31
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Dari arti tersebut, secara substantif, makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen, diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus. 2. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 3. G.R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Definisi tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F.Sikula, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Hasibuan.

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur,

mengurus, atau mengelola. Dari arti tersebut, secara substantif, makna manajemen

mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan.

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber

lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.

Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen, diantaranya

sebagai berikut :

1. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena untuk

melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus.

2. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha

untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

3. G.R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas

yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Definisi tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F.Sikula,

sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Hasibuan.

10

4. James A.F. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen

sebagai seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.

5. Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan bahwa sebagai seni

dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan

pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan pada

pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam manajemen

terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika kepemimpinan

dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, dan mengorganisasikan

suatu komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan yang

dimaksudkan.

Semua pengertian tentang manajemen diatas secara esensial mengandung

persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang

saling berhubungan, baik dari sisi fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang

ditargetkan sebelumnya.

2.2 Pengertian Keuangan

Dikutip dari artikel (kangmoes.com), Keuangan adalah administrasi yang

mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga. Sedangkan pengertian

uang sendiri adalah sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan

hitungan) yang sah.

11

2.3 Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Anwar (2008:3), Manajemen permodalan atau pembiayaan, juga

disebut dengan istilah manajemen keuangan. Dalam manajemen keuangan

dibicarakan tiga hal pokok yang amat penting yaitu :

1. Berupa jumlah uang yang dimiliki perusahaan;

2. Bagaimana memperoleh dana tambahan bagi perusahaan; dan

3. Berapa jumlah laba yang telah diterima perusahaan.

Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan

pengendalian kegiatankeuangan organisasi.

Menurut James C Van Horne manajemen keuangan adalah segala aktivitas

yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

beberapa tujuan menyeluruh. Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan didalam

manajemen keuangan yaitu :

1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usaha.

2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai.

3. Bagaimana perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan

efisien.

Sementara menurut Brigham dan Houston ( 2009 : 34 ), manajemen

keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science) untuk me-menage uang yang

meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan

masalah transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah. Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat

dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan

12

erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta

instrument keuangan.

2.3.1 Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 4 ), Mengambil keputusan

pendanaan dan investasi yang baik adalah tugas manajer keuangan. Jika nilai

suatu proyek lebih besar daripada investasi yang diperlukannya, maka proyek ini

menarik secara financial. Manajer keuangan yang efektif mengarahkan

perusahaannya untuk berinvstasi pada proyek yang menambah nilai yang lebih

besar daripada investasi yang diperlukan. Dalam mengambil keputusan investasi

atau penganggaran modal, Manajer keuangan harus membantu perusahaan

mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa

banyak akan diinvestasikan dalam tiap proyek.

Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 6 ), Tanggung jawab utama

kedua manajer keuangan adalah menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan

untuk investasi dan operasinya. Inilah keputusan pendanaan, ketika perusahaan

perlu mendapatkan dana, perusahaan tersebut dapat mengundang para investor

untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba masa depan, atau

menjanjikan untuk melunasi kas investor tersebut ditambah dengan tingkat bunga

tetapnya.

2.3.2 Tujuan Manajemen Keuangan

Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 6 ), dalam praktiknya untuk

mencapai tujuan perusahaan, maka manajemen keuangan memiliki tujuan melalui

dua pendekatan, yaitu :

13

1. Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya sekedar

mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus mempertimbangkan

risiko yang bakal dihadapi. Secara garis besar profit risk approach terdiri

dari :

Maksimalisasi profit;

Minimal Risk;

Maintain control; dan

Achieve flexibility (careful management of fund and activities).

2. Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan

bagaimana seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan

profitabilitas perusahaan. Dalam hal likuiditas, manajer keuangan harus

sanggup untuk menyiapkan dana (uang kas) untuk membayar kewajiban

yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer keuangan

juga dituntut untuk mampu me-manage keuangan perusahaan, sehingga

mampu meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Manajer

keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola dana yang dimiliki

termasuk pencarian dana serta mampu mengelola aset perusahaan

sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu.

