40
ACARA IV OKSIDI-REDUKTOMETRI A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Reaksi Oksidi-Reduksi merupakan rekasi kimia yang terdiri dari reaksi oksidasi dan rekasi reduksi. Reaksi oksidasi merupakan hilangnya satu atau lebih elektron oleh suatu atom, ion, atau molekul. Sedang reaksi reduksi adalah memperoleh elektron. Reaksi oksidasi sering kali terjadi pada bahan pangan yang mudah teroksidasi seperti bahan yang mengandung vitamin C. Vitamin C merupakan asam askorbat yang dapat teroksidasi menjadi dehidroasam askorbat. Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan. Buah-buahan yang mengandung di antaranya adalah buah jeruk, apel, anggur, strawberry, jambu dan lain sebagainya. Vitamin C memiliki manfaat sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai penangkal radikal bebas yang merugikan kesehatan manusia. Setiap manusia membutuhkan supplay vitamin C yang cukup untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Hal ini mendorong manusia untuk menciptakan produk makanan ataupun minuman yang memiliki kandungan vitamin C yang cukup,

72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

ACARA IV

OKSIDI-REDUKTOMETRI

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Reaksi Oksidi-Reduksi merupakan rekasi kimia yang terdiri dari

reaksi oksidasi dan rekasi reduksi. Reaksi oksidasi merupakan hilangnya

satu atau lebih elektron oleh suatu atom, ion, atau molekul. Sedang reaksi

reduksi adalah memperoleh elektron. Reaksi oksidasi sering kali terjadi

pada bahan pangan yang mudah teroksidasi seperti bahan yang

mengandung vitamin C.

Vitamin C merupakan asam askorbat yang dapat teroksidasi menjadi

dehidroasam askorbat. Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan.

Buah-buahan yang mengandung di antaranya adalah buah jeruk, apel,

anggur, strawberry, jambu dan lain sebagainya. Vitamin C memiliki

manfaat sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai penangkal

radikal bebas yang merugikan kesehatan manusia.

Setiap manusia membutuhkan supplay vitamin C yang cukup untuk

tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Hal ini mendorong

manusia untuk menciptakan produk makanan ataupun minuman yang

memiliki kandungan vitamin C yang cukup, misalnya dalam bentuk

minuman instan dan sejenisnya. Saat ini beredar banyak minuman instan

yang diklaim mengandung vitamin C yang cukup tinggi dengan berbagai

variasi rasa buah, seperti produk-produk Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You

C 1000 dan Protecal.

Vitamin C dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan

menggunakan metode analisa iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi

redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2

merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat

ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang

sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau

Page 2: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

N2H4. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

sebagai penitrat. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.

Penetapan kadar vitamin C secara kualitatif dengan menggunakan

metode iodimetri ini merupakan salah satu jenis analisa pangan yang

sering dilakukan dan perlu dipahami oleh seorang teknisi pangan. Selain

dalam penetapan kadar vitamin C metode iodimetri, reaksi redoks juga

terjadi pada beberapa jenis analisa lain seperti analisa permanganometri.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari Praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri di antaranya:

a. Melakukan titrasi iodimetri secara langsung pada buah anggur, jeruk,

Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You C 1000 dan Protecal.

b. Menentukan kadar vitamin C secara langsung pada buah anggur,

jeruk, Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You C 1000 dan Protecal.

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri ini dilaksanakan pada hari

Jum’at, tanggal 1 April 2011, pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di

Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Bahan

Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang

termasuk ke dalam keluarga Vitaceae. Buah ini biasanya digunakan untuk

membuat jus anggur, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan

kismis, atau dimakan langsung. Buah ini juga dikenal karena mengandung

banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam

berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel

kanker dan berbagai penyakit lainnya. Aktivitas ini juga terkait dengan

adanya senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan

Page 3: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.

Anggur memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai

jenis senyawa metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid dan

antosianin, serta resveratol. Penelitian lain mengungkapkan bahwa

senyawa aktif di dalam anggur mampu meningkatkan kerja sel endotelial

yang berperan dalam memperlancar aliran darah dalam arteri terkait

dengan aktivitasnya terhadap sel-sel otot halus. Melalui mekanisme ini,

risiko terkena serangan jantung dapat berkurang. Selain itu, anggur juga

mengandung banyak senyawa antioksidan yang daya kerjanya lebih kuat

daripada vitamin C dan vitamin E. Di dalam tubuh, senyawa flavonoid

anggur dapat meningkatkan produksi lemak baik (HDL) sekaligus

menurunkan trigliserida yang beredar di dalam darah (Anonima, 2011).

