9. DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

9. DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 1. Keadaan Daerah dan Penyebaran PendudukDaerah Khusus Ibukota Jakarta setelah pelaksanaan

Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1974, mengenai perubahan batas wilayah antara Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Propinsi Jawa Barat, luas- nya bertambah menjadi 637 km2.

Wilayah DKI Jakarta merupakan bahagian daripada dataran alluvial yang memanjang di pantai Utara pulau Jawa. Letaknya landai dengan ketinggian kurang lebih 7 meter dari permukaan laut, bahkan di daerah .bagian pantai rata-rata merupakan daerah rawa-rawa (di ba- wah permukaan laut) atau daerah yang selalu tergenang air di musim hujan. Di tengahnya mengalir sungai Ciliwung yang membagi wilayah DKI Jakarta atas bagian Timur dan Barat. Letaknya yang landai ini kurang menguntungkan terhadap pembangunan saluran air buangan, sehingga sering terjadi banjir di musim hujan.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta secara administratif adalah setingkat dengan Propinsi/Daerah Tingkat I. Berbeda dengan Propinsi/Daerah Tingkat I yang lain, Daerah Khusus Ibukota Jakarta tidak terbagi atas Daerah Otonom Tingkat II, tetapi hanya terbagi atas 5 wilayah kota administratif, yang dipimpin masing-masing oleh seorang Wali- kota, dan terdiri atas 30 Kecamatan dan 236 Kelurahan.

Pada tahun 1976 jumlah penduduk DKI Jakarta adalah sekitar 5.047.540 orang. Jumlah tersebut hanya meliputi penduduk yang terdaftar sebagai penduduk DKI Jakarta. Sebagian besar penduduk yang

135

bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga, penarik beca dan pedagang kaki lima tidaklah terdaftar sebagai penduduk DKI Jakarta. Dengan demikian jumlah penduduk DKI Jakarta yang sesungguhnya adalah lebih besar dari jumlah yang terdaftar.

Kepadatan rata-rata penduduk adalah 7.924 orang tiap km2. Kepadatan yang tertinggi terdapat di wilayah Jakarta Pusat yaitu sebanyak 21.426 orang per km2, sedangkan yang paling rendah terdapat di wila- yah Jakarta Timur yaitu 5.402 orang tiap-tiap km2.

Dibanding dengan jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 1971 yaitu 4.546.492 orang, maka pertumbuhan penduduk rata-rata antara tahun 1971 dan 1976 adalah 2,11%. Di daerah yang berbatasan de- ngan propinsi Jawa Barat pertumbuhan penduduk rata-rata setahun adalah lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk rata-rata di seluruh DKI Jakarta, yaitu di daerah Walikota Jakarta Tirnur 3,92%, Jakarta Barat 2,88% dan Jakarta Selatan 2,72%. Sebaliknya pertumbuhan di Jakarta Utara adalah di bawah rata-rata DKI Jakarta yaitu 1,62% dan di Jakarta Pusat 0,6% tiap tahun.

Pertumbuhan penduduk rata-rata di daerah Walikota Jakarta Utara ada di bawah pertumbuhan penduduk rata-rata DKI Jakarta antara lain, disebabkan daerah itu sebagian besar adalah daerah rawa dan daerah banjir. Daerah itu kurang menarik dijadikan sebagai daerah tempat tinggal (perumahan) karena memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah kota lainnya.

Pada tahun 1976, angkatan kerja adalah 43,9% terdiri dari 91,6% pekerja yang telah mendapat pekerjaan dan 8,4% pencari kerja yang sedang mencari pekerjaan. Mereka yang telah mendapatkan pekerjaan bekerja dalam berbagai lapangan pekerjaan yaitu bidang jasa-jasa dan perdagangan (81,5%), perindustrian termasuk industri konstruksi (14,5%), pertanian (3%) dan bidang listrik, gas dan air minum (1%).

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama

Repelita IIIDalam rangka pembangunan di bidang perhubungan

akan ditingkatkan fasilitas angkutan umum seperti bis 136

kota dan kereta api kota. Untuk hal ini akan ditambah jumlah bis kota dan kendaraan angkutan umum lainnya. Sejalan dengan kegiatan tersebut. diusahakan Pula peningkatan jalan untuk memperlancar lalulintas umum di Jakarta dan Jabotabek, seperti : jalan Sudirman dan Jakarta Bypass. Juga akan dibangun jalan baru yang merupakan jalan-jalan ; bebas ham- batan, yaitu lingkar Jakarta, Jakarta -- Tanggerang, Jakarta — De- pok dan Jakarta Cikampek.