2.4 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah laporan yang memberikan

gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan peusahaan (Kasmir,

2010:5). Laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada para

pemegang saham disebut Annual Report, laporan tahunan terdiri dari:

14

1. Informasi verbal, berisi opini manajemen atas operasi tahun lalu dan

prospek perusahaan di masa mendatang.

2. Informasi kuantitatif, berupa laporan keuangan.

2.4.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010:5), Laporan keuangan (financial statements) terdiri

atas laporan-laporan berikut:

1. Laporan laba/rugi (income statements), berisi laporan sistemetis tentang

pendapatan-pendapatan/ revenues dan biaya-biaya/ expenses perusahaan

selama suatu periode tertentu.

2. Neraca (balance sheet) berisi laporan sistematis keadaan aktiva/ assets,

hutang/ liabilities, dan modal sendiri/ owners’ equity perusahaan pada saat

tertentu.

3. Laporan saldo laba (statement of retained earnings), yaitu laporan

sistematis yang berisi tentang laba yang dihasilkan dan akan dibagikan

sebagai dividen atau ditahan selama periode tertentu.

4. Laporan arus kas (statement of cash flows), laporan ini berupa laporan atas

dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap

arus kas selama satu periode tertentu.

Pembuatan laporan sumber dan penggunaan dana/kas

a. sumber:

Setiap kenaikan dalam perkiraan hutang atau modal sendiri, seperti

peminjaman dari bank;

15

Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual aktiva

tetap.

b. Penggunaan:

Setiap penurunan dalam perkiraan hutang atau modal sendiri,

seperti melunasi pinjaman

Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli aktiva

tetap.

2.4.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Toto Prihadi laporan keuangan merupakan alat yang sangat

penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Standar akuntansi keuangan memberikan pengertian tentang laporan

keuangan yaitu, Ikatan Akuntan Indonesia menjelaskan bahwa laporan keuangan

ialah neraca dan perhitungan laba laporan perubahan posisi keuangan (misalnya,

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

2.4.3 Analisis Laporan Keuangan

2.4.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan

Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat

menjelaskannya dari arti masing masing kata. Kata analisa adalah memecahkan

atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan

16

keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (dana). Jika dua pengertian ini

dugabungkan maka analisa laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos

laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat

hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu

dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan

tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting

dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat ( Sofyan Syafri Harahap, 2013 :

189 ).

Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)

menurut Toto Prihadi (2012 : 9), adalah hubungan antara suatu angka dalam

laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat

menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Menganalisis laporan

keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke

dalam unsure-unsurnya, menelaah masing masing unsure tersebut, dan menelaah

hubungan antara unsure-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh

pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut.

2.4.3.2 Isi Laporan Keuangan

a. Neraca

Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 56), perusahaan perlu

mendapatkan kas untuk memperoleh banyak aset yang digunakan dalam

bisnis mereka. Dalam proses mendapatkan kas tersebut, mereka juga

menanggung kewajiban pada pihak yang memberikan dana. Neraca

memberikan potret aset (aktiva) dan kewajiban perusahaan. asset terdiri

17

dari asset yang bisa dengan cepat dicairkan menjadi kas dan asset tetap

seperti pabrik dan mesin. Kewajiban meliputi kewajiban lancer yang wajib

dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dan hutang jangka panjang. Selisih

antara asset dan kewajiban menampilkan jumlah ekuitas pemegang saham.

Gambar 2.1 Gambaran Neraca Utama

ITEM-ITEM NERACA UTAMA

Aset Lancar

=

Kewajiban Lancar

Kas dan sekuritas Hutang

Piutang Hutang jangka pendek

Persediaan +

+ Kewajiban Jangka Panjang

Aset Tetap +

Aset berwujud Ekuitas Pemegang Saham

Aset tidak berwujud

Sumber: Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 56)

b. Laporan Laba Rugi

Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 61), laporan laba rugi

memperlihatkan seberapa menguntungkankah perusahaan selama tahun

bersangkutan. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang

memperlihatkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan selama

periode tertentu.

c. Laporan Arus Kas

Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 62), untuk menghitung kas

yang dihasilkan oleh bisnis, perlu menambah kembali penyusutan (yang

18

bukan merupakan pembayaran kas) dan mengurangkan pengeluaran

peralatan modal yang baru (yang merupakan pembayaran kas). Kas yang

diterima perusahaan sama dengan penjualan yang diperlihatkan pada

laporan laba rugi dikurangi peningkatan tagihan yang belum dibayar. Arus

keluar kas sama dengan harga pokok penjualan, yang diperlihatkan di

laporan laba rugi, ditambah persediaan.