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga

Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk

pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar,

meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa

masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi

terkandung pada semua anggotanya. Banyak anggota jeruk yang

dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun

industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian /

parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah

(Anonimb, 2011).

Frutang merupakan satu dari sekian banyak minuman yang ada di

pasaran yang mampu membuat tenggorokan kita menjadi segar disaat

dahaga muncul. Minuman ini dikemas dalam gelas kecil dengan ukuran

330ml. Frutang ini diproduksi oleh PT. Tang Mas. Minuman ini harganya

murah meriah dan sangat terjangkau oleh kocek siapapun juga. Minuman

ini sangat praktis untuk dibawa kemana mana. cocok untuk kita yang

hendak bepergian dan membutuhkan minuman yang menyegarkan dalam

kemasan yang praktis dan ekonomis (Nomad, 2011).

Page 4: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

You C 1000 termasuk minuman kesehatan yang didalamnya

terkandung vitamin C sebanyak 1000 mg. Dengan minum You C 1000

dapat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan vitamin C terutama

disaat masa penyembuhan sakit sariawan, flu dan demam, serta untuk

merawat kulit. Akan tetapi meski aman dikonsumsi sebaiknya jangan

banyak-banyak diberikan pada penderita maag dan hematokromatosis

(pewarnaan jaringan dengan pigmen darah) (Gdindin, 2011).

NutriSari merupakan salah satu produk PT Nutrifood Indonesia.

NutriSari berasal dari sumber alam terbaik yang diproses dan dilindungi

dengan teknologi modern untuk memastikan agar setiap konsumen tetap

dapat menikmati kebaikan dari alam. Warna warni alami NutriSari akan

memberikan nutrisi bagi kesehatan (Anonimc, 2011).

Ale-ale adalah salah satu produk minuman, Ale-Ale mempunyai

banyak rasa, salah satunya adalah rasa jeruk, rasa ini yang paling disukai

di Ale-Ale, karena jeruknya benar - benar terasa, Ale-Ale banyak dijual di

toko-toko terdekat. Banyak orang yang suka membeli Ale-Ale, kebanyakan

adalah anak - anak dan para remaja, apalagi di setiap kemasan Ale-Ale

berhadiah, Hadiahnya adalah gratis 1 Ale-Ale, tapi jika anda beruntung,

caranya gosok pada bagian tutup dengan menggunakan uang logam

(Anonimd, 2011).

2. Tinjauan Teori

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini

juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam

askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu

menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya

antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini

(Anonime, 2011).

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh

dan berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bila dalam

Page 5: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

tubuh kebutuhan vitamin dan mineral mencukupi, maka segala jenis

penyakit dapat dicegah. Mengkonsumsi vitamin C yang juga berfungsi

sebagai antioksidan terbukti dapat menangkal virus-virus seperti virus flu,

sehingga bila kita cukup memenuhi kebutuhan ini, maka kita akan lebih

jarang mengalami flu (Anonimf, 2011).

Asam askorbat secara luas terdistribusi di buah segar dan sayur. Asam

askorbat terdapat pada buah jeruk seperti buah, jeruk, limau besar,

semangka, anggur, arbei, strawberry, mangga, nanas, frambus dan cerry.

Ini ditemukan di sayuran rindang hijau, tomat, brokoli, cabe hijau dan cabe

merah, bunga kol dan kubis (Naidu, 2003).

Sebagai sumber primer dari vitamin C diet adalah buah dan untuk

beberapa sayuran secara luas. Taraf plasma dari vitamin C telah

dipertimbangkan dari vitamin C masukan oleh konsumsi buah dan sayur.

Penggunaan dari ulasan sistematis ini adalah untuk menyelidiki hubungan

di antara vitamin C diet masukan yang diukur oleh berbeda metode diet

dan taraf plasma dari vitamin C (Deghan, 2007).

Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang

menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom

dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang

sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida,

atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4), ataupun ia

dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh

manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks

berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan

dengan mudah sebagai berikut: Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron

oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reduksi menjelaskan penambahan

elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Walaupun cukup tepat untuk

digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar.

Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi

karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi.

Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan

Page 6: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam

prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi,

namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"

walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang

melibatkan ikatan kovalen) (Anonimg, 2011).

Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron oleh suatu spesies

kimia berupa unsur atau molekul, sedangkan reduksi adalah sebaliknya,

yakni penerimaan elektron. Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi

serentak sehingga disebut reaksi redoks. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi

di mana terjadi serah terima elektron. Pada reaksi senyawa anorganik,

serah terima atau perpindahan elektron dapat dilihat dengan jelas.

Oksidator adalah penerima elektron (akseptor elektron), sedangkan

reduktor adalah pemberi elektron (donor elektron) (Silalahi, 2006).

Oksidasi (oxidation) ialah perubahan kimia di mana suatu atom atau

kelompok atom melepaskan elektron, dan reduksi (reduction) ialah

perubahan kimia di mana suatu atom atau kelompok atom menerima

elektron. Definisi ini berlaku secara sederhana dalam hal unsur-unsur atau

ion-ion unsur. Transformasi yang mengubah atom netral menjadi ion

positif berlangsung dengan melepaskan elektron, dan karena itu, proses itu

merupakan suatu proses oksidasi (Rosenberg, 1996).

Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat

bervariasi dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi ini dapat berubah

dengan reaksi redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara

logam dan unsur yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada

saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi secara

dramatik atau bahkan senyawanya dapat terdekomposisi. Reaksi senyawa

logam transisi dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat

penting dari sudut pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan

dalam preparasi senyawa organologam, misalnya senyawa kluster atau

karbonil logam. Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks,

khususnya reaksi redoks senyawa kompleks logam transisi telah

Page 7: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

berkembang. Taube mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi

transfer elektron dalam kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan

reaksi ini dalam dua mekanisme. Mekanisme transfer elektron dengan

ligan jembatan digunakan bersama antara dua logam disebut dengan

mekanisme koordinasi dalam, dan mekanisme reaksi yang melibatkan

transfer langsung antar logam tanpa ligan jembatan disebut mekanisme

koordinasi luar (Saito, 2011).

Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2

dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat

moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat

terbatas, beberapa contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri

adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau N2H4. Akan tetapi karena sifatnya

yang moderat ini maka titrasi dengan I2 bersifat lebih selektif

dibandingkan dengan titrasi yang menggunakan titrant oksidator kuat.

Pada umumnya larutan I2 distandarisasi dengan menggunakan standar

primer As2O3, As2O3 dilarutkan dalam natrium hidroksida dan kemudian

dinetralkan dengan penambahan asam. Disebabkan kelarutan iodine dalam

air nilainya kecil maka larutan I2 dibuat dengan melarutkan I2 dalam

larutan KI, dengan demikian dalam keadaan sebenarnya yang dipakai

untuk titrasi adalah larutan I3-.

I2 + I-  -> I3-

Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam

lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat

mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoiodat.

I2 + 2OH-  <-> IO3-  +  I-  + H2O

Sedangkan pada keadaan asam kuat maka amilum yang dipakai sebagai

indicator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang

dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas,

reaksi ini melibatkan H+ dari asam.

Page 8: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

4I- + O2 + 4H+  -> 2I2 + 2H2O

Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator dimana

titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang

berwarna biru tua. Beberapa reaksi penentuan dengan iodimetri ditulis

dalam reaksi berikut:

H2S + I2 -> S + 2I- + 2H+

SO32- + I2 + H2O -> SO42- + 2I- + 2H+

Sn2+  + I2  -> Sn4+ + 2I-

H2AsO3 + I2 + H2O -> HAsO42- + 2I- + 3H+

(Anonimh, 2011).

Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru

(Septyaningruma, 2011).

Suatu larutan dari iod dalam larutan air iodide, berwarna kuning

sampai coklat tua. Satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna kuning

pucat yang terlihat pada 100 ml air, sehingga dalam larutan-larutan yang

tanpa iod akan tak berwarna, iod dapat berfungsi sebagai indikatornya

sendiri. Uji ini dibuat lebih peka dengan menggunakan larutan kanji

sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodide

membentuk suatu kompleks yang berwarna biru tua, yang terlihat pada

konsentrasi iod yang sangat rendah. Kepekaan reaksi warna ini adalah

sedemikian hingga warna biru akan terlihat bila konsentrasi iod adalah 2 x

10-5 M dan konsentrasi iodide labih besar dari pada 4 x 10-4 M pada 20 oC .

