Click here to load reader
Upload
ary-live
View
25
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 108
ANALISIS KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3 FASE NEMA
D UNTUK MELAKUKAN PENGHEMATAN ENERGI
Yaya Finayani1
, Muhammad Alhan2
1. Teknik Elektro, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia
2.Teknik Elektro, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia
ABSTRACT
Standard induction motor according to torque characteristics by
NEMA (National Electrical Manufactures Association) is divided into 5
classes / design that is A, B, C, D or F. This research used induction
motor NEMA D as an object under study. NEMA D Design is a high-slip
motor is designed to have a high starting torque and low starting current.
This study makes the simulation model of the characteristics of three
phase induction motor using Math lab 7:04 and conducted an analysis of
the characteristics of three phase induction motor NEMA D motor
working by changing the voltage of 460V, 420V, 380V and 340V at rated
load of 10% to 60% for energy saving. The results showed the lower the
voltage the greater the energy savings obtained, a decline in the biggest
power on the condition of maximum torque at the slip value = 70%. In the
experiment of working voltage 380V with a load of 10% -60% decline in
velocity of 183 to 154 ppd, and the resulting increase in efficiency by 3%
to 18% and get increased power output rose to 2.5 KW
Keyword: three-phase induction motors, NEMA D, energy saving,
characteristics
1. PENDAHULUAN
Motor induksi merupakan
penggerak utama pada sebgian
besar industri. Sebagian besar
motor induksi adalah motor kecil
(dibawah 50 HP), biasanya berupa
motor induksi yang efisiensinya
tidak tinggi sehingga banyak
kerugian pada rangkaian
magnetisasi, saat berbeban ringan.
Motor induksi telah
distandardisasi menurut
karakteristik torsinya seperti
disain A, B, C, D atau F dari
NEMA (National Electrical
Manufactures association). Motor
induksi sangkar-tupai adalah
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 109
motor yang paling sederhana dan
paling terpecaya karena kekerasan
lilitan motor sangkar dan tidak
adanya sikat. Arus awal (starting)
yang besar diperlukan oleh motor
ini dapat menyebabkan fluktuasi
tegangan. Kegunaan-umum,
motor induksi sangkar-tupai
(desain B NEMA) adalah motor
induksi. Motor desain B NEMA
digunakan untuk menggerakan
kipas, pompa sentrifugal, dan
sebagainya.
Motor torsi start-tinggi
(desain C NEMA) digunakan
apabila kondisi start sukar.
Elevator dan kerakan yang harus
start dalam keadaan berbeban
adalah dua aplikasi yang umum.
Pada umumnya, motor-motor
tersebut mempunyai sangkar-
dobel.
Motor slip-tinggi (desain D
NEMA) dirancang untuk
mempunyai torsi start yang tinggi
dan arus start yang rendah.
Motor-motor tersebut mempunyai
tahanan rotor tinggi dan bekerja
antara 85% dan 95% dan
kecepatan sinkron motor-motor
tersebut menggerakkan beban
kelembaman tinggi yang
mengambil waktu relative lama
untuk mencapai kecepatan penuh.
Potensi penghematan energi
pada motor induksi yang
berbeban tidak penuh sudah mulai
banyak dibicarakan dua dekade
yang lalu. Motor dengan beban
tak penuh dalam aplikasi di
industri banyak memberikan
kerugian karena unjuk kerja
motor yang menurun seperti
fatktor daya dan efisiensi,
akibatnya kondisi ini juga akan
mempengaruhi sistem listrik
secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan
untuk membuat simulasi model
karakteristik motor induksi 3 fase
NEMA D dengan program Matlab
7.04 dilanjutkan melakukan
analisis terhadap karakteristik
motor induksi 3 fase dengan
mengubah tegangan kerja motor
dan mengubah nilai beban untuk
melakukan penghematan energi.
2. BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Software
Matlab 7.04 dan model
matematis rangkaian motor
induksi 3 fase.
Metode penelitian meliputi:
a. Pemodelan matematis
motor induksi 3 fase
b. Simulasi model
karakteristik motor induksi
3 fase dengan program
Matlab
c. Perhitungan daya
Model Matematis Motor
Induksi 3 fase
Rangkaian Motor induksi 3 fasa:
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1
Analisis Karakteristik. . .