Laporan arus kas memperlihatkan arus kas masuk dan keluar dari operasi

serta dari investasi dan aktivitas pendanaannya. Laporan arus kas adalah

laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pembayaran

kas perusahaan selama suatu periode tertentu.

2.4.4 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013), kegunaan analisis laporan

keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang

terdapat pada laporan keuangan biasanya.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit)

dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan

(implisit).

3. Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan

keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang

diperoleh dari luar perusahaan.

19

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk memprediksi

dan peningkatan (rating).

6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu

yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

7. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan

periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar

ideal.

8. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur

keuangan, dan sebagainya.

9. Memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan dimasa

yang akan datang.

10. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil

keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan

keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:

a. Dapat menilai prestasi perusahaan.

b. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan.

c. Dapat menilai kondisi serta posisi keuangan masa lalu dan saat ini dari

aspek waktu tertentu.

d. Hasil-hasil perusahaan.

e. Likuiditas.

f. Solvabilitas.

g. Aktivitas.

h. Rentabilitas dan provitabilitas.

20

i. Indikator pasar modal.

2.5 Kinerja Perusahaan

Menurut Anwar ( 2008 : 67 ), penilaian kinerja adalah penentuan secara

periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan criteria yang ditetapkan

sebelumnya.

Menurut stoner, Freeman dan Gilbert Junior ( 2001 : hal ), definisi kinerja

perudahaan adalah:

“Management Performance is the Measure of how efficient and effective a

manager is how well he or she determines and achieves appropriate

objectiveness”.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu

ukuran tingkat efektivitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian

organisasi dan karyawan dalam mencapai tujuan.

Penilaian kinerja merupakan kunci penting bagi organisasi. Istilah tersebut

mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktik yang

mengkoordinasikan tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh

siklus manajemen.

1.5.1 Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam proses

perencanaan dan pengendalian. Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat

melakukan perencanaan serta memilih strategi yang dilaksanakan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

21

1.5.2 Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan melibatkan penilaian terhadap keadaan

keuangan d imasa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Tujuannya untuk

menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja keuangan perusahaan yang

dapat menyebabkan masalah-masalah di masa depan dan menentukan kekuatan-

kekuatan perusahaan yang dapat diandalkan (Mulyadi, 2009 : 417 ).

Pengukuran kinerja keuangan perussahaan dilakukan dengan menganalisis

laporan keuangan. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, namun pengukuran dengan menggunakan

rasio-rasio keuangan ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan. Sehingga,

terdapat cara lain untuk mengukur kinerja keuangan yaitu pengukuran dengan

berdasarkan nilai (Value Based ). Contoh pengukuran tersebut adalah diantaranya

dengan menggunakan Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI) atau Economic Value

Added (EVA).

Dalam penelitian ini hanya akan dijabarkan cara pengukuran kinerja

keuangan perusahaan dengan berdasarkan pada nilai (value based) dengan

menggunakan metode EVA.

1.6 Metode Economic Value Added (EVA)

2.6.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan

menghitung Economic Value Added (EVA). Istilah EVA mula-mula diluncurkan

oleh Stern Stewart Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsultan di

Amerika Serikat pada tahun 1989. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja

22

operasional yang dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu

analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993.

Menurut G Bennet Steward, dalam bukunya “The Question For

Value”(1993 : 118). Didalam buku tersebut, EVA didevinisikan sebagai:

“EVA is a residural income that substract the cost of capital from the

operating profit ganarated in the business. It’s measure to account properly for

all the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if

operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new

capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their

cost of capital.”

Menurut Brigham dan Houston ( 2009 : 107 ), devinisi EVA adalah

sebagai berikut:

“EVA is a measure of how much management has added to shareholder’s

wealth during the year.”

Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai

Tambah Ekonomi). Menurut Blocher, Stout dan Cokins (2012 : 413),Nilai tambah

ekonomi (economic value added) merupakan jenis perhitungan residural income

spesifik yang belakangan ini banyak menarik perhatian. Nilai tambah ekonomi

(economic value added) sama dengan laba operasi setelah pajak dikurangi biaya

modal rata-rata tertimbang (setelah pajak) dikalikan dengan total aktiva dikurangi

kewajiban lancar.

EVA = Laba Operasi _ Biaya Modal x Total _ Kewajiban

Setelah Pajak Rata-rata Tertimbang Aktiva Lancar

23

Menurut Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 273), perusahaan bisa

berinvestasi dalam bentuk pabrik dan peralatan baru, atau mengembalikan kas

pada investor, yang kemudian bisa menginvestasikan uang mereka sendiri dengan

membeli saham dan obligasi di pasar modal. Perusahaan yang menghasilkan lebih

banyak daripada biaya modal membuat investor lebih beruntung. Oleh sebab itu,

umumnya manajer keuangan peduli dengan laba positif setelah pengurangan biaya

modal. Untuk mengukur kinerja dalam mengevaluasi suatu proyek, manajer harus

mempertimbangkan biaya peluang modal. EVA yaitu laba bersih perusahaan atau

divisi setelah dikurangi biaya modal yang digunakan. EVA yang positif

menunjukan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai

perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan

memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya EVA yang negative menunjukan

bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari

biaya modalnya.

2.6.2 Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Menurut Mulyadi (2009 : 428), Manajmen memenuhi tanggung jawab

keuangannya dan perusahaan menghasilkan kekayaan bagi pemiliknya dengan

cara menaikan nilai investasi para investor (shareholder value) dalam melukiskan

perbandingan perhitungan laba-rugi tradisional dengan laba-rugi yang dihitung

dengan basis nilai.

24

Tabel 2.1

Laporan Laba Rugi Tradisional dan Laporan Laba Rugi Berbasis Nilai

LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL

LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI

(VALUE BASED INCOME STATEMENT)

Pendapatan

Pendapatan

Dikurangi: Kos Penjualan Dikurangi: Kos Penjualan

Sama dengan: Laba Bruto Sama dengan: Laba Bruto

Dikurangi:

Depresiasi, Biaya Pemasaran,

Dikurangi:

Depresiasi, Biaya Pemasaran,

Adm & Umum, dan Biaya Lain Adm & Umum, dan Biaya Lain

Sama dengan:

Laba Sebelum Bunga dan Pajak

Sama dengan:

Laba Sebelum Bunga dan Pajak

Penghasilan (EBIT) Penghasilan (EBIT)

Dikurangi: Bunga Dikurangi: Pajak yang Telah Disesuaikan

Sama dengan: Laba Sebelum Pajak (EBT) Sama dengan:

Laba Usaha Bersih Setelah

Pajak Pengahasilan (LUBSP)

Dikurangi: Pajak Penghasilan Dikurangi: Beban Modal (Capital Charge)

Sama dengan: Laba Bersih (EAT) Sama dengan: Economic Value Added (EVA)

Sumber: Mulyadi (2009 : 428)

Sebagaimana terlihat dalam table tersebut, EVA dihitung dengan

mengurangi laba usaha setelah pajak (LUBSP) dengan beban modal (capital

charge). Dengan demikian terdapat lima langkah dalam perhitungan EVA:

1. Menghitung LUBSP

2. Memperkirakan jumlah modal terpakai (capital employed)

3. Memperkirakan rerata bertimbang biaya modal (weighted average cost of

capital)

4. Menghitung beban modal

5. Menghitung EVA

25

EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang

diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang

menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang

konsisten untukm memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

Menurut Damodaran (2002 : 864), perhitungan EVA terdiri dari tiga

komponen yaitu NOPAT, biaya modal, dan modal itu sendiri. Perhitungan EVA

sendiri adalah sebagai berikut:

EVA = NOPAT – (Cost of Capital x Invested Capital)

NOPAT = Net Operating Profit After Tax

Cost of Capital = Biaya modal rata-rata tertimbang

Invested Capital = Total modal yang diinvestasikan

Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam

pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut:

Penjualan Bersih xxx

Biaya operasi xxx

-

Laba operasi sebelum pajak (EBIT) xxx

Pajak xxx

-

Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) xxx

Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) xxx

-

26

EVA xxx

Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat

mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para

pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan,

pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa

pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur

modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya

menggunakan modal sendiri.

