28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Untuk mengembalikan citra pasar tradisional maka harus ada kerjasama dari semua pedagang pasar tersebut, tidak terkecuali pedagang buah-buahan yang kebanyakan membuang sisa buah yang busuk begitu saja, dan hal tersebut yang menambah kekumuhan pasar tradisional. Salah satu cara untuk menggulangi masalah tersebut adalah memanfaatkan buah-buahan yang sudah busuk tersebut menjadi bahan yang lebih berguna. Sehingga selain mampu mengurangi kekumuhan yang ada di pasar tradisional kita juga bisa mengubah barang yang tidak bernilai ekonomis menjadi barang yang bernilai ekonomis. Untuk mewujudkan itu semua kita bisa memanfaatkan buah-buahan busuk tersebut untuk menjadi kompos cair yang bisa digunakan untuk memupuk tamanan. Kompos cair merupakan alternatif yang bisa diberikan sehingga masyarakat tidak hanya mengenal dan bergantung pada kompos padat yang sudah banyak mereka manfaatkan. Pengolahan hasil sampling dari sampah merupakan hal yang juga perlu dilakukan baik ole pemerintah maupun masyarakat secara umum 1

Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

  • Upload
    hatram

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor

banyaknya orang yang beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Untuk

mengembalikan citra pasar tradisional maka harus ada kerjasama dari semua

pedagang pasar tersebut, tidak terkecuali pedagang buah-buahan yang

kebanyakan membuang sisa buah yang busuk begitu saja, dan hal tersebut

yang menambah kekumuhan pasar tradisional.

Salah satu cara untuk menggulangi masalah tersebut adalah

memanfaatkan buah-buahan yang sudah busuk tersebut menjadi bahan yang

lebih berguna. Sehingga selain mampu mengurangi kekumuhan yang ada di

pasar tradisional kita juga bisa mengubah barang yang tidak bernilai ekonomis

menjadi barang yang bernilai ekonomis. Untuk mewujudkan itu semua kita

bisa memanfaatkan buah-buahan busuk tersebut untuk menjadi kompos cair

yang bisa digunakan untuk memupuk tamanan.

Kompos cair merupakan alternatif yang bisa diberikan sehingga

masyarakat tidak hanya mengenal dan bergantung pada kompos padat yang

sudah banyak mereka manfaatkan. Pengolahan hasil sampling dari sampah

merupakan hal yang juga perlu dilakukan baik ole pemerintah maupun

masyarakat secara umum sehingga sampah dan hasil samplingnya tidak lagi

menjadi bahan yang mengganggu dan tidak berguna.

1.2 Rumusan Masalah

Semakin banyaknya bahan yang dapat diolah menjadi kompos, mulai dari

bahan organik sampai bahan anorganik. Hal tersebut membuat kelompok kami

ingin berinovasi dengan membuat kompos cair dari bahan buah-buahan yang

sudah busuk dengan membandingkan penggunaan EM4 dan starter tempe.

Dari hal tersebut masalah yang kami angkat adalah bagaimana cara dan proses

pembuatan kompos cair dari buah jeruk dengan membandingkan penggunaan

EM4 dan starter tempe ?

1

Page 2: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan Umum :

Mempraktikkan pembuatan kompos cair dari buah jeruk dengan

membandingkan penggunaan Em4 dan starter tempe

Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi prosedur pembuatan kompos cair

2. Mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan

kompos cair

3. Mengkaji seberapa efektif cara pemanfaatan buah-buahan busuk menjadi

kompos cair

4. Mengkaji kualitas kompos antara penggunaan EM4 dan starter tempe

1.4 Manfaat Praktikum

1. Meningkatkan kreatifitas dalam pemanfaatan barang tidak bernilai

ekonomis menjadi barang yang bernilai ekonomis.

2. Mengingkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai pemanfaatan buah-

buah-buahan yang sudah busuk menjadi kompos cair.

2

Page 3: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik

industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim,

disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus

(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya

(grey water).

Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses

kegiatan manusia (Suharto, 2011 :226).

Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Said,2011  adalah

sebagai berikut:

1. Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel kecil

yang dapat kita lihat.

2. Penyebarannya berdampak banyak, maksudnya bukan hanya

berdampak pada lingkungan yang terkena limbah saja melainkan

berdampak pada sektor kehidupan lainnya, seperti sektor ekonomi,

sektor kesehatan dll.

3. Berdampak jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah

limbah tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga

dampaknya akan ada pada generasi yang akan datang.

4. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami

(degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat

mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun,

sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.

5. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan

secara alami (nondegradable waste = tidak mudah terurai),

misanya plastik, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya.

3

Page 4: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

2.2 Pengertian Limbah Cair

Limbah cair atau air buangan merupakan sisa air dibuang yang berasal dari

rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada

umumnya mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan

manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Karakteristik limbah cair

bervariasi dipengaruhi oleh lokasi, jumlah penduduk, industri, tataguna lahan,

muka air tanah dan tingkat pemisahan antara storm water dan sanitary water.

Limbah cair dibagi kedalam 3 kategori :

1. Domestic wastewater (limbah cair domestik) meliputi: limah cair dari

dapur, kamar mandi, laundry dan sejenisnya.

2. Sanitary wastewater, meliputi: domestic wastewater, komersial, kantor,

dan fasilitas sejenisnya.

3. Industrial wastewater, berasal dari industri (sangat bervariasi sesuai

dengan jenis industrinya). Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi

tergantung dari bahan baku yang di gunakan, pemakaian air dalam proses,

dan bahan aditif yang digunakan selama proses produksi.

Rata-rata volume limbah domestik per kapita adalah 400 L/kapita/hari.

Tidak semua komponen wastewater (limbah cair) adalah polutan (bahan

pencemar), pencemaran terjadi bila bahan terlarut maupun tersuspensi

menyebabkan bahaya bagi manusia dan lingkungan.

2.3 Pengertian Kompos

Kompos merupakan bahan organik (sampah organik) yang telah

mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme

(bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Menurut Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (2003), pengomposan didefinisikan sebagai proses

biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang

merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip humus.

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran

bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi

berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap,

dan aerobik atau anaerobik.

4

Page 5: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

Kompos merupakan suatu massa hasil penguraian parsial/ tidak lengkap

dari campuran bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh

populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,

lembab, dan aerobik maupun ana3robik (Hendra, 2010).

Salah satu cairan yang mengandung mikroorganisme untuk membantu

fermentasi sampah-sampah organik dan sisa-sisa makanan yang akan

dijadikan kompos adalah cairan EM (efektif mikroorganisme) (Endah, 2009).

Manfaat kompos adalah sebagai berikut:

1.      Sebagai penyubur lahan pertanian

2.      Memperbaiki struktur tekstur tanah

3.      Memberikan kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman

4.      Digunakan dalam usaha reklamasi lahan bekas galian tambang, atau

penyubur di daerah rawa-rawa, peningkatan kadar pH di daerah lahan asam

( Windi, 2011).

Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi (Hendra, 2010).

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut

agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat

campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan

aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Komposting adalah proses pengendalian penguraian secara biologi dari

bahan organik, menjadi produk seperti humus yang dikenal sebagai kompos.

Penguraian bahan organik itu (disebut juga dekomposisi) dilakukan oleh

mikro-organisme menghasilkan senyawa yang lebih sederhana. Pada saat

komposting terjadi proses-proses perubahan secara kimia, fisika dan biologi.

Pengendalian proses penguraian pada saat komposting yang terpenting

mencakup empat hal, yaitu:

1. Udara (oksigen),

2. Air (kelembaban),

3. Bahan organik,

4. Temperatur.

5

Page 6: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

Pada dasarnya semua bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya:

limbah organik rumah tangga, sampah organik pasar/kota, kertas,

kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian, limbah agroindustri, limbah

pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dan lain

sebagainya. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang,

tanduk, dan rambut.

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah

dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua

tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal

proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera

dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan

meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH

kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C.

Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada

kondisi ini adalah mikroba termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu

tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang

sangat aktif. Mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan

menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah

sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur

mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat

lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan

akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini

dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Proses pengomposan tergantung pada :

1. Karakteristik bahan yang dikomposkan

2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan

3. Metode pengomposan yang dilakukan

4. Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:

5. Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan

berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C

sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein.

Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C

6

Page 7: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu

tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga

dekomposisi berjalan lambat.

6. Umumnya, masalah utama pengomposan adalah pada rasio C/N yang

tinggi, terutama jika bahan utamanya adalah bahan yang mengandung

kadar kayu tinggi (sisa gergajian kayu, ranting, ampas tebu, dsb).

Untuk menurunkan rasio C/N diperlukan perlakuan khusus, misalnya

menambahkan mikroorganisme selulotik atau dengan menambahkan

kotoran hewan karena kotoran hewan mengandung banyak senyawa

nitrogen.

7. Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada di antara permukaan area

dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak

antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan

lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar

bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat

dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.

8. Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang

cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat

terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan

udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi

ditentukan oleh porositas dan kandungan air bahan(kelembapan).

Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan

menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan

melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan

kompos.

9. Porositas adalah ruang di antara partikel di dalam tumpukan kompos.

Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan

volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara

akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga

dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses

pengomposan juga akan terganggu.

7

Page 8: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

10. Kelembapan (Moisture content) Kelembapan memegang peranan

yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara

tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme

dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut

larut di dalam air. Kelembapan 40 - 60 % adalah kisaran optimum

untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembapan di bawah 40%,

aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah

lagi pada kelembapan 15%. Apabila kelembapan lebih besar dari

60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas

mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang

menimbulkan bau tidak sedap.

11. Temperatur/suhu panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada

hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi

oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi

oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi.

Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos.

Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas

pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan

membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja

yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan

membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih

gulma.

12. pH proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH

yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai

7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4.

Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada

bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses

pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan

penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari

senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase

awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya

mendekati netral.

8

Page 9: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

13. Kandungan hara kandungan P dan K juga penting dalam proses

pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari

peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses

pengomposan.

14. Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin

mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba.

Logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan

yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami

imobilisasi selama proses pengomposan.

15. Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada

karakteristik bahan yang dikomposkan, metode pengomposan yang

dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator

pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam

waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar

matang.

16. Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan

(Ryak, 1992)

2.4 Pengertian Kompos Cair

Kompos cair adalah exstrak dari pembusukan sampah organik. Dan

dengan exstrak sampah organik tersebut bisa mengambil seluruh Nutriens

yang terkandung pada sampah organik tersebut. Selain nutriens bisa juga

sekaligus menyerap mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa dan

nematodoa.

Kompos cair kaya akan nutriens organik dan anorganik yang dibutuhkan

oleh tanaman. Dan dapat di aplikasikan dengan cara penyemprotan, hingga

juga bisa juga sebagai pengendali hama pada daun.

Pupuk cair limbah organik pada dasarnya limbah dari bahan organik bisa

dimanfaatkan menjadi pupuk, limbah cair banyak mengandung unsur hara

(N.P.K). Penggunaan pupuk cair dapat membantu memperbaiki struktur dan

kualitas tanah. Dalam pertumbuhannya tanaman memerlukan tiga unsur hara

penting, yaitu nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K). Peranan utama

nitrogen (N) adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara

9

Page 10: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

keseluruhan, terutama pada fase vegetatif, khususnya batang, cabang, dan

daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau

daun (klorofil) yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya

ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik

lainnya.

Unsur fosfor (P) bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman,

berguna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, khususnya

akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor juga berfungsi sebagai bahan

mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi

dan pernapasan, mempercepat pembungaan dan pembuahan, serta

mempercepat pemasakan biji dan buah.

Sedangkan fungsi utama kalium (K) adalah membantu pembentukan

protein, karbohidrat dan gula. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh

tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Membantu

pengankutan gula dari daun ke buah atau umbi. Yang tidak bisa dilupakan

adalah kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam

menghadapi kekeringan dan serangan penyakit.

Kompos cair ini bisa dipercepat dengan adanya EM4 ( Effective

Microorganisme ). Em4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan

beraroma manis asam(segar) yang di dalmnya berisi campuran beberapa

mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses

penyerapan/persediaan unsur hra dalam tanah. Mikroorganisme atau kuman

yang berwatak “baik “itu terdiri dari bakteri fotosintetik,bakteri asam

laktat,ragi,aktinomydetes,dan jamur peragian.

Apabila mikroorganisme EM4 berada dalam tanah,maka mikroorganisme

menguntungkan sejenis yang sudah ada di dalam tanah berkembang dengan

baik.sedangkan mikroorganisme yang merugikan yang dapat menimbulkan

penyakit dapat ditekan. EM4 mampu mengolah atau menguraikan bahan-

bahan organik dengan cepat secara fermentasi menjadi kompos sehingga

tidak menimbulkan bau bususk melainkan menimbulkan aroma yang segar.

Selain itu juga bis mempercepat pembuatan kompos, menambah

microorganisme tanah, menambah kesuburan tanah.

