81259970-bioremediasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bioremediasi proses

Citation preview

TUGAS BIOREMEDIASI RESUME

Disusun Oleh :

NAMA

: Arum Krisna Miranti

NIM

: J2B008011

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011Bioremdiasi berasal dari kata bio dan remediasi. Bio berarti dari senyawa atau organisme biologis, remediasi berarti suatu proses perbaikan lingkungan pencemar dengan melakukan pendekatan-pendekatan untuk menghilangkan pencemar dari lingkungan. Bioremediasi merupakan suatu proses perbaikan suatu lingkungan tercemar dengan menggunakan mikroorganisme biologis yang berlangsung dibawah permukaan tanah yang mana mikroorganisme tersebut akan mengubah senyawa kontaminasi yang bersifat berbahaya menjadi suatu produk yang tidak berbahaya , seperti eten dan air. Bioremediasi bisa berupa biodegradasi, mineralisasi dan biotransformasi.

Senyawa-senyawa pencemar yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa berupa senyawa alami dan senyawa xenobiotik. Senyawa alami misalnya minyak mentah, minyak hasil penyulingan, fosfat dan logam berat. Senyawa xenobiotik misalnya senyawa yang ada pada pestisida, herbisida, plastik dan serat sintetis. Bioremediasi senyawa organik merupakan proses mengubah senyawa pencemar organik yang bersifat berbahaya menjadi senyawa lainnya yang lebih aman dengan memanfaatkan organisme di lingkungan tersebut. Proses ini melibatkan proses degadrasi molekuler melalui aktifitas biologis. Bioremediasi tidak hanya memindahkan senyawa pencemar melainkan juga mengubah molekul senyawa pencemar organik. Hasil akhir dari degadrasi adalah gas karbon dioksida atau sumber karbon, air, panas ( energi ), ion, metabolit sekunder dan senyawa-senyawa sederhana yang ramah lingkungan.

Sumber-sumber pencemar atau kontaminasi yang ada di lingkungan antara lain berasal dari :

Kebocoran hasil atau limbah dari industri.

Kontaminasi atau kerusakan di permukaan tanah.

Tanki penyimpanan atau pipa saluran di dalam tanah.

Area pembuangan akhir ( pembuangan sampah )

Sumur-sumur pemompaan atau sumur injeksi.

Penggunaan bioremediasi banyak dimanfaatkan dikarenakan tidak banyak biaya yang tambahan atau bersifat murah, tidak merusak lingkungan atau pemandangan sekitar, tidak berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dengan waktu remediasi atau perbaikan yang singkat. Bidang ilmu yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan bioremediasi antara lain ilmu tanah, geokimia organik dan anorganik, geofisika, hidrologi, rekayasa bioproses, modelling komputer dan mikrobiologi dan/atau botani.

Pengolahan biologis lahan tercemar organik dan anorganik dapat dilakukan secara Ex situ dan In situ. Ex situ merupakan proses perbaikan lingkungan tercemar yang dilakukan ditempat lain, sehingga perlu dilakukan pemindahan. In situ merupakan proses perbaikan lingkungan tercemar yang dilakukan ditemapt tercemar tersebut tanpa dilakukan pemindahan ke temapt lain. Pengolahan lahan tercemar senyawa organik secara ex situ antara lain dengan Slurry Phase, Composting, Biopile, dll. Pengolahan lahan tercemar senyawa organik secara in situ antara lain dengan Bio-venting, Air sparging, Sumur Ekstraksi, dll. Optimasi bioremediasi lahan tercemar senyawa organik :

Ketersediaan air ( antara 30% - 80% )

Menambahkan nutrien ( nitrogen, fosfor dan sulfur )

Ketersediaan Oksigen Menjamin pH moderat ( antara 6 9 )

Menjamin suhu moderat ( 100 400C )

Penambahan enzim ( katalis kimia untuk mendegradasi senyawa limbah )

Penambahan surfaktan ( detergen )

Pengolahan lahan tercemar senyawa anorganik ( logam ) dapat dilakukan dengan Bioleaching dan Biobsorpsi.

Asas atau pokok-pokok biodegradasi adalah :

Semua bahan organik bersifat biodegradable atau dapat diperbaiki, tetapi biodegradasi membutuhkan kondisi yang spesifik. Tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan.

Senyawa kontaminasi harus dapat diubah menjadi suatu senyawa yang mampu memenuhi ketersediaan biologis.

Tingkat kecepatan dan proses biodegradasi dikontrol oleh faktor-faktor pembatas. Parameter bioremediasi antara lain adalah jumlah mikroba, laju respirasi dan laju degradasi.

Kriteria bioremediasi In situ :

1. Mikroba harus bisa mengubah atau menghasilkan biotransform kimia.

2. Organisme bisa mengubah senyawa kimia pada kondisi yang tepat dan standar yang mengatur.

3. Tidak membentuk senyawa toksik.

4. Area atau lingkungan tercemar tidak mengandung mikroba penghambat yang spesifik saja.

5. Harus disediakan kondisi yang tepat atau sesuai ( terjangkau )

6. Biaya yang relatif murah atau terjangkau sesuai dengan teknologi yang digunakan.

Ketika terjadi proses bioremediasi, polutan akan terpecah dan menurun jumlahnya, sedangkan jumlah mikroba akan meningkat.

Secara teknis ( polutan dan bahan organik ) yang bisa dideteksi dari proses bioremediasi adalah polutan awal ( benzen ).

Laju degradasi = kecepatan degradasi

Laju= a / b

= dari titik satu ke titik yang lain Waktu yang dibutuhkan

Faktor-faktor yang mempengaruhi bioremediasi : Mikroorganisme yang mendegradasi

Struktur lingkungan ( aerob/anaerob)

Struktur jenis polutan ( mudah/sulit didegradasi ) treatment tertentu

Faktor lingkungan yang mempengaruhi biodegradasi adalah faktor mikroba, nutrisi, suhu, pH, moisture content dan potensial Redoks.Reaksi mikroba katalis adalah dehalogenasi, hidrolisis, cleavage, oksidasi, reduksi, dehidrohalogenasi, substifusi. Bahan organik bisa disebut polutan, karna apabila sifatnya mengganggu. Hasil dari biodegradasi bisa jadi massih bersifat toksik atau bahkan lebih toksik apabila degradasinya tidak berjalan sempurna.Mempengaruhi proses metabolisme

Menghasilkan Oksigen

Bioremediasi

Mikroba autotrof

Jumlah polutan menurun

Laju populasi meningkat