View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
1/17
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA
A. DEFINISIPneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru (Mansjoer,2000:465).
Menurut Price,(2005 : 804) pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
biasanya berasal dari suatu infeksi.
B. ETIOLOGIMenurut Price, 2005 : 805
1. Aspirasi secret yang berisi mikroorganisme pathogen yang telah berkolonisasi padaorofaring. Misalnya bakteri, virus dan jamur.
2. Inhalasi aerosol yang infeksius, asap pabrik, aspal, dsb.3. Penyebaran hematogen dari ektrapulmonal.
C. TANDA DAN GEJALA1. Pneumonia bacterialTanda dan gejala awitan pneumonia pneumococus bersifat mendadak, disertai
menggigil, demam, nyeri pleuritik, batuk, dan sputum yang berwarna seperti karat.
Ronki basah dan gesekan pleura dapat terdengar diatas jaringan yang terserang,
pernafasan cuping hidung, penggunaan otot-otot aksesoris pernafasan
2. Pneumonia virusTanda dan gejala sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala,
nyeri otot dan kelemahan, nadi cepat, dan bersambungan (bounding)
3. Pneumonia aspirasiTanda dan gejala adalah produksi sputum berbau busuk, dispneu berat, hipoksemia,
takikardi, demam, tanda infeksi sekunder
4. Pneumonia mikoplasmaTanda dan gejala adalah nadi meningkat, sakit kepala, demam, faringitis.
(Price,2005:806)
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
2/17
D. KLASIFIKASIKlasifikasi berdasarkan patologi, etiologi dan klinis menurut Price dan Arif Mutaqin
sebagai berikut:
1. Berdasarkan patologis:a. Pnumonia lobaris
Timbul bila organisme berkolonisasi luas pada ruang alveolar yang menyebabkan
kosolidasi seluruh lobus disebabkan oleh pnumokokus.
b. BroncopneumoniaTimbul bila organism berkolonisasi pada bronkus dan meluas ke alveoli.
c. Infeksi virusMenyebabkan peradangan interstitial melalui sel-sel limfoid, dapat sembuh
spontan.
d. Infeksi fungus atau tuberculosis paruMenyebabkan kerusakan nekrosis pada jaringan paru.
2. Berdasarkan etiologi:Tipe Etiologi Faktor resiko Tanda dan gejala
1. Sindrom
topical/ bakteri
2. Sindrome
atipikal.
Streptococcus
pneumonia
bakteri grampositif yang
secara alamiah
tinggal pada
traktus
respiratorius.
a. Hemophylus
influenza.
b. Stapylococus
aureus.
a. Sickle cel
disease.
b. Hypogama-globulinemia
c. Multiple
myeloma
a. Usia tua.
b. COPD
c. Influenza
d. Anak-anak
a. Menggigilb. Demam 39-40
oC.
c. Nyeri dada pleuritik.d. Batuk produktif, sputum hijau
purulen dan mungkin mengandung
bercak darah serta hidung
kemerahan.
e. Retraksi intercostals.
f. Penggunaan otot asesoris.
g. Bisa timbul sianosis.
a. Malaise, nyeri kepala, nyeri
tenggorokan dan batuk kering.
b. Nyeri dada karena batuk.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
3/17
3. Sindrom
aspirasi
4. Hematogen
c. Mycoplasma
pneumonia
a. Aspirasi gram
negative:
klebsiela,
pseudomonas,
serratia,
enterobacter,
proteus.
b. Bakteri gram
positif:
staphylococcus
c. Aspirasi asam
lambung
Terjadi bila
bakteri pathogen
menyebar
keparu melaluialiran darah:
Staphylococcus,
E.Coli, baktri
anaerob enteric.
e. Dewasa muda
a. Kondisi lemah
karena alcohol
b. Perawatan,
misalnya infeksi
nosokomial
c. Gangguan
kesadaran
a. Cateter IV
yang terinfeksi.
