18
xx BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi Dibidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal. 1 2.1.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi kedokteran gigi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran suatu kondisi atau keadaan yang tidak terlihat secara klinis di rongga mulut dalam bentuk foto ronsen (bergradasi dari radiolusen sampai radiopak). 1 Radiografi merupakan langkah awal untuk mendeteksi keparahan penyakit. 2 2.2 Klasifikasi Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra oral dan radiografi ekstra oral. 1,3 2.2.1 Radiografi Intra Oral Adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur di sekitarnya. Pemeriksaan intra oral adalah pokok dari radiografi kedokteran gigi. 1,2 Tipe radiografi intra oral yaitu : a. Periapikal radiografi Bertujuan untuk memeriksa gigi (crown dan root) serta jaringan disekitarnya. Teknik yang digunakan adalah paralleling dan bisecting. Pemeriksaan radiografi periapikal merupakan teknik pemeriksaan radiografi yang paling rutin dikerjakan di kedokteran gigi karena teknik dianggap lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan teknik kesejajaran. Pada teknik ini penempatan Universitas Sumatera Utara

repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi Kedokteran Gigi

Dibidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang

sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data

dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil

yang optimal.1

2.1.1 Definisi Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi kedokteran gigi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan

gambaran suatu kondisi atau keadaan yang tidak terlihat secara klinis di rongga mulut

dalam bentuk foto ronsen (bergradasi dari radiolusen sampai radiopak).1 Radiografi

merupakan langkah awal untuk mendeteksi keparahan penyakit.2

2.2 Klasifikasi Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra oral dan

radiografi ekstra oral.1,3

2.2.1 Radiografi Intra Oral

Adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur di sekitarnya.

Pemeriksaan intra oral adalah pokok dari radiografi kedokteran gigi. 1,2

Tipe radiografi intra oral yaitu :

a. Periapikal radiografi

Bertujuan untuk memeriksa gigi (crown dan root) serta jaringan disekitarnya.

Teknik yang digunakan adalah paralleling dan bisecting. Pemeriksaan radiografi

periapikal merupakan teknik pemeriksaan radiografi yang paling rutin dikerjakan di

kedokteran gigi karena teknik dianggap lebih mudah dan praktis dalam

pelaksanaannya dibandingkan dengan teknik kesejajaran. Pada teknik ini penempatan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxi

film adalah sedekat mungkin dengan gigi, sumbu panjang gigi membentuk sudut

terhadap film. Arah sinar adalah tegak lurus pada bidang bagian yang dibentuk oleh

sumbu panjang gigi dan sumbu film.1,2

Keuntungan teknik paralleling yaitu tanpa distorsi, gambar yang dihasilkan

sangat representative dengan gigi sesungguhnya, mudah dipelajari dan digunakan

serta mempunyai validitas yang tinggi. Kerugian teknik paralleling yaitu sulit

meletakkan film holder, terutama anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut yang

kecil serta pemakaian film holder mengenai jaringan sekitar sehingga mengurangi

kenyamanan.1-3

Keuntungan teknik bisecting yaitu teknik ini dapat digunakan tanpa film holder.

Kerugian teknik bisecting yaitu distorsi mudah terjadi dan masalah angulasi vertikal

dan horizontal.1-3

b. Interproksimal radiografi

Bertujuan untuk memeriksa crown, crest tulang alveolar di maksila dan

mandibula, daerah interproksimal dalam satu film yang sama. Film yang dipakai

adalah film khusus. 1-3

Keuntungan dari interproksimal radiografi sebagai berikut yaitu karies dini lebih

cepat terdeteksi, puncak tulang alveolar mudah terlihat dan lebih meringankan pasien

dengan reflek muntah yang tinggi. Kerugian dari interproksimal radiografi sebagai

berikut yaitu tidak terlihat regio periapikal dan ujung akar serta pasien sulit

mengoklusikan kedua rahang (mulut terlalu terbuka) sehingga puncak tulang alveolar

tidak terlihat.