Peningkatan angkutan kereta api kota dan lokal dilakukan dengan rehabilitasi prasarana dan penambahan sarana angkutannya seperti

TABEL 9 — 1LUA S WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

1971 DAN 1976

No.

Daerah Tingkat IILuas

Wilayah( Km2 )

JumlahKecamatan

JumlahDesa

P e n d u d u k

1971 1976Pertum-buhan

rata-rataper tahun

Kepadatanper Km2

th. 1976

Walikota :

1 Jakarta Pusat 59 7 41 1.260.113 1.264.113 0,06 21.426

2 Jakarta Barat 131 5 47 820.756 945.946 2,88 7.221

3 Jakarta Selatan 148 7 61 1.050.859 1.201.562 2,72 8.119

4 Jakarta Timur 180 6 58 802.133 972.378 3,92 5.402

5 Jakarta Utara 119 5 29 612.447 663.541 1,62 5.576

DAERAH TINGKAT I 637 30 236 4.546.492 5.047.540 2,11 7.924

Jakarta — Klender — Bekasi, Jakarta — Serpong — Tanggerang, dan Jakarta — Depok — Bogor.

Di bidang pelabuhan akan diselesaikan perluasan dan modernisasi pelabuhan Tanjung Priok, peningkatan fasilitas pelabuhan perahu dan ikan di Pelabuhan Sunda Kelapa serta pengerukan pelabuhan dan alur-alur pelayaran.

Dalam pada itu akan dibangun pelabuhan udara bard di Cengka- reng yang mampu menampung pesawat sejenis B-747.

Dalam rangka program peningkatan jasa telekomunikasi akan diperluas lebih dari 60.000 sambungan telepon otomat, telegrap, teleks dan jaringan telekomunikasi seperti kabel laut Jakarta -- Singapura.

Kecuali itu akan dibangun 40 kantor pos pembantu dan kantor pos tambahan, 2 kantor pos besar, bis Surat dan perluasan kantor Pos Pusat Jakarta.

Di bidang pariwisata akan dibangun pusat penerangan pariwisata dan peningkatan obyek pariwisata lainnya.

Untuk meningkatkan keselamatan lalulintas jalan akan disempur- nakan fasilitas perambuan, lampu lalulintas dan pembangunan Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor.

Di bidang industri pengembangan industri l e b i h merupakan pengaturan dalam arti jenis maupun sifat-sifat industri yang akan dapat ditampung di daerah Jakarta. Dalam hubungan ini industri-industri yang tinggi derajat kepekaan dan tinggi daya penyebarannya akan diutamakan, sedangkan industri yang mempengaruhi lingkungan da- lam arti pencemaran lingkungan dicegah pembangunannya di Jakarta. Dalam rangka pengembangan industri kecil dengan akan dibangun Pusat Pengembangan 138

Industri Kecil (PPIK), peningkatan pemanfaatan sarana-sarana pembinaan seperti Pusat Promosi Pemasaran untuk Industri tekstil, Pusat Pendidikan Konveksi Pakaian jadi dan pusat pelayanan disain. Akan ditingkatkan pula penanganan industri mebel di Pondok Pinang, dan klender kerajinan kaleng di Bidaracina, kulit/ sepatu di Jakarta Pusat, konveksi di beberapa tempat serta pengem-bangan barang-barang suvenir.

Di bidang pertambangan akan dilanjutkan penyelidikan geologi tata lingkungan antara lain memonitor keadaan air tanah dan penyelidikan gejala penurunan permukaan tanah.

Untuk meningkatkan bidang kelistrikan akan diselesaikan pembangunan pusat listrik tenaga uap Muara Karang dengan kapasitas 2 X 100 MW dan 2 X 200 MW, pembangunan jaringan transmisi antara Muara Karang — Duri Kosambi — Pondok Pinang — Cawang dan dilanjutkan ke Ancol — Cakung, serta pembangunan jaringan distri- busi tegangan menengah dan tegangan rendah beserta gardu distri-businya.

Di bidang pembangunan perumahan rakyat akan dilanjutkan pembangunan perumahan sederhana dan perumahan inti serta pemba- ngunan rumah susun (flat) yang murah. Selanjutnya untuk penyediaan air bersih akan dilanjutkan dan ditingkatkan pelaksanaan pemba- ngunan instalasi air bersih di Pulogadung.