b. Endocarditis
c.Penyalahgunaanobat
d. Abses intra
abdominal
e. Pyelonefritis
f. Empyema
kandung kemih
a. Demam rendah dan batuk.
b. Produksi sputum bau busuk.
c. Foto dada: jaringan intersisial
yang terkena tergantung dari
bagian parunya.
d. Infeksi gram positif atau
negative.
e. Gambaran klinik mungkin sama
dengan pneumonia klasik: distres
respirasi mendadak, dispnea berat,
sianosis, batuk, hypoksemia, dan
diikuti tanda infeksi sekunder.
a. Gejala pulmonal timbul minimal
dibanding gejala septicemia
b. Batuk non produktif dan nyeri
pleuritik sama dengan yang terjadipada emboli paru
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
4/17
E. STADIUMStadium dari Pneumonia bakteri yang disebabkan oleh bakteri Pneumonia Pneumococcus
yang tidak terobati adalah sbb :
1. Penyumbatan ( 4- 12 jam pertama ): eksudat serosa mauk dalam alveolus daripembuluh darah yang bocor.
2. Hepatisasi merah ( 48 jam berikutnya ),paru paru tampak merah dan tampakbergranula karena eritrosit, fibrin, dan leukosit polimorphonukleus ( PMN) mengisi
alveolus.
3. Hepatisasi kelabu ( 3-8 hari ) paruparu tampak abu- abu karena leukosit dan fibrinmengalami konsolidasi didalam alveolus yang terserang.
4. Resolusi ( 7-11 hari ), eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofagsehingga jaringan kembali kepada struktur semula. ( Price, 2005: 806)
F. FAKTOR RESIKO1. Usia diatas 65 tahun
Karena pada usia > 65 tahun karena daya tahan dan kemampuan melawan serangan
kuman pada lansia sudah jauh menurun dibandingkan dengan orang dewasa yang
lebih muda. Respons perlawanan tubuh terhadap serangan kuman, yaitu misalnya
demam dan batuk sudah tidak berjalan secara optimal. Selain itu, lemahnya daya
tahan tubuh juga menyebabkan kuman penyebab peradangan bisa bermacam-
macam..
2. Anak dengan umur
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
5/17
Penurunan system imun menyebabkan respon perlawanan tubuh terhadap infeksi
juga menurun.
6. Malnutrisikurangnya protein menyebabkan antibody tidak terbentuk, sehingga pertahanan
tubuh terhadap infeksi juga menurun
7. Pemasangan ETT dalam jangka waktu yang lama, dan keadaan ETT yang kurangbersih.
dapat menyebabkan masuknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran pernafasan
sehingga dapat memicu terjadinya pneumonia.
8. Riwayat Infeksi Pernafasan Kronikpasien mengalami kerusakan paru sehingga mudah untuk terjadi infeksi paru
berulang (Price, 2005:804)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan Radiologi : Thorak foto mendeteksi
adanya penyebaran ( missal dari lobus kebronkhial ), multiple abses / infiltrate, empiema ( staphylococcus) penyebaran atau lokasi infiltrasi ( bacterial) penyebaran extensive nodul infiltrate ( sering kali viral ) pada pneumonia mycoplasma chest- X ray mungkin bersih.
2. Test Fungsi ParuVolume paru mungkin menurun ( kongesti dan kolaps alveolar ), tekanan saluran
udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara menurun, hypoksemia.
Tes Fungsi Paru Terdiri atas :
a. .Test Ventilasi (digunakan alat SPIROMETER, PEAK FLOW METER (MiniWright Peak Flow Meter), Bodyplethysmograph.
b. Test kapasitas diffusi, dengan alat Alveo-Diffusion Tester.c. Uneven Ventilation dengan Capnograph.
