24
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku sehari hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tidakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan diperlukan

sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan

perilaku sehari – hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan fakta yang mendukung tidakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

12

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalams suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2007).

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan tingkat pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2. Sosial Ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

13

3. Informasi dan Teknologi

Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak dan

mempunyai pengetahuan yang luas.

4. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

5. Pengalaman

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Monk FJ (2009) pengetahuan dapat diperoleh dari :

1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Semakin banyak informasi yang masuk maka semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat.

2. Media Massa

Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lainnya mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi

baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Pemberian informasi/ penyuluhan

Pemberian informasi mengenai suatu hal dapat menambah wawasan

seseorang tentang suatu hal tersebut.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

14

4. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke

dalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

di masa lalu.

B. Perilaku

a. Pengertian

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

tujuan baik di sadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan

berbagai faktor yang saling berinteraksi. Perilaku adalah hasil hubungan

antara perangsang (stimulus) dan respon (Notoatmodjo, 2007).

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah aspek

pengetahuan atau kognitif. Semakin tinggi tingkat tingkat pengetahuan

seseorang akan akan dapat mempengaruhi pola fikir bersikap tentang

sesuatu hal yang akhirnya akan mempengaruhi terjadinya perubahan

perilaku (Notoatmodjo, 2007).

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

15

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku

1. Faktor intern, mencakup : pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi,

motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan

dari luar.

2. Faktor ekstern, mencakup lingkungan sekitar, baik fisik maupun

nonfisik (iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya).

(Notoatmodjo, 2007).

Terbentuknya perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada

domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus

yang berupa materi atau subyek diluarnya. Menurut Skinner, perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespons.

Pasien DM dalam mempraktekkan diet DM berhubungan dengan

pengetahuan yang dimiliki pasien tentang diet DM, semakin baik

pengetahuan pasien tentang diet DM maka semakin baik pula perilakunya

dalam melakukan diet DM. Perilaku diet DM ini menurut Becker (2007),

termasuk dalam perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang

berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu

pengetahuan, motivasi dan emosi. Jadi perilaku pasien DM terhadap diet

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

16

DM merupakan salah satu faktor perlindungan kesehatan untuk mencegah

timbulnya komplikasi/ penyakit lain.

Penelitian Heri Pramono (2010), menunjukan hasil bahwa ada hubungan

pengetahuan tentang diet DM dengan perilaku diet penderita DM. Data

dilapangan menunjukkan perilaku penderita dengan kategori cukup

baik karena adanya informasi formal maupun non formal tentang diet DM,

dukungan dari keluarga dan masyarakat, dan faktor lingkungan yang

mendukung. Untuk itu upaya untuk merubah perilaku dari cukup

menjadi baik dan dari kurang menjadi cukup, tidak lain yaitu menciptakan

lingkungan yang mendukung, dan dari pelayan kesehatan hendaknya

memberikan penyuluhan kesehatan.

Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Pengalaman, Keyakinan, Fasilitas, Sosio-budaya, Pengetahuan, Persepsi,

Sikap, Keinginan, Kehendak, Motivasi, dan Niat. Untuk itu upaya yang

harus dilakukan adalah pelayanan kesehatan harus mampu memberi

penyuluhan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan serta

merubah perilaku. Dukungan keluarga dan masyarakat juga tidak kalah

penting untuk merubah perilaku seseorang.

.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

17

C. Konsep Diet Diabetes Mellitus

Pengaturan makan/ diet merupakan pilar utama dalam pengelolaan

diabetes mellitus, namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh

sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut,

seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka.

Sebenarnya anjuran makan pada penderita diabetes mellitus sama dengan

anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai

dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes mellitus.

Pengaturan makan/ diet diperlukan bagi semua penderita Diabetes

Melitus, baik penderita Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI)

maupun Diabetes melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI). Pada

Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) pengaturan makanan

terutama ditujukan untuk menyesuaikan waktu dan jumlah makanan yang

diberikan. Untuk penderita Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin

(DMTTI) pengaturan makanan terutama untuk mengembalikan penderita

ke berat badan ideal. Disamping itu, pengaturan makan pada kedua tipe

juga untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. (Pranadji, 2006).

