12
IV. PROSES DEGREENING (PENGUNINGAN) PADA BUAH KLIMAKTERIK DAN NON-KLIMAKTERIK A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pasca panen atau lepas panen merupakan suatu periode yang dilewati oleh organ panenan suatu komoditi hortikultura setelah peme (dipanen). Setelah memasuki periode tersebut, pada organ panenan mengalami perubahan metabolisme akibat dariterlepasnya hubungan dengan tanaman induk dan akibat lingkungan yang dihadapinya. Masih adanya prosesproses metabolisme dikarenakan organ panenan hortikultu bersangkutan masih merupakan organ atau bahan yang hidup. demikian, periode kehidupan tersebut memiliki batasan waktu yang singkat, yaitu selama cadangan makanan masih cukup mampu mendukung proses metabolisme seperti respirasi. !adangan makanan tersebut ten akan habis seiring dengan waktu, dan pada saat cadangan makanan tela habis, maka organ panenan mengalami senesen dan kemudian dia dengan kerusakan berupa pembusukan. "omoditas buahbuahan dapat dibagi dalam dua kelompok yai buah klimakterik dan buah non#klimakterik. Buah klimaterik adalah b yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel, alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen. Buahbuah dari golongan ini dapat dipanen sebelum masuk waktu panen, untuk kemudian proses pematangan dilakukan dengan pemeraman menggunakan etil Sedangkan buah non#klimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti $eruk, anggur, semangka, dan nanas. Pemberian etile $enis buah ini dapat memacu la$u respirasi, tetapi tidak d produksi etilen endogen dan pematangan buah. Buah#buah non#klimater hanya dapat dipanen ketika sudah masuk waktu panen. Buah yang dapat diperam atau dipacutingkat kematangannya adalahgolonganbuah klimaterik, yaitu buah#buahan yang memperlihatkan produksi !% & yang mendadak meningkat tinggi pada saat matang.

Acara III Degreening Disun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

degreening

Citation preview

IV. PROSES DEGREENING (PENGUNINGAN) PADA BUAH KLIMAKTERIK DAN NON-KLIMAKTERIKA. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Pasca panen atau lepas panen merupakan suatu periode yang dilewati oleh organ panenan suatu komoditi hortikultura setelah pemetikan (dipanen). Setelah memasuki periode tersebut, pada organ panenan mengalami perubahan metabolisme akibat dari terlepasnya hubungan dengan tanaman induk dan akibat lingkungan yang dihadapinya. Masih adanya prosesproses metabolisme dikarenakan organ panenan hortikultura bersangkutan masih merupakan organ atau bahan yang hidup. Namun demikian, periode kehidupan tersebut memiliki batasan waktu yang singkat, yaitu selama cadangan makanan masih cukup mampu mendukung proses metabolisme seperti respirasi. Cadangan makanan tersebut tentunya akan habis seiring dengan waktu, dan pada saat cadangan makanan telah habis, maka organ panenan mengalami senesen dan kemudian diakhiri dengan kerusakan berupa pembusukan.

Komoditas buahbuahan dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu buah klimakterik dan buah non-klimakterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel, dan alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen. Buahbuah dari golongan ini dapat dipanen sebelum masuk waktu panen, untuk kemudian proses pematangan dilakukan dengan pemeraman menggunakan etilen. Sedangkan buah non-klimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka, dan nanas. Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan pematangan buah. Buah-buah non-klimaterik hanya dapat dipanen ketika sudah masuk waktu panen. Buah yang dapat diperam atau dipacu tingkat kematangannya adalah golongan buah klimaterik, yaitu buah-buahan yang memperlihatkan produksi CO2 yang mendadak meningkat tinggi pada saat matang.

