Upload
khusni-mubarok
View
366
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
ACARA IV
OKSIDI-REDUKTOMETRI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Reaksi Oksidi-Reduksi merupakan rekasi kimia yang terdiri dari
reaksi oksidasi dan rekasi reduksi. Reaksi oksidasi merupakan hilangnya
satu atau lebih elektron oleh suatu atom, ion, atau molekul. Sedang reaksi
reduksi adalah memperoleh elektron. Reaksi oksidasi sering kali terjadi
pada bahan pangan yang mudah teroksidasi seperti bahan yang
mengandung vitamin C.
Vitamin C merupakan asam askorbat yang dapat teroksidasi menjadi
dehidroasam askorbat. Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan.
Buah-buahan yang mengandung di antaranya adalah buah jeruk, apel,
anggur, strawberry, jambu dan lain sebagainya. Vitamin C memiliki
manfaat sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai penangkal
radikal bebas yang merugikan kesehatan manusia.
Setiap manusia membutuhkan supplay vitamin C yang cukup untuk
tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Hal ini mendorong
manusia untuk menciptakan produk makanan ataupun minuman yang
memiliki kandungan vitamin C yang cukup, misalnya dalam bentuk
minuman instan dan sejenisnya. Saat ini beredar banyak minuman instan
yang diklaim mengandung vitamin C yang cukup tinggi dengan berbagai
variasi rasa buah, seperti produk-produk Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You
C 1000 dan Protecal.
Vitamin C dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan
menggunakan metode analisa iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi
redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2
merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat
ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang
sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau
N2H4. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod
sebagai penitrat. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan
dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion
iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.
Penetapan kadar vitamin C secara kualitatif dengan menggunakan
metode iodimetri ini merupakan salah satu jenis analisa pangan yang
sering dilakukan dan perlu dipahami oleh seorang teknisi pangan. Selain
dalam penetapan kadar vitamin C metode iodimetri, reaksi redoks juga
terjadi pada beberapa jenis analisa lain seperti analisa permanganometri.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri di antaranya:
a. Melakukan titrasi iodimetri secara langsung pada buah anggur, jeruk,
Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You C 1000 dan Protecal.
b. Menentukan kadar vitamin C secara langsung pada buah anggur,
jeruk, Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You C 1000 dan Protecal.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri ini dilaksanakan pada hari
Jum’at, tanggal 1 April 2011, pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di
Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Bahan
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang
termasuk ke dalam keluarga Vitaceae. Buah ini biasanya digunakan untuk
membuat jus anggur, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan
kismis, atau dimakan langsung. Buah ini juga dikenal karena mengandung
banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam
berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel
kanker dan berbagai penyakit lainnya. Aktivitas ini juga terkait dengan
adanya senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan
sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.
Anggur memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai
jenis senyawa metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid dan
antosianin, serta resveratol. Penelitian lain mengungkapkan bahwa
senyawa aktif di dalam anggur mampu meningkatkan kerja sel endotelial
yang berperan dalam memperlancar aliran darah dalam arteri terkait
dengan aktivitasnya terhadap sel-sel otot halus. Melalui mekanisme ini,
risiko terkena serangan jantung dapat berkurang. Selain itu, anggur juga
mengandung banyak senyawa antioksidan yang daya kerjanya lebih kuat
daripada vitamin C dan vitamin E. Di dalam tubuh, senyawa flavonoid
anggur dapat meningkatkan produksi lemak baik (HDL) sekaligus
menurunkan trigliserida yang beredar di dalam darah (Anonima, 2011).
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga
Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk
pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar,
meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa
masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi
terkandung pada semua anggotanya. Banyak anggota jeruk yang
dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun
industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian /
parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah
(Anonimb, 2011).
Frutang merupakan satu dari sekian banyak minuman yang ada di
pasaran yang mampu membuat tenggorokan kita menjadi segar disaat
dahaga muncul. Minuman ini dikemas dalam gelas kecil dengan ukuran
330ml. Frutang ini diproduksi oleh PT. Tang Mas. Minuman ini harganya
murah meriah dan sangat terjangkau oleh kocek siapapun juga. Minuman
ini sangat praktis untuk dibawa kemana mana. cocok untuk kita yang
hendak bepergian dan membutuhkan minuman yang menyegarkan dalam
kemasan yang praktis dan ekonomis (Nomad, 2011).
