18
3 A Novel By

A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

3

A Novel By

Page 2: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

7

Daftar Isi

Daftar Isi

Ucapan Terimakasih

Prolog

Klan Jigoku

Shinigami

Melindungi

Ada Cinta?

Pencuri Arwah

Penculikan

Api

Pengkhianatan Terindah

Tentang Penulis

Page 3: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

9

Prolog

Ada begitu banyak rahasia didunia ini. Aku hanya satu dari

jutaan rahasia yang tersembunyi. Aku adalah sebuah sinar, harusnya

berpendar indah seperti pelangi. Cinta, mampu mengubah warna kelabu

menjadi pelagi yang cantik. Seseorang yang mengajarkanku tentang

cinta, kekuatan dan harapan, dia yang menyinariku dengan cahaya

kegelapan. Dia sudah pergi lama sekali. Tak banyak tersisa dari kami.

Selain kerinduan yang terus menyiksaku tanpa ampun. Mengubah sinar

itu menjadi pucat dan kelam. Aku masih menunggu di tempat ini, diatas

bukit pelangi yang kehilangan cahayanya. Menanti ia kembali

membawa pelangiku yang terbang bersama hatiku. Aku yakin dia pasti

akan kembali. Aku hanya harus menunggu dengan sabar.

- Prilly Hellvina

Page 4: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

11

Satu

Klan Jigoku

Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung

sekolah. Keduanya nampak mengamati seseorang yang berlari dengan

terburu-buru memasuki gedung sekolah.

“Lumayan juga.” Ucap pemuda lain yang berdiri tak jauh

darinya.

“Jigoku tidak akan memilih sembarangan. Kau harus tahu

posisimu dan tugasmu.” Tandas seorang gadis.

“Ambil yang ia miliki dan hancurkan dia. Aku sudah biasa

melakukannya.” Pemuda itu tersenyum sinis sembari melemaskan ke

sepuluh buku jari tangannya yang terasa kaku. Gemertak persendian

terdengar tatkala ia melakukannya.

“Aku akan mengawasimu dan memastikan kau menjalankan

semuanya dengan baik. Jangan sampai rencana ratusan tahun ini

berakhir sia-sia.

“Kau meragukanku?” pemuda itu merentangkan telapak

tangan kanannya hingga keluarlah semburat jingga kebiruan dari bara

api yang menyala liar seolah tangan itu terbakar. Tapi tidak, Pemuda itu

tersenyum, bersama rekannya, ia bangkit dan berdiri di ujung gedung.

Page 5: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

12

Tubuh mereka nyaris terjatuh jika saja mereka mengambil 1 langkah

kedepan. Angin menerbangkan pakaian hitam mereka juga rambut yang

dibiarkan tergerai. Tapi mereka tidak juga melangkah. Mereka

menunggu, menunggu semburat hitam keluar dari punggung mereka,

sebuah sayap hitam pekat yang merekah seperti mawar, namun sayap

ini jauh dari romantisme mawar. Sedetik kemudian keduanya

berkelebat kelangit dan menghilang di cakrawala.

Seorang gadis yang baru saja akan masuk kedalam gedung

sekolah, menoleh saat sekelebat angin menerbangkan rambutnya. Ia

menengadah menatap langit biru dengan kumpulan awan putih yang

samar.

*

Sebuah uluran tangan mungil bergerak menuju sebuah pintu

kayu. Seorang gadis kecil berusia 8 tahun nampak berlari riang

memasuki suasana kamar bernuansa pelangi yang remang-remang. Ia

susah payah mendaki tempat tidur dengan sprai bermotif pelangi yang

sudah kusut semrawut dan menaiki punggung seseorang tengah sibuk

tertidur dan mengeluarkan dengkuran serak-serak banjir. Banjir kecil

itu nampak nyata membasahi sarung bantal berwarna senada dengan

selimut dan baju tidur bermotif pelangi.

“Kakak bangunn!!!” teriaknya menduduki punggung kakak

perempuannya.

