Upload
abilio-dacosta
View
159
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 1/23
Jesuit Education since1855
UNIVERSIDADE DE SÃO FRANCISCO PROGRAMA DE FEITURA DE LEIS
MÓDULO DA SOCIEDADE CIVIL
LAPORAN LOKAKARYA PENELITIAN OLEH MASYARAKAT SIPIL UNTUK PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
ANALISA DALAM RANGKA MASALAH:
HAK ATAS TANAH
Oleh :
Kelompok Kerja A
Anggota Kelompok:
1. Manuel Fernando Exposto (Perkumpulan Hak)
2. Carlito C. Vicente (Halibur Timor Oan ba Progresso)
3. Helder Sarmento (Judicial System Monitoring Program)
4. Maria Vanconcelhos (Lembaga Bantuan Hukum “Liberta”)5. Julio Martins (NGO Forum)
Diselenggarakan oleh University of San Francisco School of Law
A Universidade de São Francisco é um parceiro do Programa de Acesso a Justiça em Timor-Leste daFundação da Ásia
Rua Jacinto Cândido, Audian, Dili, Timor-Leste. Tel.: 670 390 331 7138 Facsímile: 670 390 324 245
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 2/23
di
Dili, 9 - 14 Pebruari 2004
HAK ATAS TANAH
A. PENDAHULUAN
Konstitusi RDTL mengamanatkan bahwa salah satu cita-cita bangsa dan Negara
adalah mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran. Kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa, itu salah satunya adalah pemanfaatan hasil ciptaan Illahi
berupa tanah. Pengfungsian tanah oleh Negara secara optimal akan
bermanfaat bagi kehidupan rakyat, baik manfaat melaui pengelolaan tanah
maupun sumber-sumber daya alam yang terkandung dalam bumi, air dan
tanah Timor Leste.
Sumber daya yang terdapat di atas tanah maupun di bawah tanah merupakan
sumber perekonomian Negara yang dapat digunakan secara adil dan merata
untuk kepentingan kelangsungan bangsa dan negara Timor Leste. Atas dasar
itu maka konstitusi RDTL di dalam pasal 141 secara jelas-jelas mengatur
kepemilikan pengunaan dan pembangunan tanah sebagai salah satu unsur dari
penghasilan ekonomi bangsa.
Rakyat Negara Timor Leste secara mayoritas masih bercorak agraris maka
bumi dan air yang terkandung dalam tanah menjadi pusat penghidupan yang
harus dipergunakan secara optimal untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
Bahwa pengaturan pertanahan di Negara RDTL seperti dewasa ini masih belum
menunjukan kepastian sebagai konsekwensi dari dualisme hukum yaitu hukum
RDTL dan hukum Indonesia, dalam hal pengakuan terhadap kepemilikan.
Undang-Undang No 1/2003 tentang Lei Bens Imoveis yang diharapkan dapat
memberikan perlindungan terhadap permasalahan pengunaan dan kepemilikan
tanah di Timor Leste, akan tetapi hal itu tidak terwujud karena pengaturannya
2
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 3/23
masih bersifat umum dan tidak spesifik dan detail mengenai kepemilikan dan
penguasaan hak atas tanah.
Undang-undang ini sunguhpun masih memberikan peluang penggunaan
hukum; sebagaimana disebutkan dalam pasal 19 akan tetapi hukum Indonesia
tersebut dalam hal ini Undang-Undang Agraria beserta peraturanpelaksanaannya, hanya dipergunakan sebagi subsidair atau tambahan. Dan
dalam konteks ini undang-undang agraria yang di pakai sebagai hukum
subsider hanya berfungsi mengisi kekosongan hukum.
Oleh karena itu Undang-Undang RDTL No 1/2003 pada hakekatnya berfungsi
sebagai hukum nasional yang berkarakteristik lex spesialis legi generali yang
dipergunakan sebagai dasar hukum penyelesaian kasus pertanahan. Akantetapi kekuasaan utama dari undang-undang ini adalah tidak mengatur secara
detail tentang prosedur dan syarat-syarat kepemlikan tanah dsb. Baik yang
dimiliki oleh individu maupun lembaga swasta dan pemerintah.
Undang-Undang Nasional Timor Leste No 1/2003 ini ternyata dalam aplikasinya
menimbulkan permasalahan sosial, karena tidak menjamin kepemilikan dan
penguasaan hak atas tanah. Seperti yang terjadi dalam dua kasus sengketa
pertanahan selama pemerintahan RDTL ini berlangsung. Dua kasus tersebut
masing-masing Ir Mario Viegas Carrascalao dan kasus pengambilan dan
penguasaan tanah rakyat oleh pemerintah (F-FDTL) di Metinaro Distrik Dili.