You C 1000 termasuk minuman kesehatan yang didalamnya
terkandung vitamin C sebanyak 1000 mg. Dengan minum You C 1000
dapat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan vitamin C terutama
disaat masa penyembuhan sakit sariawan, flu dan demam, serta untuk
merawat kulit. Akan tetapi meski aman dikonsumsi sebaiknya jangan
banyak-banyak diberikan pada penderita maag dan hematokromatosis
(pewarnaan jaringan dengan pigmen darah) (Gdindin, 2011).
NutriSari merupakan salah satu produk PT Nutrifood Indonesia.
NutriSari berasal dari sumber alam terbaik yang diproses dan dilindungi
dengan teknologi modern untuk memastikan agar setiap konsumen tetap
dapat menikmati kebaikan dari alam. Warna warni alami NutriSari akan
memberikan nutrisi bagi kesehatan (Anonimc, 2011).
Ale-ale adalah salah satu produk minuman, Ale-Ale mempunyai
banyak rasa, salah satunya adalah rasa jeruk, rasa ini yang paling disukai
di Ale-Ale, karena jeruknya benar - benar terasa, Ale-Ale banyak dijual di
toko-toko terdekat. Banyak orang yang suka membeli Ale-Ale, kebanyakan
adalah anak - anak dan para remaja, apalagi di setiap kemasan Ale-Ale
berhadiah, Hadiahnya adalah gratis 1 Ale-Ale, tapi jika anda beruntung,
caranya gosok pada bagian tutup dengan menggunakan uang logam
(Anonimd, 2011).
2. Tinjauan Teori
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini
juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya
antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini
(Anonime, 2011).
Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh
dan berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bila dalam
tubuh kebutuhan vitamin dan mineral mencukupi, maka segala jenis
penyakit dapat dicegah. Mengkonsumsi vitamin C yang juga berfungsi
sebagai antioksidan terbukti dapat menangkal virus-virus seperti virus flu,
sehingga bila kita cukup memenuhi kebutuhan ini, maka kita akan lebih
jarang mengalami flu (Anonimf, 2011).
Asam askorbat secara luas terdistribusi di buah segar dan sayur. Asam
askorbat terdapat pada buah jeruk seperti buah, jeruk, limau besar,
semangka, anggur, arbei, strawberry, mangga, nanas, frambus dan cerry.
Ini ditemukan di sayuran rindang hijau, tomat, brokoli, cabe hijau dan cabe
merah, bunga kol dan kubis (Naidu, 2003).
Sebagai sumber primer dari vitamin C diet adalah buah dan untuk
beberapa sayuran secara luas. Taraf plasma dari vitamin C telah
dipertimbangkan dari vitamin C masukan oleh konsumsi buah dan sayur.
Penggunaan dari ulasan sistematis ini adalah untuk menyelidiki hubungan
di antara vitamin C diet masukan yang diukur oleh berbeda metode diet
dan taraf plasma dari vitamin C (Deghan, 2007).
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom
dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang
sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida,
atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4), ataupun ia
dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh
manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks
berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan
dengan mudah sebagai berikut: Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron
oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reduksi menjelaskan penambahan
elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Walaupun cukup tepat untuk
digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar.
Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi
karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi.
Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan
oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam
prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi,
namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"
walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen) (Anonimg, 2011).
Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron oleh suatu spesies
kimia berupa unsur atau molekul, sedangkan reduksi adalah sebaliknya,
yakni penerimaan elektron. Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi
serentak sehingga disebut reaksi redoks. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi
di mana terjadi serah terima elektron. Pada reaksi senyawa anorganik,
serah terima atau perpindahan elektron dapat dilihat dengan jelas.
Oksidator adalah penerima elektron (akseptor elektron), sedangkan
reduktor adalah pemberi elektron (donor elektron) (Silalahi, 2006).
