6
Degenerasi Facet Joint Epidemiologi Disebabkan karena penyakit degeneratif saraf karena pertambahan usia (kebanyakan muncul pada usia 60 tahun) Etiologi, patofisiologi, patogenesis Degenerasi permukaan/lapisan sendi. Osteoarthritis pada lapisan sendi. Saat dalam kondisi penyakit saraf degeneratif itu maka akan mngurangi kepadatan lempeng sendi yang akan memicu pseudospondylolisthesis dan kekakuan abnormal yang memicu rusaknya sendi. Skoliosis dan asimetris juga mempengaruhi penurunan fungsi sendi dan vice versa Fig.3.22 gambar merupakan hasil foto konvensional dgn posisi miring dari lumbal tulang belakang, tanda panah menunjukkan itu spondiloarthitis dengan menyempitnya sendi subchondral sklerosis dan marginal osteophyte Fig.3.23 a,b hasil foto AP-Lateral tulang cervix. Sklerosis pada lempeng sendi dengan penebalan yang signifikan serta menyempitnya ruang antar sendi Fig.3.24 hasil foto miring dari servikal ditemukan adanya forminal stenosis pad C3-C4 pada keadaan spondylarthitis Fig.3.25 CT-Scan pada L3 (axial, bone window) didapatkan batas-batas irreguler dari lempeng sendi dengan subchondral 1

94206175-Referat-Pterigium

  • Upload
    gie

  • View
    33

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 94206175-Referat-Pterigium

Degenerasi Facet Joint

Epidemiologi

Disebabkan karena penyakit degeneratif saraf karena pertambahan usia (kebanyakan

muncul pada usia 60 tahun)

Etiologi, patofisiologi, patogenesis

Degenerasi permukaan/lapisan sendi. Osteoarthritis pada lapisan sendi. Saat dalam

kondisi penyakit saraf degeneratif itu maka akan mngurangi kepadatan lempeng sendi

yang akan memicu pseudospondylolisthesis dan kekakuan abnormal yang memicu

rusaknya sendi. Skoliosis dan asimetris juga mempengaruhi penurunan fungsi sendi dan

vice versa

Fig.3.22 gambar merupakan hasil foto konvensional dgn posisi miring dari lumbal tulang

belakang, tanda panah menunjukkan itu spondiloarthitis dengan menyempitnya sendi

subchondral sklerosis dan marginal osteophyte

Fig.3.23 a,b hasil foto AP-Lateral tulang cervix. Sklerosis pada lempeng sendi dengan

penebalan yang signifikan serta menyempitnya ruang antar sendi

Fig.3.24 hasil foto miring dari servikal ditemukan adanya forminal stenosis pad C3-C4

pada keadaan spondylarthitis

Fig.3.25 CT-Scan pada L3 (axial, bone window) didapatkan batas-batas irreguler dari

lempeng sendi dengan subchondral sclerosis, penyempitan ruang antar sendi, dan

sebagian osteophyte dengan spondylarthritis

Fig.3.26 a-c hasil foto MRI dari lumbal (detil a;axial b;sagital c;T2). Efusi, subchondral,

osteophyte, deformasi.

Perbedaan diagnosa

Inflamasi: riwayat, erosi, perubahan-perubahan yang menunjukkan apakah radang atau

infeksi, kemungkinan synovitis

1

Page 2: 94206175-Referat-Pterigium

Referensi

Bohndorf K. Imhof H. Radiologische Diagnostic der Knochen und Gelenke, 2nd ed.

Stuttgart: Thieme 2006

Resnick, D, Niwayama G (eds). Diagnosis of Bone and joint Disorder. 3rd ed.

Philadelphia: Saunders 1995

Tournade A, Patay Z, Krupa P, Tajahmady T, Millon S, Braun M.A comparative study of

the anatomical, radiological and therapeutic features of the lumbar facet joints. Neuro-

radiology 1992:34:257

Vahlensieck M, Reiser M. MRT des Bewegungsapparates, 3rd ed. Stuttgard:thieme 2006

3. Uncovertebral Osteoarthritis

Definisi

Epidemiologi

Terjadi pada latar belakang dari penyakit degeneratif spinal dengan bertambahnya umur

Etiologi, patofisiologi, patogenesis

Proliferasi dari osteophyte termasuk batas posterolateral dari sendi luar yang tergelincir,

tidak convertebral “spondylosis”, postrauma, khususnya disana adalah bukan alat sendi

yang tergelincir termasuk batas dari sendi luar didalam servikal tulang belakang,

kehilangan berat sendi utama untuk iritasi lokal dengan tekanan dan tenaga tarik, tulang

stimulasi digaya ulang perubahan osteoarthritis yang juga disebabkan oleh skoliosis dan

asimetris.

Aspek klinis

Presentasi khusus

2

Page 3: 94206175-Referat-Pterigium

Penyakit teristimewa di dalam rotasi, membatasi atau memperkecil neural foramina juga

akan memproduksi gejala segmental

Pilihan terapi

Didalam sindrom penyakit servikal, analgesik, cortocoids, dan/atau infiltrasi dari

penyakit mengurangi obat-obatan yang terindikasi dari gejala radicular

Diagnosis banding

Congenital vertebral deformity

Referensi

Bohndorf K. Imhof H. Radiologische Diagnostic der Knochen und Gelenke, 2nd ed.

Stuttgart: Thieme 2006

3

Page 4: 94206175-Referat-Pterigium

KISTA SINOVIAL

EPIDEMIOLOGI

Insidensi kista sinovial akan meningkat seiring dengan penambahan usia individu. Kista

ini sering terjadi terutama pada usia 40-60 tahun. Penyakit ini lebih banyak menyerang

laki-laki daripada perempuan dan sering menyerang vertebra lumbalis.

ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI, dan PATOGENESIS

Kista sinovial dapat terjadi pada spondyloathritis akibat terjadinya iritasi sinovial yang

disertai dengan adanya efusi.

KESAN RADIOLOGI

MRI potongan sagital dan aksial merupakan pemeriksaan radiologik yang dapat

digunakan pada penyakit ini.

Pada gambaran CT scan, kista sinovial sulit untuk ditemukan karena kurangnya

kontrras pada jaringan lunak. Osteoathritis dapat terlihat dan ada nya peningkatan cairan

sinovial juga dapat terlihat dengan adanya penambahan kontras. Adanya hemmoragic dan

kalsifikasi juga dapat ditemukan di CT-scan

Pada gambaran MRI,

ASPEK KLINIS

GEJALA

Spondiloathritis biasanya menimbulkan gejala. Lumbago juga tampak sebagai timbulnya

gejala segmental sebagai akibat dari terjadinya stenosis spinal.

4

Page 5: 94206175-Referat-Pterigium

TERAPI

- Obat-obatan pereda nyeri

- Gejala radicular membutuhkan operasi (kista dapat melalui laminectomy dan

hemilaminectomy)

PROGNOSIS

Dubia ad bonam

DIAGNOSIS BANDING

Root canal cyst

Herniasi diskus

5