2.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Menurut Kasmir (2010 : 141), keunggulan EVA adalah:

a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan

biaya modal sebagai konsekuensi investasi.

b. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan

data pembanding seperti standar industry atau data perusahaan sebagai

konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.

c. Konsep EVA adalah alat mrngukur bonus karyawan perusahaan yang

melihat segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan

memperlihatkan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat

keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang

ada dan pedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

d. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut

merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan.

27

Sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat

pengambilan keputusan bisnis.

e. Meskipun konsep EVA berorientasi kepada kinerja operasional akan tetapi

sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi

perkembangan perusahaan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian

yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar

atas kondisi suatu perusahaan.

Melihat berbagai kelebihan dari metode EVA, ternyata juga terdapat

kelemahan yang diungkapkan oleh Mirza (1997 : 14), sebagai berikut:

a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak

mengukuraktivitas-aktivitas tertentu.

b. EVA terlalu tertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat

mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil

keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-

faktor lain terkadang lebih dominan.

c. Konsep ini sangat tergantung pada transparasi internal dalam

perhitumngan EVA secara akurat.

Walaupun terdapat beberapa kelemahan, EVA tetap berguna untuk

dijadikan acuan, mengingat EVA dapat mempertimbangkan harapan investor

terhadap investasi mereka. Pengembalian dari suatu investasi baru akan berarti

apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan

untuk mewujudkan investasi tersebut.

28

2.6.4 Manfaat Economic Value Added (EVA)

Menurut Kasmir (2010:143), Terdapat beberapa manfaat yang dapat

diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan

nilai tambah perusahaan antara lain:

a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri

sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan

dengan menggunakan perusahaan sejenis.

b. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan

untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.

2.6.5 Pengertian dan Komponen Perhitungan EVA

2.6.5.1 Penjualan Bersih

Penjualan bersih atau Penerimaan total (Total Revenue) adalah jumlah

total yang didapatkan perusahaan dari penjualan produknya. Perusahaan

persaingan sempurna menjual tiap unit produk dengan harga yang sama, terlepas

dari tingkat output yang dipilihnya. Oleh sebab itu, penerimaan total adalah harga

per unit dikalikan dengan kuantitas output yang diputuskan akan diproduksi oleh

perusahaan ( Case dan Fair, 2010 : 205 ).

Penerimaan Total = Harga x Kuantitas

TR = P x Q

29

Menurut Toto Prihadi (2012 : 68), penjualan menjadi tumpuan terjadinya

variabel biaya yang lain. Ada beberapa kemungkinan atas perlakuan para pos

penjualan:

a. Jika tidak ada informasi tambahan, kombinasi produk dianggap sama dri

waktu ke waktu.

b. Jika terdapat data penjualan per segmen usaha yang mengalami trend yang

berbeda akan lebih baik apabila setiap segmen dibuat trend-nya tersendiri.

c. Pastikan pendapatan lain-lain yang bersifat non operasi tidak ikut dihitung

dalam penjualan.

2.6.5.2 Biaya Operasi

Biaya operasi atau Biaya total adalah biaya ekonomis total dari semua

input yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam produksi ( Case dan Fair, 2010

: 204 ).

Biaya Total = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel

TC = TFC + TVC

2.6.5.3 Laba Operasi Sebelum Pajak

Menurut Brealey, Myers dan Marcus ( 2012:274), Penghasilan operasi

adalah ukuran dari profitabilitas suatu perusahaan yang tidak termasuk bunga dan

beban pajak penghasilan. Dimana, laba sebelum bunga dan pajak sama dengan

pendapatan operasi dikurangi beban operasi ditambah pendapatan non operasi.

Penghasilan operasi adalah pendapatan operasi dikurangi beban operasi.