Kasus-kasus sengketa pertanahan Ir. Mario Carrascalao dimana pemerintah
mengusir keluar Mario dari rumahnya yang menurut pemerintah rumah dan
tanah tersebut milik pemerintah. Padahal Ir. Mario Carasscalao memiliki bukti
kepemilikan atas tanah tersebut. Berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan
pemerintah Indonesia, pemerintah tidak memberi kesempatan kepada Ir.Mario
bahwa tanah tersebut adalah miliknya, dan tidak memberi ganti rugi
kepadanya.
3
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 4/23
Kemudian kasus di Metinaro dimana pemerintah mengambil dan menguasai
tanah milik rakyat untuk dijadikan markas besar F-FDTL tanpa memberi ganti
rugi yang memadai kepada rakyat sebagai pemilik tanah.
Permasalahan lain dalam bidang pertanahan dewasa ini di RDTL yaitu adanya
tendensi sikap pemerintah yang mengesampingkan kepemilikan tanah olehindividu dan lembaga-lembaga swasta berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan
pemerintah Indonesia. Padahal semenjak kekuasaan Indonesia sertifikat yang
diterbitkan perihal kepemilikan tanah tercatat 44.000 lebih, sedangkan pada
zaman portugis tercatat 2700 sertifikat kepemilikan tanah yang yang
dikeluarkan untuk meligitimasi kepemilikan hak atas tanah.
Permasalahan-permasalahan ini hingga kini belum memberikan kepastianhukum tentang kepemilikan tanah di Timor Leste berdasarkan dua macam
hukum kolonial.
Perbuatan pemerintah nampaknya secara sewenang-wenang mengambil hak
milik rakyat dan tindakan mengesampingkan sertifikat hak atas tanah yang
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Permasalahan-permasalahan ini yang
melatarbelakangi perlu secepatnya mengatur kepemilikan dan penguasaan hak
atas tanah oleh Individu, lembaga swasta dan pemerintah melalui suatu
undang-undang.
Undang-undang pertanahan tersebut diharapkan secepatnya dibuat dan
diundangkan agar dapat memberikan kepastian hukum dan jaminan
perlindungan hukum kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah.
B. METODOLOGI
Untuk memahami permasalahan sosial secara lebih detail dan spesifik, maka
penelitian ini menggunakan pendekatan ROCCIPI. Fungsi dari ROCCIPI dalam
penelitian ini adalah sebagai alat untuk melakukan klarifikasi dan pengujian
terhadap setiap penyebab masalah sosial dan perumusan solusi. Kategori
ROCCIPI merupakan kepanjangan dari :
4
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 5/23
1. R (Role) = Peraturan
2. O (Opportunity) = Kesempatan
3. C ( Capacity) = Kamampuan
4. C (Communication) = Komunikasi
5. I (Interest) = Kepentingan6. P (Process) = Proses
7. I (Idiology) = Ideologi
Analisis dengan pendekatan ROCCIPI dipakai untuk menganalisis dua sasaran
utama dari sebuah persoalan sosial yang hendak dianalisis, yaitu : 1)
Pemegang Peranan (Role Occupant) adalah pihak atau individu yang memiliki
perilaku bermasalah dan dalam konteks penyusunan sebuah Undang-Undangadalah pihak yang hendak diatur oleh sebuah undang-undang dan 2) Lembaga
Pelaksana (Implementing Agency), yaitu agen/ lembaga yang akan
mengimplementasi sebuah undang-undang
Laporan penelitian ini mengangkat isue tanah sebagai sasaran pengamatan
dengan pendekatan ROCCIPI. Menentukan tiga komponen Pemegang Peranan
sebagai sasaran analisis, masing-masing adalah 1) individu 2) swasta dan 3)
Pemerintah. Sedangkan Lembaga Pelaksana terdiri dari tiga komponen: 1)
Departemen Kehakiman, 2) Land and Property Nasional dan 3) Land and
Property Distrik.
C. Identifikasi Masalah
1. Belum ada ketentuan Undang-Undang yang spesifik yang mengatur
kepemilikan tanah
2. Perlindungan terhadap kepemilikan tanah masih lemah
3. Belum dilakukan pendataan terhadap kepemilikan tanah secara optimal
baik individu, swasta maupun pemerintah
5
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 6/23
4. Status kepemilikan tanah tidak jelas sebagai konsekuensi dari penjajahan
Portugues dan Indonesia
5. Pengakuan kepemilikan tanah tidak disertai/ dilengkapi dengan bukti-
bukti otentik
Masalah Utama: Belum ada ketentuan UU yang spesifik yang mengaturkepemilikan dan penggunan tanah di Timor-Leste.
