24
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Tujuan dari intensive care adalah untuk membantu pasien – pasien yang masih dapat diobati atau pasien- pasien dengan gagal organ tertentu dan dapat sembuh kembali. Bila tidak ada harapan untuk sembuh maka keputusan untuk perawatan intensive tidak tepat dan itu hanya untuk memperpanjang kehidupan. Sarana perawatan intensive careyang terbatas,sangat sulit memutuskan siapa yang dizinkan untuk mendapatkannya. Pasien dengan masalah jantung primer seperti udem paru harus dirujuk ke ICCU dengan register medis. 1 Intensive care digunakan untuk pasien yang membutuhkan ventilasi mekanik(atau dengan resiko sehingga membutuhkan ventilasi mekanik segera),dua atau lebih gagal organ atau pasien-pasien dengan gagal organ dengan harapan hidup masih tinggi. 1 HCU digunakan untuk pasien yang membutuhkan dukungan pernafasan yang non invasive,pengawasan cairan yang intensive dan kesadaran yang lemah.Paien –pasien dengan masalah metabolik yang berat,membutuhkan obat-obat

93120332-Ref-Rat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lkmjnhgfdcxsz

Citation preview

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Tujuan dari intensive care adalah untuk membantu pasien – pasien yang

masih dapat diobati atau pasien-pasien dengan gagal organ tertentu dan dapat

sembuh kembali. Bila tidak ada harapan untuk sembuh maka keputusan untuk

perawatan intensive tidak tepat dan itu hanya untuk memperpanjang kehidupan.

Sarana perawatan intensive careyang terbatas,sangat sulit memutuskan siapa yang

dizinkan untuk mendapatkannya. Pasien dengan masalah jantung primer seperti

udem paru harus dirujuk ke ICCU dengan register medis.1

Intensive care digunakan untuk pasien yang membutuhkan ventilasi

mekanik(atau dengan resiko sehingga membutuhkan ventilasi mekanik

segera),dua atau lebih gagal organ atau pasien-pasien dengan gagal organ dengan

harapan hidup masih tinggi.1

HCU digunakan untuk pasien yang membutuhkan dukungan pernafasan yang

non invasive,pengawasan cairan yang intensive dan kesadaran yang lemah.Paien –

pasien dengan masalah metabolik yang berat,membutuhkan obat-obat

vasoaktif,gagal salah satu organ atau diturunkan dari ICU.1

BAB II

Tinjauan Kepustakaan

2.1 Izin ICU.

2.1.1 Kriteria prioritas 

Sistem ini membagi mereka yang paling diuntungkan bila mendapatkan

perawatan ICU (Prioritas 1) sampai mereka yang tidak akan diuntungkan sama

sekali bila mendapatkan perawatan icu (Prioritas 4) .2

- Prioritas 1: pasien pasien sakit kritis, pasien tidak stabil yang

membutuhkan pengobatan intensif dan pemantauan yang tidak dapat

disediakan di luar ICU. Biasanya, perawatan ini termasuk

dukungan ventilator, infus obat vasoaktif berkelanjutan, dan lain

lain. Pada prioritas 1, pasien umumnya tidak memiliki batasan perawatan

untuk terapi yang diterimanya.Contohnya : pasien pasca operasi atau

gagal pernapasan akut yang membutuhkanventilasi  mekanik dan pasien

pasien shock atau pasien pasie hemodinamik tidak stabil yang

membutuhkan pemantauan invasif dan / atau obat obatan vasoaktif.2

- Prioritas 2: Pasien-pasien ini memerlukan pemantauan intensif dan

membutuhkan tindakan segera. Tidak ada batasan terapi yang ditetapkan

pada pasien ini. Contohnya pasien dengan sakit kronis yang berkembang

menjadi penyakit parah akut atau yang membutuhkan pembedahan.2

- Prioritas 3: Pasien tidak stabil dengan sakit kritis tetapi memiliki

kemungkinan sembuh yang kecil karena penyakit dasar yang diderita

atau jenis penyakit akut yang didialami. Pasien prioritas 3 mungkin

menerima perawatan intensif untuk meringankan penyakit akut tetapi

terapinya dibatasi seperti tidak diberikan intubasi atau resusitasi

cardiopulmonal. Contohnya pasien dengan keganasan metastatik dengan

komplikasi infeksi, temponade jantung, dan obstruksi jalan nafas.2

- Prioritas 4: Pasien yang umumnya tidak tepat untuk mendapatkan izin

masuk ICU. Izin untuk pasien ini harus secara individual, keadaan luar

biasa, dan dengan kebijaksanaan direktur ICU. Pasien pasien dapat

ditempatkan dalam kategori berikut:2

a. sedikit atau tidak mendapat manfaat dari perawatan

icu,berdasarkan pada resiko rendah terhadap penanganan aktif

yang tidak aman yang diberikan ditempat non ICU(kondisinya

cukup baik mendapatkan perawatan ICU) . Contohnya pasien-

pasien bedah pembuluh darah perifer,Ketoasidosis diabetik

hemodinamik stabil,Congestif heart failure ringan dan over

dosis obat yang sadar.