…
Gambar 1. Rangkaian Motor Induksi 3
Fase
Untuk memperoleh model
matematis dari motor induksi 3
fase rangkaian Gambar.1 diubah
ke rangkaian pengganti Thevenin
adalah:
gaGmbar
Gambar 2. Rangkaian Thevenin Motor
Induksi
Perhitungan untuk memperoleh
model matematis dari motor
induksi 3 fase adalah sebagai
berikut:
Vphasej
jVth x
)X (Xm(R
.Xm
11 ++=
( )
.Rc)X (Xm )(R
R Xm
11
11
++
+=
j
jXjZth
Maret 2011
110
)X (X )(R
2
2th
2
th
2max
++
′
=R
s
[ ])X (X )(R 2
.3
2
2th
2
th
2
max
+++=
thsync
th
R
VT
ω
2th
22th
2
th2
X (X )s
R (R
)(V
)(
_sync
3
+++
=s
RT
ω
Gambar 1. Rangkaian Motor Induksi 3
Untuk memperoleh model
matematis dari motor induksi 3
fase rangkaian Gambar.1 diubah
gganti Thevenin
Gambar 2. Rangkaian Thevenin Motor
Perhitungan untuk memperoleh
model matematis dari motor
induksi 3 fase adalah sebagai
Persamaan untuk torsi motor:
Persamaan daya (P):
P = T.ω ,
dengan T = torsi , ω =( w_sync –
s. w_sync)
Karakteristik Motor Induksi 3
Fase
Pembuatan program dengan
Matlab untuk memperoleh model
karakteristik motor induksi 3 fase
digunakan besaran-besaran pada
motor induksi sebagai berikut:
r1 = 0.5; x1 = 0.75; r2 = 1.2; x2 =
1.12; xm = 16.8; n_sync =
1800; w_sync = 188.4;
dengan,
r1 = resistansi stator, x1 = reaktasi
stator
r2 = resistansi rotor, x2 = reaktasi
rotor
n_sync = kecepatan sikron ( 2πf /
p, p = jumlah kutub )
w_sync = kecepatan sikron (
2πn_sync / 60 )
Vphase
]
2)
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 111
Model karakteristik motor induksi
3 fase yang akan disimulasikan
menggunakan program Matlab
pada perubahan tegangan
masukan 460V, 420V, 380V dan
340V.
3. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Untuk membuat simulasi model
karakteristik motor induksi 3 fase
NEMA D digunakan program
Matlab 7.04 dengan list program
sebagai berikut:
% PROGRAM KARAKTERISTIK MOTOR
INDUKSI 3 PHASA NEMA D
% Memplot kurva torsi - speed dari sebuah
motor induksi
r1 = 0.5; % nilai hambatan stator
dalam ohm
x1 = 0.75; % nilai reaktansi
stator dalam ohm
r2 = 1.2; % nilai hambatan rotor
dalam ohm( dibuat lebih besar karena type
D)
x2 = 1.12; % nilai reaktansi rotor
dalam ohm
xm = 16.8; % reaktansi
rangkaian pe3nguat
v1 = 460/ sqrt(3); % Tegangan Phase
Netral V1
v2 = 420/ sqrt (3); % Tegangan Phase
Netral V2
v3 = 380/ sqrt (3); % Tegangan Phase
Netral V3
v4 = 340/ sqrt (3); % Tegangan Phase
Netral V4
n_sync = 1800; % Kecepatan
sinkron (r/min)
w_sync = 188.4; % Kecepatan
sikron (rad/s)
%menghitung tegangan Thevenin dan
impedansinya
v_th = v1 * ( xm /sqrt( r1*2 + (x1 + xm)^2)
);
v_th2 = v2 * ( xm /sqrt( r1*2 + (x1 + xm)^2)
);
v_th3 = v3 * ( xm /sqrt( r1*2 + (x1 + xm)^2)
);
v_th4 = v4 * ( xm /sqrt( r1*2 + (x1 + xm)^2)
);
z_th = ((j*xm)*(r1+j*x1))/(r1+j*(x1+xm));
r_th = real (z_th);
x_th = imag (z_th);
%Menghitung TORQUE dengan slip
bervariasi antara
s = (0:1:50)/50; % slip