c. Oklusal radiografi

Bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau mandibula

dalam satu film. Oklusal radiografi juga digunakan untuk melihat lokasi akar, lokasi

supernumerary, tidak erupsi (gigi impaksi), salivary tone di saluran kelenjar

submandibular, evaluasi dari perluasan lesi seperti kista, tumor atau keganasan di

mandibula dan maksila, evaluasi basis sinus maksilaris, evaluasi fraktur di maksila

dan mandibula, pemeriksaan daerah cleft palate serta mengukur perubahan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxii

bentuk dan ukuran dari maksila dan mandibula. Film yang digunakan adalah film

khusus. 3

2.2.2 Radiografi Ekstra Oral

Merupakan pemeriksaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang. Film

berada diluar mulut.3

Tipe radiografi ekstra oral sebagai berikut :

a. Panoramik

Tujuannya adalah untuk melihat perluasan suatu lesi atau tumor,fraktur rahang

dan fase gigi bercampur. Panoramik akan memperlihatkan daerah mandibula dan

maksila yang lebih luas dalam satu film.

Keuntungan dari panoramik sebagai berikut gambar meliputi tulang wajah dan

gigi, dosis radiasi lebih kecil, nyaman untuk pasien, cocok untuk pasien yang susah

membuka mulut, waktu yang digunakan pendek biasanya tiga sampai empat menit,

sangat membantu dalam menerangkan keadaan rongga mulut pada pasien klinik,

membantu menegakkan diagnostik yang meliputi tulang rahang secara umum dan

evaluasi terhadap trauma, perkembangan gigi geligi pada fase gigi bercampur,

evaluasi terhadap lesi, evaluasi keadaan rahang dan evaluasi terhadap gigi

terpendam.3

Kelemahan dari panoramik yaitu detail gambar yang tampil tidak sebaik

periapikal intra oral radiografi, tidak dapat digunakan untuk mendeteksi karies kecil

dan pergerakan pasien selama penyinaran akan menyulitkan dalam interpretasi.

b. Lateral jaw

Foto Ronsen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,

diagnosa fraktur dan keadaan patologi tulang tengkorak dan muka.3

c. Lateral cephalometric

Foto Ronsen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma

penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan

untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras.3

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxiii

d. Postero-anterior

Foto Ronsen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma atau kelainan

pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Ronsen ini juga dapat memberikan

gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis dan

orbita.3

e. Antero Posterior

Foto Ronsen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila

dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis serta tulang hidung.3

f. Proyeksi Water’s

Foto Ronsen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis,

sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatikus frontalis dan rongga nasal.3

g. Proyeksi Reverse-Towne

Foto Ronsen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami

perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral

pada maksila.3

h. Proyeksi Submentovertex

Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus

sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila dan arcus

zigomatikus.3

2.3 Prosedur Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

Prosedur yang harus dilalui dalam penggunaan radiografi kedokteran gigi adalah

permintaan untuk melakukan radiografi, adanya izin dari dokter gigi di bagian

radiologi kedokteran gigi, melakukan teknik radiografi, persiapan proteksi radiasi,

pemilihan film dan sensor serta melakukan exposure.

2.3.1 Permintaan untuk Melakukan Radiografi

Penggunaan radiografi kedokteran gigi hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis

dari dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang disertai dengan

jenis radiografi, elemen gigi atau rahang, diagnosa dan hasil pemeriksaan klinis.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxiv

2.3.2 Izin dari Dokter Gigi di Bagian Radiologi Kedokteran Gigi

Selanjutnya dokter gigi di bagian radiologi harus menganalisa data klinis yang

telah diterima. Dokter harus memperhatikan indikasi dan kontra indikasi dari

permintaan foto. Apabila data klinis tersebut merupakan indikasi prosedur radiografi

maka dokter dibagian radiologi memberi izin untuk melakukan foto Ronsen. Dokter

di bagian radiologi bisa tidak memberikan izin untuk melakukan foto Ronsen apabila

data klinis merupakan kontra indikasi dari foto yang akan dilakukan.

2.3.3 Persiapan Proteksi Radiasi

Persiapan proteksi radiasi harus dilakukan terhadap operator, pasien dan

lingkungan.

a. Persiapan Operator : 4,5

1. Operator memakai pakaian pelindung.

2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber x-

ray ketika waktu penyinaran.

