35
TOLERANSI BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Abdul Fatah A. PENDAHULUAN Belakangan ini, agama adalah sebuahnama yang terkesan membuat gentar, menakutkan, dan mencemaskan. Agama di tangan para pemeluknya sering tampil dengan wajah kekerasan. Dalam beberapa tahun terakhr banyak muncul konflik, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama. Pandangan dunia keagamaan yang cenderung anakronostik memang sangat berpotensi untuk memecah belah dan saling klaim kebenaran sehingga menimbulkan berbagai macam konflik. Fenomena yang juga terjadi saat ini adalah muncul dan berkembangnya tingkat kekerasan yang membawa- bawa ama agama (mengatasnamakan agama) sehingga realitas kehidupan beragama yang muncul adalah saling curiga mencurigai, saling tidak percaya, dan hidup dalam ketidak harmonisan. Toleransi yang merupakan bagian dari visi teologi atau akidah Islam dan masuk dalam kerangka system teologi Islam sejatinya harus dikaji secara mendalam dan diaplikasikan dalam kehidupan beragama karena ia adalah suatu keniscayaan social bagi seluruh umat beragama dan merupakan jalan bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. B. KAJIAN BAHASA B.1. Pengertian

82879838-Toleransi-Beragama-Dalam-Perspektif-Al.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nn

Citation preview

TOLERANSI BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QURANAbdul FatahA. PENDAHULUANBelakanganini, agamaadalahsebuahnamayangterkesanmembuat gentar,menakutkan, danmencemaskan. Agamadi tanganparapemeluknyaseringtampildenganwajahkekerasan. Dalambeberapa tahunterakhr banyakmuncul konflik,intoleransi, dan kekerasan atas nama agama. Pandangan dunia keagamaan yangcenderung anakronostik memang sangat berpotensi untuk memecah belah dan salingklaimkebenaransehinggamenimbulkanberbagai macamkonflik. Fenomenayangjuga terjadi saat ini adalah muncul danberkembangnya tingkat kekerasan yangmembawa-bawa ama agama mengatasnamakan agama! sehingga realitas kehidupanberagamayangmuncul adalahsalingcurigamencurigai, salingtidakpercaya, danhidup dalam ketidak harmonisan."oleransi yangmerupakanbagiandari #isi teologi atauakidah$slamdanmasuk dalam kerangka system teologi $slam sejatinya harus dikaji secara mendalamdandiaplikasikandalamkehidupanberagamakarenaiaadalahsuatukeniscayaansocial bagi seluruh umat beragama dan merupakan jalan bagi terciptanya kerukunanantar umat beragama. B. KAJIAN BAHASAB.1. PengertinDalam %amus &mum Bahasa $ndonesia, toleransi berasal dari kata 'toleran($nggris)tolerance;Arab)tasamuh! yang berarti batas ukur untuk penambahan ataupengurangan yang masih diperbolehkan. *ecara etimologi, toleransi adalah kesabaran,ketahanan emosional, dan kelapangan dada.+*edangkan menurut istilahterminology!, toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang menghargai,membiarkan, membolehkan! pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan,kebiasaan, dsb! yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.,-adi, toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk tidakmengganggu dan tidak melecehkan agama atau systemkeyakinan dan ibadahpenganut agama-agama lain.B.!. Pengg"nn Kt #T$%ern&i '%( A%-Q"rn+ "afsir Pase, hal. ++., Binsar A. /utabarat, Kebebasan Beragama VS Toleransi Beragama, www.google.comAl-0ur1an tidak pernah menyebut-nyebut kata tasamuh2toleransi secaratersurat hingga kita tidak akan pernah menemukan kata tersebut termaktub didalamnya. 3amun, secaraeksplisit al-0ur1anmenjelaskankonseptoleransi dengansegala batasan-batasannya secara jelas dan gambling. 