30

2.6.5.4 Pajak

Pajak dapat dikenakan pada transaksi, lembaga, hak milik, makanan, dan

hal-hal lain, tapi dalam analisis final, pajak dibayarkan oleh individu atau rumah

tangga. Dasar pajak dapat bersifat ukuran simpanan atau ukuran aliran. Pajak hak

milik lokal adalah pajak atas nilai hak milik (properti) perumahan, industri, atau

komersial. Seorang pemilik rumah, dikenai pajak atas nilai rumahnya saat ini.

Nilai saat ini aladah variabel simpanan, yaitu diukur atau diestimasi pada suatu

titik waktu. Pajak lain dikenakan atas aliran. Pendapatan adalah suatu aliran,

sebagian besar orang memiliki pendapatan bulanan, dan mereka dikenai pajak tiap

bulan. Penjualan ritel terjadi secara berkesinambungan, dan pajak penjualan ritel

mengambil porsi aliran seperti itu pula ( Case dan Fire, 2010 : 449 ).

Menurut Dr. Soepratman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang

berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong”, ia mendefinisikan pajak

sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”

( dikutip dari Pengantar Hukum Pajak, 2009 : 2 ).

Menurut Case dan Fair (2010 : 464 ), pajak lain yang memerlukan analisis

seksama adalah pajak laba korporasi yang dikenakan oleh pemerintah. Pajak laba

korporasi atau pajak pendapatan korporasi, adalah pajak atas laba perusahaan

yang dikategorikan sebagai korporasi (Perseroan Terbatas). Korporasi atau

Perseroan Terbatas(PT) adalah perusahaan yang diberi status kewajiban terbatas

31

oleh pemerintah. Kewajiban terbatas berarti bahwa pemilik/pemegang saham

hanya mendapat kehilangan sejumlah yang diinvestasikannyasaja. Pemilik

firma/kemitraan dan perusahaan perseroan tidak menikmati kewajiban terbatas

dan tidak membayar pajak ini; sebaliknya, mereka melaporkan pendapatan

perusahaan mereka secara langsung pada penghasilan pajak pendapatan individu

mereka.

2.6.5.5 Laba Operasi Bersih Setelah Pajak atau NOPAT

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2012:274), Laba operasi bersih

setelah pajak diperoleh dari penjualan bersih dikurangi biaya operasi dan pajak

penghasilan.yang harus diperhatikan dalam NOPAT adalah penjualan, biaya

operasi dan pajak penghasilan.

2.6.5.6 Biaya Modal atau Cost of Capital (COC)

Menurut Toto Prihadi (2012 : 256), biaya modal tidak dapat diobservasi

secara langsung, tetapiharus diestimasikan untuk memperolehnya. Biaya modal

disebut juga dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC). Dua data

pertama yang diperlukan adalah jumlah utang dan jumlah ekuitas. Neraca

perusahaan menggambarkan nilai buku dari hutang dan modal. Pada sisi

kemudahan, menggunakan nilai buku akan lebih cepat dalam menentukan bobot

dari masing-masing sumber dana. Berikut merupakan komponen dari biaya

modal:

a. Cost of Debt atau Biaya Utang (COD)

Menurut Toto Prihadi (2012 :292),biaya utang adalah suatu komponen

dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. Utang menimbulkan

32

cicilan pokok bunga. Pada obligasi pembayaran pokok berlangsung sekaligus,

sementara pada utang bank pembayaran pokok biasanya dilakukan secara

bertahap. Biaya utang ditentukan oleh:

1. Tingkat bunga yang berlaku sekarang

2. Tingkat risiko kebangkrutan perusahaan (default risk)

3. Tingkat pajak terkait dengan utang

Apabila tingkat bunga naik, maka biaya utang perusahaan juga naik. Hal

yang sama berlaku juga dengan tingkat kebangkrutan. Kenaikan tingkat

kebangkrutan perusahaan akan meningkatkan biaya utang. Sedangkan

pengaruh pajak terjadi pada bunga, karena bunga dapat dibebankan sebagai

biaya.

