71
KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING YANG MENDAPAT WAFER PAKAN KOMPLIT BERBASIS TONGKOL JAGUNG DENGAN LEVEL TEPUNG RESE BERBEDA SKRIPSI OLEH FADLY HIDAYAT ILYAS I 111 11 004 FAKULTAS PETERNAKAN i

repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING YANG MENDAPAT WAFER PAKAN KOMPLIT BERBASIS TONGKOL

JAGUNG DENGAN LEVEL TEPUNG RESE BERBEDA

SKRIPSI

OLEH

FADLY HIDAYAT ILYASI 111 11 004

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2016

i

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING YANG MENDAPAT WAFER PAKAN KOMPLIT BERBASIS TONGKOL

JAGUNG DENGAN LEVEL TEPUNG RESE BERBEDA

SKRIPSI

OLEH

FADLY HIDAYAT ILYASI 111 11 004

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2016

ii

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fadly Hidayat Ilyas

NIM : I111 11 004

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya sekripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, November 2016

Fadly Hidayat Ilyas

iii

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

iv

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga

selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya,

sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis

juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku ayahanda A.Ilyas,SP dan ibunda Ariyanti Saleh, SP,

dan Tante Ariyanni Saleh, serta saudaraku yang selama ini banyak

memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran, dorongan dan materi

kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc sebagai pembimbing utama dan Dr.

Ir. Hj. Rohmiyatul Islamiyati, M.P selaku pembimbing anggota yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya

penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu

Ir. Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A

v

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Syamsu, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin.

5. Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Raharjda, M.Sc selaku penasehat akademik

yang senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku

perkuliahan.

6. Bapak Prof. Dr. H. Muh Rusdy, M.Sc., Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong,

MP., Ibu Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si., dan Ibu Dr. Sri Purwanti, S.Pt,

M.Si selaku dosen pembahas yang telah banyak memberikan saran-saran

dan masukan untuk perbaikin skripsi ini

7. Bapak Ir. H. Muhammad Zain Mide, MS. terima kasih atas bimbingannya

selama penulis melakukan penelitian.

8. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya

selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

9. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah

memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama

penulis berada di bangku kuliah.

10. Kepada teman penelitian Sukri, Khaerunnisa, eka, dan haliq yang telah

banyak membantu selama berada dilapangan.

11. Kepada teman-teman dikandang Muh.Yusuf, Muh. Sukri, Muh. Adnan,

Muh. Fajrul, Muh, Chaidir , Darwis, Arditia, DLL yang mendukung dan

memberikan doa, saran dan dorongan kepada penulis.

vi

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

12. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil

di Kampus Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis

di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

13. Teman-teman KKN Reguler UNHAS GEL.87 Kab. BONE Kec. Ajangale

terkhusus kepada posko Desa Leppangeng: Appar, Fais, Suci, Nilda, May,

dan Lilis semoga apa yang menjadi kebersamaan kita akan selalu ada

untuk tetap menjadikan kita sebagai saudara.

14. Sahabat-sahabat kelas PROTEK 2011 terima kasih atas segala cinta,

pengorbanan, bantuan, pengertian, candatawa, serta kebersamaannya

selama ini.

15. Buat Suci Ramadani, S.Pt yang selalu menemani dan memberi semangat

dalam menyelesaikan Skripsi ini.

16. Buat keluarga MATERPALA UNHAS, KPA PHINISI, KKMB UNHAS,

HMI (komisariat peternakan), SEMA FAPET-UH yang telah memberikan

banyak ilmu, serta mendukung dan penginspirasi penulis.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu

memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga

Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin

Makassar, November 2016

Fadly Hidayat Ilyas

vii

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Fadly Hidayat Ilyas (I 111 11 004). Konsumsi Protein Kasar Dan Serat Kasar Kambing Yang Mendapat Wafer Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung Dengan Level Tepung Rese Berbeda. (Dibawah bimbingan Asmuddin Natsir sebagai Pembimbing Utama dan Rohmiyatul Islamiyati sebagai Pembimbing Anggota).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung rese yang berbeda dalam pembuatan wafer berbahan baku utama tongkol jagung terhadap konsumsi protein dan serat kasar pada ternak kambing. Percobaan dilaksanakan berdasarkan Rancangan Bujur Sangkar Latin (4 x 4). Perlakuan adalah P1 = wafer tongkol jagung mengandung tepung rese 0%, P2 = wafer tongkol jagung mengandung tepung rese 5%, P3 = wafer tongkol jagung mengandung tepung rese 10%, P4 = wafer tongkol jagung mengandung tepung rese 15%. Sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan level tepung rese berbeda dalam wafer tongkol jagung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein kasar dan serat kasar. Disimpulkan bahwa penggunaan tepung rese dengan level berbeda dalam pembuatan wafer tongkol jagung tidak mempengaruhi tingkat konsumsi protein kasar dan konsumsi serat kasar pada kambing.

Kata Kunci: Tongkol jagung, wafer pakan komplit, konsumsi, protein kasar, serat kasar.

viii

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Fadly Hidayat Ilyas (I 111 11 004). Consumption Of Crude Protein And Crude Fiber Goat Which Got Corn Cobs Based Complete Feed Wafer With Different Levels Of Rese Meal. (Under the supervision of Asmuddin Natsir, as the main supervisor and Rohmiyatul Islamiyati, as the Cosupervisor).

ABSTRACT

The purpose of this research was to study the effect different levels of rese meal in corn cob-based wafer on crude protein and crude fiber intake of goat. The experiment was carried out according to 4x4 latin square design. The treatments were P1= corn cobs-based wafer + 0% rese meal, P2= corn cobs-based wafer + 5% rese meal, P3= corn cobs-based wafer + 10% rese meal, P4= corn cobs-based wafer + 15% rese meal. Statistical analysis indicated that levels of rese meal ini the corn cobs-based wafer did not significantly (P>0,05) effect crude protein and crude fiber consumption. The concusion improving levels of rese meal in the corn cobs-based wafer does not improve the consumption of crude protein and crude fiber in goats.

Keyword: Corn cobs, Complete feed wafer, crude protein intake, crude fiber intake.

ix

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i

HALAMAN JUDUL...................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

ABSTRAK..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiii

PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kambing ................................................................... 5Pakan Komplit......................................................................................... 6Wafer....................................................................................................... 7Tongkol Jagung....................................................................................... 8Bahan Pakan Sumber Protein.................................................................. 9Bahan Pakan Sumber Energi................................................................... 10Konsumsi Protein Kasar ......................................................................... 13Konsumsi Serat Kasar ............................................................................ 14

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat.................................................................................. 16Materi Penelitian..................................................................................... 16Perlakuan dan Rancangan Percobaan...................................................... 17Prosedur Pembuatan Wafer Tongkol Jagung ......................................... 19Prosedur Penelitian.................................................................................. 20Pengambilan Sampel............................................................................... 20Peubah yang Diukur ............................................................................... 21Analisis Sampel ...................................................................................... 21Pengolahan Data ..................................................................................... 23

x

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Protein Kasar......................................................................... 24 Konsumsi Serat Kasar............................................................................ 25

KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28

LAMPIRAN

xi

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Denah perlakuan wafer tongkol jagung ............................................... 172. Komposisi bahan pakan tiap perlakuan ............................................... 183. Kandungan nutrisi bahan pakan wafer pakan komplit ......................... 184. Kandungan mineral sapi per kilogram ................................................. 185. Kandungan nutrisi setiap perlakuan ..................................................... 196. Rataan konsumsi protein kasar dan serat kasar pada kambing ............ 24

xii

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Prosedur pembuatan wafer tongkol jagung untuk kambing ................ 19

xiii

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kambing murupakan hewan yang banyak diternakan oleh masyarakat.