10

Page 11: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. 2 Toples plastic

2. Selang 2m

3. 4 botol air mineral 650 ml

4. Pisau

5. Baskom atau timba plastik

6. Saringan

7. pH indikator

8. Termometer

3.1.2 Bahan

1. Buah jeruk yang sudah busuk

2. Konsentrat EM4

3. Starter dari tempe

4. Kacang hijau

5. Tanah

III.2 Prosedur Kerja

1. Cari buah jeruk yang telah busuk.

2. Kupas jeruk, potong dengan ukuran lebih kecil.

3. Peraslah buah jeruk tersebut sampai menyisakan airnya saja sebanyak

500 ml

4. Tambahkan konsentrat EM sebanyak 50 ml.

5. Siapkan tong komposter berupa toples plastik.

6. Pindahkan semua air hasil perasan jeruk yang telah dikupas kedalam

toples plastik pertama

7. Ulangilah prosedur 3, kemudian tambahkan starter tempe sebanyak 50

ml.

8. Masukkan adonan ke dua ke dalam toples plastik kedua

11

Page 12: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

9. Tutup kedua toples dan fermentasikan dengan cara anaerob, lubangi

toples dan beri selang yang mengalir ke botol untuk mengeluarkan gas

methannya.

10. Fermentasikan selama 2 minggu

11. Ukurlah pH dan suhunya untuk memantau perkembangan kompos

12. Setelah kompos dinyatakan matang, Bandingkan kualitas kompos cair

yang menggunakan konsentrat EM4 dan starter tempe pada tanaman

kacang hijau selama satu minggu.

13. Campurkan kompos dan air dengan perbandingan 1 : 100 untuk

disiramkan ke tanaman.

3.3 Lokasi Praktikum

Gazebo depan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

4.4 Waktu Pelaksanaan

Persiapan : 26 – 27 Maret 2013

Pelaksanaan praktikum : 28 Maret 2013

Fermentasi bahan : 28 Maret – 12 April 2013

Pengamatan pada kacang hijau : 14 April – 20 April 2013

5.5 Rincian Biaya

2 kg buah jeruk busuk : Rp. 10.000,00

Toples plastik ( 2 ) : Rp. 54.000,00

Timba plastik kecil : Rp. 2.500,00

Selang 2m : Rp. 2.000,00

Saringan ( 3 ) : Rp. 7.500,00

pH indicator ( 6 ) : Rp. 5.100,00

Rp. 81.100,00

12

Page 13: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Kompos

Lokasi Pembuatan : Gazebo Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Airlangga

Tanggal Pembuatan : Kamis, 28 Maret 2013

Waktu Pembuatan : 14.30 WIB

Kompos dibuat menggunakan metode yang sudah dijelaskan pada

bab sebelumnya. Kompos yang telah dibuat ini, diamati setiap 3 hari

sekali. Hal yang diamati dari kompos ini meliputi suhu dan pH sampai

kompos siap digunakan.

Kompos yang telah dibuat matang dan siap digunakan setelah 14

hari kemudian, yaitu sekitar tanggal 12 April 2013.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan suhu dan pH kompos

Hari ke - Perlakuan Kompos

Suhu ( ᵒ C )

pH

1 EM4 26 2Starter tempe 26 2

4 EM4 30 2Starter tempe 31 3

7 EM4 47 3Starter tempe 48 5

10 EM4 30 4Starter tempe 30 6

13 EM4 27 5Starter tempe 27,5 6

16 EM4 26 6Starter tempe 27 7

Analisis

Hasil pengamatan dari proses perkembangan kompos di atas

menunjukkan bahwa kompos sudah matang setelah hari ke-16. Suhu

kompos awal menunjukkan angka 26 ᵒC. Semakin lama suhu kompos

tersebut semakin meningkat hingga hari ke 7. Suhu terrtinggi dari

kompos tersebut berkisar antara 47 – 48 ᵒC. Pada Hari ke-10, suhunya

mulai menurun hinggan hari ke-16 suhu kompos menjadi suhu normal,

yaitu 26-27 ᵒC. Jika dibandingkan, suhu dari kompos yang menggunakan

13

Page 14: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

starter tempe lebih tinggi dibandingkan dengan kompos yang

menggunakan EM4. Selain suhu, pH dari kompos ini juga diamati.

Awalnya pH dari kompos menunjukkan angka 2. Hal ini menunjukkan

jika cairan bersifat asam. Hal ini bersifat wajar karena cairan ini berasal

dari perasan air jeruk yang bersifat asam. Semakin lama, pH nya

mengalami peningkatan hingga hari ke-16 yaitu menjadi kisaran 6-7.