Menurut Waspadji (2008), faktor yang berpengaruh pada respon glikemik

makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk

makan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak dan protein). Jumlah

masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting dari

pada sumber atau macam karbohidratnya. Gula pasir sebagai bumbu masakan

tetap diijinkan pada keadaan kadar glukosa terkendali, masih diperbolehkan

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

18

untuk mengkonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5% kebutuhan kalori.

Standar yang dianjurkan untuk pasien DM adalah makan dengan komposisi :

Karbohidrat : 60- 70 %, Protein : 10- 15 %, Lemak : 20- 25 %.

Perencanaan makan pasien DM pada prinsipnya sama dengan perencanaan

makan orang sehat, bedanya perencanaan makan orang DM sesuai prinsip 3

yaitu : tepat jumlah, jenis dan jadwal. Hal – hal yang penting harus

diperhatikan dalam perencanaan makan adalah kebutuhan energi / kalori

ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat badan, aktifitas fisik,

kehamilan/ menyusui.

Penatalaksanaan diet yang harus dilakukan pada penderita diabetes melitus

yaitu sebagai berikut :

1. Prinsip Diet

Prinsip pemberian makanan bagi penderita Diabetes Melitus

adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga

tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Saat

ini anjuran presentase karbohidrat berkisar antara 60-68% dari total

energi makanan dengan anjuran penggunaan karbohidrat kompleks

yang mengandung serat.

2. Tujuan Diet

Makanan yang dimakan oleh penderita Diabetes Melitus sehari-

hari disusun agar tujuan diet tercapai. Tujuan diet yaitu :

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

19

a. Memperbaiki kesehatan umum penderita

b. Memperbaiki jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan

ideal/ normal

c. Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara

tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal.

d. Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita Diabetes Melitus

(DM)

3. Komposisi Diet

Komposisi diet yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus

berulang kali mengalami perubahan. Mula-mula mengacu pada diet

Diabetes Melitus di Negara barat dengan komposisi karbohidrat

rendah, sekitar 40-50% dari total energi. Namun saat ini dianjurkan

energi atau disebut juga diet B. Disamping anjuran mengenai

karbohidrat , protein dan lemak, dianjurkan pula pemakaian

karbohidrat kompleks yang mengandung banyak serat dan rendah

kolesterol.

Tabel 2. 1 Jumlah kalori yang terkandung dalam zat makanan.

Zat Makanan Jumlah Kalori

1g Karbohidrat 4 Kalori

1g Protein 4 Kalori

1g Lemak 9 Kalori

Sumber : Konsesus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia

2008

4. Jenis Diet

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes

mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

20

Tabel 2.2. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,

Karbohidrat, Protein dan Lemak

Jenis Diet Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g)

I 172 43 30

II 192 45 35

III 235 51,5 36,5

IV 275 55,5 36,5

V 299 60 48

VI 319 62 53

VII 369 73 59

VIII 396 80 62

Sumber : Almatsier, 2006.

Keterangan:

- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.

- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa

komplikasi.

- Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes

remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi.

5. Cara mengatur diet :

a. Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai

mencapai diet dan porsi yang sesuai.

b. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang

telah ditentukan dalam daftar diet, terutama bagi penderita yang

menggunakan insulin dan obat-obatan anti diabetes.

c. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar penukar.

d. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat.

e. Laksanakanlah diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

21

Peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Semakin banyak jumlah

karbohidrat yang dikonsumsi (dengan kata lain: semakin banyak Anda

mengkonsumsi suatu jenis makanan), maka kadar glukosa darah akan

semakin meningkat. Sedangkan jenis karbohidrat suatu makanan dapat

diketahui berdasarkan indeks glikemik makanan tersebut. Makanan

dengan indeks glikemik yang tinggi akan meningkatkan gula darah

secara cepat. Jadi, bagi penderita diabetes disarankan untuk memilih

makanan dengan indeks glikemik yang rendah.

