90
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu teknologi yang sangat dewasa ini, dan di tandai dengan pesatnya ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap aktivitas suatu organisasi. Hal ini di sebabkan karena adanya motif dan tujuan yang i ngin di capai. Sehubungan dengan informasi dari masing -masing individu yang berbeda - beda. Dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan dan keberhasilan yang ingin di capai. Dengan informasi inilah manusia dapat menggunakan serta memanfaatkan teknologi yang tersedia dengan baik guna mencapai suatu keberhasilan. Hal tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor, Salah satunya dari sumber informasi tersebut adalah arsip. Arsip memegang peranan sangat penting dalam suatu organisasi yaitu sebagai pusat ingatan dan s umber informasi yang berupa catatan tertulis baik dalam bentuk gambar atau bagan, dalam kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Menurut The Liang Gie warkat adalah setiap catatan tertulis atau bergambar yang memuat keterangan mengenai suatu hal atau peristiwa yang di buat untuk menbuat ingatannya (A.W.Widjaja, 1993:3) secara sistematis apabila di butuhkan sewaktu - waktu bisa dengan cepat di temukan kembali.

A Kulitatif Koperasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal ekonomi

Citation preview

Page 1: A Kulitatif Koperasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan ilmu teknologi yang sangat dewasa ini, dan di tandai

dengan pesatnya ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap aktivitas suatu

organisasi. Hal ini di sebabkan karena adanya motif dan tujuan yang i ngin di

capai. Sehubungan dengan informasi dari masing -masing individu yang berbeda -

beda. Dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan dan keberhasilan yang ingin di

capai.

Dengan informasi inilah manusia dapat menggunakan serta memanfaatkan

teknologi yang tersedia dengan baik guna mencapai suatu keberhasilan. Hal

tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor, Salah satunya dari sumber informasi

tersebut adalah arsip. Arsip memegang peranan sangat penting dalam suatu

organisasi yaitu sebagai pusat ingatan dan s umber informasi yang berupa catatan

tertulis baik dalam bentuk gambar atau bagan, dalam kehidupan dan

perkembangan suatu organisasi. Menurut The Liang Gie warkat adalah setiap

catatan tertulis atau bergambar yang memuat keterangan mengenai suatu hal atau

peristiwa yang di buat untuk menbuat ingatannya (A.W.Widjaja, 1993:3) secara

sistematis apabila di butuhkan sewaktu -waktu bisa dengan cepat di temukan

kembali. Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya

organisasi, yaitu sebagai sumber inf ormasi dan sebagai pusat ingatan bagi

organisasi, yang akan membantu dalam penyelesaian suatu pekerjaan kantor

tertentu.

Namun meskipun demikian masih banyak kantor -kantor ataupun organisasi

kurang memperhatikan masalah kearsipan. Hal ini ditandai dengan a danya kertas-

kertas yang ditumpuk begitu saja atau bahkan hanya didiamkan saja di atas meja.

Hal ini banyak terjadi di lingkup yang masih kecil sekalipun seperti rumah tangga

yang sebenarnya juga memerlukan suatu kearsipan. Suatu lembaga atau

perusahaan akan lebih sangat memerlukan peranan kearsipan dalam menunjang

1

Page 2: A Kulitatif Koperasi

2

kegiatannya karena peranan kearsipan akan lebih kompleks seiring dengan

perkembangan oraganisasi tersebut.

Kenyataan bahwa bidang kearsipan belum mendapat perhatian yang khusus

dalam jaringan i nformasi maka dipandang perlu untuk segera memberikan

petunjuk kerja yang praktis tentang bagaiman seharusnya arsip -arsip tersebut

diterima dan digunakan kembali. Menurut A. W Widjaja (1993 : 102) tujuan

kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pe rtanggung jawaban

nasional tentang perencanaan, Pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan

kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggung jawaban bagi

pemerintah.

Kurang perhatian terhadap kearsipan sebenarnya tidak hanya terletak pada

faktor manusianya s aja akan tetapi juga dipengaruhi oleh fasilitas -fasilitas yang

ada serta petugas kearsipan yang bersangkutan. Meskipun pelaksanaan kearsipan

begitu mudah dan sederhana, akan tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua orang

bisa berlaku sebagai arsiparis.

Menurut Ig. Wursanto (1991: 29) beberapa masalah di bidang kearsipan

antara lain :

1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip -arsip apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali, Baik oleh pihak pimpinan organisasi yang bersangkutan maupun oleh organis asi lainnya.

2. Hilangnya arsip-arsip sebagai akibat dari sistem penyimpanan yang kurang sistematis, Sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang sempurna, Serta peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau oleh satuan organisasi lainnya, Yang jangka waktunya lama, Sehingga arsip lupa dikembalikan kepada unit kearsipan.

3. Bertambahnya terus -menerus arsip-arsip kedalam bagian kearsipan tanpa diikuti dengan penyingkiran dan penyusutan yang mengakibatkan tempat penyimpanan arsip tidak mencukupi.

4. Tatakerja kearsipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan modern karena para pegawai kearsipan yang tidak cakap dan kurang adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para ahli kearsipan.

5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai, Tidak mengiku ti perkembangan ilmu kearsipan modern, karena kurangnya dana yang tersedia, Serta karena para pegawai kearsipan yang tidak cakap.

6. Kurang adanya kesadaran para pega wai terhadap peranan dan pentingnya arsip -arsip bagi organisasi, Sehingga sistem

Page 3: A Kulitatif Koperasi

3

penyimpanan, Pemeliharaan dan perawatan arsip kurang mendapat perhatian yang semestinya.

Dengan demikian dapat di katakana lebih lanjut bahwa kurangnya perhatian

terhadap kearsipan tidak hanya terdapat pada sistem fil ling-nya, Pemeliharaan dan

pengamanan saja tetapi juga terdapat pada kegiata n mememindahkan arsip -

arsip dari arsip aktif ke arsip inaktif (tak aktif), Karena arsip -arsip tersebut

tidak di gunakan lagi atau jarang di pergunakan dalam proses penyelengaraan

kegiatan perkantoran. Serta kegunaan arsip bagi sua tu instansi, dan

merencanakan sampai sejauh mana arsip -arsip tersebut dapat di simpan dalam

tempat penyimpanan arsip yang tersedia. Sehingga kegiatan -kegiatan yang

berhubungan dengan pemusnahan arsip-arsip yang tidak menpunyai nilai

kegunaan lagi, Sehingga arsip-arsip

tersebut tidak perlu di simpan, Baik di unit kearsipan maupun di pusat kearsipan

(Arsip Nasional).

Telah tercantum dalam undang-undang No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan -

ketentuan pokok kearsipan, dalam A.W. Widjaja (1993 : 102) mengatakan bah wa

“tujuan kearsipan adalah untuk menjamin kesel amatan bahan pertangungjawaban

Nasional tentang perencanaan, peleksanaan, dan penyelengaraan kehidupan

kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertangungjawaban bagi kegiatatn

pemerintah” Mengingat pentingn ya arsip tersebut untuk generasi sekarang dan

juga generasi yang akan datang, maka di perlukan suatu pengelolaan kearsipan

yang baik.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka yang termasuk dalam

pengertian arsip itu seperti misalnya: surat -surat, kuintansi, faktur, pembukuan,

daftar gaji, bagan organisasi, mencatat, mengetik, mengirim, menyimpan warkat

mengolah dan sebagainya. Seiring dengan perkembangnya tersebut maka kegiatan

administrasi yang di kelola oleh koperasi tersebut juga sangat membutuhka n

penanganan yang lebih serius. Meskipun kearsipan memegang peranan yang

penting, namun sampai saat ini tampaknya masalah kearsipan kurang mendapat

perhatian yang semestinya. Karena banyak orang yang belum tahu akan hal itu.

Kurangnya perhatian terhadap ke arsipan tidak hanya dari segi pemeliharaan dan

pengamanan arsip -arsip saja, tetapi juga di lihat dari segi kearsipannya, yang

Page 4: A Kulitatif Koperasi

4

mengakibatkan arsip -arsip sulit di temukan kembali apabila sewaktu -waktu di

perlukan. Hal ini mengakibatkan penanganan arsipnya ju ga mengalami masalah.

Yang pada akhirnya arsip -arsip atau tumpukan lembaran tersebut akan di simpan

atau di tumpuk di gudang saja tanpa adanya perawatan. Sehingga jika sewaktu -

waktu di butuhkan lagi maka pencarianya akan mengalami masalah atau bisa di

katakan kalau kantor tersebut telah mengalami kerugian baik waktu maupun juga

tenaga.

Masalah kearsipan merupakan masalah yang bersifat dinamis atau

berkembang. Di mana perkembanganya atau pertambahannya terus seiring dengan

perkembangan suatu organisasi. Meng ingat dengan perkembangannya suatu

organisasi maka bertambah pula produk arsip -arsip dalam organisasi tersebut.

Fenomena ini sering kita jumpai baik di kantor pemerintah maupun swasta seperti

misalnya di sekolahan, perusahaan swasta, serta lembaga -lembaga koperasi di

Indonesia, dan sebagainya. Seperti kita ketahui bahwa keberadaan lembaga

koperasi yang kita ketahui tersebut dapat di harapkan dapat membantu pemerintah

dalam upaya pemulihan ekonomi bangsa saat ini mengalami perkembangan yang

cukup besar.

Seiring dengan perkembangan tersebut maka kegiataan administrasi yang di

kelola oleh koperasi tersebut juga sangat menbutuhkan penangganan yang lebih

serius. Di mana masing - masing kegiatan tersebut membutuhkan adanya sumber

informasi yang akan menbantu dan me lancarkan kegiatan adminstrasi sehubungan

dengan volume pekerjaan tersebut maka bertambah pula jumlah arsip yang di

hasilkan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih dalam pengelolaan arsip di lembaga koperasi dengan judul “

ANALISIS SISTEM KEARSIPAN DI KOPERASI ARTHA JAYA MAKMUR

(Studi kasus di kantor Koperasi Artha Jaya Makmur 2007 )”

Page 5: A Kulitatif Koperasi

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan di atas maka

peneliti membua t perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem kearsipan di Koperasi Artha Jaya Makmur pada tahun

2007?

2. Fasilitas kearsipan apa saja yang tersedia di Koperasi Artha Jaya Makmur

dalam menunjang kegiatan sistem penge lolaan kearsipan pada tahun 2007 ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mendorong keberhasilan dalam sistem kearsipan

di Koperasi Artha Jaya Makmur pada tahun 2007?

4. Hambatan – hambatan apa saja yang terdapat dalam sistem kearsipan dan

upaya mengatasi hambatan – hambatan tersebut di Koperasi Artha Jaya

Makmur pada tahun 2007 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang

telah di rumuskan oleh peneliti.

1. Untuk mengetahui secara mendalam tentang sistem kearsipan d i Koperasi

Artha Jaya Makmur tahun 2007 .

2. Untuk mengetahui fasilitas yang sudah di sediaka n oleh Koperasi Artha Jaya

Makmur dalam mengelola sistem kearsipan di koperasi tersebut.

3. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mendorong keberhasilan dalam sis tem

kearsipan di Koperasi Artha Jaya Makmur tahun 2006.

4. Untuk mengetahui hambatan -hambatan yang muncul dalam sistem kearsipan

dan upaya untuk mengatasi hambatan - hambatan tersebut. Di Koperasi Artha

Jaya Makmur pada tahun 2007 .

Page 6: A Kulitatif Koperasi

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat peneliti yang dapat ambil dari peneliti ini, dap at di golongkan

menjadi dua, manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a Sebagai usaha untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan khususnya di

bidang kearsipan.

b Untuk memperdalam serta menambah wawasan dan pengetahuan tenta ng

sistem kearsipan.

c Untuk mengkaji tentang teori kearsipan serta penerapanya di dalam

pelaksanaanya di Koperasi Artha Jaya Makmur.

2. Manfaat praktis

a Dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemi kiran bagi

instansi di koperasi dalam rangka pengelolaa n arsip.

b Sebagai bahan acuan dalam memberikan masukan dan pelayanan kepada

pengguna arsip.

Page 7: A Kulitatif Koperasi

7

BAB II LANDASAN

TEORI

A Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan umum

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, istilah sistem mempunyai

beberapa pengertian, yaitu:

1. Sekelompok bagian -bagian yang bekerja bersama -sama untuk

melakukan suatu maksud.

2. Sekolompok dari pendapat, peris tiwa, kepercayaan dan sebagainya yang di

susun dan diatur baik -baik.

3. Cara atau metode yang teratur untuk melakukan sesuatu.

Dalam kamus administrasi perkantoran”sistem adalah suatu rangkaian

prosedur yang telah merupakan satu kebulatan untuk melakukan fun gsi.”

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan

suatu himpunan dari bagian -bagian atau komponen yang saling berhubungan

secara teratur dan merupakan satu kesatuan untuk melakukan suatu fungsi.

a. Pengertian Arsip

2. Tinjauan Umum Tentang Arsip

Suatu kantor ataupun instansi baik pemerintah maupun juga swasta yang

mempunyai serangkaian atau aktivitas.Yang meliputi segala macam pekerjaan

yang menyangkut penyampaian keterangan baik lisan maupun tertulis, serta

pembuatan warkat -warkat, pengunaan dan warkat merupakan segala sesuatu

macam bentuk catatan tertulis, gambaran, rekaman yang memuat tentang suatu

hal atau kegiatan yang telah di selengarakan yang berfungsi sebagai bahan

pengingat atas kegiatan tersebut.

Warkat merupakan segala macam kegiat an yang berbentuk corak atau

catatan baik yang tertulis maupun yang dapat di lihat dan di dengar seperti

hasil-hasil rekaman film dan lain sebegainya. Selain itu warkat juga berfungsi

sebagai bukti pertangungjawaban atas segala macam bentuk pekerjaan

Page 8: A Kulitatif Koperasi

8

7

Page 9: A Kulitatif Koperasi

8

administrasi dalam suatu kantor tersebut. Kegiatan dari warkat -warkat tersebut

sering terkenal dengan istilah arsip.

Istilah arsip sangat beraneka ragam. Kata arsip itu merupakan istilah

dalam bahasa indonesia. Sedangkan dalam bahasa Inggris, arsip di kenal

dengan istilah”FILE”yang berasal dari bahsa latin “FILLUM”yang berarti tali

atau benangfile adalah sekumpulan bahan -bahan keterangan dalam wujud dan

bentuk apapun yang dapat di gunakan sebagai bukti terselengaranya suatu

kegiatan. Istilah arsip yang lain adal ah archives yang berarti tempat atau

dokumen(record). Record adalah setiap lembaran yang berbentuk dan wujud

apapun yang memuat informasi atau keterangan yang di simpan sebagai bukti

atau pertangungjawaban atas segala transaksi. Sedangkan menurut sutarto

(1992:168), arsip adalah suatu kumpulan warkat yang di simpan secara

teratur,sistematis karena menpunyai suatu kegunaan agar setiap kali di

perlukan dapat secara cepat dapat di temukan kembali. Sedangkan menurut

UU No.7 tahun tentang ketentuaan pokok kear sipan, pengertian arsip:

a) Naskah-naskah yang di buat atau di terima oleh lembaga negara dan badan-badan pemerintah dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiataan pemerintah.

b) Naskah-naskah yang di buat dan di terima oleh badan -badan swasta dan atau perorangan, dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berklompok, dalam pelaksanaan kehidupan kebangasaan.

Dalam pengertian tersebut terkandung beberapa pokok pengertian

sebagai berikut:

a) Pengertian tentang naskah -naskah dalam bentuk corak bagaimanapun yang

di maksud naskah -naskah dalam bentuk corak bagimanapun dari sesuatu

arsip meliputi baik yang tertulis, maupun yang dapat di lihat dan di dengar

seperti hasil-hasil rekaman, film, dan lain sebagainya.

b) Pokok pengertian tentang arsip dalam keadaan berkelompok. Yang di

maksud dengan berkelompok ialah naskah - naskah yang berisikan hal -hal

yang berhubungan satu dengan yang lain, di himpun dalam berkas

tersendiri mengenai masalah yang sama.

Page 10: A Kulitatif Koperasi

9

Sedangkan menurut lembaga administrasi Negara (LAN) dalam

bukunya A.W. Widjaja (1990 : 100) mengemukakan bahwa :

“ Arsip adalah segala kertas, naskah, foto, film, microfilm, rekaman,

suara, gambar peta, gambar bagan dan dokumen -dokumen lain dalm segala

macam bentuk dan sifatnya, asli ataupum salinan serta dengan segala macam

penciptaanya dan menghasilkan atau di terima oleh sesuatu organisasi atau

badan, sebagai bukti dari tujuan organisasi, fungsi prosedur pekerjaan atau

kegiatan pemerintah lainya atau kare na pentingnya informasi yang terkandung

di dalamnya” .

Menurut Prajudi Admosudirja seperti yang di kutip Hery Sawiji (2002 :

129) menberikan pengertian warkat sebagai berikut:

1. Setiap catatan, setiap apa saja yang di catat untuk di simpan (to preserve)2. Setiap bahan yang di tulis dan di pergunakan sebagai bukti (alat

pembuktian): pertangungjawaban dari pada suatu perestiwa kejadian.3. Register, daftar, dokumen, dan sebagainya di mana suatu bukti tertulis itu

di taruh, di catat, di rekam.4. Suatu berita acara ata u laporan resmi yang di buatoleh seorang pejabat

resmi.5. fakta atau data yang di catat secara tertentu mengenai suatu misalnya: jasa -

jasa, kelakuan, prestasi kerja, karier, dan sebagainya.6. plat atau pringan hitam, pita rekaman.

Menurut The Liang Gie (1991 ; 118), “arsip adalah suatu kumpulan

warkat yang di simpan secara sistematis karena menpunyai suatu kegunaan

agar setiap kali di perlukan dapat secara cepat di temukan kembali”.

Berdasarkan rumusan tersebut di atas, pada dasarnya arsip merupakan

kumpulan warkat yang tidak terwujud dan berwujud dalam bentuk

apapun(catatan, gambar, rekaman)baik tertulis maupun tidak tertulis yang

memuat informasi sebagai bahan pengingat yang sewaktu -waktu di butuhkan

kembali yang berguna dalam menbantu kelancaran pekerjaan a dministrasi di

kantor.

Page 11: A Kulitatif Koperasi

10

b. Fungsi Arsip

Menurut UU No 7 1971 dalam AW Widjaja (1993:211) fungsi arsip

dapat di bedakan menjadi:

1) Arsip dinamis adalah arsip yang di pergunakan secara langsung dalam perencanaan, peleksanaan, penyelengaraan kehidupan keban gsaan pada umumnya atau di pergunakan secara langsung dalam penyelengaraan administrasi negara.

2) Arsip statis adalah arsip yang tidak di pergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelengaraan kehidupan pada umumnya maupun penyelengaraan sehari -hari administrasi negara.

Arsip merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, dan berkembang

seiring dengan perkembangan organisasi di mana suatu organisasi yang

telah umbuh dan berkembang menjadi organisasi yang besar di mana

volume pekerjaan yang di laksanakan dalam organisasi trsebut juga

besar sehinggaini juga berdampak pada pertambahnya jumlah arsip yang

dihsilkan dalam organissi tersebut. Menurut Sutarto (1992 : 213)

menegaskan adanya 2 jenis sifat dan arti secara fungsional,yaitu sebagai

berikut:

1) Arsip dinamis sebagai arsip yang senantiasa masih berubah nilai dan

artinya menurut fungsinya.

2) Arsip statis sebagai arsip yang sudah mencapai taraf nilai yang abadi,

khusus sebagai bahan pertangungjawaban Nasional atau pemerintah.

Dari beberapa pendapat tersebut di a tas mengenai fungsi arsip dapat

peneliti simpulkan bahwa pada dasarnya fungsi arsip dapat di golongkan

menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:

a. Arsip dinamis adalah arsip yang masih di pergunakan secara langsung dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan pada umumnya yang senantiasa berubah nilai dan fungsinya.

b. Arsip statis adalah arsip yang tidak di pergunakan secara langsung dalam perencanaan, penyelengaraan kegiatan maupun untuk penyelenggaran ketatausahaan.

c. Nilai Guna Arsip

Seperti telah di kemukakan d i atas mengenai arsip di mana arsip

menpunyai peranan yang penting bagi suatu kantor, yaitu sebagai sumber

Page 12: A Kulitatif Koperasi

11

informasi dan pusat ingatan maka arsip perlu dan penting untuk di kelola

dengan baik dan terancana.

Menurut pendapat Vernon B. Sranten seperti yang di kutip oleh sutarto

(1993 : 163) menyatakan bahwa nilai guna asip dapat di bedakan menjadi:

1. Nilai guna daministrasi ( administrasi value)2. Nilai guna hokum ( legal value)3. Nilai guna penelitian ( research value)4. Nilai guna pendidikan ( education value)5. Nilai guna dokumentasi ( documentary value)

menurut pendapat gusti Endeng yang di kutip oleh Hery Sawiji

(2002:130), 4 (empat ) macam kegunaan warkat yaitu sebagai berikut :

1. Guna penerangan2. Guna yuridis3. Guna sejarah4. Guna ilmiah

Sedangkan menurut Milton Reitzfeld mengemukakan bahwa nilai guna

yang ada pada warkat adalah sebagai berikut:

1. Nilai untuk kegunaan administrasi ( value for administrasi use )2. Nilai untuk kegunaan hokum (value for legal use)3. Nilai untuk kegunaan keuangan ( value for fiscal use)4. Nilai untuk kegunaan kebijaksanaan ( value for policy use)5. Nilai untuk kegunaan pelaksanaan kegiataan organisasi ( value for

operating use)6. Nilai untuk kegunaan sejarah ( value for historical use)7. Nilai untuk kegunaan penelitiaan(value for research use)

Dari beberapa penda pat para ahli di atas, dapat peneliti simpulkan

bahwa nilai guna kegunaan dari arsip adalah sebagai berikut:

a. Nilai kegunaan administrasi adalah arsip yang di gunakan untuk proses

penyelengaraan atau penyelesaian suatu pekerjaan dalam kantor guna

mencapai tujuan yang sudah di tentukan oleh organisasi atau kantor.

b. Nilai kegunaan keuangan adalah arsip yang di gunakan untuk menangani

permasalahan dalam bidang keuangan.

c. Nilai kegunaan hokum adalah arsip yang di gunakan untuk bahan -bahan

pembuktian atas suatu per estiwa ataupun juga kejadian yang telah

berlangsung sehingga menpunyai kekuatan hukum.