3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk memastikan tidak

ada pergerakan.

4. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi kepala pada

tempatnya.

5. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses.

b. Persiapan pasien terhadap proteksi radiasi :

1. Pemeriksaan sinar-X hanya atas permintaan dokter atau dokter gigi;

2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer;

3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat;

4. Jarak fokus pasien jangan terlalu pendek, sehubungan dengan ini hukum focus

Kuadrat Terbalik yaitu intensitas sinar-X berbanding terbalik dengan jarak

pangkat dua;

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxv

5. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin, misalnya dengan mempergunakan

konus untuk radiografi atau diafragma untuk sinar tembus;

6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin;

7. Alat kelamin dilindungi sebisanya;

8. Pasien hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa radiografi.

c. Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi :

1. Memastikan perangkat sinar-X digunakan dengan teknik yang baik dan

parameter secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar;

2. Mengurangi efek maksimal dari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan

kepala tabung harus radiopak;

3. Filtrasi dari berkas sinar-X dengan mengatur ketebalan filter. Ketebalan filter

bergantung pada tegangan operasi dari peralatan sinar-X. Tegangan mencapai 70

kVp ketebalan filter setara dengan ketebalan alumunium 2,5 mm untuk kekuatan

tabung sinar-X antara 70-100kVp.

Penggunaan apron telah direkomendasikan sejak dahulu dalam rangka untuk

menghilangkan kecemasan pada pasien.6 UK Guidance Notes for dental practitioners

tentang penggunaan yang aman dari peralatan X-ray, dengan jelas menganjurkan

penggunaan apron secara rutin untuk pasien yang melakukan radiografi kedokteran

gigi.

2.3.4 Pemilihan Film dan Sensor

1. Film

Dibidang kedokteran gigi, terdapat dua jenis film yang digunakan yaitu :

a. Non-screen film (film intra oral)

Jenis film yang digunakan untuk film intra oral dimana dibutuhkan kualitas

gambar yang baik dan detail anatomi yang jelas. Ukuran film yang sering digunakan

antara lain 31 x 41 mm (untuk periapikal), 22 x 35 mm (bitewing) dan 57 x 76 mm

(untuk foto oklusal). 7

Film intra oral di Kedokteran Gigi tersedia dalam dua kelompok kecepatan D dan

E. Secara klinis, kelompok E hampir 2x lebih cepat dari film kelompok D dan sekitar

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxvi

50x lebih cepat film biasa. Pengurangan dosis pasien hingga 60% dibandingkan film

E dan 77% film D didapat bila menggunakan radiografi intra oral digital direct.

Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :

Pembungkus luar dari plastik lunak yang berfungsi untuk melindungi dari cairan

saliva yang dapat mengkontaminasi film.

Kertas hitam yang berfungsi untuk melindungi film dari cahaya yang dapat

merusak film, dan mencegah masuknya saliva ke film.

Lead foil terletak dibelakang film, yang berfungsi untuk mencegah adanya sisa

radiasi yang dapat melewati film menuju ke jaringan pasien.

Film, yang terdiri dari:

o Plastic base merupakan bahan dasar yang transparan dan terbuat dari selulosa

asetat dengan ketebalan ± 0,2 mm.

o Lapisan adhesif (gelatin) yang memfiksasi emulsi melekat pada bahan dasar.

o Lapisan pelindung (protective layer) yang berfungsi melindungi emulsi dari

kerusakan mekanis.

o Emulsi kristal AgBr.

b. Screen film (film ekstra oral)

Jenis film ini saat penggunaanya dikombinasikan dengan intensifying screens

pada cassette. Keuntungannya adalah digunakan tingkat exposure yang pendek dari

sinar-X, sehingga dosis radiasi yang diberikan ke pasien menjadi rendah. Namun,

kualitas gambar yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan dengan non-screen

film. Ukuran screen film, terdiri dari 15 cm x 30 cm (panoramik), 24 cm x 30 cm

(cephalometry) dan 13 cm x 15 cm (carpal bone). 8

Bagian-bagian screen film sebenarnya sama dengan bagian non-screen film, tapi

screen film memiliki : 8

Emulsi AgBr pada film ini lebih sensitif terhadap cahaya biasa daripada sinar-X.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxvii

Terdapat beberapa emulsi yang produksinya sensitif terhadap cahaya biru,

cahaya hijau, dan cahaya merah. Tingkat sensitifitas tergantung dari jenis

intensifying screen yang digunakan, yaitu :

o Standard emulsi AgBr (sensitif terhadap cahaya biru)

o Modifikasi emulsi AgBr dengan ultraviolet sensitizer (sensitif terhadap

cahaya ultraviolet)

o Emulsi orthochromatic (sensitif terhadap cahaya hijau)

o Emulsi panchromatic (sensitif terhadap cahaya merah)

2. Sensor

Digital Imaging merupakan hasil interaksi sinar-X dengan elektron dalam sensor

pixel elektronik (elemen gambar), konversi data analog ke data digital, prosesing

komputer dan display gambar tampak pada layar komputer. Data didapat melalui

sensor yang berkomunikasi dengan komputer. Digital imaging ini ada dua metode

pengambilan gambarnya yaitu direct digital imaging dan indirect digital imaging.3

a. Direct Digital Imaging

Metode direct digital imaging memproduksi gambaran dinamik yang

menyediakan tampilan gambar secara langsung, peningkatan kualitas gambar,

penyimpanan, retrieval dan transmisi. Sensor digital lebih sensitive dibanding film

dan menghasilkan paparan radiasi yang lebih rendah. Sensor direct digital imaging

ada charge-coupled device (CCD) atau complementary metal oxidesemiconductor

active pixel sensor (CMOS-APS). CCD digunakan dalam bidang kedokteran gigi

untuk radiografi intra oral, panoramik dan sefalometri. Detektor CCD mempunyai

permukaan aktif yang lebih kecil areanya dibandingkan detektor lain.3

b. Indirect Digital Imaging

Metode Indirect digital imaging menyiratkan gambar yang telah dipapar secara

analog dan dikonversikan menjadi format digital. Teknik indirect digital imaging

menggunakan scan optical untuk mengkonversikan gambaran analog ke digital.

Teknik ini membutuhkan scanner optical yang bisa memproses gambar transparan

serta perangkat lunak yang sesuai untuk menghasilkan citra digital. Contoh sensor

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxviii

gambar yang digunakan dalam metode indirect ini adalah PSP (Photo Stimuable

Phosphor Plates). Foto ini diambil di plat fosfor sebagai informasi analog dan diubah

menjadi format digital ketika plat diproses. PSP terdiri dari dasar poliester dilapisi

dengan emulsi halida kristal yang mengubah radiasi-X menjadi energi yang

tersimpan.3

2.3.5 Melakukan Exposure

Dalam melakukan exposure, kita harus memperhatikan dosis radiasi, kV dan mA

yang akan diterima oleh pasien. White (1990) mereferensikan publikasi ICRP.

Penggunaan E-speed film dan rare-earth intensifying screen digunakan pada

radiografi intra oral dan panoramic. Putaran (diameter 60 mm) Kolimasi digunakan

pada radiografi intra oral.

Tabel 1. Dosis Efektif Dan Resiko Dari Setiap Teknik Radiografi Kedokteran Gigi.6

Teknik sinar-x Dosis efektif

(μSv)

Dosis resiko terkena

kanker fatal

(perjuta)

Radiografi intra oral

bitewing/periapikal

Oklusal anterior

maksila

1-8,3

8

0,02-0,6

0,4

Radiografi Ekstra

oral

Panoramik

Radiografi lateral

sefalometri

Cross-sectional

CT-scan mandibula

CT-scan maksila

3,85-30

2-3

1-189

364-1202

100-3324

0,21-1,9

0,34

1-14

18,2-88

8-242

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxix

Menurut Eric Whaites (2007), Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi yaitu

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Dosis Efektif Pada Pemeriksaan Rutin Gigi.4

Jenis Foto Dosis efektif (mSv)