Manfaat praktikum proses degreening (penguningan) pada buah klimaterik dan non-klimaterik adalah untuk mengetahui proses penguningan dengan menggunakan karbit, mengetahui pada konsetrasi berapa gram pemakaian karbit yang mempercepat penguningan baik buah klimaterik maupun non-klimaterik. Buah non-klimaterik tingkat kematangannya tidak dapat dipacu, sehingga pemanenan buah harus dilakukan pada tingkat ketuaan optimal atau buah masak. Penambahan etilen dalam konsentrasi tinggi pada buah-buahan yang tergolong non-klimaterik akan menyebabkan perubahan pada laju respirasinya.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum acara Proses Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik untuk mengetahui proses pemasakan pada buah dengan menggunakan karbit.B. Tinjauan Pustaka

Penanganan pascapanen buah jeruk yang tidak tepat dapatmengakibatkan kehilangan hasil (penampakan, susut bobot dan penurunannilai gizi) yang tinggi. Kehilangan hasil pasca panen buah jeruk dapatdisebabkan oIeh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi diantaranyaadalah cara dan waktu panen yang tidak tepat, penampakan yang kurang menarik karena adanya bintik coklat hitam pada permukaan kulit buah atauwama kulit buah yang tidak seragam, ukuran dan tingkat ketuaan yang tidakseragam, teknik pengemasan dan pengangkutan yang tidak tepat, kebersihanpegawai dan sanitasi peralata/perlengkapan yang kurang(Wijadi danWinarno2004).

Selama proses pemasakan buah pisang akan mengalami perubahan sifat fisik dan kimiawi, antara lain adalah: perubahan tekstur, aroma dan rasa,kadar pati dan gula. Tekstur buah ditentukan oleh senyawa-senyawa pektin dan selulosa. Selama pemasakan buah menjadi lunak karena menurunnya jumlah senyawa tersebut. Selama itu jumlahprotopektin yang tidak larut berkurang sedang jumlah pektin yang larutmenjadi bertambah. Jumlah selulosa buah pisang yang baru dipanen adalah 23% dan selama pemasakan buah jumlahnya akan berkurang (Noor 2007).

Zat-zat yang biasa digunakan dalam mempercepat pematangan buah ialah karbit dan asetilen, gas etilen, asap, daun atau penghasil etilen dan ethrel. Karbit merupakan zat yang umum digunakan dalam pematangan buah klimakterik karena harganya relati murah dan mudah diperoleh di pasaran, dengan dosis pemakaian 1-2 kg per ton buah. Karbit adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2, bila bereaksi dengan air akan menghasilkan C2H2 (asetilen) dan Ca(OH)2. Gas etilen inilah yang mempunyai peranan dalam pemeraman buah (Efendi2007).Hormon etilen merupakan hormon yang berupa gas yang didalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah. Di India, perlakuan dengan etilen pada mangga hijau menyebabkan perkembangan warna maksimum dalam 7-10 hari, sementara buah yang tidak diberi perlakuan membutuhkan 10-15 hari. Pemeraman buah pisang kultivar ambon putih dengan menggunakan gas etilen yang dapat mempercepat pematangan (Karmana 2008).

Respirasi adalah proses pemecahan komponen organik (zat hidrat arang, lemak dan protein) menjadi produk yang lebih sederhana dan energi. Aktivitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup. Berdasarkan pola respirasi dan produksi etilen selama pendewasaan dan pematangan produk nabati dibedakan menjadi klimakterik dan non klimakterik. Etilen adalah senyawa organik sederhana yang dapat berperan sebagai hormon yang mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan kelayuan. Keberadaan etilen akan mempercepat tercapainya tahap kelayuan (senesence), oleh sebab itu untuk tujuan pengawetan senyawa ini perlu disingkirkan dari atmosfir ruang penyimpan dengan cara menyemprotkan enzim penghambat produksi etilen pada produk, atau mengoksidasi etilen dengan KMnO4 atau ozon (Santoso2006).