D. Analisa Perilaku Pemegang Peranan dan Lembaga-LembagaPelaksana
1. Pemegang Peranan
a. Individu (Pemegang Peranan 1)
b. Swasta (Pemegang Peranan 2)
c. Pemerintah (Pemegang Peranan 3)
Pemegang Peranan1:Individu
Masih ada individu-individu yang mengklaim kepemilikan dan
penggunaan tanah tanpa dilengkapi dengan bukti-bukti otentik
Pemegang Peranan2:Badan Hukum Swasta
Adanya kecenderungan lembaga-lembaga swasta tertentu yangmengambil dan menguasai tanah milik rakyat tanpa disertai dengan
bukti-bukti otentik
Pemegang Peranan3:Pemerintah (Departemen Kehakiman)
• Nampaknya adanya kecenderungan pemerintah mengambil dan
menguasai tanah rakyat untuk kepentingan pemerintah tanpa ganti
rugi yang memadai
• Nampakmya menguasai tanah rakyat dengan cara represif untuk
kemudian disewakan kepada perusahaan asing maupun
perusahaan domestik
• Pemerintah berdasarkan UU No.1/2003 cenderung
mengesampingkan dokumen kepemilikan tanah (sertifikat-sertifikat
yang dulu dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia).
6
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 7/23
2. Lembaga-Lembaga Pelaksana
a. Departemen Kehakiman (Lembaga Pelaksana 1)
b. Land & Property Nasional (Lembaga Pelaksana 2)
c. Land & Property Distrik (Lembaga Pelaksana 3)
Lembaga Pelaksana1: Departemen Kehakiman
Belum menjalankan kewenangannya dalam pengaturan kepemilikan
dan penggunaan tanah
Lembaga Pelaksana2: Land & Property Nasional
Belum maksimal melakukan registrasi nasional kepemilikan dan
penggunaan tanah
Lembaga Pelaksana3: Land & Property District
Belum menjalankan tugas registrasi kepemilikan dan penggunaan
tanah
E. Ringkasan Penjelasan dan Solusi
Pemegang Peranan 1 : Individu
Perilaku Bermasalah: Masih ada individu-individu yang mengklaimkepemilikan dan penguasaan tanah tanpadisertai dengan bukti-bukti otentik
KATEGORIROCCIPI
PENYEBAB/HIPOTESIS SOLUSI
PERATURAN Adanya pengakuan individutentang kepemilikan tanah tanpadisertai dengan
bukti-bukti otentik
Perlunya segera mengurusdanmengusahakan bukti
kepemilikan tanah
KESEMPATAN - -
KEMAMPUAN Kurangnya kemampuankeuangan dalam mengurusdokumen-dokumen kepemilikantanah
-
7
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 8/23
KOMUNIKASI Kurangnya kesadaran mengenaipentingnya bukti kepemilikantanah
Perlunya peningkatanpemahaman tentangpentingnya dokumenkepemilikan tanah
KEPENTINGAN
- -
PROSES Keengganan mengurus dokumenke- pemilikan tanah karenabirokrasi yang berbelit-belit &adanya pungutan liar
Rakyat jangan dipersulit
IDEOLOGI Berpandangan bahwa tanah ygdimiliki secara turun-temurun itusudah dianggap cukup sah.
Perspektif tersebut perludirobah
Pemegang Peranan 2 : Badan Usaha Swasta
Perilaku Bermasalah: Adanya kecenderungan lembaga-lembagatertentu yang mengambil dan menguasai tanahmilik rakyat tanpa disertai bukti-bukti otentik
KATEGORIROCCIPI
PENYEBAB/HIPOTESIS SOLUSI
PERATURAN Adanya kecenderunganlembaga-lembaga swastatertentu yang mengambil danmenguasai tanah milik rakyattanpa disertai dengan bukti-buktiotentik, yang seperti dilakukanoleh sejumlah yayasan
Perlu adanya pembatasanuntuk memperoleh hak-hak kepemilikan &penguasaan tanah
KESEMPATAN
KEMAMPUAN Menggunakan pengaruh untukmengambil & menguasai tanahrakyat
-
8
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 9/23
KOMUNIKASI Lebih berorientasi komunikasivertical untuk mendapatdukungan
Perlunya peningkatanpemahaman tentangpentingnya dokumenkepemilikan tanah
KEPENTINGA
N
Untuk memperoleh keuntungan Keuntungan yang diraih
supaya tidak merugikanrakyat
PROSES - -
IDEOLOGI Mengutamakan keuntungansebesar- besarnya
Mencari keuntungandengan cara yang wajar
Pemegang Peranan 3 : Pemerintah (Eksekutif)
Perilaku Bermasalah: Adanya sikap pemerintah dalammenjalankan fungsi pemerintahan (eksekutif)cenderung mengambil dan menguasai tanahrakyat tanpa ganti rugi yang memadai
KATEGORIROCCIPI
PENYEBAB/PENJELASAN SOLUSI
PERATURAN Karena tidak adanya UU spesifikyangmengatur kepemilikan &penguasaantanah