Kepekaan warna berkurang dengan naiknya temperature larutan. Kanji

tidak dapat digunakan dalam medium yang sangat asam karena akan

terjadi hidrolisis dari kanji itu. Kebanyakan dari kekurangan-kekurangan

kanji sebagai indikator tidak terdapat pada pati. Zat ini berbentuk bubuk

Page 9: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

putih, tak higroskapis, dan mudah larut dalam air panas serta tidak

membentuk kompleks yang tidak dapat larut dengan air dan iod. Dengan

iod berlebih, warna larutan yang mengandung 1 ml kanji akan berwarna

hijau, selagi konsentrasi iod berkurang, warna berubah menjadi biru,

yang menjadi biru tua tepat sebelum titik –akhir dicapai. Titik

akhir sangatlah tajam dan tereproduksikan dan tidak hanyutan

dalam larutan encer (Septyaningrumb, 2011).

Warna larutan iodium 0,1 N adalah cukup kuat sehingga iodium dapat

bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu

atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon

tetraklorida atau khloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk

mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu

larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks

kanji-iodium dipakai pada suatu uji sangat peka terhadap iodium.

Kepekatan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam

larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Mekanisme yang

tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak diketahui. Akan tetapi

diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β-amilosa, sebuah

unsur dari kanji. Unsur kanji lain, α-amilosa, atau amilopektin,

membentuk kompleks kemerah-merahan dengan iodium, yang tidak

mudah dihilangkan warnanya. Karena itu kanji yang mengandung banyak

amilopektin harus tidak dipakai. Zat dengan nama dagang “kanji larut”

adalah terutama β-amilosa (Underwood, 1981).

Standar yang digunakan sebagai sumber iodium adalah larutan kalium

iodat, sehingga intensitas iodium yang dihasilkan dari alat dapat

dikonversi sebagai kalium iodat. Untuk menghindari gangguan matriks

yang disebabkan oleh perbedaan matriks sampel dan standar maka dalam

pengukuran dilakukan metode standar adisi yaitu penambahan unsur

Barium (Ba) pada matriks sampel. Dari hasil penambahan unsur Barium

ini ternyata tidak ada gangguan intensitas dari perbedaan matriks, sehingga

perbedaan matriks ini tidak mengganggu pengukuran (Saksono, 2002).

Page 10: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

C. METODOLOGI

1. Alat

a. Neraca Analitik

b. Erlenmeyer

c. Labu Takar

d. Beaker Glass

e. Pipet Volume

f. Pipet Tetes

g. Bulb

h. Buret

i. Mortar

j. Gelas Ukur

k. Pengaduk

l. Klep dan Statip

2. Bahan

a. Anggur

b. Jeruk

c. Protecal

d. You C 1000

e. Ale-Ale rasa Jeruk

f. Frutang

g. Nutrisari

h. Ale-Ale rasa Apel

i. Aquades

j. Larutan Iod (I2) 0,01 N

k. Indikator Amilum (Kanji) 1 %

3. Cara Kerja

a. Penetapan Kadar Vitamin C dari Buah-Buahan

Page 11: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

b. Penetapan Kadar Vitamin C dari Tablet

c. Penetapan Kadar Vitamin C dari minuman Kemasan

Buah dikupas dan dicuci bersih

Ditimbang 20 gram daging buah dan dihaluskan dengan mortar

Dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan akuades hingga tanda tera, dikocok hingga homogen

Diambil 20 ml sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer

Ditambahkan 1 ml amilum

Dititrasi dengan Iodine 0,01 N

Dihitung kadar vitamin C -nya

Tablet dilumatkan beberapa dengan mortar

Ditimbang 0,2 gram serbuk tablet dengan erlenmeyer 200 ml

Ditambahkan aquades 50 ml, dikocok hingga homogen

Diambil 10 ml sampel dengan pipet volume

Ditambahkan 1 ml amilum

Dititrasi dengan Iodine 0,01 N

Dihitung kadar vitamin C -nya

Page 12: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

Ditimbang 30 gram sampel cair dalam beaker glass

Dimasukkan dalam labu takar 100 ml, ditambahkan aquades hingga tanda tera

Diambil 25 ml sampel dengan pipet volume

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 2 ml amilum

Dititrasi dengan Iodine 0,01 N

Dihitung kadar vitamin C -nya

Page 13: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Penetapan Kadar Vitamin C dengan Cara Iodimetri Langsung