Skull/ Kepala/ Posteroanterior 0,03

Lateral 0,01

Bitewing / periapikal 0,001-0,008

Oklusal 0,008

Panoramik 0,004 -0,03

Lateral sefalometri 0,002 – 0,003

CT mandibula 0,36 – 1,2

CT maksila 0,1 – 3,3

Istilah dosis dan paparan banyak digunakan tetapi sering disalah artikan. Dosis

dapat diukur pada jaringan tertentu atau organ misalnya kulit, mata, sumsum tulang

atau untuk seluruh tubuh, sedangkan paparan biasanya mengacu ke peralatan

pengaturan seperti waktu, mA, kV. Sebuah ukuran yang umum digunakan dosis

dalam survei adalah ‘dosis masuk', diukur dalam milligray (mgy).

Tingkat referensi (DRLs), berdasarkan survei dosis masuk, dapat ditetapkan

sebagai standar terhadap penggunaan peralatan sinar-X yang dapat dinilai sebagai

bagian dari jaminan kualitas.

2.4 Efek Dosis Radiasi Pada Kedokteran Gigi

Dosis radiasi dinyatakan sebagai dosis efektif diukur dalam satuan penyerapan

energi per unit massa (Joule / kg) disebut microSievert, μSv Sievert, mewakili

sepersejuta Sievert. 9

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxx

Paparan permukaan yang diperoleh secara langsung merupakan cara paling mudah

untuk mencatat paparan pasien terhadap sinar-X. Rincian jumlah yang kecil tetap

dipakai untuk menghitung dosis yang diterima oleh organ yang berada atau dekat

dengan titik pengukuran :

1. Dosis Aktif Sumsum Tulang

Dosis aktif sumsung tulang berasal dari dosis jaringan spesifik yang sesuai

dengan efek stokastik sebagian, contohnya leukemia. Dosis akut sumsum tulang

adalah dosis radiasi rata-rata yang terdapat pada seluruh sumsum tulang aktif. Dosis

sumsum tulang aktif yang berasal dari survey intra oral seluruh mulut dengan sudut

bundar sekitar 0,142 mSv. Sekali terekspos dengan sudut rectangular hanya sekitar

0,06 mSv.3 Radiografi panoramik memberikan dosis sumsum tulang aktif sekitar 0,01

mSv/ film. Sebagai perbandingan dosis tulang aktif dalam 1 film thorax adalah 0,03

mSv.

2. Dosis Tiroid

Besarnya kelenjar tiroid merupakan faktor penting dalam menentukan besarnya

dosis yang diterima. Diperkirakan 6000 mrads (0,06 Gy) dosis yang diperlukan untuk

menghasilkan suatu kanker pada kelenjar thyroid.5 Pada foto gigi dalam 20 film serial

adalah 6 mrads (0,00006 Gy) atau 1/ 100 dari dosis yang diperlukan dalam

menghasilkan kanker thyroid.5 Pemeriksaan mulut komplit dengan film A21

memberikan dosis tiroid 0,94 mGy. Nilai ini 1/6 dari pemeriksaan radiografi sinar

servikal. Dosis tiroid dalam radiografi panoramik sekitar 74 μGy, 1% dari

pemeriksaan spina servikal.

3. Dosis Gonad

Radiografi pada abdomen memberikan dosis paling tinggi pada gonad.

Radiografi pada kepala, leher dan ekstremitas menghasilkan dosis paling rendah.

Sebagai kategori umum, pemeriksaan sinar-X kedokteran gigi hanya memberikan

dosis secara umum 1,0 mGy. Kontribusi ini hanya 0,003 % dari rata-rata paparan

pada umumnya.3

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxi

4. Dosis Kulit

Total dosis radiasi yang dapat menyebabkan eritema (reddening) pada kulit

adalah 250 rads (2,5 Gy) dalam periode 14 hari. Untuk menyebabkan perubahan kulit

lebih besar dari 500 film foto yang diperlukan (film F speed, long PID, 20 film series)