4leh karena itu, ayat-ayat yangmenjelaskantentangkonseptoleransi dapat dijadikanrujukandalamimplementasitoleransi dalam kehidupan.). KAJIAN TEORITIS).1. K$n&e* T$%ern&i '%( I&%(Dari kajian bahasa di atas, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan maumengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit,bahasa, adapt-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. $ni semua merupakan fitrah dansunnatullah yang sudahmenjadi ketetapan "uhan. 5andasandasar pemikiran iniadalah firman Allah dalam 0*. Al-/ujurat ayat +6)*eluruhmanusiatidakakanbisamenolaksunnatullahini. Dengandemikian, bagimanusia, sudah selayaknya untuk mengikuti petunjuk "uhan dalammenghadapiperbedaan-perbedaan itu. "oleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk kedalam salah satu risalah penting yang ada dalam system teologi $slam. %arena "uhansenantiasa mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama,suku, warna kulit, adapt-istiadat, dsb."oleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganutagama tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnyamengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat.Akan tetapi, toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akanadanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk system,dan tatacara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agamamasing-masing.%onsep toleransi yang ditawarkan $slam sangatlah rasional dan praktis sertatidak berbelit-belit. 3amun, dalamhubungannya dengankeyakinan akidah! danibadah, umat $slamtidak mengenal kata kompromi. $ni berarti keyakinan umat $slamkepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhanmereka. Demikianjugadengantatacaraibadahnya. Bahkan$slammelarangpenganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. 7aka kata tasamuhatautoleransi dalam$slambukanlah 'barangbaru(, tetapi sudahdiaplikasikan dalamkehidupan sejak agama $slam itu lahir.%arenaitu, agama$slammenurut hadits yangdiriwayatkanolehBukhari,8asulullah saw. pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah, makabeliau menjawab) al-Hanafiyyah as-Samhah agama yang lurus yang penuh toleransi!,itulah agama $slam.6 ).!. H"+"ngn Antr T$%ern&i 'engn U,-".- /*er&"'rn0 Se&(M"&%i(Allah berfirman dalam 0*. Al-/ujurat ayat +.)Dalam ayat di atas, Allah menyatakan bahwa orang-orang mu1min bersaudara,danmemerintahkanuntukmelakukanishlahperbaikanhubungan!jikaseandainyaterjadi kesalahpahamandiantara,orangataukelompokkaummuslim. Al-0ur1anmemberikan contoh-contoh penyebab keretakan hubungan sekaligus melarang setiapmuslim melakukannya.Ayat di atas juga memerintahka orang mu1min untuk menghindari prasangkaburuk, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, serta menggunjing, yang diibaratkanal-0ur1an seperti memakan daging saudara sendiri yang telah meninggal dunia0*.Al-/ujurat)+,!&ntuk mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebihdahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola danmensikapi perbedaanpendapat! yang mungkin! terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga2saudara kita6 "afsir Pase, hal. ++.sesama muslim. *ikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan ataukeharmonisandanmenyadari adanya perbedaan. Danmenyadari pulabahwakitasemua adalah bersaudara. 7aka akan timbul rasa kasih saying, saling pengertian danpada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalamkonteks pendapat danpengamalan agama, al-0ur1an secara tegas memerintahkan orang-orang mu1minuntukkembali kepada Allahal-0ur1an! dan8asul sunnah!.9"etapi seandainyaetrjadi perbedaan pemahaman al-0ur1an dan sunnah itu, baik mengakibatkanperbedaan pengamalan ataupun tidak, maka petunjuk al-0ur1an adalah)).1. H"+"ngnntrT$%ern&i 'engnM"(%-ntrU(t Berg(/N$n-M"&%i(0Dalam kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, toleransi hendaknyadapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganutagama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsipkeagamaan ibadah! masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untukberibadah maupun tidak beribadah, dari satu pihakl ke pihak lain. /al demikian dalamtingkat praktek-praktek social dapat dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransiyangpalinghakiki adalahsikapkebersamaanantara penganut keagamaandalampraktek social, kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, serta bukan hanya sekedarpada tataran logika dan wacana.