Tabel 2.3 indeks glikemi dalam makanan

Jenis Makanan Skala GI

Teh

Jamur

Brokoli

Kopi

Kedelai

Telur

Mentega

Kacang hijau

Yoghurt

Keju

Apel

Strawberry

Jeruk

Pir

Kacang polong

Anggur

Pisang

Bubur sumsum

Madu

Papaya

Mangga

Nanas

Jagung

Roti tawar

Labu

10

10

10

16

18

30

30

31

33

33

40

40

40

41

42

43

58

58

58

60

60

66

69

71

75

Sumber : Karyadi , 2008

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

22

6. Menghitung Kebutuhan Kalori

Sebelum menghitung beberapa kalori yang dibutuhkan seorang

pasien Diabetes terlebih dahulu harus diketahui berapa berat badan

ideal (idaman) seseorang. Yang paling mudah adalah dengan rumus

Brocca: Berat Badan Idaman = 90% x (tinggi badan dalam cm – 100)

x 1 kg

Catatan : Pada laki-laki dengan tinggi badan <160cm atau perempuan

<150cm, berlaku rumus: Berat Badan Ideal (idaman): ( tinggi badan

dalam cm – 100) x 1 kg

Tabel 2.4. Daftar Kalori Yang Dikeluarkan Pada Berbagai Aktivitas

Ringan Sedang Berat

Mengendarai mobil Kerja rumah tangga Aerobic

Memancing Bersepeda Memanjat

Kerja Lab Bowling Menari

Kerja Sekertaris Jalan cepat Lari

Mengajar Berkebun

Sumber : Pedoman Diet Diabetes Mellitus, 2006.

Ada beberapa beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang

dibutuhkan seorang pasien diabetes :

a. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan

berat badan ideal dengan sejumlah kalori :

Berat badan ideal dalam kg x 30 Kkal untuk laki-laki

Berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal untuk perempuan

Kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk

kegiatan sehari-hari (lihat tabel 2.3). tampak pada tabel ada tiga

jenis kegiatan, dari ringan sampai berat.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

23

- Kerja ringan : tambah 10% dari kalori basal

- Kerja sedang : tambah 20% dari kalori basal

- Kerja berat : tambah 40-100% dari kalori basal

Tambahkan kalori sekitar 20-30% pada kegiatan sebagai berikut :

- Pasien kurus

- Pasien masih tumbuh kembang

- Ada stres misalnya bila gemuk, hamil atau menyusui

Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung kepada

tingkat kegemukannya.

(1) Cara lain yaitu dengan rumus berdasarkan persentase Berat Badan

Relatif (BBR)

Dengan kriteria : Kurus (underweight) : BBR < 90%

Normal (ideal) : BBR 90 –110%

Gemuk (overweight) : BBR > 110%

Obesitas : BBR > 120%

(2) Cara lain seperti tertera pada tabel 2.5 yang tampaknya lebih

mudah. Tampak pada tabel bahwa seseorang dengan berat

badan normal yang bekerja santai memerlukan 30Kkal/kg BB

ideal. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan 40-50

Kkal/kg BB ideal. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-

tambah lagi.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

24

Kurus : BB x 40-60 kalori

Normal : BB x 30 kalori

Gemuk : BB x 20 kalori

Obesitas : BB x 10 –15 kalori

(3) Untuk lebih mudah lagi, dengan cara menggunakan pegangan

sebagai berikut :

- Pasien kurus : 2300 – 2500 Kkal

- Pasien normal : 1700 – 2100 Kkal

- Pasien gemuk : 1300 – 1500 Kkal

Tabel 2.5 Kebutuhan Kalori Pada Pasien Diabetes Melitus

Dewasa Kkal/ BB

Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat

Gemuk 20 – 25 30 35

Normal 30 35 40

Kurus 35 40 40- 50

Sumber : Pedoman Diet Diabetes Melitus, 2006

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu

mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan

peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam

jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes

mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat

lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah

lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan

dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore

(25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masing-

kmasing (10-15 %).

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

25

Menurut Pranadji (2008) Pada dasarnya diet Diabetes Mellitus

diberikan dengan interval waktu 3 jam, meliputi 3 kali makanan utama

dan 3 kali makan selingan.