Penyehatan lingkungan Pemukiman dilakukan melalui kegiatan-kegiatan(a) Pelaksanaan perbaikan kampung (KIP) (diperluas).

(b) Peningkatan pelaksanaan perintisan pembuangan sampah.

(c) Melanjutkan pembangunan saluran air hujan (drainage) Cengka- reng (Barat) dan saluran Cakung (Timur).

(d) Pengerukan alur dan muara-muara sungai, serta waduk-waduk.Untuk membantu pengusaha golongan ekonomi lemah

akan diusahakan mengadakan bimbingan, latihan ketrampilan (untuk meningkat- kan mute), penyediaan fasilitas pasar, bantuan modal seperti kredit candak kulak. Potensi dari pengusaha kecil akan

139

terus dikembangkan antara lain melalui program-program KIK dan KMKP.

Kegiatan pengembangan perdagangan antara lain meliputi pembi- naan dan pengembangan pemasaran kayu serta pembinaan para pe-ngusaha pengrajin kayu.

Pembangunan koperasi akan ditingkatkan dan pada akhir Repelita III diharapkan telah memiliki manajer dan badan pemeriksa koperasi yang berkemampuan, organisasi yang mantap serta keanggotaan yang aktif.

Kegiatan di bidang pertanian khususnya di daerah pinggiran kota akan dibina dan ditingkatkan melalui usaha intensifikasi. Intensifi- kasi tanaman buah-buahan akan ditingkatkan dan peningkatan bunga anggrek akan diteruskan.

Di bidang peternakan akan dikembangkan usaha peternakan sapi perah rakyat dan ayam melalui Panca Usaha Ternak dengan penyedia- an kredit, pengamanan ternak, inseminasi buatan dan pembinaan makanan ternak. Usaha peternakan ayam komersiil akan dikembang- kan. Di samping itu holding ground dan karantina hewan akan di-tingkatkan.

Di bidang perikanan laut akan terus ditingkatkan pembinaannya dengan mengadakan prasarana Pelabuhan Perikanan Samudera di Pasar Ikan dan penyempurnaan prasarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Muara Angke.

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pembinaan suaka alam di kepulauan Seribu di pulau Rambut.

Peningkatan pembangunan di bidang pengairan akan diserasikan dengan usaha-usaha penanggulangan banjir.

Usaha pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup mencakup pula peningkatan pengamanan daerah aliran sungai dalam rangka pencegahan banjir serta memelihara debit air untuk pengairan. Selanjutnya ditingkatkan pula usaha penanggulangan pencemaran terutama di bagian kota yang padat industri dan daerah-daerah perkampungan lainnya.

Di bidang pangan diusahakan agar harga pangan (terutama beras) tetap dapat terjangkau oleh daya beli rakyat. Untuk itu kebijaksanaan dan sistem pengadaan serta penyaluran bahan pangan seperti 140

yang telah dilaksanakan selama ini akan tetap dilanjutkan dan disempur-nakan.

Untuk meningkatkan gizi masyarakat akan ditingkatkan usaha-usaha penyuluhan dan penerangan mengenai makanan yang murah tetapi bernilai gizi tinggi, antara lain melalui kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).

Di samping itu akan ditingkatkan Pula usaha pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A pada anak umur 0 -- 6 tahun dan mengembangkan sistem kewaspadaan (surveilance) pangan dan gizi.

Di bidang keluarga berencana diharapkan akan dapat dicapai se- jumlah hampir 900.000 peserta baru keluarga berencana dan sejum- lah lebih dari 546.000 peserta lestari. Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan kegiatan-kegiatan :(a) Meningkatkan dan mengintensifkan kegiatan

penerangan dan motivasi baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan serta pinggiran kota sehingga dapat mencapai sasaran merata.

(b) Meningkatkan sarana dan pelayanan kontrasepsi sehingga dapat menjangkau daerah sasaran secara luas dan merata dengan memperluas jangkauan klinik melalui pelayanan Team Medis Keliling.

(c) Meningkatkan kegiatan pembinaan terhadap peserta keluarga berencana agar menjadi peserta lestari.

(d) Mendorong peserta untuk memakai alat kontrasepsi yang lebih mantap.

(e) Meningkatkan keikut sertaan dokter praktek swasta serta memanfaatkan sarana apotik dalam usaha pencapaian dan pembinaan peserta keluarga berencana.

(f) Meningkatkan ketrampilan petugas-petugas Kependudukan dan Keluarga Berencana.