Page 13: A Kulitatif Koperasi

12

d. Nilai kegunaan pendidikan adalah arsip yang di gunakan untuk

kepentingan pelaksanaan dan pengembangan dalam dunia pendidikan

sehingga membantu kelancaran KBM.

e. Nilai kegunaan sejarah adalah arsip yang dapat mengambarkan suatu

kejadian atau perestiwa dari masa lampau, atau bisa di katakan bahwa

arsip sebagai bahan pengingat atas kajadian yang lalu.

f. Nilai kegunaan ilmiah adalah arsip yang di gunakan untuk kebutuhan

perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan kepentingan ilmiah

bagi manusia saat ini dan yang akan datang.

Nilai guna suatu warkat tersebut tidak selamanya di perlukan namun

ada batas pemakaian tertentu. Meskipun demikian keberadaanya tetap di

butuhkan. Untuk itulah, warkat perlu untuk di kelola dengan baik dan

terancana.

d. Kearsipan

Dalam penyimpanan warkat harus di lakukan secara sistematis, ini di

lakukan kembali dengan cepat dan mudah. Semua aktivitas yang berhubungan

dengan penyimpanan warkat ataupun jug a dokumen ini yang di sebut dengan

istilah kearsipan atau secara singkatnya di sebut dengan kearsipan( filing).

berikut ini peneliti berikan batasan -batasan mengenai kearsipan yaitu

sebagai berikut:

a. Menurut Ig Wursanto (1995:19)

Kearsipan atau filing adalah proses kegiatan pengurusan atau

pengaturan arsip dengan mempergunakan suatu sistem tertentu, sehingga

arsip-arsip dapat di temukan kembali dengan cepat apabila sewaktu -waktu

di perlukan.

b. Dalam kamus administrasi perkantoran (Ig Wursanto,1995:15 -16)

Yang di maksud filling atau penyimpanan warkat adalah kegiatan

menaruh warkat dalam suatu penyimpanan secara tertib menurut sistem

,susunan, dan tata cara yang telah di tentukan, sehingga pertumbuhan -

Page 14: A Kulitatif Koperasi

13

pertumbuhan warkat itu dapat di kendalikan dan setiap kali di perlukan

dapat secara cepat di temukan kembali.

c. Menurut Basir Barthos (1997:43)

Filling adalah proses pengaturan dan penyimpanan bahan -bahan

secara sistematis, sehingga bahan -bahan tersebut dengan mudah dan cepat

dapat di temukan kembali setiap kali di pe rlukan

Dari 3(tiga) pendapat tersebut di atas, dapat di ambil suatu kesimpulan

bahwa kearsipan pada intinya adalah semua kegiatan atau aktivitas yang

berhubungan dengan pengurusan atau pengaturan arsip.

e. Tujuan Kearsipan

Tujuan kearsipan adalah untuk m enjamin keselamatan bahan

partangungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan, penyelengaran

kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertangungjawaban

tersebut bagi kegiataan pemerintah pemerintah :

1) Menyampaikan surat dengan aman dan mud ah selama di perlukan.

2) Menyiapkan surat setiap saat di perlukan.

3) Pengumpullan bahan -bahan yang menpunyai sangkut paut dengan suatu

masalah yang di perlukan sebagai pelengkap. (A.W.Widjaja, 1993 : 103).

Dari pendapat tersebut di atas tentang tujuan kearsipa n maka dapat

peneliti simpulkan bahwa tujuan kearsipan adalah untuk menjamin

keselamatan bahan -bahan, bukti yang nyata, benar mengenai kehidupan

kebangsaan di masa yang lampau, sekarang, dan masa yang akan dating di

mana keberadaanya sangat dibutuhkan bagi kelancaran suatu kegiataan

tersebut.

Kearsipan tidak hanya sebetas menyimpan warkat saja. Kearsipan

merupakan suatu rangkian kegiatan yang di lakukuan secara sistematis,

berurutan. Dimana di antara kegiataan yang satu dengan kegiataan yang lain

saling berhubungan atau berkelanjutan. Adapun kegiatan yang termasuk dalam

administrasi kearsipan adalah kegiatan -kegiatan yang berkenaan dengan:

Page 15: A Kulitatif Koperasi

14

1. Penerimaan warkat2. Penguiriman warkat3. Pencatatan warkat4. Penyimpanan warkat5. Pewnyingkiran atau penyusutan warkat6. Pemusnahan warkat yang sudah tidak menpunyai nilai guna.( Ig.

Wursanto,1995 : 15).

Penyimpanan yang aman terhadap arsip sangat penting untuk di lakukan,

mengingat kegunaan arsip yang penting bagi suatu organisasi yang akan

menbantu kelancaran pekerjaan suatu organisasi. Aman yang di maksud

adalah bebas dari berbagai macam bentuk bahaya. Seperti misalnya

kebakaran, pencurian, kebanjiran dan kerusakan yang di sebabkan oleh

berbagai macam hal seperti serangga, kutu buku, udara, dan sebagainya.

f. Macam –macam sistem kearsipan.

Menurut Atmosudirjo dalam Ig.Wursanto (1991 : 22) Mengatakan

bahwa pada pokoknya sistem kearsipan terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu

sebagai berikut:

1 Sistem pengatur tertiban atau arangement system

a. Sistem klasifikasi numerial (menurut angka)

b. Sistem klifikasi alfabetis (menurut abjad)

2 Sistem perawat simpanan atau safe keeping system

Pendapat G.R.Terry mengenai macam -macam sistem penyimpanan arsip

seperti yang di kutip oleh Sutarto(1992:173)adalah sebagai berikut:

1) Alphabetical arrangem ent (susunan abjad)

- Subjet (pokok soal)

- Phonetic (suara)

2) Numerical arrangement (susunan nomor)

- Serial (seri)

- Coded (kode)

3) Geographical arrangement (susunan wilayah)

Page 16: A Kulitatif Koperasi

15

4) Choronlogical arrangement (susunan tangal)

Menurut zulkifli amsyah (1992 : 71) menyatakan bahwa:

Pada dasarnya sistem penyimpanan arsip atau sistem kearsipan ada

dua(2) jenis urutan abdjad dan angka. Sistem penyimpanan yang

berdasarkan urutan abdjad adalah sistem nama (seing di sebut sistem

abdjad), sistem gaografis, dan sistem subjek. Sedangka n nama yang

berdasrkan urutan angka adalah sistem numeric (sistem subjek dengan

kode no.).

Sedangkan menurut Geoffery Mills dan Oliver Standingford, dalam

sutarto (1992: 171) mengemukakan sistem penyimpanan warkat di

golongkan menjadi enam (6) macam sistem utama,yaitu:

1. alphabetical – sistem abjad2. geographical- sistem wilayah3. subject – sistem pokok soal4. numerical- sistem no5. choronological of them - sistem tanggal6. some combination of them - sistem gabungan

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas menge nai

macam-macam kearsipan dapat peneliti simpukan, pada dasarnya sistem

kearsipan ada 5 (lima) macam yaitu sebagai berikut:

1. Sistem abjad

Sistem penyimpanan arsip menurut abjad berarti warkat yang

di buat atau yang di terima oleh lembaga atau instansi terte ntu yang

di dalamnya memuat nama orang,nama organisasi, nama wilayah,

ataupun juga nama pokok soal di simpan menurut taat urutan abjad

mulai dari huruf A sampai dengan Z. Abjad yang di pergunakan

adalah abjad huruf pertama dari suatu nama setelah nama -nama itu di

indeks menurut aturan atau ketentuan yang berlaku untuk masing -

masing nama. Setelah nama-nama tersebut di indeks barulah di susun

menurut susunan abjad. Peraturan atau filling tersebut merupakan

standart peraturan -peraturan yang di tentukan oleh or ganisasi,

Page 17: A Kulitatif Koperasi

16

sehingga semua anggota organisasi harus mengikuti prosedur yang

telah di tentukan.

Sistem penyimpanan arsip menurut abjad dapat dilakukan

dengan 2 ( dua ) cara:

a) Menurut susunan abjad huruf demi huruf istilah –istilah atau

nama–nama yang terdiri da ri 2 ( dua ) kata atau lebih dianggap

satu kata. Misal :

Gunung Merapi menjadi Gunungmerapi

Sinar harapan menjadi Sinarharapan.

b) Menurut susunan abjad kata demi kata

Dalam susuna abjad kata demi kata, nama - nama yang terdiri dari

2 ( dua ) kata atau lebi h, ditulis menjadi satu. Masing – masing

kata berdiri sendiri. Misal :

Jakarta Utara

Banjar Negara

2. Sistem subjek

Yang dimaksud dengan subjek ialah judul pokok masalah

yang berhubungan dengan instansi atau organisasi yang

bersangkutan. Dalam pelaksanaan pen yimpanan arsip ini, seorang

arsiparis harus dapat menentukan lebih dahulu masalah – masalah

apa yang menjadi fokus atau yang dipermasalahkan dalam surat

setiap harinya. Masalah – masalah tersebut dikelompokkan menjadi

satu subjek. Misal: masalah – masalah yang berkenaan dengan

keuangan dikelompokkan menjadi satu masalah pokok ( subjek )

dibawah keuangan, dan seterusnya. Selanjutnya masalah –masalah

itu dijadikan sub subjek dari pokok masalah ( subjek ) misalnya

Keuangan :

- Bonus

- Gaji

- Hadiah tahun baru

- Lembur

Page 18: A Kulitatif Koperasi

17

- Dan seterusnya

3. Sistem geografis

Adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan

pembagian wilayah atau daerah tertentu. Dalam hal ini

pengelompokkannya didasarkan atas satuan daerah tertentu, seperti

pulau, kepulauan, propinsi, kabupaten, dan sebagain ya.

Dalam pelaksanaannya, yang harus dilakukan adalah

menentukan satuan daerah kemudian disusun menurut abjad agar

mempercepat penemuannya kembali.

Contoh: berdasarkan Ibukota propinsi:

- Ambon

- Banda Aceh

- Bandung

- Banjarmasin

- Bengkulu

- Denpasar

- Dili

- Dan seterusnya

Sehingga pada tiap – tiap satuan tersebut diatas akan tersusun

warkat -warkat yang bersangkuatan dengan nama orang, nama

poikosoal yang telah di urutkan menurut urutan abjad pula agar

penemuannya kembali dapat dengan mudah dan cepat.