“Alice berhenti. Kakak masih ngantuk.” Ucapnya dengan

nada dan perasaan setengah sadar.

“Mamaaaaaaah, kak Prilly nggak mau bangun.” Teriaknya

lagi seolah melapor.

Page 6: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

13

“Prilly, bangun kamu mau telat sekolah? Udah mau setengah

tujuh. Ayo mandi.” Ucap Mama seraya menggendong Alice agar turun

dari tubuh Prilly. Gadis berambut pendek itu duduk termenung sambil

mengerjap-ngerjapkan kedua belah matanya yang dipenuhi kotoran.

Belum lagi enzim di pipinya yang masih basah dan rambutnya yang

awut-awutan. Sama sekali tidak bisa dikatakan kalau Prilly adalah

gadis yang anggun. Lihatlah sekarang Prilly kelimpungan melihat jam

meja yang nyaris menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

“Nggak usah mandi deh.” Ucap Prilly menyambar pakaian

putih abu-abunya.

“Nggak ada. Kamu mandi. Masa anak gadis nggak mandi

sih.” Protes Mama Prilly.

“Jorok.” Sahut Alice menutup hidungnya dengan jari telunjuk

dan ibu jarinya yang mungil.

“Iya-iya, terpaksa deh mandi 3 S.” Begitulah Prilly, siram-

sabun-siram dalam waktu 3 menit ia sudah selesai mandi, memakai

seragam dan menarik ransel hitamnya menuruni tangga rumah. Tampak

Alice sedang disuapi oleh mamanya sedangkan papanya duduk

menghadap meja makan seraya membaca koran pagi ditemani

secangkir kopi panas. Pria itu tak sedikitpun menoleh kearah Prilly

yang tersenyum sumringah berucap “Selamat pagi.”. Prilly duduk

sejenak menikmati susu coklatnya denga tenang dan tak tergesa-gesa

menikmati setiap tegukan manis yang membasahi kerongkongannya.

Itu satu-satunya hal yang selalu dilakukan Prilly dengan pelan dan

penuh perasaan sebelum ia pamit dan berlari menuju sekolah.

Dengan tergesa-gesa ia berlari-lari kecil menikung di sisi

jalan yang ditumbuhi reumputan tanaman ivy. Tanpa sengaja ia

menabrak benda keras hingga ia terjatuh.

Page 7: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

14

“Aduh sory gue nggak sengaja. Lo nggak apa-apa kan?”

tanya Prilly pada seorang pemuda yang tanpa sengaja ia tabrak.

“Prilly Hellvina?” tanya pemuda itu terkejut.

“Kok lo tau nama gue?” belum sempat menjawab, ponsel

pemuda itu berbunyi, ia mendapat panggilan darurat.

“Gua harus pergi, senang bisa ketemu sama lo.” Katanya

tersenyum lalu dengan terburu-buru meninggalkan Prilly yang berdiri

mematung sebelum sadar ia akan segera terlambat jika tidak berlari

kesekolah.

*

“Dasar ratu telat.” Komplain Kevin sahabat dekat Prilly.

Pemuda berpostur tinggi, rambut hitam dan wajah tampan berkacamata

itu selalu saja mengerutu atas kebiasaan buruk Prilly.

“Maaf pak, telat bangun.” Ucap Prilly santai.

“Lo kan tiap hari telat bangun. Udah kayak kebo yang

semedi.” Protes Hana. Gadis cantik blasteran Indonesia-Jepang,

kulitnya kuning langsat dengan mata sipit dan rambut hitam yang

digelung keatas dilengkapi poni membuatnya tampak manis. Ia adalah

salah satu sahabat Prilly. Ketiga orang itu sudah berteman sejak duduk

di bangku SD.

“Bawel ah.” Prilly menutup telinganya dengan kedua

tangannya. Namun tiba-tiba ia ingat sesuatu, “Dia udah lewat belom?”

tanya Prilly antusias.

