Upload
truongnhi
View
232
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
ACARA TALKSHOW “KICK ANDY ” DAN WAWASAN
MAHASISWA USU
(Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV
terhadap Wawasan Mahasiswa USU)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana
Strata (S1)
Oleh :
SRI WULANDARI
050904018
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAKSI Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV berpengaruh terhadap wawasan mahasiswa USU. Tujuan penelitisn ini adalah untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, mengetahui tanggapan para mahasiswa USU terhadap acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV dan mengetahui pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU. Sedangkan model teori yang digunakan adalah Teori SOR.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suaru variabel berkaitan dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran dan mahasiswa Fakultas ISIP, dengan jumlah populasi sebanyak 891 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh sampel sebanyak 90 orang. Untuk menentukan sampel digunakan teknik stratifikasi proposional dan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisis tabel silang, dan pengujian hipotesa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dengan wawasan mahasiswa USU. Hasil rs yang diperoleh adalah 0,490. Berdasarkan skala Guilford hasil rs 0,490 berada pada skala 0,40-0,70 yang menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU digunakan rumus Kp = (rs)2 x 100%. Diperoleh hasilnya adalah 24%. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU adalah sebesar 24%.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, serta tidak lupa pula Salawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang mana telah memberikan sinar kehidupan melalui Al-Quran dan Sunnah-Nya
sebagai pedoman hidup bagi penulis.
Penulisan skripsi ini berjudul Acara Talkshow “Kick Andy” dan Wawasan
Mahasiswa USU, merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, penulis menyadari bahwa
pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada penulis, oleh karena itu
penulis menerima setiap kritik dan saran yang membnagun demi kesempurnaan
skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam meyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari
petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof.DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
USU
3. Ibu Inon Beydha, DRA, M.Si, selaku dosen wali
4. Bapak Drs. Safrin, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penulis selama pengerjaan skripsi ini.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
5. Semua dosen Ilmu komunikasi maupun dosen-dosen lain yang pernah
membimbing penulis dalam setiap mata kuliah
6. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Mahruzar, SE dan khususnya Ibunda
Susilawaty yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta doa kepada
penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini
7. Seluruh keluargaku, adikku tersayang, paman, tante Yeni, Kalila, uwo Leno, bule
Sri, dan bule Dudi, atas dukungan dan doanya
8. Buat mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang telah membantu dalam penelitian
9. Buat Kak Cut, Kak Ros, Kak Anim, dan khususnya Kak Puan atas bantuannya
10. Untuk temen-teman tercintaku, khususnya Aci, Dini, Tasya, Loren, Edi dan yang
lain-lain yang tidak bisa disebutkan saru persatu
Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan, dan penulis berharap penelitian ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang membutuhkannya. Amin
yaa rabbal alamin.
Penulis
Sri Wulandari
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang
sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele
(jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh.
Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai media massa yang
menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh.
Televisi, media pertama yang bisa membawakan audiovisual ke dalam rumah
orang. Televisi bukan cuma membawakan suara tetapi juga membawakan gambar.
Dengan cepat sesuai dengan perkembangan dari pemikiran televisi menjadi media
hiburan. Karena itu banyak sekali orang yang terpaku kepada televisi, akibatnya
televisi menjadi sangat penting sebagai suatu media.
Televisi sebagai media massa memiliki fungsi sebagai media penyampai
informasi. Program televisi seperti news, infotainment, bahkan talkshow mampu
memberikan informasi yang sekiranya diperlukan oleh pemirsa televisi. Selain
memberi informasi, televisi juga bisa bermanfaat sebagai sarana edukasi bagi pemirsa
khususnya para pelajar dan anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan. Acara
kuis, program bimbingan rohani, talkshow pendidikan atau bidang pengetahuan lain
sangat berguna bagi masyarakat kita. bagi sebagian orang yang memiliki pola belajar
audiovisual, menonton televisi bisa dijadikan sebagai alternatif pembelajaran
(http://ceritalily.blogspot.com).
Fungsi lain dari televisi adalah sebagai hiburan. Kehadiran program-program
televisi yang menghibur sangat diperlukan untuk melepas stres sejenak setelah
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
seharian bekerja atau belajar. Setidaknya hiburan itu dapat menyegarkan otak dari
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam sehari.
Pada dasarnya fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan
membujuk. Tetapi, pada kenyataanya fungsi menghiburlah yang lebih dominan pada
media televisi, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama
khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutanya untuk
memperoleh informasi ( Ardianto, 2004 : 128).
Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan
masyarakat Indonesia. Sebahagian besar penduduk di negara-negara berkembang
mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan
lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan
tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak
terkecuali remaja dan anak-anak.
Semakin tertarik pemirsa terhadap tayangan televisi, semakin menggila pula
televisi dalam menyiarkan program-program unggulannya. Semua itu menyebabkan
pemirsa makin dimanjakan sehingga makin betah melototi televisi berjam-jam dalam
sehari. Jika dulu kebanyakan orang hanya menonton satu jam acara saja, tetapi
sekarang program-program unggulan televisi ditayangkan secara estafet sehingga
pemirsa mampu menghabiskan lima sampai enam jam bahkan ada yang 10 jam non-
stop hanya menonton televisi saja.
Televisi baik bila berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, dan pendidikan.
Namun televisi menjadi sesuatu yang kontroversial ketika dihadapkan pada
kepentingan bisnis yang berpengaruh buruk bagi masyarakat. Acara atau program
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
yang ditayangkan televisi punya pengaruh baik dan tidak baik bagi pemirsa. Berbagai
persepsi dan perspektif akan muncul pada diri masyarakat setelah menonton sebuah
acara televisi
Televisi sebagai media massa, secara langsung maupun tidak langsung pasti
memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat. Kehidupan
sosial masyarakat yang semula tradisional berubah cepat menjadi modern akibat
modernisasi yang dibawa oleh televisi.
Secara sosial televisi sudah masuk ke dalam aspek kehidupan masyarakat, tidak
saja di perkotaan tetapi juga di pelosok-pelosok. Setiap harinya jutaan pasang mata
duduk di depan pesawat televisi menyaksikan apa pun yang disuguhkan oleh televisi.
Dengan kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat besar terhadap pola pikir
maupun sikap masyarakat. Televisi bisa menghibur, bisa membuat sesuatu yang salah
dianggap benar oleh publik. Televisi bisa pula membunuh karakter seseorang atau
sebuah objek. Televisi bisa pula membuat masyarakat bertambah pintar, kritis atau
malah justru tenggelam dalam pola pikir yang destruktif. Jika ada kekuatan terbesar
yang invisible saat ini media ini telah menjadi teman bagi anak-anak, menjadi
penghibur buat ibu-ibu yang nantinya mendidik anak-anaknya dan tentu saja menjadi
teman dari semua pihak dalam mengambil keputusan.
Dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi mengantarkan
masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan
menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya
massa baru.
Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film
bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah life style di masyarakat.
Informasi yang diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya,
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
ekonomi maupun sosial masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan
permainan publik belaka. Kenyataan di dalamnya telah diubah dengan “sesuatu” yang
maya. Namun tak sedikit pula pemerhati acara televisi yang “sehat” menemukan
dampak positif dari tayangan televisi. Televisi sebagai sarana edukasi dan informasi
mampu membuka wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui
kejadian yang berada di lingkungan masyarakat (Kuswandi,1996: 94).
Massa dalam hal ini adalah masyarakat yang berperan sebagai komunikan
sedangkan para insan pertelevisian berperan sebagai komunikator yang memberikan
pesan berupa informasi, hiburan, edukasi maupun pesan-pesan lainnya. Pesan yang
disampaikan melalui televisi akan sampai ke khalayak dengan cepat tetapi tidak
demikian dengan umpan balik atau feedback dari masyarakat akan sampai ke televisi
dengan tidak segera. Proses penghantaran pesan antara komunikator dan komunikan
inilah yang kita sebut sebagai arus informasi. Agar pesan bisa diterima baik oleh
komunikan dalam kasus ini yaitu masyarakat, maka diperlukan pengendalian arus
informasi. Sejauh ini yang kita tangkap dari komuikasi massa televisi, televisi lebih
dominan dalam situasi komunikasinya.
Televisi cenderung persuasif dengan segala program tayangan yang makin
bervariatif. Ini tidak mengherankan karena televisi menjalankan perannya sebagai
komunikator. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa feedback masyarakat
sebagai komunikan juga penting bagi perkembangan informasi dan pemaketan
program televisi itu sendiri. Ini terbukti dengan maraknya saluran interaktif dalam
acara-acara televisi seperti talkshow. Ini menandakan antara televisi dan masyarakat
ada suatu benang merah di mana antar-keduanya.
Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang
biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
juga bermacam-macam, mulai dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi,
pendidikan, olahraga, dsb (Hanum, 2005:233).
Talkshow sendiri sebagai media komunikasi sudah lama dikenal, bahkan sejak era
kejayaan radio ketika sebuah acara talkshow pertama di radio diciptakan oleh John J.
Anthony pada tahun 1930 (Radio History by Carla Gesell-Streeter). Sementara di
televisi, acara talkshow disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh
jaringan televisi NBC (Aylesworth, 1987), dengan nama program Tonight Show
(Wahyudi, 1996:90).
Sejak saat itu, mulai bermunculan berbagai talkshow di televisi tidak hanya di
Amerika Serikat, namun juga di banyak negara termasuk Indonesia. Sejak dua atau
tiga dekade lalu pemirsa Indonesia telah disuguhi berbagai macam program obrolan
yang beragam. Kita mengenal judul-judul semacam Mimbar Televisi, Masalah Kita,
atau Kami Ketengahkan. Sayang, keragaman itu hanya ada dalam judul namun bukan
dalam kemasan acara. Dari berbagai program berbeda, semua ditampilkan dengan
cara yang sama. Tiga atau empat orang pejabat dihadirkan oleh seorang pembawa
acara dalam set dekor ruang tamu yang kaku. Gaya obrolan mereka pun sangat serius
dan formal, dengan alur pembicaraan hanya berupa tanya-jawab secara bergiliran,
bukannya sebuah diskusi atau perdebatan yang hangat dan menarik. Topik yang
dihadirkan melulu berupa penerangan program pemerintah seperti intensifikasi
pertanian, transmigrasi, keluarga berencana, P-4, atau posyandu.
Memasuki era keragaman TV swasta, program-program talkshow mulai berbenah
untuk mencari perolehan rating . Kemasannya pun menjadi lebih variatif, segar, penuh
diskusi serta perdebatan, dan bahkan interaktif. Para pemirsa bisa langsung bertanya
pada narasumber secara langsung via telepon atau SMS.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Saat ini, hampir semua stasiun televisi, seperti TVOne, RCTI, Metro TV, atau Antv
memiliki program talkshow yang membahas masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan masyarakat. Dan, tontonan ini pun rupanya mendapat respons yang cukup
menggembirakan dari pemirsa. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari perolehan rating
atau share setiap acara. Tayangan talkshow seperti ini ternyata digemari oleh
masyarakat di Indonesia, baik kalangan mahasiswa maupun orang tua.
Salah satu acara talkshow yang merebut perhatian khalayak adalah acara talkshow
“Kick Andy”. Acara talkshow “Kick Andy” adalah sebuah tayangan berita yang
memadukan pola news konvensional dengan kreativitas pada On Air Presentation.
Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik.
Acara Talkshow “Kick Andy ” dibawakan secara apik oleh Andy F. Noya dan
ditayangkan Metro TV setiap hari Jumat, pukul 21:30 - 23:00 WIB. Perubahan waktu
penayangan yang tadinya Kamis pukul 22.00 Wib menjadi Jumat pukul 21.30-23.00.
ini lebih dikarenakan permintaan pemirsa setia Kick Andy agar memperpanjang jam
tayang. Selain perubahan jam tayang, perubahan tampilan juga terjadi seperti set
panggung, namun latar belakang gedung bertingkat yang mencerminkan Jakarta
sebagai 'kampung halaman' tetap dipertahankan (http://www.kickandy.com).
Demi meningkatkan kualitas isi dan merek, sejak awal Agustus lalu Kick Andy
melakukan re-branding. Berbagai perubahan dilakukan. Mulai dari perubahan logo
yang kini terkesan lebih santai. Dapat dilihat dari bentuk rangkaian huruf 'Andy' yang
tertulis dengan huruf sambung berwarna putih, yang di atasnya terdapat rangkaian
huruf 'kick' berwarna kuning yang ukurannya lebih kecil. Dan tapak sepatu berwarna
merah yang terletak di samping kedua kata 'Kick Andy' menggantikan lambang
telapak kaki yang dulu dipakai.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Selain itu, diluncurkan pula, Kick Andy Foundation (KAF) yang nantinya menjadi
media penyalur sumbangan bagi orang-orang yang tergerak hatinya setelah melihat
tayangan dalam Kick Andy. Tidak sedikit episode dalam acara “Kick Andy” yang
telah membangkitkan rasa empati dan kepedulian sosial para penonton. Meskipun
baru diresmikan, KAF telah melakukan berbagai macam kegiatan, antara lain gerakan
1000 kaki palsu yang sudah disokong dana 1 miliar. Tim Kick Andy bersama para
donatur menggandeng Sugeng Siswoyudono, si pemilik Bengkel Kaki Palsu
menyediakan kaki palsu bagi mereka yang memerlukan
(http://www.metrotvnews.com).
Acara talkshow Kick Andy pada bulan Oktober 2008 dinyatakan sebagai program
televisi paling berkualitas, hasil riset rating publik II yang dilakukan Yayasan SET
bekerjasama dengan IJTI, Yayasan Tifa, dan Jaringan Masyarakat Pemerhati Televisi.
Riset periode kedua ini melibatkan 220 kalangan terdidik di 11 kota sebagai
responden/panelis. Riset ini menjaring penilaian mereka secara umum terhadap
kualitas program-program televisi, dan secara khusus terhadap program-program
televisi pada periode tertentu yang ber-rating atau share tinggi.