*ikap toleransi antar umat beragama bias dimulai dari hidup bertetangga baikdengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. *ikap toleransi itu direfleksikandengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. /alini telah dicontohkan oleh 3abi 7uhammad saw. ketika suatu saat beliau dan parasahabat sedang berkumpul, lewatlah rombongan orang :ahudi yang mengantarjena;ah. 3abi saw. langsungberdiri memberikanpenghormatan. *eorangsahabatberkata) 'Bukankah merekaorang :ahudiwahairasul teks. dari sana kita dapat menyimpulkan bahwa kosakata bahasa Arab mengidentikkan teks dengan pembakuan dan penunggalan makna suatu teks!,! -ika bentuk lafal teks dapat menerima lebih dari satu makna2pemahaman yang sama-sama kuat, maka ia disebut sebagai 7ujmal> teks global yang memerlukan perincian!6! -ika bentuk lafal teks menerima lebih dari satu makna2pemahaman yang salah satunya lebih kuat dari makna lain, maka makna yang kuat itu disebut Ghahir teks yang asli! dan makna yang lemah itu disebut 7uEawwal teks yang dialihkan maknanya!. Perubahan dari makna ;hahir kepada makna muEawwal itu mensyaratkan adanya dalil> indikator yang kuat dan memperkuat satu makna atas makna lainnya.*edangkan aliran kedua modernistik! dalam teori pentakwilan telah mengalami lompatan kualitatif dalam tradisi filsafat -erman, terutama di tangan F.D.?. *chleirmacher +H@A-+A69 7! yang mengadakan reorientasi paradigma dari FmaknaF teks kepada FpemahamanF teks. 8asionalitas modern seperti dianut oleh ma;hab protestantisme telah mengubah makna literal Bible yang selama ini dianggap oleh ma;hab resmi gereja sebagai Fmakna historisF menjadi Fpemahaman historisF yang segala sesuatunya merujuk kepada masa silam. Afiliasi suatu teks kepada masa silam itu menyebabkan kehadirannya di masa kini menjadi sebentuk kecurigaan> mengapa teks yang merespon kejadian masa lalu harus menjadi jawaban problem kekinian seperti halnya pluralitas pemahaman teks tidak mengenal batas-batas. %arena pemahaman adalah) upaya kreatif dan perpaduan antara cakrawala penafsir dengan wawasan teks. Dengan demikian setiap terjadi perubahan dalam diri penafsir berikut cakrawala pikirannya, maka dimungkinkan lahirnya pemahaman baru.6- *uatu pemahaman objektif atas teks dalam arti pemahaman yang benar-benar sesuai dengan fakta ril, tidak dimungkinkan oleh karena pra konsepsi penafsir adalah syarat tercapainya suatu pemahaman.9- "idak ada pemahaman yang tetap dan tidak berubah> tidak dibenarkan pula suatu pembatasan dan finalisasi pemahaman yang tidak bisa berubah-ubah.B- "ujuan penafsiran teks pada saat ini, bukan untuk menangkap maksud pengarang teks. *ebab, penafsir saat ini menghadapi sebuah teks, dan bukannya pengarang teks. Dalam teori filsafat hermeneutika, posisi pengarang tak lebih sebagai salah satu pembaca teks yang tidak berbeda dari penafsir-pembaca teks yang lain. "eks sebagai entitas mandiri dan berdaulat, berdialog dengan penafsir sehingga melahirkan suatu pemahaman, dengan demikian setiap penafsir tidak diharuskan mencari dan menangkap maksud dan tujuan yang ingin diungkapkan si pengarang teks.@- "idak ada patokan dan standarisasi dalam menilai salah atau benar suatu penafsiran. %arena sejatinya tidak ada tafsir yang benar dan tunggal. Antitesa dari teori klasik yang mengandaikan maksud pengarang sebagai tujuan penafsiran, hermeneutika filsafat mengakui otoritas penafsir dan mengabaikan tujuan pengarang sama sekali. %arena setiap penafsir di setiap ;aman memiliki cakrawala yang khas ;amannya, maka terbuka kemungkinan pemahaman-pemahaman baru, yang tidak bisadikatakan salah satunya lebih baik dan benar dari yang lain.H- /ermeneutika filsafat sesuai dengan teori relatifitas penafsiran, dan membuka ruang yang sangat luas bagi penafsiran-penafsir an yang radikal sekalipun.Dari ke-H metode umum FpemahamanF teks dalam filsafat hermeneutika yang telah dipaparkan, terkuak dengan jelas ketidakcocokan teori filsafat pemahaman ini dengan sifat dan karakter dasariah Al-0urEan seperti yang telah dijelaskan. 7emang diakui luas oleh para pakar Al-0urEan bahwa teks-teks kitab suci mengandung pelbagai kemungkinan makna dan pemahaman sesuai kecenderungan bidang ilmu yang dikuasai setiap mufasir. Dalam sejarah tafsir, telah lahir berbagai produk karya ulama yang mencoba menguraikan kandungan Al-0urEan dari berbagai perspektif dan corak penafsiran. Ada jenis tafsir Ebil riwayahE dan juga Ebil dirayahE. 