4. Sistem nomor

Dalam sistem penyimpana menurut nomor yang

dipergunakan sebagai pedoman mengatur arsip –arsip adalah urutan

angka. Sistem nomor merupakan sistem penyimpanan dan

penyusunan arsip dengan mengunakan urutan angka sebagai

pedoman dalam mengaturnya. Seorang arsipar is harus lebih dahulu

menbuat daftar kelompok masalah -masalah seperti sistem subjek,

baru kemudian di berikan nomor di belakangnya.misalnya:

Kepegawaian 14

Page 19: A Kulitatif Koperasi

18

Cuti 14,1

Kenaikan pangkat 14,2

Lamaran 14,3

Seorang arsiparis dapat mengembangkan nomor -nomor ini

menjadi pembagian yang lebih ke dalam desimal, seperti

14.1,14.2,14.3, dan seterusnya.dan menunjukkan nomor dari masing -

masing masalah, daftar ini di sebut dengan kartu indeks, selanjutnya

juru arsip memproses menurut nomor -nomor yang telah di tentukan

dalam kartu indeks ini.

5. Sistem tanggal

Sistem ini di gunakan untuk filing bahan -bahan yang di susun

menurut urutan tanggal dari datangnya surat atau bahan -bahan.

Surat-surat atau bahan yang datangnya lebih akhir akan di tempatkan

pada tempat yang paling d epan, tanpa melihat masalah atau perihal

surat. Selanjutnay arsiparis akan mengelompokan surat -surat atau

bahan-bahan yang di file dalam bulan -bulan setiap tahunya.

Dalam penyimpanan sistem tersebut menpunyai kegunaan

tersendiri dan tidak dapat di katakan bahwa sistem yang satu lebih

baik dari sistem yang lain.

g. Asas penyimpanan arsip

Menurut Hery Sawiji (2002:145) mengemukakan bahwa asas

penyimpanan arsip ada 2(dua) macam yaitu sebagai berikut:

1) Sentralisasi

2) Desentralisasi

Dari pendapat tersebut menge nai pengelola arsip maka dapat peneliti

simpulkan pengeorganisasian arsip ada 2(dua) macam yaitu:

1) Sentralisasi

Artinya dalam 1(satu) kantor hanya terdapa satu tempat pengelolaan arsip

sehingga semua alat perlengkapan arsip di letakkan dan dapat di

Page 20: A Kulitatif Koperasi

19

pergunakan oleh semua bagian yang menbutuhkan pengunaan arsip

tersebut.

Keuntungan dari sistem ini adalah:

a Tidak terjadi duplikasi perlengkapan arsip

b Pelayanan lebih cepat dalam memunuhi permintaan arsip

c Biaya lebih murah atau rendah dalan hal pengadaan peralatan arsip

d Pembuatan salinan -salinan warkat yang tidak perlu dapat di cegah

Kelemahan

a Ruangan menjadi semrawut sebab masing -masing bagian menpunyai

kepentingan berbeda -beda seputar arsip tersebut.

b Keamanan terhadap arsip tersebut kurang terjamin

c Kerahasian arsip kurang terjamin

d Tidak semua jenis arsip dapat di simpan dengan mengunakan satu

sistem satu.

2) Desentralisasi

Artinya pengelolaan arsip di lakukan oleh tiap -tiap bagian sehingga

menpunyai perlengkapan dan sistem penyimpanan arsip sendiri.

Keuntungan

a Kerahasian lebih terjamin

b Tidak terjadi pemborosan waktu dalam mencari arsip

c Pengelolaan arsip dapat di lakukan sesuai dengan kebutuhan unit kerja

maqsing-masing.

Keburukan

a Pelayanann kurang efesien

b Adanya duplikasi alat/perlengkapan

2. Campuran antara sentralisasi dan desentralisasi

Asas campuran merupakan sebagai kombonasi atau gabungan dari asas

sentralisasi dan asas desentralisasi. Dalam asa campuran ini, tiap -tiap asas

unit satuan kerja dimungkinkan menyelengarakan sendiri -sendiri

penyelengaraan penyimpanan arsi pnya karena menpunyai spesifikasi

tersendiri penyimpananya di desentralisasi. Tujuan dari asas ini adalah

Page 21: A Kulitatif Koperasi

20

untuk mengatasi segala kekurangan -kekurangan yang terdapat dalam asas

sentralisasi dan asas desentralisasi.

h. Permasalahan dalam proses Kearsipan .

Permasalahan di bidang kearsipan merupakan permasalahan yang

bersifat dinamis atau berkembang. Dalam artian bahwa permasalahan itu

timbul seiring dengan perkembangan organisasi tersebut. Di mana suatu

organisasi atau instansi yang mengalami perkembangan da n peningkatan maka

seiring dengan perkembagnya itu pula produk arsip yang di hasilkan oleh

instansi atau organisasi tersebut mengalami pertambahan atau peningkatan

mengingat dengan perkembangnya tersebut maka volume pekerjaan yang di

lakukan juga berguna mencapai tujuan atau keberhasilan. Pada intinya

permasalahan kearsipan terletak pada masalah pengelolaanya.

Menurut IG. Wursanto (1991: 29) menyebutkan bahwa masalah di

bidang kearsipan dapat di sebutkan sebagai berikut:

1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip -arsip apabila

sewaktu-waktu di perlukan kembali, baik oleh pihak pimpinan organisasi

yang bersangkutan maupun oleh organisasi lainya.

2. Hilang arsip-arsip sebagai akibat dari sitem penyimpanan yang kuarang

sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang sempurna,

serta peminjaman atau pemekeain arsip oleh pimpinan atau oleh satuan

organisasi lainya, yang jangka waktunya lama, sehingga arsip lupa di

kembalikan kepada unit kearsipan.

3. Bertambahnya terus -menurus arsip-arsip kedalam bagian kearsipan tanpa

di ikuti dengan penyingkiran dan penyusutan yang mengakibatkan tempat

penyimpanan arsip tidak mencukupi.

4. Tatakerja kearsipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan

modern karena para pegawai kearsipan yang tidak cakap dan kurang

adanya bimbinagn yang teratur dari pihak pimpiaannn dan adri para ahli

kearsipan.

5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai, tidak mengikuti perkembangan

ilmu kearsipan modern, karena kurangnya dana yang tersedia, serta karena

para pegawai kearsipan y ang tidak cakap.

6. Kurangnya adanya kesadaran para pegawai terhadap peranan dan

pentingnya arsip -arasip bagi organisasi, sehingga sistem penyimpanan,

Page 22: A Kulitatif Koperasi

21

pemeliharaan dan perawatan arsip kurang mendapat perhatian yang

semestinya.

Cara mengatasi permasalahan -permasalahn tersebut maka perlu untuk di

pelajari, di atur, dan di kembangkan pedoman -pedoman mengenai:

a. Sistem penyimpanan warkat yang tepat bagi masing -masing instansi.

b. Tata kerja penyimpanan dan pemakian dari warkat

c. Penataran – penataran bagi pegawai -pegawai bagian arsip sehingga

memeliki dan dapat mempraktekan pengetahuan di bidang kearsipan

terbaru yang efesian.

i. Penyelengaraan kearsipan

Sistem penyelengaraan arsip yang di selengarakan oleh masing -masing

kantor atau instansi berbeda -beda atau velum te ntu sama, seperti yang telah d

kemukakan di atas bahwa tujuan kearsipan sesuai dengan pasal 3 UU No 7

tahun 1971 tentang pokok -pokok kearsipan adalah untuk menjamin

keselamatan bahanpertangungjawaban nasianal tentang perencanaan,

pelaksanaan dan penyelen garaan kehidupan kebangsaan serta untuk

menyediakan bahan pertangungjawaban bagi kegiatan pemerintah. Untuk itu

dalam penyelenggaranya kearsipanya harus benar -benar di kerjakan dengan

baik dan terencana. Untuk itu harus memperhatikan factor -faktor kearsipan

yang meliputi sebagai berikut:

1) Sistem penyimpanan arsip yang baik

Tujuan utama dalam proses kearsipan adalah penemuan kembali arsip

dengan cepat dan tepat. Untuk memudahkan dalam penemuan kembali

arsip yang di simpan, membutuhkan suatu pengelolaan y ang baik pula.

Pengelolaan arsip yang baik menbutuhkan suatu sistem yang tepat yaitu

harus di sesuaikan dengan arsip tersebut.sistem kearsipan sangat

menpengaruhi sekali pada cepat tidaknya penemuaan arsip itu kembali jika

suatu saat di butuhkan kembali.

Untuk itulah suatu kantor atau organisasi harus bisa memilih dan juga

menentukan sistem kearsipan yang sesuai dengan keadaan kantor yang

bersangkutan.

Page 23: A Kulitatif Koperasi

22

Suatu kantor di katakan sudah mengelola keasipan dengan baik apabila

sistem kearsipanya memenuhi kritera sebagai berikut:

a. Mudah di laksanakan artinya sitem kearsipan harus mudah di laksanakan, sehingga tidak menimbulkan kesulitan, baik dalam penyimpanan, pengambilan maupun dalam pengembilan arsip -arsip.

b. Mudah dimengerti artinya sistem kearsipan harus mudah di mengerti oleh para pegawai kearsipan sehingga tidak menimbulkan banyak kesalahan dalam pelaksanaanya.

c. Murah atau ekonomis artinya sistem kearsipan yang di selengarakan ahrus murah/ekonomis dalam arti tidak berlebuhan, baik dalam pengeluaraan dana/biaya m aupun dalam pemakaian tenaga, peralatan atau perlengkapan arsip.

d. Tidak memakan tempat artinya...terlepas dari jenis dan bentuk tempat yang di pergunakan, pada dasarnyasistem kearsipan yang di laksanakan jaan terlalu banyak memakan tempat.

e. Mudah di capai ar tinya sistem kearsipan harus memungkinkan arsip - arsip yang mudah dan cepat di temukan, di ambil dan dikembalikan, apabila sewaktu-waktu di perlukan kembali.

f. Cocok bagi organisasi artinya sistem kearsipan yang di laksanakan hendaknya cocok atau sesuai denga n jenis dan luas linkup kegiataan organisasi.

g. Flexibel atau luwes artinya sistem filing yang di pergunakan dapat di terapka di setiap satuan organisasi dan dapat mengikuti perkembangan organisasi.

h. Menpermudah pengawasan artinya untuk menpermudah pengawasan dalm bidang kearsipan, sitem kearsipan yang di laksanakan di bantu dengan mengunakan berbagai macam perlengkapan/peralatan,...(Ig Wursanto, 1991 : 31 -32).

2) Prosedur kerja

Meliputi:

a. PenerimaanPekerjaan ini di lakukan oleh petugas arsip atau arsiparis ya ng

bertugas:

1) Menerima surat

2) Memeriksa jumlah dan alamat surat

3) Memberi paraf dan nama terang pada buku ekspedisi/lembar

pengantar surat

4) Meneliti tanda-tanda kerahasian surat, kesesuaian isi surat ke -sahan

surat.