Berikut ini adalah acara televisi yang dinilai berkualitas berdasarkan rating publik
pada bulan Oktober 2008 :
No Program Acara Persen 1 Kick Andy (Metro TV) 35,40 % 2 Si Bolang Bocah Petualang (Trans 7) 3,80 % 3 Apa Kabar Indonesia Malam (TvOne) 3,30 % 4 Liputan 6 Petang (SCTV) 3,30 % 5 Metro Hari Ini (Metro TV) 3,30 % 6 Para Pencari Tuhan (SCTV) 1,90 % 7 Lainnya 49,10 % (http://www.kompas.com).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Acara talkshow “Kick Andy” menampilkan topik acara dengan tema yang unik,
dan juga menghadirkan beberapa tokoh penting yang akan menjadi narasumber pada
saat acara berlangsung. Tokoh yang menjadi narasumber dalam acara ini bisa berasal
dari kalangan pejabat, politikus, guru, aktivis, artis, dan lain sebagainya. Selain
menghadirkan tokoh penting sebagai narasumber, acara ini juga sering mengundang
mahasiswa dari berbagai universitas untuk menjadi audience yang nantinya akan
memberikan pendapat mengenai topik yang sedang dibicarakan. Pada waktu tertentu,
acara talkshow ini juga mengunjungi universitas-universitas seperti ITB, UI, UGM,
USU, UII, UMM,dan IISIP.
Salah satu alasan mengapa penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara
adalah karena acara talkshow “Kick Andy” sering mengundang mahasiswa sebagai
audience dan juga karena USU merupakan salah satu universitas yang pernah
didatangi oleh acara talkshow “Kick Andy”.
Topik dari acara talkshow “Kick Andy” ini tidak bersifat monoton dan terpusat
pada satu masalah saja, tetapi tayangan ini juga mengulas berbagai topik atau kasus
dari sudut pandang yang berbeda. Informasi atau fenomena yang diangkat dalam
tayangan ini biasanya menarik animo masyarakat yang sedang menontonnya.
Masyarakat memiliki respon yang positif setelah menyaksikan tayangan ini. Setelah
menonton acara ini di Metro TV, pemirsa dapat menerima wawasan dan informasi
yang bersifat hangat dan aktual.
Berdasarkan wacana tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa media massa,
dalam hal ini media televisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap wawasan
pemirsanya. Acara talkshow “Kick Andy” merupakan suatu acara yang bermutu yang
diharapkan dapat berpengaruh terhadap wawasan pemirsanya, khususnya para
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
mahasiswa yang selalu ingin menambah wawasannya melalui acara-acara yang
berbobot.
Mahasiswa adalah kalangan intelektual yang penuh bakat dan potensi yang sedang
belajar di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya mempunyai status, tetapi ia juga
berjuang keras untuk menyelesaikan studinya (Bertens, 2005:11).
Susantoro (2003) mengatakan mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur
antara 19-28 tahun, yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari
tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga
kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwan yang dalam melihat sesuatu
berdasarkan kenyataan objektif, sistematis, dan rasional.
Mahasiswa merupakan khalayak yang membutuhkan segala informasi yang ada
disekelilingnya. Mahasiswa akan mencari sumber informasi yang dapat menambah
wawasan dan pengetahuannya. Acara talkshow “Kick Andy” merupakan acara yang
menggugah, bermanfaat dan dapat dijadikan alternatif untuk menambah wawasan
mereka. Didasari atas pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa
USU.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah mempunyai konsekuensi terhadap relevansi maksud dan
tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, dan metode penelitian. Pentingnya
perumusan masalah dalam penelitian adalah karena hasilnya akan menjadi penuntun
dalam mengkonstruksikan suatu hipotersis. Dalam merumuskan masalah, berarti
peneliti merumuskan secara tegas masalah yang terkandung dalam suatu fenomena.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka, peneliti
mengajukan perumusan masalah sebagai berikut : “ Sejauhmanakah acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV berpengaruh terhadap wawasan mahasiswa USU ?”
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah.
Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah :
1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan
hubungan dan menguji hipotesis.
2. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP
USU stambuk 2006-2007 yang sudah pernah menyaksikan acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV.
3. Penelitian lapangan dan observasi terhadap acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV dilakukan pada bulan Januari – Maret 2009.
4. Acara talkshow “Kick Andy ” yang diteliti adalah “Kick Andy ” yang
ditayangkan setiap hari Jumat pada pukul 21.30 – 23.00 dan hari Minggu siang
pukul 13.00-15.00 WIB.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian :
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
2. Untuk mengetahui tanggapan para mahasiswa USU terhadap acara talkshow
“Kick Andy ” di Metro TV .
3. Untuk mengetahui pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
terhadap wawasan mahasiswa USU.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademik, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan
penelitian dan sumber bacaan.
2. Secara teoritis, penelitian ini beguna untuk memperkaya khasanah penelitian,
serta memperluas wawasan peneliti dan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
USU.
3. Secara praktis, melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana pengaruh
acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa
Latin : Communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya dalah sama makna (Effendy, 2002 : 9).
Sedangkan menurut Fisher (Arifin, 2003 : 20), komunikasi menyentuh semua
aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat
menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos
atau serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Rumusan komunikasi yang sangat dikenal orang adalah rumusan yang dibuat oleh
Harold Laswell. Menurut Laswell (Mulyana, 2002 : 62) komunikasi adalah : “who
says what in which chanell to whom with what effect”. Jadi, jika dipilah-pilahkan
akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu :
Siapa yang mengatakan komunikator (communicator)
Apa yang dikatakan pesan (message)
Media apa yang digunakan media (channel)
Kepada siapa pesan disampaikan komunikan (communicant/receiver)
Akibat yang terjadi efek (effect)
1.5.2 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak,
selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002 : 75).
Selain pengertian di atas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa, Joseph A. Devito merumuskan
komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu :
“Pertama,komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton
televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umunya agak
sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang besifat audio atau visual. Komunikasi
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
massa menjadi lebih logis jika didefinisikan menurut bentuknya seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita” (Ardianto, 2004 : 6).
Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni
sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut
menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003 : 63) adalah :
To inform (memberi informasi)
To educate (mendidik)
To persuade (mempersuasi)
To entertaint (menghibur)
Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa . Jadi membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai
media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri.
1.5.3 Televisi
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi
yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto,
2004 : 125).
Menurut Effendy (Effendy, 2002 : 21) yang dimaksud dengan televisi adalah
televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang
dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
pesanya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya
bersifat heterogen.
Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam
waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak
terbatas (Darwanto, 2005 : 26). Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga,
dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Peranan televisi juga sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan
wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-
produk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama
semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak
mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat
televisi.
1.5.4 Teori S-O-R
S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini,
organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu.
Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon
tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula.
Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2002 : 253), dalam bukunya “Sikap Manusia,
Perubahan, serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang
mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerima
Dari uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
(Effendy, 2002 : 253)
Stimulus
Respon
Organisme : Perhatian Pengertian Penerima
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jika substansi teori diatas dihubungkan dengan penelitian mengenai acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan pengaruhnya terhadap wawasan mahasiswa
USU, maka hubungannya dengan teori S-O-R dapat dikemukakan sebagai beikut :
1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah materi acara atau pesan yang
disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy ” di Metro TV.
2. Organisme (komunikan) yang menjadi sasaran adalah pemirsa acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV, yang dalam penelitian ini merupakan mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU stambuk 2006-2007 yang sudah
pernah menyaksikan acara ini.
3. Respon (efek) yang dimaksud adalah terjadinya peningkatan wawasan
mahasiswa USU stambuk 2006-2007 setelah menyaksikan acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV.
1.6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat
kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat
mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995 : 40 ).
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni
istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
(Singarimbun, 1995 : 57).
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan
rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji
kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan
atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain
(Nawawi, 2001: 56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara talkshow
“Kick Andy ” di Metro TV.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004 : 12). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah wawasan mahasiswa USU.
3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu
yang berbeda satu dengan individu lain. Karakteristik responden dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU angkatan 2006
yang sudah pernah menyaksikan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yang
meliputi jenis kelamin dan angkatan.
1.7 Model Teoritis
+ -
1.8 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas,
maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian
penelitian ini, yaitu :
Variabel Bebas (X)
Acara talkshow “Kick Andy”
Variabel Terikat
Wawasan Mahasiwa USU
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas (X) Acara talkshow “Kick Andy”
a. Tema/materi acara b. Waktu penayangan c. Kejelasan materi acara d. Penampilan pembawa acara dan narasumber
Variabel Terikat (Y) Wawasan Mahasiswa USU
a. Wawasan ekonomi b. Wawasan pendidikan c. Wawasan budaya d. Wawasan sosial e. Wawasan politik
Karakteristik responden
a. Jenis kelamin b. Angkatan c. Fakultas
1.9 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah
dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk
pelaksanaan menganai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi
operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti
lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006 : 46).
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Bebas (Acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV), meliputi :
1. Tema/materi acara : untuk mengetahui tema atau materi acara apa saja yang
sering dibahas dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
2. Waktu penayangan : Informasi yang memuat tentang jadwal penayangan suatu
acara. Waktu penayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yaitu
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
hari Jumat pada pukul 21.30-23.00 WIB dan hari Minggu siang pukul 13.30-
15.00 WIB.
3. Kejelasan materi acara : untuk mengatahui apakah materi acara yang
disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat dipahami
dengan baik atau tidak oleh para responden saat menontonnya.
4. Penampilan pembawa acara dan narasumber : untuk mengetahui bagaimana
kemampuan si pembawa acara dan narasumber dalam acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV. Sehingga penampilan mereka dapat membuat acara
tesrsebut menjadi lebih menarik.
b. Variabel Terikat (Wawasan mahasiswa USU ), meliputi :
1. Wawasan ekonomi : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah
perekonomian masyarakat.
2. Wawasan pendidikan : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah di
bidang pendidikan.
3. Wawasan budaya : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah-
masalah kebudayaan dan adat istiadat suatu daerah/bangsa.
4. Wawasan sosial : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah-
masalah sosial dan kemasyarakatan.
5. Wawasan politik : Informasi dan pengetahuan yang membahas masalah-
masalah politik.
c. Karakteristik Responden, meliput i :
1. Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responden (wanita/pria)
2. Angkatan : Tahun masuk mahasiswa USU yang menjadi
responden yakni tahun 2006-2007.
3. Fakultas : Fakultas mahasiswa USU yang menjadi responden
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1.10 Hipotesis
Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis. Hypo
berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan kesimpulan yang
belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis
yaitu dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan (Burhan Bungin, 2001 : 90 ).
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu yang kendalanya
biasanya tidak diketahui. Dengan hipotesis penelitian menjadi tidak mengambang,
karena dibimbing hipotesis tersebut.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Ha : Terdapat hubungan anatara pengaruh acara talkshow “Kick Andy ”
di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 KOMUNIKASI
Pengertian komunikasi dapat diartikan menurut pandangan yang berbeda. Ada
yang berpendapat bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Ada pula yang menyebut
komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan (berupa lambang, suara, gambar,
dan lain-lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience) dengan menggunakn
saluran tertentu. Hal ini dapat digambarkan melalui sebuah percakapan misalnya
sebagai bentuk awal dari sebuah komunikasi. Orang yang sedang berbicara adalah
sumber (source) dari komunikasi atau dengan istilah lain disebut komunikator. Orang
yang mendengarkan disebut sebagai audience, sasaran, pendengar, atau komunikan.
Apa yang disampaikan oleh orang yang sedang berbicara disebut sebagai pesan,
sementara kata-kata yang disampaikan melalui udara disebut sebagai saluran atau
channel.
“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum
(common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang
berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu
kita berusaha berbagi informasi, ide, atau sikap” (Suprapto, 2006 : 4).
Jadi, kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
perbincangan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam perbincangan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata
lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh
bahasa itu. Jelas bahwa perbincangan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa ynag dipergunakan, juga mengerti
makna dari bahan yang diperbincangkan.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya sariah, dalam
arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara
dua pihak ynag terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya
informatif, yakni agar orang lain mengerti, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain
bersedia menerima paham atau keyakinan, melakukan kegiatan atau perbuatan, dan
lain-lain (Effendy, 2006:9).
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang
efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness);
kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience/receiver). Sebuah
komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian,
dan lain-lain yang sama seperti apa yang dikehendaki oleh si pengirim pesan.
Wilbur Schram menampilkan apa yang ia sebut “The Condition of success in
communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar
suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menrik
perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
II.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi
Dari pengetian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa
komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan
pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi
kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur
ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu
mengetahui unsur-unsur komunikasi (Cangara, 1998: 23-27).
Adapun unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu
orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, atau
lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya
disebut source atau sender.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau
melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan
kata message, content, atau information.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Media
Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau
media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya
dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi.
Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram
yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat,
membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas
dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat
kabar, majalah, buku, brosur, stiker, buletin, poster, spanduk dan sebagainya.
Sedangkan media elektronik antara lain : radio, film, televisi, video recording, audio
cassette dan sebagainya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai
atau negara.
Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi
sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah
pada sumber, pesan, atau media.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
terjadi pada pengetahuan, sikap dan tinglah laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena
itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik
bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai
pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum
dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami
gangguan sebelum sampai kepada tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan
balik yang diterima oleh sumber.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi
waktu.
Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi
kalau tidak terdapat rintangan fisik misalnya geografis. Komunikasi sering sekali sulit
dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas
komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi politik yang bisa
menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan,
adat istiadat dan status sosial.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam
berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain,
menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak.
Sedangkan dimensi wakru menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan
kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan
waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka
informasi memiliki nilai.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun
proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur itu saling bergantung satu sama lainnya.
II. 2 KOMUNIKASI MASSA
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media
cetak dan elektronik). Antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dengan demikian, media massa adalah alat-
alat dalam komunikasi yang bias menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada
audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan
pada waktu yang serempak.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner
(Ardianto, 2004 : 3), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media
massa.
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi
lain, yaitu Gebner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta
paling luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4).
Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurudin, 2006 : 12)
disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang
diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan
yang luas, anonim, dan heterogen.
