Upload
hendra-setiawan-pangaribuan
View
133
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 1
“SIDIK CEPAT PENETAPAN TEKTUR,STRUKTUR DAN
KONSISTENSI TANAH DI LABORATORIUM”
OLEH :
NAMA : HENDRA PANGARIBUAN
NPM : E1J012075
Co.Ass : BELLY LAMOR RAMANANDA
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAPERTA UNIB
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TEKSTUR
1. Latar Belakang
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir (sand ), debu
(silt), dan lempung (clay). Penentuan kelas tekstur dilapangan digunakan dengan
rasa peraba yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori kasar ,licin, dan
lekat. Kekasaran,kelicinan ,dan kelekatan tanah selanjutnya digunakan untuk
menetukan kualitas proporsi pasir, debu dan lempung.
Prinsip dalam penetapan proporsi kualitas fraksi penyusun tanah dengan metode
rasa mengikuti beberapa definisi sebagai berikut :
A. Pasir, adalah bahan yang terasa kasar apabila kita remas dengan jari . butir butir
pasir juga dapat terlihat langsung oleh mata.
B. Debu, adalah material yang tidak terasa kasar ataupun lekat, melainkan terasa
licin seperti sabun bila dibasahi dan diremas dengan jari .
C. Lempung, biasanya membentuk bongkahan tanah keras apabila kering , dan
terasa lekat apabila salam keadaan basah ,dalam keadaan lembab ,lempung dapat
dibuat pita dengan memilin diantara ibu jari dan jari telunjuk .
D. Geluh, adalah campuran ketiga fraksi tersebut ( pasir, debu, lempung ).
Tanah bertekstur halus (dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus
dibanding dengan tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah – tanah
yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih
besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar.
Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat.
Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih
besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah –
tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam
retensi air (water retension). Tanah – tanah bertekstur kasar memiliki makro porus
yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.
2. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kelas tekstur dengan metode rasa perabaan di laboratorium
2. Melatih mahasiswa menguasai sidik cepat penetapan tekstur sebelum
melakukan deskripsi profil di lapangan
1.2. STRUKTUR TANAH
1. Latar Belakang
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan
liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik,
partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil)
oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori)
membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah
pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular.
Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran
atanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu
sama lain oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerah curah
hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler
dipermukaan dan gumpal dihorison bawah.
2. Tujuan praktikum
Menentukan bentuk, ukuran dan kekuatan struktur tanah secara cepat
Melatih mahasiswa dalam penetapan struktur berbagai macam tanah sebelum
terjun ke lapangan
1.3. KONSISTENSI TANAH
1. Latar Belakang
Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau
daya adhesi butir – butir tanah dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya
tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memilki
konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah
atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan
tanah tersebut.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:
basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur
(mudah diolah) sampai teguh ( agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah
dibedakan kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basa
dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya
yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentuka dengan
meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah
dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila
gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan
berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering).
2. Tujuan Praktikum
Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan basah, lembab dan kering
Melatih mahasiswa alam penetapan konsistensi tanah sebelum terjun kelapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penetapan kelas tekstur akan mengikuti bagian air,yaitu suatu metode yang
dikembangkan oleh Notohadiprawiro(1985).
Ada beberapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu
tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan
berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces
terhadap bahan-bahan alam (natural material ) dipermukaan bumi.Tanah tersusun
atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan
volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan
tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan
bahan organik 5%.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat
digunakansesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan
untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air,
plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan
retensi unsur-unsur haratanaman. Semuanya erat hubungannya dengan
kondisi fisik tanah. Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur
tanah.Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah.
Teristimewatekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat
atau kelompok partikeldengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur
tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang
air, aerase dan kapasitas tukar kation sertakesuburan tanah. Walaupun
faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut.Dalam klasifikasi tanah
(taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanahditunjukkan dalam
sebaran besar butir (particle size distribution) yang
merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan
memperhatikan pula fraksi tanahyang lebih besar / kasar dari pasar (Anonim,
2009)
Struktur tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang sangat
mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan
tanah sebagai media pertanaman. Struktur digunakan untuk mendeskripsikan
agregasi secara umum atau susunan bagian padat tanah. Suatu penampang tanah
dapat didomonasi oleh suatu corak tanah tertentu. Kadang-kadang berbagai corak
agregasi akan dijumpai ketika meneliti horizon demi horizon suatu profil
tanah. Bentuk-bentuk struktur dalam keadaan tidak terganggu terjadi dari dua
keadaad=n non structural, yaitu: zarah lepas dan masiv. Pasir merupakan contoh
pertama bahan organic mengikat zarah lepas menjadi keolompok-kelompok atau
agregat-agregat(Anonym, 2011)
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan
tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah
bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan,
pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah
yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:
1. basah
2. lembab
3. kering
Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan
penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang.
Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara.
Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas
dan tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat
plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan
ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan
sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari:
lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi
tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah
teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.
Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan
tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu
meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras (Yurike,
2011)
Macam macam struktur tanah :
1. Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya
diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam
keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu
vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya
membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat
mencapai 10 cm.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu
vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi
(deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu
horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi
dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat.
Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.(
B.Klasifikasi Tekstur Tanah
Pengelompokan tanah terdiri dari : pasir, debu, liat
1) Pasir
- memiliki ciri terasa kasar jika dipegang - berbutir
- tidak lengket - tidak bias dibentuk bola
atau gulungan
- pengalirkan air (porous/permeable)
2) Debu/Endapan
- terasa tidak kasar - masih terasa berbutir
- agak melekat - dapat dibentuk bola atau tegak
3) Liat
- terasa berat - halus
- dapat dibentuk bola dengan baik - sangat
- juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih - mudah
digulung
- agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)
( wikipedia.org/wiki/tekstur.)
Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat
tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam
pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada
permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat.
Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan
kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2. Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian.
Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan
organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap.
Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu
dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat.
Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman
tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu
berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara
tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan
dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu
berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan,
pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pembentukan agregat tanah. ( wikipedia.org/wiki/agregat-tanah.)
(I) Konsistensi Basah
1.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara
butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau
benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau
benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau
benda lain.
1.2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemampuan tanah membentuk
gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah
kurang dari 1 cm.
(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1
cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih
dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
(II) Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori
sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar
butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur
bila diremas.
(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas
dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat
saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya
tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan
tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat
meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan
gumpalan tanah tersebut.( Anonymous, 2010)
(III) Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi
6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau
tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas
atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan
mudah hancur.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika
diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan
saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan
tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya
tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih
kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin
sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan
diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan
gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunakan alat
bantu (pemukul).
Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu :
a. Secara Kualitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan
massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air
tanah.
b. Secara Kuantitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan
angka Atterberg.
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah:
(1) tekstur tanah, sruktur tanah, kadar air tanah.
(2) sifat dan jumlah koloid organik dan anorganik tanah. ( Anonymous, 2010)
BAB III
METODOLOGI
A. Bahan dan Alat
a) Tekstur
Bahan yang digunakan berupa contoh tanah kering angin < 2mm , botol
semprot dan akuades. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau
sekop, dan meteran
b) Stuktur tanah
Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan
dan jenis tanah ,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop
dan meteran.
c) Konsistensi tanah
Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan
dan aquades,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan
meteran.
B. Cara Kerja
a) Tekstur
Penetapan kelas tekstur denagn metode rasa perabaan mengikuti bagian alir
yang dikemukakan oleh Notohadiprawiro(1985) pada gambar 1.1
b) Struktur Tanah
Penetapan struktur dengan metode langsung melihat di lapangan
c) Konsistensi Tanah
Tanah basah
Kelekatan (stickiness) ditentukan dengan menekan gumpalan kecil tanah diantara
ibu jari dan jari telunjuk . Nilai kelekatan dibagi menjadi:
tidak lekat . setelah ditekan tidak ada tanah yang menempel
pada ibu jari/ jari telunjuk
agak lekat. Setelah ditekan tanah menempel pada kedua jari
tetapi akan lepas dan tidak meninggalkan bekas pada salah satu jari
tersebut.
