Upload
megawati-nursanto-ew
View
230
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
ADENOMIOSIS
DEFINISI
Adenomiosis merupakan kelainan jinak uterus, yang ditandai adanya jaringan
endometrium dan stroma pada myometrium dan bila berada diluar uterus disebut endometriosis.
EPIDEMIOLOGI
Adenomiosis biasanya dialami perempuan usia reproduksi. Umumnya, perempuan yang
terkena adalah multipara, dan frekuensinya terlihat lebih tinggi pada perempuan dengan riwayat
prosedur operasi uterus (misalnya seksio sesarea, dilatasi, dan kuretase). Dilaporkan insidensinya
bervariasi dari 5 hingga 70%. Insidensi pasti dari populasi umum tidak diketahui karena
diagnosis pasti memerlukan biopsi atau visualisasi implan endometriotik saat laparoskopi atau
laparotomi.
PATOFISIOLOGI
Penyebab adenomiosis masih belum diketahui pasti, hormon estrogen mempengaruhi
pertumbuhannya dan kelainan ini akan hilang setelah menopause. Ada beberapa teori diduga
sebagai penyebabnya:
1. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim.
Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup ke dinding
rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana.
2. Teori Pertumbuhan.
Diyakini sejak awal, jaringan endometrium ini memang sudah ada saat janin mulai
tumbuh.
3. Peradangan rahim akibat proses persalinan.
Teori ini menyatakan ada hubungan antara adenomiosis dan proses persalinan. Proses
deklamasi endometrium pada periode paska persalinan bisa menyebabkan
pecahnya/putusya ikatan sel pada endometrium.
Dari teori diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa faktor risiko terkena adenomiosis
adalah persalinan baik cesar maupun normal. Walaupun tidak berbahaya, nyeri dan perdarahan
berlebihan yang ditimbulkannya bisa menggangu aktifitas sehari-hari. Bahkan jika nyeri
berulang dapat menyebabkan gangguan psikologi pada penderita seperti depresi, gelisah, marah
dan rasa tidak berdaya. Perdarahan yang banyak dalam waktu yang lama akan menyebabkan
anemia.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang biasa terjadi pada adenomiosis adalah hipermenorea (50 %) dan seringkali
pasien mengalami dismenorea pada saat premenstruasi dan menstruasi (30 %). Namun, pada 30
% pasien, tidak ada keluhan sama sekali (asimptomatik). Biasanya pada pemeriksaan fisik
didapatkan fundus uteri yang membesar secara difus. Terkadang, area yang melunak pada
adenomiosis ditandai oleh pasiennya sebelum atau selama awal menstruasi. Kondisi ini
cenderung terjadi pada perempuan usia > 30 tahun, dan jarang pada nulipara.
DIAGNOSIS
Diagnosis adenomiosis didasarkan pada gejala dan tanda yang timbul, pemeriksaan
panggul, dan pemeriksaan penunjang seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Kadang juga dilakukan biopsi (pengambilan sampel) endometrium guna menyingkirkan hal-hal
serius sebagai penyebab perdarahan seperti adanya keganasan (terutama jika usia sudah 40 tahun
keatas). Memastikan diagnosis hanya bisa dilakukan dengan pemeriksaan di bawah mikroskop
pada jaringan rahim yang sudah diangkat melalui operasi histerektomi.
Adenomiosis ditemukan pada 20 % spesimen histerektomi, namun diagnosis yang tepat
dibuat secara preoperatif pada kurang dari sepertiga kasus. MRI berguna dalam mendeteksi
adenomiosis namun jarang digunakan untuk tujuan ini. Diagnosis banding termasuk kehamilan,
mioma uteri submukosa (mioma uteri berhubungan dengan adenomiosis pada 50-60 % kasus
adenomiosis), endometriosis pelvis, sindrom kongesti pelvis, hipertrofi uterin idiopatik, dan
kanker endometrial.
TERAPI
Adenomiosis biasanya sembuh sendiri saat menopause, sehingga pilihan pengobatan
tergantung masih lama tidaknya menopasue. Pilihan pengobatan:
Obat-obat anti-peradangan (anti-inflamasi).
1. Jika usia mendekati menopause, maka bisa saja pengobatannya berupa obat-obat anti-
inflamasi yang disamping menghilangkan nyeri juga memiliki efek anti-perdarahan
seperti sama mefenamat, ibuprofen dan lainnya. Obat dimakan 2-3 hari menjelang haid
muncul dan dilanjutkan sampai haid selesai.
2. Pengobatan Hormon.
Bisa dengan memakai pil kombinasi estrogen-progestin daat mengurangi perdarahan dan
nyeri yang timbul. Dengan Progestin saja seperti suntik 3 bulan atau IUS yang
mengandung progestin akan sering akan menyebabkan tidak datang haid (amenorhea,
sehingga otomatis tidak akan ada nyeri dan darah.
3. Pengangkatan rahim (Histerektomi).
Jika nyerinya luar biasa hebat dan perdarahannya banyak, serta usia menopause masih
lama, maka bisa dipilih histerektomi.
KOMPLIKASI
Komplikasi adenomiosis yang sering terjadi adalah anemia kronis. Yang lebih jarang
terjadi adalah adenokarsinoma primer, dan miosis stromal endolimfatik (stromatosis).
PROGNOSIS
Karena adenomiosis adalah tumor yang tergantung estrogen, adenomiosis akan
mengalami regresi ketika menopause. Adenomiosis tdak memiliki risiko untuk menjadi
keganasan.