b. Pasien dengan penyakit terminal dan permanen menghadapi

kematian dalam waktu dekat (terlalu sakit untuk mendapatkan

keuntungan dari perawatan ICU) contohnya karena kerusakan

otak ireversibel,  kegagalan multi-organ yang irreversibel,

kanker metastatik yang tidak responsif terhadap kemoterapi dan

atau radioterapi(kecuali pasien pada protokol pengobatan

khusus),pasien dengan  keputusan untuk menunda perawatan

intensive care ,dan pasien yang mengalami kematian otak

tanpa organ donor atau pasien dengan penurunan kesadaran

permanen.

2.1.2 Kriteria Berdasarkan Sistem Organ2

a. Sistem Jantung

1. Miokard infark Akut dengan komplikasi

2. Syok Kardiogenik

3. Aritmia komplek yang memerlukan pemantauan ketat dan intervensi

ketat.

4. Gagal jantung kongestif akut dengan kegagalan pernapasan dan / atau

memerlukan dukungan hemodinamik.

5. Hipertensi emergency

6. Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, ketidakstabilan

hemodinamik, atau nyeri dada yang menetap

7. S / P cardiac arrest

8. Tamponade atau penyempitan Jantung dengan ketidakstabilan

hemodinamik.

9. Membedah aneurisma aorta

10. Blok jantung komplit

b. Sistem Paru

1. Kegagalan pernapasan akut yang memerlukan bantuan ventilator

2. Emboli paru dengan ketidakstabilan hemodinamik

3. Pasien di unit perawatan intermediate yang menunjukkan kegagalan

pernafasan

Kebutuhan perawat / perawatan pernafasan yang tidak tersedia di

level perawatan yang lebih rendah.

4. Hemoptysis masif

5. Gagal nafas yang membutuhkan intubasi.

c. Gangguan neurologis

1. Stroke akut dengan perubahan status mental

2. Coma: akibat metabolik, toksik, atau anoksik

3. Perdarahan intrakanial dengan potens herniasi

4. Perdarahan subarachnoid akut.

5. Meningitis dengan perubahan status mental atau penekanan sistem

pernapasan

6. Gangguan Sistem saraf pusat atau gangguan neuromuskuler dengan

pemburukan neurologis dan fungsi paru.

7. Status epileptikus

8. Pasien mati batang otak atau berpotensi mati batang otak yang sedang

agresif dirawat sementara untuk menentukan status donasi organ.

9. Vasospasme

10. Pasien cedera kepala berat.

d. Pemakaian Obat Overdosis

1. Menelan obat hemodinamik tidak stabil

2. Konsumsi obat dengan status mental berubah secara signifikan dengan

perlindungan jalan nafas yang tidak memadai.

3. Kejang setelah menelan obat

e. Gangguan gastrointestinal

1. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam kehidupan meliputi:

hipotensi, angina, perdarahan yang berlanjut, atau dengan kondisi

komorbiditas.

2. Gagal hati fulminan

3. Pankreatitis berat

4. Perforasi esofageal dengan atau tanpa mediastinitis

f. Endokrin

1.  Ketoasidosis diabetik dengan komplikasi oleh ketidakstabilan

hemodinamik, perubahan status mental, insufisiensi pernapasan atau

asidosis berat.

2. Thyroid storm atau koma myxedema dengan ketidakstabilan

hemodinamik

3.  Hiperosmolar dengan koma dan / atau ketidakstabilan hemodinamik

4. Masalah Lain endokrin seperti krisis adrenal dengan ketidakstabilan

hemodinamik

5. Hypercalcemia berat dengan perubahan status mental, yang

memerlukan pemantauan hemodinamik

6. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, perubahan status mental

7. Hypo atau hypermagnesemia dengan compresi hemodinamik atau

disritmia

8. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot

9. Hypophosphatemia dengan kelemahan otot

g. Bedah

 1. Pasien pasca-operasi yang memerlukan pemantauan hemodinamik /

dukungan ventilator atau perawatan intensif.

h. Miscellaneous

1. Septic shock dengan ketidakstabilan hemodinamik

2. Pemantauan hemodinamik

3. Kondisi klinis membutuhkan perawatan ICU

4. Cedera (petir, hampir tenggelam, hipo / hipertermia)

5. Terapi Eksperimental baru dengan potensi komplikasi

2.1.3 Parameter Penilaian Objektif2

Kriteria yang tersebut, sementara yang dicapai oleh konsensus, kriteria ini

dapat dimodifikasi berdasarkan keadaan lokal. 

