Upload
truongdieu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
LATAR BELAKANG
Nama Perusahaan : Violet Food
Bidang Usaha : Makanan
Jenis Produk : Tahu Jamur
Alamat Perusahaan : Rumdis TNI-AL Wonosari B-73 Surabaya
Nomor Telepon : 085730624001
1.1 Identifikasi Peluang Bisnis
Bisnis yang akan dijalankan ini adalah jananan sehat yang sesuai dengan
budget mahasiswa. Bisnis makanan mungkin sudah banyak, namun bedanya
dengan bisnis yang akan kami jalankan ini adalah terletak pada kandungan gizi
yang ada pada jajanan, serta harga yang terjangkau.
Bisnis ini cukup menjanjikan, sebab belum pernah ada variasi jajanan
seperti tahu jamur ini sebelumnya. Selain itu, bahan baku tahu dan jamur sudah
familiar dengan lidah orang Indonesia sehingga masyarakat lebih mudah
menerima produk ini.
1.2 Penjelasan produk
Violet Food merupakan perusahaan yang bergerak kuliner. Produk yang dijual
adalah tahu yang dikombinasi dengan jamur. Jamur digunakan sebagai isi dari
tahu. Jamur sebagai isi juga dicampur dengan daging yang digiling untuk
menambah rasa gurih alami pada tahu. Tahu ini diolah dengan cara dikukus atau
digoreng. Kami juga menyediakan cabai dan saus sebagai pelengkap tahu
jamur.
1.3 Latar Belakang Bisnis
Dewasa ini, makanan olahan jamur sedang menjadi trend. Hal ini dikarenakan
jamur mudah diolah, berharga murah, berasa enak, dan mengandung zat gizi
yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, tahu adalah bahan makanan yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan alasan-alasan itulah,
rencana bisnis ini muncul dan dibuat.
1
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjual tahu jamuran kepada konsumen secara langsung.
2. Tujuan Khusus
a. Mempromosikan produk Violet Food kepada konsumen, terutama para
mahasiswa dan pencinta jajanan.
b. Menarik minat masyarakat terhadap makanan olahan jamur.
c. Menumbuhkan minat masyarakat (selain pecinta kuliner) untuk dapat
menyukai tahu jamur.
1.5 Potensi Bisnis
Berdasarkan analisa peluang pasar sementara ini, bisnis tahu isi jamur ini dapat
berkembang dan dapat diterima masyarakat luas. Bertambahnya variasi
makanan olahan dari jamur yang ada selama ini dapat menjadi peluang bagi
perusahaan Violet Food. Keunggulan dari bisnis ini belum pernah ada variasi
jajanan seperti tahu jamur ini sebelumnya. Selain itu, bahan baku tahu dan
jamur sudah familiar dengan lidah orang Indonesia sehingga masyarakat lebih
mudah menerima produk ini. Perusahaan Violet Food ini dapat menjadi pilihan
alternatif bagi konsumen dalam memilih jajanan yang sehat dan terjangkau.
2
BAB II
Analisis SWOT
2.1 Lingkungan Eksternal
2.1.1 Opportunities
(a) Target pasar yang sangat luas
Target pasar dari perusahaan Violet Food ini ditujukan untuk semua
lapisan masyarakat, sebab produk olahan tahu sudah dikenal
masyarakat, mulai dari anak kecil, remaja, dan dewasa sekalipun suka
dengan makanan tahu ini yang digunakan sebagai lauk dan camilan.
(b) Tahu dengan isi jamur jarang atau belum pernah ada
Di jaman sekarang ini, telah banyak jenis produk olahan tahu, namun
produk yang kami hasilkan berbeda karena produk lain karena terdapat
tambahan jamur sebagai isi tahunya.
2.1.2 Threats
(a) Berhadapan dengan kompetitor lama dan baru.
Produk tahu jamur kami masih terbilang produk baru, jadi
kemungkinan adanya kompetitor baru yang akan mengolah tahu
dengan produk olahan lain. Untuk yang kompetitor lama pesaingnya
seperti produk tahu isi sejenis gorengan dan bakso tahu.