“Belom.” Ucap Hana santai. Siapa lagi kalau bukan kakak

kelas super cool, ganteng dan paling diem seantero sekolah. Kakak

kelas yang menjadi incaran Prilly sejak masuk disekolah itu satu bulan

yang lalu. Prilly memang masih kelas 1 SMA di SMA Nusantara.

Page 8: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

15

“Dasar cewek freak.” Gerutu Kevin. “Ngeliat yang ganteng

aja sampe ngiler kayak gitu. Aneh lu.”

“Eh emangnya lo kagak aneh? Padahal diam-diam lo

kagumkan?” ejek Prilly.

“Eh siapa bilang? Enak aja.” Kevin mengelak.

“Dateng-dateng.” Kata Oxa teman sekelah Prilly yang juga

mengagumi kakak kelas itu. Memang bukan hanya Prilly atau Oxa,

hampir semua siswi dikelas bahkan di sekolah itu mengagumi sosok

Alian Dovrizachiev, yang akrab disapa Aliando. Begitu berkarisma

dengan aura pesona yang terpancar luar dalam. Tapi sesempurnanya

Aliando, tetap tak bisa dikatakan sempurna secara total. Aliando adalah

cowok paling pendiam, dingin dan tidak pernah menaruh perhatian

pada siswi-siswi yang nyata-nyata tersihir sampai kelepek-kelepek

seperti mujair keluar dari air, oleh pesonanya yang kasat mata. Sudah

banyak yang mendekati cowok ganteng, kaya dan cerdas itu namun

Aliando seperti batu karang yang tangguh ia bergeming tak peduli.

“Cool pake banget nget Na.” Ucap Prilly pelan. Sementara

Hana menggangguk setuju tanpa mampu berkata-kata. Rambut pemuda

itu kecoklatan agak panjang berponi, alisnya yang hitam, matanya yang

tajam, hidungnya yang mancung, kawat gigi yang memagari gigi

putihnya, telinga sebelah kiri diberi tindikan kecil berwarna perak

berbentuk bintang, tinggi badannya yang atletis dengan gaya berjalan

yang sangat anggun sekaligus angkuh. Waktu seakan berhenti saat

pemuda itu melintas didepan kelas Prilly. Seolah menghipnotis gadis

itu dalam karismanya yang memancar.

“Eh Pril, jadi ketoko buku kan?” tanya Hana memecah

kebekuan membuat Prilly tersentak setelah gadis itu diam membeku

beberapa saat oleh pesona Aliando.

Page 9: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

16

“Jadi dong.” Prilly akhirnya tersadar setelah sosok Aliando

menghilang dari pandangan.

*

Sepulang sekolah ketiga sahabat itu berjalan kaki menuju

toko buku yang tak jauh dari sekolah. Ketiganya duduk tenang

menikmati AC yang terpampang dan menjadi penyelamat mereka.

“Aku cari buku dulu ya.” Ucap Hana menarik Kevin. Prilly

mengangguk dan memandang jalanan. Nampak bias-bias panas

merambati kota metropolitan Jakarta. Sinarnya menimbulkan

fatamorgana diatas aspal yang panas mendidih. Entah mengapa

pandangannya tertuju pada sesosok tubuh yang berdiri santai diujung

terotoar sambil berlindung dibawah sepucuk payung hitam.

Itukan cowok tadi pagi. Ngapain berdiri disitu.

Mata Prilly terus memandang pemuda berkulit putih yang

sedari tadi memandang mobil yang ada didepan toko buku. Prilly

akhirnya bosan karena pemuda itu terus berdiri selama lima belas menit

tanpa beranjak. Tambahan lima menit lagi, Prilly masih menatap aneh

kearah pemuda misterius itu sebelum Hana menepuk punggungnya dan

menunjukkan sumringah lebar atas sekatong buku yang sudah ia bayar

dikasir.

“Ketemu.” Ucapnya dengan senyum memperlihatkan kawat

giginya yang terpasang rapi. Sementara Kevin merenggut kesal karena

harus membawakan belanjaan buku Hana yang seabrek.