Untuk menghitung biaya utang dapat dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu:

1. Yield to maturity approach (YTM)

Yield adalah imbal hasil tahunan yang diperoleh investor surat hutang

apabila investor menbeli sekarang dan memegangnya hingga saat

jatuh tempo. Pendekatan YTM mencari yield dari sebuah surat utang,

dilakukan dengan mempertemukan dua hal yaitu harga obligasi

sekarang dan arus kas yang akan diterima dari obligasi (yaitu

pembayaran pokok di akhir periode).

Dengan mempertemukan dua hal tersebut dapat diketahui perkiraan

yield dari obligasi tersebut. dari obligasi tersebut. Yield yang

ditemukan akan menjadi cost of debt before tax.

33

2. Debt rating approach

Menghitung cost of debt menjadi lebih mudah apabila erusahaan

tersebut menerbitkan surat utang di pasar modal. Setiap surat hutang

yang dijual di pasar modal akan ditentukan peringkatnya. Peringkat

tertinggi adalah AAA dan terendah adalah D.

b. Biaya Saham Preferen

Menurut Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 392), saham preferen adalah

saham yang diberi prioritas di atas saham biasa dalam hal dividen. Saham

preferen menawarkan dividen tetap, tetapi perusahaan bisa saja memiliki

kebijakan untuk tidak membayarnya, oleh karena itu perusahaan juga tidak

bisa membayar dividen kepada saham biasa. Saham preferen bukanlah sumber

pendanaan yang popular, tetapi bermanfaat dalam situasi-situasi tertentu dan

khusus.

Menurut Toto Prihadi (2012 :302), saham preferen (preferent stock)

mempunyai sifat utang, yaitu memberikan pembayaran secara pasti, hanya

saja berupa dividen. Dalam pelaporan keuangan saham preferen dapat saja

dikelompokan menjadi utang. Pemegang saham preferen memperoleh dividen

lebih dulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga

memiliki nilai nominal.

Variasi sifat saham preferen antara lain adalah:

1. Convertible preferred stock memberikan hak pemegang saham

preferen untuk dapat ditukar menjadi saham biasa.

34

2. Callable preferred stock memberikan hak kepada emiten untuk dapat

membeli saham preferen pada harga dan waktu tertentu.

Dalam perhitungan biaya saham preferen standar dibuat asumsi, antara

lain:

1. Salah preferen tidak mempunyai jatuh tempo

2. Tidak ada hak convertible

3. Tidak ada hak callable

4. Jumlah dividen tidak berubah dari waktu ke waktu

Dengan asumsi diatas, maka rumus menghitung biaya saham preferen

adalah seperti dibawah ini.

Keterangan:

PP = harga saham preferen sekarang –per lembar

DP = dividen saham preferen –per lembar

kP = biaya saham preferen

Dalam perhitungan biaya saham preferen tidak perlu penyesuaian terhadap

pajak, karena pembayaran diperhitungkan dari laba bersih.

c. Cost of Equity atau Biaya Modal Sendiri (COE)

Menurut Toto Prihadi (2012 :270), cost of Equity sering kali disebut Cost

of Common Equity mencarminkan tingkat hasil (return) yang dituntut

pemegang saham. Oleh karena itu perlu metode khusus untuk menentukannya.

Terdapat dua metode yang umum digunakan,:

35

1. Dividend Discount Model (DDM)

Menurt Toto Prihadi (2012 : 271), Pendekatan DDM disebut juga

dengan Implied Risk Premium. Model ini menggunakan Gordon

Growth Model, disebut juga dengan Constant-Growth Dividend

Discount Model. Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa arus kas

yang diterima oleh pemegang saham adalah dividen. Nilai ekuitas

merupakan fumgsi present value dari dividen yang akan diterimanya.

∑(

( ) )

(

( ) ) (

( )

)

Karena yang akan dicari adalah biaya ekuitas, maka rumus terakhir

diselesaikan sebagai berikut:

g

Keterangan:

= nilai intrinsik dari sebuah saham

= dividen saham pada akhir periode t

= cost of equity

g = tingkat pertumbuhan yang diharapkan (expected growth rate)

2. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 333), CAPM adalah teori

hubungan antara risiko dan pengembalian yang menyatakan bahwa

ekspektasi premi risiko segala sekuritas sama dengan beta-nya dikali

premi risiko pasar.