s(1)= 0.001; % menghindari
pembagian dengan nol
nm = (1-s)*n_sync; % Kecepatan
mekanik
%menghitung torsi
figure;hold on
for ii= 1:51
t_ind(ii)=(3*v_th^2*(r2+0.1)/s(ii))/(w_sync*
((r_th+(r2+0.1)/s(ii))^2+(x_th+x2)^2));
t_ind2(ii)=(3*v_th2^2*(r2+0.1)/s(ii))/(w_syn
c*((r_th+(r2+0.1)/s(ii))^2+(x_th+x2)^2));
t_ind3(ii)=(3*v_th3^2*(r2+0.1)/s(ii))/(w_syn
c*((r_th+(r2+0.1)/s(ii))^2+(x_th+x2)^2));
t_ind4(ii)=(3*v_th4^2*(r2+0.1)/s(ii))/(w_syn
c*((r_th+(r2+0.1)/s(ii))^2+(x_th+x2)^2));
end
% Menggambar karakteristik Torsi-Slip
plot (s,t_ind,'color','r','linewidth',2.0);
plot (s,t_ind2,'color','k','linewidth',2.0);
plot (s,t_ind3,'color','m','linewidth',2.0);
plot (s,t_ind4,'color','c','linewidth',2.0);
set(gca,'Xdir','reverse');
xlabel ('Slip','fontweight','Bold');
ylabel ('Torque','fontweight','Bold');
title ('KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3
FASA TORSI-SLIP','fontweight','Bold');
grid on;
%Menggambarkan karakteristik Torsi-Speed
figure;hold on
plot (nm,t_ind,'color','r','linewidth',2.0);
plot (nm,t_ind2,'color','k','linewidth',2.0);
plot (nm,t_ind3,'color','m','linewidth',2.0);
plot (nm,t_ind4,'color','c','linewidth',2.0);
xlabel ('Speech','fontweight','Bold');
ylabel ('Torque','fontweight','Bold');
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 112
00.10.20.30.40.50.60.70.80.910
50
100
150
200
250
Slip
To
rqu
e
KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3 FASA TORSI-SLIP
460V
420V
380V
340V
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 18000
50
100
150
200
250
Speech
To
rqu
e
KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3 FASA TORQUE-SPEECH
460V
420V
380V
340V
00.10.20.30.40.50.60.70.80.910
50
100
150
200
250
Slip
To
rqu
e
KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3 FASA TORSI-SLIP
460V
420V
380V
340V
Tmax1
Tmax2
Tmax3
Tmax4
Slip Tmax (0,7)
title ('KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3
FASA TORQUE-
SPEECH','fontweight','Bold');
grid on;
hold off;
List program jika dijalankan akan
menghasilkan bentuk kurva
karakteristik motor induksi 3 fase
berikut ini:
Gambar 3. Karakteristik Torque-Slip
Gambar 4. Karakteristik Torque-Speech
Gambar 5. Grafik Perhitungan Torsi
Hasil simulasi dari model
karakteristik motor induksi 3 fase
Gambar.3 dan Gambar.4
menunjukkan bahwa dengan
perubahan tegangan masukan
460V, 420V, 380V dan 340V
dapat dianalisis seperti Gambar.5
yaitu terlihat kurva karakteristik
motor induksi 3 fasa untuk ke-4
bentuk karakteristik pada
tegangan 460 V, 420 V, 380 V
dan 340 V torsi maksimal terjadi
pada slip 0,7 , hal ini memenuhi
kreteria bahwa untuk jenis motor
induksi 3 fasa NEMA D, torsi
maksimal terjadi saat slip lebih
dari atau sama dengan 50% (hasil
program Matlab menghasilkan
pada torsi maksimal terjadi saat
slip 70% sehingga hasil
perancangan program Matlab
sesuai dengan kriteria NEMA D.