Pada buah-buahan non-klimaterik efek pemberian gas etilen adalah menaikkan laju respirasi yang mengakibatkan naiknya laju pematangan buah-buahan tersebut. Efek ini sangat erat kaitannya dengan konsentrasi gas yang diberikan dan tidak berpengaruh terhadap waktu terjadinya puncak klimaterik tersebut. Sedangkan pada buah-buahan klimaterik, pengaruh pemberian etilen adalah mempercepat tercapainya puncak klimaterik, tanpa berpengaruh terhadap tingginya puncak klimaterik. Konsentrasi pemberian etilen erat kaitannya dengan efek terjadinya puncak klimaterik (Sutrisno et al.2005).C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum acara Proses Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 pukul 09.00-10.30 WIB di Laboratorium Ekologi dan Menajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.2. Alat dan Bahan

a. Alat1) Kardus

b. Bahan

1) Buah pisang mentah

2) Buah jeruk3) Karbit

3. Cara Kerja

a. Menyiapkan setengah sisir pisang, masing-masing diberi perlakuan karbit 0g, 1g, 2g, 3 g.

b. Mengulang perlakuan tersebut sebanyak 3 kali.

c. Untuk buah jeruk, setiap perlakuan menggunakan 3 buah jeruk, setiap pengamatan karbit diganti dan menghitung berapa kali penggantian karbit sampai jeruk berwarna kuning.

d. Mengulang perlakuan tersebut juga sebanyak 3 kali.

e. Pengamatan dilakukan setiap hari.4. Pengamatan yang Dilakukan

a. Tekstur:

1 = lunak sekali

2 = lunak

3 = agak lunak

4 = keras

b. Warna

1 = hijau

2 = kuning 25%

3 = kuning 50%

4 = kuning 75%

5 = kuning 100%

c. Rasa (pada awal dan akhir pengamatan)d. Umur simpan: diamati setiap hari sampai 50 % buah mengalami kerusakan.

e. Lama penyimpanan: lamanya buah menjadi warna kuning setelah diberi perlakuan.D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil PengamatanTabel 3.1 Proses Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik

KelompokPerlakuanULVariabelPengamatan

TeksturWarnaRasaLama Penyimpanan(hari)

8J0132314

232314

332314

132314

233314

332314

122314

234314

334314

9J113139

23339

33439

13238

23338

33338

13239

23339

33239

15J213237

24337

33337

13337

23337

34337

13237

23337

34237

16J313446

24446

34446

14348

22348

34448

13446

23346

33446

17P0132411

232414

332411

1

2

3

1

2

3

19P1132414

23249

341414

1

2

3

1

2

3

20P213348

23348

34348

1

2

3

1

2

3

21P3122411

233411

323411

1

2

3

1

2

3

Sumber: Data rekapanKeterangan:

J0: buah jeruk dengan perlakuan karbit 0 gramJ1: buah jeruk dengan perlakuan karbit 1 gramJ2: buah jeruk dengan perlakuan karbit 2 gramJ3: buah jeruk dengan perlakuan karbit 3 gramP0: buah pisang dengan perlakuan karbit 0 gramP1: buah pisang dengan perlakuan karbit 1 gramP2: buah pisang dengan perlakuan karbit 2 gramP3: buah pisang dengan perlakuan karbit 3 gram

Gambar3.1BuahJeruk Sebelum Diberi Perlakuan Karbit 2 gramGambar3.2BuahJeruk Sesudah Diberi Perlakuan Karbit 2 gram