36

Model penetapan harga asset modal (capital asset pricing model),

atau CAPM memiliki intrepretasi sederhana: Ekspektasi tingkat

pengembalian yang diminta oleh investor tergantung pada dua hal:

1. Kompensasi nilai waktu uang (tingkat bebas risiko ) dan

2. Premi risiko, yang bergantung pada beta dan premi risiko pasar

Menurut Toto Prihadi (2012 : 273), Biaya ekuitas seringkali

ditentukan dengan konsep capital asset pricing model (CAPM).

Dalam konsep ini, Cost of Equity ditentukan oleh beberapa faktor,

yaitu tingkat bunga bebas resiko, beta, dan premi risiko.

Pemilik modal menginginkan tingkat pengembalian lebih tinggi dari

tingkat bunga bebas resiko.rumus dasarnya adalah sebagai berikut:

E( ) = [ ( ) ]

Keterangan:

E( ) = expected return on asset i

= risk free

( ) = expected return on market portfolio

= beta of asset i

( ) = risk premium

Nilai beta menggambarkan sampai seberapa besar resiko saham

tersebut terhadap portfolio. Ada tiga kondisi terjadinya beta, yaitu:

= 1, maka tingkat resiko saham tersebut sama dengan tingkat

resiko portfolio.

37

< 1, maka tingkat resiko saham tersebut lebih rendah dari

portfolio. Misalkan beta saham X sebesar 0,8, maka pada saat IHSG

naik 10%, saham X akan naik sebesar 8%.

> 1, maka tingkat resiko saham tersebut lebih tinggi dari

portfolio. Misalkan beta saham X mempunyai nilai 1,3 pada saat

IHSG bergerak naik 10%, maka saham X akan bergerak turun

sebesar 13%, hal yang sebaliknya terjadi pada waktu harga saham

turun.

d. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)

Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 357), Biaya modal (WACC)

perusahaan adalah rata-rata tertimbang pengambilan yang diminta oleh

investor utang maupun ekuitas. Rata-rata tertimbang adalah ekspektasi tingkat

pengembalian yang akan diminta oleh investor atas portofolio semua sekuritas

perusahaan yang yang disesuaikan dengan penghematan pajak karena

pembayaran bunga. Rumusnya adalah sebagai berikut:

WACC = [

( ) ] (

)

Keterangan:

V = Nilai pasar total Geothermal

D = Jumlah nilai utang beredar

E = Ekuitas

= Tingkat pajak korporat

= Tingkat bunga utang geothermal

= Tingkat ekspektasi pengembalian

38

Menurut Toto Prihadi (2012 : 259), WACC juga sering disebut dengan

Marginal Cost of Capital (MCC),Rumus untuk menghitung WACC secara

lengkap menurut Toto Prihadi (2012 : 258) adalah sebagai berikut:

WACC = (1-t )(

( )) (

( )) (

( ))

Keterangan:

WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang

= Biaya hutang (cost of debt) sebelum pajak

t = Tarif pajak

= Biaya saham istimewa (cost of preferent stock)

= Biaya ekuitas (cost of equity)

( ) = Bobot nilai hutang terhadap total pendanaan

( ) =Bobot nilai saham istimewa terhadap total

pendanaan

( ) = Bobot nilai ekuitas terhadap total pendanaan

2.6.6.7 Invested Capital

Dalam konsep EVA, nilai capital terdiri dari ekuitas (nilai buku ekuitas

dan cadangan) ditambah hutang berbunga (interest bearing debt) yang diambil

dari pasiva neraca (tidak termasuk hutang dagang dan biaya terutang; accrued

expense).

39

Menurut Gitman (2003:42), definisi capital adalah sebagai berikut:

“The term capital denotes the long term funds of the firm. All items on the

right-hand side of the firm’s balance sheet, exluding current liabilities, are

sources of capital.”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa modal adalah

dana jangka panjang yang digunakan perusahaan yang terdiri dari modal pinjaman

dan modal sendiri, dan tidak termasuk hutang jangka pendek.