Instrumen/peralatan-peralatan diatas termasuk peralatan utama/ Induk, namun
untuk operasional masih memerlukan alat-alat pendukung lainnya, seperti X Y
RECORDER dllnya.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
6/17
3. Laboratorium. Darah lengkap ( Complete blood count CBC) : leukositosis biasanya
timbul,meskipun nilai pemeriksaan sel darah puth ( leukosit / WBC) rendah pada
infeksi virus )
LED meningkat, ada tanda infeksi Pemeriksaan elektrolit natrium dan kalium untuk mengetahui adanya
keseimbangan cairan elektrolit dan asam- basa darah. Elektrolit sodium dan
klorida mungkin rendah karena pada pasien dengan pnumonia didapatkan mual
muntah sehingga dapat ditemukan kekurangan cairan dan elektrolit.
Test serologi : membantu dalam membedakan diagnosis pada organisme secaraspesifik .
Kultur sputum dan darah (pewarnaan gram ) didaptkan dengan needle biopsy,aspirasi transtrakheal fiberoptic bronchoscopy,atau biopsy paru paru terbuka
untuk mengeluarkan organisme penyebab. Lebih dari satu organisme dapat
ditemukan seperti diplococcus pneumonia, staphylococcus aureus, A. Hemplytic
Streptococcus dan hemophylus influenzae
Analisis gas darah dan pulse oximetry : abnormalitas mungkin timbul tergantungdari luasnya kerusakan paru- paru. ( Soemantri,2008: 70)
H. PENATALAKSANAAN1) Pemberian terapi :
a. Antibiotika yang sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil pewarnaan.b. Penisilin G merupakan antibiotika pilhan untuk infeksi oleh Streptococcus
.Pneumonia.,Medikasi efektif lainnya termasuk Eritromisin, klndamisin,
sefalosporin generasi kedua dan ketiga, Trimetoprim sulfametoksazol ( bactrim ,
TMP-SMZ).
c. Bronchodilator seperti aminophylin dan mukolitik berfungsi untuk memperbaikidrainase secret dan distribusi ventilasi.
d. Simptomatik : antipiretik diberikan untuk menurunkan panas akibat reaksi infeksi,analgesic diberikan untuk mengurangi nyeri akibat peradangan, biasanya pada
penuomonia diadapatkan nyeri dada.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
7/17
2) Pemberian oksigen yang adequate untuk menurunkan perbedaan oksigen di alveoli arteri dan mecegah hypoksia selluler.
3) Pemberian cairan intra vena untuk pemenuhan hidrasi tubuh dan pengaturankeseimbangan cairan elektrolit dan asam- basa darah.
4) Pemberian nutrisi yang adequate diet TKTP ( bila tidak ada kontra indikasi ): pemberiannutrisi yang adekuat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
sehingga infeksi tidak semakin parah.
5) Istirahat tirah baring dan posisi semi fowler /fowler: memaksimalkan ekspansi parusehingga dapat mengurangi sesak.
I. PatofisiologiBakteri penyebab pneumonia masuk ke paru melalui saluran pernafasan menyebabkan
reaksi berupa edema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian
paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadi sebukan sel PMN
(polimorfonuklear), fibrin, eritrosit, cairan dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk
dalam stadium hepatisasi merah yang biasanya terjadi antara 48 jam. Selanjutnya terjadi
kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin ke permukaan pleura dan ditemukan pula
fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat. Proses ini masuk
dalam stadium hepatisasi kelabu terjadi dalam waktu 3-7 hari. Dilanjutkan stadium
resolusi dimana terjadi peningkatan jumlah makrofag di alveoli, degenerasi dan
menipisnya fibrin serta menghilangnya kuman dan debris.
J. WOC (terlampir)K. KONSEP KEPERAWATAN
(1)Pengkajian Data Fokusa. Identitas Usia: bayi dan anak kecil lebih rentan terkena penyakit ini karena respon imunitas
mereka masih belum berkembang dengan baik (price,2005:804)
Tempat tinggal Pneumonia atipikal banyak terjadi pada tempat dengan kondisihidup yang padat (Wong, 2003:460).
