Upload
nina-anindyawati
View
382
Download
51
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
MINYAK ATSIRI
oleh
kelompok 6
1. Meyna Sulistyaningrum
M3511037
2. Nina Anindyawati
M3511040
3. Okky Mareta M3511042
4. Pebri Andriyanto
M3511043
5. Pratiwi Hening P
M3511044
6. Previ Rahma A M3511045
D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
ACARA IV
PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI, UJI INDEKS BIAS
DAN UJI BOBOT JENIS
I. TUJUAN
1. Dapat mengetahui kadar minyak atsiri dalam ekstrak simplisia.
2. Dapat mengetahui indeks bias dengan alat refraktometer.
3. Dapat mengetahui bobot jenis minyak atsiri simplisia.
II. DASAR TEORI
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu
tanaman obat herbal yang banyak dibutuhkan dalam industri obat tradisional
di Indonesia . cukup banyak klaim yang menunjukkan manfaat sambiloto
dalam pengobatan tradisional, seperti untuk meningkatkan ketahanan tubuh
terhadap infeksi kuman, antidiare, gangguan liver, dan anti bakteri.
(Kemala et al. , 2004)
Daun Andrographis paniculata Ness (Sambiloto) mengandung saponin,
flavonoida, dan tanin. Kandungan lainnya yaitu andrographolida < 1% ,
kalmegin (zat amorf), dan hablur kuning (yang memiliki rasa pahit).
(Sutha et al, 2010)
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai , kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlkukan sedemikian rupa sehingga memenuhi
baku yang ditetapkan (Anonim, 1995)
Menurut Christian Huygens (1629-1695) : “Perbandingan laju cahaya
dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan Indek
Bias”.
Refraktometer adalah alat ukur untuk menentukan indeks bias cairan
atau padat, bahan transparan dan refractometry. Prinsip pengukuran dapat
dibedakan, oleh cayaha, penggembalaan kejadian, total refleksi, ini adlah
pembiasan (refraksi) atau reflaksi total cahaya yang digunakan. Sebagai
prisma umum menggunakan semua tiga prinsip, satu dengan insdeks bias
dikenal (Prisma). Cahaya merambat dalam transisi antara pengukuran
prisma dan media sampel (n cairan) dengan kecepatan yang berbeda indeks
bias diketahui dari media sampel diukur dengan defleksi cahaya.
Dari beberapa tipe refraktometer maka yang dianggap paling baik
adalah refraktometer pulfrich dan abbe. Tipe abbe dengan kisaran 1,3 – 1,7,
digunakan untuk analisis minyak atsiri secara rutin, dan ketepatan alat ini
cukup untuk keperluan praktis. Pembacaan dapat langsung dilakukan tanpa
menggunakan tabel konversi, minyak yang diperlukan untuk penetapan
hanya berjumlah 1-2 tetes, suhu saat pembacaan dapat diatur dengan baik.
Minyak atsiri atau sering disebut minyak eteris adalah minyak yang
bersifata mudah menguap yang terdiri dari campuran zat yang berbeda-beda.