Perlu segera mengeluarkanUU yang spesifik mengaturhak-hak negara(pemerintah) dalammemiliki & dan menguasaitanah
KESEMPATAN Nampaknya ada kecenderunganmengambil dan menguasai tanahrakyat tanpa ganti rugi yangmemadai
Perlu adanya standardisasiganti rugi tanah rakyatberdasarkan peraturanyang jelas
KEMAMPUAN Nampaknya dengan wewenangyang dimiliki bertindak represif mengambil dan menguasai tanahrakyat
Pemerintah perlu bertindakresponsif dalammengambil tanah rakyatuntuk kepentingan umum
9
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 10/23
KOMUNIKASI Belum adanya sosialisasi optimalkepada rakyat perihal tujuan danmanfaat penguasaan tanahrakyat serta ganti rugi ygmemadai
Setiap perencanaanPemerintah untuk kegiatanpembangunan demikepentingan umum,misalnya melaluipenggusuran ataupunpengusiran, perlu adanya
sosialisasi dan tatap muka
KEPENTINGAN
Nampaknya mengutamakanpenggunaan wewenang(kekuasaan) secara tidak adil
Penggunaan wewenangsupaya dijalankan secaraadil (tidak disalahgunakan)berdasarkan peraturanyang jelas
PROSES Nampaknya tidak adan
keterbukaan dengan cara tatapmuka dengan rakyat (me-matikan proses demokratisasi)
Perlunya keterbukaan dan
ciptakan demokratisasi
IDEOLOGI Nampaknya bersikap sewenang-wenang
Perlu bersikap persuasif untuk mengayomikepentingan rakyat
Lembaga Pelaksana 1 : Departemen Kehakiman
Perilaku Bermasalah: Nampaknya belum maksimal menjalankankewenangan dalam pengaturan mengenaikepemilikan dan penguasaan hak atas tanah
KATEGORIROCCIPI
PENYEBAB/PENJELASAN SOLUSI
PERATURAN Belum ada peraturanpelaksanaan yang mengatursecara mendetail perihalkepemilikan dan penguasaanhak atas tanah
Perlu segera membuatperaturan pelaksana yangmengatur secara detailtentang kepemilikan danpenguasaan hak atas tanah
KESEMPATAN Nampaknya wewenang yangada tidak dioptimalkan
Perlu segeramengoptimalkan wewenangyang ada dalam
10
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 11/23
merumuskan kebijakannasional tentangkepemilikan danpenguasaan hak atas tanah
KEMAMPUAN Nampaknya belum
mengunakan wewenang untukmerumuskan kebijakan khususmengenai kepemilikan danpenguasaan hak atas tanah
Perlu segera menjalankan
wewenang dalammerumuskan kebijakantentang kepemilikan danpenguasaan hak atas tanah
KOMUNIKASI Nampaknya belum adakoordinasi yang baik denganlembaga-lembaga terkait
Perlu adanya koordinasiyang harmonis danterorganisir
KEPENTINGAN
Nampaknya masih memusatkanperhatian pada persoalanumum di bidang pertanahan
Perlu menfokuskanperhatian pada kepemilikandan penguasaan hak atastanah
PROSES - -
IDEOLOGI Nampaknya belum pro aktif dalam melaksanakan
wewenang yang diberikan olehundang-undang
Perlu pro aktif dalammerumuskan kebijakan
nasional tentangpertanahan sesuai denganundang-undang
Lembaga Pelaksana 2 : Direktorat Land & Property Nasional
Perilaku Bermasalah: Nampaknya belum secara optimalmelakukan registrasi hak atas kepemilikan danpenguasaan tanah
KATEGORIROCCIPI
PENYEBAB/PENJELASAN SOLUSI
11
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 12/23
PERATURAN Belum ada peraturanpelaksanaan yang secara detailmengatur tentang pendaftarankepemilikan dan penguasaantanah
Perlu segera dibuatperaturan pelaksanaanpendaftaran ataskepemilikan dan hak atastanah
KESEMPATAN Nampaknya belummenggunakan wewenangsecara optimal
Perlu segera menjalankandan merumuskan kebijakannasional pendaftarankepemilikan danpenguasaan tanah
KEMAMPUAN Belum tersedianya SDM yangprofessional secara nasional
Perlu ditingkatkan SDMsecara kualitatif dankuantitatif
KOMUNIKASI Belum secara optimalmelakukan sosialisasi tentangmanfaat pendaftaranpenguasaan dan kepemilikantanah
Perlu tingkatkan frekuensisosialisasi
KEPENTINGAN
Masih memusatkan perhatianpada persoalan-persoalanglobal tentangpertanahan yang bersifat
normative
Perlu segera direalisasikanperaturan pelaksanaanyang detail tentangpendaftaran kepemilikan
dan penguasaan tanah(demokratisasi)
PROSES Belum optimal mewujudkanharapan masyarakat tentangpentingnya kepemilikan danpenguasaan tanah