b. Keluhan utama : batuk, sesak nafas, nyeri dada, demam, anoreksia, menggigil, nyerikepala, malaise.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
8/17
c. Riwayat penyakit sekarang :Batuk, demam timbul secara mendadak, tidak berkurang dengan obat batuk. Pada awal
mula batuk tanpa secret, tetapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif,
dengan mucus purulen kekuningan, kehijauan, kecoklatan atau kemerahan sering
berbau busuk. Selanjutnya diikuti demam tinggi, lemas, nyeri kepala dan frekwensi
pernafasan cepat.
d. Riwayat penyakit dahulu. Adanya riwayat infeksi saluran nafas atas ( ISPA) Riwayat penyakit yg menurunkan daya tahan tubuh :AIDS. Riwayat pemakaian antibiotika yang lama, immunosupresif, dan radiasi Klien yg dirawat dengan menggunakan alat medis life support seperti ventilator
dengan pemasangan trakheostomi, selang endotrakheal.
Riwayat alergi ;obat, makanan.e. Riwayat kesehatan keluargaf. Riwayat menderita pneumonia, infeksi saluran nafas, DM.g. Riwayat Psikososial
Kecenderungan keluarga akan mengalami kecemasan terkait dengan kondisi : panas,
sesak, nyeri saat bernafas, batuk-batuk, malas makan.
h. Kebutuhan dasar Nutrisi sering terjadi mual, muntah, anorexia terkait dengan mucus yg berbau
busuk yang dapat menyebabkan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Aktivitas intoleransi aktivitas, karena kurangnya suplai oksigen. Istirahat kecenderungan tidur menggunakan bantal lebih dari satu, atau tidur
dengan posisi semi fowler/ fowler untuk memudahkan bernafas.
i. Pemeriksaan Fisik.1. B1 = breath = system pernafasan.1. Bentuk dada simetris, expansi paru tertinggal pada paru yg mengalami
konsolidasi, retaksi intercostalis ringan sampai berat pernafasan cuping hidung
dan penggunaan otot bantu nafas tergantung derajat sesak.
2. fremitus vocal meningkat pada area konsolidasi,3. suara nafas : ronkhi basah dan halus, whezing.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
9/17
4. perkusi dinding thorak ; redup pada area konsolidasi.5. Frekwensi nafas : cepat dan dangkal takut nafas dalam karena nyeri pleuritik.6. Tanda sianosis perifer ( kulit ) dan sianosis central : mukosa bibir, wajah
2. B2 = Blood = system hemodinamik.- Denyut nadi cepat ( takhicardia) dan lemah, suhu hypertemia, tekanan darah
normal
- Bunyi jantung regular diapex ICS 4-5 midklavkularis sinistra.- Vena jugularis ada bendungan bila ada komplikasi cor- pulmonal- Perkusi : batas jantung tidak mengalami pergeseran.- Pada hypoksemia berat terdapat tanda cyanosis, CRT lambat.- Turgor
3. B3 = brain ( system neurology )- Pada pneumonia berat didapatkan penurunan kesadaran, wajah / expresi wajah
klien meringis kesakitan, meregang, menggeliat.
4. B 4 = Bladder ( system perkemihan )- Ada / tidak distensi kandung kemih
5. B5 = bowel ( system gastrointestinal )- Auscultasi bising usus terdengar lemah akibat immobilisasi
6. B 6 = Bone ( system musculoskeletal )Kekuatan otot normal
(2) Diagnosa Keperawatan.
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningatan produksi sputum2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan difusi oksigen antara alveoli
dan membran kapiler4. PK: septik syok berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder5. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu
sekunder akibat infeksi bekterimia/viremia
6. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksiseluler untuk mengeluarkan toksin, batuk persisten.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
10/17
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsumakan dan diare sekunder akibat infeksi
8. Kekurangan volume cairan9. Gangguan keseimbangan elektrolit tubuh
(3) intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum yangditandai dengan RR meningkat, terdengar ronkhi, batuk tidak efektif, sesak, produksi sputum
(warna: kuning kehijauan, merah; kekentalan, jumlah).