(g) Mengembangkan Program Perkotaan dengan melalui penggarapan secara sektoral di samping penggarapan secara wilayah.

(h) Dalam tahun pertama Repelita III akan dilaksanakan program terpadu antara program

141

Keluarga Berencana dengan Perbaikan Gizi di 150 desa.

(i) Peningkatan sarana penunjang, meningkatkan peran serta organisasi masyarakat dalam pengelolaan program dan akan dikembangkan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).

Dalam rangka transmigrasi akan diusahakan mengirimkan tenaga-tenaga transmigrasi sebanyak 12.000 KK selama Repelita III.

Untuk mengembangkan kehidupan beragama akan ditingkatkan sarana kehidupan beragama melalui pembangunan atau rehabilitasi 255 tempat ibadah berbagai agama; pembangunan sejumlah Balai Sidang Pengadilan Agama serta pembangunan atau perluasan 5 kantor Agama wilayah ibukota; pembangunan atau perluasan 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) serta perbaikan kembali sejumlah Madrasah Ibtidaiyah Swasta, di samping pembangunan atau rehabilitasi sekitar 5 Madrasah Tsanawiyah, 3 Madrasah Aliyah dan sebuah PGA dan bantuan kepada sejumlah perguruan Agama Swasta.

IAIN Sjarif Hidayatullah akan terus ditingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi.

Sementara itu dilakukan pula. peningkatan penerangan dan bimbing- an hidup beragama untuk berbagai kalangan masyarakat.

Di bidang pendidikan akan dibangun sekitar 70 gedung SD baru dan perbaikan gedung SD Negeri dan Swasta serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang memerlukannya. Begitu pula akan dibangun sekitar 30 SMP baru dan penambahan sekitar 400 ruang kelas baru pada SMP yang ada. Kecuali itu akan dibangun 9 gedung SMA baru dan penambahan lebih dari 150 ruang kelas ,baru pada SMA yang ada.

Khusus untuk Pendidikan Teknologi atau Kejuruan akan dikembangkan 12 buah STM (3 th/4 th), 20 SMEA, sejumlah sekolah keju-ruan lainnya dan 2 buah, SPG.

Pembangunan kampus baru Universitas Indonesia di Depok akan dilanjutkan. Universitas Indonesia akan dikembangkan kegiatannya terutama dalam bidang-bidang Teknologi, Manajemen/Ekonomi/ Akuntansi, Ilmu-ilmu Sosial dan Kesehatan.

Produktivitas IKIP Jakarta akan dikembangkan untuk 142

memenuhi kebutuhan tenaga guru sekolah lanjutan umum terutama untuk wilayah Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jakarta dan Kalimantan Barat.

Dalam rangka pembangunan kebudayaan antara lain akan disusun kebijaksanaan dan pola pengembangan museum Gedung Gajah (Jakarta). Selain itu akan digali dan dibina lebih lanjut bentuk-bentuk teater rakyat yang hampir punah. Musik tradisional akan direkam lebih

lanjut untuk dikembangkan. Berbagai penelitian bahasa akan dilaku- kan antara lain penelitian struktur dialek dan perkembangan dialek Jakarta, penelitian pengajaran bahasa Indonesia di SD dan Sekolah Lanjutan, penelitian kedudukan dan fungsi dialek Jakarta serta pemetaan dialek Jakarta.

Pembangunan di bidang kesehatan meliputi antara lain pembangunan sekitar 186 Puskesmas Pembantu; peningkatan, perataan serta perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Pus-kesmas, Puskesmas Pembantu dan peningkatan BP dan BKIA menjadi Puskesmas Pembantu; mengembangkan peran serta masyarakat dalam usaha-usaha kesehatan melalui PKMD; peningkatan pencakupan sekolah-sekolah yang melaksanakan UKS; dan peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat melalui Daerah Kerja Intensif Penyuluhan.

Begitu pula akan dilakukan peningkatan 4 RS dengan jalan peningkatan peralatan medis dan non medis, laboratorium serta sarana penunjang lainnya, serta pengembangan unit pelayanan darurat gawat pada 3 RS yang telah ada. RS Dr. Cipto Mangunkusumo akan ditingkatan sehingga lebih berfungsi sebagai RS Pendidikan dan pusat rujukan tertinggi. Di samping 1tu juga akan ditingkatkan pelayanan kesehatan jiwa.