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1
Analisis Karakteristik. . .
Berikut ini akan dilakukan
analisis terjadinya perhitungan
daya masukan akibat perubahan
tegangan masukan dengan asumsi
kondisi torsi konstan dengan
menggunakan karakteristik motor
induksi torque-slip, analisi
mengacu pada grafik Gambar.6
berikut ini:
Gambar 6. Analisis Daya pada beban
30%
Analisis perhitungan untuk
membuktikan dengan penurunan
daya input dengan penurunan
tegangan input pada beban 30%.
Diambil nilai torsi konstan pada
(pembacaan grafik ~ 65 Nm, pada
beban 30% )
s1 = nilai slip pada tegangan V =
460 / 3 = 265.6 volt � s1 =
0.09 (pembacaan grafik)
s2 = nilai slip pada tegangan V =
420 / 3 = 242.5 volt � s2 =
0.11 (pembacaan grafik)
Maret 2011
113
Berikut ini akan dilakukan
analisis terjadinya perhitungan
daya masukan akibat perubahan
asumsi
dengan
menggunakan karakteristik motor
, analisi
mengacu pada grafik Gambar.6
Gambar 6. Analisis Daya pada beban
Analisis perhitungan untuk
membuktikan dengan penurunan
input dengan penurunan
Diambil nilai torsi konstan pada
(pembacaan grafik ~ 65 Nm, pada
s1 = nilai slip pada tegangan V =
s1 =
pada tegangan V =
s2 =
s3 = nilai slip pada tegangan V =
380 / 3 = 219.4 volt � s3 =
0.15 (pembacaan grafik)
s4 = nilai slip pada tegangan V =
340 / 3 = 196.3 volt -� s4 =
0,19 (pembacaan grafik)
Perhitungan nilai daya input tiap-
tiap s1, s2, s3 dan s4 adalah:
Rumus yang digunakan : P = T.ω
, dimana T = torsi , ω =( w_sync –
s. w_sync)
Nilai w_sync = 188.4 (sesuai
program)
Untuk s1 = 0.09
ω = 188.4 – 0.09 X 188.4
ω = 171.4 ppd (putaran per detik)
maka,
P1 = T. ω = 65 X 171.4 = 11141
Watt
Untuk s2 = 0.11
ω = 188.4 – 0.11 X 188.4
ω = 167.7 ppd (putaran per
detik)
maka,
P2 = T. ω = 65 X 167.7 =
10900.5 Watt
Untuk s3 = 0.15
ω = 188.4 – 0.15 X 188.4
ω = 160 ppd (putaran per detik)
maka,
P3 = T. ω = 65 X 160 = 10400
Watt
Untuk s4 = 0.19
ω = 188.4 – 0.19 X 188.4
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1
Analisis Karakteristik. . .
ω = 152.6 ppd (putaran per
detik)
maka,
P4 = T. ω = 65 X 152.6 = 9919
Watt
Dari perhitungan daya pada beban
30% tersebut diatas dapat
diringkas dalam bentuk tabel
berikut ini dengan torsi konstan =
65 Nm, beban = 30%
Tabel 1. Daya Masukan saat torsi
= 65 Nm Tegangan Input Slip ω (kec.sinkron) Daya input Pin
460V 0.1 (s1) 171.4 ppd 11141 Watt
420V 0.13 (s2) 167.7 ppd 10900.5 Watt
380V 0.16 (s3) 160 ppd 10400 Watt
340V 0.19 (s4) 152.6 ppd 9919 Watt
Tabel1. Menunjukan perhitungan
daya masukan terhadap perubahan
tegangan masukan pada nilai
beban 30% dan torsi diasumsikan
konstan pada nilai 65 Nm, Dari
perhitungan diperoreh penurunan
tegangan pada 460V, 420V, 380V
dan 340V terlihat terjadi
penurunan daya.
Selanjutnya akan dianalisis
pengamatan saat beban 55 % ,
dilakukan pengamatan pada
beban ini salah satu kurva berada
pada titik torsi maksimalnya
sehingga dapat diamati
penghematan energi pada saat
torsi maksimal.