Perlu dioptimalkan tatapmuka dengan masyarakattentang kepemilikan danpenguasaan tanah
IDEOLOGI Belum proaktif Perlu proaktif
melaksanakan pendaftarandan pemilikan hak atastanah
12
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 13/23
Lembaga Pelaksana 3 : Direktorat Land & Property District
Perilaku Bermasalah: Belum menjalankan fungsi dan tugaspendaftaran kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah
KATEGORIROCCIPI
PENYEBAB/PENJELASAN SOLUSI
PERATURAN Belum ada petunjukpelaksanaan dan petunjukteknis yang khusus mengenaipendaftaran kepemilikan &penguasaan hak atas tanah
Perlu segera membuatpetunjuk pelaksana danpetunjuk teknis mengenaipendaftaran kepemilikan &penguasaan hak atas tanah
KESEMPATAN Nampaknya belum menjalankanfungsi dan tugas Perlu menjalankan fungsidan tugas secepatnya
KEMAMPUAN Nampaknya belum cukupprofessional
Perlu meningkatkanprofesionalisme melaluipendidikan & pelatihan-pelatihan
KOMUNIKASI Nampalnya sosialisasi tentang
pendaftaran tanah belumdilakukan secara optimal
Perlu dilakukan sosialisasi
tentangpendaftaran kepemilikandan penguasaan atas tanah
KEPENTINGAN
Masih memusatkan perhatianpada persoalan globalpertanahan karena belum adaperaturan pelaksanaan yangdetail
Perlu memusatkanperhatian terhadapkepemilikan & penguasaanhak atas tanah
PROSES Nampaknya belum optimalmewujudkan harapanmasyarakat mengenaipentingnya kemilikan &penguasaan hak atas tanah
Perlu peningkatan aktivitastatap muka dengan individumaupun badan hukumswasta dalam halpengurusan kepemilikan &penguasaan hak atastanah
13
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 14/23
IDEOLOGI Nampaknya belum proaktif Perlu aktif dalammelakukan registrasimengenai kepemilikan &penguasaan hak atas tanah
F. Analisa Biaya dan Manfaat
1. Manfaat Pengaturan Kepemilikan dan Penguasaan Tanah
a. Individu dan masyarakat:
1) Menghindari konflik fisik
2) Memberikan kepastian hukum tentang kepemilikan danpenguasaan hak atas tanah
3) Dengan adanya sertipikat yang dimiliki dapat dipakai jaminan
di Bank
4) Menjadi bukti otentik untuk warisan
5) Sebagai bukti otentik dalam suatu sengketa
6) Jaminan untuk jual beli
7) Menghindari penyerobotan tanah oleh pihak lain8) Membatasi pemerintah untuk tidak semena-mena mengambil
tanah rakyat
b. Pemerintah:
1) Memudahkan registrasi administrasi pertanahan
2) Memungkinkan pemerintah untuk mengetahui tanah-tanah milik
pribadi, swasta dan pemerintah/Negara
3) Sebagai pembatasan terhadap pemerintah agar tidak sewenang-
wenang mengambil tanah rakyat
4) Memudahkan pemerintah mengetahui jenis-jenis hak milik, hak
guna bangunan, hak pakai, hak sewa dll
5) Memberi peluang kepada pemerintah untuk menyewa tanah
kepada pihak asing dan atau perusahaan dalam negeri
14
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 15/23
6) Manfaat pendaftaran di Timor Leste untuk mengetahui batas
territorial/wilayah Negara
2. Manfaat sosial kepada masyarakat
Tercipta ketertiban dan ketenteraman kepada masyarakat, karena tidak
terjadi konflik atas tanah
1.a.Pengaturan yang jelas dan tegas perihal kepemilikan dan
penguasaan tanah
Secara pasti menurut hukum akan dapat menghindari konflik-konflik
pertanahan yang memungkinkan terjadinya konflik fisik. Oleh karena itu upaya-
upaya untuk memberikan jaminan kepastian hukum tentang kepemilikan dan
kepenguasaan hak atas tanah perlu dilakukan secara optimal. Upaya tersebut
dapat dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan
kepada masyarakat.
Kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah oleh individu maupun swasta
secara legal menjamin kepastian hukum tentang kepemilikan dan penguasaan
hak atas tanah.
Pentingnya sertifikat kepemilikan hak atas tanah oleh individu maupun swasta
dari perspektif keuangan, hal itu dapat dipergunakan sebagai jaminan di Bank
untuk memperoleh kredit. Sebab salah satu ketentuan yang dipersyaratkan
pihak perbankan bagi masyarakat pencari kredit yaitu harus memberikan
jaminan tanah dengan mengunakan sertifikat.