Oksidasi (oxidation) ialah perubahan kimia di mana suatu atom atau
kelompok atom melepaskan elektron, dan reduksi (reduction) ialah
perubahan kimia di mana suatu atom atau kelompok atom menerima
elektron. Definisi ini berlaku secara sederhana dalam hal unsur-unsur atau
ion-ion unsur. Transformasi yang mengubah atom netral menjadi ion
positif berlangsung dengan melepaskan elektron, dan karena itu, proses itu
merupakan suatu proses oksidasi (Rosenberg, 1996).
Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat
bervariasi dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi ini dapat berubah
dengan reaksi redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara
logam dan unsur yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada
saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi secara
dramatik atau bahkan senyawanya dapat terdekomposisi. Reaksi senyawa
logam transisi dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat
penting dari sudut pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan
dalam preparasi senyawa organologam, misalnya senyawa kluster atau
karbonil logam. Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks,
khususnya reaksi redoks senyawa kompleks logam transisi telah
berkembang. Taube mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi
transfer elektron dalam kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan
reaksi ini dalam dua mekanisme. Mekanisme transfer elektron dengan
ligan jembatan digunakan bersama antara dua logam disebut dengan
mekanisme koordinasi dalam, dan mekanisme reaksi yang melibatkan
transfer langsung antar logam tanpa ligan jembatan disebut mekanisme
koordinasi luar (Saito, 2011).
Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2
dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat
moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat
terbatas, beberapa contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri
adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau N2H4. Akan tetapi karena sifatnya
yang moderat ini maka titrasi dengan I2 bersifat lebih selektif
dibandingkan dengan titrasi yang menggunakan titrant oksidator kuat.
Pada umumnya larutan I2 distandarisasi dengan menggunakan standar
primer As2O3, As2O3 dilarutkan dalam natrium hidroksida dan kemudian
dinetralkan dengan penambahan asam. Disebabkan kelarutan iodine dalam
air nilainya kecil maka larutan I2 dibuat dengan melarutkan I2 dalam
larutan KI, dengan demikian dalam keadaan sebenarnya yang dipakai
untuk titrasi adalah larutan I3-.
I2 + I- -> I3-
Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam
lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat
mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoiodat.
I2 + 2OH- <-> IO3- + I- + H2O
Sedangkan pada keadaan asam kuat maka amilum yang dipakai sebagai
indicator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang
dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas,
reaksi ini melibatkan H+ dari asam.
4I- + O2 + 4H+ -> 2I2 + 2H2O
Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator dimana
titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang
berwarna biru tua. Beberapa reaksi penentuan dengan iodimetri ditulis
dalam reaksi berikut:
H2S + I2 -> S + 2I- + 2H+
SO32- + I2 + H2O -> SO42- + 2I- + 2H+
Sn2+ + I2 -> Sn4+ + 2I-
H2AsO3 + I2 + H2O -> HAsO42- + 2I- + 3H+
(Anonimh, 2011).
Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod
sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan
dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion
iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru
(Septyaningruma, 2011).
Suatu larutan dari iod dalam larutan air iodide, berwarna kuning
sampai coklat tua. Satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna kuning
pucat yang terlihat pada 100 ml air, sehingga dalam larutan-larutan yang
tanpa iod akan tak berwarna, iod dapat berfungsi sebagai indikatornya
sendiri. Uji ini dibuat lebih peka dengan menggunakan larutan kanji
sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodide
membentuk suatu kompleks yang berwarna biru tua, yang terlihat pada
konsentrasi iod yang sangat rendah. Kepekaan reaksi warna ini adalah
sedemikian hingga warna biru akan terlihat bila konsentrasi iod adalah 2 x
10-5 M dan konsentrasi iodide labih besar dari pada 4 x 10-4 M pada 20 oC .