Maret 2011
114
= 152.6 ppd (putaran per
= 65 X 152.6 = 9919
pada beban
tersebut diatas dapat
dalam bentuk tabel
berikut ini dengan torsi konstan =
abel 1. Daya Masukan saat torsi
Daya input Pin
11141 Watt
10900.5 Watt
10400 Watt
9919 Watt
Tabel1. Menunjukan perhitungan
n terhadap perubahan
pada nilai
sikan
konstan pada nilai 65 Nm, Dari
penurunan
tegangan pada 460V, 420V, 380V
dan 340V terlihat terjadi
Selanjutnya akan dianalisis
saat beban 55 % ,
dilakukan pengamatan pada
beban ini salah satu kurva berada
torsi maksimalnya
sehingga dapat diamati
penghematan energi pada saat
Gambar 7. Analisis Daya pada Beban
55%
Terlihat pada pengamatan
penurunan daya input dengan
beban 55% pada Gambar.7 ,
kurva pada tegangan 340 V
berada pada titik torsi
maksimalnya, perhitungan daya
input tiap-tiap titik pengamatan
s1, s2, s3, dan s4 adalah sebagai
berikut:
Diambil nilai torsi konstan pada
(pembacaan grafik ~ 120 Nm)
s1 = nilai slip pada tegangan V =
460 / 3 = 265.6 volt� s1 =
0.175 (pembacaan grafik)
s2 = nilai slip pada tegangan V =
420 / 3 = 242.5 volt-� s2 =
0.23 (pembacaan grafik)
s3 = nilai slip pada tegangan V =
380 / 3 = 219.4 volt-� s3 =
0.325 (pembacaan grafik)
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 115
s4 = nilai slip pada tegangan V =
340 / 3 = 196.3 volt -� s4 = 0,7
(Tmax pada 340 V)
Perhitungan nilai daya tiap-tiap
s1, s2, s3 dan s4 adalah:
Rumus yang digunakan : P = T.ω
, dimana T = torsi , ω =( w_sync –
s. w_sync)
Nilai w_sync = 188.4 (sesuai
program)
Untuk s1 = 0.175
ω = 188.4 – 0.175 X 188.4
ω = 155.43 ppd (putaran
per detik)
maka,
P1 = T. ω = 120 X 155.43 =
18651.6 Watt
Untuk s2 = 0.23
ω = 188.4 – 0.23 X 188.4
ω = 145.1 ppd (putaran per
detik)
maka,
P2 = T. ω = 120 X 145.1 =
17408.2 Watt
Untuk s3 = 0.325
ω = 188.4 – 0.325 X 188.4
ω = 127.17 ppd (putaran
per detik)
maka,
P2 = T. ω = 120 X 127.17 =
15260.4 Watt
Untuk s4=0.7 (torsi maksimal
pada tegangan 340V)
ω = 188.4 – 0.7 X 188.4
ω = 56.5 ppd (putaran per
detik)
maka,
P4 = T. ω = 120 x 56.5 =
6782.4 Watt
Dari perhitungan daya pada beban
55% tersebut diatas dapat
diringkas dalam bentuk tabel
berikut ini dengan torsi Konstan =
120 Nm, beban = 55%
Tabel 2. Daya Masukan saat torsi
= 120 Nm Tegangan Input Slip ω (kec.sinkron) Daya input Pin
460V 0.175 155.43 ppd 18651.6 Watt
420V 0.23 145.1 ppd 17408.2 Watt
380V 0.325 127.17 ppd 15260.4 Watt
340V 0.7 56.5 ppd 6782.4 Watt
Perhitungan daya pada kondisi
torsi konstan sebesar 120 Nm
dengan penurunan tegangan pada
460V, 420V, 380V dan 340V
terlihat terjadi penurunan daya
paling besar pada kondisi torsi
maksimal (slip = 70%)
Dari Tabel 1 dan Tabel 2
dapat dituliskan kembali hasil
pengamatan penghematan energi,/
penurunan daya input akibat
penurunan tegangan input pada
kondisi beban tertentu/ pada
kondisi torsi konstan.