Kepemilikan maupun penguasaan tanah yang dilegalisasi dengan sertifikat
maupun bukti-bukti penguasaan tanah secara yuridik, dapat diperggunakan
sebagai bukti otentik. Bukti otentik dalam bentuk sertifikat sebagai jaminankepastian kepemilikan tanah dalam hal pewarisan dengan menggunakan
sertifikat sebagai bukti otentik untuk warisan, maka hal itu akan memberikan
kepastian hukum dan kepastian kepemilikan sehingga menghindari
kemungkinan intervensi dari pihak lain. Manfaat lainnya adalah memberi
15
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 16/23
ketenangan kepada pihak keluarga yang menerima sertifikat tanah sebagai
warisan.
Manfaat bukti otentik kepemilikan tanah yaitu untuk menghindari terjadinya
suatu sengketa hukum akibat munculnya gugatan dari pihak lain atau juga
kemungkinan sengketa yang muncul hanya sebagai upaya menggangukonsentrasi pemilik tanah.
Bukti kepemilikan tanah yang legal dalam tatanan kehidupan bermasyarakat
dapat juga dipergunakan sebagai alat jaminan dalam hal jual-beli maupun
pinjam-meminjam uang. Manfaat lain yang diperoleh dari jaminan kepemilikan
tanah menghindari pihak intervensi pihak lain secara fisik dengan cara
penyerobotan. Apalagi sistem pengolahan tanah pola bagi hasil masih diakuidan terus berjalan, sehingga dikwatirkan pihak pengelola dalam kurung waktu
tertentu dapat menuntut hak pengelolaan tadi berubah menjadi hak milik.
Lebih jauh dari itu sertifikat pertanahan yang dimiliki oleh individu maupun
swasta tidak saja bermanfaat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan
penyerobotan pihak individu (pengelola), tetapi lebih dari itu membatasi pihak
pemerintah tidak bertindak sewenang-wenang mengambil tanah rakyat baik
secara individu maupun yang dimiliki lembaga-lembaga swasta.
1.b.Manfaat kepada Pemerintah
Dalam rangka mewujudkan politik nasional dibidang pertanahan dimasyarakat
Timor Leste dan kepastian hukum atas kepemilikan dan penguasaan tanah
yang dipandang perlu segera melakukan pendaftaran atau registrasi tanah
dalam kaitan ini, kepemilikan tanah oleh individu maupun lembaga-lembaga
swasta yang dibuktikan dengan sertifikat sangat bermanfaat kepada
pemerintah, oleh karena hal tersebut dapat memudahkan registrasi
administrasi dalam bidang pertanahan.
Manfaat lain adalah memungkinkan pemerintah untuk mengetahui dan
mengidentifikasi tanah-tanah baik yang dimiliki oleh individu, swasta maupun
pemerintah / Negara. Hal ini akan sangat bermanfaat karena membantu
16
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 17/23
pemerintah dalam melaksanakan fungsi pelayanan umum kepada masyarakat
maupun dalam melaksanakan fungsi regulasi melalui pembuatan maupun
keputusan-keputusan yang dikeluarkan pemerintah Cq Departemen
Kehakiman, Land and Property Nasional dan Distrik.
Manfaat lain yang diperoleh oleh pemerintah dalam kaitan dengan penataankepemilikan dan penguasaan tanah yaitu sebagai pembatasan terhadap
tindakan (perbuatan) pemerintah agar tidak sewenang-wenang mengambil
tanah rakyat. Penataan kepemilikan tanah tersebut juga bermanfaat bagi
pemerintah untuk mengetahui jenis-jenis hak seperti hak milik, hak guna
usaha, hak pakai, hak sewa atas tanah dll pengunaan tanah.
Manfaat yang diperoleh dari pengaturan kepemilikan tanah kepada pemerintahadalah dalam rangka mewujudkan fungsi welfare dan prosperity Negara.
Karena hal itu sesuai dengan esensi daripada tujuan negara yaitu untuk
melaksanakan fungsi penyelengaraan kesejahteraan dan kemakmuran. Oleh
karena tanah merupakan sumber kehidupan bagi manusia maka pengaturan
dan penataan tentang registrasi nasional dibidang pertanhan menjadi sangat
penting termasuk kepemilikan tanah yang dapat dipergunakan pemerintah
untuk disewakan kepada pihak asing maupun perusahaan domestik. Dengan
demikian kepemilikan tanah oleh pemerintah bertujuan untuk memperoleh
manfaat keuangan yang pada akhirnya dipergunakan demi kepentingan rakyat,
bangsa dan Negara.