2.2 Lingkungan Internal
2.2.1 Strengths
(a) Harga jual yang relatif lebih murah
Harga tahu jamur yang dijual relatif lebih murah sehingga bisa
dijangkau oleh semua orang.
(b) Rasa yang berbeda dengan produk olahan tahu yang lain.
Tahu ini memiliki rasa yang berbeda dengan tahu biasa karena diisi
dengan jamur.
(c) Tidak membutuhkan modal awal yang cukup besar
Dilihat dari cakupan pemasaran awal yang kami lakukan, kami tidak
membutuhkan produksi yang cukup banyak karena belum mengetahui
bagaimana penilaian konsumen terhadap produk makanan tahu
3
jamuran kami ini. Dari segi bahannya juga dapat kami ketahui bahwa
secara umum bahan kami gunakan tidak terlalu mahal.
2.1.2 Weaknesses
(a) Minimnya pengalaman dalam berwirausaha
Kelemahan dari bisnis tahu jamuran ini adalah minimnya pengalaman
berwirausaha di dunia produk olahan tahu yang kami miliki. Selain itu,
pengetahuan kami tentang pembuatan dan pemasaran produk kami
masih kurang. Oleh karena itu, perlu bagi saya untuk mengetahui dan
memahami secara mendalam mengenai produk olahan tahu.
(b) Manajemen waktu
Pembagian waktu antara pemasaran bisnis tahu jamuran ini dengan
jadwal kuliah sebenarnya tidaklah sulit, dikarenakan pemasaran
dilakukan secara langsung. Untuk yang secara langsung akan
dilakukan tiap weekend maupun saat kuliah (dengan menyebar brosur,
leaflet dll beserta tester produk).
Namun, permasalahan manajemen waktu ini terletak pada proses
pembuatan tahu jamuran ini, mengingat jarak kampus/ tempat kerja
dengan rumah usaha yang lumayan jauh. Sehingga, hal ini akan diatasi
dengan meminta saudara atau orang tua untuk mengurus masalah
produksi tersebut selama kami kuliah ataupun kerja.
(c) Daya tahan produk tidak bisa lama.
Produk hasil olahan kami yaitu tahu jamur ini tidak menggunakan
bahan pengawet jadi produk tahu jamuran ini tidak bisa bertahan lama.
Produk tahu jamur ini hanya bisa bertahan selama dua lebih setengah
hari.
4
BAB III
PERENCANAAN BISNIS
3.1 Sasaran dan Target Pasar
Sasaran dari Perusahaan Violet Food terhadap penjualan produk kami yaitu tahu
jamur ini adalah semua kalangan mulai dari anak kecil, remaja, sampai dewasa.
Namun, sasaran utama untuk promosi awal ditujukan kepada teman-teman
mahasiswa FKM dan sekitarnya.
3.2 Pembiayaan
3.2.1 Biaya Tetap
1. Wajan Rp. 40.000,00
2. Spatula Rp 10.000,00
3. Kompor Gas Rp 125.000,00
4. Tabung LPG Rp 150.000,00
5. Selang+Regulator Rp 200.000,00
6. Baskom Rp 10.000,00
7. Nampan Rp 15.000,00
8. Panci Rp 40.000,00
9. Pengukus Rp 60.000,00
10. Sendok Rp 10.000,00
11. Pisau Rp 10.000,00
12. Brosur Rp 10.000,00
13. Ember Rp 1 0.000,00 +
TOTAL Rp 680.000,00
3.2.2 Biaya Variabel
1. Gas LPG Rp 15.000,00
2. Tahu Rp 30.000,00
3. Jamur Rp 10.000,00
4. Daging Rp 40.000,00
5. Cabai Lalap Rp 4.000,00
6. Tepung Rp 2.000,00
7. Telur Rp 2.000,00
5
8. Garam Rp 1.000,00
9. Bawang putih Rp 2.000,00
10. Tusuk Gigi Rp 2.000,00
11. Stiker Rp 5.000,00
12. Stapler Rp 7.000,00
13. Mika+kertas minyak Rp 10.000,00
14. Minyak Goreng Rp 10 .000,00 +
TOTAL Rp 140.000,00
Total biaya variabel ini untuk 100 bungkus per minggu dengan per
bungkus berisikan 5 potong tahu jamur.