Vital Signs

1. nadi < 40 or > 150 denyut/menit

2. tekanan sistolik < 80 mm Hg or 20 mm Hg dibawah tekanan darah

biasanya

3. Mean arterial pressure < 60 mm Hg

4. Tekanan diastolik > 120 mm Hg

5. Respiratory rate > 35 kali/minute

Nilai Laboratorium

1. natrium serum < 110 mEq/L or > 170 mEq/L

2. kalium serum < 2.0 mEq/L or > 7.0 mEq/L

3. PaO2 < 50 mm Hg

4. pH < 7.1 or > 7.7

5. glukosa serum > 800 mg/dl

6. kalsium serum > 15 mg/dl

7. Tingkat keracunan tertentu dari obat atau substansi kimia lainnya dengan

status hemodinamik dan neurologik yang membahayakan.

Radiography/Ultrasonography/Tomography

1. Perdarahan pembuluh darah cerebral, contusion atau perdarahan

subarachnoid dengan perubahan status mental atau tanda neurologis fokal

2. Ruptur viscera, kandung kemih, hati, varises esofagus or uterusdengan

hemodinamik tidak stabil

3. Pembedahan aneurysma aortic

Electrocardiogram

1. Myocardial infarct dengan aritmia komplek, hemodinamik tidak stabil,

atau gagal jantung kongestif.

2. Ventricular tachycardi atau fibrilasi ventricular

3. Block jantung komplet dengan hemodynamik tidak stabil

Temuan Klinis

1. Pupil anisokor pasien tidak sadar

2. Luka bakar > 10% BSA

3. Anuria

4. Obstruksi jalan nafas

5. Koma

6. Kejang yang berkelanjutan

7. Sianosis

8. Kardiak tamponade

2.2 Kriteria keluar dari ICU2

Kondisi pasien pasien yang diizinkan masuk ICU harus ditinjau

kembali secara terus menerus untuk menentukan pasien yang

tidakmembutuhkan perawatan ICU yang lebih lama:

a. Ketika status fisiologi pasien telah stabil dan tidak membutuhkan

pengawasan ICU lebih jauh.

b. Ketika status fisiologi pasien memburuk dan penanganan aktif tidak

dibutuhkan lagi.

Pemindahan perawatan ketingkat yang lebih rendah

dianjurkan.Kriteria penurunan pasien dari ICU hampir mirip dengan kriteria

izin masuk untuk tingkat perawatan lebih tinggi seperti HCU jika tersedia.

Bagaimanapun, tidak semua pasien yang membutuhkan perawatan HCU

setelah keluar dari HCU.

Kriteria keluar dari ICU dapat didasarkan pada kriteria berikut: 3

1. Hemodinamik stabil

2. Status respiratorius stabil

3. kebutuhan oksigen tidak lebih dari 60%

4. Tidak dibutuhkan dukungan inotropik atau vasopressor.

5. Dysrhythmiajantung yang terkontrol

6. Status neurologis stabil dengan kejang terkontrol

7. Pasien yang membutuhkan ventalasi mekanik kronik ( penyakit motor

neuron, cedera tulang belakang) dengan masalah masalah akut.

8. Pasien dengan tracheostomi yang tidak membutuhkan suction berkali

kali.

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai

berikut:

1. Tujuan dari intensive care adalah untuk membantu pasien –

pasien yang masih dapat diobati atau pasien-pasien dengan

gagal organ tertentu dan dapat sembuh kembali. Bila tidak ada

harapan untuk sembuh maka keputusan untuk perawatan

intensive tidak tepat dan itu hanya untuk memperpanjang

kehidupan.

2. Intensive care digunakan untuk pasien yang membutuhkan

ventilasi mekanik(atau dengan resiko sehingga membutuhkan

ventilasi mekanik segera),dua atau lebih gagal organ atau

pasien-pasien dengan gagal organ dengan harapan hidup masih

tinggi

3. Izin masuk ICU diklasifikasikan berdasarkan prioritas,sistem

organ dan parameter penilaian objektif.

4. Kriteria keluar ICU ditentukan oleh kondisi fisologis pasien

makin membaik atau memburuk sehingga tidak membutuhkan

perawatan ICU lagi dan dapat diturunkan ke tahap perawatan

yang lebih rendah.

Daftar Pustaka

1. Andrew, Francis .” icu admission criteria” www.sthk.nhs.uk/ diakses 3

Mei 2012

2. Task Force of the American College of Critical Care Medicine, Society of

Critical Care Medicine” Guidelines for intensive care unit admission,

discharge, and triage” Crit Care Med 1999; 27(3):633-638

http://www.learnicu.org/ (diakses 3 mei 2012)

3. NAICU (2006)” ICU Management Protocol No. 1. ADMISSION,

DISCHARGE CRITERIA AND TRIAGE “ http://www.msa.net.my/

(diakses 3 Mei 2012)