Semakin lama sifat kompos ini bersifat netral. Dalam keadaan inilah

kompos bisa dinyatakan matang atau suda siap digunakan.

4.2 Uji Kualitas Kompos

Tanggal penanaman : Minggu, 14 April 2013

Lokasi penanaman : Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Kompos dinyatakan jadi atau matang setelah suhunya mencapai 27 – 28 ᵒC

dan pH mencapai pH netral, yaitu antara 6 – 7. Untuk menguji kualitas dari

kompos cair ini, dilakukan uji pada tanaman kacang hijau. Uji ini dilakukan

untuk menilai kualitas dari kompos yang menggunakan EM4 serta kompos

yang menggunakan starter tempe. Selain itu, penulis juga menggunakan

aquades untuk menyiram tanaman kacang hijau tersebut untuk dibandingkan

dengan kedua kompos yang ada. Pengamatan ini dilakukan selama satu

minggu.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan pada Tanaman Kacang Hijau

NO Hari ke - Tinggi tanaman ( cm )Aquades Em4 Starter tempe

1 1 0 0 02 2 0.5 1 0.53 3 1.5 3 14 4 6 8.5 1.55 5 9 12.5 36 6 11 16.2 7.57 7 13.5 18.5 8.5

14

Page 15: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

Analisis

Hasil pengamatan pada tanaman kacang hijau menunjukkan bahwa

tanaman yang disiram menggunakan larutan kompos dengan EM4

pertambahan tinggi tanamannya lebih cepat sampai hari ke-7 yaitu setinggi

18,5 cm dibandingkan dengan yang lainnya. Pada kompos yang

menggunakan starter tempe, pertumbuhannya sangat lambat sampai hari

ke-7 yaitu setinggi 8,5 cm. Hal ini terjadi kemungkinan karena kadarnya

tidak sesuai sehingga malah menghambat pertumbuhan kacang hijau.

15

Page 16: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pembuatan kompos cair, dapat

disimpulkan bahwa kompos cair ini dapat dibuat dalam waktu sekitar 16

hari. Kompos cair dapat dikatakan matang jika suhunya berkisar antara 26-

27ᵒC dan pHnya netral, yaitu berkisar antara 6-7. Selain itu, setelah diuji pada

tanaman kacang hijau, kompos yang menggunakan EM4, lebih menunjukkan

peningkatan pertumbuhan yang cepat pada kacang hijau sampai hari ke 7

yaitu setinggi 18,5 cm dibandingkan jika tanaman disiram dengan kompos

yang menggunakan starter tempe setinggi 8,5 cm dan air biasa setinggi 13,5

cm.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu :

1. Sebaiknya memanfaatkan sampah rumah tangga agar bermanfaat bagi

lingkungan sekitar, salah satunya dengan pembuatan kompos dari

buah-buahan yang telah membusuk.

2. Dalam penggunaan EM4 atau starter pada pembuatan kompos,

sebaiknya diberikan takaran yang sesuai agar nantinya pada saat

dimanfaatkan pada tanaman, tidak menghambat pertumbuhannya.

3. Simpanlah kompos yang telah jadi pada tempat yang tidak terkena

langsung cahaya matahari agar kompos tahan lama.

16

Page 17: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Kompos Cair.

http://pengolahan-limbah.blogspot.com/2012/04/pengertian-limbah.html . Diakses

pada tanggal 13 Maret 2013

Anonymous. 2012. Pupuk Organik Cair Mengandung N, P dan K.

http://dipertanaknunukan.blogspot.com/2012/05/pupuk-organik-cair-

mengandung-n-p-dan-k.html . Diakses pada tanggal 13 Maret 2013

http://komposkota.org/?page_id=24

http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos

http://www.scribd.com/doc/92082712/Pengertian-Limbah-Cair

http://www.gerbangpertanian.com/2011/04/perbedaan-em4-mol-dan-pgpr.html

http://uyatkusnandars.blogspot.com/2013/02/pembuatan-kompos-dengan-

teknologi-em-4.html

17

Page 18: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

LAMPIRAN

18

Gambar 2. Buah jeruk busukGambar 1. Alat-alat yang diperlukan

Gambar 3. EM4 Gambar 5. pH indikatorGambar 4. Starter tempe

Gambar 6. Kompos yang sudah diletakkan pada toples plastik

Page 19: Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Lingkungan pasar yang kurang bersih merupakan salah satu faktor banyaknya orang yang beralih

19

Gambar 7