Kambing dikenal hidup di daerah tropis dan mempunyai kelebihan sebagai

penghasil daging dan susu, serta kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

organic, serta kulitnya memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Salah satu faktor penting yang menentukan keberlanjutan peternakan

ternak ruminansia adalah suplai secara konsisten sumber pakan yang murah tetapi

mempunyai nilai nutrisi yang mencukupi. Namun demikian, di negara tropis

seperti Indonesia ketersediaan pakan secara kontinyu baik kualitas dan kuantitas

masih terkendala terutama pada saat musim kemarau. Hal ini diperoleh dengan

semakin terbatasnya lahan khusus untuk penggembalaan ternak. Ternak

ruminansia umumnya diusahakan secara terintegrasi dengan lahan tanaman

pangan ataupun tanaman tahunan. Untuk ternak ruminansia kecil seperti kambing

dan domba peternak masih memberikan pakan segar dimana untuk sumber rumput

diperoleh dari pinggir jalan, pinggir sungai, pinggir waduk, tegalan, galengan

sawah, ataupun di hutan.

Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia

adalah dengan pemanfaatan limbah pertanian. Hasil sisa tanaman pertanian yang

cukup melimpah tetapi masih jarang digunakan sebagai bahan pakan ternak

adalah tongkol jagung (Yulistiani, 2010). Tongkol jagung mengandung

lignoselulosa yang terdiri dari lignin, selulosa, dan hemiselulosa (Aylianawaty

dan Susiani, 1985) sehingga sangat potensial dimanfaatkan sebagai sumber

1

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

serat/energi bagi ruminansia dan tetapi, ada beberapa faktor yang menjadi kendala

dalam pemanfaatan tongkol jagung sebagai pakan ternak yaitu palatabilitas yang

rendah dan kandungan protein yang rendah. Tongkol jagung berukuran cukup

besar, sehingga tidak dapat dikonsumsi ternak jika diberikan langsung, oleh

karena itu, untuk memberikannya perlu perlakuan pengolahan terlebih dahulu

misalnya pengolahan menjadi pakan komplit. Pengurangan ukuran partikel pakan

dengan penggilingan kemudian dibuat wafer merupakan salah satu perlakuan

pradigesti pada pakan berserat secara fisik yang mampu meningkatkan konsumsi

bahan kering, dan protein kasar pada ransum kambing untuk mengatasi masalah

rendahnya kandungan protein, maka dapat digunakan pakan tambahan sumber

protein dalam pembuatan wafer.

Industri pengolahan udang beku Indonesia berkembang sangat pesat pada

beberapa tahun terakhir ini, sejalan dengan meningkatnya produksi udang.

Indonesia termasuk negara pengekspor udang terbesar di dunia. Data DJPB tahun

2010 menunjukkan produksi udang Indonesia sebesar 380.972 ton dan produksi

ini meningkat sebesar 13,85% per tahun. Tahun 2014 produksi udang mencapai

angka 592.219 ton (DJPB 2014). Apabila udang segar ini diolah menjadi udang

beku, maka sebesar 35% – 70% dari bobot utuh akan menjadi limbah udang,

kualitasnya bervariasi tergantung jenis udang dan proses pengolahannya.

Murdinah (1989) menyatakan bahwa, tepung kepala udang dibuat dari

limbah udang yang masih mempunyai kandungan protein yang tinggi. Tepung

kepala udang mempunyai kandungan protein 15 sampai 20%. Selain itu

penggunaan bahan pakan sumber protein, tepung rese dalam pembuatan wafer pakan

2

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

komplit berbasis tongkol jagung paling baik terhadap konsumsi NDF dan ADF

dibandingkan bahan pakan sumber protein tepung ikan, urea dan bungkil kedelai

terhadap kambing (Nurfaini, 2015).

Padli (2015) menyatakan bahwa, konsumsi protein kasar kambing kacang

jantan yang diberikan pelet tongkol jagung yang bahan pakan sumber proteinnya

adalah tepung rese lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Berdasarkan

uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui konsumsi protein

kasar dan serat kasar wafer pakan komplit dengan level tepung rese yang

berbeda.

Rumusan Masalah

Limbah pertanian berupa tongkol jagung banyak tersedia pada musim

panen, limbah ini belum dimanfaatkan pada ternak dan terkadang dibakar, akan

tetapi kendala utama dari pemanfaatan tongkol jagung adalah rendahnya

palatabilitas. Selain palatabilitas yang rendah tongkol jagung juga memiliki

kandungan protein yang rendah sehingga diperlukan pengolahan menjadi wafer

tongkol jagung dengan penambahan tepung rese sebagai sumber protein. Akan

tetapi belum ada informasi level optimal tepung rese sebagai sumber protein pada

wafer berbahan baku tongkol jagung.

Hipotesis

Peningkatan level tepung rese dalam pembuatan wafer tongkol jagung

akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi protein dan serat kasar.

3

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

tepung rese yang berbeda dalam pembuatan wafer berbahan baku utama tongkol

jagung terhadap konsumsi protein dan serat kasar pada ternak kambing.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi para

peternak tentang penggunaan tongkol jagung sebagai sumber energi/serat dalam

pakan komplit yang dijadikan wafer dengan penambahan tepung rese sebagai

sumber protein untuk pakan ternak Kambing.

4

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Kambing

Kambing merupakan jenis ternak ruminansia yang sudah sejak lama

dibudidayakan. Memelihara ternak ini relatif tidak sulit, karena selain jinak

makanannya juga cukup beragam (Wijoseno, 2009). Kambing bisa hidup dan

berkembang walau tanpa dikandangkan karena mereka akan memakan apa saja

yang ditemui sepanjang wilayahnya. Namun, pola hidup seperti ini tidak baik dan

tidak sehat karena penuh resiko. Oleh karena itu dalam usaha peternakan

membutuhkan kandang untuk melindungi kambing dari terik matahari, hujan,

hewan pemangsa dan mencegah kambing merusak tanaman serta mengkonsumsi

pakan dan air yang berbahaya (Andoko,2013).

Kambing umumnya menolak pakan yang telah disentuh oleh ternak lain

dan tidak dapat mengkonsumsi satu jenis pakan saja dalam waktu yang lama.

