Upload
andimas-edoryansyah
View
18
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Adaptasi Bayi dari Kehidupan Intrauterin ke Ekstrauterin.docx
Citation preview
Adaptasi Bayi dari Kehidupan Intrauterin ke Ekstrauterina) Adaptasi Sistem Kardiovaskuler Sirkulasi fetusDarah dari plasenta mengalir menuju vena umbilikalis, sebagian darah langsung menuju vena cava inferior, sebagian lagi melewati sirkulasi vena porta kemudian begabung lagi menuju vena cava inferior. Darah selanjutnya masuk ke atrium kanan dan sebagian besar langsung menuju ke atrium kiri melalui foramen ovale, selanjutnya ke ventrikel kiri, aorta ascendens an sirkulasi koroner. Dengan demikian sirkulasi otak dan koroner mendapatkan darah dengan tekanan oksigen yang cukup.Sebagian kecil darah dari vena cava inferior masuk ke ventrikel kanan. Pada masa fetal hanya ada 12-15% darah dari ventrikel kanan yang memasuki paru, selebihnya melewati duktus arteriosus menuju aorta descenden bercampur dengan darah dari aorta ascenden. Sirkulasi bayi baru lahirSaat lahir, adanya rangsangan kimia, rangsangan fisik melalui jalan lahir dan rangsangan termis menyebabkan terjadinya proses tarikan napas pertama dan tangisan pertama. Paru-paru megembang, membersihkan cairan paru dan digantikan oleh udara. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan tiba-tiba pada atrium kanan dan mengakibatkan penutupan foramen ovale. Penurunan tekanan atrium kanan juga dibantu oleh oklusi ductus venosus dan penutupan ductus arteriosus.Pernapasan spontan dan teratur menandakan berfungsinya paru bayi dan berhentinya fungsi plasenta. Arteri pulmonalis mendapatkan darah dari ventriel kanan dan terdapat dilatasi pembuluh darah alveoli dan terjadi penurunan tahanan vascular pulmonal. Penjepitan dan pengikatan tali pusat akan menurukan tahanan sirkuit vaskular plasenta dan menyebabkan peningkatan total tahanan vaskular sistemik yang akan meningkatkan tekanan ventrikel kiri dan aorta. b) Adaptasi Sistem Respirasi Respirasi fetusSelama 24 minggu kehamilan, sel alveolus mulai memproduksi surfaktan. Selanjutnya surfaktan akan melapisi dinding alveolus sehinggamenimbulkan tegangan permukaan. Tanpa surfaktan, paru-paru menjadi tidak stabil sehingga dapat kolaps. Suplai oksigen yang diperlukan oleh fetus didapatkan dari plasenta ibu. Respirasi bayi baru lahirKetika bayi baru lahir terjadi aerasi dari paru-paru. Cairan yang semula mengisi paru akan diganti dengan udara yang mengandung oksigen. Cairan tersebut diresorbsi sendiri oleh bayi. Ekspansi paru saat bernapas dan peningkatan tekanan oksigen alveoli menyebabkan penurunan resistensi vaskuler paru dan peningkatan aliran darah paru. Hal ini menyebabkan alveoli terisi lebih banyak oksigen. Pada saat ini fungsi plasenta sebagai pemasok oksigen akan digantikan oleh paru-paru bayi.
c) Adaptasi Sistem ThermoregulasiPada janin, suhu tubuhnya akan tetap stabil karena tidak terdapat banyak pengaruh dari suhu lingkungan. Namun bayi baru lahir sangat mudah mengalami perubahan suhu karena permukaan tubuh bayi yang lebih luas sehingga bayi yang terpapar dingin akan lebih banyak menggunakan energi agar mendapatkan kehangatan. Suhu tubuh normal bayi antara 36,5 sampai 37,5oC. Suhu tubuh diatur dengan menyeimbangkan produksi panas terhadap kehilangan panas. Kegagalan sistem thermoregulasi secara umum disebabkan kegagalan hipotalamus alam menjalankan fungsinya. Hipoksia intrauterin, saat persalinan maupun post partum, berat bayi lahir rendah, defek neurologik dan paparan obat prenatal seperti analgesik dan anastesi dapat menekan respons neurologik bayi dalam mempertahankan suhu tubuhnya. Apabila terjadi paparan dingin, terdapat respon fisiologis tubuh untuk mendapatkan panas, yaitu:a. Shivering ThermoregulationMerupakan mekanisme tubuh untuk menggigil atau gemetar akibat kontraksi otot untuk menghasilkan panas.b. Non-shivering thermoregulationMerupakan mekanisme yang dipengaruhi oleh stimulasi sistem saraf simpatis untuk melakukan oksidasi terhadap jaringan lemak coklat sehingga akan meningkatkan produksi panas dari dalam tubuh.c. Vasokonstriksi periferKeadaan ini efektif untuk mengurangi aliran darah ke jaringan kulit dan mencegah hilangnya panas yang tidak berguna.