Kepekaan warna berkurang dengan naiknya temperature larutan. Kanji
tidak dapat digunakan dalam medium yang sangat asam karena akan
terjadi hidrolisis dari kanji itu. Kebanyakan dari kekurangan-kekurangan
kanji sebagai indikator tidak terdapat pada pati. Zat ini berbentuk bubuk
putih, tak higroskapis, dan mudah larut dalam air panas serta tidak
membentuk kompleks yang tidak dapat larut dengan air dan iod. Dengan
iod berlebih, warna larutan yang mengandung 1 ml kanji akan berwarna
hijau, selagi konsentrasi iod berkurang, warna berubah menjadi biru,
yang menjadi biru tua tepat sebelum titik –akhir dicapai. Titik
akhir sangatlah tajam dan tereproduksikan dan tidak hanyutan
dalam larutan encer (Septyaningrumb, 2011).
Warna larutan iodium 0,1 N adalah cukup kuat sehingga iodium dapat
bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu
atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon
tetraklorida atau khloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk
mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu
larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks
kanji-iodium dipakai pada suatu uji sangat peka terhadap iodium.
Kepekatan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam
larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Mekanisme yang
tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak diketahui. Akan tetapi
diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β-amilosa, sebuah
unsur dari kanji. Unsur kanji lain, α-amilosa, atau amilopektin,
membentuk kompleks kemerah-merahan dengan iodium, yang tidak
mudah dihilangkan warnanya. Karena itu kanji yang mengandung banyak
amilopektin harus tidak dipakai. Zat dengan nama dagang “kanji larut”
adalah terutama β-amilosa (Underwood, 1981).
Standar yang digunakan sebagai sumber iodium adalah larutan kalium
iodat, sehingga intensitas iodium yang dihasilkan dari alat dapat
dikonversi sebagai kalium iodat. Untuk menghindari gangguan matriks
yang disebabkan oleh perbedaan matriks sampel dan standar maka dalam
pengukuran dilakukan metode standar adisi yaitu penambahan unsur
Barium (Ba) pada matriks sampel. Dari hasil penambahan unsur Barium
ini ternyata tidak ada gangguan intensitas dari perbedaan matriks, sehingga
perbedaan matriks ini tidak mengganggu pengukuran (Saksono, 2002).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Neraca Analitik
b. Erlenmeyer
c. Labu Takar
d. Beaker Glass
e. Pipet Volume
f. Pipet Tetes
g. Bulb
h. Buret
i. Mortar
j. Gelas Ukur
k. Pengaduk
l. Klep dan Statip
2. Bahan
a. Anggur
b. Jeruk
c. Protecal
d. You C 1000
e. Ale-Ale rasa Jeruk
f. Frutang
g. Nutrisari
h. Ale-Ale rasa Apel
i. Aquades
j. Larutan Iod (I2) 0,01 N
k. Indikator Amilum (Kanji) 1 %
3. Cara Kerja
a. Penetapan Kadar Vitamin C dari Buah-Buahan
b. Penetapan Kadar Vitamin C dari Tablet
c. Penetapan Kadar Vitamin C dari minuman Kemasan
Buah dikupas dan dicuci bersih
Ditimbang 20 gram daging buah dan dihaluskan dengan mortar
Dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan akuades hingga tanda tera, dikocok hingga homogen
Diambil 20 ml sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer
Ditambahkan 1 ml amilum
Dititrasi dengan Iodine 0,01 N
Dihitung kadar vitamin C -nya
Tablet dilumatkan beberapa dengan mortar
Ditimbang 0,2 gram serbuk tablet dengan erlenmeyer 200 ml
Ditambahkan aquades 50 ml, dikocok hingga homogen
Diambil 10 ml sampel dengan pipet volume
Ditambahkan 1 ml amilum
Dititrasi dengan Iodine 0,01 N
Dihitung kadar vitamin C -nya
Ditimbang 30 gram sampel cair dalam beaker glass
Dimasukkan dalam labu takar 100 ml, ditambahkan aquades hingga tanda tera
Diambil 25 ml sampel dengan pipet volume
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 2 ml amilum
Dititrasi dengan Iodine 0,01 N
Dihitung kadar vitamin C -nya
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Penetapan Kadar Vitamin C dengan Cara Iodimetri Langsung
No SampelBerat (gr)
Volume I2 (ml)
Konsentrasi I2 (N)
Perubahan Warna
Kadar Vitamin C (%)
Kadar Vitamin C rata-rata (%)
1
Anggur
20 1,5 0,01 Pink - Biru 0,033
0,09132 20 6,8 0,01 Coklat Bening
- Ungu0,1496
3
Jeruk