Kambing dapat membedakan rasa pahit, manis, asin dan masam dan mempunyai

toleransi yang tinggi terhadap rasa pahit. Pada ruminansia rangsangan penciuman

(bau/aroma) sangat penting bagi ternak untuk mencari dan memilih makanan.

Demikian pula rangsangan selera (rasa) akan menetukan apakah pakan tersebut

akan dikonsumsi oleh ternak atau tidak (Asminaya, 2007).

Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak

untuk ukuran tubuhnya, kambing lebih efisien dalam mencerna pakan yang

mengandung serat kasar dibandingkan sapi dan domba. Kambing mampu

mengkonsumsi daun-daunan, semak belukar, tanaman ramban dan rumput yang

5

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

sudah tua dan berkualitas rendah. Jenis pakan tersebut dapat dimanfaatkan dengan

efisien sehingga kambing dapat beradaptasi pada lingkungan yang kurang pakan

(Tarigan, 2009).

Pakan Komplit

Pakan komplit (Complete Feed) adalah campuran semua bahan pakan

yang terdiri atas hijauan dan konsentrat yang dicampur menjadi satu campuran

yang homogen dan diberikan kepada ternak sebagai satu-satunya pakan tanpa

tambahan rumput segar. Complete feed dibuat dari hasil samping pertanian seperti

jerami kedelai, tetes tebu, kulit kakao, kulit kopi, ampas tebu, bungkil biji kapok,

dedak padi, onggok kering dan bungkil kopra, pakan tersebut diformulasikan

sedemikian rupa sehingga kebutuhan ternak terpenuhi. Wahjuni dan Bijanti

(2006) menjelaskan, complete feed disusun untuk menyediakan ransum secara

komplit dan praktis dengan pemenuhan nilai nutrisi yang tercukupi untuk

kebutuhan ternak serta dapat ditujukan untuk perbaikan sistem pemberian pakan.

Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pembuatan complete feed antara lain :

1). Sumber SK (jerami, tongkol jagung, pucuk tebu), 2). Sumber energi (dedak

padi, kulit kopi, kulit kakao tapioka, tetes), 3). Sumber protein (bungkil kedelai,

bungkil kelapa, bungkil sawit, bungkil biji kapok) dan 4). Sumber mineral (tepung

tulang, garam dapur).

Keuntungan pembuatan pakan lengkap antara lain meningkatkan efisiensi

dalam pemberian pakan dan menurunnya sisa pakan dalam palungan, hijauan

yang palatabilitas rendah setelah dicampur dengan konsentrat dapat mendorong

meningkatnya konsumsi. Selain itu, pakan komplit juga lebih menjamin

6

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

meratanya distribusi asupan harian ransum, agar fluktuasi kondisi ekosistem di

dalam rumen diminimalisir (Tafaj et al., 2007).

Wafer

Wafer pakan merupakan suatu bahan yang mempunyai dimensi (panjang,

lebar, dan tinggi) dengan komposisi terdiri dari beberapa serat yang sama atau

seragam (Ningrum, 2013). Wafer pakan yang berasal dari limbah sayuran

merupakan pakan alternatif untuk mengganti hijauan pakan pada saat musim

kemarau.sehingga harganya murah Wafer pakan dibuat dengan menggunakan

mesin pengepres dengan bantuan panas dan tekanan. Komposisi zat makanan

dibuat menyerupai komposisi hijauan pakan sehingga diharapkan dapat disukai

ternak (palatabel) dan dapat diberikan dengan maksimal serta dapat mengatasi

kelangkaan hijauan pada musim kemarau (Anonim,2012).

Wafer adalah salah satu bentuk pakan ternak yang merupakan modifikasi

bentuk cube, dalam proses pembuatannya mengalami proses pencampuran

(homogenisasi), pemadatan dengan tekanan dan pemanasan dalam suhu tertentu.

Bahan baku yang digunakan terdiri dari sumber serat yaitu hijauan dan konsentrat

dengan komposisi yang disusun berdasarkan kebutuhan nutrisi ternak (Ningrum,

2013).

Bentuk wafer yang padat dan cukup ringkas diharapkan dapat : (1)

memudahkan dalam penanganan, pengawetan, penyimpanan, transportasi, dan

penanganan hijauan lainnya, (2) memberikan nilai tambah karena memanfaatkan

limbah pertanian dan perkebunan, (3) menggunakan teknologi sederhana dengan

7

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

energi yang relatif rendah dan (4) menghemat biaya produksi sebesar 10 %

(Anonim,2012).

Tongkol Jagung

Tongkol jagung/janggel adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung

dirontokkan dari buahnya. Akan diperoleh jagung pipilan sebagai produk

utamanya dan sisa buah yang disebut tongkol atau janggel (Rohaeni et al., 2006).

Penggunaan limbah tanaman jagung sebagai pakan dalam bentuk segar

adalah yang termudah dan termurah tetapi pada saat panen hasil limbah tanaman

jagung ini cukup melimpah maka sebaiknya disimpan untuk stok pakan pada saat

musim kemarau panjang atau saat kekurangan pakan hijauan. Di Indonesia,

kebanyakan petani akan memberikan tanaman jagung secara langsung kepada

ternaknya tanpa melalui proses sebagaimana yang dilakukan oleh peternak

komersial sapi perah yang ada di Sumatera Utara.

Di daerah Indonesia bagian Timur, jerami jagung selain diberikan dalam

bentuk segar, dapat dikeringkan atau diolah menjadi pakan awet seperti wafer,

cubes dan disimpan untuk cadangan pakan ternak (Nulik dkk., 2006). Sedangkan

di Amerika dan negara lain seperti Argentina dan Brazil yang merupakan negara

produsen jagung, limbah jagung sangat berlimpah (Mccutcheon dan Samples,

2002). Pengolahan limbah jagung merupakan hal yang diperlukan agar kontinuitas

pakan terus terjamin. Walaupun sebagian besar limbah tersebut diberikan kepada

ternak dengan cara menggembalakan ternak langsung di areal penanaman setelah

8

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

jagung dipanen, namun sebagian limbah tersebut diproses atau disimpan dengan

cara dibuat hay (menjadi jerami jagung kering) atau diawetkan dalam bentuk

silase sebagai pakan cadangan (Mccutcheon dan Samples, 2002).

Tongkol jagung merupakan limbah hasil pertanian yang termasuk dalam

pakan kasar. Tongkol jagung dapat diberikan pada ternak ruminansia dan

merupakan bahan pakan kasar berkualitas rendah. Komposisi nutrisi tongkol

jagung terdiri dari BK 90%, PK 2,8%, LK 0,7%, abu 1,5%, SK 32,7%, dinding sel

80% selulosa 25%, lignin 6% dan ADF 32% (Forsum, 2012).