No SampelBerat (gr)

Volume I2 (ml)

Konsentrasi I2 (N)

Perubahan Warna

Kadar Vitamin C (%)

Kadar Vitamin C rata-rata (%)

1

Anggur

20 1,5 0,01 Pink - Biru 0,033

0,09132 20 6,8 0,01 Coklat Bening

- Ungu0,1496

3

Jeruk

20 2,3 0,01 Orange – Biru 0,0506

0,13534 20 2,5 0,01 Bening – Biru

Hitam0,22

5

Protecal

0,2 45,1 0,01 Kuning – Biru 0,53

0,576 0,2 52,2 0,01 Kuning – Biru

Tua0,61

7You-C 1000

30 8 0,01 Jernih – Biru 0,94

0,93178 30 7,87 0,01 Kuning Benig

– Biru Tua0,9234

9Ale-Ale Jeruk

30 0,3 0,01 Kuning – Biru Keunguan

0,002904

0,013

10 30 2 0,01 Orange – Biru Hitam

0,023

11

Frutang

30 1,6 0,01 Kuning – Ungu Tua

0,019

0,021

12 30 2 0,01 Kuning – Biru Dongker

0,023

13 Nutrisari 30 4,5 0,01 Pink – Biru 0,0528 0,0528

14Ale-Ale

Apel30 0,2 0,01 Kuning - Biru 0,0023 0,0023

Page 14: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

Sumber : Laporan Sementara

2. Pembahasan

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini

juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam

askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu

menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya

antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.

Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam

Ldehidroaskorbat. Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Asam

askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-

dehidroaskorbat, yang secara kimia bersifat sangat labil dan dapat

mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang

tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi.

Vitamin C dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan

menggunakan metode analisa iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi

redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2

merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat

ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang

sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau

N2H4. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.

Warna larutan iodium 0,01 N adalah cukup kuat sehingga iodium

dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna

ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti

karbon tetraklorida atau khloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan

untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan

Page 15: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks

kanji-iodium dipakai pada suatu uji sangat peka terhadap iodium.

Kepekatan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam

larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Mekanisme yang

tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak diketahui. Akan tetapi

diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β-amilosa, sebuah

unsur dari kanji.

Pada praktikum ini, dianalisa beberapa jenis sampel bahan pangan

yang “diduga” mengandung vitamin C, seperti buah anggur, buah jeruk,

Protecal, You C 1000, Ale-Ale, Frutang dan Nutrisari.

Pada analisa dengan sampel buah anggur dan buah jeruk diawali

dengan persiapan sampel. Pertama buah dikupas dan dicuci bersih.

Kemudian ditimbang daging buah sebanyak 20 gram dan dihaluskan

dengan menggunakan mortar. Penghalusan ini bertujuan untuk

mendapatkan ekstrak buah sehingga dapat diperoleh sari buah yang dapat

dianalisa kadar vitamin C-nya. Sebenarnya untuk mendapatkan hasil yang

lebih maksimal sebaiknya digunakan blender untuk penghalusan ini akan

tetapi karena keterbatasan alat maka digunakan mortar yang secara prinsip

sama saja bertujuan untuk menghaluskan daging buah. Setelah dihaluskan,

dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100 ml kemudian ditambahkan

aquades hingga volume mencapai tanda tera kemudian dikocok hingga

homogen. Penambahan aquades dan pengkocokan ini bertujuan agar

vitamin C yang terkandung dalam buah-buah tersebut larut di dalam

aquades secara merata sehingga dapat ditentukan kadarnya. Seperti kita

ketahui bersama bahwa vitamin C merupakan salah satu vitamin yang

mudah larut dalam air. Sampel ini yang nantinya siap untuk ditritrasi

dengan metode iodimetri.

Sedangkan pada sampel Protecal yang merupakan tablet vitamin C.