3.2.3 Biaya Total
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 680.000,00 + Rp 140.000,00
= Rp 820.000,00
3.2.4 Biaya dan Harga Per bungkus
a. Biaya per bungkus
Biaya Tetap yang dibutuhkan dalam 1 bulan
= Biaya Tetap ÷ 12 bulan
= Rp. 680.000 ÷ 12 bulan
= Rp. 56666,667
Biaya Produksi 1 Bulan :
= Biaya Tetap per Bulan + Biaya Variabel 1 Bulan
= Rp. 56666,667 + Rp. 560.000,00
= Rp. 616666,667
Jadi biaya per bungkus tahu jamur adalah :
= Biaya Produksi Per Bulan ÷ Jumlah Produksi tahu jamur
= Rp. 616.666,67 ÷ 400
= Rp 1541,6667/ bungkus
b. Harga Jual Per bungkus
Harga jual per bungkus tahu jamur:
a. Dijual ke reseller dengan harga Rp 2200,00/ bungkus
6
b. Dijual ke konsumen secara langsung dengan harga Rp 2.500,00/
bungkus
3.2.5 Modal Awal
Modal Awal = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 680.000,00 + Rp 140.000,00
= Rp 820.000,00
3.2.6 Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Analisis titik impas atau Break Even Point ada 2 :
a. BEP harga
BEP harga = Total biaya ÷ jumlah tahu jamur
= Rp 820.000,00 ÷ 400
= Rp 2050
b. BEP produksi
BEP produksi = Total biaya ÷ Harga jual
= Rp 820.000 ÷ Rp 2.500,00
= 328 bungkus
Asumsi harga jual yang tersebut di atas merupakan harga jual ke
konsumen secara langsung. Karena untuk bulan pertama/ penjualan awal,
Violet Food belum menjual ke reseller yang ada.
Artinya, perusahaan Violet Food akan mengalami titik impas
dengan jumlah tahu jamur yang terjual sebanyak 328 bungkus apabila
harga per bungkus Rp 2.500,00 dalam sebulan.
3.2.7 Analisis Keuntungan
Analisis keuntungan ini diperoleh hanya dari penjualan tahu jamur secara
langsung ke konsumen, mengingat pada tahap awal penjualan, perusahaan
Violet Food belum menjualnya ke reseller yang ada.
Total pendapatan tahu jamur yang dijual sendiri secara langsung
(asumsi jumlah tahu jamuran yang siap dijual adalah 400 bungkus).
Total Pendapatan = Harga per bungkus x Jumlah tahu jamur
= Rp. 2500,00 x 400 bungkus
= Rp. 1.000.000,00
7
Total Biaya Produksi 1 bulan = Rp. 616.666,667
Keuntungan = Total Pendapatan − Total Biaya Produksi
= Rp 1.000.000,00 – Rp 616.666,67
= Rp 383.333,33
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 400 bungkus tahu
jamur dengan harga Rp 2.500,00 per bungkus secara langsung ke
konsumen dalam 1 bulan adalah Rp. 383.333,33.
Keuntungan tersebut merupakan keuntungan pada bulan pertama
dilakukan penjualan. Pada bulan-bulan selanjutnya jumlah tahu jamur
yang dijual akan semakin banyak sebab bertambah banyaknya konsumen,
sehingga keuntungan akan menjadi lebih besar.
3.2.8 Pengembalian Modal
Asumsi tahu jamur yang harus dijual per bulan adalah minimal 328
bungkus.