Dari perspektif keamanan dan potensi nasional pengaturan perihal kepemilikan
tanah bermanfaat bagi Negara untuk mengetahui batas-batas
territorial/wilayah Negara yang dapat dipergunakan oleh pihak pertahanan
keamanan dalam menjaga negara dari ancaman luar maupun pemberontakan
dalam negeri.
2.a.Manfaat kepada masyarakat
Kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah yang dibuktikan dengan
sertifikat tanah secara eksplisit maupun implisit bermanfaat kepada
17
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 18/23
masyarakat. Manfaat tersebut antara lain terciptanya ketertiban dan
ketentraman dalam masyarakat karena tidak terjadi konflik atas tanah. Sebab
sengketa tanah melalui peradilan akan ikut mengurangi keharmonisan
hubungan yang bersifat horizontal antara pihak-pihak yang bersengketa
maupun kelompok-kelompok masyarakat dari pihak-pihak yang bersengketa.
Bahkan acapkali persoalan tanah yang berakhir melalui putusan pengadilanmembawa konsekwensi berupa putusnya hubungan kekeluargaan antara pihak-
pihak yang bersengketa karena itu adapula pola penyelesaian dengan cara win-
win solution dengan cara adat dalam penyelesaian kasus tanah sebagai tetap
menjaga dan menjamin keutuhan kekeluargaan antara pihak-pihak yang
bersengketa.
Konflik fisik dalam kaitan kasus pertanahan sangat potensial muncul apabilapihak yang bersengketa tidak dapat menghindari emosional (pengendalian diri)
dan apabila hal ini terjadi maka ketertiban dan ketentraman masyarakat
dengan sendirinya akan terganggu, atas dasar itu kepemilkan tanah baik
individu, lembaga swasta maupun pemerintah perlu diatur secara jelas. Konflik
pertanahan pada hakekatnya tidak hanya terjadi dalam kelompok masyarakat
dalam hal ini individu dengan individu ataupun individu dengan lembaga
swasta akan tetapi lebih jauh dari itu dapat melibatkan kelompok masyarakat
melawan pemerintah. Dan dalam hal ini apabila terjadi dalam skala yang
relative tinggi, maka hal itu dapat menjadi ancaman ketertiban dan keamanan
Negara.
G. Pencegahan Korupsi
Fungsi pemerintah dalam melakukan registrasi nasional bidang pertanahan
maupun program penerbitan sertifikat kepemilikan dan penguasaan hak atas
tanah akan berdampak keuntungan financial kepada Negara. Dalam kaitan ini
dana yang diperoleh melalui pemerintah dalam bidang urusan pertanahan perlu
ditata dan dikelola dengan baik agar dapat mencegah kemungkinan terjadinya
korupsi, kolusi dan nepotisme yang merugikan Negara.
Upaya penataan itu antara lain meliputi:
18
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 19/23
1. Sistim pembayaran sertifikat yang secara langsung dilakukan kepada
bank
2. Sistim pengawasan pengelolaan keuangan Negara yang diperoleh dari
urusan pertanahan
3. Pengawasan tersebut dapat dilakukan oleh parlemen maupun secara
internal diawasi oleh departemen yang terkait atau departemen baruyang dibentuk dengan fungsi khusus melakukan pengawasan.
4. Secara normative pengaturan mengenai prosedur pengelolaan keuangan
harus dilakukan secara jelas dan transparan sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum
5. Rumusan-rumusan formula hukum dalam UU pertanahan supaya
dilakukan secara cermat dan sistimatis sehingga menghindari prosedur
yang berbelit-belit yang menimbulkan adanya peluang korupsi
H. Rekomendasi Pencegahan Korupsi
1. Pembayaran biaya sertifikat dilakukan melalui bank
2. Pengawasan pengelolaan dana dari pertanahan
3. Pengawasan dilakukan oleh parlemen ataupun departemen khusus
dalam kementrian
4. Prosedur penyusunan sertifikat supaya sederhana dan tidakberbelit-belit untuk menghindari suap
I. Rekomendasi
Pemegang Peranan
1. Untuk memberikan jaminan kepastian hukum para pemilik tanah
perlu segera mengurus bukti otentik kepemilikan dan penguasaan hak
atas tanah
2. Masyarakat pemilik tanah perlu diberikan sosialisasi tentang
pentingnya legalisasi kepemilikan dan penguasaan tanah
3. Lembaga-lembaga swasta yang mengambil dan menguasai tanah
rakyat dengan cara persuasif perlu dibatasi agar menghindari kerugian
bagi rakyat
19
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 20/23
4. Kepemilikan tanah oleh pemerintah perlu dibatasi
5. Perlu adanya standarisasi ganti rugi dari pemerintah kepada
masyarakat yang tanahnya diambil untuk kepentingan umum
6. Perlunya sosialisasi dan tatap muka dengan masyarakat pemilik
tanah tentang rencana pemerintah untuk mengambil tanah rakyat demi
kepentingan umum7. Pemerintah (eksekutif) dalam menjalankan fungsi pembangunan
supaya dilakukan secara adil dan terbuka
Lembaga Pelaksana
1. Perlu secepatnya membuat UU yang detail tentang kepemilikan dan
penguasaan hak atas tanah dan sistim pendaftarannya
2. Departemen Kehakiman secepatnya mengoptimalisasi wewenangnyadalam merumuskan kebijakan nasional pertanahan
3. Perlunya koordinasi dengan instansi-instansi terkait dalam bidang
pertanahan
4. Peningkatan profesionalisme SDM dalam penanganan urusan pendaftaran
tanah melalui pendidikan dan latihan-latihan
5. Peningkatan volume sosialisasi tatap muka tentang pentingnya registrasi
pertanahan
6. Secepatnya mengeluarkan petunjuk pelaksana tentang syarat-syarat
pendaftaran kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah
7. Perlu secara aktif melakukan kegiatan-kegiatan pendaftaran mengenai
kepemilikan dan penguasaan hak atas tanah
Perincian Ketentuan Baru RUU Hak Atas Tanah.