Page 24: A Kulitatif Koperasi

23

5) Menuruskan surat kapada penyortir.

b. Pengiriman

Kegiataan ini bertujuan untuk menyampaikan surat kepada pihak -

pihak yang berhubungan dengan isi surat tersebut. Sedangkan jika

surat itu merupakan kelanjutan dari urusan -urusan yang sedang

berjalan maka harus di sampaikan kepada pengolah.

b. Pencatatan

Suatu tata cara pencatatan di sesuaikan dengan sifat surat yaitu surat

penting dan surat biasa dan juga surat rahasia. Kegiatan ini di lakukan

oleh seorang pencatat yang bertugas, menerima, menghitung dan

mencatat surat yang sudah di teliti. Dan mencatat surat tersebut pada

pengantar surat, kartu kendali, lembar pengantar surat rahasia. Serta

menyampaikan surat diatas setelah di lampiri lembar pengantar, dan

kartu kendali kapada pengarah.

c. Penyimpanan

Penyimpanan arsip hendaknya di tempat yang memenuhi syarat.

Maksudnya agar arsip yang sewaktu -waktu di perlukan kembali dapat

dengan mudah dan cepat di temukan kembali. Penempatan arsip -arsip,

buku, barang cetakan, dan sebagainya harus diatur dengan cermat.

Supaya pengaturan dan penyimpanan arsip di lakukan dengan baik,

selain itu juga akan menjamin keselamatan dari pada arsip tersebut.

d. Peminjaman arsip

Mengingat sifat arsip ini sebagai arsip tertutup, dalam pengertian

bahwa arsip harus di jaga kerahasianya sehingga tidak semua orang

boleh melihat dan menbacanya. Un tuk menghindari hal -hal yang tidak

di inginkan dalam melayani peminjaman arsip perlu untuk di

laksanakan dengan baik. Selain pencatatan di lembar peminjaman arsip

yang di buat rangkap tiga, maka lembar ini di tanda tangani oleh si

peminjam. Satu lembar untuk si peminjam, sedangkan lembar kedua

untuk init kearsipan. Lembar ketiga di letakkan dalam folder arsip

yang di pinjam. Pada dasarnya dua lembar bon pinjam ini setelah arsip

Page 25: A Kulitatif Koperasi

24

di kembalikan dapt di musnahkan, sedangkan satu lembar, sedangkan

satu lembar lagi di simpan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan

arsip menjadi pasif atau semi statis. Sedangkan mengenai jangka

waktu atau lama peminjaman di batasi dalam jangka waktu tertentu,

sedangkan masa perpanjangan waktu harus di beritahukan kepada unit

kearsipan secara tertulis untuk kemudian di catat.

e. Pemeliharaan

Pemeliharaan arsip ini di maksudkan untuk menjaga rasip -arsip

tersebut dari segala kerusakan dan kemusnahan.

Kemusnahan dan kerusakan arsip dapat di sebabkan oleh factor

sebagai berikut:

1) Factor dari dalam

seperti kartas yang akan kita pakai sangat berpengaruh pada awet

atau tidaknya tulisan dan dalam pengunaan kertas hendaknya di

pilih yang baik dan kuat, tinta pengunaan tinta yang akan di

gunakan hendaknya di sesuaikan dengan kebutuhan dan sebaikn ya

yang berkualitas, pasta/lem pengunaan perekat harus di carikan

yang baik jangan mengunakan perekat yang di buat dari getah arab

ataupun selulosa tape dan sejenisnya.

2) Factor dari luar

Seperti kelembapan udara yang tidak terkontrol akan menimbulkan

jamur sehingga kertas menjadi lembab dan rusak, udara yang

terlampau kering yang akan merusak kertas, sinar matahari sangat

menbahayakan kertas -kertas arsip untuk itu tidak boleh ada sinar

matahari yang jatuh langsung pada karats, debu, jamur dan

sejenisnya, rayap dan gegat yang biasanya terdapat pada dinding -

dinding yang basah. Bukan hanya kertas tersebut yang menjadi

lembab, tetapi juga di rusak oleh gegat dan juga serangga lain.

Page 26: A Kulitatif Koperasi

25

f. Penyusutan

Menurut Basir Barthos (1997 : 101) manyatakan bahwasanya

penyusutan adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara sebagai

berikut:

1. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan lembaga -lembaga nagara atau badan -badan pemerintah masing-masing.

2. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan -ketentuan yang berlaku.

3. Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional.

g. Dan pemusnahan arsip

Yang dimaksud dengan memusnahkan arsip adalah aktivitas

menghancurkan arsip yang telah habis guna. Adapun cara pemusnahan

adalah dengan cara: di r obek, bakar, dan di hancurkan. Pada intinya

tujuan dari pemusnahan arsip adalah agar arsip tersebut tidak dapat

terbaca lagi oleh pihak manaoun juga sehingga arsip tersebut sudah

tidak dapat digunakan untuk tujuan apapun oleh pihak tersebut.

Adapun ketentuan dalam peleksanaan pemusnahan arsip adalah dengan

cara; pemusnahan di laksanakan dengan menbuat daftar -daftar arsip

yang akan di musnahkan, di ketahui oleh pejabat -pejabat yang

berwenang, pemusnahan di lakukan dengan berita acara pemusnahan.

3) Fasilitas arsip

Fasilitas atau peralatan yang di gunakan untuk menyimpan warkat ada

bermacam-macam. Namun meskipun demikian peralatan kerja sebaiknya

di sesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain itu juga harus di

sesuaikan dengan kebutuhan kantor. Baik dari segi tem pat yang tersedia,

biaya yang ada serta sistem penyimpanan yang di pergunakan.

Sarana arsip tersebut meliputi:

a Map/folder –seperti map tetapi tidak engan daun penutup

b Guide/penunjuk (pemisah) – sebagai pemisah antara berkas -barkas

yang di simpan

Page 27: A Kulitatif Koperasi

26

c Tickler file (bekas pengingat) – untuk menyimpan kartu kendali dan

kartu pinjam arsip

d Filing cabinet (lemari arsip) – untuk menyimpan folder yang telah

berisi lembaran-lembaran arsip bersama guide -guidenya

e Rak arsip – untuk menyimpan berkas atau arsip

f Box (kotak) terbuat dari karton bertutup, di pergunakan untuk penganti

filing cabinet bagi arsip -arsip iniaktif di tempat piñata arsip pusat

g Kartu kendali

h Lembar pengantar surat rahasia dan surat rutin

i Lembar disposisi dan konsep

j Kartu pinjam arsip

k Kartu tunjuk silang

4) Petugas kearsipan

Menurut Ig. Wursanto (1995:37), menyatakan bahwa jumlah pegawai

yang di perlukan dalam bidang kearsipan di tentukan oleh faktor:

a. Besar /kecilnya suatu badan usaha atau organisasi yang bersangkutan

b. Azaz penyimpanan arsip yang di pergunakan (Sentralisasi,

Desentralisasi, dan juga Campuran)

Sedangkan menurut Ig. Wursanto (1995:40) mengatakan bahwa

untuk menjadi petugas kearsipan dapat di sebutkan sebagai berikut:

1. Teliti2. Cerdas3. Cermat4. Rapi5. Tekun dalam mekaksanakan tugas6. Tidak mudah bosan7. Mampu memegang dan menyimpan rahasia8. Peramah9. Sopan santun10. Mampu memgadakan hubungan dengan semua pihak11. Penuh kesabaran12. Tidak emosional13. Memiliki skill

Page 28: A Kulitatif Koperasi

27

Dari dua pendapat tersebut di atas dapat peneliti simpulkan bahwa

untuk menjadi seorang arsiparis yang baik harus mempunyai syarat -syarat

sebagai berikut:

1. Teliti artinya seorang pegawai kearsipan harus dapat menbedakan

dengan jeli perkataan -perkataan, nama -nama atau angka -angka

yang mungkin sepintas hampir sama.

2. Cekatan artinya seorang pegawai kearsipan harus ma mpu bekerja

dengan cepat, tepat, gesit, tangkas, dan juga mahir dealam melakukan

sesuatu.

3. Cerdas artinya seorang pegawai kearsipan harus mampu mengunakan

pikiranya dengan baik, mempunyai daya ingat yang cukup tajam,

sehingga tidak mudah lupa.

4. Rapi artinya seorang pegawai kearsipan harus mampu menciptakan

dan juga menjaga kerapian , kebersihan, dan ketertiban terhdap arsip -

arsip yang di simpan sehingga arsip tersebut tidak mudah rusak, awet,

mudah dalam pengambilan dan pengambilan sekaligus juga enak di

pandang mata.

5. Dapat di percaya artinya seorang pegawai kearsipan harus bisa

menyimpan rahasia akan arsip yang di simpanya.

6. Ramah artinya seorang pegawai kearsipan harus bersikap ramah,

murah senyum danjuga menghormati terhadap orang lain yang

mungkin dating da n menbutuhkan pelayanan arsip.

7. Memeiliki ketrampilan atau skill artinya seorang pegawai kearsipan

harus menpunyai ketrampilan dan pengetahuan tentang kearsipan yang

baik guna keberhasilan dalam peleksanaan kearsipan.

5) Ruang arsip

Tempat kerja arsip harus be rada pada tempat yang strategis dan mudah

di jangkau oleh pemakai arsip dan keamanan arsip harus tetap di

utamakan. Bila tempat terlalu sempit atau terlalu luas maka proses kerja

arsip akan sangat tergangu. Dalam merancang tata ruang tempat

Page 29: A Kulitatif Koperasi

28

penyimpanan ar sip ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan selain

letak yaitu juga faktor cahaya, warna dan juga suara.

Pada pokok pengaturan taat ruang yang baik maka keuntungan yang di

dapat adalah: menjain kelencaran proses pekerjaan yang bersangkutan,

mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegewai, mencegah para

pegawai bagian lain yang tergangu oleh pihak lain yang berhubungan

dengan arsip, memeungkinkan memakai ruang kerja secara efrsien artinya

suatu luas lantai tertentu bisa di pergunakan untuk keperlua n sebanyak-

banyaknya.

3. Tinjauan Umum Tentang Koperasi Tunas Jaya.

Di dalam suatu sistem ekonomi manapun, uang dan koperasi memegang

peranan penting. Di mana suatu negara ingin berkembang dengan pesat, dan sudah

menjadi kewajiban bagi suatu Negara. Untuk d apat menguasai soal perekonomian

di dalam koperasi. Hal ini kaitanya sangat erat antara ketahanan nasional dengan

pembagunan nasional, berhasilnya pembaguan nasional akan meningkatkan

ketahanan nasional, dan selanjutnya ketahanan nasioanal yang tanguh akan lebih

menbuka peluang untuk pembagunan nasinal lebih lanjut. Jadi suatu

perokonomian suatu Negara hubungan antar uang dan koperasi merupakan dua

hal yang penting yang tidak bisa di pisahkan.