Pengembalian Modal = Total biaya (tetap + variabel) ÷ Laba usaha
= Rp 820.000,00 ÷ Rp 383.333,33
= 2,14
Artinya, modal akan kembali dalam waktu 2 bulan, sebab laba usaha
sebesar Rp 383.333,33 merupakan laba usaha selama 1 bulan.
8
BAB IV
STUDI KELAYAKAN
4.1 Lokasi
Lokasi usaha Perusahaan Violet Food ini terletak di Perumahan Dinas TNI AL
Wonosari B.73, Surabaya. Di tempat inilah, proses pembuatan Tahu Jamuran
terjadi. Mulai dari persiapan bahan, produksi sampai pengemasan dilakukan.
4.2 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang mendukung usaha ini sangat menunjang
keberhasilan usaha ini. Alat-alat yang telah dimiliki oleh Perusahaan Violet
wajan, panci pengukus, plastik kemasan, dan lainnya. Lokasi pemasaran yang
akan dituju adalah daerah Surabaya dan sekitarnya, khususnya lingkungan
disekitar kampus. Selain itu, alat-alat maupun makanan yang digunakan dalam
proses produksi sangat mudah diperoleh dan dengan harga yang terjangkau.
4.3 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada dalam Perusahaan Violet Food ini berjumlah 18
orang yang masing-masing berperan sebagai manajer, pemasaran, bagian
produksi, dan manajer keuangan. Ada 3 Manajer dalam Perusahaan Violet Food
yaitu, manajer utama, manajer keuangan, manajer produksi, dan manajer
pemasaran. Pemilihan peran SDM dalam usaha ini disesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian masing-masing individu/ anggota. Setiap SDM saling
bekerjasama dan berkontribusi dalam pelaksanaan bisnis Tahu Jamuran.
Dengan pembagian SDM ini, maka diharapkan usaha ini dapat
berkembang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
9
BAB V
OPERASI RENCANA BISNIS
5.1 Rencana Manajemen
5.1.1 Strategi Pemasaran
Tahap pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam proses
penjualan produk suatu usaha. Strategi pemasaran yang akan kami
lakukan, antara lain :
5.1.1.1 Pengembangan Produk
a. Uji Coba Produk
Sebelum produk dipasarkan, dibutuhkan percobaan dengan
pemberian tester pada calon konsumen secara Cuma-Cuma.
Disini dapat dilihat minat masyarakat pada produk ini. Hasil
yang didapat dari uji coba produk ini adalah dapat
memperkirakan jumlah produk, penentuan harga yang sesuai,
serta rasa yang diminati masyarakat.
b. Variasi Pengembangan Produk
Setelah uji coba produk, didapat masukan-masukan yang
berguna untuk pengembangan Tahu Jamur. Lalu kami
mengembangkan variasi rasa, bentuk, kemasan, dan aspek
lainnya yang diinginkan oleh konsumen. Oleh karena tujuan
pengembangan bisnis yang seperti itu, maka dalam
pelaksanaannya memerlukan keuletan, inovasi, dan kreativitas
yang tinggi dari seluruh anggota tim perusahaan.
5.1.1.2 Pengembangan Wilayah Pemasaran
Apabila bisnis yang akan kita jalankan ingin semakin sukses,
maka kata “pemasaran” ini tidak boleh hilang dari mindset kita.
Menjadikan bisnis Tahu Jamur dikenal dan diminati masyarakat
sebagai pilihan makanan sehat adalah misi dari Perusahaan Violet
Food. Untuk rencana awal, kegiatan pemasaran akan dilakukan
pada teman-teman mahasiswa, dosen, dan civitas FKM, Unair
Surabaya dan sekitarnya. Kegiatan promosi dan pemasaran ini
dilakukan setiap saat dan seluas-luasnya.