Persiapannya adalah melarutkan beberapa tablet. Selanjutnya ditimbang

0,2 gram serbuk tablet ke dalam erlenmeyer ukuran 200 ml dan

ditambahkan aquades sebanyak 50 ml serta dikocok hingga homogen. 50

Page 16: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

ml larutan tablet vitamin C ini yang nantinya akan dianalisa kadar vitamin

C-nya.

Pada analisa dengan menggunakan sampel minuman kemasan baik

pada Ale-Ale, Frutang, You C 1000 maupun Nutrisari. Pertama sampel

cair ditimbang sebanyak 30 gram ke dalam beaker glass. Sampel

dimasukkan ke dalam labu takar ukuran 100 ml dan ditambahkan aquades

hingga tanda tera. Ini merupakan tahapan pengenceran. Sampel inilah yang

nantinya akan dianalisa kadar vitamin C-nya.

Setelah masing-masing sampel siap dianalisa, ambil 20 ml sampel

dari buah-buahan, 10 ml sampel dari tablet dan 25 ml sampel dari

minuman kemasan, masukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda.

Tambahkan indikator amilum sebanyak 2 ml ke dalam masing-masing

sampel dan ditritrasi dengan menggunakan Iodine 0,01 N sebagai

penitarnya.

Pada analisa iodimetri terjadi proses oksidasi vitamin C (asam

askorbat) menjadi dehidro asam askorbat. Vitamin C merupakan salah satu

bahan yang sangat mudah teroksidasi. Pada tahapan ini terjadi reaksi

sebagai berikut:

Selanjutnya dehidro asam askorbat ini akan bereaksi dengan I2 pada

titrasi iodimetri membentuk diodine asam askorbat. Pada tahapan ini

terjadi reaksi sebagai berikut:

Asam Askorbat

+

12

O2

Dehidro Asam Askorbat

+H2 O

Page 17: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

Dehidro Asam Askorbat

+ I2

Diodine Asam Askorbat

I2 mereduksi dehidro asam askorbat dan menghasilkan diodine asam

askorbat. Banyaknya iod yang mereduksi dehidro asam askorbat adalah

sebanding dengan banyaknya asam askorbat itu sendiri, sehingga pada

dasarnya volume iod sama dengan volume asam askorbat yang ada pada

sampel. Pada analisa ini harus dipahami dengan benar mengenai titik akhir

titrasinya, terbentuknya warna biru menandakan iod yang ditambahkan

sudah berlebih sehingga iod tidak lagi bereaksi dengan asam askorbat

melainkan bereaksi dengan indikator amilum dan membentuk kompleks

berwarna biru.

Pada praktikum ini diperoleh data dari beberapa kelompok. Sampel

buah anggur memiliki kadar vitamin C sebesar 0,033 % dan 0,1496 % atau

dengan rata-rata 0,0913 %. Berdasarkan referensi dari id.wikpedia.org,

kadar vitamin C pada anggur adalah 18 %. Hal ini menunjukkan adanya

perbedaan yang sangat signifikan antara hasil pengamatan dan referensi

yang ada. Perbedaan ini bisa dimungkinkan karena adanya perbedaan

varietas anggur yang dianalisa dengan yang ada di referensi.

Sampel jeruk mempunyai kadar vitamin C sebesar 0,0506% dan

0,022%, dengan rata-rata 0,1353%. Berdasarkan referensi dari

id.wikipedia.org, kadar vitamin C pada jeruk adalah 12 %. Hal ini

menujukkan adanya perbedaan.

Sedangkan kadar vitamin C pada sampel lain adalah sebagai

berikut: Protecal adalah You C 1000 adalah 0,94 % dan 0,9234 %, rata-

Page 18: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

rata 0,9317 %, Ale-Ale rasa jeruk adalah 0,002904 % dan 0,023 %, rata-

rata 0,013%, Frutang adalah 0,019 % dan 0,023 %, rata-rata 0,021 %,

Nutrisari adalah 0,0528 % dan Ale-Ale rasa apel adalah 0,0023 %.