2. Pembahasan

Degreeningyaitu proses perombakanwarnahijaupadakulitjerukdiikutidengan proses pembentukanwarnakuning ataujingga. Proses degreening merupakan penangananpasca panen yang diaplikasikan pada buah untuk mempercepat pematangan buah dengan menggunakan karbit.Penguningan dilakukan untuk membuat warna kuning kulit buah lebih rnerata dan seragarn. Penguningan biasanya menggunakan zat perangsang metabolik berupa gas alifatis tidak jenuh yang disebut etilen.Penggolongan buah berdasarkan laju respirasi sebelum pemasakan buah bibagi menjadi 2, yaitu klimaterik dan nonklimaterik. Buah klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukan adanya kenaikan laju respirasi.Buah non-klimaterik akan bereaksi terhadap pemberian etilen pada tingkat manapun baik pada tingkat pra-panen maupun pasca panen, contoh buahnya yaitu semangka, jeruk, nenas, anggur, ketimun dan sebagainya. Sedangkan buah klimakterik hanya akan mengadakan reaksi respirasi bila etilen diberikan dalam tingkat pra klimakterik dan tidak peka lagi terhadap etilen setelah kenaikan respirasi dimulai. Contoh buahnya meliputi pisang, mangga, pepaya, adpokat, tomat, sawo, apel dan sebagainya.Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan terjadinya proses pematangan.Secara teknis, proses pematangan buatan dapat digunakan gas etilen. Penggunaan gas dalam pemeraman lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan karbit. Etilen merupakan hormon yang terdapat pada tumbuhan dalam bentuk gas. Etilen mempunyai banyak fungsi pada proses metabolisme tumbuhan, salah satunya adalah sebagai pemicu dan percepatan proses pematangan. Gas etilen (C2H4) adalah salah satu jenis bahan yang banyak digunakan sebagai pemicu (trigger) proses pematangan dimana jumlah dan waktu yang tepat dalam pemberiannya juga sangat khas untuk tiap jenis buah-buahan. Etilen merupakan gas yang tidak berwarna, agakberbau, mudah terdeteksi, dan tidak beracun bagi manusia dan hewan selama kepakatannya dibawah 1000 ppm (0.1%) (Siriboon dan Propapan 2000).Buah jeruk segar pada umumnya memiliki sifat mudah rusak karena mengandung banyak air dan setelah dipanen komoditas ini masih mengalami proses respirasi, transpirasi dan pematangan. Buah jeruk harus mendapatkan teknologi pasca panen yang tepat agar kesegaran sekaligus umur simpannya dapat bertahan lama. Penanganan pasca panen buah jeruk yang tidak tepat dapat mengakibatkan kehilangan hasil (penampakan, susut bobot dan penurunan nilai gizi) yang tinggi. Kehilangan hasil pasca panen buah jeruk dapat disebabkan oleh cara panen yang tidak tepat, penampakan yang kurang menarik karena adanya bintik coklat pada permukaan kulit buah atau wama kulit buah yang tidak segar, ukuran dan tingkat ketuaan yang tidak seragam, teknik pengemasan dan pengangkutan yang tidak tepat, dan sanitasi peralatan danperlengkapan yang kurang.Berdasarkan hasil pengamatan perlakukan buah jeruk dengan karbit 2 gram dapat diketahui bahwa umur simpan ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3 dari buah jeruk adalah 7 hari. Tekstur buah yang awalnya keras berubah menjadi lunak. Warna buah yang awalnya hijau menjadi kuning. Proses penguningan ini berlangsung beberapa tahap mulai dari kuning 25%, kuning 50%, kuning 75% dan akhirnya manjadi kuning 100%. Rasa buah jeruk juga berubah, yang awalnya berasa asam sekali berubah menjadi agak manis.Berdasarkan data rekapan dapat diketahui jika pemberian perlakuan karbit yang berbeda pada buah pisang memberikan hasil yang berbeda pula. Lama penyimpanan pada buah pisang dengan perlakuan karbit 0 gram adalah 11 hari untuk ulangan 1 dan ulangaan 3 dan 14 hari untuk ulangan 2. Perlakuan 1 gram karbit menunjukkan lama penyimpanan 14 hari untuk ulangan 1 dan ulangan 3 dan 9 hari untuk ulangan 2. Perlakuan 2 gram karbit menunjukkan lama penyimpanan ulangan 1, ulangan2 dan ulangan 3 adalah sama yaitu 8 hari. Perlakuan 3 gram lama penyimpanan untuk ulangan 1, ulangan2 dan ulangan 3 adalah 11 hari. Lama penyimpanan pada perlakukan karbit 3 gram seharusnya lebih singkat dibanding yang lainnya, tetapi berdasarkan data rekapan perlakuan 2 gram karbit memiliki lama penyimpanan yang paling singkat, hal ini karena warna awal buah pisang sudah lebih kuning dan tekstur awal buah pisang lebih lunak dibanding tekstur buag pada perlakuan 3 gram karbit, sehingga lama penyimpanan lebih singkat.Berdasarkan data rekapan pada perlakuan karbit buah jeruk dapt diketahui bahwa perlakuan karbit juga memberikan hasil yang berbeda. Lama penyimpanan pada buah jeruk dengan perlakuan 0 gram karbit untuk ulangan 1, ulangaan 2 dan ulangan 3 adalah 14 hari. Perlakuan 1 gram karbit menunjukkan lama penyimpanan 9 hari untuk ulangan 1 dan ulangan 3 dan 8 hari untuk ulangan 2. Perlakuan 2 gram karbit menunjukkan lama penyimpanan ulangan 1, ulangan 2 dan ulangan 3 adalah sama yaitu 7 hari. Perlakuan 3 gram lama penyimpanan untuk ulangan 1 dan ulangan 3 adalah 6 hari dan ulangan 3 adalah 8 hari.Lama penyimpanan buah jeruk dengan perlakuan 3 gram karbit memberikan hesil paling cepat mengalami perubahan warna.Berdasarkan hasil data rekapan tersebut dapat diketahui jika pemberian karbit dapat mempercepat proses penguningan pada buah pisang maupun jeruk. Semakin banyak jumlah karbit yang diberikan lama penyimpanan akan semakin singkat. Selain itu juga dapat mempengaruhi tekstur dan rasa buah. Buah akan berubah rasa menjadi lebih manis pada akhir pengamatan. E. Kesimpulan dan Saran

1. KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara Proses Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik adalah:

a. Degreeningyaitu proses perombakanwarnahijaupadakulitjerukdiikutidengan proses pembentukanwarnakuning ataujingga.b. Buah klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju respirasi sebelum pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukan adanya kenaikan laju respirasi.c. Contoh buah non-klimaterik yaitu semangka, jeruk, nenas, anggur dan ketimun. Sedangkan contoh buah klimakterik yaitu pisang, mangga, pepaya, adpokat, tomat, sawo, dan apel.d. Pemberian karbit dapat mempercepat proses penguningan pada buah pisang maupun jeruk. Semakin banyak jumlah karbit yang diberikan lama penyimpanan akan semakin singkat.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum acara Proses Degreening (Penguningan) pada Buah Klimakterik dan Non-Klimakterik adalah sebaiknya komoditas yang digunakan untuk praktikum tidak hanya dua jenis, tetapi terdiri dari beberapa komoditas agar praktikan dapat membandingkan dengan jelas antara komoditas satu dengan lainnya.DAFTAR PUSTAKA

Efendi, R 2007. Pengaruh dosis dan lama pemeraman dengan karbit (kalsium karbida) dalam proses degreening jeruk Bangkinang. SAGU 6 (2) : 22-27.Karmana, O 2008. Pengaruh Perendaman dengan Ethephon dan Masa Inkubasi yang Berbeda terhadap Pematangan Buah Sawo. Jurnal Biotika5(1): 34-41.Noor, Z2007. Perilaku Selulase Buah Pisang Dalam Penyimpanan Udara Termodifikasi.JurnalTeknologi Pertanian19 (2):77-95.Santoso 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Laboratorium Kimia Pangan Faperta UWIGA. Malang.

Siriboon, N., Propapan, B 2000. A Study Onthe Ripening of Namwa Banana. Faculty of Biotecnology, Assumption University. Bangkok, Thailand.Sutrisno, Sugiyono dan E. Hartulistiyo 2005. Otomatisasi sistem lnjeksi etilen dalam pematangan buatan. Jurnal Keteknikan Pertanian19 (2): 109-116.

Wijadi, R.D. dan A. Winarno2004. Pengaruh Saat Petik Terhadap Kualitas Buah Jeruk Keprok(Citrus nobilis).JurnalHortikultura30(1) : 28- 3I