26

adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

  • Upload
    vuque

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran
Page 2: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

2

adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar peserta didik..

Kegagalan dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif di kelas bukan tidak mungkin

akan mengakibatkan kondisi kelas tidak optimal karena guru kurang mampu memilih dan

menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran menyenangkan

(Materi Diklat PLPG, UNIMA 2011).

Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini berkembang dengan pesat baik

materi maupun kegunaannya, karena itu dalam mengajarkan materi Fisika guru dituntut

untuk menggunakan model yang bervariasi sehingga kompetensi dasar peserta didik dapat

dicapai secara maksimal. Model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan metode

ceramah umumnya digunakan guru dalam pembelajaran Fisika dengan tujuan agar materi

pelajaran yang diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Namun

kenyataannya pemahaman peserta didik dalam pelajaran Fisika belum menunjukkan hasil

yang signifikan karena pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Guru kesulitan bahkan

tidak dapat mengetahui efektivitas pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan apa yang

masih menjadi masalah bagi peserta didik.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan pembelajaran sebagaimana dengan sejumlah sekolah lainnya yang

masih juga terdapat permasalahan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Hal ini

ditunjukkan dengan sering terdapat situasi belajar yang kurang menyenangkan karena

kurangnya inovasi guru dalam mencoba model-model pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Biasanya dalam belajar kelompok, guru

memberikan tugas, peserta didik mengerjakan tanpa melibatkan teman yang lain, dan di

akhir pembelajaran wakil dari tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Yang

berhasil hanya beberapa peserta didik saja, yaitu mereka yang aktif. Masalahnya, peserta

didik yang pasif dalam kelompok tidak mengerti apa yang dikerjakan dan tidak berhasil

dalam pembelajaran.

Dalam laporan ini, peneliti membatasi permasalahan pada penerapan model

pembelajaran oleh guru yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah : Apakah

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar

Fisika untuk pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan pada peserta didik kelas X Sekolah

Menengah Atas ?

Page 3: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

3

Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk (i) menerapkan

model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Fisika (ii) meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran Fisika tentang gerak lurus beraturan.

Manfaat dari penelitian ini adalah membantu guru untuk mengetahui model

pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan ilmiah, mengatasi permasalahan

yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran serta memotivasi guru lain untuk melakukan

kegiatan sejenis demi peningkatan kemampuan profesionalnya. Membuat peserta didik lebih

memahami konsep yang benar tentang materi yang diajarkan dan diharapkan memperoleh

hasil yang lebih baik. Menjadi bahan informasi bagi pihak sekolah dalam peningkatan

kualitas pembelajaran, dan bermanfaat bagi para peneliti sebagai acuan untuk penelitian

lain yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika.

DASAR TEORI

Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Model pembelajaran ini merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan dikembangkan oleh Robert Slavin. Dalam metode ini peserta didik

ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai enam orang merupakan

campuran menurut tingkat prestasi, ,jenis kelamin, dan suku. Guru memantau dan

mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan peserta didik memerlukan

bantuan. Peserta didik yang pandai menjelaskan kepada anggota kelompok lain sampai

mengerti sehingga ketuntasan materi dapat terwujud. (Slavin. 1995).

Langkah-langkah:

1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).

2. Guru menyajikan pelajaran secara singkat

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok,

anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota

dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru mengamati peserta didik yang sedang mengerjakan tugas sambil mengelilingi

tiap kelompok dan melihat adanya kemungkinan peserta didik memerlukan bantuan.

5. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu.

6. Guru memberi evaluasi/penilaian.

7. Penutup.

Page 4: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

4

Kelebihan:

1. Seluruh peserta didik menjadi lebih siap.

2. Melatih kerjasama dengan baik.

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai

dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu

dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan,

pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam

penyajian materi pelajaran. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran

kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah,

mereview konsep atau menjawab pertanyaan.

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang

diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.

Peserta didik diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang

sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

Kuis dikerjakan peserta didik secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan

apa saja yang telah diperoleh peserta didik selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis

digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai

perkembangan kelompok. Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau

penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada

rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.

Hasil Belajar

Kemampuan intelektual peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam

memperoleh hasil. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu

dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh peserta didik

pembelajaran berlangsung. Hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah

dilakukan.

Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak pada

pengertian belajar itu sendiri. Karena itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang

berbeda-beda sesuai pandangan yang mereka anut. Winkel (1996 : 162), misalnya

mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Gagne

(1977:3). mendefinisikan bahwa belajar adalah menentukan semua keterampilan

,pengetahuan sikap dan nilai yang diperoleh individu (peserta didik). Dalam belajar di

hasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan ,seperti pengetahuan sikap

Page 5: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

5

,keterampilan ,kemampuan ,informasi ,dan nilai ,berbagai macam tingkah laku yang

berlainan inilah yang disebut sebagai hasil belajar .