7etode penulisan tafsirbil dirayah ini juga telah melahirkan berbagai corak, di antaranya tafsir analitik yang memiliki orientasi bermacam-macam sesuai dengan keahlian dan kepakaran masing-masing penafsir. Ada yang berorientasi) hukum fiJih tafsir ahkam, fiJhi!, bahasa dan susastera tafsir lughawi, balaghi!, tasauf dan ta;kiyah tafsir isyari!, saintifiktafsir Eilmiy!, bahkan yang sarat dengan muatan-muatan sosial dan reformasi keumatan tafsir adabi-ijtimaE i!, dan lain sebagainya. %esemua corak dan orientasi penafsiran itu tetap saja berporos pada spirit yang sama bahwa Al-0urEan dapat ditinjau dari pelbagai spektrum kemanusiaan dengan penekanan khusus sebagai kitab hidayah, petunjuk untuk kebaikan manusia, yang datang dari Gat :ang 7aha "ransenden "an;il min 8abbi al-EAlamin!.Pr$'", T7&ir A;t T$%ern&i> ?Se%(t Nt%? @er&i S"r- Mr;(A 11*aya akan mengambil satu contoh produk tafsir ma;hab toleransi yang diusung Guhairi 7israwi> tentang anjuran mengucapkan selamat natal kepada kaum kristiani. Dikatakan bahwa Al-0urEan telah memberikan contoh ucapan selamat natal sebagaimana tersurat dalam ayat 66 surah 7aryam. h. 6B.-6BH!. Dua alasan dikemukakan terkait tidak sepantasnya kita mengharamkan ucapan selamat natal itu. Pertama) selamat natal adalah tradisi keagamaan yang sudah berkembang lama sekali.%edua) selamat natal adalah ucapan simbolik atas hari bahagia umat %risten. *ebagai ungkapan bahagia, maka tak ada alasan untuk melarangnya karena hal tersebut justerusalah satu pesan yang dimuliakan dalam $slam. h. 6B.!*aya akan melihatnya berbeda dari perspektif yang dipakai penulis buku. Pertama) redaksi EwassalamuE yang dinisbahkan kepada nabi $sa EAlayhi wa Eala 3abiyyina Afdlalu al-*alam ini diucapkan beliau sendiri ketika ibunda 7aryam bint E$mran dipojokkan dan dituduh kelompok :ahudi bahwa $sa yang baru saja dilahirkan adalah hasil per;inahan. 7embantah tuduhan itu, 7aryam kemudian menunjuk $sa yang merupakan mukji;at dari Allah swt untuk menepis tuduhan murahan itu ayat ,A-66!. Perlu dicatat juga bahwa sebelumnya redaksi seperti ini ditujukan pula kepada nabi :ahya EAlayhi wa Eala 3abiyyina Afdlalu al-*alam dengan redaksi EwasalamunE ayat +6!. Para ulama tafsir dan bahasa menyatakan bahwa jenis redaksi seperti ini sering diungkapkan pada saat dan situasi seorang hamba Allah dalam kondisi sangat lemah, tidak kuasa atas makar dan sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan-3ya. C+9D %arena keduanya, baik :ahya maupun $sa sama-sama dikejar dan ditindas Bani $srail. 3abi :ahyaberhasil mereka bunuh, sementara $sa diselamatkan Allah dan diangkat ke langit. $ni belum lagi peristiwa kelahirannya yang menakjubkan dan mengundang kecurigaan luar biasa. *ehingga wajar keduanya menggunakan redaksi *alaam.%edua) secara literal dan sepintas redaksi wassalamu diartikan dengan ucapan selamat. 5alu disimpulkan bahwa ucapan selamat natal sudah dicontohkan sendiri oleh nabi $sa as tentu saja dengan asumsi ketika mengucapkannya kita berkeyakinan bahwa beliau adalah seorang nabi dan hamba Allah!. 3amun jika kita telusuri beberapa kitab tafsir yang memiliki otoritas ternyata bukan seperti itu yang dimaksudkan rangkaian ayat ini. -usteru dengan pengakuan tersebut, $sa as telah menetapkan bahwa dirinya hanya sebagai hamba yang menyembah Allah swt semata, dia juga sebagaimana makhluk Allah lainnya dilahirkan hidup!, mengalami kematian dan dibangkitkan kembali pada hari pembalasan. /anya saja beliau akan memperoleh keselamatan sebagaimana para nabi dan rasul lainnya pada hari pembalasan yang keseluruhan manusia sangat sulit untuk memperoleh keselamatan hisab pada hari itu.C+BD%etiga) sesuai konteks rangkaian ayat di atas dan korelasinya dengan rangkaian ayat selanjutnya ayat 69-6H! yang terjemahannya sebagai berikut) 69. $tulah $sa putera 7aryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. 6B. "idak layak bagi Allah mempunyai anak, 7aha *uci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya) F-adilahF,maka jadilah ia 6@. *esungguhnya Allah adalah "uhanku dan "uhanmu, maka sembah$ah Dia oleh kamu sekalian. $ni adalah jalan yang lurus.6H. 7aka berselisihlahgolongan-golongan yang ada! di antara mereka. 7aka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar. 8angkaian ayat ini justru menepis kebolehan mengucapkan selamat natal, seperti diyakini orang-orang 3asrani.