Tujuan: Pasien menunjukkan keefektifan bersihan jalan nafas setelah dilakukan tindakan
keperawatan dengan kriteria hasil:
- RR 12-24 x/mnt- Ronkhi berkurang/tidak terdengar ronkhi- Sesak nafas berkurang/tidak sesak lagi- Produksi sputum berkurang- Batuk efektifIntervensi:
1. Jelaskan pada pasien penyebab ketidakefektifan jalan nafasR/ Peradangan dari parenkim paru menyebabkan produksi sekret meningkat ditunjang
dengan batuk tidak efektif sehingga terjadi penumpukan sekret dan mengalami obstruksi
jalan nafas yang mengakibatkan ketidakefektifan jalan nafas
2. Beri minum air hangatR/ Air hangat dapat menjaga sekresi tetap lembab dan membantu proses drainase sekret
3. Lakukan penguapan memakai alat berocare/nebulizer dengan terapi mukolitik danbronkodilator
R/ mukolitik dapat mengencerkan sekret dan bronkodilator dapat melebarkan
bronkus/jalan nafas.
4. Berikan clapping dan fibrasi pada daerah paru yang terdapat sekretR/ clapping dan fibrasi membantu merontokkan sekret pada dinding paru dan
membawanya ke saluran nafas yang lebih besar.
5. Lakukan penghisapan/suction
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
11/17
R/ Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada pasien yang
tidak mampu batuk efektif.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotikR/ antibiotik mempunyai aktivitas untuk membunuh bakteri dalam alveoli.
7. Observasi RR, pola pernafasan, suara nafas tambahan dan karakteristik sputumR/ Pengeluaran sekret dan suara nafas vesikuler menandakan adanya kepatenan jalan
nafas.
2. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigenditandai dengan pasien mengeluh sesak, nadi meningkat, RR meningkat, terdapat retraksi
ICS, penggunaan otot bantu pernafasan.
Tujuan: Pasien dapat menunjukkan perbaikan oksigen yang adekuat setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil :
- Pasien tidak sesak- Nadi 60-100x/mnt- RR 12-24 x/mnt- Tidak ada retraksi ICS- Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasanIntervensi:
1. Jelaskan kepada keluarga penyebab dari sesakR/ Sesak terjadi karena adanya penumpukan sekret sehingga terjadi penyempitan jalan
nafas, hal ini menyebabkan oksigen yang masuk menjadi berkurang
2. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisiR/ Meningkatkan inspirasi maksimal dan meningkatkan pengeluaran sekret untuk
memperbaiki ventilasi
3. Berikan oksigen dengan metoda yg diharuskanR/ Oksigen memperbaiki hypoksia, diperlukan observasi yang cermat terhadap aliran
dan prosentase pemberian
4. Berikan bronchodilator sesuai yg ditentukanR/ Bronkhodilator mendilatasi jalan nafas dan membantu melawan oedema mukosa
bronchial dan spasmemuskuler
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
12/17
5. Observasi sesak pasien, nadi, RR, retraksi ICS, penggunaan otot bantu pernafasanR/ Deteksi adequatnya distribusi oksigen dalam tubuh
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan difusi oksigen antara alveoli danmembran kapiler yang ditandai dengan sesak, sianosis, retraksi ICS, RR , PCO2 , PO2
Tujuan: Pasien menunjukkan perbaikan pertukaran gas setelah dilakukan tindakan
keperawatan dengan kriteria hasil:
- Pasien tidak sesak/sesak berkurang- Tidak sianosis- Tidak ada retraksi ICS dan tidak ada nafas cuping hidung- RR 12-24x/mnt- PO2 dalam batas normal (80-100 mmHg)- PCO2 dalam batas normal (35-45 mmHg)
Intervensi:
1. Jelaskan pada pasien penyebab kulit pucatR/ Peradangan dari parenkim paru menyebabkan adanya akumulasi eksudat pada paru
sehingga mengganggu difusi O2 dan CO2 sehingga suplay O2 ke jaringan perifer
berkurang
2. Tingkatkan tirah baring, batasi aktivitas dan bantu kebutuhan perawatan diri sehari-harisesuai kebutuhan pasien.
R/ Aktivitas dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan dapat memperberat gejala
3. Pemberian oksigen sesuai kebutuhanR/ Terapi oksigen dapat mengkoreksi hipoksemia yang terjadi
4. Kolaborasi dalam pemeriksaan AGDR/ Pemeriksaan AGD dapat menunjukkan penurunan kadar oksigen dan peningkatan
kadar CO2 .
5. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.R/ Tindakan ini dapat meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran
sekret untuk pernaikan ventilasi.
6. Observasi adanya sianosis, dispneu berat, takipnoe dan retraksi dada.R/ Menunjukkan keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
13/17
4. PK: Septik syok yang ditandai dengan suhu meningkat, nadi meningkat, RR meningkat, kulitkemerahan.
Tujuan: Pasien dapat menunjukkan berkurangnya infeksi akibat pneumonia dan meningkatnya
system imun setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil:
- Suhu tubuh normal (36,5 0C-37,5 0C)- Nadi 60-100 x/mnt- RR 12-24 x/mnt- Kulit tidak merahIntervensi:
1. Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya menjaga pasien dari penularan infeksi darilingkungan sekitar
R/ Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain
2. Batasi pengunjungR/ Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain
3. Kolaborasi dalam pemberian antibioticR/ Digunakan untuk membunuh bakteri pneumonia. Kombinasi antiviral dan antijamur
digunakan bila pneumonia diakibatkan oleh organisme campuran
4. Observasi tanda-tanda infeksiR/ Menunjukkan keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
5. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunderakibat infeksi bekterimia/viremia yang ditandai dengan suhu >37,5
oC, kulit kemerahan, akral
panas, takikardia.Tujuan: Pasien mengalami penurunan suhu setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan
kriteria hasil :
- Pasien panasnya turun (36,5-37,5oC)- Kulit tidak tampak kemerahan- Akral hangat- Nadi normal (60-100x/menit)
Intervensi:
1. Jelaskan kepada pasien penyebab demam.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
14/17
R/ Demam disebabkan karena adanya proses peradangan oleh bakteri yang masuk dalam
tubuh
2. Berikan kompres air hangatR/ Demam disebabkan karena adanya proses peradangan oleh bakteri yang masuk dalam
tubuh.
3. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat.R/ Pakaian tipis mempercepat penurunan suhu dengan cara radiasi.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik dan antipiretikR/ Antipiretik mengandung parasetamol yang dapat membantu untuk menurunkan panas
5. Observasi kondisi pasien: suhu tubuh 36,537,5oC, akral hangat, badan tidak panas, nadinormal
R/ Hasil observasi menunjukkan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.
6.Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkhim paru, reaksi seluler untuk mengeluarkantoksin, batuk persisten ditandai dengan pasien mengungkapkan nyeri dada, nadi meningkat,
TD meningkat, raut wajah kesakitan, VAS 2-3
Tujuan: Pasien merasa nyaman dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil:
- Ungkapan rasa nyeri berkurang- Ekspresi wajah rileks- VAS 1-2-Nadi 60-100 x/mnt- TD 120/80 mmHgIntervensi:
1. Jelaskan pada pasien penyebab nyeriR/ Nyeri disebabkan karena adanya proses peradangan pada paru
2. Ajarkan klien menahan dada saat batukR/ Menahan dada sebagai tindakan fixaxi, mempersempit pintu pengendalian nyeri
sehingga rangsangan nyeri sedikit yang diantarkan ke otak
3. Ajarkan teknik mengurangi rasa nyeri dengan rileksasi, distraksiR/ Meningkatkan kerjasama klien dalam penanganan nyeri
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
15/17
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesic sesuai ketentuanR/ Analgesik merubah persepsi dan interpretasi nyeri dgn menekan SSP
5. Observasi keluhan nyeri, TD, Nadi, VASR/ Deteksi keberhasilan tindakan untuk menentukan tindakan selanjutnya
7. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan akibat
adanya penumpukan sekret yang ditandai dengan BB menurun, lemas, pasien
mengungkapkan kurang nafsu makan.