20 2,3 0,01 Orange – Biru 0,0506
0,13534 20 2,5 0,01 Bening – Biru
Hitam0,22
5
Protecal
0,2 45,1 0,01 Kuning – Biru 0,53
0,576 0,2 52,2 0,01 Kuning – Biru
Tua0,61
7You-C 1000
30 8 0,01 Jernih – Biru 0,94
0,93178 30 7,87 0,01 Kuning Benig
– Biru Tua0,9234
9Ale-Ale Jeruk
30 0,3 0,01 Kuning – Biru Keunguan
0,002904
0,013
10 30 2 0,01 Orange – Biru Hitam
0,023
11
Frutang
30 1,6 0,01 Kuning – Ungu Tua
0,019
0,021
12 30 2 0,01 Kuning – Biru Dongker
0,023
13 Nutrisari 30 4,5 0,01 Pink – Biru 0,0528 0,0528
14Ale-Ale
Apel30 0,2 0,01 Kuning - Biru 0,0023 0,0023
Sumber : Laporan Sementara
2. Pembahasan
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini
juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya
antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam
Ldehidroaskorbat. Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Asam
askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-
dehidroaskorbat, yang secara kimia bersifat sangat labil dan dapat
mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang
tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi.
Vitamin C dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan
menggunakan metode analisa iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi
redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2
merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat
ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang
sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau
N2H4. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod
sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan
dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion
iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.
Warna larutan iodium 0,01 N adalah cukup kuat sehingga iodium
dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna
ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti
karbon tetraklorida atau khloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan
untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan
suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks
kanji-iodium dipakai pada suatu uji sangat peka terhadap iodium.
Kepekatan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam
larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Mekanisme yang
tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak diketahui. Akan tetapi
diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β-amilosa, sebuah
unsur dari kanji.
Pada praktikum ini, dianalisa beberapa jenis sampel bahan pangan
yang “diduga” mengandung vitamin C, seperti buah anggur, buah jeruk,
Protecal, You C 1000, Ale-Ale, Frutang dan Nutrisari.
Pada analisa dengan sampel buah anggur dan buah jeruk diawali
dengan persiapan sampel. Pertama buah dikupas dan dicuci bersih.
Kemudian ditimbang daging buah sebanyak 20 gram dan dihaluskan
dengan menggunakan mortar. Penghalusan ini bertujuan untuk
mendapatkan ekstrak buah sehingga dapat diperoleh sari buah yang dapat
dianalisa kadar vitamin C-nya. Sebenarnya untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal sebaiknya digunakan blender untuk penghalusan ini akan
tetapi karena keterbatasan alat maka digunakan mortar yang secara prinsip
sama saja bertujuan untuk menghaluskan daging buah. Setelah dihaluskan,
dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100 ml kemudian ditambahkan
aquades hingga volume mencapai tanda tera kemudian dikocok hingga
homogen. Penambahan aquades dan pengkocokan ini bertujuan agar
vitamin C yang terkandung dalam buah-buah tersebut larut di dalam
aquades secara merata sehingga dapat ditentukan kadarnya. Seperti kita
ketahui bersama bahwa vitamin C merupakan salah satu vitamin yang
mudah larut dalam air. Sampel ini yang nantinya siap untuk ditritrasi
dengan metode iodimetri.
Sedangkan pada sampel Protecal yang merupakan tablet vitamin C.
Persiapannya adalah melarutkan beberapa tablet. Selanjutnya ditimbang
0,2 gram serbuk tablet ke dalam erlenmeyer ukuran 200 ml dan
ditambahkan aquades sebanyak 50 ml serta dikocok hingga homogen. 50
ml larutan tablet vitamin C ini yang nantinya akan dianalisa kadar vitamin
C-nya.