Luas disini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan
secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung
asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari
berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu
sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen.
Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh
para ahli komunikasi di atas, maka dapat didimpulkan bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan
elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
(komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secra
serentak.
II.2.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, kita dapat mengetahui ciri-
ciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi
Massa (2006 : 19-32), ciri-ciri dari komunikasi massa adalah :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang.
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja sama satu sama lain dalam
sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sistem
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
itu adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan
mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan
dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian
satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya
mempunyai ciri sebagai berikut : (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi
individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3) pesan
yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi
unsur-unsur yang terlibat, (4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasannya
untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya,
komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayaan ynag berbeda
pula.
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik
audience/komunikan sebagai berikut:
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya,
mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di
samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Pesannya Bersifat Umum.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan kepada
khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak
boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk
golongan tertentu.
Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh
orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan kata-
katanya, sebisa mungkin memakai kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata
ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bias langsung
memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan).
Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam
proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa
tersebut hampir bersamaan.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya
sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud
misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik).
Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak terlepas dari
pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan
perantaraan satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan saat ini sudah sering televisi
melakukan siaran langsung (live) dan bukannya siaran yang direkam (recorded).
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga
gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui
media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan
lebih mudah dipahami.
Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis,
menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan
pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semakin
kompleks sistem media yang dimiliki, semakin banyak pula (pemalang pintu atau
penapis informasi) yang dilakukan. Bahkan, bisa dikatakan, gatekeeper sangat
menentukan berkualitas atau tidaknya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya
dampak pesan yang disebarkan pun tergantung pada fungsi penapisan informasi atau
pemalangan pintu ini.
II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi
bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip
Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” (2004 : 16-17)
adalah sebagai berikut :
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk (1) pengawasan
peringatan ; (2) pengawasan instrumental.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan
tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung berapi , kondisi efek yang
memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dapat
serta merta menjadi ancaman. Sebuah stasiun televisi mengelola program untuk
menayangkan sebuah peringatan. Sebuah surat kabar secara berkala memuat bahaya
polusi udara dan pengangguran. Kendati banyak informasi yang menjadi peringatan
dan ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh media, banyak pula orang yang
tidak mengetahui tentang ancaman tersebut.
Sedangkan fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana
harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep
makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.
b. Interpretation (Penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak
hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-
kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-
peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk
memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi
atau komunikasi kelompok.
c. Lingkage (Pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialisasi.
Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai
kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masayarakat itu ditonton, didengar
dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak
dan apa yang diharapkan mereka. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan
model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
Televisi sangat berpotensi untuk terjadinya sosialisasi (penyebaran nilai-nilai)
pada anak muda, terutama anak-anak yang telah melampaui usia 16 tahun, yang
banyak menghabiskan banyak waktunya menonton televisi dibandingkan kegiatan
lainnya, kecuali tidur. Beberapa pengamat memperingatkan kemungkinan terjadinya
disfungsi jika televisi menjadikan salurannya terutama untuk sosialisasi (penyebaran
nilai-nilai). Sebagai contoh, maraknya tayangan kekerasan di stasiun televisi dapat
membetnuk sosialisasi bagi anak muda yang menontonnya, yang membuat anak muda
berpikir bahwa metode kekerasan adalah wajar dalam memecahkan persoalan hidup.
e. Entertainment (Hiburan)
Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, musik, olah raga, permainan, melalui
isyarat-isyarat, lambang-lambang, suara dan gambar, bertujuan untuk menciptakan
kesenangan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang
ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.
Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk
mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan
atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak
segar kembali.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
II.2.3 Efek Media Massa
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan
proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi
untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekauatan sosial yang dimiliki oleh
komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial
tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi
massa dilaksanakan melalui berbagai media massa.
Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004: 49) efek media massa dapat
dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang
berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan
melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang
berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal
sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral.
a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau
media itu sendiri
1. Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan
berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan
televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan
pekerjaan kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru
rias dan profesi lainnya.
2. Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai
akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat
meningatkan status dari pemiliknya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari
Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor
masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi.
4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya
dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk menhilangkan
perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya.
5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman
pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang
seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu.
Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat
kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.
b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri
khalayak
1. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh
informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara
langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi.
Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan dan mengesampingkan
tokoh lainnya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Efek Proposional Kognitif
Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat
yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti
tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek
proposional kognitif.
2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu,
khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira,
marah setelah menerima pesan dari media massa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional
pesan dari media massa adalah sebagai berikut :
Suasana Emosional
Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh
situasi emosioanl individu..
Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang
menjelaskan alur peristiwa.
Suasana Terpaan
Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari
media massa.
Predisposisi Individual
Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang
melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih
senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis.
Faktor Identifikasi
Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan
dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan
menempatkan dirinya di posisi tokoh.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
tindakan atau kegiatan.
II.3 TELEVISI
II.3.1 Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula
dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang
mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan
sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu
tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan
pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut. Hal ini terjadi antara tahun
1883-1884. Akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi.
Televisi sudah mulai dapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun
1939, yaitu ketika berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika serikat, tetapi
Perang Dunia II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru
setelah itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada waktu itu di
seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja, tetapi
kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV meningkat
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dengan hebatnya. Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian
karena pada tahun tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi
komersial di Amerika.
Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak dapat dimonopoli oleh
Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat mengembangkan media massa itu,
negara-negara Eropa lain pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan televisi sangat
cepat sehingga dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Menurut Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television and Society :
An Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat
kabar, majalah, buku, dan sebagainya). Televisi tampaknya mempunyai sifat
istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur
tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena
jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
II.3.2 Perkembangan Televisi di Indonesia
Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang mewah. Kini media layar
kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan
masyarakat untuk mendapatkan informasi. Dengan kata lain, informasi sudah
merupakan bagian dari hak manusia untuk aktualisasi diri
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,
bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau
Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat
TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 1962-
1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat
menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat
saingan dari stasiun TV lainnya, yakni (RCTI) Rajawali Citra Televisi Indonesia yang
bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun televisi (SCTV)
Surya Citra Televisi Indonesia, (TPI) Televisi Pendidikan Indonesia dan (ANTeve)
Andalas Televisi (Ardianto, 2004 : 127).
Dengan kehadiran RCTI, SCTV, dan TPI maka dunia pertelevisian di Indonesia
telah mengalami banyak perubahan, baik dalam hal mutu siarannya maupun waktu
penayangannya. Untuk lebih meningkatkan mutu siarannya pada pertengahan tahun
1993, RCTI telah mengudara secara nasional dan membangun beberapa stasiun
transmisi di berbagai kota besar di Indonesia , seperti : Jakarta, Bandung, Surabaya,
Medan, Batam, dan daerah-daerah lain. Kemudian stasiun-stasiun televisi swasta
bertambah lagi dengan kehadiran Indosiar, Trans TV, Trans 7, Global TV, Metro TV,
dan TV One.
II.3.3 Daya Tarik Televisi
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya tarik yang
kuat disebabkan unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka TV selain ketiga unsur
tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar
mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada
pemirsa. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop, sebab
segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Selain itu, TV juga
dapat menyajikan berbagai program lainnya yang cukup variatif dan menarik untuk
dinikmati masyarakat (Effendy, 2002 : 177).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
II.3.4 Program Televisi
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at
acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan
bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu
sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis pemirsa, sehingga mereka telah
hanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi
(Effendy, 2002 : 122).
Menurut Frank Jefkins (Jefkins, 2003 : 105), televisi memiliki sejumlah
karakteristik khusus dan program acara, yaitu :
1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna.
2. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.
3. Karena menghandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang tampak
haruslah dibuat semenarik mungkin.
Sedangkan program acara televisi, terdiri dari :
1. Buletin berita nasional, seperti : siaran berita atau bulletin berita regional yang
dihasilkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta lokal.
2. Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah aktual secara
lebih mendalam.
3. Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau di luar ruangan,
yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam negeri atau luar negeri.
4. Program acara mengenai topik khusus yang bersifat informatif, seperti : acara
memasak, berkebun, dan acara kuis.
5. Acara drama, terdiri dari : sinetron, sandiwara, komedi, film, dan lain sebagainya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
6. Acara musik, seperti konser musik pop, rock, dangdut, klasik, dan lain
sebagainya.
7. Acara bagi anak-anak, seperti : film kartun.
8. Acara keagamaan, seperti : siraman rohani, acara ramadhan, acara natal, dan lain
sebagainya.
9. Program acara yang membahas tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan.
10. Acara bincang-bincang atau sering disebut talkshow.
II.3.5 Dampak Acara Televisi
Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi,
hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara strategis. Bersamaan dengan
jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan
itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta
dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam.
Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi
pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan
kondisi pemirsa pada saat menonton televisi. Dengan demikian apa yang diasumsikan
televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu
penting bagi khalayak. Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap
pemirsa :
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan
memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi
pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan
televisi.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah
ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari
( Kuswandi, 1996 : 99)
II.4 TEORI S-O-R
S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini,
organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu.
Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon
tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula.
Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model ini organisme
menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu. Maksudnya keadaan
internal organisme berfungsi menghasilkan respons tertentu juka ada stimulus respons
tertentu pula (Fisher, 1986). Jadi unsur-unsur model ini adalah ;
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organism, O)
c. Efek (Response, R)
Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2002 : 253), dalam bukunya “Sikap Manusia,
Perubahan, serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang
mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu
d. Perhatian
e. Pengertian
f. Penerima
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Dari uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
(Effendy, 2002 : 253)
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang
terjai pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya adalah komunikan mengerti. Kemempuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Maka setelah terjadinya proses-proses di dalam diri komunikan, maka perubahan
ynag terjadi adalah ;
a. Perubahan kognitif, pada perubahan ini pesan ditujukan kepada komunikan,
bertujuan hanya untuk mengubah pikiran komunikan.
b. Perubahan afektif, dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan saja hanya
untuk diketahui oleh komunikan, melainkan diharapkan adanya timbul suatu
bentuk perasaan tertentu seperti rasa iba, sedih, terharu, gembira, puas, dan
lain sebagainya.
c. Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Stimulus
Respon Peningkatan wawasan
Organisme : Perhatian Pengertian Penerima
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Pada penelitian ini, perubahan sikap yang akan diteliti adalah perubahan afektif,
yaitu adanya peningkatan wawasan di dalam diri komunikan setelah menyaksikan
talkshow “Kick Andy”.
II.5 TALKSHOW
Talkshow merupakan suatu sajian perbincangan yang cukup menarik yang
biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dalam masyarakat. Tema yang diangkat
juga bermacam-macam. Mulai dari masalah sosial, budaya, politik, ekonomi,
pendidikan, olahraga, dan sebagainya (Hanum, 2005 : 233).
Program talkshow tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan
perbincangan antara presenter dan narasumber (dapat berjumlah 1 orang atau lebih),
mengenai sesuatu yang menarik atau sedang hangat dibincangkan oleh masyarakat
(Wibowo, 1997: 37).
Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara
jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan, apakah itu
musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika suatu wawancara
diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut talkshow. Disini
pembawa acara juga berfungsi sebagai pewawancara (Wahyudi, 1996 : 90).
Acara talkshow disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh
jaringan televisi NBC (Aylesworth, 1987), dengan nama acara Tonight Show. Acara
talkshow ini dipandu oleh pembawa acara Gene Rayburn. Pada acara ini, Gene
Rayburn mengadakan dialog dengan Steve Allen (pemain piano), Skitch Henderson
(pemimpin orkestra), dan juga dengan hadirin.
Pada acara talkshow, sajian musik dan dialog diperagakan saling bergantian.
Dengan demikian, bentuk atau format penyajian selain berupa show dapat juga berupa
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dialog yang bersifat santai. Nama talkshow sendiri baru dicetuskan pada tanggal 29
Juli 1957 oleh aktor film kawakan Franklin Pangborn, yang bertindak sebagai
pembawa acara pada suatu mata acara yang berjudul The Jack Paar Show (Wahyudi,
1996 : 91).
Talkshow dewasa ini merupakan program unggulan. Sebab bisa disiarkan secara
langsung atau interaktif dan atraktif. Ditambah lagi dengan sifatnya yang menghibur
(entertainment). Entertainment sebenarnya bukan sekadar berarti menghibur,
melainkan dinamis dan hidup. Oleh karena itu, peran pemandu sangat menentukan
sukses tidanya acara ini. Metode talkshow menurut Klaus Kastan dikenal dengan
istilah talkshow skill, berupa kemempuan pemandu dalam melakukan beberpa
tindakan yang meliputi :
a. Mengambil Keputusan
b. Menyusun topik dan pertanyan dengan cepat
c. Memotong pembicaraan narasumber yang melenceng
d. Kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan narasumber
e. Memadukan kemasan program secara interaktif
II. 6 WAWASAN
Arti pokok wawasan adalah suatu informasi dan pengetahuan yang muncul dari
upaya khusus manusia untuk membuktikan suatu realitas, supaya memungkinkan
manusia untuk berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui
yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiannya (Burhanuddin, 2003 : 5).
Wawasan juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi dan pengetahuan
mengenai suatu hal tertentu (Objek), yang merupakan suatu kesatuan yang sistematis
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
dana memberikan penjelasan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan
mempertunjukkan sebab-sebab kejadian itu (Burhanuddin, 2003 :14).
Sedangkan menurut Kamus Besar Lengkap Bahasa Indonesia (2005 :194),
wawasan adalah suatu informsi dan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu.