dalam 14 hari.3

5. Dosis Mata

Lebih dari 200.000 mrads (2 Gy) dosis yang dapat menyebabkan katarak atau

pengaburan lensa mata. Cornea mata terkena radiasi pada saat radiografi gigi (D

speed, long PID, 20 film series) kira- kira 60 mrads (0, 0006 Gy).3

Dosis radiasi pada kedokteran gigi berkisar diantara 0, 002 mSv sampai 3,3 mSv,

sehingga dapat dinyatakan bahwa efek negatif dari dosis radiasi pada kedokteran gigi

sangat kecil kemungkinan terjadi atau bahkan dapat dikatakan tidak ada, karena dosis

radiasi yang diberikan terhadap pasien mempunyai manfaat yang lebih besar

dibandingkan kerugian yang ditimbulkan (justifikasi). Dosis radiasi pada kedokteran

gigi menyumbang jumlah radiasi artificial (medical x ray diagnosis) dengan

persentase sangat kecil.

2.5 Efek Negatif Radiasi Sinar-X

Dalam keselamatan radiasi dikenal Health Physics yaitu prinsip untuk mencegah

timbulnya efek non stokastik dan efek stokastik dengan meminimalkan paparan

terhadap petugas dan pasien selama pemeriksaan radiografi.

Efek radiasi pada manusia merupakan hasil dari rangkaian proses fisik dan kimia

yang terjadi segera setelah terpapar dosis radiasi yang tinggi (10-15 detik), kemudian

diikuti dengan proses biologi dalam tubuh. Proses biologi meliputi rangkaian

perubahan pada tingkat molekuler, seluler, jaringan dan tubuh. Konsekuensi yang

timbul dapat berupa kematian sel atau perubahan pada sel. Bergantung pada dosis

radiasi yang diterima tubuh. 3

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxii

2.5.1 Efek Non Stokastik (Deterministik)

Efek non stokastik adalah efek somatik yang meningkat dalam keparahan akibat

dosis radiasi yang melebihi ambang batas. Efek ini berasal dari dosis radiasi yang

cukup besar melebihi kebutuhan dalam radiologi diagnostik, dapat timbul segera

setelah terpapar atau beberapa bulan atau tahun setelah paparan. Contohnya adalah

Erythema, kerontokan rambut, pembentukan katarak dan berkurangnya kesuburan.

a. Efek Radiasi pada Membran Mukosa Mulut

Radiasi pada daerah kepala dan leher khususnya nasofaring akan mengikut

sertakan sebagian besar mukosa mulut. Akibatnya dalam keadaan akut akan terjadi

efek samping pada mukosa mulut berupa mukositis yang dirasa pasien sebagai nyeri

pada saat menelan, mulut kering dan hilangnya cita rasa (taste). Keadaan ini

seringkali diperparah oleh timbulnya infeksi jamur pada mukosa lidah serta palatum.9

b. Efek radiasi pada jaringan dan organ.

Radiosensitivity pada jaringan atau organ tubuh diukur dengan adanya respon

terhadap radiasi. Kehilangan moderat sel tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh.

Namun, dengan hilangnya sejumlah besar sel sehingga dapat mempengaruhi

organisme. Tingkat keparahan perubahan ini tergantung pada dosis radiasi yang

diberikan. 3,9

2.5.2 Efek Stokastik

Efek stokastik terjadinya suatu efek karena fungsi dan dosis radiasi yang diterima

oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang yang termasuk dalam kelompok ini kanker.

Efek stokastik akibat dari perubahan sel-sel individual subletal dalam DNA.

Konsekuensi yang paling penting dari kerusakan tersebut adalah karsinogenesis. Efek

yang ditimbulkan meskipun sangat kecil kemungkinannya juga dapat terjadi.

a. Karsinogenesis

Radiasi menyebabkan kanker dengan mengubah DNA. Mekanisme yang paling

mungkin adalah radiasi mutasi gen. Tindakan radiasi sebagai promotor, merangsang

sel untuk berkembangbiak sehingga mengubah sel premaligna menjadi lebih ganas.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxiii

Mutasi gen mungkin juga melibatkan hilangnya fungsi dalam kasus gen supresor

tumor. Data tentang radiasi kanker terutama berasal dari populasi orang yang telah

terkena radiasi tingkat tinggi. Namun pada prinsipnya, dosis rendah radiasi dapat

memulai pembentukan kanker dalam satu sel.9,10

b. Leukemia

Insiden leukemia (selain leukemia lumphocytic kronis) meningkat setelah

terpapar radiasi pada sumsum tulang. Bagi individu yang terpapar di bawah usia 30

tahun, risiko untuk pengembangan leukemia setelah sekitar 30 tahun. Bagi individu

terpapar sebagai orang dewasa, risiko tetap ada sepanjang hidup. Leukemia muncul

lebih cepat dari kanker karena semakin tingginya tingkat pembelahan sel dan

diferensiasi sel-sel induk hematopoietik dibandingkan dengan jaringan lain. Orang

yang lebih muda dari 20 tahun lebih berisiko daripada orang dewasa.9,10

c. Kanker tiroid

Insiden karsinoma tiroid (muncul dari epitel folikular) meningkat pada manusia

setelah terpapar. Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu yeng terkena kanker

dapat menyebabkan kematian.9,10

d. Kanker esophangeal

Data yang berkaitan dengan kanker esophangeal relatif jarang. Kanker ini

banyak ditemukan di Jepang pada mereka yang selamat dari bom atom dan penderita

diobati dengan radiasi x untuk ankylosing spondylitis.

e. Kanker kelenjar ludah

Insiden tumor kelenjar saliva meningkat pada pasien yang melakukan terapi

radiasi untuk penyakit kepala dan leher. Resiko yang tertinggi pada penderita yang

melakukan terapi radiasi sebelum usia 20 tahun.

Radiasi dapat menghentikan pertumbuhan sel dalam jumlah besar atau kerusakan

subletal pada sel-sel individu yang menghasilkan pembentukan sel kanker. 8 Efek non

stokastik dengan efek stokastik dapat dibedakan dengan melihat Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxiv

Tabel 3. Perbedaan Efek Stokastik dan Non Stokastik.5

Efek Stokastik Efek Non Stokastik

Batas dosis

ambang

Tidak, bahkan satu

foton dapat

menyebabkan

perubahan pada DNA

yang memicu kanker

Ya, Membunuh sel yang cukup

diperlukan sehingga

menyebabkan respon klinis

Menyebabkan Merusak DNA Kematian sel

Efek klinis

dan dosis

efek klinis tidak

tergantung dosis.

Tidak ada respon;

individu memiliki

efek baik atau

tidak

efek klinis sebanding

dengan dosis. Semakin

besar dosis maka besar

efeknya

Kemungkinan

memiliki efek

dan dosis

Frekuensi efek

sebanding dengan

dosis. Semakin

besar dosis

semakin besar

efek yang

ditimbulkan.

Semua individu

menunjukkan efek ketika

dosis di atas ambang

Contoh Radiasi dapat

menyebabkan

kanker.

Mukositis akibat terapi

radiasi di rongga mulut.

Radiasi dapat

menyebabkan katarak

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxv

2.6 Proteksi Radiasi

Pengenalan dari bahaya efek radiasi dan resiko yang mungkin terjadi

menyebabkan National Council on International Commission on Radiological

Protection ( ICRP ) untuk menetapkan tuntunan mengenai pembatasan jumlah radiasi

yang diterima oleh petugas dan masyarakat. Pelaksanaan dosis limit harus

diperhatikan bahwa pelaksanaan dosis limit pada pekerja radiasi yang dapat

menyebabkan kanker tidak lebih besar dari pekerja non radiasi. Dosis limit pada

masyarakat ditetapkan 10% dari pekerja radiasi.11

Pada tahun 1950 ICRF memutuskan: 12

1. Menurunkan dosis tenggang menjadi 0,05 R (50 mR) per hari atau 0,3 R (300 mR)

per minggu atau 15 R / tahun.

2. Menetapkan kulit sebagai organ kritis dengan dosis tenggangnya sebesar 0,6 R

(600 mR) per minggu.