“Pulang yuk.” Ajak Prilly sambil mengarahkan

pandangannya kerah pemuda misterius yang masih teguh berdiri.

Mereka beranjak keluar dari toko buku.

“Cowok aneh.” Desis Prilly.

Page 10: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

17

“Yang mana?” Hana mengernyitkan dahi kebingungan.

“Tuh.” Prilly menunjuk pemuda itu.

“Yang mana sih?” Hana bingung tak melihat pemuda yang

selurus dengan telunjuk Prilly.

“Yang mana sih Prill?” Kevin ikut penasaran.

“Itu yang pake payung.”

“Nggak ada. Mana sih?” tanya Hana penasaran.

Belum sempat Prilly menjawab, sebuah suara mendentum

terdengar di balik punggung mereka. Tepat beberapa meter dari

keduanya, sebuah bus Trans Jakarta baru saja menabrak sedan hitam

yang terparkir didepan toko buku. Mobil itu terbakar dan bisa

dipastikan pengemudinya tidak akan selamat. Tapi bukan mobil itu saja

yang menarik perhatian tapi sosok pemuda nampak berjalan santai

ditengah kepanikan para pejalan kaki dan pengendara motor yang

menyaksikan kecelakaan tragis itu. Pemuda itu berjalan santai

mendekati mobil yang terbakar. Seolah tak ada yang melihat bahkan

memperdulikannya, ia cuek berjalan diantara kerumunan orang-orang

yang panik. Tak lama, entah dari mana, Prilly melihat sebuah siluet

putih menembus mobil terbakar, sosok pria pengendara mobil yang tadi

duduk santai dibelakang kemudi sebelum mobil itu tertabrak. Pria itu

tubuhnya seperti transparan dan berjalan menembus kerumunan orang-

orang dengan bingung.

“Astaga.” Kevin berseru kaget.

“Kita pulang yuk. Ngeri disini.” Ucap Hana menarik lengan

Prilly dan Kevin. Dengan setengah terpaksa dan tertegun Prilly

mengikuti langkah Hana pulang kerumah dengan sebuah pertanyaan

yang masih tersirat dibenaknya. Sekali-kali ia menoleh kebelakang dan

masih melihat sosok itu.

Page 11: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

18

Siapa cowok itu?

Sebuah taksi berhenti didepan rumah. Prilly membayar

ongkos taksi dan segera berlari masuk kedalam rumah. Begitu

melangkahkan kaki ia langsung disambut Alice.

“Kakak sudah pulang Mam.” Teriak gadis kecil itu memeluk

kaki Prilly.

“Syukurlah, tadi Mama lihat di tivi ada kecelakaan dan

Mama melihat wajah kamu.”

“Hah, Prilly masuk tivi mah?” Mama Prilly mengangguk.

Sebelum menabrak mobil sedan naas itu, bus trans Jakarta

juga sempat menabrak dua orang pengendara motor. Satu pengendara

luka berat dan yang satunya tewas ditempat.

Seorang reporter nampak muncul di tivi dan menyiarkan

kecelakaan maut itu. Prilly menatap layar televisi dengan tatapan

terkejut. Matanya melotot dan nafasnya tersengal kaget. Sosok pemuda

berjas hitam kembali muncul ditengah keriuhan kecelakaan. Ia berdiri

santai dengan sepucuk payung hitam tanda kedukaan.

“Cowok itu siapa sih?” keluh Prilly penasaran.

“Cowok? Temen kamu Prill?” tanya Mama Prilly yang turut

menonton televisi.

“Itu loh yang pake payung. Dari tadi berdiri disitu, terus pake

payung segala, aneh banget kan?”

“Payung? Yang mana Prill? Nggak ada tuh.”

“Mama nggak liat?” Prilly menatap mamanya bingung.

“Udah ah, kamu nggak usah ngaco. Gimana pesta ulang

tahun kamu ntar malem? Nggak mau dirayain lagi?”