Sesuai dengan hakikatnya, wawasan manusia dapat dibedakan menjadi :
a. Wawasan Inderawi, yaitu wawasan yang dimiliki manusia melalui
kemampuan inderanya. Kemampuan itu diperoleh manusia sebaga makhluk
hidup. Wawasan inderawi bersifat parsial, yaitu disebabkan adanya perbedaan
antara indera yang satu dengan indera yang lain. Wawasan ini menjadi sangat
penting karena bertindak selaku pintu gerbang pertama untuk menjadi
wawasan yang lebih utuh.
b. Wawasan Naluri, yaitu wawasan yang dimiliki manusia yang berupa daya
khas dari manusia seperti kelihatan dalam persepsi yang disertai emosi
spontan misalnya : ketakutan, kemarahan, kegembiraan,keinginan untuk
kabur, dan kecenderungan untuk memukul orang yang mengancam.
c. Wawasan Rasional, yaitu wawsan yang dimiliki oleh manusia yang bersifat
lebih tinggi dan lebih khas. Wawasan ini dicirikan dengan kesadaran akan
suatu hal dalam pengambilan keputusan yang tidak terbatas pada kepekaan
indera tertentu. Wawasan rasional memiliki dua tingkat, yaitu :
• Wawasan biasa, yaitu wawasan tanpa danya usaha khusus. Wawasan ini
biasanya didapat melalui pergaulan normal dengan orang lain disekitarnya.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
• Wawasan ilmiah, yaitu wawasan yang terorganisasi dengan sistem dan metode
berusaha dalam mencari hubungan-hubungan yang tetap diantara gejala-gejala
yang ada (Burhanuddin, 2003 : 20 ).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode
korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suaru variabel berkaitan
dengan variabel lain (Rakhmat, 2004 : 27 ). Dalam hal ini adalah acara talkshow
“Kick Andy” dan wawasan mahasiswa USU. Metode ini bertujuan untuk menemukan
ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
III. 2 Deskripsi Lokasi Penelitian
III.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus USU, yang berada di jalan Dr. T.
Mansur 9, Kampus USU, Medan 20155, Sumatera Utara. Adapun penelitian ini
dilakukan bulan Januari-Maret 2009.
III.2.2 Universitas Sumatera Utara
III.2.2.1 Sejarah Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak
di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas
terbaik di pulau Sumatra dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa. USU
juga adalah universitas pertama di pulau Sumatra yang mempunyai Fakultas
Kedokteran.
USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni
1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus
1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada
tanggal 20 November 1957.
Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh
Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut :
Abdul Hakim sebagai Ketua
Dr. T. Mansoer sebagai Wakil Ketua
Dr. Soemarsono sebagai Sekretaris sekaligus Bendahara
Ir. R. S. Danunagoro, Dr. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong
Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).
Sebenarnya keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai
sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada
waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan
termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi
Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd.
Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat
clash tahun 1947. Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada
rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah
universitas di daerah ini.
Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan
tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad
Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan
Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden
Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet.
Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat
Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran dijalan Seram
dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.Kemudian
disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954),
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956).
Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.
Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis USU yang
diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota
Senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya
memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada
saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan USU.
Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di
Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. Kemudian
di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan
(I960). Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua
fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi
(1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(1965), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (1980), Sekolah Pascasarjana (1992),
Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), dan Fakultas Farmasi (2007).
Saat ini, USU mengelola lebih dari seratus program Studi yang terdiri dari
berbagai jenjang pendidikan tinggi, yang tercakup dalam sepuluh fakultas dan satu
program pascasarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan
USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu
Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh (dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas
Kedokteran Hewan dan Peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
menjadi Universitas Negeri Medan (dari Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan),
Politeknik Negeri Medan (dari Politeknik USU).
Pada tahun 2003, USU berubah status dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status
USU dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya
telah berubah status Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM),
Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun
2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
(http://www.usu.ac.id).
III.2.2.2 Profil Universitas Sumatera Utara
a. Program Studi USU
USU memiliki 13 fakultas, yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik,
Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, dan Pascasarjana.
Jumlah program studi sebanyak 101, terdiri dari 8 tingkat doctoral, 28 magister, 15
spesialis, 5 profesi, 50 sarjana, dan 15 diploma.
b. Keunggulan Kompetitif
USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan
penelitian melibatkan 1.680 orang dosen, 78% diantaranya memiliki latar belakang
pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 103.000 alumni
yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sejumlah alumni menempati posisi penting
di berbagai sektor kerja, baik di pemerintahan maupun swasta.
Program studi bidang kesehatan sepereti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan
Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari
Malaysia. Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Program studi
Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang musik-musik di Sumatera. Fakultas
Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam
pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan.
III.2.2.3 Organisasi Universitas Sumetera Utara
a. Struktur
Struktur organisasi USU sebagai PT BHMN terdiri dari :
Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Unit Usaha Komersial, Senat
Akademik, Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor), Dewan Guru
Besar (DGB), Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal, dan Satuan Penjamin
Mutu (organisasi sentral);
Fakultas, Sekolah Pascasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat (unsur pelaksana akademik);
Biro Akademik, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan, Biro
Kemahasiswaaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan Biro
Pengembangan dan Pemeliharaan Aset (unsur pelaksana administratif);
Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan,
Unit Usaha NonKomersial, dan Unit Pengadaan (unsur penunjang).
b. Visi dan Misi
Visi
University for Industry
Misi
1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan
profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi
dan seni, serta berdaya saing tinggi.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional
dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.
3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmia, teknologi, seni, dan
rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing
masyarakat.
c. Tujuan
1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam
mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta modernisasi cara pembelajaran.
2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan
seni/budaya serta kemanusiaan.
3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem
penjamin mutu yang handal.
4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien, dan demokratis.
5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.
6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar
departemen/program studi.
7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melelui kerja sama/kemitraan dalam
usaha ventura.
8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan
ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-
lain.
9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada
pembelajaran sesuai kebutuhan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
III.2.3 Fakultas Kedokteran
III.2.3.1 Sejarah Fakultas Kedokteran
Maksud untuk mendirikan Perguruan Tinggi Kedokteran di Medan ini telah
menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat di Medan khususnya, di
Sumatera Utara umumnya, sebelum Proklamasi Kemerdekaan R.I, demikian Dr.
Achmad Sofian pernah menulis. Untuk itu Dr. Pirngadi, Dr. Tengku Mansoer, Dr. M.
Amir dan beberapa orang lainnya telah bekerja ke arah ini, tetapi maksud dan hasrat
itu tidak disetujui oleh Pemerintah Belanda pada saat itu, dianggap bahwa satu
Perguruan Tinggi Kedokteran yang telah didirikan oleh Pemerintah Belanda di Jakarta
telah cukup buat Indonesia.
Sewaktu Perang Dunia II berkecamuk di Eropah dan Pemerintah Belanda telah
mengungsi ke Inggeris, ada juga maksud Pemerintah Belanda untuk mengubah NIAS
(Nederlansch Indische Aartsen School) di Surabaya menjadi Perguruan Tinggi
Kedokteran yang kedua di Indonesia, namun maksud tersebut tidak dapat diwujudkan,
karena pada waktu itu Indonesia telah diduduki oleh Jepang. Di zaman pendudukan
Jepang beberapa orang terkemuka di kota Medan, seperti Dr. Pirngadi, Dr. Tengku
Mansoer dan lain-lain telah membuat rancangan Perguruan Tinggi Kedokteran sekali
lagi, namun maksud ini juga tidak dapat dilanjutkan.
Pada tahun 1946, masih dalam masa pergolakan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan, maksud ini muncul lagi ke permukaan. Ketika Mr. Teuku Mohd.
Hasan menjadi Gubernur Propinsi Sumatera telah pula diangkat Dr. Mohd. Jamil yang
berkedudukan di Bukit Tinggi sebagai ketua dari sebuah panitia yang ditugaskan
untuk mempelajari kemungkinan didirikannya sebuah perguruan tinggi di Sumatera.
Panitia ini antara lain ditugaskan untuk menentukan jenis serta tempat fakultas yang
akan didirikan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Panitia tersebut telah mengusulkan untuk mendirikan sebuah Fakultas
Kedokteran. Untuk menentukan tempat Fakultas Kedokteran yang akan didirikan,
dikirimlah Dr. Mohd. Jamil ke Pematang Siantar guna berembuk dengan beberapa
pemuka masyarakat dan dokter-dokter yang ada di daerah Sumatera Utara. Pada
waktu itu amat besar kemungkinan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Kedokteran di
Kota Medan, tetapi malang, hal ini tidak dapat dilaksanakan berhubung dengan
terjadinya clash pertama tahun 1947.
Setelah peralihan kedaulatan, kiranya hasrat untuk mendirikan Fakultas
Kedokteran di kalangan masyarakat di Sumatera Utara tidak pernah hilang. Pada awal
1950, Dr. T. Mansoer, wali Negara Sumatera Timur (Negara Bagian dalam RIS)
meminta kepada Inspektur Kesehatan Sumatera Timur untuk mulai melengkapii
Rumah Sakit Kota Medan dan kalau perlu menjadikan sebuah Rumah Sakit Umum,
guna mendukung rencana tersebut. Setelah itu dibentuklah panitia pembentukan
Fakultas Kedokteran.
Yayasan itu didirikan pada tanggal 4 Juni 1952 di hadapan Notaris Soetan Pane
Paroehoem di Medan diberi nama YAYASAN UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA, yang berkedudukan di Medan. Yayasan tersebut diurus oleh suatu Dewan
Pimpinan yang diketuai oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara. Telah diambil
keputusan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran dan yayasan telah mengutus Dr.
Ahmad Sofian ke Kementerian PP dan K untuk membicarakan segala sesuatunya
dengan Menteri pada waktu itu yaitu Prof. Bahder Djohan. Kementerian PP dan K
menaruh simpati yang sangat besar akan maksud yayasan dan minat Gubernur
Propinsi Sumatera Utara itu dan menjanjikan bantuan yang dapat dan mungkin
diberikan oleh Pemerintah. Pemerintah menganggap maksud yayasan itu sebagai
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
suatu eksperimen yang besar namun terlalu banyak kesulitan dan resikonya.
Sungguhpun demikian Pemerintah berjanji akan menyokong usaha tersebut.
Pada tanggal 30 Juni 1952 Dewan Pimpinan Yayasan USU telah mengangkat Dr.
Ahmad Sofian sebagai Presiden Kurator yang diberi tugas mempersiapkan pendirian
Fakultas Kedokteran. Juga telah diputuskan untuk membuka Fakultas Kedokteran
tersebut pada Hari Proklamasi 17 Agustus 1952.
Pada tgl. 1 September 1952, Fakultas Kedokteran USU dipimpin oleh Dr. A.
Sofian sebagai Dekan, Dr. Maas sebagai Wakil Dekan dan Dr. M. Ildrem. sebagai
sekretaris. Beberapa tahun berikutnya (1956) WHO memberikan bantuan alat-alat
Fisiologi dan berapa tenaga pengajar dari WHO untuk Fakultas Kedokteran USU.
III.2.3.2 Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Kedokteran USU
a. Visi
Mewujudkan Fakultas Kedokteran USU pada tahun 2010, sebagai lembaga
pendidikan kedokteran terdepan di Indonesia dalam bidang pendidikan dan pelayanan
ilmu serta informasi kesehatan primer dengan pendekatan keluarga terutama untuk
penyakit-penyakit tropis
b. Misi
Meningkatkan kualitas dosen dalam bidang pendidikan kesehatan keluarga dan
penyakit-penyakit tropis
Mengembangkan kurikulum pendidikan yang berbasis pada pendekatan sistem
kedokteran keluarga
Memusatkan pendalaman pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang
penyakit tropis
Meningkatkan kemampuan semua sumber daya sehingga mudah digunakan
sebagai pusat informasi kesehatan keluarga
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Membangun kerjasama dengan institusi lain dalam bidang penyakit tropis
c. Tujuan
Menghasilkan lulusan dokter yang mempunyai kompetensi sesuai standar
kompetensi dokter Indonesia yang menjunjung tinggi etika dan profesi kedokteran
Menjadikan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan berdasarkan
prinsip-prinsip kedokteran keluarga terutama penyakit tropis
Menghasilkan berbagai informasi ilmiah mengenai kesehatan khususnya
kesehatan keluarga terutama penyakit tropis yang dapat diakses oleh masyarakat
III.2.4 FISIP USU
III.2.4.1 Sejarah dan Perkembangan FISIP USU
Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) didirikan atas prakarsa beberapa
dosen dalam bidang ilmu sosial, administrasi dan manajemen yang berada di Fakultas
Ekonomi dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 1979. Proposal
pendiriannya disusun oleh Drs. M Adhan Nasution, Asma Afan, MPA, Dr.
Dr. A.P Parlindungan, SH, yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor USU,
kemudian memperjuangkan proposal tersebut sehingga didirikan FISIP sebagai
fakultas kesembilan di lingkungan USU.
Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan jurusan ilmu pengetahuan
masyarakat di FH USU dengan ketua jurusan Dr. M. Adhan Nasution yang diangkat
berdasarkan surat keputusan Rektor USU No. 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.
jurusan ini pertama kali menerima mahasiswa pada tahun ajaran 1980/1981 melalui
ujian SIPENMARU dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kuliah perdana
dimulai 18 Agustus 1980 di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Dr. A. Parlindungan, SH. Perkuliahan
selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut.
Walaupun jurusan ilmu pengetahuan masyarakat adalah salah satu jurusan di FH
USU, namun kegiatan perkuliahan dan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di
fakultas tersebut. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK
USU (sekarang fakultas sastra USU). Kemudian pada tanggal 7 April 1983
dipindahkan ke gedung Biro Rakyat (sekarang gedung peusat komputer).
Jurusan ilmu pengetahuan masyarakat yang merupakan ”embrio” FISIP USU
terus mengalami perkembangan. Dua tahun sejak peresmiannya yakni tanggal 7
september 1982, keluarlah surat keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1982 yang
sebagai fakultas kesembilan di USU. Dengan demikian jurusan ilmu pengetahuan
masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.