Lekat . setelah ditekan tanah menempel di kedua jari . saat
jari lepas tanah cenderung streched dan tetap menempel pada
kedua jari.
Sangat lekat . setelah ditekan tanah menempel erat di kedua
jari , streched dan tidak lepas dari kedua jari
Keliatan = plastisitas (plasticy) ,ditentukan dengan membuat tanah stik diantara
ibu jari dan jari telunjuk . nilai plastisitas tanah dibagi menjadi:
tidak plastis . gelintir tanah tidak dapat dibentuk .
agak plastis gelintir tanah dapat dibentuk tetapi tmudah berubah bentuk.
plastis . gelintir tanah dapat dibentuk untuk mengubah bentuknya dibutuhkan
tekanan sedang .
sangat plastis gelintir tanah dapat dibentuk dengan baik dan sangat tahan
terhadap tekanan.
Tanah Lembab
Untuk penentuan konsistensi dipilih tanah yang lembab lalu diremas remas
dengan tangan . nilai konsistensi ditentukan sebagai berikut :
Lepas (loose).tanah tidak dapat berbentuk gumpalan
Sangat gembur (very friable)tanah sangat mudah hancur oleh sedikit
tekanan ,tetapi dapat disatukan lagibila kita kepal.
Gembur (friable) tanah mudah hancur dengan tekanan lemah sampai
sedang diantara ibu jari dengan telunjuk dan dapat disatukan lagi bila dikepal
Teguh (firm).tanah dapat dihancurkan dengan tekanan sedang pada ibu
jari dan jari telunjuk
Sangat teguh (very firm) .tanah hanya hancur dengan tekanan kuat .
Luar biasa teguh (extremely firm). Tanah tidak dapat dihancurkan
diantara ibu ibu jari dan jari telunjuk ,dan hanya dapat dipecahkan sedikit demi
sedikit.
Tanah Kering
Untuk mengevaluasi konsistensi tanah kering dipilih tanah kering angin dan
dihancurkan dengan tangan .nilai konsistensi ini adalah :
Lepas (loose) tanah tidak saling menempel
Lunak (soft). Masa tanah sangat mudah dihancurkan dan mudah hancur
menjadi tepung atau butir butir tunggal
Agak keras . tanah mudah dipecahkan demgan menekan ibu jari dan jari
telunjuk.
Keras . tanah mempunyai resistensi sedang dan sulit dipecahkan diantara
ibu jari dan jari telunjuk.
Sangat keras .tanah sangat resisten terhadap tekanan,dapat dipecahkan
dengan tangan tapi tidak pecah dengan ibu jari dan telunjuk
Luar biasa keras . tanah luar biasa ini resisten terhadap tekanan dan
tidak dapat dipecahkan dengan tangan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Lapisan Tekstur
Struktur Konsistensi Warna Batas
horizon
kelerenga
n
Atas
( top soil)
Lempung
(clay)
Granular
(Butiran)
4.sangat teguh
(Very firm)
7,5YR 3/3
Dark brown
Bawah
(Sub soil)
Liat berbasir
(sandy clay)
Lempeng 2 Gembur
( Friable )
2,5YR 6/8
light red
Vertisol
(Baur)
Bawah
150
4.2 Pembahasan
Praktikum yang dilakukan di laboratorium tanah adalah untuk mengetahui
tekstur ,struktur,konsistensi,warna,batas horizon,dan kelerengan pada lapisan atas
dan bawah,dengan alat dan bahan yang sudah disediakan,sehingga praktikan harus
cepat dalam menentukan suatu tektur dan strukturtanah.
Tekstur tanah yang diamati pada bagian atas adalah lempung,sedangkan
pada bagian bawah liat berasir.Struktur tanah yang ada dalam pengamatan di
laboratorium tanah ialah, pada bagian atas granular ( Butiran),sedangkan bagian
bawah strukturnya lempung. Untuk dapat menentukan struktur tanah ini tidak
dapat ditentukan hanya dengan melihat saja, akan tetapi harus di rasa secara
langsung oleh praktikan dengan indra perabah.