Page 12: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

19

“Nggak usahlah mah. Aku nggak suka inget-inget itu. Pesta

ulang tahun itu nggak penting-penting amat.” Ucap Prilly sedikit

murung. Prilly tidak menyukai hari ulang tahunnya.

“Maaf Ya Prill.”

“Nggak apa-apa ma, sebagai gantinya, Prilly boleh minta

hadiah nggak?”

“Apa tuh?”

“Minta jam malamnya diundur. Prilly mau lewatin hari ulang

tahun ini diatap rumah lagi sampe jam 12.”

“Sampai jam 10 ajakan udah cukup sayang.”

“Please mah. Terus snacknya dobel ya.” Prilly mengerjapkan

matanya nakal.

“Iya-iya tapi ijin papa dulu ya.” Ucap Mama mengusap

kepala Prilly. Prilly termenung sejenak. “Ngelamunin apa sih? Udah

ganti baju sana.” Mama mendorong tubuh Prilly agar bangkit dari sofa.

“Nggak penting juga Mama minta ijin sama dia. Paling juga

dia nggak peduli.” Ucap Prilly seraya berlari menuju lantai 2. Mama

hanya mampu mendesah panjang.

*

Diatas atap rumah, Prilly tengah duduk sendirian menikmati

bintang malam yang bertabur bagai berlian. Ia menikmati setiap detik

dari hari ulang tahunnya yang ke 17 karena beberapa jam lagi,hari

menyebalkan ini akan segera berakhir. Prilly memilih duduk menikmati

popcorn sebagai teman malamnya. Ia selalu benci hari ini. Hari ulang

tahun yang selalu gloomy. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Pesan dari

Hana dan Kevin.

Page 13: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

20

From: Kevin Jeleck

11:45 pm

+628564598XXX

Happy b’day pendek. Smoga makin lebih baik lagi

kedepannya.

From: Hana Hanako

11:48 pm

+6285896758XXX

Selamat ulang tahun Prilly-Prilly kpn2 kita pesta yuk. I

heart you my friend. Mmuach ♥

Prilly tersenyum-senyum sendiri membaca pesan dari kedua

sahabat dekatnya itu. Mereka berdua memang selalu mengerti Prilly.

Prilly membayangkan persahabatannya yang terjalin sejak mereka

kecil. Tak lama Prilly tersentak, ada pesan masuk. Ia agak heran,

seumur-umur setiap ia ulang tahun hanya Kevin dan Hana yang

mengucapkan. Sebuah nomor asing yang tak dikenal.

From: -

12:00 pm

+628534589XXX

Selamat ulang tahun. Aliando.

“Hah? Mimpi apa nyata nih?” Prilly menepuk pipi dan

mengucek matanya. Aliando mengucapkan selamat ulang tahun

padanya tepat jam 12 pula. Tanpa sadar Prilly melompat-lompat

kegirangan.

Page 14: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

21

“Astagaaa, mimpi apa gue. Omegat-omegat. Tapi emang ini

nomornya kak Aliando?” ada keraguan dalam hati Prilly. “Palingan ini

kerjaannya Kevin sama Hana. Mana mungkin kak Ali ngucapin selamat

ulang tahun, kenal aja kagak. Woi kalo mau ngerjain tuh yang pinter

dikit napa.” Keluh Prilly.

Untuk beberapa lama Prilly terdiam merenung menatap

bintang. Masih banyak hal yang belum ia capai hingga usia ini.

Mengingat itu Prilly kembali menarik nafas panjang. Ia menatap

bintang malam yang mendadak jatuh sebutir dari halimun malam yang

kelam.

“Rasanya setiap ada bintang jatuh, aku selalu berdoa tapi tak

ada satupun doa yang terkabul. Bintang itu pembohong.” Keluh Prilly

kesal.

“Mungkin orang yang mempercayainya saja yang bodoh.”

Ucap sebuah suara dari sebelah kanan Prilly. Gadis itu mendadak beku,

syarafnya mendadak kaku, keringat dingin mengalir disetiap pori-pori

wajahnya. Yang menjadi ironis adalah, malam itu udara cukup dingin.