Kemudian pada tahun 1983, dengan SK menteri pendidikan dan kebudayaan RI
No. 77121/IC/83, diangkat Drs. M Adhan Nasution menjadi dekan pertama FISIP
USU periode 1983-1986. pembantu Dekan (Pudek I) adalah Dra. Arnita Zainuddin,
Pudek II Drs Haniful Chair, sementara Pudek III adalah Drs Arifin Siregar.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0535/0/83 tentang jenis dan jumlah pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera
Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Jurusan Ilmu Administrasi
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Dalam proses pengembangan FISIP, kelima jurusan tersebut tidak dibuka
sekaligus, tetapi secara bertahap. Hal ini disesuaikan dengan kebutukan masyarakat
dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang tersedia sesuai dengan disiplin ilmu
yang dikembangkan untuk menindaklanjuti SK Menteri No. 0535/0/83, maka dibuka
dua jurusan, yaitu:
1. Jurusan Ilmu Administrasi
2. Jurusan Ilmu Komunikasi
Pada tanggal 18 Agustus 1984, semua kegiatan perkuliahan dan administrasi
FISIP USU dipusatkan di gedung baru yang berada di jalan Dr. A Sofyan No. 1 pada
tahun 1984/1985, kedua jurusan (ilmu administrasi dan ilmu komunikasi)
menghasilkan sarjana S1 sebanyak 10 orang (7 sarjana ilmu administrasi dan 3 sarja
ilmu komunikasi). Pelantikannya dilakukan pada tanggal 8 Maret 1985 di Gedubg
Perkuliahan FISIP USU.
Dalam perkembangan selanjutnya dibuka jurusan kesejahteraan masyarakat sosial
yakni pada tahun 1985/1986. pada tahun yang sama jurusan antropologi sastra USU
dipindah ke FISIP USU sehingga semua dosen dan mahasiswa yang terdaftar
dijurusan tersebut menjadi bagian dari FISIP USU. Selanjutnya pada tahun akademik
1986/1987, dibukalah jurusan baru yaitu sosiologi.
Tahun 1985/1986, tenaga pengajar tetap FISIP USU masih berjumlah 20 orang
yang terdiri dari 10 staff pengajar tetap dan 10 orang lagi sebagai calon pegawai
negeri, selebihnya merupakan staff pengajar luar biasa yang direkrut dari berbagai
instansi pemerintah yang ada di propinsi Sumut, Kakanwil Departemen
Perindustrian, PWI Sumut, IKIP Medam dan staff pengajar yang berada di lingkungan
USU.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Setelah berakhirnya periode dekan yang pertama, Prof. M Adhan Nasution
kembali diangkat menjadi Dekan FISIP USU periode kedua berdasarkan SK
MENDIKBUD No. 79511/A2.1.2/1986 tanggal 23 Oktober 1986, dengan susunan
Pudek I Dra. Nurhaina Burhan, Pudek II Drs. Armyn Sipahutar dan Pudek III Dra.
Irmawati.
Periode berikutnya (1990-1993), diangkat Prof. Asma Affan, MPA sebagai Dekan
FISIP USU berdasarkan SK Mendikbud No. 20208/A.212/C/1990 tanggal 14 Maret
1990, dengan susunan Pudek I Rahim Siregar, Pudek II Dra. Arnita Z dan Pudek iii
Drs Siswo S.
Selanjutnya, berdasarkan SK Mendikbud No. 520931/AA2.12C/1993 tanggal 20
Agustus 1993 diangkatlah Drs. Amru Nasution sebagai Dekan FISIP USU periode
1993-1996. dengan susunan Pudek I Dra. Nurwida Nuru, Pudek II Dra. Irmawatu dan
Pudek III Drs. Sakhyan Asmara.
Pada tahun akademik 1995-1996, FISIP USU berkerjasama dengan Direktorat
Jendral Pajak membuka program Diploma 1 (D1) dan program Diploma III (DIII).
Namun setelah melahirkan alumni berjumlah 153 orang, program D1 Administrasi
Perpajakan tidak lagi menerima mahasiswa baru tahun ajaran 2000/2001.
Periode 1996-1999, Drs Amru Nasution diangkat kembali menjadi Dekan FISIP
USU berdasarkan SK Mendikbud No. 51141/A.2.1/KP/96 tanggal 23September 1996
dengan susunan Pudek I Dra. Burwida Nuru, pudek II Drs Sublihar, MA dan Pudek
III Drs. Sakhyan Asmara.
Sementara untuk periode1999-2003, jabatan Dekan Fisip USU dipegang oleh Drs.
Sublihar, MA yang diangkat berdasarkan SK Rektor No.1998/J05/SK/KP/1999
tanggal 9 Desember 1999. adapun susunan Pembantu Dekan ditetapkan dengan SK
Rektor No. 69/J05/SK/KP/2001 tanggal 2 Februari 2001 sebagai berikut: Pudek I
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Suwardi Lubis, Pudek II Drs Mukti Sitompul, Msi dan Pudek III Drs. R. Hamdani
Harahap, Msi. Pada tahun akademik 2001/2002 Fisip USU membuka program studi
ilmu politik berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima mahasiswa
yang berjumlah 60 orang.
Sejak mulai berdirinya hingga tanggak 27 April 2002, FISIP USU telah
menghasilkan 2996 orang sarjana dengan rincian: alumni jurusan administrasi 1265
orang. Jurusan ilmu komunikasi 593 orang. Jurusan Ilmu kesejahteraan social 449
orang. Jurusan sosiologi 317 orang dan ilmu antropologi 317 orang.
III.2.4.2 Visi, Misi, Tujuan, Fungsi dan Tugas FISIP USU
a. Visi
Visi yang diemban oleh FIFIP USU adalah menjadi pusat pendidikan dan rujukan
dalam bidang ilmu sosial dan politik di Asia Tenggara
b. Misi
Misi yang diemban oleh FIFIP USU adalah menghasilkan alumni-alumni yang
mampu bersaing dalam skala global, menjadi pusat riset dan studi-studi ilmu sosial
dan ilmu politik
c. Tujuan
1. Menciptakan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
akademika dan profesionalitas yang mampu menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi,
disertasi budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara, serta
sesama manusia sesuai dengan falsafah
2. Mengembangkan, menyebarkan ilmu pengetahuan dan mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
memperkaya khasanah kebudayaan nasional sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
d. Fungsi
1. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran
2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan,
khususnya bidang ilmu sosial
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif
e. Tugas
FISIP USU bertugas menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan
sebagaimana tersebut di atas, dengan berpedoman pada :
1. Tujuan pendidikan nasional
2. Kaedah, moral, dan etika ilmu pengetahuan
3. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemammpuan, dan
prakarsa kepribadian
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
III.3 Populasi dan Sampel
III.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,
benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995
:141).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas
ISIP USU program S-1 stambuk 2006-2007. Berdasarkan data yang diperoleh dari
BAA USU TA : 2006/2007, jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas
ISIP USU program S-1 angkatan 2006/2007 adalah 891.
Tabel 2
Fakultas Populasi
Kedokteran 442
ISIP 449
TOTAL 891
Sumber data : BAA USU TA : 2006/2007, 31 Juli 2007
III.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari polulasi yang akan diteliti dan yang dianggap
dapat menggambarkan populasinya. David Nachmias dan Vhava Nachmias
mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang dikarakteristiknya tidak
berbeda dengan karakteristik populasi (Bulaeng, 2004 : 156). Berdasarkan data yang
diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10%
dengan tingkat kepercayaaan 90%, yakni sebagai berikut :
N n = n(d)2 +1
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Keterangan : N : Populasi
n : Sampel
d : Presisi (digunakan 10% atau 0,1)
Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak :
n = 891
891 (0.1)2 + 1
= 891
8,91 +1
= 891
9,91
= 90 Orang
Jadi, sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah berjumlah 90 orang.
III.4 Teknik Penarikan Sampel
III.4.1 Sampel Stratifikasi Proposional
Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau ketegori yang
disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, dan sebagainya. Sampel
ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen
dikelompokkan ke dalam subpopulasi karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok
(strata) mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Dalam sampel strata
proposional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap
strata. Dalam penelitian ini populasi dikelompokkan berdasarkan fakultas yang ada di
Universitas Sumatera Utara.
Proposional sampling memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi
yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel dengan rumus :
n1xn N =
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
N
Keterangan : n1 : jumlah jiwa
n : jumlah sampel
N : populasi
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih di setiap
fakultas, yaitu :
Tabel 3
Fakultas Populasi
Penarikan
Sampel Sampel
Kedokteran 442
442 x 90
891 45
ISIP 449
449 x 90
891 45
TOTAL 90
III.4.2 Purposive Sampling
Teknik penarikan sampel ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar
kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Sedangkan
orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan
sampel. Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek, bukan
didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu (Kriyanto, 2006 :154). Kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah :
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU program reguler S-1
stambuk 2006-2007
2. Pernah menyaksikan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu;
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data
melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam
hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta
tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi kegiatan
survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melelui kuesioner.
III.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah di baca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 : 23). Data yang diperoleh
dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu :
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-
bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom-kolom
yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentasi untuk setiap kategori
(Singarimbun, 1995 :226).
b. Analisis Tabel Silang
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu
memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel
tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 273).
c. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis
yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan diantara kedua
variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus korelasi Spearman.
Rumus koefisien adalah :
6 -∑ d2
Rho = 1 - N (N2 – 1 ) Keterangan : Rs (Rho) : Koefisien korelasi rank order
Angka 1 : Angka satu; yaitu bilangan konstan
Angka 6 : Angka enam ; yaitu bilangan konstan
d : Perbedaan antara pasangan jenjang
∑ : Sigma atau jumlah
N : Jumlah individu atau sampel
(Kriyanto, 2006 : 174 )
Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai
koefisien korelasi skala Guilford sebagai berikut (Kriyanto, 2006 : 168 ).
Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,21-0,39 : Hubungan rendah tapi pasti
0,40-0,70 : Hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90 : hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat
diandalkan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara
variabel X dan Y, yaitu dengan rumus : Kp = (rs)2 x 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan
Pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan dalam
proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Awal
Pada tahap awal, peneliti meminta izin kepada bagian pendidikan Birek USU
untuk mengadakan kegiatan penelitian di lingkungan USU. Setelah memperoleh izin,
kemudian peneliti memperoleh data-data tentang responden, yaitu para mahasiswa
Fakultas Kedokteran dan Fakultas ISIP USU angkatan 2006.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuesioner kepada para responden
selama jangka waktu seminggu, yakni dimulai sejak tanggal 6 Februari s/d 13
Februari 2009. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 90 buah.
Kuesioner ini dibagikan kepada 45 orang mahasiswa Kedokteran USU angkatan 2006
dan 45 orang mahasiswa ISIP USU angkatan 2006.
Responden dipilih secara acak dalam penelitian ini. Pada saat pengisian kuesioner
peneliti membimbing para responden dalam pengisian data. Ini dilakukan agar para
responden dapat mengisi data-data yang ada di kuesioner dengan baik.
IV.2 Teknik Pengolahan Data
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari para responden, maka peneliti
melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi oleh para
responden. Adapun tahapan-tahapan pengolahan data yang telah diperoleh adalah
sebagai berikut:
a. Penomoran kuesioner, yaitu kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh para
responden dikumpulkan, lalu diberi nomor urut sebagai tanda pengenal (01-
90).
b. Editing, yaitu proses pengeditan jawaban para responden dengan tujuan untuk
memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya
kesilapan pengisisan data ke dalam kotak kode yang telah disediakan.
c. Coding, yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban dari para responden ke
kotak-kotak kode yang telah tersedia dalam kuesioner berupa bentuk angka
(skor).
d. Inventarisasi tabel, yaitu data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam
lembar Foltron Cobol (FC), sehingga memuat keseluruhan data dalam suatu
kesatuan.
e. Tabulasi data, proses pemasukan data dari Foltron Cobol (FC) ke dalam tabel.
Tabulasi ini terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data
dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan
selanjutnya dianalisa.
f. Pengujian hipotesis, yaitu dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik
yang telah ditentukan adalah korelasi tata jenjang Spearman.
IV.3 Analisi Tabel Tunggal
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4 sampai dengan tabel 26 mengemukakan data variabel penelitian dan
penganalisaannya dalam bentuk analisa tabel tunggal yang berasal dari data temuan
yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan di kuesioner. Data-data yang lebih
terperinci akan disajikan berikut ini:
IV.3.1 Identitas Responden
Tabel 4 sampai dengan tabel 6 memaparkan identitas responden yang meliputi :
jenis kelamin, usia dan fakultas responden.
1. Jenis Kelamin
Tabel 4
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Pria 36 40
2 Wanita 54 60
Total 90 100
Sumber: Kuesioner P.1/F.C.1
Tabel empat menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin pria sebanyak
36 orang (40%) dan yang berjenis kelamin wanita sebanyak 54 orang (60%). Data ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah wanita. Hal ini dapat terlihat dari
jumlah responden wanita adalah sebanyak 54 orang (60%).
2. Usia
Tabel 5
No Usia Frekuensi %
1 19-20 tahun 53 58,9
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2 21-22 tahun 37 41,1
Total 90 100
Sumber: P.2/F.C.2
Tabel lima di atas menunjukkan data tentang usia para responden. Jumlah
responden yang berusia 19-20 tahun adalah sebanyak 53 orang (58,9%) dan jumlah
responden yang berusia 21-22 tahun adalah sebanyak 37 orang (41,1%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam
penelitian ini adalah berusia 19-20 tahun. Hal ini terlihat dalam jumlah responden
yang berusia 19-20 tahun adalah sebanyak 53 orang (58,9%).
3. Fakultas Responden
Tabel 6
No Fakultas Frekuensi %
1 Kedokteran 45 50%
2 ISIP 45 50%
Total 90 100
Sumber: P.3/F.C.3
Tabel enam diatas menunjukkan data tentang fakultas para responden berasal.