Berkaitan dengan konteks pembelajaran, hasil belajar peserta didik diperoleh dari

hasil evaluasi / tes yang dilakukan setiap akhir kegiatan pembelajaran tiap pertemuan.

Misalnya, untuk pertemuan 1 peserta didik harus mampu menjelaskan pengertian gerak,

pengertian jarak dan perpindahan, dan pengertian waktu. Apa yang dihasilkan oleh peserta

didik baik atau kurang disebut hasil belajar.

Gerak Lurus

Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap acuan.

Misalnya penumpang yang berada didalam kereta yang sedang bergerak meninggalkan

stasiun. Jika stasiun ditentukan sebagai acuan, maka penumpang dan kereta bergerak

terhadap stasiun. Jika kereta ditentukan sebagai acuan, maka dapat dikatakan penumpang

diam (tidak bergerak) terhadap kereta. Lintasan adalah titik-titik berurutan yang dilalui oleh

suatu benda yang bergerak. Benda dikatakan bergerak lurus jika kedudukannya berubah

terhadap acuan dan dalam lintasan yang lurus.

Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu terhadap suatu titik acuan

tertentu. Kedudukan suatu benda dapat dinyatakan terhadap sutu titik sembarang yang

disebut titik acuan. Kedudukan dikanan titik acuan bertanda positif (+) dan kedudukan

disebelah kiri titik acuan bertanda negatif (-). Jadi kedudukan suatu benda ditentukan oleh

besar dan arah, sehingga kedudukan termasuk besaran vektor.

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Gambar 1. Kedudukan benda pada suatu garis lurus

Jarak adalah panjang sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu

tertentu. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dalam waktu tertentu.

Perpindahan hanya bergantung pada kedudukan awal dan akhir, serta tidak bergantung

pada lintasan yang ditempuh benda.

Contoh: Doni Bergerak dari A ke B kemudian bergerak ke C (lihat gambar)

Jarak yang di tempuh Doni : A– B – C

Perpindahan Doni : A- C

A C B

Page 6: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

6

Kelajuan adalah perbandingan jarak dengan waktu tempuh dan besarnya tidak

bergantung pada arah. Alat untuk mengukur kelajuan adalah Speedometer.

Kecepatan adalah Perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya.

Kecepatan dapat bernilai positif atau negatif, dan termasuk besaran vektor.

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus Beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan yang lurus

dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya arah dan besarnya tetap. Hubungan antara

perpindahan (s), kecepatan (v) dan waktu (t) pada gerak lurus beraturan adalah:

Kecepatan (v) =

a. Grafik hubungan antara perpindahan dan waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)

s

t

b. Grafik hubungan antara kecepatan dan waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB)

v

t

Kerangka Berpikir

Model kelompok (diskusi) adalah model pembelajaran dengan pembicaraan yang bersifat

edukatif, reflektif dan terstruktur dengan dan bersama peserta didik yang laiin. (Kindvatter, Wilen,

Islher, 1990:278) Intinya adalah pembicaraan, saling tukar gagasan dan ide dengan yang lain.

Diskusi dengan teman lain tentang konsep yang dipelajari membuat mereka tertantang mengerti

lebih dalam .

Page 7: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

7

Namun yang dipraktikan dalam belajar kelompok adalah guru memberikan beberapa tugas

yang sama di tiap kelompok, dan peserta didik mengerjakan tanpa melibatkan teman lain. Padahal

yang diharapkan dalam belajar seperti ini adalah peserta didik dipacu untuk terlibat aktif dalam

diskusi. Mereka dibiasakan mengekspresikan apa yang dipikirkan. Karena itu untuk peserta didik

yang pasif tidak dapat mengembangkan pengetahuannya dan hasil belajarnya kurang dalam

pembelajaran. Pertanyaan sekarang bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik yang pasif

dalam model pembelajaran kelompok? Jawabannya adalah menggunakan model kooperatif tipe

STAD. Dengan model ini peserta didik ditempatkan dalam tim belajar yang tugasnya menguasai

materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.

Peserta didik diberi lembar kegiatan (tugas) yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang

sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Uraian tersebut

digambarkan pada bagan berikut ini.