10
5.1.1.3 Kegiatan Promosi dan Pemasaran
Laku atau tidaknya barang yang dijual, dalam hal tahu jamuran
tergantung dari keberhasilan pemasaran yang telah dilakukan pada
konsumen. Kegiatan promosi dan pemasaran yang tim kami
lakukan antara lain:
a. Promosi awal dilakukan dengan presentasi produk kepada
teman/ mahasiswa kelas IKMA 2010 FKM Unair.
b. Pemasaran dan promosi melalui media online dan jejaring
sosial, seperti facebook, twitter, google+ dan lain-lain.
c. Membuat brosur dan pamflet produk sebagai media promosi.
Pamflet ini ditempel di tempat-tempat yang strategis, seperti
mading. Sedangkan brosur banyak disebar di tempat-tempat
keramaian yang sangat memungkinkan sebagai pasar potensial.
d. Melakukan personal selling (melakukan promosi secara
langsung kepada konsumen yang dituju atau bisa juga dibilang
menyebarkan info penjualan dari satu mulut ke mulut yang
lain).
5.1.2 Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya
5.1.2.1 Pengelolaan SDM yang Tersedia
Dalam pengelolaan SDM ini, akan dilakukan pembagian tugas dari
16 (enam belas) anggota perusahaan, yaitu satu orang bertugas
sebagai manajer produksi, satu orang bertugas sebagai manajer
keuangan. Dan satu lagi, bertugas sebagai manajer pemasaran. Dan
yang sisanya menjadi anggota bagian produksi sebanyak 6 (enam)
orang, satu orang sebagai anggota bagian keuangan, dan 6 (enam)
orang sisanya masuk ke bagian pemasaran.
5.1.2.2 Perekrutan Tenaga Baru
Saat bisnis dari Violet Food ini semakin sukses, kami akan
merekrut beberapa karyawan untuk membantu kerja produksi dan
pemasaran tahu jamur ini.
11
5.1.3 Strategi Penetapan Harga
Upaya yang dapat dilakukan untuk menarik minat dan menjaga kestabilan
permintaan konsumen pada produk perusahaan Violet Food ini adalah
dengan penetapan harga yang seimbang, dimana kedua belah pihak baik
produsen maupun konsumen saling diuntungkan atau tidak ada yang
dirugikan. Strategi ini meliputi penyesuaian harga pada pembelian banyak
dan eceran, pemberian diskon untuk pelanggan tetap dan lain sebagainya.
Keunggulan dari perusahaan Violet Food ini adalah menjual suatu produk
inovasi dan kreatifitas baru yaitu tahu jamur dimana tahu jamuran ini
lebih mempunyai dan memprioritaskan ciri khas dengan rasa jamurnya
dengan harga jual yang dapat dijangkau oleh konsumen atau masyarakat.
5.1.4 Rencana Pengembangan Produksi
5.1.4.1 Pengembangan variasi produk
Variasi produk yang akan dijual terletak pada bahan dasar yaitu
jamur dimana jamur yang kami bisa gunakan untuk produk tahu
jamur ini, seperti jamur kuping, jamur putih, dan lain-lain.
Dalam hal ini, bukan tidak mungkin akan melakukan
pengembangan variasi-variasi yang lain yang nantinya diharapkan
menambah minat konsumen terhadap tahu jamur ini, sehingga apa
yang kami jual atau kami pasarkan ini di menjadi lebih bisa
bernilai ekonomis meningkatkan profit yang kami dapatkan.
Variasi produk tahu jamuran yang akan dikembangkan antara lain :
variasi jamur, bentuk tahu jamuran, kombinasi dengan jenis
makanan lain, variasi harga jual, penambahan bumbu-bumbu lain
yang bisa meningkatkan selera konsumen dan lain sebagainya.
Namun, secara garis besar adalah apa yang telah disebutkan seperti
di atas.
5.1.4.2 Pengembangan outlet dan promosi
Akan lebih baik lagi, apabila perusahaan Violet Food kami ini bisa
memiliki tempat produksi dan penjualan sendiri, karena akan
memudahkan dan mempercepat pengenalan produk tahu jamur
12
kami kepada konsumen dengan memperhatikan letak lokasi yang
strategis, sehingga lokasi mudah dikenali oleh konsumen.