%arena rangkaian ayat yang sebelum ini menjelaskan secara gamblang peristiwa kelahiran $sa dari rahim 7aryam ibunya yang dirasa sangat tidak mungkin ia kemudian dinobatkan menjadi anak "uhan> $sa sesungguhnya adalah anak manusia biasa yang dilahirkan melalui Fproses yang diluar kebiasaanF. $syarat itu terungkap dari ayat 6B.C+@D%eempat) sesuai analisa bahasa dan sastra Arab, fungsi definitif dari FalF pada kata assalamu adalah untuk Fsemua jenis keselamatanF al lil jinsi! jika digabungkan dengan konteks rangkaian ayat ini yang merupakan pengingkaran dan penolakan akidah 3asrani, maka ia lebih merupakan sindiran taEridl! untuk melaknat kaum :ahudi atas tuduhan ;ina kepada 7aryam, dan juga bagi kaum 3asrani yang menjadikannya juru selamat. *eakan ayat ini memberi pesan bahwa $sa menyatakan semua keselamatan hanya untuk dirinya dan a;ab lah yang akan ditimpakan kepada para penentangnya dari umat :ahudi ataupun para pemujanya dari umat %ristiani. Fungsi kebahasaan seperti ini sudah berlaku umum dan menjadi Eurf pemakaian Al-0urEan. *urah "haha ayat 9A misalnya menyatakan wassalamu 0ala man ittaba0alhu"a,selain makna aslinya ia juga mengandung pesan yang tidak diungkapkan bahwa a;ab lah yang akan didapat bagi orang yang mendustakan dan berpaling dari petunjuk itu.C+HD*aya hanya ingin mengatakan bahwa berat sekali tugas menganalisa dan mencermati kandungan Al-0urEan, ia tidak bisa difahami dengan baik hanya secara literal atau mengikuti petunjuk terjemahan lahirnya saja. sehingga wajar jumhur2ulama berpendapat mustahil seorang bisa menterjemahkan Al-0urEan secara harfiyah, karenakualitas bahasa arab yang sangat tinggi untuk Al-0urEan. 3ah tugas ini akan lebih berat lagi kalau sudah menyangkut ayat-ayat akidah yang fondasional. Paparan saya itu bukan berarti saya sudah menafsiri Al-0urEan tapi yang saya lakukan adalah mengutip tafsir para ulama yang diakui otoritasnya di bidang tafsir, sebagai amanah ilmiah yang harus disampaikan. %ita tidak perlu berapologi untuk sekedar menampakkan toleransi semu dan munafik, apalagi dengan menggadaikan akidah kita.@i&i A%-Q"r8n tentng P%"r%it& 'n T$%ern&iAkhirnya, sebagai etape akhir pembacaan saya atas pembacaan 0iraEah Eala 0iraEah! Guhairi, disini perlu ditegaskan bahwa mengakui eksistensi praktis agama-agama lain yang beragam dan saling berseberangan ini dalam pandangan $slam tidak secara otomatis mengakui legalitas dan kebenarannya seperti yang diajarkan oleh kaum pluralis. Bagi saya sikap yang tepat adalah menerima kehendak Allah *=" dalam menciptakan agama-agama ini sebagai berbeda-beda dan beragam. %arena Allah swt :ang 7aha Bijak telah menghendaki untuk menciptakan jagad raya dan segala isinya ini dengan bentuk dan kondisi yang demikian sistematis dan seimbang> ada baik dan buruk, haJ dan bathil, cahaya dan gelap, bahagia dan sengsara. "api kehendak $lahiah ini ada dua macam, merujuk kepada istilah yang dipopulerkan *yekh 7uhammad EAbduh +A9I-+I.6 7!, yaitu) +! kehendak ontologis iradah kawniyyah! dan ,! kehendak legalistis iradah syarEiyyah!. Di satu sisi, Allah *=" menciptakan sesuatu dan memangmenghendakinya secara ontologis dan legalistis, seperti) kebaikan, kebenaran, iman, malaikat, dan segala sesuatu yang Dia cintai dan ridhai. "api di sisi lain, Allah *=" menciptakan sesuatu dan menghendakinya secara ontologis tapi tidak secara legalistis,seperti) kejahatan, kebatilan, setan, kekufuran dan segala sesuatu yang Dia benci.Dr. *yekh :usuf al-0aradhawiC +AD menyebutkan empat faktor yang melahirkan sikaptoleransi yang unik selalu mendominasi perilaku umat $slam terhadap non-muslim) i! keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaan dan kesukuannya. %emuliaan ini mengimplikasikan hak untuk dihormati. ii! kayakinan bahwa perbedaan manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas ontologis! yang dikehendaki Allah *=" yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman atau kufur. 