Minyak atsiri banyak digunakan dlm industry sebagai bahan pewangi atau
penyedap (flavoring), terutama oleh bangsa-bangsa yang telah maju dan
sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu. Minyak atsiri juga dapat
digunakan dlam bidang kesehatan. Beberapa minyak atsiri dapat digunakan
sebagai antiseptic internal,eksternal, sebagai bahan analgesik, hemolitik atau
sebagai zat antizimatik, sebagai sedatif, stimulan untuk sakit perut. Minyak
atsiri juga digunakan sebagai bahan parfum dan ada beberapa jenis minyak
atsiri lainnya sebagai obat cacing. (Agusta, 2000)
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Alat destilasi 1 buah
2. Alat refraktometer 1 buah
3. Piknometer 5 mL 1 buah
4. Timbangan digital 1 buah
B. Bahan
1. Serbuk tanaman
2. Minyak Mawar
3. Minyak Melati
IV. CARA KERJA
A. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Dimasukkan ditambahkan
dipasang
diisi air sampai penuh
dipanaskan hingga mendidih
Minyak Mawar/Minyak Melati
LabuCairan Penyari
Alat
Buret
Penangas air
Diamkan
Volume Minyak
dicatat
dihitung
B. Uji Bobot Jenis
C. Uji Indeks Bias
Kadar minyak atsiri dalam %
Bobot Piknometer kalibrasi
Piknometer bersih,kering
Bobot cair
Piknometer kosong
Ekstrak Cair
piknometer
Piknometer Suhu 25o
Ekstrak Cair
Piknometer Isi
1 tetes minyak atsiri Kaca prisma alat refluk
Lensa pengamatan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
a. Uji Indeks Bias
Indeks Bias Minyak Mawar = 1,347 - 1,34795
Indeks Bias Minyak Mawar = 1,346 – 1,34675
b. Uji Bonot Jenis
Bobot piknometer = 9,70 g
Bobot piknometer dikalibeasi dengan air = 16,11 g
Bobot piknometer dengan minyak atsiri = 15, 80 g
Bobot Jenis Air = (16,11 g -9,70 g) : V = 6,41 g : 5 ml
= 1,282
Bobot Jenis Minyak Atsiri = (15,80 g – 9,70 g) : V
= 6,1 : 5ml
= 1,22
2. PEMBAHASAN
A. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Penetapan kadar minyak atsiri dilakukan dengan cara mencampur
bahan yang diperiksa dalam labu dengan cairan penyuling, dengan
memasang alat destilasi kemudian buret diisi dengan air hingga penuh,
kemudian dipanaskan dengan penangas udara sehingga penyulingan
berlangsung lambat namuntetap teratur. Setelah penyulingan selesai,
didiamkan selama tidak kurang dari 15 menit.
B. Uji Indeks Bias
Indeks bias Skala yang ditujukan
Fase gelap &terang tepat tanda x
Uji ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui indeks bias dari
minyak atsiri suatu simplisia. Dilakukan dengan cara, meneteskan
minyak atsiri di kaca prisma tepat di tengah-tengahnya 1 tetes, lalu
diamati pada lensa refraktometer , sisi gelap dan terang diatur agar tepat
di tengah-tengah tanda X, setelah tepat, lalu hitung berapa skalanya. Pada
uji indeks bias minyak mawar di dapat = 1,347 – 1,34795 dan pada uji
indeks bias minyak melati = 1,346 – 1,34675
C. Uji Bobot Jenis
Uji bobot jenis bertujuan untuk mengetahui bobot jenis suatu
cairan. Uji ini dilakukan dengan cara menggunakan alat piknometer
dimana piknometer telah dikalibrasi lebih dahulu, dtimbang piknometer
kosong, lalu ditambah air hingga meluap lalu ditutup dan ditimbang.
Kemudian dimasukkan minyak atsiri hingga meluap lalu ditimbang ,
didapat bobot jenis air sebesar 1,282 dan bobot jenis minyak atsiri
sebesar 1,22
VI. KESIMPULAN
1. Uji Indeks bias didapat skala indeks bias minyak mawar 1,347-
1,34795 dan skala indeks bias minyak melati 1,346-1,34675
yang didapat dengan menggunakan alat refraktometer.
2. Dari praktik uji bobot jenis didapat bobot jenis minyak mawar
sebanyak 6,10 gram dengan cara penimbangan menggunakan
piknometer.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 1995 . Farmakope Indonesia edisi IV . Jakarta : Depkes RI
Kemala, S., Sudiarto, E.R. Pribadi, JT. Yuhono, M. Yusron, L.
Mauludi, M. Rahardjo, B. Waskito, dan H. Nurhayati. 2004.
Studi serapan, pasokan dan pemanfaatan tanaman obat di
Indonesia. Laporan Teknis Penlitian. Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. 187-247.
Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia.
Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung. Hal.
101.
Devaraj Sutha et al.2010. Evaluation of the Antinociceptive activity
and Acute Oral Toxicity of Standardized Ethanolic Extract of
the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Molecule,
15,2925-2934.
Mengetahui, Surakarta,11 April 2012
Asisten Pembimbing Praktikan,
(KELOMPOK 6)