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 116
Tabel 3. Hasil pengamatan Daya
input
Tegangan Input Slip ω (kec.sinkron) Daya input (Pin)
460V 0.1 171.4 ppd 11141 Watt
420V 0.13 167.7 ppd 10900.5 Watt
380V 0.16 160 ppd 10400 Watt
340V 0.19 152.6 ppd 9919 Watt
Tegangan Input Slip ω (kec.sinkron) Daya input (Pin)
460V 0.175 155.43 ppd 18651.6 Watt
420V 0.23 145.1 ppd 17408.2 Watt
380V 0.325 127.17 ppd 15260.4 Watt
340V 0.7 / Tmax 56.5 ppd 6782.4 Watt
Kondisi Beban = 30% , torsi konstan = 65 Nm
Kondisi Beban = 55% , torsi konstan = 120 Nm
Dari Tabel.3 terlihat bahwa baik
pada beban 30% , torsi 65 Nm
maupun 55%, torsi 120 Nm
dengan penurunan tegangan
masukan 460V, 420V, 380V dan
340V diperoleh daya masukan
pada motor induksi 3 fase
mengalami penurunan daya
masukan.
Adapun analisis
penghematan daya terhadap
perubahan beban dapat
diperlihatkan Gambar.8 yaitu
dengan menggunakan
karakteristik motor induksi
torque-slip pada tegangan 380V
dengan list program Matlab
sebagai berikut:
% PROGRAM KARAKTERISTIK MOTOR
INDUKSI 3 PHASA NEMA D
% TEGANGAN INPUT 380 VOLT
% Memplot kurva torsi - speed dari sebuah
motor induksi
r1 = 0.5; % nilai hambatan stator
dalam ohm
x1 = 0.75; % nilai reaktansi
stator dalam ohm
r2 = 1.2; % nilai hambatan rotor
dalam ohm( dibuat lebih besar karena type
D)
x2 = 1.12; % nilai reaktansi rotor
dalam ohm
xm = 16.8; % reaktansi
rangkaian pe3nguat
v1 = 460/ sqrt(3); % Tegangan Phase
Netral V1
v2 = 420/ sqrt (3); % Tegangan Phase
Netral V2
v3 = 380/ sqrt (3); % Tegangan Phase
Netral V3
v4 = 340/ sqrt (3); % Tegangan Phase
Netral V4
n_sync = 1800; % Kecepatan
sinkron (r/min)
w_sync = 188.4; % Kecepatan
sikron (rad/s)
%menghitung tegangan Thevenin dan
impedansinya
v_th3 = v3 * ( xm /sqrt( r1*2 + (x1 + xm)^2)
);
z_th = ((j*xm)*(r1+j*x1))/(r1+j*(x1+xm));
r_th = real (z_th);
x_th = imag (z_th);
%Menghitung TORQUE dengan slip
bervariasi antara
s = (0:1:50)/50; % slip
s(1)= 0.001; % menghindari
pembagian dengan nol
nm = (1-s)*n_sync; % Kecepatan
mekanik
%menghitung torsi
figure;hold on
for ii= 1:51
t_ind3(ii)=(3*v_th3^2*(r2+0.1)/s(ii))/(w_syn
c*((r_th+(r2+0.1)/s(ii))^2+(x_th+x2)^2));
end
% Menggambar karakteristik Torsi-Slip
plot (s,t_ind3,'color','m','linewidth',2.0);
set(gca,'Xdir','reverse');
xlabel ('Slip','fontweight','Bold');
ylabel ('Torque','fontweight','Bold');
title ('KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3
FASA TORSI-SLIP','fontweight','Bold');
grid on;
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1
Analisis Karakteristik. . .