Bahan Pakan Sumber Protein

1 . Tepung Kepala Udang / Tepung rese

Kebutuhan ternak akan protein menjadi salah satu hal yang krusial bagi

peternak dewasa ini. Penggunaan sumber protein yang mahal menjadi salah satu

kendala yang berdampak pada tingginya biaya produksi.Limbah udang

mengandung protein kasar sekitar 25-40 persen, kalsium karbonat 45-50 persen

dan kitin 15-20 persen. Selain sebagai sumber yang telah disebutkan, limbah

udang sendiri mengandung karotinoid berupa astaxantin yang merupakan pro

vitamin A untuk pembentukan warna kulit. Gambaran kandungan protein dan

mineral yang cukup tinggi dari limbah udang, dapat dijadikan sebagai pakan

alternatif untuk ternak (Muzzarelli dan Joles, 2000).

Menurut Murdinah (1989), tepung kepala udang dibuat dari limbah udang

yang masih mempunyai kandungan protein yang tinggi. Tepung kepala udang

mempunyai kandungan protein 15 sampai 20%. Daging udang mengandung asam

amino essensial, seperti lisin, histidin, arginin, tirosin, triptofan, dan sistin.

9

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

2. Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

kadar airnya melalui proses pemanasan (digongseng), begitu juga dengan jagung

dan kedelai. Bungkil jagung berarti sisa-sisa ampas jagung setelah diperas, lalu

dikeringkan. Tujuan menghilangkan kadar air ini adalah agar bisa bertahan lama

saat disimpan (Anonim 2013 ).

Bahan Pakan Sumber Energi

1. Dedak Padi

Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan

kualitasnya bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah

hasil samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak

padi merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses

pemutihan beras. Dedak padi digunakan sebagai pakan ternak, karena

mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh,

dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Menurut (Schalbroeck,

2001), produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per tahun dapat mencapai 4

juta ton dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-20 gram dedak,

sedangkan menurut Yudono et al. (1996) proses penggilingan padi dapat

menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak

35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%. Protein

dedak berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan

abu sekitar 9-12% (Murni et al.,2008).

10

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Dedak padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh

sebagian peternak di Indonesia. Sebagian bahan pakan yang berasal dari limbah

agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber

energi bagi ternak (Scott et al.,1982). Kelemahan utama dedak padi adalah

kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0% dan adanya senyawa

fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga sulit dapat dimanfaatkan

oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas penggunaannya

dalam penyusunan ransum. Namun, dilihat dari kandungan proteinnya yang

berkisar antara 12-13,5%, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam

penyusunan ransum unggas. Dedak padi mengandung energi termetabolis

berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg. Kelemahan lain pada dedak padi adalah

kandungan asam aminonya yang rendah, demikian juga halnya dengan vitamin

dan mineral (Rasyaf, 2004).

2. Molasses

Molasses atau tetes tebu adalah cairan dari hasil sampingan yang

didapatkan dari pengolahan gula melalui proses kristalisasi berulang. Molasses

dapat digunakan sebagai pakan ternak secara langsung dicampurkan pada pakan

konsentrat ataupun melalui proses pengolahan fermentasi pada pembuatan

konsentrat sebagai bahan campuran, activator dalam pembuatan sillase.

Molasses merupakan bahan pakan yang mengandung karbohidrat tinggi.

Selain itu, terkandung vitamin B kompleks dan vitamin – vitamin yang larut

dalam air (Yusran,2015).

11

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Hewan ruminansia seperti kambing,domba, sapi, kerbau suka dan bagus

untuk perkembangan pertambahan berat badannya, karena molasses ini berfungsi

sebagai perangsang Molasses atau tetes tebu adalah limbah utama industri

pemurnian gula yang berasal dari tanaman tebu. Molases merupakan sumber

energi yang esensial dengan kandungan gula didalamnya. Oleh karena itu,

molasses telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak

dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik.  Molasses memiliki

kandungan protein kasar 3,1%; serat kasar 0,6%; BETN 83,5%; lemak kasar

0,9%; dan abu 11,9%, karena rasanya manis, juga bisa sebagai media aktifator

dalam proses fermentsi dalam rumen pencernannya (Yusran,2015) .

3. Dedak Jagung/Tepung Jagung

Dedak jagung adalah limbah dari hasil olahan tanaman jagung, dedak

jagung biasa disebut tepung jagung atau empok jagung. Dedak jagung berbentuk

mesh atau tepung dan berwarna kuning. Dedak jagung mengandung BK 84,980

%, PK 9,379%, LK 5,591%, SK 0,577% dan 81,835% TDN (Wahyono dan

Hardiyanto, 2004).

4. Tapioka

Tepung tapioka dibuat dari hasil penggilingan ubi kayu yang dibuang

ampasnya. Ubi kayu tergolong polisakarida yang mengandung pati dengan

kandungan amilopektin yang tinggi tetapi lebih rendah daripada ketan yaitu

amilopektin 83% dan amilosa 17%, sedangkan buah-buahan termasuk

polisakarida yang mengandung selulosa dan pektin (Winarno, 2004).

12

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

5. Mineral

Sumber mineral adalah segala bahan yang mengandung cukup banyak

mineral dan fosfor. Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam

kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan

unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh

terdiri atas kalsium, 25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.

Mineral merupakan unsur nutrisi yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis

ternak sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika

kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis yang disebut defisiensi

mineral. Defisiensi mineral yang terjadi pada ternak antara lain: pertumbuhan

menjadi terhambat, konsumsi ransum menjadi menurun, laju metabolik basal

tinggi, kepekaan dan aktivitas menjadi menurun, osteoporosis, sikap dan cara

berjalan abnormal, peka terhadap perdarahan di dalam, suatu kenaikan dalam

jumlah urine, daya hidup berkurang, kulit telur menipis dan produksi telur

menurun, tetanus, pika yaitu nafsu makan menurun, hewan mengunyah kayu,

tulang, dan batu dan pertumbuhan bulu kasar (Anonim, 2014).

Konsumsi Protein Kasar

Kebutuhan ternak akan protein biasanya disebutkan dalam bentuk protein

kasar (PK). Kebutuhan protein ternak dipengaruhi oleh masa pertumbuhan, umur

fisiologis, ukuran dewasa, kebuntingan, laktasi, kondisi tubuh dan rasio energi

protein.

13

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Kondisi tubuh yang normal membutuhkan protein dalam jumlah yang

cukup, defisiensi protein dalam ransum akan memperlambat pengosongan perut

sehingga menurunkan konsumsi (Rangkuti, 2011).

Semakin cepat makanan diberikan maka semakin tinggi pula konsumsi

protein. Umumnya pada ternak ruminansia jika konsumsi energi termanfaatkan

dengan baik maka akan berpengaruh pada konsumsi zat makanan lainnya seperti

protein, mineral dan vitamin (Rudiah, 2011).

Konsumsi protein kasar yang tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah jenis bahan pakan khususnya bahan penyusun konsentrat.

Konsentrat merupakan pangan penguat dengan kadar serat kasar rendah dan

banyak mengandung protein dan energi. Palatabilitas pakan dan jumlah pakan

yang dimakan akan meningkatkan konsumsi protein yang lebih banyak dari

kebutuhan minimalnya sehingga dapat berguna untuk meningkatkan bobot badan

(Rangkuti, 2011).