Jumlah responden yang berasal dari Fakultas Kedokteran adalah 45 orang (50%) dan
responden yang berasal dari Fakultas ISIP adalah 45 orang (50%). Jumlah responden
berjumlah 90 orang, Fakultas Kedokteran berjumlah 45 orang dan Fakultas ISIP 45
orang. Jumlah responden ini didapatkan dari total sampel yang telah diproposionalkan
sesuai dengan jumlah populasi dari masing-masing fakultas.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
IV.3.2 Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV
4. Tema/materi acara yang disampaikan dalam tayangan acara talkow
“Kick Andy” di Metro TV
Tabel 7
No Penilaian Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak bagus 0 0%
2 Bagus 60 66,7%
3 Sangat bagus 30 33,3%
Total 90 100
Sumber: P.4/F.C.4
Tabel tujuh diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
tema/materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV. Tidak ada responden yang menilai tidak bagus terhadap materi acara, di lain
pihak jumlah responden yang menilai bagus adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan
jumlah responden ynag menilai sangat bagus adalah sebanyak 30 orang (33,3%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini
menilai bahwa tema/materi acara yang disampaikan dalam acara talkow “Kick Andy”
di Metro TV adalah bagus dengan persentase sebanyak 66,7%.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
5. Tingkat kesukaan responden terhadap materi yang disampaikan dalam
acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 8
No
Materi Acara
Tidak Suka Suka Sangat Suka Total
F % F % F % F %
1 Materi Ekonomi 22 24,4 65 72,2 3 3,3 90 100
2 Matei Pendidikan 4 4,4 60 66,7 26 28,9 90 100
3 Materi Budaya 4 4,4 55 61,1 31 34,4 90 100
4 Materi Sosial 2 2,2 51 56,7 37 41,1 90 100
5 Materi Politik 11 12,2 60 66,7 19 21,1 90 100
Sumber P.5/F.C.5-F.C.9
Tabel delapan diatas menunjukkan data tentang tingkat kesukaan para responden
terhadap materi acra yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick andy” di Metro
TV. Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi ekonomi adalah sebanyak 22
orang (24,4%), suka terhadap materi ekonomi adalah sebanyak 65 orang (72,2%), dan
yang sangat suka terhadap materi ekonomi adalah sebanyak 3 orang (3,3%).
Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi pendidikan adalah sebanyak 4
orang (4,4%), suka terhadap materi pendidikan adalah sebanyak 60 orang (66,7%),
dan yang sangat suka terhadap materi pendidikan adalah sebanyak 26 orang (28,9%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi budaya adalah sebanyak 4
orang (4,4%), suka terhadap materi budaya adalah sebanyak 55 orang (61,1%), dan
yang sangat suka terhadap materi budaya adalah sebanyak 31 orang (34,4%).
Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi sosial adalah sebanyak 2 orang
(2,2%), suka terhadap materi sosial adalah sebanyak 51 orang (56,7%), dan yang
sangat suka terhadap materi sosial adalah sebanyak 37 orang (41,1%).
Jumlah responden yang tidak suka terhadap materi politik adalah sebanyak 11
orang (12,2%), suka terhadap materi politik adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan
yang sangat suka terhadap materi politik adalah sebanyak 19 orang (21,1%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 65 orang (72,2%) menyukai materi ekonomi dalam acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV.
6. Tingkat kepuasan pembahasan materi dalam acara talkow “Kick Andy”
di Metro TV
Tabel 9
No
Kepuasan Pembahasan
Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak memuaskan 1 1,1%
2 Memuaskan 75 83,3%
3 Sangat memuaskan 14 15,6%
Total 90 100
Sumber: P.6/F.C.10
Tabel sembilan di atas menunjukkan data tentang tingkat kepuasan para responden
terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
responden yang menilai pembahasan materi acaranya tidak memuaskan adalah
sebanyak 1 orang (1,1%), jumlah responden ynag menilai pembahasan materi
acaranya memuaskan sebanyak 75 orang (83,3%), dan jumlah responden yang menilai
pembahasan materi acaranya sangat memuaskan adalah sebanyak 14 orang (15,6%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 75 orang (83,3%) menilai pembahasan materi acara talkshow “kick Andy”
di Metro TV sangat memuaskan.
7. Kesesuaian pemilihan jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV
Tabel 10
No Pemilihan Jam Tayang Frekuensi %
1 Tidak sesuai 25 27,8%
2 Sesuai 60 66,7%
3 Sangat sesuai 5 5,6%
Total 90 100
Sumber: P.7/F.C11
Tabel sepuluh di atas menunjukkan data tentang pendapat para responden
terhadap kesesuaian pemilihan jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
yaitu pada hari Jumat pada pukul 21.30-23.00 WIB dan hari Minggu siang pukul
13.30-15.00 WIB. Jumlah responden yang menilai pemilihan jam tayangnya tidak
sesuai adalah sebanyak 25 orang (27,8%), jumlah responden yang menilai sesuai
adalah sebanyak 60 orang (66,7%), dan jumlah responden ynag menilai sangat sesuai
adalah sebanyak 5 orang (5,6%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini
menilai bahwa pemilihan jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV yaitu
pada hari Jumat pada pukul 21.30-23.00 WIB dan hari Minggu siang pukul 13.30-
15.00 WIB adalah sesuai, yakni dengan jumlah responden sebanyak 60 orang
(66,7%).
8. Kesesuaian pemilihan hari penayangan acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV
Tabel 11
No Pemilihan Hari Penayangan Frekuensi %
1 Tidak sesuai 10 11,1%
2 Sesuai 72 80%
3 Sangat sesuai 8 8,9%
Total 90 100
Sumber: P.8/F.C12
Tabel sebelas di atas menunjukkan data tentang pendapat para responden terhadap
kesesuaian pemilihan hari penayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
yakni setiap hari Jumat malam dan ulangannya setiap Minggu Siang. Jumlah
responden yang menilai pemilihan hari penayangan tidak sesuai adalah sebanyak 10
orang (11,1%), jumlah responden yang menilai sesuai sebanyak 72 orang (80%), dan
jumlah responden ynag menilai sangat sesuai adalah sebanyak 8 orang (8,9%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 72 orang
(80%) menilai bahwa pemilihan hari penayangan acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV, yaitu setiap Jumat malam dan ulangannya setiap Minggu siang adalah
sesuai.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
9. Kesesuaian durasi jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 12
No Durasi Jam Tayang Frekuensi %
1 Tidak sesuai 8 8,9%
2 Sesuai 74 82,2%
3 Sangat sesuai 8 8,9%
Total 90 100
Sumber: P.9/F.C13
Tabel 12 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
kesesuaian durasi jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yaitu sekitar
satu setengah jam (90 menit). Jumlah responden yang menilai durasi jam tayang tidak
sesuai adalah sebanyak 8 orang (8,9%), jumlah responden yang menilai sesuai
sebanyak 74 orang (82,2%), dan jumlah responden yang menilai sangat sesuai adalah
sebanyak 8 orang (8,9%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas para responden dalam penelitian ini
menilai bahwa durasi jam tayang acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, yakni
sekitar satu setengah jam (90 menit) adalah sesuai, dengan jumlah responden
sebanyak 74 orang (82,2%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
10. Tingkat kejelasan materi dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV
Tabel 13
No Kejelasan Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak jelas 1 1,1%
2 Jelas 73 81,1%
3 Sangat jelas 16 17,8%
Total 90 100
Sumber: P.10/F.C14
Tabel 13 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
tingkat kejelasan materi yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV. Jumlah responden yang menilai tidak jelas adalah sebanyak 1 orang
(1,1%), jumlah responden yang menilai jelas adalah sebanyak 73 orang (81,1%), dan
jumlah responden yang menilai sangat jelas adalah sebanyak 16 orang (17,8%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni 73
orang (81,1%) memahami materi dengan jelas.
11. Aktualisasi materi acara talkshow “ Kick Andy” di Metro TV
Tabel 14
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
No Aktualisasi Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak aktual 0 0%
2 Aktual 73 81,1%
3 Sangat aktual 17 18,9%
Total 90 100
Sumber: P.11/F.C.15
Tabel 14 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
aktualisasi materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai tidak aktual terhadap materi acara, di
lain pihak jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan bersifat
aktual adalah sebanyak 73 orang (81,1%), dan jumlah responden yang menilai materi
acara yang disampaikan sangat aktual adalah sebanyak 17 orang (18,9%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 73 orang (81,1%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara
talkshow ‘Kick Andy” di Metro TV adalah bersifat aktual.
12. Daya tarik materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV
Tabel 15
No Daya Tarik Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak menarik perhatian 0 0%
2 Menarik perhatian 77 85,6%
3 Sangat menarik perhatian 13 14,4%
Total 90 100
Sumber:P.12/F.C16
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 15 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
daya tarik materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai materi acara tidak menarik perhatian,
di lain pihak jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan menarik
perhatian mereka adalah sebanyak 77 orang (85,6%), dan jumlah responden ynag
menilai materi acara yang disampaikan sangat menarik perhatian mereka adalah
sebanyak 13 orang (14,4%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni
sebanyak 77 orang (85,6%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV menarik perhatian mereka.
13. Daya tarik simpati dari materi acara yang disampaikan dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 16
No Daya Tarik simpati Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak menarik simpati 0 0%
2 Menarik simpati 73 81,1%
3 Sangat menarik simpati 17 18,9%
Total 90 100
Sumber: P.13/F.C17
Tabel 16 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap daya
tarik simpati dari materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai materi acaa tidak menarik
simpati, di lain pihak jumlah reponden yang menilai materi acara yang disampaikan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
menarik simpati sebanyak 73 orang (81,1%), dan jumlah responden yang menilai
materi acara yang disampaikan sangat menarik perhatian sebanyak 17 orang (18,9%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 73 orang (81,1%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menarik simpati para responden.
14. Daya tarik hiburan dari materi acara yang disampaikan dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 17
No Daya Tarik Hiburan Materi Acara Frekuensi %
1 Tidak menghibur 4 4,4%
2 Menghibur 75 83,3%
3 Sangat menghibur 11 12,2%
Total 90 100
Sumber: P.14/F.C18
Tabel 17 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap daya
tarik hiburan dari materi acara yang disampaikan dalam setiap acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV. Jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan
tidak menghibur adalah sebanyak 4 orang (4,4%), jumlah reponden yang menilai
materi acara yang disampaikan menghibur adalah sebanyak 75 orang (83,3%), dan
jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan sangat menghibur
adalah sebanyak 11 orang (12,2%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 75 orang (83,3%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV dapat menghibur para responden.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
15. Penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa acara talkshow “ Kick
Andy” di Metro TV
Tabel 18
No Penampilan Andy F. Noya Frekuensi %
1 Tidak menarik 8 8,9%
2 Menarik 70 77,8%
3 Sangat menarik 12 13,3%
Total 90 100
Sumber: P.15/F.C19
Tabel 18 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa acara “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah
responden yang menilai penampilannya tidak menarik adalah sebanyak 8 orang
(8,9%), jumlah responden yang menilai penampilannya menarik sebanyak 70 orang
(77,8%), dan jumlah responden yang menilai penampilannya sangat menarik adalah
sebanyak 12 orang (13,3%).
Jadi dapat disimpulkan, bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni
sebanyak 70 orang (77,8%) menilai penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa
acara adalah menarik.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
16. Penguasaan materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 19
No Penguasaan materi oleh Andy F. Noya Frekuensi %
1 Tidak menguasai 3 3,3%
2 Menguasai 64 71,1%
3 Sangat menguasai 23 25,6%
Total 90 100
Sumber: P.16/F.C.20
Tabel 19 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
kemampuan Andy F.Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
dalam menguasai materi acara. Tiga orang responden (3,3%) menilai bahwa Andy F.
Noya tidak menguasai materi acara, 64 orang responden (71,1%) menilai bahwa Andy
F. Noya menguasai materi acara, dan 23 orang (25,6%) responden menilai bahwa
Andy F. Noya sangat menguasai materi acara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini
berpendapat bahwa Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy”
menguasai materi acara, dengan jumlah responden sebanyak 64 orang (71,1%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
17. Cara penyampaian materi acara oleh Andy F. Noya dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 20
No Cara Penyampaian materi oleh Andy F. Noya Frekuensi %
1 Tidak menarik 5 5,6%
2 Menarik 66 73,3%
3 Sangat menarik 19 21,1%
Total 90 100
Sumber: P.17/F.C.21
Tabel 20 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap cara
penyampaian materi acara oleh Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick
Andy”. Jumlah responden yang menilai cara penyampaiannya tidak menarik adalah
sebanyak 5 orang (5,6%), jumlah responden yang menilai cara penyampaian menarik
sebanyak 66 orang (73,3%), dan jumlah responden yang menilai cara
penyampaiannya sangat menarik adalah sebanyak 19 orang (21,1%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 66 orang (73,3%) berpendapat cara penyampaian Andy F. Noya selaku
pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah menarik.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
18. Sikap Andy F. Noya ketika berbicara kepada narasumber
Tabel 21
No Sikap Andy F. Noya kapada Narasumber Frekuensi %
1 Tidak bersahabat 1 1,1%
2 Bersahabat 64 71,1%
3 Sangat bersahabat 25 27,8%
Total 90 100
Sumber: P.18/F.C.22
Tabel 21 di atas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
sikap Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” ketika berbicara
dengan narasumber. Jumlah responden yang menilai sikap Andy F. Noya tidak
bersahabat ketika berbicara dengan narasumber adalah sebanyak 1 orang (1,1%),
jumlah responden yang menilai sikap Andy F. Noya bersahabat ketika berbicara
dengan narasumber adalah sebanyak 64 orang (71,1%), dan jumlah responden yang
menilai sikap Andy F. Noya sangat bersahabat ketika berbicara dengan narasumber
adalah sebanyak 25 orang (27,8%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 64 orang (71,1%) menilai sikap Andy F. Noya bersahabat ketika berbicara
dengan narasumber dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
19. Penampilan narasumber dalam acara “Kick Andy” di Metro TV
Tabel 22
No Penampilan Narasumber Frekuensi %
1 Tidak menarik 5 5,6%
2 Menarik 77 85,6%
3 Sangat menarik 8 8,9%
Total 90 100
Sumber: P.19/F.C.23
Tabel 22 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap
penampilan narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV. Jumlah responden yang menilai penampilan mereka tidak menarik adalah
sebnayk 5 orang (5,6%), jumlah responden yang menilai penampilan mereka menarik
sebanyak 77 orang (85,6%), dan jumlah responden yang menilai penampilan mereka
sangat menarik adalah sebanyak 8 orang (8,9%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menilai
penampilan narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV adalah menarik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data jumlah responden yang
mengatakan penampilan mereka menarik adalah sebanyak 77 orang (85,6%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
20. Cara penyampaian informasi oleh narasumber dalam acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV
Tabel 23
No Cara Penyampaian Informasi oleh narasumber Frekuensi %
1 Tidak baik 0 0%
2 Baik 83 92,2%
3 Sangat baik 7 7,8%
Total 90 100
Sumber: P.20/F.C.24
Tabel 23 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden terhadap cara
penyampaian informasi oleh narasumber dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV. Tidak ada responden yang menilai tidak baik terhadap cara penyampaian
informasi oleh narasumber, di lain pihak jumlah responden yang menilai cara
penyampaiannya baik adalah sebanyak 83 orang (92,2%), dan jumlah responden yang
menilai cara penyampaiannya sangat baik adalah sebanyak 7 orang (7,8%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menilai
cara penyampaian informasi oleh narasumber adalah baik. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan data jumlah responden yang mengatakan cara penyampaiannya baik
adalah sebanyak 83 orang (92,2%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
IV.3.3 Wawasan Mahasiswa
21. Tingkat keseringan tujuan menonton responden terhadap acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV .
Tabel 24
No
Tujuan Menonton
Tidak
Pernah
Sering Sangat
Sering
Total
F % F % F % F %
1 Meningkatkan
Wawasan
2 2,2 57 63,3 31 34,4 90 100
2 Mencari Hiburan 8 8,9 65 72,2 17 18,9 90 100
3 Mengusir Rasa
Bosan
34 37,8 47 52,2 9 10 90 100
4 Mengisi Waktu
Luang
6 6,7 77 85,6 7 7,8 90 100
Sumber : P.21/F.C.25-28
Tabel 24 diatas menunjukkan data tentang tingkat keseringan tujuan menonton
responden terhadap acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Jumlah responden
yang tidak pernah menonton untuk meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 2
orang (2,2%), sering menonton untuk meningkatkan wawasannya sebanyak 57 orang
(63,3%), dan yang sangat sering menonton untuk meningkatkan wawasannya adalah
sebanyak 31 orang (34,4%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk menghibur dirinya adalah
sebanyak 8 orang (8,9%), sering menonton untuk menghibur dirinya sebanyak 65
orang (72,2%), dan yang sangat sering menonton untuk menhibur dirinya adalah
sebanyak 17 orang (18,9%).
Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk mengusir rasa bosan adalah
sebanyak 34 orang (37,8%), sering menonton untuk mengusir rasa bosan sebanyak 47
orang (52,2%), dan yang sangat sering menonton untuk mengusir rasa bosan adalah
sebanyak 9 orang (10%).
Jumlah responden yang tidak pernah menonton untuk mengisi waktu luang adalah
sebanyak 6 orang (6,7%), sering menonton untuk mengisi waktu luang sebanyak 77
orang (85,6%), dan yang sangat sering menonton untuk mengusir rasa bosan adalah
sebanyak 7 orang (7,8%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini, yakni
sebanyak 65 orang (72,2%) lebih sering menonton acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV dengan tujuan untuk mencari hiburan.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
22. Peningkatan wawasan setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV
Tabel 25
No Peningkatan Wawasan Setelah Menonton Frekuensi %
1 Tidak meningkat 0 0%
2 Meningkat 77 85,6%
3 Sangat meningkat 13 14,4%
Total 90 100
Sumber: P.22/F.C29
Tabel 25 diatas menunjukkan data tentang penilaian para responden atas
peningkatan wawasan mereka terhadap materi acara yang disampaikan dalam setiap
acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Tidak ada responden yang menilai
wawasannya tidak meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV, di lain pihak jumlah responden yang menilai materi acara yang disampaikan
meningkatkan wawasan mereka sebanyak 77 orang (85,6%), dan jumlah responden
yang menilai materi acara yang disampaikan sangat meningkatkan wawasan mereka
adalah sebanyak 13 orang (14,4%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakni
sebanyak 77 orang (85,6%) menilai materi acara yang disampaikan dalam setiap acara
talkshow “Kick Andy” di Metro tv dapat meningkatkan wawasan mereka.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
23. Peningkatan wawasan responden terhadap materi acara yang
ditampilkan dalam acara talkshow ‘Kick Andy” di Metro TV
Tabel 26
No
Materi Acara
Tidak Meningkatkan
Wawasan
Meningkatkan Wawasan
Sangat Meningkatkan
Wawasan
Total
F % F % F % F % 1 Pewaris Tahta yaitu
materi acara yang mambahas tentang keunikan para sultan di zaman modern dan mengenang kejayaan masa kerajaan serta eksistensinya di masa sekarang.
3 3,3 77 85,6 10 11,1 90 100
2 STOP AIDS yaitu materi acara yang membahas tentang pecandu narkoba yang telah sembuh dari ketergantungan dan kini aktif menjadi relawan.
2 2,2 61 67,8 27 30 90 100
3 Megawaty Berbicara yaitu materi acara yang membahas tentang Megawaty Soekarnoputri yang merupakan presiden kelima sekaligus presiden perempuan pertama di Republik Indonesia
27 30 55 61,1 8 8,9 90 100
4 Kasih Ibu yaitu materi acara yang membahas tentang kasih seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya yang memiliki keterbatasan fisik dan psikis.
3 3,3 73 81,1 14 15,6 90 100
5 Karikatur Politik yaitu materi acara yang membahas tentang karikatur orisinil karya anak bangsa yang memuat banyak sindiran, teguran, dan protes terhadap keadan melalui gambar yang
1 1,1 54 60 35 38,9 90 100
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
menggelitik 6 God Bless Return yaitu
materi acara yang membahas tentang perjalanan God Bless dan obsesi mereka untuk mengeluarkan album di tahun 2009
24 26,7 61 67,8 5 5,6 90 100
7 Ketika Maut Menjemput yaitu materi acara yang membahas tentang kisah-kisah manusia dalam menghadapi kematian
2 2,2 59 65,6 29 32,2 90 100
Sumber : P.23/f.C.30-F.C.36
Tabel 26 di atas menunjukkan data tentang peningkatan wawasan responden
terhadap materi acara yang ditampilkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV. Jumlah responden yang mengatakan materi acara Pewaris Tahta tidak
meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 3 orang (3,3%), meningkatkan
wawasannya sebanyak 77 orang (85,6%), dan sangat meningkatkan wawasannya
sebanyak 10 orang (11,1%).
Jumlah responden yang mengatakan materi acara STOP AIDS tidak
meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 2 orang (2,2%), meningkatkan
wawasannya sebanyak 61 orang (67,8%), dan sangat meningkatkan wawasannya
sebanyak 27 orang (30%).
Jumlah responden yang mengatakan materi acara Megawaty Berbicara tidak
meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 27 orang (30%), meningkatkan
wawasannya sebanyak 55 orang (61,1%), dan sangat meningkatkan wawasannya
sebanyak 8 orang (8,9%).
Jumlah responden yang mengatakan materi acara Kasih Ibu tidak meningkatkan
wawasannya adalah sebanyak 3 orang (3,3%), meningkatkan wawasannya sebanyak 7
orang (81,1%), dan sangat meningkatkan wawasannya sebanyak 14 orang (15,6%).
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah responden yang mengatakan materi acara Karikatur Politik tidak
meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 1 orang (1,1%), meningkatkan
wawasannya sebanyak 54 orang (60%), dan sangat meningkatkan wawasannya
sebanyak 35 orang (38,9%).
Jumlah responden yang mengatakan materi acara God Bless Return tidak
meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 24 orang (26,7%), meningkatkan
wawasannya sebanyak 61 orang (67,8%), dan sangat meningkatkan wawasannya
sebanyak 5 orang (5,6%).
Jumlah responden yang mengatakan materi acara Ketika Maut Menjemput tidak
meningkatkan wawasannya adalah sebanyak 2 orang (2,2%), meningkatkan
wawasannya sebanyak 59 orang (65,6%), dan sangat meningkatkan wawasannya
sebanyak 29 orang (32,2%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 77 orang
(85,6%) memilih materi acara Pewaris Tahta dalam acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV sebagai materi acara yang meningkatkan wawasan responden.
IV.4 Analisis Tabel Silang
Tabel 27 sampai dengan tabel 29 mengemukakan data variabel penelitian dan
penganalisaannya dalam bentuk analisa tabel silang yang berasal dari data temuan
yang diperoleh berdasarkan daftar pertanyaan di kuesioner. Data-data yang lebih
terperinci akan disajikan berikut ini:
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
24. Hubungan antara tingkat kepuasan responden terhadap materi acara
yang disampaikan dalam acara talkshow “ Kick Andy” di Metro TV
terhadap peningkatan wawasan mahasiswa USU
Tabel 27
No
Pembahasan Materi Acara
Meningkat Sangat Meningkat Total
F % F % F %
1 Tidak Memuaskan 1 1,1 0 0 1 1,1
2 Memuaskan 66 73,3 9 10 75 83,3
3 Sangat Memuaskan 10 11,1 4 4,4 14 15,6
Total 77 85,6 13 14,4 90 100
Sumber: P.6 dan P.22/F.C.10 dan F.C.29
Pada tabel 27 diatas memperlihatkan hubungan antara tingkat kepuasan responden
terhadap pembahasan materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan responden. Satu orang responden
(1,1%) merasa tidak puas terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV dan ia mengatakan bahwa wawasannya meningkat setelah menonton
acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Kemudian dari 75 orang responden
(83,3%) yang merasa puas terhadap pembahasan materi acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV, terdapat 66 orang responden (73,3%) yang mengatakan wawasannya
meningkat dan 9 orang responden (10%) mengatakan wawasannya sangat meningkat.
Dan dari 14 orang responden (15,6%) yang merasa sangat puas terhadap pembahasan
materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, ada 10 orang responden (11,1%)
yang mengatakan wawasannya meningkat, dan ada 4 orang responden (4,4%) yang
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
mengatakan wawasannya sangat meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV.
25. Hubungan antara tingkat kejelasan terhadap materi acara yang
disampaikan dalam acara talkshow “Kick andy” di Metro TV terhadap
peningkatan wawasan mahasiswa USU
Tabel 28
No
Kejelasan Materi
Acara
Meningkat Sangat Meningkat Total
F % F % F %
1 Tidak Jelas 1 1,1 0 0 1 1,1
2 Jelas 63 70 10 11,1 73 81,1
3 Sangat Jelas 13 14,4 3 3,3 16 17,8
Total 77 85,6 13 14,4 90 100
Sumber : P.10 dan P.22/F.C.14 dan F.C.29
Pada tabel 28 di atas memperlihatkan hubungan antara tingkat kejelasan materi
acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap
peningkatan wawasan responden. Satu orang responden (1,1%) mengatakan tidak
jelas tentang materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan ia mengatakan
bahwa wawasannya meningkat setelah menonton acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV. Kemudian dari 73 orang jumlah responden (81,1%) yang memahami
dengan jelas materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV, ada 63 orang
responden (70%) yang mengatakan wawasannya meningkat dan 10 orang responden
(11,1%) yang mengatakan wawasannya sangat meningkat. Dari 16 orang jumlah
responden (17,8%) yang memahami dengan sangat jelas materi acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV, ada 13 orang responden (14,4%) yang mengatakan wawasannya
meningkat dan 3 orang responden (3,3%) mengatakan wawasannya sangat meningkat.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
26. Hubungan antara tingkat aktualisasi materi acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV terhadap peningkatan wawasan mahasiswa USU
Tabel 29
No
Aktualisasi Materi Acara
Meningkat Sangat
Meningkat
Total
F % F % F %
1 Aktual 63 70 10 11,1 73 81,1
2 Sangat aktual 14 15,6 3 3,3 17 18,9
Total 77 85,6 13 14,4 90 100
Sumber : P.11 dan P.22/F.C.15 dan F.C. 29
Tabel 29 di atas memperlihatkan hubungan antara tingkat aktualisasi materi acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap peningkatan wawasan responden. Dari
73 orang responden (81,1%) yang merasa bahwa acara talkshow “Kick Andy” aktual,
ada 63 orang responden (70%) yang mengatakan wawasannya meningkat dan 10
orang responden (11,1%) mengatakan wawasannya sangat meningkat. Kemudian dari
17 orang responden (18,9%) yang merasa acara talkshow “Kick Andy” sangat aktual,
ada 14 orang responden (15,6%) yang menagtakan wawasannya meningkat dan 3
orang responden (3,3%) mengatakan wawasannya sanagt meningkat setelah
menonton acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
IV.5 Pengujian Hipotesis
Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan
melakukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima
atau ditolak. Hipotesis ini meliputi variabel bebas (X) yaitu Acara Talkshow “Kick
Andy” di Metro TV dan variabel terikat (Y) yaitu Wawasan Mahasiswa USU.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat
hubungan antara variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan rumus koefisien
relasi oleh Spearman, yaitu:
6 -∑ d2
Rho = 1 - N (N2 – 1 )
Pengujian hipotesis korelasi Spearman ini menggunakan peranti lunak SPSS Versi
15.0. Hasil uji korelasi bivariat Spearman diperoleh sebesar :
Tabel 30
Hasil Uji Korelasi antara Acara Talkshow Kick Andy dan Wawasan Mahasiswa USU
Correlations
Acara Talkshow
Kick Andy
Wawasan Mahasiswa
USU Acara Talkshow Kick Andy
Pearson Correlation 1 .490(**)
Sig. (2-tailed) .000 N 90 90
Wawasan Mahasiswa USU
Pearson Correlation .490(**) 1
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sig. (2-tailed) .000 N 90 90
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 28 di atas, maka diketahui besar
korelasi Spearman (rho) adalah 0,490. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,490
menunjukkan hubungan cukup berarti. Untuk melihat besarnya kekuatan pengaruh
(Kp) yang ditimbulkan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan
mahasiswa USU, maka digunakan rumus :
Kp = (rs)2 x 100%
Kp = (0,490)2 x 100%
Kp = 0,240 x 100%
Kp = 24%
Maka dapat disimpulkan, bahwa kekuatan dari acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV adalah 24% dalam mempengaruhi wawasan mahasiswa USU. Hal tersebut
bermakna bahwa hanya 24% wawasan mahasiswa USU dipengaruhi oleh acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV. Selebihnya, yaitu 76% wawasan mahasiswa
USU dipengaruhi oleh faktor lain.