Koperasi bagi perekonomian adalah salah satu wahana atau sarana yang

dapat di gunakan sebagai penengkal kerawanan subsistem ekonomi, yaitu upaya

menghadapi hambatan, sebagai akibat adanya tekanan penduduk yang lebih tinggi

serta perluasaan kesempatan kerja. Keterbatasan lapangan pekerjaan, tingginya

tingkat penganguran serta rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, merupakan

tantangan yang akan memperlemah ketahanan nasional.

Pengertian koperasi yang terkandung dalam UUD 1945, pasal 33 ayat 1,

yang berbunyi : perekonomian di susun sebagai usaha bersama atas asas

kekeluargaan”, yang pada prinsipnya mengariskan bahwa: “prodoksi di kerjakan

oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat.

Page 30: A Kulitatif Koperasi

29

Kemakmuran masyarakatlah yang di utamakan, bukan kemakmuran orang

seorang”.

Koperasi sebagai wadah kegiatan e konomi yang tumbuh dari bawah akan

lebih mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak,di bandingkan dengan

wadah ekonomimyang sejak semula di dirikan,dengan bertitik tolak dari modal

besar yang bersifat padat capital atau teknologi maju yang kurang menyer ap tenga

kerja.

Koperasi adalah salah satu bentuk badan usaha, di samping badan usaha

milik Negara (BUMN) dan bentuk usaha lainya, koperasi yang merupakan poteni

dari kelopmpok masyarakat bawah harus manpu mengembangkan diri untuk

menjadi klompok menengah, sehingga terhapuslah citra yang sementara ini akan

di legalisir bahwa koperasi identik dengan golongan ekeonomi lemah. Citra

bahwa koperasi, merupakn wakil dari wajah golongan ekonomi lemah akan terus

melekat, selama koperasi tidak mampu mengembangkan dir i ats kekuataan yang

di milikinya sendiri.

a. p e n g e r tian k o p er as i .

Koperasi adalah suatu organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

social, beranggotakan orang -orang atau badan -badan hokum koperasi

yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas

asas kekeluargaan.

Seperti halnya lembaga -lembaga/badan usaha lain koperasi hidup

di tengah-tengah lingkungan yang menpunyai karekteristik khas Indonesia

pada hakekatnya timbul dari suasana lingkungan tersebut yang juga secara

langsung menpengaruhi keadaan intern lembaga kopersi tersebut.

Menurut pasal 33 ayat UUD 1945 dalam tata perekonomian

Indonesia terdapat tiga sector ialah Negara,koperasi dan swasta yang di

harapkan akan dapat menciptakan kerjasama yang serasi dan saling

menghidupi, meskipun koperasi tetap di harapkan menjadi siko -gurunya.

Tetapi kenyataanya ialah bahwa sector koperasi masih jauh ketinggalan dan

pemerintah terus menberikan bantuan dan dorongan bagi koperasi untuk

Page 31: A Kulitatif Koperasi

30

mengejar ketinggalan tersebut melalui berbgai kebijakn e konomi untuk

menberi kesempatan bagi koperasi mengejar ketinggalanya.

Dalam hubungan ini yang perlu di ingat ialah,bahwa

perkembangan sector koperasi tidak semata -mata di dasarkan pada asas dan

keinginan akan pemerataan dan memeratakan hasil pembagunan sem ata-

mata,tetapi harus mampu menjalankan investasi dan menciptakan

pertumbuhan koperasi produksi di bidang -bidang yang bersangkutan sebagai

bagian dari pertumbuhanekonomi secara keseluruhan.

Pemerataan dan pertumbuhan adalah unsur -unsur mutlak dari

perkembangan ekonomi dan harus merupakan sasaran kembar dari koperasi

kalau koperasi mau berhasil dan melaksanakan fungsi social ekonomianya,

apalagi sebagai soko -guru perekonomian nasional.

Dari pendapat di atas mengenai koperasi dapat peneliti simpulakn

bahwa Koperasi adalah produk dari lingkunganya dan perkembanganya sangat

di tentukan oleh kondisi lingkunagn tersebut. Alau kita ingin memajukan

koperasi seharusnya kita harus memajukan lingkunganya pula, karena cita -

cita yang berkembang, aspirasi yang hidup, ke cerdasan dan ketrampilan,

potensi ekonomi yang berkembang merupakan dukungan yang efektif bagi

kemajuan koperasi.

b . f un gsi p o k ok k o p er asi

Koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

social, yang di harapkan akan dapat menyumbang pad a perkembangan

perkoperasian Negara yang sekaligus memungkinkan terwujudnya masyarakat

yanga dail dan makmur yang telah menjadi citai -cita setiap orang. Sesuai

dengan apa yang di kemukakan dalam UU Nomer 12 tahun 1967 tentang

koperasi, pasal empat(4) .meny ebutkan fungsi koperasi adalah sebagi berikut:

Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahtraan rakyat,

Alat pendemokrasian ekonomi social,

Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia,

Page 32: A Kulitatif Koperasi

31

Alat Pembina insan masyarakat untuk menperkokoh kedudukan ekonomi

bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tat laksana perekonomian

rakyat,(pasal 4).

c . S u m b e r -s u m b e r d a n a k o p er as i .

Sumber pendapatan koperasi adalah pendapatan yang berasal dari:

Lembaga-lembaga keungan yang termasuk di dalamnya perbankan atau

lembaga keungan non perbankan.sumber -sumber ini merupakan pusat

akumulasi dana yang terpenting di dalam sistem ekonomi kita.

Sumbne-sumber keungan pemerintah yang termak di sini adalah program -

program bantuan pemerintah khusus untuk mengemba ngkan

perkoperasian.

Kedit dari pedagang perantara yang baik merupakan afnemers maupun

leverinciers credit.

Badan-badan kredit koperasi yang termauk bank koperasi,atau lembaga

keungan khusus koperasi.

Sumber-sumber yang dapat di tumbuhkan dalam sistem kope rasi itu

sendiri.misalnya pola inter cooperative loans.

Sumber-sumber lain misalnya dengan suatu obligasi atau dengan

mengadakan joint ventures dengan perusahaan lain.

d . P e r m asala h a n d alam m e n a r ik d a n a

Dana eksteren yang daa di masyarakat tidak tersedi a secara Cuma -

Cuma. Selebih lagi para pemilik dana itu menpunyai alternative pengunaan

dana, mana yang lebih menguntungkan.maka koperasi harus bersaing dalam

mendapatkan dana yang di butuhkanyadengan badan lain.

Secara umum kita katakan bahwa daya saing ko perasi dalam

menarik dana ini kurang, kalau kita mengunakan konsep sistem dalaam

melihat kelemahan dari akibat dari kelemahan daya saing ini, koperasi akan

menjadi tergantung (dependent) kepada lingkungan.

Page 33: A Kulitatif Koperasi

32

berikut :

Dalam menganalisa mengenai kelemahan ini,di uraika n sebagai

1 Ketidak makmuran mangadakan dealings dengan sector modern. Baik

karena tidak mengetahui berbagai alternative yang ada, tidak daapt

berkomunikasi maupun karena persyaratan yang harus di sediakan tidak

dapat di penuhi.

2 Keterbatasan eguity. Kalau pun dapat di tarik pinjaman, maka kredit yang

di dapat akan terbatas karena persyaratan eguity yang harus di miliki

terbatas.

3 Keterbatasn terjamin. Kekeyaaan yang di miliki yang dapat di gunakan

untuk menjamin pinjaman sangat terbatas.

4 Prinsip koperasi yang tidak profit making . koperasi bukan merupakan

badan yang bertujuan untuk memupuk laba, karena itu di lihat dari sudut

pemilik modal, koperasi menjadi kurang menarik sebagai ajang

penanaman modal.

5 Citra koperasi yang kurang menguntungkan. walaupu n secara formal

koperasi merupakan badan hukum, yang secara hukum dapat melakukan

perjanjian yang mengikat, namun citra koperasi di mata masyarakat

banyak, masih belum mendukung kemungkinan ini.

Perlu kita sadari juga bahwa masalah perkreditan bukanlah

masalah “kebaikan” pemberi kredit, tetapi masalah kepercayaan bahwa kredit

akan kembali di tambah dengan benefit bagi pemberi kredit.

Pemberi kredit adalah suatu bank koperasi, walaupun tentu berbeda

dalam penilian, karena ada frame of reference yang sama. Wa laupun demikian

kalau bank koperasi ingin terus berkembang maka penelitian kelayakan ini

perlu di terapkan secara lugas. Masalah ini menjurus kepada penilian segi

kemampuan dari pengelolaan usaha dan macam usaha yang di gunakan.

Manejer yang di butuhkan ad alah yang berorientasi pada

pemasaran, bukan pada prodoksi seperti angota -angotanya. Suatu usaha dapat

merupakan usaha yang berkembang, yang memang menpunyai pasaran yang

tinggi atau merupakan usaha yang statis dan tidak berkembang. Usaha -usaha

Page 34: A Kulitatif Koperasi

tradisional yang lemah mudah sekali di goncangkan pasar, akan sukar

mendapat klasifikasi layak. Karena itu penting juga bagi koperasi untuk dapat

mengembangkan usaha menjadi bisnis yang menpunyai pasaran yang maju.

Meraka umumnya berkembang secara tradisi, dengan car a kerja yang itu saja.

Di perlukan input dalan hal desain untuk bahan -bahan baru yang dapat di

gunakan untuk terus mengembangkan produk yang di hasilkan.

e . S t r at e gi m e n gatasi m asal a h

Melihat kelemahan daya saing dalam menarik dana tadi maka

strategi pertama yang perlu di kembangkan adalah mengurangi

ketergantungan.Untuk mengurangi ketergantungan kepada sumber -sumber

dana di mana koperasi tidak berdaya dalam persaingan maka salah satu

alternative strategi yang dapat di lakukan adalah menbina sumber -sumber

dana sendiri.

B. Kerangka Berpikir

Dalam suatu kantor untuk mewujudkan tujuan yang telah di tetapkan

pasti menpunyai serangkaian kegiatan atau aktivitas tertentu yang biasa di sebut

dengan istilah pekerjaan kantor. Pekerjaan kantor meliputi segala keg iatan yang

berhubungan dengan penyampaian keterangan secara lisan dan juga pembuatan

warkat-warkat tertulis serta tata cara pemeliharaan. Di samping tugas -tugas yang

lain yang membutuhkan keberadaan sumber informasi dalam hal ini warkat atau

pun juga arsip adalah untuk memudahkan dalam penemuan kembali arsip yang di

simpan, membutuhkan suatu sistem yang tepat pula dan harus di sesuaikan dengan

jenis arsip tersebut.