Harapannya, outlet yang dibangun nantinya berada di tempat
yang strategis dan di pusat keramaian. Untuk tahap awal ini kami
melakukan pemasaran di Surabaya tepatnya di FKM Unair dan
untuk seterusnya akan dikembangkan misalnya di tempat
pariwisata, karena jelas mobilitas masyarakat dan tingkat
konsumtif masyarakat umumnya berada pada tempat-tempat
tersebut. Selain itu kami juga mempunyai harapan bahwa kami
ingin juga memasarkan produk kami ini di sekolah-sekolah misal
di kantin SMA, SMP, SD mengingat bahwa produk tahu jamuran
ini bisa termasuk makanan ringan yang disukai oleh para pelajar
dengan penilaian disesuaikan dengan pengalaman dan pengamatan
kami secara langsung sebagai seorang pelajar.
Selain itu, untuk kedepannya diharapkan perusahaan Violet
Food mempunyai jasa pengiriman, pemesanan atau katering
produk tahu jamur ini keluar Surabaya, karena tidak menutup
kemungkinan, nantinya perusahaan Violet Food kami ini akan
menambah cabang-cabang diluar kota Surabaya.
5.1.5 Analisis Risiko dan Antisipasinya
Bisnis penjualan produk makanan seperti tahu jamuran kami ini tentu
tidak terlepas dari risiko-risiko yang dapat menghambat produktifitas dan
kreatifitas bahkan proses perkembangan bisnis ini. Analisis terhadap
risiko usaha merupakan sesuatu yang penting, sebab mempengaruhi
antisipasi yang akan dilakukan untuk meminimalisasi risiko yang terjadi.
Beberapa hal yang berpotensi menjadi risiko perusahaan kami antara lain :
a. Sistem produksi dan pemasaran tahu jamur
Proses pembuatan tahu jamur ini dilakukan oleh tenaga sendiri secara
manual dan sekaligus pemasarannya. Sehingga akan memakan banyak
waktu, tenaga dan pikiran. Minimnya SDM yang ada dikhawatirkan
akan mempengaruhi tingkat kepuasan dan pelayanan pada konsumen.
13
b. Pesaing
Tidak dapat dipungkiri bahwa makanan jenis tahu jamur kami ini misal
pentol tahu sudah banyak dijumpai di masyarakat. Hal ini yang
mungkin dapat menghambat dan butuh perjuangan keras dalam proses
mempromosikan, memasarkan dan memperpanjang waktu balik modal
dari perusahaan Violet Food ini.
c. Pemasaran
Strategi pemasaran produk tahu jamur kami yang belum maksimal
dapat menjadi salah satu risiko perusahaan. Konsep pemasaran belum
dapat diakomodasi atau dijalankan dengan baik dan maksimal,
meskipun telah direncanakan dengan matang.
d. Modal
Modal awal yang dikeluarkan oleh Perusahaan Violet Food berasal dari
uang pribadi dari 18 anggotanya. Modal ini digunakan untuk membeli
bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi tahu jamur yang pada
tahap awalnya tidak memperhatikan biaya peralatan walaupun dalam
perhitungan ditulis berapa besar modal biaya yang diperlukan untuk
biaya peralatan. Oleh karena itu kami masih menggunakan peralatan
memasak dari seorang anggota karena tahap yang dimaksudkan disini
hanya untuk perkenalan produk dan belum sampai ke produksi dan
penjualan. Jika ini sudah bisa berlanjut kami akan memperkirakan
semua perhitunagn tersebut.
e. Harga bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi tahu jamur
Dengan situasi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini
misal naiknya harga BBM yang sangat berpengaruh terhadap bahan
kebutuhan pokok maka sangat berpengaruh juga terhadap modal yang
dibutuhkan dan penentuan harga produk sehingga kemungkinan bisa
menurunkan nilai jual.