Pada analisa dengan menggunakan sampel minuman kemasan baik
pada Ale-Ale, Frutang, You C 1000 maupun Nutrisari. Pertama sampel
cair ditimbang sebanyak 30 gram ke dalam beaker glass. Sampel
dimasukkan ke dalam labu takar ukuran 100 ml dan ditambahkan aquades
hingga tanda tera. Ini merupakan tahapan pengenceran. Sampel inilah yang
nantinya akan dianalisa kadar vitamin C-nya.
Setelah masing-masing sampel siap dianalisa, ambil 20 ml sampel
dari buah-buahan, 10 ml sampel dari tablet dan 25 ml sampel dari
minuman kemasan, masukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda.
Tambahkan indikator amilum sebanyak 2 ml ke dalam masing-masing
sampel dan ditritrasi dengan menggunakan Iodine 0,01 N sebagai
penitarnya.
Pada analisa iodimetri terjadi proses oksidasi vitamin C (asam
askorbat) menjadi dehidro asam askorbat. Vitamin C merupakan salah satu
bahan yang sangat mudah teroksidasi. Pada tahapan ini terjadi reaksi
sebagai berikut:
Selanjutnya dehidro asam askorbat ini akan bereaksi dengan I2 pada
titrasi iodimetri membentuk diodine asam askorbat. Pada tahapan ini
terjadi reaksi sebagai berikut:
Asam Askorbat
+
12
O2
Dehidro Asam Askorbat
+H2 O
Dehidro Asam Askorbat
+ I2
Diodine Asam Askorbat
I2 mereduksi dehidro asam askorbat dan menghasilkan diodine asam
askorbat. Banyaknya iod yang mereduksi dehidro asam askorbat adalah
sebanding dengan banyaknya asam askorbat itu sendiri, sehingga pada
dasarnya volume iod sama dengan volume asam askorbat yang ada pada
sampel. Pada analisa ini harus dipahami dengan benar mengenai titik akhir
titrasinya, terbentuknya warna biru menandakan iod yang ditambahkan
sudah berlebih sehingga iod tidak lagi bereaksi dengan asam askorbat
melainkan bereaksi dengan indikator amilum dan membentuk kompleks
berwarna biru.
Pada praktikum ini diperoleh data dari beberapa kelompok. Sampel
buah anggur memiliki kadar vitamin C sebesar 0,033 % dan 0,1496 % atau
dengan rata-rata 0,0913 %. Berdasarkan referensi dari id.wikpedia.org,
kadar vitamin C pada anggur adalah 18 %. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan yang sangat signifikan antara hasil pengamatan dan referensi
yang ada. Perbedaan ini bisa dimungkinkan karena adanya perbedaan
varietas anggur yang dianalisa dengan yang ada di referensi.
Sampel jeruk mempunyai kadar vitamin C sebesar 0,0506% dan
0,022%, dengan rata-rata 0,1353%. Berdasarkan referensi dari
id.wikipedia.org, kadar vitamin C pada jeruk adalah 12 %. Hal ini
menujukkan adanya perbedaan.
Sedangkan kadar vitamin C pada sampel lain adalah sebagai
berikut: Protecal adalah You C 1000 adalah 0,94 % dan 0,9234 %, rata-
rata 0,9317 %, Ale-Ale rasa jeruk adalah 0,002904 % dan 0,023 %, rata-
rata 0,013%, Frutang adalah 0,019 % dan 0,023 %, rata-rata 0,021 %,
Nutrisari adalah 0,0528 % dan Ale-Ale rasa apel adalah 0,0023 %.
Jika diamati kembali pada hasil percobaan di atas, pada satu sampel
yang sama terdapat perbedaan hasil yang cukup signifikan. Sebagai contoh
adalah pada analisa kadar vitamin C dengan sampel Ale-Ale rasa jeruk,
data pertama menunjukkan kadar vitamin C-nya sebesar 0,0029 % dan
data kedua sebesar 0,023 %. Di antara kedua data ini terdapat perbedaan
yang signifikan padahal sampel yang diamati sama. Hal ini dimungkinkan
karena pada percobaan kedua melebihi titik akhir titrasi, hal ini terlihat
pada perubahan warnanya. Pada percobaan pertama perubahan warna
terjadi dari kuning–biru keunguan, sedangkan percobaan kedua dari
orange–biru hitam. Titik akhir titrasi pada percobaan kedua lebih gelap
daripada percobaan pertama, hal ini dikarenakan penambahan iod terlalu
berlebih sehingga iod yang bereaksi dengan amilum dan membentuk
senyawa kompleks berwarna biru semakin banyak pula. Oleh karena itu,
dalam penentuan kadar vitamin C seperti ini perlu diketahui dengan pasti
titik akhir titrasinya agar didapatkan hasil yang sesuai dan tidak beda nyata
antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.
