3
ABSTRAK Penelitian isolasi estroid dari daun katuk hijau (Sauropus androgynus). daun katuk hijau merupakan tanaman obat yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Kadungan kimia katuk adalah protein, lemak, kalsium, fosfat, besi vitamin A,B,C steroid, flavonoid, polifenol dan saponin. Kandungan kimia daun katuk hijau yang berfungsi mencegah anti kanker yaitu saponin. Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid atau triterpena. Saponin mempunyai aktifitas farmakologi yang cukup luas diantaranya meliputi: immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus, anti jamur, dan anti kanker. Tanaman daun katuk marupakan daun sayuran yang banyak tumbuh di Asia tenggara , dan mudah didapatkan dimana saja, tanaman ini sangat mudah dikembangbiakan Metode yang digunakan dalm isolasi estroid dari daun katuk yaitu ekstraksi, fraksinasi dan maserasi. Kata Kunci: estroid, ekstraksi, fraksinasi, maserasi 1.1 Pendahuluan Katuk hijau (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Kadungan kimia katuk adalah protein, lemak, kalsium, fosfat, besi vitamin A,B,C steroid, flavonoid, polifenol dan saponin. Terdapat dua jenis tanaman katuk, yakni katuk merah dan katuk hijau. Katuk merah masih banyak dijumpai di hutan,tapi yang digunakan sebagai obat yaitu katuk hijau, Katuk hijau banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, yaitu sebagai sayuran dan obat- obatan.Tanaman katuk memiliki karakteristik antara lain : bentuk tanaman seperti semak kecil dan bisa mencapai tinggi 3 m, batang muda berwarna hijau dan yang tua berwarna coklat, daun tersusun

ABSTRAK LK.docx

Embed Size (px)

Citation preview

ABSTRAKPenelitian isolasi estroid dari daun katuk hijau (Sauropus androgynus). daun katuk hijau merupakan tanaman obat yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Kadungan kimia katuk adalah protein, lemak, kalsium, fosfat, besi vitamin A,B,C steroid, flavonoid, polifenol dan saponin. Kandungan kimia daun katuk hijau yang berfungsi mencegah anti kanker yaitu saponin. Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid atau triterpena. Saponin mempunyai aktifitas farmakologi yang cukup luas diantaranya meliputi: immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus, anti jamur, dan anti kanker. Tanaman daun katuk marupakan daun sayuran yang banyak tumbuh di Asia tenggara,dan mudah didapatkan dimana saja, tanaman ini sangat mudah dikembangbiakan Metode yang digunakan dalm isolasi estroid dari daun katuk yaitu ekstraksi, fraksinasi dan maserasi.Kata Kunci: estroid, ekstraksi, fraksinasi, maserasi

1.1 PendahuluanKatuk hijau (Sauropus androgynus) merupakan tanaman obat yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Kadungan kimia katuk adalah protein, lemak, kalsium, fosfat, besi vitamin A,B,C steroid, flavonoid, polifenol dan saponin. Terdapat dua jenis tanaman katuk, yakni katuk merah dan katuk hijau. Katuk merah masih banyak dijumpai di hutan,tapi yang digunakan sebagai obat yaitu katuk hijau, Katuk hijau banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, yaitu sebagai sayuran dan obat-obatan.Tanaman katuk memiliki karakteristik antara lain : bentuk tanaman seperti semak kecil dan bisa mencapai tinggi 3 m, batang muda berwarna hijau dan yang tua berwarna coklat, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, seolah-olah terdiri dari daun majemuk.Kandungan kimia daun katuk hijau yang berfungsi mencegah anti kanker yaitu saponin. Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid atau triterpena. Saponin mempunyai aktifitas farmakologi yang cukup luas diantaranya meliputi: immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus, anti jamur, dan anti kanker. Tanaman daun katuk marupakan daun sayuran yang banyak tumbuh di Asia tenggara,dan mudah didapatkan dimana saja, tanaman ini sangat mudah dikembangbiakan. Mengkomsumsi daun katuk sebaiknya diikuti dengan mengkomsumsi bahan makanan sumber mineral terutama kalsium dan fosfor. Kasiat daun katuk akan muncul secara optimal bila kondisi tubuh berfungsi secara baik dan kebutuhan akan gizi didalam makanan keseharian terpenuhi,Kanker payudara merupakan masalah besar di Indonesia maupun di negara lain. Jumlah kasus baru di Amerika Serikat pada tahun 2003 mencapai 211.300 orang dan 39.800 pasien meninggal akibat kanker payudara pada tahun yang sama. Kanker payudara di Indonesia berada di urutan kedua sebagai kanker yang paling sering ditemukan pada perem-puan, setelah kanker mulut rahim. Penelitian di Jakarta Breast Cancer pada April 2001 sampai April 2003 menunjukan bahwa dari 2.834 orang memeriksakan benjolan di payudaranya, 2.229 diantaranya (78%) merupakan tumor jinak, 368 orang (13%) terdiagnosis kanker payudara dan sisanya merupakan infeksi dan kelainan bawaan payudara (Djoerban, 2003). Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah,penyebab kanker payudara adalah riwayat keluarga obesitas,umur persalinan,HRT, beberapa penelitian menunjukan bahwa terdapat korelasi negatif resiko munculnya penyakit kanker payudara. Adapun cara sederhana untuk menghidari atau menyembuhkan kanker payudara yaitu menggunakan daun katuk. Pada penelitian isolasi esterodi dari daun katuk katuk sebagai anti kanker disini menggunakan metode fraksinasi dan maserasi, dimana pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah larutan esteroit. Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan esteroid pada daun katuk (Sauropus androgynus) secara fraksinasi dan maserasi in vitro maupun in vivo, membuktikan pula adanya korelasi negatif antara asupan esteroid dengan resiko munculnya penyakit kanker payudara.

1.2 Rumusan Masalah