Tujuan : Pasien menunjukkan perbaikan nutrisi setelah dilakukan tindakan keperawatan
dengan kriteria hasil
Pasien tidak lemas Tidak muntah Peningkatan BB 0,5 kg/mingguIntervensi
1. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat dan tipe diet TKTP yang dibutuhkan.R/ Intake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan protein untuk proses
penyembuhan.
2. Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering, jika mungkin kombinasikan denganmakanan yang disukai
R/ Makanan dalam jumlah sedikit namun sering akan menambah energi. Makanan yang
menarik dan disukai dapat meningkatkan selera makan.
3. Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetik.R/ Mengurangi tidak enak pada perut.
4. Observasi BB tiap hari dengan alat ukur yang sama.R/ Peningkatan berat badan menandakan indikator keberhasilan tindakan.
8.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui feses ditandai
dengan: dengan mukosa bibir kering, mata cowong, turgor kulit tidak elastis, produksi urine
menurun, nadi meningkat.
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
16/17
Tujuan: Pasien menunjukkan pemenuhan volume cairan secara adekuat setelah dilakukan
tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: mukosa bibir lembab, mata tidak cowong, turgor
kulit elastis, produksi urine 1 cc/kg BB/jam, nadi 80-100x/mnt
Intervensi:
1) Jelaskan tentang pentingnya masukan oral yang adekuatR/ Masukan oral yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan akibat diare.
2) Berikan larutan rehidrasi oral (LRO) untuk rehidrasi dan penggantian kehilanganmelalui feses
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang melalui diare.
3) Anjurkan untuk banyak minum sesuai kebutuhan tubuhR/ Masukan oral yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan akibat diare.
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui IV sesuai ketentuanuntuk dehidrasi hebat dan muntah.
R/ Mengganti cairan yang hilang karena diare
5) Kolaborasi dengan dokter dalam Pemberian obat anti diare, antibiotika, anti emeticsesuai tertentuan
R/ Anti diare mengurangi peristaltic usus, antibiotika membunuh kuman penyebab
infeksi, anti emetic mengurangi mual & muntah
6) Observasi tiap 3 jam : balance cairan, mukosa bibir, kecowongan kelopak matadan nadi
R/ Deteksi tingkatan dehidrasi dan menentukan tindakan selanjutnya
9.gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran cairan
berlebihan melali diare dan muntah
Tujuan : Pasien menunjukkan adanya keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: urine dalam batas normal
1cc/kgBB/jam, nadi dan TD dalam batas normal, Na dalam batas normal (135-145).
Intervensi:
1) Berikan pasien minum sesuai kebutuhan tubuhR/ Membantu meningkatkan kehilangan cairan akibat diare
2) Beri oksigen dengan metode yang diharuskanR/ Mempertahankan nafas dan sirkulasi pasien tetap adekuat
7/29/2019 98771538 Laporan Pendahuluan Pneumonia Repaired
17/17
3) Berikan larutan RL ivR/ Cairan Ringer Laktat merupakan cairan yang
4) Tinggikan kaki pasienR/ Untuk memperbaiki sirkulasi serebral yang lebih baik dan mendorong aliran darah
vena kembali ke jantung
(4) Evaluasi
a. Pasien menunjukkan keefektifan bersihan jalan nafas
b. Pasien dapat menunjukkan perbaikan oksigen yang adekuat
c. Pasien menunjukkan perbaikan pertukaran gas
d. Pasien dapat menunjukkan berkurangnya infeksi
e. Pasien mengalami penurunan suhu tubuh
f. Pasien merasa nyaman dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi
g. Pasien menunjukkan perbaikan nutrisi
h. Pasien menunjukkan peningkatan aktivitas
i. pasien menunjukkan kebutuhan cairannya terpenuhi
j. pasien menunjukkan tidak ada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.