E. KESIMPULAN
Dari praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri dapat ditarik kesimpulan :
1. Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2
dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat
moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat
terbatas.
2. Kadar vitamin C pada bahan pangan dapat ditentukan dengan metode
analisa iodimetri.
3. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod
sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan
dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion
iodide.
4. Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator dimana
titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang
berwarna biru tua.
5. Kadar vitamin C masing-masing sampel adalah sebagai berikut: Anggur
adalah 0,033 % dan 0,1496 %, rata-rata 0,0913 %, Jeruk adalah 0,0506 %
dan 0,22 %, rata-rata 0,1353 %, Protecal adalah You C 1000 adalah 0,94
% dan 0,9234 %, rata-rata 0,9317 %, Ale-Ale rasa jeruk adalah 0,002904
% dan 0,023 %, rata-rata 0,013%, Frutang adalah 0,019 % dan 0,023 %,
rata-rata 0,021 %, Nutrisari adalah 0,0528 % dan Ale-Ale rasa apel adalah
0,0023 %.
6. Kadar vitamin C terbesar terdapat pada Protecal yaitu rata-rata 0,57 %.
7. Banyaknya vitamin C (asam askorbat) yang terkandung dalam bahan
sebanding dengan banyaknya Iod yang diperlukan dalam titrasi.
8. Semakin banyak Iod yang diperlukan dalam titrasi maka menunjukkan
semakin banyak kandungan vitamin C pada produk.
9. Pada titrasi iodimetri penting diperhatikan titik akhir titrasinya, dalam
praktikum ini titrasi dihentikan ketika sudah terbentuk kompleks berwarna
biru yang menandakan bahwa Iod yang ditambahkan telah berlebih dan
bereaksi dengan amilum.
10. Vitamin C terkandung dalam buah-buahan dan beberapa produk olahan
seperti tablet vitamin C dan minuman kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2011. Anggur. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.30 WIB.
Anonimb. 2011. Jeruk. http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.48 WIB.
Anonimc. 2011. NutriSari. http://www.nutrifood.co.id/produk-kami/nutrisari. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.
Anonimd. 2011. Awas Kena Ranjau “Coba Lagi”. http://www.indorating.com/view.php?pg=2008/12/25122008/250&judul=Awas%20Kena%20Ranjau%20%22Coba%20Lagi%22. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.
Anonime. 2011. Vitamin C. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.33 WIB.
Anonimf. 2011. Kandungan Vitamin C Pada Buah. http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/80-kandungan- vitamin-c-buah.html. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.33 WIB.
Anonimg. 2011. Redoks. http://id.wikipedia.org/wiki/Redoks. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.47 WIB.
Anonimh. 2011. Iodimetri. http://kimiaanalisa.web.id/iodimetri/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.35 WIB.
Deghan, Mashid, dkk. 2007. Is Plasma Vitamin C an Appropriate Biomaker of Vitamin C Intake? A Systematic Review and Meta Analysis. Nutrition Journal 2007, 6:41.
Gdindin. 2011. Manfaat Minum You C 1000. http://www.indorating.com/view.php?pg=2011/03/14032011/11732&judul=Manfaat%20minum%20You%20C%201000. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.
Naidu, K Akhilender. 2003. Vitamin C in Human Health and Disease is Still a Mystery? An Overview. Nutrition Journal 2003, 2:7.
Nomad, Nurwidadi. 2011. Frutang Minuman yang Menyegarkan. http://www.indorating.com/view.php?pg=2009/08/13082009/2538&judul=Frutang%20minuman%20yang%20menyegarkan. Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.35 WIB.