Prilly tak berani menoleh. Ia mulai membayangkan sosok-sosok

menyeramkan yang muncul di film horor. Tersengar desah nafas yang

mampu didengar Prilly dari sebelah kanan tubuhnya. Tanpa disangka,

sebuah uluran tangan menyentuh bahunya.

“Waaa!!! Ampun mbah, ampun-ampun, jangan culik saya

mbah. Darah saya pahit mbah. Sumpah.” Prilly menjerit ketakutan.

Mulutnya komat-kamit merapal doa-doa pengusir setan yang ia hapal.

Tapi tangan itu masih mencengkaram erat bahunya justru semakin erat

saja.

“Aduh mbah, lepasin saya mbah, please mbah darah saya

pait. Sumpah deh pait. Ampun mbah ampun.” Prilly kembali menjerit

Page 15: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

22

ketakutan. Terdengar sebuah gelak tawa nyaring yang terdengar pelan

tapi jelas bukan tawa Miss Kunti. Lebih tawa yang terdengar renyah

dari seorang pemuda. Jelas saja setelah Prilly memutar kepala, ia

menatap sosok pemuda yang sedang sibuk menertawakan tingkah Prilly

yang seperti kesetanan.

“Elu kan....” belum sepat Prilly melanjutkan, pemuda itu

menempelkan telunjuknya di bibir Prilly yang mungil dan merah muda.

“Sssst, jangan berisik, kita nikmati saja bintang ini. elu punya

tempat strategis untuk menonton opera bintang. Eh minta popcornnya

ya.” Pemuda itu dengan santai mengambil kantong popcorn utuh yang

tergeletak disamping Prilly.

“Sejujurnya gue lebih suka pelangi. Tapi pelangi jarang

muncul.”

“Bintang juga indah.”

“Elu siapa?” tanya Prilly setelah berhasil meredam ketakutan

dan keterkejutannya. Seorang pemuda berambut pirang dengan setelan

jaket kulit tersenyum sumringah padanya.

“Gue? gue siapa ya?” pemuda itu menggaruk kepalanya yang

sama sekali tidak gatal apa lagi kutuan. Ia tersenyum menatap bintang

yang bertabur indah. Waktu menunjukkan pukul 01:00 am tengah

malam.

“Mungkin elu harus bertanya, lo itu siapa.” Ucap pemuda itu

menatap mata Prilly. Sepasang mata bening kecokelatan dengan bulu

mata lentik yang bertahta indah seperti sebuah jendela galaksi yang

menggambarkan sebuah nebula megah yang anggun dan manis.

Pemuda itu untuk beberapa saat seperti terhipnotis pada keindahan itu.

“Lo punya mata yang indah.” Pujinya.

Page 16: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

23

“semua juga bilang begitu, seperti mata mama.” Ucap Prilly

tersenyum. “Kenapa disetiap kecelakaan hari ini, elu muncul terus?

Kenapa Hana,Kevin dan Mama nggak bisa melihat lo? lo siapa sih?”

tanya Prilly kemudian.

Pemuda itu tersenyum, lesung pipinya tercetak jelas dengan

wajah tampan oriental, kulit putih, mata sipit, tinggi badan 175 cm dan

rambut pirang yang dibiarkan panjang. Ia juga memakai tindik

berbentuk bintang berwarna hitam.

“Karena gue bukan manusia biasa. ” ujarnya singkat.

“Berarti lo Superman dong.”

“Bukan.”

“saudaranya Spiderman atau sepupunya Hulk?” Tebak Prilly

asal.

“Gua Ryota. Ryota O’lantern.”

“Hahah, labu halloween itu yah?”

“Hahah gue Ryota dari klan Jigoku.”

“Ji, Jigo...apa?”

“Jigoku!!!” tegas Ryota.

“Apa tuh? Aku nggak pernah dengar.”

“Sebuah klan rahasia yang dibentuk untuk menjaga stabilitas

dua dunia.

“Dunia? gue nggak ngerti.”