Konsumsi serat kasar

Pakan hijauan merupakan sumber serat kasar yang dapat merangsang

pertumbuhan alat-alat pencernaan pada ternak yang sedang tumbuh. Tingginya

kadar serat kasar dapat menurunkan daya rombak terhadap kinerja dari mikroba

rumen (Tillman et al., 1991)

Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis.

Kecernaan serat suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kecernaan pakan,

baik dari segi jumlah maupun dari komposisi kimia seratnya (Tillman et al, 1991).

Serat tidak pernah digunakan secara keseluruhan oleh ruminansia, sekitar 20- 70

14

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

% dari serat yang dikonsumsi ditemukan dalam feses (Cuthbertson, 1969).

Tillman et al (1991) menyatakan kecernaan serat kasar yang rendah merupakan

akibat dari proporsi lignin yang tinggi di daerah tropis dengan pemberian pakan

hijauan dan pakan konsentrat yang menyebabkan laju pergerakan zat makanan

yang tinggi, sehingga kerja enzim tidak optimal serta mengakibatkan sejumlah zat

makanan tidak dapat didegradasi dan diserap oleh tubuh.

15

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2016.

Penelitian dimulai dengan pembuatan pakan komplit yang dilaksanakan di

Laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Analisis kandungan protein kasar dan serat kasar berdasarkan analisis proksimat

di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Materi Penelitian

Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak kambing

jantan umur 1,5 tahun, tongkol jagung, dedak padi, tepung jagung, tepung tapioka,

bungkil kedelai, tepung rese, molasses, mineral sapi, dan garam dapur, serta

bahan-bahan dalam analisa protein kasar dan serat kasar

Peralatan yang digunakan adalah timbangan, mesin penggiling, mesin

wafer, oven, tanur dan baskom, serta peralatan dalam analisa protein kasar dan

serat kasar.

16

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Perlakuan dan rancangan percobaan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar

Latin (RBSL) 4×4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Keempat perlakuan tersebut

sebagai berikut:

P1 : Ransum komplit mengandung tepung rese 0 %

P2 : Ransum komplit mengandung tepung rese 5 %

P3 : Ransum komplit mengandung tepung rese 10 %

P4 : Ransum komplit mengandung tepung rese 15 %

Adapun denah perlakuan wafer tongkol jagung pada kambing jantan selama

penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Denah Perlakuan wafer Tongkol Jagung pada Kambing jantan berdasarkan rancangan percobaan.

PeriodeKambing

A B C D

I P1 P2 P4 P3

II P2 P1 P3 P4

III P4 P3 P1 P2

IV P3 P4 P2 P1

Komposisi bahan pakan penyusun perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Sementara kandungan nutrisi setiap jenis bahan baku yang dugunakan dilihat pada

Table 3. Tabel 4 memperlihatkan kandungan mineral sapi wafer pakan komplit

per kilogram. Table 5 memperlihatkan komposisi kimia proksimat dari masing-

masing perlakuan.

17

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan Tiap Perlakuan

Bahan (%)Perlakuan

P1 P2 P3 P4Tongkol Jagung 50 50 50 50Dedak padi 7 7 7 7Tepung Jagung 7 7 7 7Bungkil Kelapa 14.5 10 5.5 1Tapioka 8 8 8 8Tepung rese 0 5 10 15Urea 1.5 1 0.5 0Molases 10 10 10 10Garam 1 1 1 1Mineral Sapi 1 1 1 1Total 100 100 100 100

Tabel 3. Kandungan nutrisi bahan pakan wafer pakan komplit

Bahan Pakan BK (%)

PK (%)

SK (%)

LK (%) Ca P

Tongkol jagunga 90,62 2.8 25,38 1,8 - -Tepung Reseb 91,4 45 17,59 6,62 7,76 1,31Urea - 287 - - - -Bungkil Kelapa 87,9 21,5 15 2 0,2 0,2Dedak padic 89,6 12,9 11,4 13,0 0,04 0,21Tepung Tapiokac 89,7 2,5 4,0 0,5 0,3 0,12Tepung jagungc 89,1 9,0 2,0 4,0 0,02 0,1Molasesc 87,5 4,0 0,38 0,08 1,5 0,1Mineral sapi - - - - 16,2 5,2Garam - - - - 0,1 -

Sumber: a=Wahyono (2004). b= Suryaningrum (2011).c= Anggorodi (1995).

Table 4. kandungan mineral sapi per kilogramKandungan Jumlah (mg)Calcium 165.000Phosphor 52.000Sodium 157.000Iron 2.500Copper 2.500Manganese 125Iodine 50Inc 5.000Selenium 10

Sumber : PT.medion

Tabel 5. Kandungan nutrisi setiap perlakuan

18

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Jumlah PerlakuanP1 (%) P2 (%) P3 (%) P4 (%)

Bahan Kering 83,3849 83,4994 83,6139 83,7284Protein Kasar 10,855 10,828 10,801 10,773Serat Kasar 16,168 16,469 16,547 16,736Lemak Kasar 2,642 2,809 2,976 3,143Ca 0,3872 0,8692 1,1882 1,5072P 0,1453 0,8183 1,4393 2,0603

Prosedur Pembuatan Wafer Tongkol Jagung

Tongkol jagung dan bahan pakan lainnya yang masih kasar di giling halus

terlebih dahulu dengan menggunakan grinder, kemudian setiap bahan pakan

ditimbang berdasarkan formulasi tiap perlakuan dan dicampur secara merata.

Dilakukan pencetakan dengan menggunakan cetakan pengepres.

Prosedur pembuatan wafer tongkol jagung untuk kambing dapat dilihat

pada Gambar dibawah.

Gambar : Prosedur Pembuatan Wafer Tongkol Jagung untuk Kambing.Prosedur penelitian

19

Tongkol Jagung

Penggilingan Bahan Pakan Yang Masih

KasarFormulasi

Penimbangan

pencampuran

Pencetakan

Diangin-anginkan

Wafer Tongkol Jagung Siap Saji

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Penelitian ini menggunakan 4 ekor kambing jantan dengan umur 1,5–2,0

tahun. Kambing di tempatkan dalam kandang metabolisme yang berukuran ± 1 x

1 m yang dilengkapi tempat pakan dan minum. Kandang ini dipasangi ram plastik

di bawah lantai kandang yang berfungsi untuk memisahkan feses dan urin, corong

plastik dan toples dipasang di bawah ram plastik untuk menadah urine, sehingga

feses dan urine tertampung dalam penampungan masing-masing.

Penelitian ini berlangsung 4 periode penelitian, tiap periode dibagi 2 tahap

yaitu tahap pertama pembiasaan selama 10 hari dan tahap kedua yaitu periode

koleksi data selama 5 hari. Pembiasaan pakan dimasudkan agar ternak terbiasa

dengan pakan yang ditawarkan, dan semua pakan yang dimakan sebelumnya

sudah keluar semua selama 10 hari. Sedangkan periode koleksi data adalah data

yang diambil merupakan pengaruh pakan perlakuan. Sedangkan pemberian pakan

dan air minum dilakukan secara ad-libitum.