Rosenberg, Jerome L. 1996. Kimia Dasar : Teori dan Soal-Soal. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Septyaningruma, Riana. 2011. Penetapan Kadar Vitamin C Cara Iodimetri. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/prin sip- penetapan/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.37 WIB.
Septyaningrumb, Riana. 2011. Deteksi Titik Akhir. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/deteksi-titik-akhir/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.39 WIB.
Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Saito, Taro. 2011. Reaksi Redoks. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-logam-transisi/ reaksi- redoks/ . Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.45 WIB.
Saksono, Nelson. 2002. Analisi Iodat dalam Bumbu Dapur dengan Metode Iodometri dan X-Ray Flourenscence. Jornal Makara, Teknologi, Vol. 6, No. 3, Desember 2002.
Underwood, A.L. dan R.A. Day, Jr. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Penerbit Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN
Analisa Data :
Rumus Perhitungan Kadar Vitamin C
Kadar Vitamin C (% )=FP x mol Iod x N Iod x BM Vit .C x 100%2 x Berat Sample (gr ) x 1000
1. Kadar Vitamin C pada Anggur
a Hasil Pengamatan Kelompok 1
Kadar Vitamin C (% )=5 x 1,5 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000
= 0,033 %
b Hasil Pengamatan Kelompok 8
Kadar Vitamin C (% )=5 x 6,8 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000
= 0,1496 %
c Kadar Vitamin C rata-rata
Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,033 % + 0,1496 %2
=0 ,0913 %
2. Kadar Vitamin C pada Jeruk
a. Hasil Pengamatan Kelompok 2
Kadar Vitamin C (% )=5 x 2,3 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000
= 0,0506 %
b. Hasil Pengamatan Kelompok 9
Kadar Vitamin C (% )=5 x 2,5 x 0,01 x 176 x 100%2 x 20 gram x 1000
= 0,22 %
c. Kadar Vitamin C rata-rata
Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,0506 % + 0,22 %2
=0 ,1353 %
3. Kadar Vitamin C pada Protecal
a. Hasil Pengamatan Kelompok 3
Kadar Vitamin C (% )=5 x 45,1 x 0,01 x 176 x 100%2 x 0,2 gram x 1000
= 0,53 %
b. Hasil Pengamatan Kelompok 10
Kadar Vitamin C (% )=5 x 52,2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 0,2 gram x 1000
= 0,61 %
c. Kadar Vitamin C rata-rata
Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,53 % + 0,61 %2
=0 ,57 %
4. Kadar Vitamin C pada You C 1000
a. Hasil Pengamatan Kelompok 4
Kadar Vitamin C (% )=4 x 8 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,94 %
b. Hasil Pengamatan Kelompok 11
Kadar Vitamin C (% )=4 x 7,87 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,9234 %
c. Kadar Vitamin C rata-rata
Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,94 % + 0,9234 %2
=0 ,9317 %
5. Kadar Vitamin C pada Ale-Ale rasa Jeruk
a. Hasil Pengamatan Kelompok 5
Kadar Vitamin C (% )=4 x 0,3 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,002904 %
b. Hasil Pengamatan Kelompok 12
Kadar Vitamin C (% )=4 x 2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,023 %
c. Kadar Vitamin C rata-rata
Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,002904 % + 0,023 %2
=0 ,013 %
6. Kadar Vitamin C pada Frutang
a. Hasil Pengamatan Kelompok 6
Kadar Vitamin C (% )=4 x 1,6 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,019 %
b. Hasil Pengamatan Kelompok 13
Kadar Vitamin C (% )=4 x 2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,023 %
c. Kadar Vitamin C rata-rata
Kadar Vitamin C (% )rata-rata=0,019 % + 0,023 %2
=0 ,021 %
7. Kadar Vitamin C pada Nutrisari
Hasil Pengamatan Kelompok 7
Kadar Vitamin C (% )=4 x 4,5 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,0528 %
8. Kadar Vitamin C pada Ale-Ale rasa Apel
Hasil Pengamatan Kelompok 14
Kadar Vitamin C (% )=4 x 0,2 x 0,01 x 176 x 100%2 x 30 gram x 1000
= 0,0023 %