Konsistensi tanah adalah ketahan tanah terhdap gaya-gaya yang bekerja
padanya untuk mengubah bentuk atau untuk memecah bongkahan. Dalam hal ini
penentuan ketahan tanah tersebut dapat di peroleh sebai berikut : konsistensi
empat (4), yaitu tanahnya hanya hancur dengan tekanan yang kuat,itu pada bagia
Top soil.Untuk sub soil konsistensi yang didapat adalah dua (2),yaitu gembur
(Friable),tanahnya mudah hancur dengan tekanan lemah sampai sedang diantara
ibu jari dengan telunjuk dan dapat disatukan lagi bila di kepalPenilaian
konsistensi tersebut dapat dilakukan dengan tangan dengan cara meremas-remas
tanah tersebut, dengan ketentuan penilaian sebagai berikut :
Konsistensi tanah basa :
0. Tidak lekat
1. Agak lekat
2. Lekat
3. Sangat lekat
Kansistensi tanah lembab
0. Lepas (loose)
1. Sangat gembur (very friable)
2. Gembur (friable)
3. Teguh (frim)
4. Sangat teguh (very frim)
5. Luar biasa teguh (extremely frim).
Konsistensi tanah kering
0. Lepas (loose)
1. Lunak (soft)
2. Agak kasar
3. Kasar
4. Sangat kasar
5. Luar biasa kasar.
Pada warna tanah didapatkan hasil,pada sub soil 2,5YR 6/8 yaitu light red,untuk
top soilnya adalah 7,5YR 3/3 yaitu Dark brown.
KESIMPULAN
Struktur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat
mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh
tanah sebagai media pertanaman. Bentuk bentuk struktur tanah ada 7 yaitu :
Granular,Remah,Lempeng,Gumpal membulat,Gumpal bersudut,Prisma, Dan
Tiang. Faktor-faktor yang mempengaruhi strutur tanah ialah tekstur tanah,aktifitas
organism,bahan organic, kandungan liat,dan perakaran sedangkan factor – factor
yang dipengaruhi oleh struktur tanah adalah pergerakan air , perakaran tanah,
pengolahan , konsistensi, erosi, dan porositas
1. Konsisteni tanah dipengaruhi oleh tekstur, sifat dan jumlah koloid organik
maupun anorganik, struktur dan yang terutama adalah kadar air tanah.
2. Urutan konsistensi kering dari yang paling keras adalah rendzina, vertisol,
ultisol, alfisol, dan entisol.
3. Urutan konsistensi basah paling lekat adalah rendzina, vertisol, ultisol, entisol,
dan alfisol.
4. Semakin tinggi kandungan lempung dalam tanah maka semakin tinggi
konsistensi tanahnya dan semakin banyak kandungan pasir dalam tanah maka
semakin rendah konsistensi tanahnya.
Saran
Dalam pengamatan yang dilakukan di llaboratorium secar langsung ini,
praktikan harus sangat dituntut untuk hiperaktif, akan apa-apa yang ada dan yang
dilihat.
Akan sangat mudah memahami tektur tanah ,struktur tanah,dan juga warna
tanah atau yang lainnya,jika peralatan dalam pengamatan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. http://lingkungangeografi.blogspot.com/2009/02/tekstur-dan-
struktur-tanah.html diakses tanggal 8 Oktober 2012
Anonym, 2011. http://nabilussalam.wordpress.com/2011/09/30/struktur-tanah/ Di
akses pada tanggal 8 oktober 2012.
Anonymous. 2010. ilmutanahuns.files.wordpress.com/…/konsistensi-tanah.pdf.
Anonymous. 2010. ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/04/kesuburan-05.pdf..
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
Noto hadi prawiro,T.1985.Sidik Cepat Ciri Tanah di Lapangan.Ghlia Indonesia.
94 pp.
Yurike, 2011. http://blog.ub.ac.id/yurike/2011/05/01/konsistensi-tanah/. Di akses
pada tanggal 8 Oktober 2012.
Wikipedia. 2012. Tanah . From http://id.wikipedia.org/wiki/tanah, 09 Oktober 2012
Wikipedia. 2012. Tekstur tanah. From http://id.wikipedia.org/wikw/tekstur , 09 Oktober
2012