Pengambilan sampel

Pengambilan sampel pakan wafer dan sisa dilakukan setiap hari selama

koleksi disetiap periode. Sampel yang terkumpul dicampur secara homogen

kemudian diambil 10 % untuk kebutuhan analisis di laboratorium.

Peubah yang diukur

20

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah konsumsi protein kasar dan

serat kasar dari wafer tongkol jagung. Dimana konsumsi ransum diukur

berdasarkan jumlah ransum yang diberikan pada hari itu dikurangi dengan sisa

ransum keesokan paginya. Adapun rumus dari Konsumsi Protein Kasar (KPK)

dan Konsumsi Serat Kasar menurut Haris (1970) adalah:

Konsumsi Protein kasar dihitung berdasarkan rumus :

Konsumsi PK = ( konsumsi BK x kadar PK wafer) - (BK sisa x kadar PK wafer )

Keterangan : PK = Protein KasarBK = Bahan Kering

Konsumsi serat kasar dihitung berdasarkan rumus:

Konsumsi SK= (konsumsi BK x kadar SK wafer) x (BK sisa x kadar SK wafer)

Keterangan : SK = Serat KasarBK = Bahan Kering

Analisis sampel

Analisa protein kasar dan serat kesar dilakukan dengan analisa proksimat

untuk mengetahui kandungan protein kasar dan serat kasar dilakukan menurut

prosedur sebagai berikut (AOAC, 1990):

Protein kasar

Kadar protein kasar dapat ditentukan dengan metode Kjeldahl. Metode ini

terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, distilasi dan titrasi. Mula-mula sampel

ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan kedalam labu Kjeldahl (dapat juga

menggunakan tabung reaksi). Kemudian ditambahkan dengan 1 gram CuSO4 dan

ditambah dengan 2,5 mL H2SO4 pekat. Selanjutnya cuplikan didestruksi selama 2

jam pada suhu 100 ºC. Setelah hasil destruksi didinginkan, kemudian dimasukkan

21

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

kedalam labu bulat yang telah diberi batu didih dan ditambah dengan 50 mL aqua

DM serta 15 mL NaOH 50 % w/v dan dilakukan distilasi. Distilat ditampung

dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL HCl 0,02 N; 4 tetes metil merah dan 4 tetes

metilen biru hingga volume total mencapai 40 mL. Kemudian larutan dalam

erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi dengan larutan

H2C2O4 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari ungu

menjadi hijau. Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dicatat. Replikasi

untuk masing-masing cuplikan sebanyak lima kali.

Penentuan kadar protein kasar dihitung menggunakan rumus :

Kadar protein kasar = VxNx 0,014 x6,25 xPberat sampel (gram) x 100 %

Keterangan :

V= volume titrasi contohN= normalitas larutan HCl atau H2SO4 sebagai penitarP= faktor pengencer 100/5

Serat kasar

Sampel sebanyak 5 g dimasukan kedalam Erlenmeyer 500 ml kemudian

ditambahkan 100 ml H2SO4 0,325 N dan dididihkan selama kurang lebih 30

menit. Ditambahkan lagi 50 ml NaOH 1,25 N dan dididihkan selama 30 menit.

Dalam keadaan panas disaring kertas Whatman No. 40 setelah diketahui bobot

keringnya. Kertas saring yang di gunakan dicuci berturut-turut dengan air panas,

25 ml H2SO4 dan etanol 95 %. Kemudian dikeringkan di dalam oven bersuhu

100-110oC sampai bobotnya konstan. Kertas saring didinginkan dalam desikator

dan ditimbang.

22

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Penentuan kadar serat kasar dihitung menggunakan rumus :

Serat Kasar= Berat setelah oven – berat setelah tanur – berat kertas saring x 100%Berat sampel sesungguhnya

Pengolahan data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisi ragam berdasarkan

Rancangan Bujur Sangkar Latin 4×4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Perlakuan yang

berpengaruh nyata terhadap parameter yang diukur akan diuji dengan

menggunakan uji jarak berganda Duncan (Sudjana. 1991). Model matematika

sebagai berikut.

Yijk = µ + ßi + Κj + Ƭk + Ɛ ijk

Ket µ = rataan umum

ßi = pengaruh periode ke- i ( i =1,2,3,4 )

Κj = pengaruh ternak ke -j (j= 1,2,3,4)

Ƭk = pengaruh perlakuan ke- k (k =1,2,3,4)

Ɛ ijk = galat percobaan

23

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil rata-rata konsumsi protein kasar dan Serat Kasar pada Kambing

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Konsumsi Protein Kasar Dan Serat Kasar Pada Kambing

Parameter Perlakuan (g/hari/ekor)P1 P2 P3 P4 Rata-rata

Konsumsi PK 68,4 ± 3,0 65,4±9,7 60,9±6,5 59,3±6,9 63,5Konsumsi SK 189,4±60,1 194,3±55,3 216,4±95,6 186,9±51,7 196,7keterangan: P1: Ransum komplit mengandung tepung rese 0%

P2: Ransum komplit mengandung tepung rese 5%P3: Ransum komplit mengandung tepung rese 10%P4: Ransum komplit mengandung tepung rese 15% PK : protein kasarSK : serat kasar

Konsumsi Protein Kasar

Analisis ragam memperlihatkan bahwa perlakuan level tepung rese dalam

wafer pakan komplit berbasis tongkol jagung tidak memberikan pengaruh yang

nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein kasar pada ternak kambing. Rataan

konsumsi protein kasar ternak percobaan adalah 63,5 (g/ekor/hari) dengan ayunan

antara 59,3 g/ekor/hari (P4) sampai dengan 68,4 g/ekor/hari (P1).

Hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi protein kasar tiap perlakuan

tidak berpengaruh nyata hal ini dikarenakan bahan pakan penyusun dan bentuk

fisik pakan perlakuan sama. Alasan tersebut sesuai dengan pendapat Mubarok

(2008) bahwa keseragaman sifat fisik pakan dapat menyebabkan palatabilitas

pakan sama. Dalam penyusunan ransum kandungan protein kasar dari setiap

ransum adalah relatife sama yaitu berkisar 16,1% (P1) sampai 16,7 (P4). Dari

data ini menunjukkan bahwa tepung rese bisa dipakai sampai taraf 15% dalam

ransum tanpa berpengaruh negative pada konsumsi. Menurut NRC (1981) bobot

24

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

kambing antara 10-20 kg (rataan 15 kg) untuk hidup pokoknya memerlukan

protein kasar (PK) sebesar 22-38 g/ekor/hari (rataan 30 g). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rataan konsumsi protein kasar ternak kambing adalah 63,5

(g/ekor/hari), dengan demikian konsumsi protein kasar pada penelitian ini telah

mencukupi untuk kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan.