Gambar 2. Bagan kerangka berpikir

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, dengan model proses. Peneliti yang juga sebagai guru mengamati ketrampilan

kooperatif yang dimiliki peserta didik serta perkembangan hasil belajar yang dicapai.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substansif atau usaha yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha

seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam proses perbaikan dan

perubahan (Rochiati Wiriaatmaja, 2005). Secara umum menurut Sukardi (2003), Supardi

(2008),Kasihani (1998) tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu meningkatkan dan memperbaiki

praktek pembelajaran di sekolah, membantu guru mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan

di dalam dan di luar kelas serta meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Penelitian ini dilakukan di kelas X Sekolah Menengah Atas. Pokok bahasan yang dibahas

adalah Gerak Lurus Beraturan. Kegiatan penelitian berlangsung pada semester Ganjil tahun

Guru

Ketrampilan Kooperatif

Peserta Didik dilatih

STAD

Hasil Belajar

Peserta didik

baik

Ketrampilan Kooperatif Peserta Didik Baik

Page 8: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

8

pelajaran 2011/2012. Kelas ini memiliki jumlah peserta didik sebanyak 30 orang (13 putra dan 16

putri) dengan karakteristik peserta didik baik dari kemampuan akademis maupun keadaan sosial

ekonominya sama seperti kelas yang lain.

Penelitian ini dilakukan dalam tiga pertemuan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan yang meliputi, menentukan kelas yang digunakan subjek penelitian, menyiapkan

rencana pembelajaran yang diperlukan, menentukan fokus observasi dan berbagai aspek yang

diamati, menentukan jenis data, menentukan alat bantu observasi, dan cara pelaksanaan

observasi, menerapkan cara pelaksanaan dan pelaku refleksi, menetapkan kriteria keberhasilan.

2. Tindakan, yang meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

3. Observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang meliputi ketrampilan

diskusi peserta didik serta hasil evaluasi/ tes.

4. Refleksi yang meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana

perbaikan pada pertemuan berikutnya.

Data dikumpulkan melalui pengamatan dan hasil evaluasi/tes, dimulai dari awal penelitian

sampai dengan pertemuan akhir . Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan

ketrampilan kooperatif yang mereka miliki, sedangkan evaluasi/tes dilakukan untuk mengukur

peningkatan hasil belajar peserta didik.

Data yang terkumpul pada setiap pertemuan (3 pertemuan) dikaji, dianalisis, dan disajikan

dalam bentuk tabel. Kemudian melakukan refleksi, dimana dari hasil analisis data dan refleksi peneliti

mengkaji kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran kemudian dideskripsikan

sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada pembelajaran siklus selanjutnya.

Keputusan diambil berdasarkan kajian dan analisis data dengan indikator kerja/kriteria yang

digunakan :

1. Untuk memutuskan tingkat ketrampilan kooperatif peserta didik, peserta didik yang memiliki

skor ≥18,00 setiap diskusinya dianggap baik. Skor ini diperoleh dari penilaian ketrampilan

kooperatif yang terdiri dari lima aspek yaitu (i) menghargai kontribusi (ii) mengambil giliran

dan berbagi tugas (iii) bertanya (iv) mengerjakan dengan aktif (v) memeriksa ketepatan,

masing – masing diberi skor 5 . Dan jika 85 % peserta didik memiliki skor ≥18,00 maka secara

klasikal peserta didik dalam kelas memiliki ketrampilan kooperatif yang baik.

2. Hasil evaluasi/tes, menggunakan standar ketuntasan yang diterapkan oleh sekolah yaitu 75

untuk mata pelajaran Fisika dan jika 85% peserta didik telah mencapai nilai ≥75 maka secara

klasikal kelas itu telah tuntas belajar.

Page 9: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

9

Jika berbagai aspek yang diobservasi sudah memenuhi indikator seperti yang dikemukakan di

atas maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi pada pertemuan berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian terdiri dari tiga pertemuan atau tatap muka, yang diukur adalah

peningkatan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar peserta didik pada tiap pertemuan. Ketrampilan

kooperatif yang diukur menyangkut lima aspek dalam kerjasama tim/kelompok, yaitu (i) menghargai

kontribusi, (ii) mengambil giliran dan berbagi tugas, (iii) bertanya, (iv) mengerjakan dengan aktif, dan

(v) memeriksa ketepatan. Peserta didik dikatakan memiliki ketrampilan kooperatif baik jika mendapat

skor ≥ 18,00 yaitu jumlah nilai dari masing-masing aspek. Sedangkan hasil belajar adalah hasil

evaluasi/tes berupa kuis pada setiap akhir pertemuan. Secara lengkap hasil dan peningkatan

ketrampilan kooperatif dan hasil belajar ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Hasil observasi ketrampilan kooperatif tiap pertemuan. Prosentase kenaikan hasil observasi

ketrampilan kooperatif ditampilkan.