Peningkatan pengawasan obat, makanan dan minuman, obat tradisional, alat kesehatan, narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lainnya akan disempurnakan dengan meningkatkan laboratorium pemeriksaan, mengadakan pemeriksaan setempat, dan mengadakan pengendalian.

Begitu pula akan ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular antara lain kholera, demam berdarah, malaria dan sebagainya. 14

3

Selanjutnya perbaikan gizi melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) serta usaha pencegahan dan :penanggulangan kekurangan vitamin A pada anak umur 0 - 6 tahun akan ditingkatkan.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan berbagai kegiatan antara lain ialah bimbingan dan pengembangan swadaya sosial khususnya masyarakat yang berpenghasilan rendah di daerah rawan antara

lain di wilayah Jakarta Timur; melanjutkan pembangunan Panti Karya Taruna di Jakarta Timur serta pengembangan kesejahteraan anak terlantar di luar panti; melanjutkan pembangunan Panti Rehabilitasi Cacat Tubuh dan Panti Rehabilitasi Cacat Netra, serta penyeleng- garaan pelayanan terhadap para cacat melalui sistem penyantunan di luar panti; melanjutkan pembangunan Panti Werdha di wilayah Jakarta Timur serta menyelenggarakan penyantunan terhadap para lanjut usia di luar Panti; membina dan mengembangkan kesejahteraan para remaja melalui Karang Taruna; melanjutkan usaha penyantunan terhadap para gelandangan dan pengemis melalui bimbingan sosial, pembinaan mental serta latihan ketrampilan pada. Panti Rehabilitasi Sosial di Bekasi untuk selanjutnya disalurkan dalam rangka transmi- grasi ke luar Jawa; meningkatkan kesejahteraan sosial para wanita dari daerah miskin khususnya di beberapa daerah rawan seperti di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara; dan melanjutkan usaha- usaha penyantunan terhadap anak nakal, korban narkotika, bekas hukuman serta para tuna susila.

Dalam rangka pembangunan di bidang hukum dilakukan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan 6 buah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi (termasuk 3 buah Pengadilan Negeri); pembangun- an 2 buah Kantor Kejaksaan Negeri; pembangunan atau rehabilitasi 2 buah gedung Lembaga Pemasyarakatan; perluasan atau rehabilitasi Kantor Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA); dan pembangunan 3 buah gedung Kantor Imigrasi. Di samping itu akan diadakan penataran bagi Hakim-hakim dari seluruh daerah seba-nyak 250 orang.

144

Kerjasama dengan Universitas Indonesia terus ditingkatkan antara lain dalam yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum Adat.

Di bidang penerangan akan ditingkatkan kekuatan memancar Sta-siun Nasional RRI Jakarta (800 KW) sehingga siaran Jakarta dapat diterima dengan baik di seluruh Wilayah Indonesia.

Kemampuan produksi sendiri acara siaran TVRI Jakarta akan dikembangkan dengan meningkatkan fasilitas studio TVRI Jakarta.

Dalam rangka meningkatkan ketrampilan tenaga produksi akan dimanfaatkan Pusat Latihan TVRI Jakarta.

Peningkatan operasi penerangan ditujukan untuk lebih menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di berbagai bidang antara lain keluarga berencana, kesehatan dan pendidikan non formal serta peningkatan peranan wanita. Untuk ini antara lain akan dibangun Puspenmas-Puspenmas di wilayah-wilayah yang belum memilikinya dan penye- baran pesawat televisi umum ke tiap-tiap kelurahan secara bertahap.

Dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan untuk pembangunan proyek yang menunjang proyek sektor, proyek prasarana perhubungan, proyek yang meningkatkan kesejahteraan penduduk daerah perkampung- an, proyek yang menunjang pembangunan kota dan proyek yang dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur Pemerintah.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk pembangunan prasarana perhubungan jalan dan jembatan serta kegiatankegiatan lainnya yang menunjang pembangunan kota, antara lain peningkatan kesehatan lingkungan seperti perbaikan riool dan lain sebagainya.

Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk melengkapi dan meningkatkan prasarana desa yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kegiatan kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya tahan masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan pembangunan desa disesuaikan dengan prioritas di desanya masing-masing, dan direncanakan oleh Lembaga Sosial Desa dengan memperhatikan kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.

-145

Sejalan dengan berbagai kegiatan tersebut di atas dan dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan, secara terus-menerus akan diusahakan penyempurnaan Aparatur Pemerintah Daerah, termasuk penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan daerah.