Konsumsi Serat Kasar

Sidik ragam menunjukkan bahwa wafer pakan komplit berbasis tongkol

jagung dengan level tepung rese berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05)

terhadap konsumsi serat kasar pada kambing, rataan konsumsi serat kasar ternak

percobaan adalah 196,7 g/ekor/hari dengan ayunan antara 186,9 g/ekor/hari (P4)

sampai dengan 216,4 g/ekor/hari (P3). Perbedaan yang tidak nyata pada konsumsi

serat kasar disebabkan kambing memiliki tingkat kesukaan (palatabilitas) yang

sama terhadap ransum perlakuan, baik pada P1, P2, P3, dan P4.

Durand (1989), menyatakan bahwa faktor aroma ransum menentukan

tingkat konsumsi. Hal ini diperkuat oleh Pond et al. (1995), bahwa palatabilitas

sebagai daya tarik suatu pakan atau bahan pakan untuk menimbulkan selera

makan dan langsung dimakan oleh ternak. Palatabilitas biasanya diukur dengan

cara memberikan dua atau lebih pakan kepada ternak sehingga ternak dapat

memilih dan memakan pakan yang lebih disukai.

Hasil penelitian ini menujukkan rataan konsumsi serat kasar yaitu 196,7

g/ekor/hari. Menurut pendapat Lu et al., (2005) bahwa kambing membutuhkan

serat pakan yang cukup untuk aktivitas dan fungsi rumen yang normal. Serat

pakan mengalami degradasi oleh mikroba yang berperan sebagai penyedia energi

25

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

untuk mendukung hidup pokok, pertumbuhan, laktasi dan reproduksi. Rataan

konsumsi serat kasar berkisar 109-157 g/ekor/hari, (Lu et al., 2005). Hasil

penelitian ini menujukkan rataan konsumsi serat kasar yaitu 196,7 g/ekor/hari,

dengan demikian konsumsi serat kasar pada penelitian ini telah mencukupi untuk

kebutuhan hidup ternak kambing.

26

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penggunaan tepung rese dengan level yang berbeda dalam wafer pakan komplit

berbasis tongkol jagung tidak mempengaruhi tingkat konsumsi protein kasar dan

serat kasar pada ternak kambing.

Saran

Perlu penelitian lanjutan untuk menguji wafer pakan komplit berbasis

tongkol jagung terhadap kinerja produksi ternak kambing.

27

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2012. Memanfaatkan Limbah Pertanian Menjadi Pakan Kambing. http:// Wordpressby-Chris-Pearson-Converted-to-Blogger.com. Diakses pada tanggal 10 oktober 2016, Makassar.

_______.2013.Bungkil Kelapa dan Kedelai.http://kesehatan-ternak.blogspot.co.id. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2015.

_______. 2014. Sumber Mineral untuk Ternak. http://www.ilmuternak.com. Di Akses Pada Tanggal 11 Desember 2015.

Andoko, A. 2013. Beternak Kambing Unggul.Agromedia Pustaka, 2013. Jakarta.Wijosenodkk,.Beternak Kambing. http://ntb.litbang.deptan.go.id /ind/infotek/it-3.pdf. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2015.

Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Penerbit PT. Gramedia Putaka Utama. Jakarta.

AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. 14th ed. Association of Officianalytical Chemists, Washington.

Asminaya, N. A. 2007. Penggunaan Ransum Komplit Berbasis Sampah Sayuran Pasar untuk Produksi dan Komposisi Susu Kambing Perah. IPB, Bogor.

Aylianawaty dan E. Susiani. 1985. Pengaruh Berbagai Pre-Treatment Pada Limbah Tongkol Jagung Terhadap Aktivitas Enzim Selulase Hasil Fermentasi Substrat Padat Dengan Bantuan Aspergillus Niger. http://www. lppm.wima.ac.id/ailin.pdf.Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2015.

Cuthbertson, D. 1969. The Science of Nutrition of Farm Livestock. Part 1. Pegamon Press Ltd, Oxford, London.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2010. Data Produksi Udang. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2014. Data Produksi Udang. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Durand, M. 1989. Conditions for optimizing cellulytic activity in the rumen in evaluation of straw in ruminant feeding. Elsevier Applied Science, London and New York.

Forsum, 2012. Tongkol Jagung. Http://www.forsum.wordpress. com. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2015. Makassar.

28

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Lu, C. D., J. R. Kawas, and O. G. Mahgoub. 2005. Fiber digestion and utilization in goats. Small Rumin. Res. 60:45-65.

Mccutcheon, J. dan D. Samples. 2002. Grazing Corn Residues. Extension Fact Sheet Ohio State University Extension. US. ANR10-02.

Mubarok, M.S. 2008. Pemanfaatan Energi Pakan pada Domba dengan Pakan Komplit dari Berbagai Limbah Pertanian dan Argoindustri. Skripsi. Program Studi Produksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Murni, R., Suparjo, Akmal, dan B. L. Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi. Jambi.

Murdinah. 1989. Studi stabilitas dalam air dan daya pikat pakan undang bentuk pelet. Jurnal Penelitian Pasca Perikanan. 15 : 29-36

Muzzarelli, R.A.A and P.P. Joles. 2000. Chitin and Chitinases; Biochemistry of Chitinase. Switzerland, Bikhauser Verlag.

Ningrum, D.L, 2013. Sampah Potensi Pakan Ternak yang Melimpah. http://rizal15fauzi.blogspot.com.Diakses Pada tanggal 10 oktober 2016, Makassar.

NRC. 1981. Nutrient Requirements of Goats : Angora, Dairy, and Meat Goats in Temperate and Tropical Countries. Nutrient Requirements of Domestic Animals. No. 15. National Academy Sci., Washington. D.C.

Nulik, J, D. Kanahau dan E.Y. Hosang. 2006. Peluang dan prospek integrasi jagung dan ternak di Nusa Tenggara Timur. Pros. Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung – Sapi. Pontianak, 9 – 10 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 253 – 260.

Nurfaini, A. 2015. Konsumsi NDF dan ADF Pellet Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung Dengan Sumber Protein Berbeda Pada Kambing Jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Padli, Y. 2015. Konsumsi Protein Kasar Dan Serat Kasar Pelet Tongkol Jagung Yang Mengandung Bahan Pakan Sumber Protein Berbeda Pada Kambing Kacang Jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Pond, W.G., D.C. Chruch, and K.R. Pond. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4th. JhonWiley and Son, United States of America.

29

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Rangkuti, J. H. 2011. Produksi dan Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah (PE) pada Kondisi Tatalaksana yang Berbeda.Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Rasyaf, M. 2004. Seputar Makanan Ayam Kampung. Cetakan ke-8, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Rohaeni, E.S., A. Subhan dan A. Darmawan. 2006. Kajian Penggunaan Pakan Lengkap Dengan Memanfaatkan Janggel Jagung Terhadap Pertumbuhan Sapi. Pros. Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung-Sapi. Pontianak, 9 – 10 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 185 – 192.