Pertemuan

Peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik (skor ≥ 18,00 )

Prosentase kenaikan

Jumlah

Prosentase

1

9

27%

0%

2

17

56%

29%

3

27

90%

34%

Pada Tabel 1, untuk pertemuan 1 hanya 9 peserta didik atau 27 % yang memiliki

ketrampilan kooperatif baik. Hal ini disebabkan peserta didik (i) kurang yakin dengan

usulan/masukan temannya (aspek 1), (ii) belum berani berinisiatif untuk memulai mengerjakan tugas

dan yang lain hanya mencatat hasil dari teman (aspek 2), (iii) yang aktif bertanya terbatas pada

mereka yang pandai (aspek 3), (iv) yang pandai mengerjakan tugas sendiri dan tidak membantu

temannya (aspek 4), (v) tidak sabar dan kurang teliti memeriksa kembali tugas yang dikerjakan

misalnya menyangkut perhitungan dan penulisan satuan(aspek 5). Jadi pada pertemuan ini,

ketrampilan kooperatifnya belum muncul, hanya peserta didik yang pandai aktif bertanya dan

mengerjakan tugas, padahal mereka diberi tugas oleh guru untuk membimbing temannya yaitu

menjadi tutor sebaya, namun tidak demikian. Kenyataan ini tidak sesuai dengan yang diharapkan

dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil ini, guru

Page 10: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

10

melakukan tindakan refleksi lewat analisis hasil observasi ketrampilan kooperatif yang direkam

selama pembelajaran, mengevaluasi berbagai temuan, dan menyusun rencana untuk pertemuan

berikut.

Untuk pertemuan 2, setiap aspek yang dinilai terjadi peningkatan walaupun belum maksimal.

Peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik menjadi 17 orang atau 56%. Jadi ada

peningkatan/kenaikan 29% dibandingkan pertemuan 1. Ini berarti penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berdampak positif pada setiap peserta didik dalam hal kerjasama mengerjakan

setiap tugas (belajar) pada kelompoknya. Hasil pada pertemuan 2, dipakai sebagai bahan evaluasi

untuk melanjutkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru memotivasi peserta didik untuk

lebih aktif dalam kelompok, misalnya mereka dianjurkan lebih fokus memperhatikan setiap

penjelasan yang disampaikan guru maupun temannya yang sudah bisa dalam kelompok.

Untuk pertemuan 3, setiap aspek yang diukur terjadi peningkatan yang signifikan ini terbukti

dengan bertambahnya jumlah peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik, yaitu menjadi

27 orang atau 90%, sehingga terjadi peningkatan/kenaikan 34% dibandingkan pertemuan 2. Hal ini

menunjukkan bahwa hampir semua peserta didik telah memiliki ketrampilan kooperatif baik, dalam

hal menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, aktif bertanya, mengerjakan tugas

dengan aktif. Artinya peserta didik dalam setiap kelompok merasa punya tanggung jawab yang

sama, dan ikut terlibat membantu dan memotivasi teman untuk mengerjakan setiap tugas yang

diberikan guru. Pada pertemuan ini, STAD sangat berpengaruh bagi peningkatan ketrampilan

kooperatif peserta didik dalam hal bekerjasama dalam kelompok belajar.

Yang menarik dari hasil observasi ini adalah data yang diperoleh pada aspek 5 yaitu tentang

memeriksa ketepatan. Peserta didik cepat merasa puas dengan hasil pekerjaannya dan lupa

memeriksa kembali dengan teliti sehingga terjadi beberapa kekeliruan dalam hal menghitung dan

mengkonversi satuan yang ada, misalnya dari satuan km/jam ke m/s. Dari data yang ada untuk

pertemuan 1, hanya 2 peserta didik memiliki ketrampilan kooperatif/kerjasama yang baik pada aspek

ini. Untuk pertemuan 2 hanya 4 peserta didik, dan untuk pertemuan 3, hanya 11 peserta didik atau

36,67% memiliki ketrampilan kooperatif/kerjasama yang baik. Jadi dari lima aspek yang diukur, aspek

5 yaitu memeriksa ketepatan yang kurang dimiliki peserta didik dalam bekerjasama. Artinya saling

mengingatkan dalam bekerjasama antara anggota kelompok ketika mengerjakan tugas kurang

diperhatikan, padahal aspek ini penting bagi mereka dalam pelajaran Fisika.

Proses peningkatan ketrampilan kooperatif / kerjasama peserta didik pada setiap ke lompok

belajar terjadi pada pertemuan 2 dan pertemuan 3. Untuk pertemuan 2, jumlah skor ≥ 18,00 yang

diperoleh setiap peserta didik pada lima aspek adalah 17 orang atau 56%, dan untuk pertemuan 3,

jumlah skor ≥ 18,00 yang diperoleh peserta didik pada lima aspek adalah 27 orang atau 89,8%. Hasil

ini menunjukkan bahwa penerapan model STAD sangat membantu peserta didik dalam hal

Page 11: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

11

bekerjasama untuk memahami dan mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Guru juga

berhasil meningkatkan aktivitas belajar peserta didik lewat penjelasan perintah dengan baik,

merewiev konsep, dan menjawab pertanyaan serta mengantisipasi berbagai kekurangan pada

pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dengan meningkatnya ketrampilan kooperatif/kerjasama peserta

didik, hasil belajar yang dicapai juga mengalami kenaikan yang signifikan.