Jika diamati kembali pada hasil percobaan di atas, pada satu sampel

yang sama terdapat perbedaan hasil yang cukup signifikan. Sebagai contoh

adalah pada analisa kadar vitamin C dengan sampel Ale-Ale rasa jeruk,

data pertama menunjukkan kadar vitamin C-nya sebesar 0,0029 % dan

data kedua sebesar 0,023 %. Di antara kedua data ini terdapat perbedaan

yang signifikan padahal sampel yang diamati sama. Hal ini dimungkinkan

karena pada percobaan kedua melebihi titik akhir titrasi, hal ini terlihat

pada perubahan warnanya. Pada percobaan pertama perubahan warna

terjadi dari kuning–biru keunguan, sedangkan percobaan kedua dari

orange–biru hitam. Titik akhir titrasi pada percobaan kedua lebih gelap

daripada percobaan pertama, hal ini dikarenakan penambahan iod terlalu

berlebih sehingga iod yang bereaksi dengan amilum dan membentuk

senyawa kompleks berwarna biru semakin banyak pula. Oleh karena itu,

dalam penentuan kadar vitamin C seperti ini perlu diketahui dengan pasti

titik akhir titrasinya agar didapatkan hasil yang sesuai dan tidak beda nyata

antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.

E. KESIMPULAN

Dari praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri dapat ditarik kesimpulan :

1. Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2

dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat

moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat

terbatas.

2. Kadar vitamin C pada bahan pangan dapat ditentukan dengan metode

analisa iodimetri.

3. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

Page 19: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

iodide.

4. Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator dimana

titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang

berwarna biru tua.

5. Kadar vitamin C masing-masing sampel adalah sebagai berikut: Anggur

adalah 0,033 % dan 0,1496 %, rata-rata 0,0913 %, Jeruk adalah 0,0506 %

dan 0,22 %, rata-rata 0,1353 %, Protecal adalah You C 1000 adalah 0,94

% dan 0,9234 %, rata-rata 0,9317 %, Ale-Ale rasa jeruk adalah 0,002904

% dan 0,023 %, rata-rata 0,013%, Frutang adalah 0,019 % dan 0,023 %,

rata-rata 0,021 %, Nutrisari adalah 0,0528 % dan Ale-Ale rasa apel adalah

0,0023 %.

6. Kadar vitamin C terbesar terdapat pada Protecal yaitu rata-rata 0,57 %.

7. Banyaknya vitamin C (asam askorbat) yang terkandung dalam bahan

sebanding dengan banyaknya Iod yang diperlukan dalam titrasi.

8. Semakin banyak Iod yang diperlukan dalam titrasi maka menunjukkan

semakin banyak kandungan vitamin C pada produk.

9. Pada titrasi iodimetri penting diperhatikan titik akhir titrasinya, dalam

praktikum ini titrasi dihentikan ketika sudah terbentuk kompleks berwarna

biru yang menandakan bahwa Iod yang ditambahkan telah berlebih dan

bereaksi dengan amilum.

10. Vitamin C terkandung dalam buah-buahan dan beberapa produk olahan

seperti tablet vitamin C dan minuman kemasan.

Page 20: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2011. Anggur. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.30 WIB.

Anonimb. 2011. Jeruk. http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.48 WIB.

Anonimc. 2011. NutriSari. http://www.nutrifood.co.id/produk-kami/nutrisari. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.

Anonimd. 2011. Awas Kena Ranjau “Coba Lagi”. http://www.indorating.com/view.php?pg=2008/12/25122008/250&judul=Awas%20Kena%20Ranjau%20%22Coba%20Lagi%22. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.

Anonime. 2011. Vitamin C. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.33 WIB.

Anonimf. 2011. Kandungan Vitamin C Pada Buah. http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/80-kandungan- vitamin-c-buah.html. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.33 WIB.

Anonimg. 2011. Redoks. http://id.wikipedia.org/wiki/Redoks. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.47 WIB.

Anonimh. 2011. Iodimetri. http://kimiaanalisa.web.id/iodimetri/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.35 WIB.

Deghan, Mashid, dkk. 2007. Is Plasma Vitamin C an Appropriate Biomaker of Vitamin C Intake? A Systematic Review and Meta Analysis. Nutrition Journal 2007, 6:41.

Gdindin. 2011. Manfaat Minum You C 1000. http://www.indorating.com/view.php?pg=2011/03/14032011/11732&judul=Manfaat%20minum%20You%20C%201000. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.

Naidu, K Akhilender. 2003. Vitamin C in Human Health and Disease is Still a Mystery? An Overview. Nutrition Journal 2003, 2:7.