“Dunia nyata, dan dunia ghaib.”

“Hah? lo sinting ya? ” Prilly menempelkan punggung

tangannya ke jidat Ryota.

“Didunia ini ada banyak sekali hal yang tidak diketahui oleh

manusia kebanyakan. Atau mereka mungkin tahu tapi mereka pikir,

semua itu hanya sebuah cerita fiktif, dongeng atau legenda. Vampir,

Page 17: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

24

drakula, atau monster, bagi banyak orang itu hanya dongeng pengantar

tidur untuk menakut-nakuti anak-anak. Klan Jigoku bertugas untuk

menjaga stabilitas itu. gue adalah seorang Shinigami alias dewa

kematian. Setiap manusia punya batas waktu kadaluarsa dimana ia

harus pergi dari dunia ini. Itulah yang disebut dengan kematian. Tak

masalah kematian itu datang dengan cara apa, tapi tugas kami adalah

mengatarkan roh itu ketempat mereka seharusnya berada. Surga dan

neraka.”

“Lo pasti terlalu banyak mengirup udara malam. Atau gue ini

sedang mengingau dikamar.” Prilly menggeleng tak percaya.

“Elu udah 17 tahun sekarang dan elu juga sama seperti gua.

Elu punya kekuatan. Dan elu adalah Shinigami sama seperti gua. Kita

adalah klan Jigoku.”

“Hah gue? Nggak-nggak, sorry gue nggak berminat menjadi

malaikat maut. gue cuma seorang siswi kelas 1 SMA dan gue nggak

tahu apa-apa soal ini.” Ucap Prilly menggeleng.

“Ini adalah takdir lu, seperti juga kelahiran dan kematian.

Sejauh apapun lo berlari, sekeras apapun elu nolak, ini adalah jalan

yang harus lo tempuh. Suka atau tidak suka.” Ryota menegaskan

perkataannya. Dan lo dipersiapkan untuk tugas yang khusus. Lo lahir

disaat yang langka dimana 7 planet saling membentuk garis lurus

dengan bulan dan matahari dan lo mewarisi sebuah kekuatan besar dari

klan Jigoku yang mengalir dalam darah lu. Lo harus menjaga

semuanya, 2 dunia ada didalam genggamanmu. Mulai besok elo akan

menjadi Shimigami seperti gua. Elu akan dilatih sebelum lo siap karena

lo bukan hanya akan mengantar arwah itu dengan mudah. Terkadang,

eh bukan, tapi sering kali roh-roh penghuni neraka berontak dan

kekuatan jahat itu akan melawan dan melarikan diri dan keadaan

Page 18: A Novel By - nulisbuku.comnulisbuku.com/books/download/samples/1ed3fc7419263b443c4b3961522f0...11 Satu Klan Jigoku Dua orang muda nampak duduk diatas puncak sebuah gedung sekolah

25

bahaya banget kalo udah kejadian. Elu butuh latihan untuk mengadapi

semuanya. Dan kekuatan lo juga masih redup.”

Mata Prilly berkunang-kunang, ia bingung sekali

mendengarkan penjelasan Ryota yang tidak masuk akal. Gadis itu

sepertinya hanya bisa melongo tak percaya. Bagi Prilly semua

omongan Ryota hanyalah omong kosong.

Pemuda itu menyadari keraguan Prilly. Ryota meraih telapak

tangan Prilly dan melihat larik kehijauan yang muncul redup dari balik

garis-garis halus telapak tangan gadis itu.

“Ap..apa ini.” Prilly mengibas_ngibaskan tangannya tapi

sinar kehijauann itu tak juga hilang. Larik-larik itu nampak jelas

membentuk garis tangannya yang samar tapi kuat. Seperti sebuah peta

kehidupan dan jagad raya yang luas dengan taburan bintang. Prilly

memandangi telapak tangannya yang bercahaya. Ia tak percaya tapi

takjub. Pupil matanya membesar seakan ia mampu mengenggam jagad

raya.

Gua pasti mimpi. Gumamnya pasti.

***