1. Pukul 06.30 = Makan pagi.

2. Pukul 09.30 = Snack atau buah.

3. Pukul 12.00 = Makan siang.

4. Pukul 15.00 = Snack atau buah.

5. Pukul 19.00 = Makan malam

6. Pukul 21.00 = snack atau buah

Tabel 2.6. Contoh menu diet untuk penderita Diabetes Melitus (Diet

dengan 1900 kalori)

Jenis Makanan Berat (g) URT Energi (kalori)

Makan Pagi

Nasi / penukar(nasi putih)

Lauk hewani(ati ayam goreng)

Lauk nabati (tempe bacem)

Sayuran a (sayur asem)

100

50

25

100

¼ gls

1 bh

½ ptg

1 gls

90

98

78,5

88

Jam 10.00

Buah (melon)

240

2 ptg sdg

92

Makan Siang

Nasi/ penukar(nasi putih)

Lauk hewani(ati ayam goreng)

Lauk nabati(tempe bacem)

Sayuran (sayur asem )

Buah (melon)

200

50

50

100

100

½ gls

1 bh

1 ptg

1 gls

1 ptg

350

98

157

88

40

Jam 16.00

Buah (melon)

240

2 ptg sdg

92

Makan Malam

Nasi/ penukar(kentang rebus)

Lauk hewani(bakso)

Lauk nabati(keripik tempe)

Sayuran B(tumis buncis)

Buah(sawo)