Pada setiap akhir pembelajaran di tiap pertemuan, guru memberikan kuis yang dikerjakan

peserta didik secara mandiri untuk mengukur hasil belajar yang dicapai dan perkembangan mereka

selama belajar dalam kelompok,. Hasil kuis juga digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan

disumbangkan pada nilai perkembangan kelompok. Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata

perkembangan individu tertinggi akan mendapat sertifikat atau penghargaan dari kelompok yang lain.

Peningkatan hasil belajar peserta didik yang dicapai pada tiap pertemuan ditunjukkan pada tabel

berikut.

Tabel 2. Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik tiap pertemuan. Prosentase kenaikan tiap

pertemuan ditampilkan

Pertemuan

Nilai hasil belajar peserta didik

Prosentase kenaikan

Rata-rata

Prosentase

1

5,8

58%

0%

2

7,8

78%

20%

3

9,7

97%

19%

Pada Tabel 2, rata-rata nilai yang dihasilkan peserta didik mengalami peningkatan pada tiap

pertemuan. Untuk pertemuan 1, nilai rata-rata yang dicapai hanya 5,8 atau 58%. Karena nilai ≥ 75

hanya diraih oleh peserta didik yang pandai yaitu 9 orang atau 27% dengan nilai tertinggi 10,0 dan

nilai terendah 2,0. Dalam pertemuan ini belum nampak pengaruh model STAD untuk meningkatkan

hasil belajar peserta didik, karena kerjasama dalam belajar kelompok belum efektif. Peningkatan hasil

belajar mulai nampak pada pertemuan 2 dan 3, untuk pertemuan 2 nilai rata-rata peserta didik naik

menjadi 7,8 atau 78% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 2,5. Untuk pertemuan 3 meningkat

sampai 9,7 atau 97% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 7,5. Hasil tes ini sebagai bukti

bahwa penerapan model STAD menampakkan hasil yang signifikan (berdampak) bagi peserta didik

terhadap pemahaman materi gerak lurus beraturan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya keterkaitan antara ketrampilan kooperatif

dengan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Makin baik ketrampilan kooperatif yang dimiliki

Page 12: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

12

peserta didik, makin baik hasil belajar yang dicapai. Jadi model STAD yang digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan. Karena aspek yang diobservasi dan hasil

evaluasi/tes telah memenuhi indikator keberhasilan, maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan

pada pertemuan berikutnya.

Kesimpulan

Model kooperatif tipe STAD dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sebagai sarana bagi

peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar. Dengan model STAD

ketrampilan kooperatif peserta didik mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan hasil

belajar.

Model kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika untuk materi

pelajaran yang lain, dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk menyukai mata pelajaran

Fisika.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Kristen 2 Binsus Tomohon

karena telah mengijinkan untuk melakukan penelitian. Juga kepada Buddy Mende, S.Pd, Jafet

Darungo sebagai observer, Jhonli Runtuh sebagai kameramen dan semua pihak yang membantu

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. McGraw Hill

Companies. New York.

Burden, P. & Byrd, D. 1999. Methods for Effective Teaching. Boston : Allyn and Bacon.

Hamza, B.U, 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan

Efektif, Penerbit Bumi Aksara.

Ibrahim, M, Fida R. Nur.M dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif.

Unesa Press. Surabaya.

Lie, Anita. 2002, Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang – ruang kelas. Grasindo Gramedia. Jakarta.

Tim pelatih PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Proyek PGSM Depdikbud

Jakarta.

Page 13: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

13

Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Allyn and Bacon

Publisher, Massachusetts.

Suharsimi Arikunto, Suharjono, dan Supardi, 2006, Penlitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, PT. Bumi Aksara.

Jakarta.

Suparno. P. 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Penerbit Kanisius.

Jakarta

Suparno. P. 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika, Konstruktivistik dan Menyenangkan, Penerbit

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Model-Model

Pembelajaran, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado.

Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Penelitian Tindakan

Kelas, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado.

Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Profesionalisme

Guru, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado

Page 14: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

14

Page 15: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

Nama Sekolah : SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : X / 1

Tahun Pelajaran : 2011 / 2012

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Hari/tanggal : Selasa,4 Oktober 2011

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik

Kompetensi Dasar

1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap

Indikator

Menjelaskan pengertian Gerak

Menjelaskan pengertian jarak dan perpindahan

Menjelaskan pengertian waktu

Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif

Peserta didik dapat membedakan beda diam dengan benda bergerak

Peserta didik dapat membedakan gerak lambat dengan gerak cepat

Peserta didik dapat menyebutkan satuan panjang

Peserta didik dapat menuliskan posisi dalam koordinat

Peserta didik dapat membedakan jarak dan perpindahan

Peserta didik dapat mengkonversi satuan waktu

Materi Pokok

- Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah dan Tanya Jawab

Model Pembelajaran

STAD ( Student Team Ahcivment Devision)

Langkah-langkah Kegiatan

Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu

Kegiatan awal

Guru memberikan motivasi kepada pesertra didik.

Peserta didik diberikan beberapa gambar tentang

benda yang bergerak ( Melalui LCD proyektor) ,dan

memilih mana gambar yang menyatakan GLB.

10’

Page 16: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

Guru berjalan sambil mengecek jawaban peserta

didik, jika ada yang masih keliru menentukan benda

yang ber GLB ,guru menanyakan alasan mengapa

memilih gambar itu dan guru memberi pengarahan

kepada peserta didik

Guru Membentuk kelompok yang anggotanya 6

orang secara heterogen (campuran menurut prestasi,

jenis kelamin) prestasi yang diambil menurut hasil pre

tes

Kegiatan inti Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui

tayangan LCD proyektor.

Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk

membahas apa yang dimaksud dengan gerak ,jarak

,perpindahan dan waktu.

Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya

diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik

yang mengalami kesulitan guru melayani langsung

dalam kelompok . Sebaliknya guru member

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat

menyelesaikan tugasnya.

Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai

membahas dalam kelompok guru memberikan kuis

pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak

boleh saling membantu.

70

Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10

Total 90

Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),

lingkungan sekitar, dll

Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor

Penilaian

Individu

Intrumen Penilaian

1. Benda dikatakan bergerak lambat bila waktu yang diperlukasn untuk berubah kedudukan adalah….

2. Benda bergerak dari titik A ke titik B kemudian ke titik C.

C A B

tentukan jarak dan perpindahan !

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

3. Rani berjalan dari Aula asrama kea rah utara sejauh 40 m, kemudian belok kearah barat sejauh 30 m.

Tentukan jarak dan perpindahan dari Rani!

Page 17: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2

Nama Sekolah : SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : X / 1

Tahun Pelajaran : 2011 / 2012

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Hari/tanggal : Selasa,11 Oktober 2011

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik

Kompetensi Dasar

1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap

Indikator

Menjelaskan pengertian kecepatan

Menggambar grafik

Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kecepatan

Peserta didik dapat menghitung kecepatan

Peserta didik dapat mengkonfersi km/jam menjadi m/s

Peserta didik dapat menggambarkan grafik s-t

Peserta didik dapat menentukan kecepatan berdasarkan data pada grafik

Materi Pokok

- Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah dan Tanya Jawab

Model Pembelajaran

STAD ( Student Team Ahcivment Devision)

Langkah-langkah Kegiatan

Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu

Kegiatan awal

Guru membuka pertemuan dengan doa

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru memberi motivasi dengan pertanyaan pernahkah

kalian mendengar mobil itu lari kencang atau dengan

kecepatan tinggi mis. 100 km/jam

Apakah arti dari 100 km/jam?

10’

Kegiatan inti Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui

tayangan LCD proyektor.

Page 18: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk

membahas apa yang dimaksud dengan kecepatan dan

membahas grafik (gradien)

Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya

diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik

yang mengalami kesulitan guru melayani langsung

dalam kelompok . Sebaliknya guru member

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat

menyelesaikan tugasnya.

Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai

membahas dalam kelompok guru memberikan kuis

pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak

boleh saling membantu.

70

Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10

Total 90

Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),

lingkungan sekitar, dll

Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor

Penilaian

Individu

Intrumen Penilaian

1. Perbandingan perpindahan dan waktu adalah ….

2. 36 km/jam = . . . m/s

108 km/jam = . . . m/s

3. Dari grafik berikut ini mana yang memiliki kecepatan paling besar ( A, B, atau C)?

s

A B

C

t

Page 19: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3

Nama Sekolah : SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : X / 1

Tahun Pelajaran : 2011 / 2012

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Hari/tanggal : Selasa,18 Oktober 2011

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik

Kompetensi Dasar

1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap

Indikator

Menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan

Menentukan V,S dan t dalam GLB

Melukiskan Grafik s-t dan v-t

Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian GLB

Peserta didik dapat memberikan contoh- contoh gerak lurus beraturan

Peserta didik dapat menghitung V,S dan t

Peserta didik dapat melukiskan grafik V – t bila grafik s-t sudah diketahui

Materi Pokok

- Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah dan Tanya Jawab

Model Pembelajaran

STAD ( Student Team Ahcivment Devision)

Langkah-langkah Kegiatan

Langkah Kegiatan Kegiatan Waktu

Kegiatan awal

Guru membuka pertemuan dengan doa

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru memberi motivasi dengan pertanyaan pernahkah

kalian melihat seorang atlit atletik pelari 100 m ?