Arsip fungsinya sangat penting di dalam suatu kantor karena sebagai

pusat ingatan atau inform asi mengenai suatu hal atau persoalan ataupun juga

perestiwa yang di buat orang untuk menbantu daya ingat sesorang. Salah satu

pekerjaan kantor yang banyak di lakukan setiap instansi atau lembaga, baik

instansi atau lembaga pemerintah maupun swasta, tentu melaksanakan berbagai

macam pekerjaan kantor. Berbagai macam pekerjaan kantor ( office work) itu

Page 35: A Kulitatif Koperasi

antara lain: mencatat, mengetik, menghitung, mengirim, menyimpan warkat,

mengolah, menggadakan warkat dan sebagainya. Kearsipan adalah tata cara

pengurusan penyimpanan warkat menurut aturan dan prosedur yang berlaku

dalam beberapa unsur pokok yaitu: penyimpanan ( storing), penempatan (placing),

penemuan kembali. Serta dapat di artikan sebagai suatu proses pengaturan dan

penyimpanan bahan -bahan atau warkat -warkat secara sistematis, sehingga bahan

- bahan tersebut dengan cepat dapat di cari atau di ketahui tempatnya setiap kali di

perlukan, terpelihara dan terawat dengan baik sehingga tidak mudah rusak dan

hilang, maka pengurusan atau pengaturan arsip itu hendaknya me npergunakan

suatu sistem.

Sistem kearsipan merupakan suatu metode atau cara yang di rencanakan

dan di pergunakan dalam pengurusan arsip, menyimpan, pemeliharaan, sehingga

arsip-arsip dapat di temukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu -

waktu di perlukan. Sistem kearsipan perlu mendapat perhatian bukan hanya

sistemnya saja yang baik dan tepat, tetapii yang lebih penting ialah pengelolaanya

(manajemen). Meskipun sistem yang di pergunakan baik, apabila menajemennya

lemah, maka sistem yang telah di t entukan itu tidak akan ada artinya.

Mengingat pentingnya arsip tersebut diatas, maka dalam organisasi

tersebut perlu di usahakan peningkatan dan penyempurnaan dalam pengelolaan

kearsipan secara optimal, sehingga arsip mudah ditemukan kembali dengan cepat

dan dapat pula dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam rangka

penyelenggaraan pekerjaan kantor. Untuk memudahkan dalam penemuan kembali

arsip yang disimpan, membutuhkan suatu sistem yang tepat pula dan harus

disesuaikan dengan jenis arsip tersubut.

Sistem kearsipan merupakan suatu metode atau cara untuk menemukan

kembali arsip yang disimpan dengan mudah dan cepat sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan. Sistem kearsipan sangat mempengaruhi pada cepat

tidaknya penemuan kembali arsip tersebut jika s uatu saat dibutuhkan. Sistem

kearsipan yang tidak sesuai akan mempersulit penemuan kembali yang

selanjutnya akan menimbulkan suatu permasalahan yang akan mengganggu

jalannya suatu pekerjaan kantor. Pengelolaan dalam hal ini adalah hal -hal yang

Page 36: A Kulitatif Koperasi

berkaitan dengan penyelenggaraan kearsipan yang baik yaitu menggunakan sistem

dan prosedur yang sesuai dengan kearsipan, agar dapat dihasilkan informasi dan

juga layanan kearsipan yang dibutuhkan oleh unit kerja lain di kantor tersebut

dalam rangka pemecahan atau peny elesaian suatu pekerjaan kantor.

Pengelolaan atau penyelenggaraan kearsipan yang baik tersebut

meliputi:

1. Sistem penyimpanan yang tepat

2. Fasilitas kearsipan yang memenuhi syarat

3. Petugas kearsipan yang berkompeten di bidangnya

4. Prosedur kerja yang tepat

5. Ruangan arsip yang sesuai.

Dari proses pengelolaan yang baik, yang mengikuti sistem dan prosedur

atau pola pengelolaan kearsipan yang baik dan selalu berkembang seiring dengan

kebutuhan atau perkembangan suatu kantor diharapkan dapat menghasilkan suatu

informasi atau juga layanan kearsipan yang baik. Dengan layanan kearsipan yang

baik sehingga dapat membantu dalam memperlancar jalannya suatu pekerjaan

kantor.

berikut:

Untuk memperjelas kerangka pemikiran dapat dilihat pada skema

Kantor

Sistem Kearsipan Pengelolaan Kearsipan Pelayanan Kearsipan

Gambar 1.Bagan KerangkaPemikiran

Page 37: A Kulitatif Koperasi

36

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

Menetapkan metodologi penelitian merupakan sesuatu yang penting dalam

melaksanakan suatu penelitian. Hal ini di laksanakan dengan tujuan agar dalam

penelitian tersebut dapat mengantar kearah tujuan yang ingin dicapai, yaitu

pertangung jawabkan terhadap hasil penelitian.

Sedangkan menurut Bogdan dan Steven J Taylor (1993:25). Menyatakan

bahwa metodologi berarti proses, prinsip -prinsip dan prosedur yang kita pakai

dalam mendekati persoalan-persoalan dan usaha menjari jawabany a. Sedangkan

Sutrisno Hadi dalam Hadiri Nawawi dan Mimi Martini (1994:9) menyatakan

bahwa “research dapat di definisikan sebagai usaha untuk menemukan,

mengembankan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha -usaha mana di

lakukan dengan mengunakan meto de-metode ilmiah”

Prosedur atau metode -metode dan teknik penelitian itu dalam kenyataanya

juga merupakan suatu pola yang berfungsi untuk mengarahkan jalanya berfikir

sehingga hasil penelitian merupakan suatu kebenaran yang

dapat di pertangungjawabkan dan merupakan utu kebenaran yang

obyektif. Sedangkan penelitian adalah ilmu yang mengungkapkan dan

menenangkan gejala -gejala alam dan gejala-gejala social dalam kehidupan

manusia, dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, teratur, tertib,

dan dapat di pertangungjawbkan secara ilmiah. (Hadari Nawawi da Mimi Martini,

1994:9). Pada intinya metode penelitian adalah ilmu yang menbahas tentang

car -car dan prosedur yang sistemmatis yang di gunakan dalam suatu penelitian

untuk mengungkapkan dan menerangkan sesuatu hal secara ilmiah guna mencapai

tujuan tertentu. Penelitian merupakan pekerjaan ilmiah yang harus di lakukan

secara teratur, sistematis, dan tertib. Artinay langkah -langkah dan juga

proses yang di lalui harus mengikutiprosedur atau

metode dan teknik yang sesuai dengan bidang masalah yang di kerjakan.

Bagian-bagian metodologi penelitian dalam karya ini terdiri dari tempat dan

waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data, teknik sampling

36

Page 38: A Kulitatif Koperasi

37

(cuplikan), teknik pengumpulan data, validitas data, analisis data dan prosedur

penelitian sebagaimana tercantum dalam buku pedoman penulisan skripsi fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan UNS tahun 2003.

A.Tempat dan waktu penelitian

1.Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, tempat yang akan di pakai untuk di jadikan lokasi

penelitian adalah di kantor KOPERASI TUNAS JAYA yang beralamat di Jalan

Tentara Pelajar No 100B Surakarta 57145.

Tempat ini di pilih dengan alasan sebagai berikut:

1. Kantor Koperasi Tunas Jaya adalah salah satu lembaga koperasi

yang menpunyai data yang di perlukan peneliti dalam

menyelesaikan laporan penalitian.

2. Untuk mengetahui sistem kearsipan yang di lakukan oleh pihak

Koperasi Tunas Jaya yang pada saat ini sudah mempunyai Volume

pekerjaan yang besar.

3. Kantor Koperasi Tun as Jaya menpunya lokasi yang strategis dan

mudah di jangkau sehinngga memudahkan bagi peneliti untuk

memperoleh data secara lengkap dan akurat setiap saat.

2.Waktu penelitian

Penelitiaan ini akan di laksanakan selama 5 bulan setelah di setujui

oleh Dosen pembimbing skripsi, dan setelah mendapat ijin dari pihak yang

berwenang. Terhitung sejak di setujui proposal penelitiaan ini. Mulai

terhitung sejak bulan Oktober sampai bulan juni 2007.

Page 39: A Kulitatif Koperasi

38

B. Bentuk dan strategi penelitian

Bentuk penelitian

Dalam penelitian kualtitatif ini menempatkan peneliti sebagai pihak

yang utama yang harus mampu menterjemahkan dengan baik data yang di

peroleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan terjun langsung ke

lapangan peneliti sehingga akan memungkinkan peneliti unt uk memperoleh

data yang lengkap dan langsung dari sumbernya. Menurut HB.Sutopo

(1995:35) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif peneliti

mencoba menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang penuh

nuansa sedekat mungkin dengan bentuk asl inya seperti pada waktu di catat.

Menurut Hadari Nawawi (1995:32) mengemukakan bahwa “penelitian

kualitatif adalah penelitian mempergunakan data yang di nyatakan secara

verbal dan kualifikasinya bersifat teoritis.

Sedankan menurut Kirk dan Miller Lexy J. M eleong (2002:3)

mengartikan “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan social yang secar fundamental bergantung pada pengamatan

pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang -

orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Penelitian

kualitatif di arahkan pada kondisi aslinya, bahwa datanya di nyatakan pad

kondisi atau keadaan sebagaimana adanya di lapangan dan selanjutnya

peneliti menterjemahkan berdasarkan data di lapangan dari hasil wawancara,

observasi maupun juga telaah pustaka yang berkaitan dengan masalah

penalitian.

1. Strategi penelitian

Strategi penelitiaan pada dasarnya merupakan dasar untuk mengamati

,mengumpulkan data dan menyajikan analisis data. Dalam penelitian

kualitatif ada 3 (tiga) maca m stretegi penelitian. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan data dengan

kata-kata atau uraian dan penjelasan. Penelitian eksplanatif bertujuan

menjelaskan suatau pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu

Page 40: A Kulitatif Koperasi

39

pendapat, sedangkan penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal -

hal yang baru. Sedangkan Menurut Smith dalam Miles dan Huberman

(2002:2), mengatakan strategi penelitian tunggal terpancang bertujuan”

agar penelitian di lakukan secara mendalam sehingga me mpunyai mutu yang

tidak dapat di sangkal.

Strategi penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

diskrptif tunggal terpancang, artinya penelitian ini berusaha untuk

menfokuskan pada satu masalah satu saja yaitu tentang sistem

kearsipan di kanto r Koperasi Tunas Jaya. Jadi strategi tunggal

terpancang yang di gunakan dalam penelitian ini mengandung

pengertian sebagai tunggal dalam arti bahwa dalam penelitian ini

hanya ada satu objek saja yang diamati yaitu mengenai sistem

kearsipan, sedangkan terpa ncang pada tujuan penelitian maksudnya

adalah ketika peneliti sudah memasuki lapangan, peneliti sudah

memilih dan menentukan fokus utama atau sasaran dan tujuan serta

permasalahan yang sudah terbekal teori -teori yang sudah ada.

3. Sumber data

Menurut H.B. Sutopo (1996:2) ”sumber data penelitian kualitatif

dapat berupa manusia, perestiwa dan tingkah laku. Dokumen serta

arsip serta berbagai benda lain ”sedangkan menurut lofland dan lofland

dalam lexy J. Moleong (2002:112) menyatakan bahwa”sumber data

dalam penelitiaan kualitatif ialah kata -kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain -lain.