150

50

25

100

100

1bh besar

2 ptg

½ gls

1 gls

1 bh

125

168

68

52

92

Sumber : Depkes, 2009

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

26

Tabel 2.7. kalori makanan

Nama Makanan Berat (g) URT Kalori

Makanan pokok golongan A

Jagung rebus

Kentang rebus

Ketan putih

Ketupat

Lontong

Nasi putih

Roti tawar

Singkong rebus

Talas rebus

Ubi rebus

Makanan pokok golongan B

Bubur

Mi instan

Nasi uduk

Makanan pokok golongan C

Bihun goring

Bubur ayam

Bubur sum – sum

Kentang goreng

Mi goreng

Nasi goreng

Soun goreng

Tape singkong

Lauk pauk golongan A

Ayam bakar bumbu kuning

Ayam panggang

Daging panggang

Ikan mas pepes

Sambal goreng tempe

Telur asin rebus

Telur ayam rebus

Udang rebus

Lauk pauk golongan B

Ati ayam goreng

Bakso daging sapi

Ikan bandeng goreng

Ikan bawal goreng

Ikan kembung goreng

Ikan lele goreng

250

200

120

160

200

100

50

100

100

100

100

50

100

150

100

100

150

100

100

100

150

100

100

70

200

5

75

60

100

50

100

160

120

80

60

1 bh

2 bj bsr

1/5 gls

1 bj sdg

1 bj bsr

¼ gls

5 bh

1 ptg

1ptg

1 ptg

8 sdm

4 sdm

8 sdm

10 sdm

8 sdm

8 sdm

3 bj bsr

8 sdm

8 sdm

8 sdm

2 ptg sdg

1 ptg sdg

1 ptg sdg

1 ptg sdg

I bh sdg

1sdm

1bh

1bh

1 gls

1bh

2 bh bsr

1bh sdg

1 bh sdg

½ bh sdg

1bh kcl

90,2

166

217

32

38

175

128

146

98

125

22

168

253

296

8,5

178

211

160,5

267

263

260

129,4

164,3

150

143,5

1,16

138

97

91

98

260

180,7

113,3

87,65

57,5

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

27

Ikan patin goreng

Ikan teri goreng

Ikan tuna goreng

Tahu bacem

Telur mata sap

Tempe goreng

Tempe bacem

Udang goring

Lauk pauk golongan C

Abon sapi

Ayam goreng kecap

Ayam panggang

Sayap ayam

Daging balado

Dendeng balado

Gulai ayam

Gulai cumi

Gulai limpa

Ikan teri

Keripik tempe

Ayam Kentucky paha atas

Perkedel jagung

Perkedel kentang

Rendang daging

Sate ayam

Ayam Kentucky sayap

Semur ayam

Tahu goreng

Tahu isi

Tahu sumedang

Telur dadar

Sayuran golongan A

Bening bayam

Sayur asem

Sop bayam

Sop mutiara jagung

Sop telur puyuh

Sayuran golongan B

Sayur lodeh

Tumis kacang panjang

Tumis jagung putren

Sop oyong telur puyuh

Tumis buncis

200

50

60

100

60

50

50

80

50

75

80

50

50

60

100

100

60

50

25

150

50

50

75

100

150

50

100

150

100

75

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

1 bh sdg

1 gls

1 ptg sdg

3 ptg

1 bh

1 ptg sdg

1 ptg sdg

½ gls

1gls

1 ptg sdg

1 ptg sdg

1 ptg sdg

1 ptg sdg

1 ptg sdg

1 ptg sdg

1 bh sdg

1 bh

1 gls

5 bj

1 bh

1 bh sdg

1 bh sdg

1 bh sdg

10 tsk

1 bh

I bh

3 bh

3 bh

5 bh

1 bh

½ mangkuk

½ mangkuk

½ mangkuk

½ mangkuk

½ mangkuk

½ mangkuk

5sdm

7 sdm

½ mangkuk

5 sdm

252,7

66

110

147

40

157

118

68,25

158

358,8

358,8

63,6

147

338

165,5

183

218,8

213

68

194,5

108

123

285,5

466

116

177,8

111

124

113

188

40

88

160

113

116

61

72

59

134

52

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

28

Tumis daun singkong

Sayuran golongan C

Buntil

Gudeg

Buah – buahan golongan A

Apel

Apel merah

Belimbing

Duku

Jambu air

Jambu biji

Jeruk Pontianak

Mangga manalagi

Nanas

Papaya

Pir

Pisang rebus

Salak

Semangka

Buah-buahan golongan B

Alpukat

Anggur

Lengkeng

Melon

Mangga harum manis

Pisang ambon

Pisang mas

Pisang raja

Sirsak

120

100

150

160

140

160

200

60

320

150

100

200

100

200

125

150

150

100

125

100

120

100

100

125

150

125

10 sdm

1 bh sdg

1 mangkuk

1 bh sdg

1 bh sdg

1 bh sdg

20 bj

4 bh sdg

1 bh bsr

1 bh

½ bh sdg

½ bh sdg

3 ptg sdg

1 bh

1 bh

2 bh

3 ptg sdg

1 bh

10 bj

10 bj

1 ptg sdg

2 ptg sdg

1 bh

1 bh

1 bh

2 ptg sdg

151

106

132

92

82

80

81

35,4

157

67

72

104

46

80

136,5

63,5

48

85

60

79

46

30

74,2

11

126

55

Sumber : Karyadi, 2008

7. Daftar Makanan Pengganti menurut Almatsier (2006)

a. Pengganti Nasi dari Beras

Nasi dan beras 100g mengandung 175 kalori yang terdiri dari

protein 4g dan karbohidrat 40g. Nasi ini dapat diganti dengan beberapa

macam bahan lain seperti ini :

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

29

100g nasi = 400g bubur beras = ⅓ gls

= 100g nasi jagung = ¼ gls

= 200g kentang = 4 biji sdg

= 100g singkong = 1 ptg sdg

= 200g tales = ½ biji sdg

= 150g ubi = 1 biji sdg

= 80g roti putih = 1 biji sdg

= 50g mie kering = 1gls direbus

b. Pengganti Daging

Daging 50g mengandung 95 kalori yang terdiri dari 10g protein

dan lemak 6g. Daftar dibawah ini menunjukan jumlah bahan makanan

yang dapat digunakan untuk pengganti daging.

50g daging sapi = 50g daging ayam = 1 ptg sdg

= 75 telur ayam biasa = 2 butir

= 60g telur ayam bebek = 1 btr

= 50g ikan segar = 1 ptg sdg

= 25g ikan asin = 1 ptg sdg

= 25g ikan teri = 2 sdm

= 100g bakso daging = 10 biji bsr

c. Pengganti Tempe

Tempe 50g mengandung 80 kalori yang terdiri dari protein

6g, lemak 3g, dan karbohidrat 8g. Daftar dibawah ini

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

30

menunjukan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan unutk

mengganti 50g tempe.