Page 21: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

Nomad, Nurwidadi. 2011. Frutang Minuman yang Menyegarkan. http://www.indorating.com/view.php?pg=2009/08/13082009/2538&judul=Frutang%20minuman%20yang%20menyegarkan. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.35 WIB.

Rosenberg, Jerome L. 1996. Kimia Dasar : Teori dan Soal-Soal. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Septyaningruma, Riana. 2011. Penetapan Kadar Vitamin C Cara Iodimetri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/prin sip- penetapan/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.37 WIB.

Septyaningrumb, Riana. 2011. Deteksi Titik Akhir. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/deteksi-titik-akhir/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.39 WIB.

Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Saito, Taro. 2011. Reaksi Redoks. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-logam-transisi/ reaksi- redoks/ . Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.45 WIB.

Saksono, Nelson. 2002. Analisi Iodat dalam Bumbu Dapur dengan Metode Iodometri dan X-Ray Flourenscence. Jornal Makara, Teknologi, Vol. 6, No. 3, Desember 2002.

Underwood, A.L. dan R.A. Day, Jr. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Penerbit Erlangga. Jakarta.

LAMPIRAN

Analisa Data :

Page 22: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

Rumus Perhitungan Kadar Vitamin C

Kadar Vitamin C (% )=FP x mol Iod x N Iod x BM Vit .C x 100%2 x Berat Sample (gr ) x 1000

1. Kadar Vitamin C pada Anggur

a Hasil Pengamatan Kelompok 1

Kadar Vitamin C (% )=5 x 1,5 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000

= 0,033 %

b Hasil Pengamatan Kelompok 8

Kadar Vitamin C (% )=5 x 6,8 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000

= 0,1496 %

c Kadar Vitamin C rata-rata

Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,033 % + 0,1496 %2

=0 ,0913 %

2. Kadar Vitamin C pada Jeruk

a. Hasil Pengamatan Kelompok 2

Kadar Vitamin C (% )=5 x 2,3 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000

= 0,0506 %

b. Hasil Pengamatan Kelompok 9

Kadar Vitamin C (% )=5 x 2,5 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000

= 0,22 %

c. Kadar Vitamin C rata-rata

Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,0506 % + 0,22 %2

=0 ,1353 %

Page 23: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

3. Kadar Vitamin C pada Protecal

a. Hasil Pengamatan Kelompok 3

Kadar Vitamin C (% )=5 x 45,1 x 0,01 x 176 x 100%2 x 0,2 gram x 1000

= 0,53 %

b. Hasil Pengamatan Kelompok 10

Kadar Vitamin C (% )=5 x 52,2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 0,2 gram x 1000

= 0,61 %

c. Kadar Vitamin C rata-rata

Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,53 % + 0,61 %2

=0 ,57 %

4. Kadar Vitamin C pada You C 1000

a. Hasil Pengamatan Kelompok 4

Kadar Vitamin C (% )=4 x 8 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,94 %

b. Hasil Pengamatan Kelompok 11

Kadar Vitamin C (% )=4 x 7,87 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,9234 %

c. Kadar Vitamin C rata-rata

Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,94 % + 0,9234 %2

=0 ,9317 %

5. Kadar Vitamin C pada Ale-Ale rasa Jeruk

a. Hasil Pengamatan Kelompok 5

Kadar Vitamin C (% )=4 x 0,3 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,002904 %

Page 24: 72923998 Acara IV Oksidi Reduktometri

b. Hasil Pengamatan Kelompok 12

Kadar Vitamin C (% )=4 x 2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,023 %

c. Kadar Vitamin C rata-rata

Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,002904 % + 0,023 %2

=0 ,013 %

6. Kadar Vitamin C pada Frutang

a. Hasil Pengamatan Kelompok 6

Kadar Vitamin C (% )=4 x 1,6 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,019 %

b. Hasil Pengamatan Kelompok 13

Kadar Vitamin C (% )=4 x 2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,023 %

c. Kadar Vitamin C rata-rata

Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,019 % + 0,023 %2

=0 ,021 %

7. Kadar Vitamin C pada Nutrisari

Hasil Pengamatan Kelompok 7

Kadar Vitamin C (% )=4 x 4,5 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,0528 %

8. Kadar Vitamin C pada Ale-Ale rasa Apel

Hasil Pengamatan Kelompok 14

Kadar Vitamin C (% )=4 x 0,2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000

= 0,0023 %