Dalam penelitian kualitatif, kata -kata dan tindakan atau perilaku

orang-orang yang diamati merupakan sumber data yang pentingdan

utama, karena dengan sumber tersebut peneliti dapat menganalisis

sehingga menjadi suatu hasil atau laporan peneliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 41: A Kulitatif Koperasi

40

1. Informan

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi atau

keterangan mengenai segala sesuatu permasalahan yang di

perlukan oleh peneliti. Menurut H.B. Sutopo (1996:49) “dalam

penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting, sebagai

individu yang memiliki informasi”. Bertindak sebagai informan

adalah orang yang di pandang mengetahui permasalahan yang akan

di kaji peneliti, serta bersedia memberi informasi kepada peneliti.

Dalam penelitian ini yang di tunjuk sebagai key informan adalah

pegawai bagian operasional yang di anggap mengetahui

permasalahan tersebut dan ya ng berhubungan langsung dengan

pengelolaan kearsipan. Yaitu:

1. Kepala pimpinan Koperasi Tunas Jaya Surakarta sebagai

informan kunci dalam penelitian ini.

2. Sekretaris Koperasi Tunas Jaya Surakarta yang menanggani

langsung tentang arsip.

3. Staf-staf Koperasi Tuna s Jaya Surakarta.

2. Lokasi atau tempat penelitian

lokasi penelitian adalah di kantor Koperasi Tunas Jaya yang

beralamat di JL. Tentara Pelajar No.100B Surakarta 57142 yang

menjadi tempat berlangsungnya pelaksanaan operasional atau

kegiatan sehari-hari dari koperasi tersebut.

3. Dokumen atau arsip

pengertian dokumen menurut lexy J. Moleong (2002;161) adalah

setiap bahan tertulis ataupun film, anatara lain dari record, yang di

persiapkan karena adanya permintaan dari seorang penyidik.

Dokumen dan arsip yang di pe rgunakan dalam penalitian ini

berupa catatan, laporan, blangko dan berbgai mcam slip, peraturan

yang berlaku dan lain -lain yang berhubungan dengan pelaksanaan

operasional pengelolaan.

Page 42: A Kulitatif Koperasi

41

D. Teknik Sampling

Teknik sampling di pergunakan untuk menyelesaiakn da n

menfokuskan permasalahan agar dalam pelaksanaan peneliti atau

dalam pemelihan sampel lebih terarah dan tepat. Pada orang yang

mengetahui permasalahan yang di bahas.

Peneliti ini menekankan pada kekayaan informasi yang di miliki

oleh informal. Untuk itu s ampel yang di ambil dalah pihak -pihak

yang di pandang mengetahui permasalahan yang

berkaitan dengan pelaksanaan operasional koperasi tunas jaya

tersebut.

Dalam penelitian kulitatif tidak bergantung pada jumlah sumber

datanya, karena jumlah informan yang ke cil saja bisa menjelaskan

informasi tertentu secara lebih lengkap dan benar dari pada informasi

yang di peroleh dari informasi yang jumlahnya banyak yang mungkin

belum memahami lebih dalam tentang suatu masalah yang di bahas.

Informan yang di pilih dalam hal ini tergantung pada kebutuhan

akan data terhadap pencapaian tujuan dari penliti tersebut.

Penagambilan sample berhenti ketika telah ada kesamaan informasi

yang di berikan oleh informan. Sehingga dalam proses pengumpulan

data, peneliti tidak membatasi j umlah informai dan lebih memilih

informan yang di anggap mengetahui masalah secara mendetail.

Menurut H.B. Sutopo (2000;370) menyatkan bahwa :

Penelitian yang mengunakan teknik snowball sampling yaitu peneliti tanpa rencana, mengorek informasi kepada infor man satu yang kemudian menunjuk informan kedua dan demikian juga dengan informan kedua menunjuk informan ketiga terus sampai diras informasi yang di peroleh lengkap dan mendalam. Snowball sampling ini di lakukan untuk melangkapi informasi yang ada.

Dengan demikian teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini mengunakan teknik purposive snowball sampling , sehingga peneliti

dapat memperoleh data yang di peroleh tanpa membatasi jumlah

informan dan lebih memilih informan yang di anggap mengetahui

Page 43: A Kulitatif Koperasi

42

masalah secara mendetail, dan dapat di pertangungjawabkan dan

akurat.

E. Teknik pengumpulan data

Keberadaan data dalam suatu penelitian memagang peranan yang

penting karena di pergunakan untuk menbuktikan suatu kebenaran

terhadap perestiwa atau kejadian yang di ama ti. Penelitiaan ini

mengunakan orang (peneliti) sebagai instrumen utama dalam

melaksanakan kegiataan pengumpulan data. Karna untuk memperoleh

data dari informal yang benar -benar mengusai tau berhubungan

langsung dengan permasalahan yang akan di amati.

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah:

1) Wawancara dan interview

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu di lakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancaraan(interviewer)yang mengajukan pertanyan dan

yang di wawancar ai(interviewe)yang menberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Sedangkan menurut lexy J. Moleong (2001;135)

menyatakan wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Sehingga dalam wawancara akan melibatkan 2 pihak

yaitu pihak yang mengajukan pertanyaan d an pihak yang di

wawancarai yaitu pihak yang memberikan sejumlah jawaban atas

pertanyaan yang di ajukan oleh pewawancara.

2) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang sedang

di teliti. Sedangkn menurut suharsimi

Page 44: A Kulitatif Koperasi

Arikunto (1998:145) mengemukakan bahwa “observasi meliputi kegiatan

pemusatan terhadap objek yang mengunakan seluruh kelakuan manusia seperti

dalam kenyataan. Observasi ini di lakukan terhadap gambaran ke adaan lokasi

kantor Koperasi Tunas Jaya, peralatan dan perlengkapan yang di pergunakan,

berbagai aktivitas yang berlangsung terutama pada saat aktivitas kantor sedang

berlangsung.

3) Analisis dokumen

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari menbaca dan mencatat apa

yang tersirat dan tersurat dalam dokumen, laporan peraturan dan literatur lainya

yang relevan dengan peneliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto

(1999:236) yang di mak sud metode dokumentasi yaitu “mencari data mengenai

hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dalam kajian ini sangat di

butuhkan teks-teks, buku, surat kabar, dan lain -lain, untuk sampai pada

penmuan makna dari penelitian tersebut.

F. Validitas data

Dalam suatu penelitiaan apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan

terhadap keabsahan data secara cermat dengan teknik yang tepat maka jelas

bahwa hasil upaya penelitiannya d apat dipertanggungjawabkan. Keabsahan data

atau derajad kepercayaan data di maksudkan untuk membuktikan bahwa

penelitian ini merupakan suatu penelitian yang benar -benar ilmiah.

Menurut H.B.Sutopo (202:78) mengemukakan bahwa”Validitas ini

merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil

penelitian”. Sedangkan Lexy J. Moleong (2002:170) menyatakan bahwa

keabsahan data adalah ”Usaha meningkatkan derajat kepercayaan data”.

Sedangkan menurut Patton dalam H.B. Sutopo (2002:178) menyataka n

bahwa ada empat macam teknik triangulasi yaitu” (1) Triangulasi data ( data

Page 45: A Kulitatif Koperasi

triangulasi), (2)Triangulasi peneliti (investigator triangulasi), (3)Triangulasi

metodologi (methodologic triangulation), (4) Triangulasi teoritis ( theoretical

triangulation).

Untuk memastikan keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi data ( data triangulasi ) dan triangulasi metodologis

(methodologic triangulasi). Triangulasi data sering di sebut dengan triangulasi

sumber, di mana dalam pengumpulan data seorang pe neliti menggunakan

beragam sumber data yang tersedia. Dengan teknik ini data yang di peroleh

melalui sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya bila di bandingkan

dengan data sejenis yang di peroleh dari sumber yang berbeda.

Di samping itu peneliti ju ga menggunakan triangulasi metodologi di mana

peneliti mengumpulkan data dengan berbagai metode atau teknik pengumpulan

data yang di pakai. Ketika peneliti menggunakan teknik wawancara, di saat yang

lain mengguna teknik observasi maupun dokumentasi, dan de mikian seterusnya

guna menutupi kelemahan dari satu teknik tertentu agar data benar -benar akurat.

Namun permasalahan yang di kaji tetap permasalahan yang sama.

G. Analisis data

Analisis data merupakan langkah atau tahap lanjutan setelah pengumpulan.

Analisis ini digunakan untuk menjawab semua pertanyaan yang di peroleh dalam

penelitiaan, dan mengembangkan serta menghubungkan dengan teori -teori yang

melandasinya ini adalah model analisis intaraktif yaitu model analisis yang

menyatu dengan proses pengumpula n data, pengelohan data dan penarikan

kesimpulan sebagai proses siklus”. Selanjutnya peneliti bergerak di antara

kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verivikasi selama sisa

waktu penelitian”.

Langkah-langkah yang di lakukan dalam anali sis data antara lain:

1) Reduksi data

Reduksi data mrupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagai salah satu bentuk dari analisis,

Page 46: A Kulitatif Koperasi

maka proses memepertegas, memperpendek, dan juga

mengatur data merupakan sesuatau hal yang sangat penting untuk di

di laksanakan.

2) Penyajian data

Merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang tersusun dan di

sajikan yang memberi kemudahan dalam penarikan kesimpulan, data

yang sudah terkumpul pelu di sajikan dalam bentuk -bentuk tertentu

guna mengebungkan informai yang tersusun dalam bentuk yang

terpadu.

3) Penarikan kesimpulan

Merupakn suatu proses untuk menmukan dan menempatkan salinan

temuan dalam seperangk at data yang lain. Dari data yang di peroleh

peneliti berusaha mengambil kesimpulan. Dengan bertambahnya

data, kesimpulan yang kabur menjadi lebih mendasar.

H. Prosedur penelitiaan

Bogdan dalam lexy J. Moleong (2001:85) menyatakan bahwa

tahapan penelitiaan ada 3 tiga macam.Yaitu pra lapangan, lapangan

dan analisis intensif.

Dalam penelitian ini prosedur peneliti di lakukan melalui

beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Pada tahap ini penelit i melakukan kegiatan penyusunan Tahap

Pengajuan Proposal

proposal penelitian, pengajuan proposal dan ijin penelitian.

2. Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian

Pada tahap ini penyusun menyusun instrumen penelitian

berupa pedoman wawancara yang digunakan unt uk

mencari data primer.

Page 47: A Kulitatif Koperasi

3. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti sudah terjun langsung dilapangan

untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi

lapangan, serta melihat dokumen dan arsip yang ada yang

relevan dengan tujuan penelitian.

4. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini peneliti membaca, menelaah,

menafsirkan, mengklasifikasikan serta

menginterprestasikan data yang diperoleh untuk

mengambil kesimpulan.

5. Tahap Penyusunan Laporan penelitian

Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian dimana

peneliti mulai menyusun laporan setelah membuat analisis.