4leh karenanya tidak dibenarkan memaksa mereka untuk $slam. iii! seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran orang kafir atau menghukum kesesatan orang sesat. Allah *=" lah yang akan mengadili mereka di hari perhitungan kelak. al-/ajj) @I, al-*yura) +B! Dengan demikian hati seorang muslim menjadi tenang, tidak perlu terjadi konflik batin antara kewajiban berbuat baik dan adil kepada mereka al-7umtahanah) A!, dan dalam waktu yang sama harus berpegang teguh pada kebenarankeyakinannya sendiri. i#! keyakinan bahwa Allah *=" memerintahkan untuk berbuat Adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik at-"awbah) @!. Begitu juga Allah *=" mencela perbuatan ;alim meskipun terhadap orang kafir al-7aidah) A!.Wallahu A0lam bil Shawab&------------ --------- --------- ---C+D 7akalah disampaikan dalam acara seminar dan bedah buku FAl-0urEan %itab "oleransiF, karya sdr. Guhairi 7israwi, 5c. Penerbit) Fitrah, ,..H. yang diselenggarakan oleh Program Pasca-*arjana %elas $nternasional P"$0--akarta pada hari %amis, 6 April ,..A.C,D Penulis adalah %etua $ 5P67$ 3urul /ikmah, *taff Peneliti di $3*$*" dan PP $katan DaEi $ndonesia, dan Dosen "afsir pada *"$& D$ al-/ikmah, -akarta *elatan.C6D 7ustafa al-%aylani, =ujud al-3ash wa 3ash al-=ujud Dar al-"unisiyah li al-3asyr, +II,!, hlm. 69C9D 5ihat $lyas 0uwaisim, $sykaliyyat al-0iraEah fi al-Fikr al-EAraby al-7uEashir &ni#. Al-Gaitunah, "unis) +IIA!, hlm. AACBD 3asr /amid Abu Gaid, $sykaliyyat al-0iraEah wa Aaliyyat al-"aEwil Beirut) al-7arka; al-"saJafi al-EAraby, +II,!, hlm. ,+C@D $sykaliyyat al-0iraEah wa Aaliyyat al-"aEwil, hlm. 9.CHD $sykaliyyat al-0iraEah wa Aaliyyat al-"aEwil, hlm. 99CAD $sykaliyyat al-0iraEah wa Aaliyyat al-"aEwil, hlm. 9ICID $sykaliyyat al-0iraEah wa Aaliyyat al-"aEwil, hlm. 9IC+.D $sykaliyyat al-0iraEah wa Aaliyyat al-"aEwil, hlm. 9IC++D 7uhammad E$marah, 0iraEat al-3ash al-Diniy bayn al-"aEwil al-Nharbi wa al-"aEwil al-$slami %airo) 7aktabah *yuruJ, ,..@! hlm. BBC+,D Ahmad =aEi;hi) 7ahiyyat al-/ermeneutiJa, -urnal al-7ahajja #ol.@, hlm.B,C+6D 7ahiyyat al-/ermeneutiJa, hlm.B9-BAC+9D lihat "afsir al-7uharrar al-=aji;> $bnu EAthiyyah seperti dikutip oleh $mam al-Alusi dalam %itab 8uh al-7aEani #ol. I ju;. +@ h. +.HC+BD lihat "afsir $bnu %atsir> ju; 6 h. ++H-++AC+@D lihat "afsir Fi Ghilal al-0urEan> ju; 9 h. ,6.AC+HD lihat "afsir al-Alusi dalam 8uh al-7aEani> 4pcit. h. +6+C+AD Nhairu al-7uslimin fi al-7ujatamaE al-$slami) B6-B Me(+ng"n Ke(+%i *er'+n I&%(BDitulis oleh baniham;ah di2pada April ,@, ,..HMe(+ng,it,n tr'i&i ,ei%("n-ika substansi peradaban $slam adalah pandangan hidupnya, maka membangun kembali peradaban $slam adalah memperkuat pandangan hidup $slam. /al ini dilakukan dengan menggali konsep-konsep penting kha;anah ilmu pengetahuan $slamdan menyebarkannya agar dimiliki oleh kaum terpelajarnya yang secara sosial berperan sebagai agen perubahan dan yang secara indi#idual akan menjadi decision maker.7emperkuat pandangan hidup 7uslim artinya memberi solusi terhadap persoalan ummat secara fundamental dan integral. Pentingnya pandangan hidup $slam ditekankan al-Attas dalam berbagai tulisannya, dan bahkan dalam kontek pengembangan sains telah diformulasikan dengan baik oleh $rof& Al+arslan Acikgenc.Dengan pendekatan ini kita tidak perlu meletakkan dua pilihan yang saling bertolak belakang, atau meletakkan $slam #is a #is Barat dalam setting yang konfrontatif. Baratdan kebudayaan asing lainnya harus dilihat dalam konteks kebutuhan yang bersifat konsepsional, dalam artian bahwa disatu sisi $slam dapat 'mengadapsi( atau meminjam konsep-konsep asing yang sesuai atau disesuaikan terlebih dulu dengan pandangan hidup $slam, dan di sisi lain $slam dapat menolak ide asing yang tidak diperlukan, dengan kesadaran bahwa realitas ajaran $slam memang berbeda secara asasi dari kebudayaan manapun, termasuk Barat. &ntuk menggambarkan pentingnya pandangan hidup $slam atau framework $slam dalam menerima dan menolak konsep-konsep asing kita rujuk sinyalemen Professor Khurshi" Ahma", pakar ?konomi $slam asal Pakistan dibawah ini)The ca+italist an" the Socialits mo"el can ha1e no +lace as our i"eal-ty+es, although we woul" like to a1ail from all those e2+erience of mankin" which can be gainfully assimilate" an" integrate" within the #slamic framework an" can ser1e our own +ur+ose wihtout in any way