalam semua Unsur Kelas adalah agak rumit dan kelas menarik mineral.
Sejumlah mineral terdiri dari satu elemen: mereka tidak senyawa, tapi unsur asli.
Beberapa elemen asli yang berharga, ada yang hanya berguna, tetapi tidak ada
yang sepele. Berikut adalah pilihan yang lebih terkenal unsur mineral.
Subclass: Native Metals
Kadmium Cd
Kromium Cr
The Gold Group:
o Aluminum Al
o Tembaga Cu
o Emas Au
o Lead Pb
o Mercury Hg
o Perak Ag
Indium In
Besi Fe
Nikel Ni
The Platinum Group
o Iridium (Ir, Os, Ru)
o Paladium Pd
o Platinum Pt
o Rhodium (Rh, Pt)
Tellurium Te
Timah Sn
Titanium Ti
Seng Zn
Subclass: Paduan Logam
Anyuiite Au (Pb, Sb) 2
Auricupride Cu 3 Au
Belendorffite Cu 7 Hg 6
Kuningan Cu 3 Zn 2
Cabriite Pd 2 SnCu
Chengdeite Ir 3 Fe
Cupalite (Cu, Zn) Al
Danbaite CuZn 2
Eugenite Ag 9 Hg 2
Hunchunite (Au, Ag) 2 Pb
The Iron-nickel Group
o Besi Fe
o Besi-nikel (Fe, Ni)
o Kamacite alpha – (Fe,
Ni)
o Nikel Ni
o Taenite beta – (Fe, Ni)
o Tetrataenite FeNi
o Wairauite CoFe
Isoferroplatinum (Pt, Pd) 3 (Fe,
Cu)
Kolymite Cu 7 Hg 6
Luanheite Ag 3 Hg
Maldonite Au 2 Bi
Osmium (Os, Ir)
Paraschachnerite Ag 2 Hg 3
Plumbopalladinite Pd 3 Pb 2
Schachnerite Ag 1,1 Hg 0,9
Stannopalladinite Pd,
Cu) 3 Sn 2
Tetraauricupride AuCu
Tetraferroplatinum PtFe
Weishanite (Au, Ag) 3 Hg 2
Yuanjiangite AuSn
Zhanghengite (Cu, Zn, Fe, Al,
Cr))
Subclass: Native Non-metals and
Semi-metals:
Arsenik Group
o Antimony Sb
o Arsenic As
o Bismut Bi
o Stibarsen SbAs
o Stistaite SnSb
Arsenolamprite As
Karbon Group
o Chaoite C
o Diamond C
o Grafit C
o Lonsdaleite C
o Moissanite SiC
Nierite Si 3 N 4
Paradocrasite Sb 2 (Sb, As) 2
Rosickyite S
Selenium Se
Silicon Si
Sinoite Si 2 N 2 O
Sulfur S
Tellurium Te
Subclass: Minerals with metallic
and non-metallic elements:
Barringerite P (Fe, Ni) 2 P
Carlsbergite CrN
Cohenite Fe 3 C
Haxonite (Fe, Ni) 23 C 6
Niggliite PtSn
Nierite Si 3 N 4
Osbornite TiN
Perryite (Fe, Ni) 8 (Si, P) 3
Roaldite Fe 4 N
Schreibersite (Fe, Ni) 3 P
Siderazot Fe 5 N 2
Suessite (Fe, Ni) 3 Si
Tongbaite Cr 3 C 2
PENDEPKRIPSIAN :
a. Logam
1) Aurum (Au)
Emas telah banyak digunakan di dunia sebagai kendaraan untuk
moneter tukar, baik dengan penerbitan dan pengakuan koin emas
atau jumlah besi kosong, atau melalui konversi kertas instrumen-
gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total uang yang
dikeluarkan diwakili di toko cadangan emas. Selain itu, emas juga
berfungsi sebagai alat investasi, industri, komersial kimia dan yang
paling umum digunakan sebagai perhiasan.
1. Warna (Colour) : Kuning emas
2. Cerat (Streak) : Kuning emas
3. Kilap (Luster) : Kilap logam
4. Perawakan (Habit) : Glanular
5. Belahan (Cleavage) : Buruk
6. Pecahan (Fructure) : Hackly
7. Kekerasan (Hardness) : 3
8. Sifat Dalam (Tenacity) : Brittle
9. Berat Jenis (Specific Gravity) : 19,4 – 15,5
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Au
- Klas : Native element
- Group : Gold group
12. Sistem Kristal : Isometri
11. Asosiasi dan Kegunaan : Bismuth, Kwarsa, Pyrite
Untuk bahan perhiasan.
b. Semi Logam
Bismuth (Bi)
1. Warna (Colour) : Cokelat
2. Cerat (Streak) : Cokelat
3. Kilap (Luster) : Metalic
4. Perawakan (Habit) : Glanular
5. Belahan (Cleavage) : Buruk
6. Pecahan (Fructure) : Earthly
7. Kekerasan (Hardness) : 2,5
8. Sifat Dalam (Tenacity) : Brittle
9. Berat Jenis (Specific Gravity) : 2,09 – 2,33
10. Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : Bi
- Klas :Native element
- Group : Carbon group
11. Asosiasi dan Kegunaan : Sulfur, besi
Bahan campuran logam
Belerang/Sulfur (S)
Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam sulfur,
vulkanisasi karet sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida,
dan pupuk.
1. Warna (Colour) : kuning
2. Cerat (Sreak) : Kuning
3. Kilap (Luster) : lilin
4. Perawakan (Habit) : Granular
5. Belahan (Cleavage) : Buruk
6. Pecahan (Fructure) : uneven
7. Kekerasan (Hardness) : 1,5-2,5
8. Sifat Dalam (Tenacity) : Brittle
9. Berat Jenis (Specivic Gravity) : 2,7
Susunan Komposisi Kimia (Chemistry) : S
- Klas : Native Element
- Group : Sulfur Group
11. Asosiasi dan Kegunaan : - Pyrite,tembaga, perak
- obat-obatan, pupuk, kosmetik
http://miningblogspotcom-mining.blogspot.com/2012/03/mineral.html
https://www.scribd.com/doc/232813634/Mineral-Non-Silikat#download