50g tempe = 100g tahu = 1 biji

= 50g oncom = 2 ptg sdg

= 25g kacang hijau = ½ direbus

= 25g kedelai = 2 ½ sdm

= 25g kacang merah = 2 ½ sdm

= 20g kacang tanah = 2 sdm

d. Pengganti Sayuran

Sayuran dapat digolongkan menjadi dua. Golongan pertama

merupakan sayuran yang mengandung banyak kalori, protein dan

karbohidrat. Dalam 100g sayuran golongan I mengandung 50g kalori,

yang terdiri dari protein 3g dan karbohidrat 10g. Sayuran yang

termasuk golongan I adalah sebagai berikut : Bayam, Buncis, Daun

melinjo, Daun papaya, Labu siam, Daun ubi jalar, Daun singkong,

Jantung pisang, Kacang panjang, Nangka muda, Wortel, Pare.

Sayuran golongan kedua mengandung sedikit kalori, protein

dan karbohidrat. Sayuran ini dapat digunakan agak bebas tanpa

diperhitungkan beratnya, asal dalam jumlah yang wajar. Contoh

sayuran golongan II ini sebagai berikut : Kembang kol, Taoge,

Mentimun, Rebung, jamur segar, Kol/kubis, Cabai hijau besar,

Kecipir, Daun kacang panjang, Terung, Seledri, Pepaya muda, Daun

labu siam, Kangkung, Tomat, Sawi

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

31

e. Pengganti susu

Susu 200g mengandung 110 kalori yang terdiri dari protein

7g, lemak 7g dan karbohidrat 7g. Daftar dibawah ini menunjukan

jumlah bahan makanan yang tepat digunakan untuk pengganti 200g

susu.

200g susu sapi - 100g susu kental tak bergula = 1 gls

- 20g tepung susu sari kedele = 4 sdm

D. Pendidikan Kesehatan Melalui Media Poster

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari

seseorang ke orang lain, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya

kesadaran diri dalam diri individu atau kelompok masyarakat sendiri (Mubarak

dan Chayatin, 2009).

Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu memutuskan

kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan

kesejahteraan masyarakat ( Mubarak dan Chayatin, 2009). Menurut Undang –

Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 maupun WHO tujuan dari pendidikan

kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat baik fisik, mental dan

sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan

kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,

sanitasi, lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program

kesehatan lainnya.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

32

Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan suatu proses pendidikan

kesehatan dengan menggunakan media karena keberhasilan proses pendidikan

kesehatan yang dilakukan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya:

kurikulum, sumber bahan ajar, termasuk sarana dan prasarana (Mudjiono,

2009).

Media yang dapat digunakan salah satunya yaitu poster. Poster dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan

dan gambar. Poster umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena poster memberikan informasi

dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk

dipelajari pada setiap saat bila seseorang menghendakinya.

Media poster menurut Ewles (2007) memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Klien dapat menyesuaikan diri belajar mandiri.

2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai.

3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.

4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan.

6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah.

Manfaat poster sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah :

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

2. Memotivasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang

diterima kepada orang lain.

3. Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan.

4. Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

33

5. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan

akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.

Namun ada juga kekurangan dari poster menurut Ewles (2007) yaitu :

1. Tidak dapat menimbulkan efek gerak, efek suara sehingga daya tarik

kurang.

2. Mudah terlipat, mudah hilang

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang

dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judul yang dipilih sesuai

dengan identititas masalahnya (Alimul H, 2009).

Bagan 2.1 kerangka teori

Modifikasi Sumber : Notoatmodjo (2007), Pranadji (2006), Almatsiunita

(2007), Smeltzer & Suzanne (2006), Sulaiman (2008) , Dan Karyadi (2008)

Pengetahuan Perilaku

Konsep diet

Pemberian edukasi melalui

media poster

Praktek diet pasien DM

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: a. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2086/3/TITI NUR ARIFAH BAB II.pdf · Media Massa. Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

34

F. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan antara konsep

satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007).

Bagan 2.2 kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian yang akan dilakukan

dan kebenarannya akan dibuktikan disaat penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada perbedaan perilaku diet diabetes sebelum dan sesudah pemberian

edukasi menu diet diabetes melalui media poster pada pasien DM di

wilayah kerja Puskesmas I Rakit Banjarnegara.

Pemberian edukasi menu

diet diabetes melalui

media poster

Praktek diet pasien DM

Pemberian Edukasi Menudiet..., TITI NUR ARIFAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016