im+airing out 1alues an" norms& But we must re-ect the archyty+e of ca+italism an" socialism& Both this mo"el of "e1elo+ment are incom+atible with our 1alue system; both are e2+loitati1e an" un-ust an" fail to treat man as man, as 3o"!s 1icegerent *khalifah, on earth& Both ha1e been unable to meet in their own realms the basis economic,social, +olitical, an" moral chalenges of our time an" the real nee" of a humane society an" a -ust economy&"erjemahan bebasnya adalah bahwa model CekonomiD kapitalis dan sosialis tidak bisa menjadi tipe ideal kita, meskipun kita akan memanfaatkan semua pengalaman manusia untuk diasimilasikan dan diintegrasikan dengan framework $slam, untuk dapat membantu mencapai tujuan kita sendiri dengan tanpa mengotori nilai-nilai dan norma kita. Bahkan kita kita harus menolak model kapitalisme dan sosialisme. %edua model pembangunan ini tidak cocok dengan sistem nilai kita, keduanya eksploitatif, tidak adil dan gagal memperlakukan manusia sebagai manusia, sebagai khalifah Allahdimuka bumi. %eduanya telah gagal mengatasi tantangan ekonomi, sosial,politik, moral masa kini dan memenuhi kebutuhan real umat manusia dan ekonomi yang adil di dunia mereka sendiri.%onsep pembangunan dalam $slam tidak sama dengan konsep pembangunan kapitalis ataupun sosialis. Pembanguan ekonomi dalam literatur umum terdiri dari serangkaian kegiatan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan dalam produktifitas eknomi secara keseluruhan dan produktifitas pekerja secara rata-rata, dan juga pertumbuhan rasio antara tenaga kerja dan keseluruhan penduduk. Pembangunan ekonomi dalam $slam lebih luas dari itu, karena pembangunan ekonomi adalah bagian dari pengbangan manusia. Disini fungsi $slam sebagai agama dan pandangan hidup adalah memberi petunjuk bagi penembangan manusia sesuai dengan arah dan garis yang benar. "etap mempertimbangkan aspek-aspek eknomi, tapi selalu dalam framework pengembangan manusia seutuhnya.Pernyataan Professor %hurshid di atas telah cukup jelas menunjukkan pentingnya pandangan hidup atau dalam istilahnya framework $slam, dalam mengkaji ekonomi asing dan mengembangkan ekonomi $slam. Berdasarkan framework itu maka pengembangan ekonomi $slam bersifat komprehensif yang meliputi aspek-aspek moral, spiritual dan material. Perkembangan merupakan tujuan dan akti#itas yang berorientasi pada nilai, diarahkan pada perkembangan manusia dari berbagai dimensi. 7oral dan material, ekonomi dan sosial, spiritual dan fisikal tidak terpisahkan, demi meraih kesejahteraan hidup dunia dan akherat. Dalam $slam fokus dari upaya-upaya pembangunan adalah manusia. Pembangunan berearti pembangunan manusia secara fisik dan lingkungan sosial ekonominya.Barat atau kebudayaan asing lainnya dengan secara terbuka seharusnya mengakui bahwa $slam memiliki pandangan hidup, filsafat dan kebudayaannya sendiri yang harus diterima apa adanya dan tidak ada jalan rekonsiliasi, meskipun tetap membangun sikap toleransi. Bagi mereka yang gagal memahami hal ini secara akademis, baik 4rientalis maupun intelektual 7uslim, akan menganggap bahwa penolakan konsep Barat dalam bentuk apapun akan selalu dihubungkan dengan kecemburuan kultural dan religius cultural and religious prejudice!, yang sebenarnya tidak perlu. *ementara bagi mereka yang benar-benar dapat memahami esensi pandangan hidup $slam dan juga Barat akan dapat mengidentifikasi lebih akurat perbedaan dan bahkan pertentangan pada keduanya dan dapat dengan secara kritis menentukan apakah suatu konsep asing diterima diadapsi! atau ditolak sama sekali. *esungguhnya, dalam suatu pandangan hidup dan peradaban proses Omeminjam1 atau adapsi adalah hal yang alami dan ini telah terjadi dalam sejarah pemikiran $slam, tapi mengadopsi suatu konsep tanpa proses tranformasi yang utamanya melibatkan pengetahuan dan kesadaran akan pandangan hidup, tidak akan memajukan peradaban yang bersangkutan tapi justru menghancurkan.Dengan pendekatan integral melalui konsep pandangan hidup $slam yang merujuk kepada tradisi intelektual $slam secara kritis dan kreatif akan menunjukkan bahwa pemikiran dalam $slam itu bersifat konseptual, integral dan memproyeksikan pandangan hidup $slam world#iew! yang dinamis, teratur dan rasional yang dipancarkan oleh konsep $slam sebagai Din. *ecara teoritis, pandangan hidup $slam tercipta dari adanya konsep ilmu pengetahuan dan pengembangannya yang dibentuk dari kerangka kerja sistem metafisika $slam yang utamanya meliputi pengertian tentang kebenaran dan realitas yang 7utlak. Dalam perspektif pandangan hidup inilahkita dapat mengetahui apakah suatu pemahaman atau penafsiran tentang $slam yang berupa ilmu pengetahuan, filsafat, sains dan lainnya itu benar-benar sesuai dengan $slam dan sejalan dengan pernyataan dan kesimpulan umum %ebenaran yang Diwahyukan 8e#ealed "ruth!. -ika terdapat penafsiran atau pemahaman yang tidak sejalan maka perlu dikoreksi ulang dengan apa yang disebut dengan Perubahan Paradigma paradigm shift!, yang berarti perubahan pandangan hidup dan sistem metafisikanya.Dalam tradisi pemikiran $slam akti#itas koreksi ulang atau konseptualisasi ulang ini dapat berarti tajdid yang hakekatnya selalu berorientasi pada pemurnian refinement! yang sifatnya kembali kepada ajaran asal dan bukan adopsi pemikiran asing. %embali kepada ajaran asal tidak selalu bisa difahami sebagai kembali kepada corak kehidupandi;aman 3abi, tapi harus dimaknai secara konseptual dan kreatif. 7aka, sesuai dengan makna $slam itu sendiri, tajdid atau islah seperti yang didefinisikan al-Attas mempunyai implikasi membebaskan, artinya membebaskan manusia dari belenggu tradisi magis, mitologis, animistis dan kultur kebangsaan yang bertentangan dengan $slam> pembebasan manusia dari pengaruh pemikiran sekuler terhadap pikiran dan bahasanya, atau pembebasan manusia dari dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil kepada fitrah atau hakekat kemanusiaannya yang benar. Proses pembebasan ini sekarang dikenal dengan sebutan $slamisasi. Dalam konteks ;aman sekarang, proses ini memerlukan pengetahuan tentang paradigma dan pandangan hidup $slam yang tercermin di dalam al-0ur1an dan *unnah serta pendapat-pendapat para ulama terdahulu yang secara ijma1 dianggap 0oth1iy. *elain itu diperlukan juga pemahaman terhadap kebudayaan asing dan pemikiran yang menjadi asasnya, namun Omemahami1 tidak selalu berarti Omengambil konsep1. %ita, misalnya tidak perlu mengambil konsep pembebasan dari pandangan hidup asing, sebab ia telah inheren dalam pemikiran $slam dan pembaharuan $slam. Proses pembaharuan atau $slamisasi yang merujuk kepada sumber asal ajaran $slam dan ulama yang memiliki otoritas dibidangnya menunjukkan pembaharuan dalam $slam tidak bersifat e#olusioner tapi lebih bermakna de#olusioner, dalam artian bahwa ia bukan merupakan proses perkembangan bertahap dimana yang terakhir lebih baik dari yang pertama, tapi suatuproses pemurnian dimana konsep pertama atau konsep asalnya difahami dan ditafsirkan sehingga menjadi lebih jelas bagi masyarakat pada masanya dan penjelasan itu tidak bertentangan dengan aslinya.*esungguhnya proses pembaharuan atau $slamisasi yang berulang-ulang dalam tradisipemikiran $slam ini telah di ramalkan oleh 3abi sendiri dalam hadithnya tentang ta-"i". Sunan Abu )awu"!. 3amun proses $slamisasi tidak melulu berarti menyesuaikan unsur-unsur asing dengan $slam dan tidak pula bermakna bahwa ajaran asasi agama $slam itu usang dan perlu diperbaharui agar sesuai dengan keadaan ;aman yang terus menerus berubah. Proses tajdid diperlukan karena pemahaman ummat $slam terhadap ajaran $slam, dan bukan karena ajaran $slamnya, telah semakin jauh dari bentuk dan sifat aslinya. Perlu ditekankan disini bahwa dalam tradisi $slam sunnah! setiap usaha pembaharuan tajdid! pamahaman dan penafsiran $slam selalu merujuk kepada kebenaran yang mutlak yang termaktub dalam al-0ur1an. $ni sangat berbeda secara diametris dengan pemikiran dalam kebudayaan Barat yang sifatnya terus menerus mencari dan tidak memiliki rujukan yang mutlak dan pasti, sehingga pendapat atau pemahaman yang baru mesti menolak pendapat yang lama dan seterusnya. Pembaharuan dalam $slam bukan menolak atau menghapuskan pendapat lama atau konsep asalnya tapi merupakan rekonseptualisasi yang kreatif berdasarkan akumulasi pemikiran lama yang dijalin dalam ikatan tradisi dan otoritas.