%Menggambarkan karakteristik Torsi-Speed
figure;hold on
plot (nm,t_ind3,'color','m','linewidth',2.0);
xlabel ('Speech','fontweight','Bold');
ylabel ('Torque','fontweight','Bold');
title ('KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3
FASA TORQUE
SPEECH','fontweight','Bold');
grid on;
hold off;
Gambar 8. Grafik Penghematan Daya
Dari Gambar.8 dapat dituliskan
analisis perhitungan penghematan
daya seperti Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Perhitungan
Penghematan Daya Beban ( % ) Torsi (Nm) Slip (% ) ω P in= T. ω Pout % Efisiensi % hemat
10 14.8 0.03 (s1) 182.7 2703.96 81.1 3 97
20 29.6 0.05 (s2) 178.98 5297.8 264.89 5 95
30 44 0.09 (s3) 171.4 7541.6 678.7 9 91
40 59 0.13 (s4) 163.9 9670.1 1257.1 13 87
50 74 0.15 (s5) 160 11840 1722 14.5 85.5
60 88 0.18 (s6) 154.5 13596 2447.3 18 82
70 103 0.26 (s7) 139.4 14358.2 3733.1 30 74
80 118 0.325 (s8) 127.17 15006 4876.95 32.5 67.5
90 133 0.4 (s9) 113 15029 6011.6 40 60
100 148
(Tmax)
0.7 (s10) 56.5 8362 5853.4 70 30
Keterangan:
Nilai Torsi dan Slip merupakan
pembacaan grafik Gambar 8.
• w_sync = 188.4
Maret 2011
117
Speed
title ('KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3
FASA TORQUE-
an Daya
Dari Gambar.8 dapat dituliskan
penghematan
Tabel 4. Perhitungan
% hemat
97
95
91
87
85.5
82
74
67.5
60
30
Nilai Torsi dan Slip merupakan
• ω =( w_sync – s. w_sync)
• P out = s.Pin
• Efisiensi = (Pout / Pin) X
100%
• %hemat = (Pin – Pout) /
Pin X 100%
Hasil perhitungan Tabel 4 dapat
dibuat bentuk grafik dengan list
program Matlab sebagai berikut:
%PROGRAM PEMBUATAN GRAFIK
UNTUK PENGHEMATAN DAYA INPUT,
EFISIENSI, DAYA INPUT, DAYA OUTPUT,
KECEPATAN
% PADA KONDISI NILAI BEBAN 10% - 60
%
b = [10 20 30 40 50 60 ]; % nilai beban
akibat perubahan beban
h = [97 95 91 87 85.5 82 ];% penghematan
daya akibat perubahan beban
e = [3 5 9 13 14.5 18 ];% efisiensi akibat
perubahan beban
pin = [2703.96 5297.8 7541.6 9670.1 11840
13596 ];% daya input akibat perubahan
beban
pout = [81.1 264.89 678.7 1257.1 1722
2447.3 ];% daya output akibat perubahan
beban
w = [182.7 178.98 171.4 163.9 160 154.4
];% kecepatan akibat perubahan beban
figure;
plot (b,h,'k-o');
title ('Grafik Penghematan Daya - %
Beban');
xlabel('Beban(%)');ylabel('Penghematan(%)'
);
grid on
figure;
plot (b,e,'r-o');
title ('Grafik Efisiensi - % Beban');
xlabel('Beban(%)');ylabel('Efisiensi (%)');
grid on
figure;
plot (b,pin,'m-o');
title ('Grafik Daya Input - % Beban');
xlabel('Beban(%)');ylabel('Daya Input (Watt)
');
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1
Analisis Karakteristik. . .
grid on
figure;
plot (b,pout,'g-o');
title ('Grafik Daya Output - % Beban');
xlabel('Beban(%)');ylabel('Daya Output
(Watt) ');
grid on
figure;
plot (b,w,'b-o');
title ('Grafik Kecepatan - % Beban');
xlabel('Beban(%)');ylabel('Kecepatan (ppd)
');
grid on
dari list program akan
menghasilkan bentuk grafik
sebagai berikut:
Gambar 9. Grafik Penghematan Daya-
%Beban
Gambar.9 menunjukkan dengan
kenaikan beban mengakibatkan
penghematan daya, terlihat
dengan kenaikan beban dari 10%
sampai 60% diperoleh
penghematan energi 97% sampai
82%.