Adapun nilai batas dosis untuk seluruh tubuh yang bergantung pada pekerja

radiasinya (dengan pengecualian wanita hamil dan wanita masa usia subur) adalah:13

1. NBD untuk pekerja radiasi yang memperoleh penyinaran seluruh tubuh

ditetapkan 50 mSv (5000 mrem) per tahun.

2. Batas tertinggi penerimaan pada abdomen pada pekerja radiasi wanita dalam

masa subur ditetapkan tidak lebih dari 13 mSv (1300 mrem) dalam jangka waktu

13 minggu dan tidak melebihi NBD pekerja radiasi.

3. Pekerja wanita yang mengandung harus dilakukan pengaturan agar saat bekerja

dosis yang diterima janin terhitung sejak dinyatakan mengandung hingga saat

kelahiran diusahakan serendah–rendahnya dan sama sekali tidak boleh melebihi

10 mSv (1000 mrem).

Prinsip dari proteksi radiasi harus dikenali oleh setiap orang bahwa sekecil

apapun dosis radiasi efek stokastik tetap dapat timbul. Nilai batas dosis yang

ditetapkan oleh BAPETEN, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka-

BAPETEN/V-99 yaitu mengenai penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui oleh

seorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu satu tahun,

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxvi

tidak bergantung pada laju dosis tetapi tidak termasuk penerimaan dosis dari

penyinaran medis dan penyinaran alam. Nilai batas dosis bukan batas tertinggi yang

apabila dilampaui seseorang akan mengalami akibat merugikan yang nyata.

Meskipun demikian setiap penyinaran yang tidak perlu harus dihindari dan

penerimaan dosis harus diusahakan serendah-rendahnya.14

Nilai batas dosis tersebut ditetapkan sebagai berikut :

1. Nilai batas dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh tubuh 10 mSv per tahun

2. Nilai batas dosis untuk anggota masyarakat umum untuk seluruh tubuh 0,5

mSv per tahun.

Batas dosis radiasi menurut (IRR) pada tahun 1999 adalah batasan dosis radiasi

yang dibedakan atas pekerja radiasi, bukan pekerja radiasi dan masyarakat umum

(Tabel 4).

Tabel 4. Batasan Dosis Yang Berdasarkan Ionizing Radiations Regulation (IRR)

1999.5

Batas dosis lama Batas dosis baru

(IRR 1999)

Pekerja Radiasi 50 mSv 20 mSv

Bukan Pekerja Radiasi 15 mSv 6 mSv

Masyarakat Umum 5 mSv 1 mSv

Menurut peraturan pemerintah no. 63 tahun 2000 setiap instalasi yang

menggunakan radiasi pengion wajib menerapkan Manajemen Keselamatan Radiasi,

yang meliputi (Depkes RI, 2006) :

1) Organisasi Proteksi Radiasi

Pengusaha/instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion wajib

membentuk organisasi proteksi radiasi agar dalam pemanfaatan tenaga nuklir semua

persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilaksanakan sesuai ketentuan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › ... BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran GigiRadiografi kedokteran gigi ada dua macam yaitu radiografi intra

xxxvii

2) Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas

Untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan

pemantauan dosis. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan dosimeter perorangan

baik yang dapat dibaca langsung maupun yang tidak dapat dibaca langsung sesuai

dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.

3) Peralatan Proteksi Radiasi

Pengusaha/instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion harus

menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantauan dosis

perorangan, pemantauan daerah kerja dan pemantauan lingkungan yang dapat

berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.

4) Pemeriksaan Kesehatan

Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus sehat dan minimal

berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus menyelenggarakan pemeriksaan yang

meliputi; pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama masa

kerja dan pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubungan kerja. Apabila

dipandang perlu dapat dilakukan pemeriksaan khusus.

5) Penyimpanan Dokumentasi

Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan daerah kerja, hasil

pemantauan lingkungan dan kartu kesehatan pekerja harus disimpan paling tidak

selama tiga puluh tahun terhitung sejak pekerja radiasi bekerja.

6) Jaminan Kualitas

Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari perencanaan, pembangunan,

pengoperasian dan perawatan.

7) Pendidikan dan Pelatihan.

Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.

Universitas Sumatera Utara