Dengan teridentifikasinya risiko tersebut, maka dapat dilakukan
antisipasi yang menyeluruh sehingga sistem dalam perusahaan dapat
berjalan dengan baik. Adapun antisipasi yang dapat dilakukan meliputi:
a. Sistem pemeliharaan bahan dan pemasakan tahu jamur
Antisipasi terhadap pemenuhan sistem pemeliharaan bahan dan
pemasakan yang baik dapat dilakukan sebagai berikut :
14
1. Pembinaan dan peningkatan skill mengenai cara memeliharan
bahan dan memasak tahu jamur yang tepat agar kualitas produk
yang dihasilkan selalu terjamin.
2. Melengkapi alat memasak yang belum dimiliki atau melakukan
upgrade terhadap alat yang telah dimiliki secara bertahap
sehingga produktivitas meningkat.
3. Melakukan pemeriksaan kondisi alat yang digunakan secara
teratur
b. Pesaing
Bila kita sudah punya value di mata konsumen atau pelanggan,
sebenarnya kita tidak perlu resah. Oleh karena itu, yang perlu
dilakukan oleh perusahaan Violet Food adalah menjaga agar value
tersebut masih dapat dilihat, dirasakan, dan diminati oleh para
pelanggan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kualitas rasa
dari tahu jamur.
c. Pemasaran Produk
Pemasaran yang dilakukan secara menyeluruh dan terus menerus dapat
mendukung jumlah penjualan tahu jamur, sehingga diperlukan
beberapa strategi terkait untuk mengantisipasi terhambatnya sistem
pemasaran, diantaranya dengan mengoptimalkan semua SDM yang ada
untuk melakukan tindakan marketing dan menambah jumlah produksi
tahu jamur secara bertahap. Selain itu, penyusunan rencana pemasaran
selama minimal satu tahun juga diperlukan agar pemasaran yang akan
dilakukan menjadi terarah dan terintegrasi dengan baik.
d. Modal
Apabila modal yang terkumpul masih kurang untuk menjalankan bisnis
ini, maka dapat melakukan pinjaman kepada pihak lain. Sebagai
antisipasi waktu tenggang pinjaman, maka perlu dikeompokkan
tersendiri laba yang diperoleh dengan uang yang digunakan untuk
perkembangan perusahaan selanjutnya. Cara pembagian disesuaikan
dengan modal yang telah diberikan oleh masing-masing anggota
perusahaan Violet Food.
15
e. Pasokan bahan untuk produksi tahu jamuran yang akan dijual
Dalam mengatasi masalah pemasokan atau pemenuhan bahan untuk
produksi tahu jamur, maka diperlukan jalinan kerjasama dengan
pemasok bahan yang merupakan produsen utama dari bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan tahu jamuran. Pemasok ini juga harus
merupakan pemasok yang bertanggung jawab, dapat dipercaya dalam
kualitas bahan, dan dapat dinego untuk urusan harga.
16
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Perusahaan Violet Food merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
kuliner, yaitu menjual tahu jamur yang nantinya diberi tambahan variasi agar
lebih menarik minat konsumen yang nantinya diharapkan bisa berkembang
lebih luas dan lebih besar. Pemasaran produk perusahaan Violet Food ini
utamanya dilakukan melalui media online (lewat internet) dan personal selling
dengan awal sasaran pemasaran yaitu mahasiswa sebagai konsumen pertama.
6.2 Saran
Dalam pendirian suatu bisnis diperlukan suatu kerja keras dan analisis pasar
yang matang, agar produk yang dijual nantinya dapat diterima oleh konsumen
atau pelanggan. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha inovasi dan variasi agar
produk yang ditawarkan dapat semakin menarik minat konsumen. Selain itu, hal
penting yang perlu diperhatikan adalah membuat usaha yang baru saja dirintis
dapat bertahan dan berlanjut sampai ke periode berikutnya dan dapat
berkembang mejadi usaha yang lebih besar. Bertahannya suatu usaha atau bisnis
tertentu juga tergantung dari komitmen dari masing-masing anggota perintis
usaha atau bisnis tersebut.
17
Lampiran
18