Maret 2011
118
xlabel('Beban(%)');ylabel('Daya Output
xlabel('Beban(%)');ylabel('Kecepatan (ppd)
akan
menghasilkan bentuk grafik
-
Gambar.9 menunjukkan dengan
kenaikan beban mengakibatkan
penghematan daya, terlihat
dengan kenaikan beban dari 10%
sampai 60% diperoleh
penghematan energi 97% sampai
Adapun grafik hubungan antara
%beban dengan efisiensi
diperlihatkan Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Efisiensi-%Beban
Penjelasan Gambar.10
menunjukkan kenaikan beban
10% sampai dengan 60%
mengakibatkan % Efisiensi naik 3
sampai 18 pada tegangan input
konstan 380V. Adapun grafik
hubungan antara daya input
dengan %Beban ditunjukkan
berikut ini:
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1
Analisis Karakteristik. . .
Gambar 11. Grafik Daya Input-%Beban
Gambar 12. Grafik Daya Output-
%Beban
Kenaikan beban mengakibatkan
kenaikan daya input pada
tegangan input konstan, hal ini
ditunjukkan oleh grafik Gambar
11.
Adapun grafik hubungan antara
daya output dengan perubahan
%beban diperlihatkan grafik
Gambar.12 yang menunjukkan
bahwa kenaikan beban
mengakibatkan daya output naik
pada tegangan input konstan.
Analisis hubungan %Beban
dengan Kecepatan diperlihatkan
Gambar 13, berikut ini:
Maret 2011
119
%Beban
Kenaikan beban mengakibatkan
kenaikan daya input pada
tegangan input konstan, hal ini
ditunjukkan oleh grafik Gambar
Adapun grafik hubungan antara
daya output dengan perubahan
n grafik
Gambar.12 yang menunjukkan
enaikan beban
aik
Analisis hubungan %Beban
dengan Kecepatan diperlihatkan
Gambar 13. Grafik Kecepatan-%Beban
Dengan perubahan beban sebesar
10% sampai 60% diperoleh
penurunan kecepatan 183 ppd
sampai154 ppd.
4. KESIMPULAN
Hasil penelitian diperoleh
kesimpulan sebagai berikut;
1. Semakin rendah tegangan kerja
yang digunakan maka
penghematan dayanya juga
semakin besar besar
penghematan energinya, terjadi
penurunan daya paling besar
pada kondisi torsi maksimal
(slip = 70%)
2. Semakin kecil beban yang
dipasang pada motor maka
penghematan energi semakin
besar, hal ini bisa terjadi jika
penurunan beban diikuti
dengan penurunan tegangan
POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011
Analisis Karakteristik. . . 120
kerja yang disesuaikan dengan
beban terpasang.
3. Tegangan kerja yang tetap
kecepatan motor induksi akan
semakin menurun jika beban
semakin kecil, yaitu pada
tegangan 380V dengan beban
10%-60% terjadi penurunan
kecepatan sebesar 183 ppd
sampai154 ppd.
4. Perubahan beban 10%-60%
mengakibatkan kenaikan
efisiensi sebesar 3% sampai
18% pada tegangan 380V.
5. Daya output naik mencapai
2,5KW dengan bertambahnya
beban 10%-60%.
DAFTAR PUSTAKA
Supari, 2001,”Kendali Tegangan
Motor Induksi untuk
Penghematan Energi
Berbasis mikrokontroler,
Tesis S2, Teknik Elektro
UGM Yogyakarta.
Sutopo,B.,1991,”Enery Saving
Algorithm on Thyristor
Controlled Induction
Motor”,M.Phill Thesis,
University of Sussex,
Brighton.
Sutopo,B.,Wijaya.D.,Supari.,:200
0, Algoritma Penghematan
Energi pada Motor Induksi
yang dikendalikan oleh
Sistem Mikrokontroler
68HC11 dengan
Menggunakan Pendekatan
linier”, Teknik Elektro
UGM Yogyakarta.
Sutopo,B.,Wijaya.D.,Supari.,:200
0, ”Perbaikan Faktor Daya
Motor Induksi 3 Fase
menggunakan
Mikrokontroler 68HC11”,
Teknik Elektro UGM
Yogyakarta.
Unswork,P.J, 1988,”Controller
for Induction Motors”,
United States Patent,
Patent No.4,767,975.