Pernahkah kalian naikmobil lalu melintasi jalan tol?

10’

Kegiatan inti Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui

tayangan LCD proyektor.

Page 20: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk

membahas apa yang dimaksud dengan GLB dan

bagaimana bentuk s-t dan v-t Grafik dari GLB

Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya

diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik

yang mengalami kesulitan guru melayani langsung

dalam kelompok . Sebaliknya guru member

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat

menyelesaikan tugasnya.

Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai

membahas dalam kelompok guru memberikan kuis

pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak

boleh saling membantu.

70

Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10

Total 90

Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),

lingkungan sekitar, dll

Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor

Penilaian

Individu

Intrumen Penilaian

1. Benda dikatakan ber GLB bila lintasan . . . dan kecepatan . . .

2. Benda bergerak dengan data sebagai berikut :

Jarak (s) 0 5 10 15 20

Waktu (t) 0 1 2 3 4

a. Tentukan kecepatan benda

b. Gambarkan grafik s – t

c. Gambarkan grafik v - t

Page 21: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

1 A-1 4 3 4 4 3 18

2 A-2 3 3 2 2 2 12

3 A-3 3 3 3 3 2 14

4 A-4 3 2 2 3 2 12

5 A-5 3 3 2 2 2 12

6 A-6 3 2 2 1 2 10

7 B-1 4 4 4 4 3 19

8 B-2 3 2 2 2 2 11

9 B-3 3 3 2 3 2 13

10 B-4 4 4 3 4 3 18

11 B-5 3 3 4 3 3 16

12 B-6 3 3 3 2 2 13

13 C-1 4 4 3 4 4 19

14 C-2 3 3 3 3 2 14

15 C-3 3 4 4 4 3 18

16 C-4 4 3 3 3 3 16

17 C-5 2 2 3 2 1 10

18 C-6 3 3 3 3 2 14

19 D-1 4 4 3 5 4 20

20 D-2 3 3 1 3 2 12

21 D-3 3 2 2 4 2 13

22 D-4 4 3 4 4 3 18

23 D-5 3 2 2 2 1 10

24 D-6 4 2 2 2 2 12

25 E-1 3 2 2 2 1 10

26 E-2 3 3 2 2 2 12

27 E-3 4 4 4 3 3 18

28 E-4 3 3 3 3 3 15

29 E-5 4 4 3 4 3 18

30 E-6 3 2 3 2 2 12

No Kel JumlahMenghargai

kontribusi

Mengambil

giliran dan

berbagi tugas

BertanyaMengerjakan

dengan aktif

Memeriksa

ketepatan

E

Ketrampilan

B

C

D

HASIL OBSERVASI

KETRAMPILAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pertemuan 1

Nama

Siswa

A

Page 22: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

1 A-1 4 4 4 4 3 19

2 A-2 3 3 2 3 2 13

3 A-3 4 4 3 4 3 18

4 A-4 3 2 2 1 2 10

5 A-5 4 4 4 4 2 18

6 A-6 2 2 3 3 2 12

7 B-1 4 4 5 4 3 20

8 B-2 4 4 3 4 3 18

9 B-3 4 3 2 2 2 13

10 B-4 4 4 4 4 3 19

11 B-5 3 4 4 4 3 18

12 B-6 3 4 3 3 2 15

13 C-1 4 4 3 4 4 19

14 C-2 3 3 2 3 2 13

15 C-3 4 4 3 4 3 18

16 C-4 4 4 3 3 4 18

17 C-5 3 3 2 1 2 11

18 C-6 4 3 4 4 3 18

19 D-1 4 4 4 5 4 21

20 D-2 4 4 4 4 2 18

21 D-3 3 3 3 2 2 13

22 D-4 4 4 4 3 3 18

23 D-5 4 3 3 2 2 14

24 D-6 3 3 2 2 2 12

25 E-1 2 2 2 3 2 11

26 E-2 3 3 2 2 3 13

27 E-3 4 4 3 4 3 18

28 E-4 3 4 4 4 3 18

29 E-5 4 4 3 4 4 19

30 E-6 3 3 3 2 2 13

HASIL OBSERVASI

KETRAMPILAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pertemuan 2

C

B

A

No KelNama

Siswa

Ketrampilan

Menghargai

kontribusi

Mengambil

giliran dan

berbagi tugas

BertanyaMengerjakan

dengan aktif

Memeriksa

ketepatan

Jumlah

E

D