Rudiah. 2011. Respon Kambing Kacang Jantan Terhadap Waktu Pemberian Pakan. Media Litbang Sulteng IV (1) : 67 – 74.

Scott, M. L, M. C. Neisheim dan R. J. Young. 1982. Nutrition of Chiken. 3rd Edition, Published M, L Scott and Associates: Ithaca, New York.

Sarwono, 2012.Beternak Kambing Unggul.Jakarta : Penebar Swadaya.

Shcalbroeck. 2001. Toxicologikal Evalution Of Red Mold Rice. DFG- Senate  Comision On Food Savety. Ternak Monogastrik. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sudjana, M. A. 1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito, Bandung.

Suryaningrum, L.H. 2011. Pemanfaatan Bulu Ayam Sebagai Alternatif Bahan Baku Pakan Ikan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. No. 1033-1034. Hlm. 120.

Tafaj, M. Q. Zebeli, C.H. Baes, H. Steingass and W.D. Rochner. 2007. A meta-analysis examining effects of particle size of total mixed rations on intake, rumen digestion and milk production in high-yielding dairy cows at early lactation. Anim. Feed Sci. Technol. 138: 137 – 161.

Tarigan, A. 2009.Produktivitas dan Pemanfaatan Indigofera sp Sebagai Pakan Ternak Kambing pada Interval dan Intensitas Pemotongan yang Berbeda. IPB,Bogor.

Tillman, A.D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo., dan S Lebdosoekojo., 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wahyono, D. E. dan R. Hardiyanto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Lokakarya Nasional Sapi Potong 2004. Hal 66-76.

30

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Wahjuni, R.S., dan R. Bijanti. 2006. Uji efek samping formula pakan komplit terhadap fungsi hati dan ginjal pedet sapi friesian holstein. Media Kedokteran Hewan. 22 (3): 174 – 178.

Wijoseno. 2009. Beternak Kambing. http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/infotek/it-3.pdf. Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2015

Winarno, F.G.2004. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia, Jakarta.

Yudono, B. F. Oesman, dan Hermansyah. 1996. Komposisi Asam Lemak Sekam dan Dedak Padi. Majalah Sriwijaya. 32 (2): 8-11.

Yulistiani, D. 2010. Fermentasi Tongkol Jagung (Kecernaan>50%) dalam Ransum Komplit Domba Komposit Sumatera dengan Laju Pertumbuhan >125 gram/hari.Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Yusran, Y. 2015. Molases Pada Pakan Sapi. http://yusranyahya.blogspot.co.id. Di Akses Pada Tanggal 11 Desember 2015.

31

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

LAMPIRAN

Lampiran 1 . Konsumsi protein kasar wafer tongkol jagung berdasarkan rancangan percobaan

PERIODEKAMBING

TOTALA B C D

I 70,56(P1) 56,02(P2) 49,26(P4

) 56,27(P3) 232,11

II 65,06(P2) 70,45(P1) 59,14(P3

) 62,67(P4) 257,33

III 64,90(P4) 57,90(P3) 68,52(P1

) 78,93(P2) 270,25

IV 70,57(P3) 60,56(P4) 61,72(P2

) 63,99(P1) 270,83

TOTAL 271,09 244,93 238,63 261,87 1016,53

RATA-RATA 67,77 61,23 59,66 65,46 254.13

Lampiran 2. Rataan konsumsi protein kasar untuk masing-masing perlakuan

PERIODEPERLAKUAN

P1 P2 P3 P4

I 70.56 56.02 56.27 49.25

II 70.45 65.061 59.14 62.67

III 68.52 78.93 57.90 64.90

IV 63.99 61.72 70.57 60.56

TOTAL 273.52 261.73 243.88 237.39

RATA-RATA 68.38 65.43 60.97 59.35

32

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Lampiran 3. Sidik ragam konsumsi protein kasar wafer tongkol jagung.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:PK

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 563.488a 9 62.610 1.659 .277

Intercept 64583.448 1 64583.448 1.712E3 .000

Kambing 168.176 3 56.059 1.486 .310

Periode 190.596 3 63.532 1.684 .269

Level 204.716 3 68.239 1.809 .246

Error 226.392 6 37.732

Total 65373.328 16

Corrected Total 789.880 15

a. R Squared = .713 (Adjusted R Squared = .283)

Lampiran 4 . Konsumsi Serat Kasar wafer tongkol jagung berdasarkan rancangan percobaan

PERIODEKAMBING TOTAL

A B C D

I 142,15(P1) 168,66(P2) 121,74(P4) 139,90(P3) 572,45

II 147,77(P2) 133,57(P1) 133,82(P3) 168,93(P4) 584,10

III 228,65(P4) 328,42(P3) 230,77(P1) 273,77(P2) 1061,62

IV 263,33(P3) 228,24(P4) 187,14(P2) 251,05(P1) 929,76

TOTAL 781,90 858,89 673,47 833,66 3147,93

RATA-RATA 195,47 214.72 168.36 208,41 786,98

33

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Lampiran 5. Rataan konsumsi serat kasar untuk masing-masing perlakuan

PERIODEPERLAKUAN

P1 P2 P3 P4I 142.15 168.66 139.90 121.74

II 133.57 147.77 133.82 168.93

III 230.77 273.77 328.42 228.65

IV 251.05 187.14 263.33 228.24

TOTAL 757.56 777.35 865.47 747.56

RATA-RATA 189.39 194.34 216.37 186.89

Lampiran 6. Sidik Ragam Konsumsi Serat Kasar wafer tongkol jagung.

34

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:SK

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 52981.748a 9 5886.861 7.547 .012

Intercept 619343.621 1 619343.621 794.007 .000

Kambing 5064.865 3 1688.288 2.164 .193

Periode 45748.486 3 15249.495 19.550 .002

Level 2168.398 3 722.799 .927 .483

Error 4680.138 6 780.023

Total 677005.507 16

Corrected Total 57661.886 15

a. R Squared = .919 (Adjusted R Squared = .797)

DOKUMENTASI PENELITIAN

35

pembuatan tepung ubiproses pencetakan penjemuran wafer

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

36

analisa protein kasartahan titrasikandang metabolisme

tahap destilasitahap refluksi serat kasar

tahap titrasi

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 22266... · Web view repository.unhas.ac.idBungkil kelapa adalah: sisa-sisa ampas kelapa parut dan telah dihilangkan

RIWAYAT HIDUP

FADLY HIDAYAT ILYAS (I111 11 004) lahir di

Bulukumba, pada tanggal 16 Agustus 1993 dari pasangan

A.Ilyas, SP dan Ariyanti Saleh, SP. Jengjang pendidikan

formal yang pernah ditempuh adalah menyelesaikan

Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Terang-Terang pada tahun 2005, kemudian

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bulukumba, tamat

pada tahun 2008 dan melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Atas di SMA

Negeri 1 Bulukumba, tamat pada tahun 2011. Pada tahun yang sama pula, penulis

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui Jalur

Undangan di Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program

studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada

Tahun 2016.

37