IV.6 Pembahasan
Setelah peneliti menganalisis setiap data dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi Spearman. Hipotesis yang
diajukan diharapkan dapat menunjukkan apakah terdapat pengaruh acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
korelasi Spearman antara dua variabel, yaitu acara talkshow “Kick Andy” di Metro
TV (X) dan wawasan mahasiswa USU (Y), maka diperolehlah rs sebesar 0,490.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sesuai dengan kaidah Spearman, apabila rs>0 maka hipotesis diterima, yakni terdapat
hubungan antara pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadap
wawasan mahasiswa USU. Hasil tersebut sekaligus juga menolak H0 yang
menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV terhadap wawasan mahasiswa USU.
Skala Guilford dapat digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan
antara kedua variabel dalam penelitian ini. Dari hasil penghitungan, nilai rs adalah
0,490. Maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara
kedua variabel dalam penelitian ini, yaitu acara talkshow “Kick andy” di Metro TV
dan wawasan mahasiswa USU.
Tahap selanjutnya adalah mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh
variabel X dan variabel Y, yaitu dengan menggunakn rumus :
Kp = (rs)2 x 100%
Kp = (0,490)2 x 100%
Kp = 0,240 x 100%
Kp = 24%
Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel
Y dalam penelitian ini adalah sebesar 24%. Sedangkan 76% bersumber dari faktor
lain.
Hasil dan pengujian hipotesis merupakan tahap akhir dari keseluruhan analisis
data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan memberikan
kesimpulan dan saran atas penelitian ini, yaitu dalam bagian penutup pada BAB V.
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Para responden memiliki respon yang positif terhadap acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV, hal ini dapat dilihat dari :
Penilaian para responden terhadap materi yang ditayangkan dalam acara
talkshow “Kick Andy” di metro TV adalah bagus
Aktualisasi materi acara dalam tayangan talkshow “Kick Andy” di Metro TV
bersifat aktual
Tingkat kepuasan para responden terhadap pembahasan materi dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah memuaskan
Penilaian para responden terhadap tingkat kejelasan materi dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV adalah jelas
Para responden berpendapat bahwa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV
memiliki daya tarik materi acara, daya tarik simpati dan daya tarik hiburan
Para responden berpendapat bahwa setelah menonton program acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV maka wawasan mereka semakin meningkat
2. Materi acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV bersifat unik, menarik, tidak
bersifat monoton dan terpusat terhadap satu permasalahan saja.
3. Acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV menghadirkan beberapa tokoh penting
yang akan menjadi narasumber pada saat acara berlangsung.
4. Acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV merupakan salah satu program acara
talkshow televisi di Indonesia yang bermutu dalam meningkatkan wawasan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
pemirsanya, khususnya mahasiswa USU yang merupakan responden dalam
penelitian ini.
V.2 Saran
1. Diharapkan kepada Metro TV sebagai stasiun televisi swasta yang menayangkan
program acara talkshow “Kick Andy”, agar semakin kreatif dan menarik dalam
memilih materi acara yang akan ditayangkan dan diharapakan juga dalam
menghadirkan tokoh yang akan dijadikan narasumber haruslah dapat menguasai
materi acaranya, sehingga para pemirsa yang menyaksikannya akan merasa puas
dan jelas terhadap pesan yang diterimanya
2. Diharapkan kepada Andy F. Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy”
di Metro TV harus lebih baik lagi meningkatkan penampilannya dalam menguasai
dan menyajikan materi acara yang akan disampaikan, sehingga pemirsa merasa
puas ketika menyaksikan acara tersebut.
3. Diharapkan kepada para responden untuk lebih selektif lagi dalam memilih
program acara yang akan ditontonnya di televisi
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro dan Lukti Komala. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Arifin, Anwar. 2003. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Bertens, K. 2005. Metode belajar untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Bulaeng, Andi.2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta :
Andi.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format Kuantitatif dan Kualitiatif.
Surabaya : Airlangga University Press.
Darwanto. 2005. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.
Kuswandi, Wawan.1996. Komunikasi Masa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta:
Rineka Cipta
Mulyana. Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT: Remaja
Rosda Karya.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Nurrudin. 2004.Komunikasi Massa. Malang : Cespur.
Rahmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Rosdakarya.
Singarimbun. Masri dan Sofyan Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta :
LP3ES.
Wahyudi, J.B. 1996. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Bandung : Alumni
Bandung
Sumber internet :
www.ceritalily.blogspot.com
www.kickandy.com
www.kompas.com
www.metrotvnews.com
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
KUESIONER Acara Talkshow “Kick Andy” dan Wawasan Mahasiswa
(Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV terhadapWawasan Mahasiswa USU)
Petunjuk Pengisian
1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian.
2. Baca dan jawablah semua pertanyaan secara teliti dan jujur. Kerahasiaan jawaban
dijaga.
3. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang Anda anggap benar.
4. Kotak kode di sebelah kanan pertanyaan mohon jangan diisi.
5. Terima kasih atas partisipasinya.
1. Karakteristik Responden
No Responden :
1. Jenis Kelamin
1. Pria
2. Wanita
2. Usia
1. 19 – 20 tahun
2. 21 – 22 tahun
3. Fakultas
1. Kedokteran
2. ISIP
2. Acara Talkshow Kick Andy di Metro TV
a. Tema/materi acara
4. Menurut penilaian Anda, bagaimanakah materi acara yang disampaikan dalam
tayangan acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1. Tidak bagus
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2. Bagus
3. Sangat bagus
5. Menurut Anda, materi/tema acara apa yang paling Anda minati dalam
program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
NO
Materi
Tidak
Suka
Suka
Sangat
Suka
1 Materi ekonomi
2 Materi Pendidikan
3 Materi Budaya
4 Materi Sosial
5 Materi Politik
6. Menurut penilaian Anda, bagaimanakah pembahasan materi acara yang
disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di metro TV?
1. Tidak memuaskan
2. Memuaskan
3. Sangat memuaskan
b. Waktu penayangan
7. Menurut Anda, apakah jam tayang program acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV yakni pada pukul 21.30 s/d 23.00 WIB sudah sesuai?
1. Tidak sesuai
2. Sesuai
3. Sangat sesuai
8. Menurut Anda, apakah hari penayangan program acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV, yakni pada hari Jumat malam dan siaran ulangnya pada
hari Minggu siang sudah sesuai?
1 Tidak sesuai
2 Sesuai
3 Sangat sesuai
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
9. Menurut Anda, apakah durasi jam tayang program acara talkshow “Kick
Andy” di Metro TV yakni sekitar satu setengah jan (90 menit) sudah sesuai?
1 Tidak sesuai
2 Sesuai
3 Sangat sesuai
c. Kejelasan materi acara
10. Bagaimana pendapat Anda terhadap kejelasan materi acara yang disampaikan
dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1. Tidak jelas
2. Jelas
3. Sangat jelas
11. Bagaimana pendapat Anda terhadap aktualisasi materi acara yang disampaikan
dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1. Tidak aktual
2. Aktual
3. Sangat aktual
12. Apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV dapat menarik perhatian Anda?
1. Tidak menarik perhatian
2. Menarik perhatian
3. Sangat menarik perhatian
13. Apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV dapat menarik simpati Anda?
1. Tidak menarik simpati
2. Menarik simpati
3. Sangat menarik simpati
14. Apakah materi acara yang disampaikan dalam acara talkshow “Kick Andy” di
Metro TV dapat menghibur Anda?
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
1. Tidak menghibur
2. Menghibur
3. Sangat menghibur
d. Penampilan pembawa acara dan narasumber
15. Menurut Anda, bagaimanakah penampilan Andy F. Noya sebagai pembawa
acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1. Tidak menarik
2. Menarik
3. Sangat menarik
16. Menurut Anda, bagaimanakah penguasaan materi acara dari Andy F. Noya
sebagai pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1. Tidak menguasai
2. Menguasai
3. Sangat menguasai
17. Menurut Anda, bagaimanakah cara penyampaian materi acara oleh Andy F.
Noya selaku pembawa acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1 Tidak menarik
2 Menarik
3 Sangat menarik
18. Menurut Anda, bagaimanakah sikap Andy F. Noya selaku pembawa acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV ketika berbicara kepada narasumber?
1. Tidak bersahabat
2. Bersahabat
3. Sangat bersahabat
19. Menurut Anda, bagaimanakah penampilan para narasumber yang dihadirkan
dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1 Tidak menarik
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2 Menarik
3 Sangat menarik
20. Menurut Anda, bagaimanakah cara penyampaian informasi oleh para
narasumber yang dihadirkan dalam acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV?
1 Tidak baik
2 Baik
3 Sangat baik
3. Wawasan Mahasiswa
21. Berikut ini adalah beberapa tujuan Anda dalam menonton acara talkshow
“Kick Andy” di Metro TV, tujuan mana yang menjadi pilihan Anda
NO
Tujuan Menonton
Tidak
Pernah
Sering
Sangat
Sering
1 Meningkatkan Wawasan
2 Mencari Hiburan
3 Mengusir Rasa Bosan
4 Mengisi Waktu Luang
22. Apakah dengan menonton program acara talkshow “Kick Andy” di Metro TV,
maka wawasan Anda terhadap materi acaraq yang disampaikan semakin
meningkat?
1. Tidak meningkat
2. Meningkat
3. Sangat meningkat
23. Berikut ini adalah materi acara yang pernah disampaikan dalam acara
talkshow “Kick Andy” di Metro TV, materi acara apa yang menjadi pilihan
Anda dalam meningkatkan wawasan setelah menontonnya?
NO
Materi Acara
Tidak Meningkatkan Wawasan
Meningkatkan Wawasan
Sangat Meningkatkan Wawasan
1
Pewaris Tahta yaitu materi acara yang mambahas tentang keunikan
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
para sultan di zaman modern dan mengenang kejayaan masa kerajaan serta eksistensinya di masa sekarang.
2
AIDS yaitu materi acara yang membahas tentang pecandu narkoba yang telah sembuh dari ketergantungan dan kini aktif menjadi relawan.
3
Megawaty Berbicara yaitu materi acara yang membahas tentang Megawaty Soekarnoputri yang merupakan presiden kelima sekaligus presiden perempuan pertama di Republik Indonesia.
4
Kasih Ibu yaitu materi acara yang membahas tentang kasih seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya yang memiliki keterbatasan fisik dan psikis.
5
Karikatur Politik yaitu materi acara yang membahas tentang karikatur orisinil karya anak bangsa yang memuat banyak sindiran, teguran, dan protes terhadap keadan melalui gambar yang menggelitik.
6
God Bless Return yaitu materi acara yang membahas tentang perjalanan God Bless dan obsesi mereka untuk mengeluarkan album di tahun
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
2009. 7
Ketika Maut Menjemput yaitu materi acara yang membahas tentang kisah-kisah manusia dalam menghadapi kematian.
Raw Data Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV dan Wawasan Mahasiswa USU
No X Y
1 43 24 2 48 24 3 45 26 4 42 26 5 44 23 6 43 24 7 43 23 8 53 32 9 50 32
10 43 24 11 42 24 12 39 25 13 42 24 14 44 24 15 47 25 16 44 24 17 43 24 18 43 26 19 50 25 20 49 25 21 43 23 22 45 22 23 46 25 24 42 22 25 38 25 26 44 27 27 46 23 28 45 23 29 37 23 30 42 22 31 37 29 32 40 21 33 38 23 34 45 35 35 45 24 36 44 24 37 41 24 38 45 28 39 42 24 40 47 27
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
41 43 26 42 44 27 43 44 25 44 49 27 45 54 27 46 59 29 47 44 24 48 46 24 49 43 22 50 46 23 51 45 26 52 43 25 53 45 27 54 46 23 55 44 25 56 44 25 57 46 23 58 41 24 59 45 22 60 44 25 61 45 23 62 40 22 63 40 24 64 41 23 65 48 22 66 55 35 67 42 24 68 41 21 69 48 25 70 47 26 71 47 28 72 42 23 73 48 26 74 50 25 75 43 24 76 42 26 77 44 24 78 47 28 79 46 24 80 45 22 81 48 27 82 42 30 83 53 30 84 43 22 85 44 25 86 47 27 87 41 25 88 45 26 89 44 23 90 43 26
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Tabel Foltron Cobolt
No
Karakteristik
Acara Talkshow “Kick Andy” di Metro TV Wawasan Mahasiswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 5 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 7 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 8 1 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 9 1 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 10 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 11 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 13 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 14 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 15 2 1 1 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 16 1 1 1 2 2 3 3 3 2 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 17 2 1 1 2 1 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 18 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 19 1 2 1 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 22 2 1 1 3 1 2 1 3 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 23 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 24 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 25 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 26 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2 3
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
27 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 2 1 1 3 1 2 1 3 2 3 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 29 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 30 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 32 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 3 2 1 3 2 1 33 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 34 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 35 2 2 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 2 1 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 39 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 40 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 41 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 42 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 1 2 43 1 1 1 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 3 44 1 1 1 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 45 1 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 3 2 3 2 2 3 2 3 46 2 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 47 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 2 49 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 50 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 51 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 52 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 53 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 3 54 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 55 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
56 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 57 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 58 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 59 2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 60 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 61 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 62 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 3 63 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 64 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 65 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 66 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 67 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 68 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 69 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 70 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 71 1 1 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 72 1 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 73 1 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 74 1 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 75 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 76 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 77 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 78 2 2 2 3 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 79 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 80 2 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 81 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 82 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 83 1 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 3 84 1 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
85 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 1 3 86 2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 87 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 88 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 89 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 90 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009
BIODATA PENULIS
Nama : Sri Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 7 April 1987
Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara
Nama Orang Tua
1. Ayah : Mahruzar, SE
2. Ibu : Susilawaty
Riwayat pendidikan
1993-1998 : SD Al-azhar Medan
1998-2001 : SLTP Al-azhar Medan
2001-2004 : SMA Negeri 2 Medan
2005-2009 : Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Unuversitas Sumatera Utara
Sri Wulandari : Acara Talkshow “Kick Andy ” Dan Wawasan Mahasiswa USU, 2009. USU Repository © 2009