Page 23: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

1 A-1 4 4 4 4 4 20

2 A-2 4 4 3 4 3 18

3 A-3 4 4 3 4 3 18

4 A-4 4 3 3 2 2 14

5 A-5 4 4 3 4 3 18

6 A-6 4 3 4 4 3 18

7 B-1 4 4 5 4 4 21

8 B-2 4 4 3 4 3 18

9 B-3 4 4 3 4 3 18

10 B-4 4 4 4 4 4 20

11 B-5 3 4 4 4 3 18

12 B-6 4 4 4 4 2 18

13 C-1 4 4 4 4 4 20

14 C-2 4 4 3 4 3 18

15 C-3 4 4 3 4 3 18

16 C-4 4 4 4 4 4 20

17 C-5 4 3 3 4 4 18

18 C-6 4 4 3 4 3 18

19 D-1 4 5 4 5 4 22

20 D-2 4 4 4 4 4 20

21 D-3 4 2 1 2 1 10

22 D-4 4 4 4 4 3 19

23 D-5 4 4 4 4 2 18

24 D-6 4 4 3 4 4 19

25 E-1 4 3 4 3 2 16

26 E-2 4 4 2 4 4 18

27 E-3 4 4 4 4 3 19

28 E-4 4 3 4 4 3 18

29 E-5 4 4 4 4 4 20

30 E-6 4 4 3 4 3 18

No KelNama

Siswa

Ketrampilan

JumlahMenghargai

kontribusi

Mengambil

giliran dan

berbagi tugas

BertanyaMengerjakan

dengan aktif

Memeriksa

ketepatan

D

E

C

A

B

HASIL OBSERVASI KETRAMPILAN KOOPERATIF

PERTEMUAN Ke 3

Page 24: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

Kuis Pertemuan 1

1. Benda dikatakan bergerak lambat bila waktu yang diperlukasn untuk berubah kedudukan adalah….

2. Benda bergerak dari titik A ke titik B kemudian ke titik C.

C A B

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

3. Rani berjalan dari Aula asrama kea rah utara sejauh 40 m, kemudian belok kearah barat sejauh 30 m. Tentukan jarak dan perpindahan dari Rani!

Kuis Pertemuan 2

1. Perbandingan perpindahan dan waktu adalah ….

2. 36 km/jam = . . . m/s

108 km/jam = . . . m/s

3. Dari grafik berikut ini mana yang memiliki kecepatan paling besar ( A, B, atau C)?

s

A B

C

t

Kuis Pertemuan 3

1. Benda dikatakan ber GLB bila lintasan . . . dan kecepatan . . .

2. Benda bergerak dengan data sebagai berikut :

Jarak (s) 0 5 10 15 20

Waktu (t) 0 1 2 3 4

a. Tentukan kecepatan benda

b. Gambarkan grafik s – t

c. Gambarkan grafik v - t

Page 25: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran
Page 26: adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/615/2/T1_192010702_Full... · 2 adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran

Nilai Hasil Belajar Tiap Pertemuan

No

Nama Siswa

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Nilai

%

Nilai

%

Nilai

%

1 A-1 4,0 40 6,5 65 10,0 100 26 A-2 6,0 60 7,5 75 10,0 100 7 A-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100

27 A-4 2,0 20 2,5 25 8,0 80 13 A-5 6,0 60 7,5 75 9,5 95 21 A-6 4,0 40 6,0 60 9,0 90 28 B-1 7,5 75 10,0 100 10,0 100 2 B-2 6,0 60 7,0 70 9,5 95

14 B-2 7,0 70 10,0 100 10,0 100 22 B-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100 8 B-4 7,5 75 10,0 100 10,0 100 6 B-6 2,0 20 5,0 50 9,5 95

20 B-6 2,0 20 5,0 50 8,0 80 16 C-1 10,0 100 10,0 100 10,0 100 23 C-3 3,0 30 5,5 55 9,0 90 29 C-3 5,0 50 7,5 75 10,0 100 12 C-4 8,0 80 9,5 95 10,0 100 15 C-5 6,0 60 8,0 80 10,0 100 25 C-6 7,5 75 8,0 80 10,0 100 30 D-1 10,0 100 10,0 100 10,0 100 18 D-2 4,0 40 7,5 75 10,0 100 3 D-3 6,0 60 6,5 65 9,5 95 4 D-4 2,0 20 5,0 50 9,5 95

17 D-5 7,5 75 9,0 90 10,0 100 10 D-6 4,0 40 7,0 70 9,5 95 9 E-2 6,0 69 10,0 100 10,0 100

11 E-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100 24 E-4 8,0 80 9,5 95 10,0 100 19 E-5 7,5 75 10,0 100 10,0 100 5 E-6 6,0 60 7,5 75 10,0 100