(1) Bagian Umum.
Definisi :
a.Sertifikat tanah
b.Kepemilikan tanah
c.Hak atas tanah
d.Land and Property Nasional
e.Departemen Kehakiman.
Asas-Asas
20
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 21/23
a.Kepastian Hukum.
b.Keadilan.
(2) Pemegang Peranan
a. Hak
b. Kewajibanc. Syarat-syarat kepemilikan tanah
d. Larangan-larangan
1. Pembatalan Kepemilikan tanah
2. Standarisasi Ganti Rugi
3. Sosialisasi
4. Peran Serta
(3) Lembaga Pelaksana
a. Sistem Pandaftaran tanah
b. Wewenang departemen kehakiman (land and property national and
property district)
c. Koordinasi (dengan instasi terkait).
d. Pengawasan
e. Pembinaan (pendidikan-pelatihan)
f. Sosialisasi
g. Sanksi
h. penyelesaian sengketa.
(4) Penutup
Kesimpulan
1. Identifikasi masalah dan solusi berguna bagi pemerintah dan parlemen
dalam menyusun kebijakan pertanahan nasional maupun dalam bidang
legislasi (pembuatan undang-undang)
21
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 22/23
2. Rincian bagian rancangan undang-undang hak atas tanah dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun undang-undangnya.
-Tamat-
Catatan: Laporan ini dihimpun oleh Program Perancangan Undang-Undang di
Timor Leste dari Fakultas Hukum, University of San Francisco, bagian dari
Program Akses Terhadap Keadilan yang diselenggarakan oleh The Asia
Foundation.
Tujuh kelompok kerja yang mana anggotanya terdiri dari Lembaga Swadaya
Masyarakat Timor Leste, yang memiliki keahlian dan pengalaman di masing-
masing bidang yang bersangkutan, dibentuk sehubungan dengan Program
Perancangan Undang-Undang oleh USF. Tujuan dari pembentukan kelompok
tersebut adalah menyediakan latar belakang dan data serta menganalisa
masalah sosial dari pandangan masyarakat madani, mendayagunakan
masyarakat madani agar dapat turut serta dalam pengembangan peraturan
perundang-undangan dengan menyumbangkan pengetahuan dan
ketrampilannya, serta menjalinkan hubungan antara masyarakat madani dan
Parlemen Nasional Timor-Leste.
Laporan-laporan ini dimaksudkan sebagai bahan bagi Komisi-Komisi Parlemen
Nasional Timor-Leste, yang mana laporan-laporan ini akan diajukan kepadanya
sesuai dengan bagian parlemen dalam Program Perancangan Undang-Undang.
Metodologi pemecahan masalah sehubungan dengan perancangan undang-
undang yang disebut ROCCIPI dikutip dari karya berjudul Legislative Drafting
for Democratic Social Change – A Manual for Drafters oleh Seidman, A.,
Seidman, R. and Abeyesekere, N Kluwer Law International, 2001 (Edisi Bahasa
Indonesia berjudul: Penyusunan Rancangan Undang-Undang Dalam Perubahan
Masyarakat Yang Demokratis – Sebuah Panduan Untuk Pembuat Rancangan
22
5/10/2018 A3 Hak Atas Tanah Anslisis Indonesian Tl - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/a3-hak-atas-tanah-anslisis-indonesian-tl 23/23
Undang-Undang ELIPS Seri Dasar Hukum Ekonomi 10 2002).
Program Akses terhadap Keadilan didanai oleh United States Agency for
International Aid (USAID).
Pandangan-pandangan yang diucapkan di dalam laporan ini bukan pandangan
Universitas San Francisco, The Asia Foundation atau USAID.
23