4
ADENOMIOSIS DEFINISI Adenomiosis merupakan kelainan jinak uterus, yang ditandai adanya jaringan endometrium dan stroma pada myometrium dan bila berada diluar uterus disebut endometriosis. EPIDEMIOLOGI Adenomiosis biasanya dialami perempuan usia reproduksi. Umumnya, perempuan yang terkena adalah multipara, dan frekuensinya terlihat lebih tinggi pada perempuan dengan riwayat prosedur operasi uterus (misalnya seksio sesarea, dilatasi, dan kuretase). Dilaporkan insidensinya bervariasi dari 5 hingga 70%. Insidensi pasti dari populasi umum tidak diketahui karena diagnosis pasti memerlukan biopsi atau visualisasi implan endometriotik saat laparoskopi atau laparotomi. PATOFISIOLOGI Penyebab adenomiosis masih belum diketahui pasti, hormon estrogen mempengaruhi pertumbuhannya dan kelainan ini akan hilang setelah menopause. Ada beberapa teori diduga sebagai penyebabnya: 1. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim. Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup ke dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana. 2. Teori Pertumbuhan.

ADENOMIOSIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ADENOMIOSIS

ADENOMIOSIS

DEFINISI

Adenomiosis merupakan kelainan jinak uterus, yang ditandai adanya jaringan

endometrium dan stroma pada myometrium dan bila berada diluar uterus disebut endometriosis.

EPIDEMIOLOGI

Adenomiosis biasanya dialami perempuan usia reproduksi. Umumnya, perempuan yang

terkena adalah multipara, dan frekuensinya terlihat lebih tinggi pada perempuan dengan riwayat

prosedur operasi uterus (misalnya seksio sesarea, dilatasi, dan kuretase). Dilaporkan insidensinya

bervariasi dari 5 hingga 70%. Insidensi pasti dari populasi umum tidak diketahui karena

diagnosis pasti memerlukan biopsi atau visualisasi implan endometriotik saat laparoskopi atau

laparotomi.

PATOFISIOLOGI

Penyebab adenomiosis masih belum diketahui pasti, hormon estrogen mempengaruhi

pertumbuhannya dan kelainan ini akan hilang setelah menopause. Ada beberapa teori diduga

sebagai penyebabnya:

1. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim.

Ini terjadi contohnya saat dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup ke dinding

rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana.

2. Teori Pertumbuhan.

Diyakini sejak awal, jaringan endometrium ini memang sudah ada saat janin mulai

tumbuh.

3. Peradangan rahim akibat proses persalinan.

Teori ini menyatakan ada hubungan antara adenomiosis dan proses persalinan. Proses

deklamasi endometrium pada periode paska persalinan bisa menyebabkan

pecahnya/putusya ikatan sel pada endometrium.

Dari teori diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa faktor risiko terkena adenomiosis

adalah persalinan baik cesar maupun normal. Walaupun tidak berbahaya, nyeri dan perdarahan

berlebihan yang ditimbulkannya bisa menggangu aktifitas sehari-hari. Bahkan jika nyeri

Page 2: ADENOMIOSIS

berulang dapat menyebabkan gangguan psikologi pada penderita seperti depresi, gelisah, marah

dan rasa tidak berdaya. Perdarahan yang banyak dalam waktu yang lama akan menyebabkan

anemia.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang biasa terjadi pada adenomiosis adalah hipermenorea (50 %) dan seringkali

pasien mengalami dismenorea pada saat premenstruasi dan menstruasi (30 %). Namun, pada 30

% pasien, tidak ada keluhan sama sekali (asimptomatik). Biasanya pada pemeriksaan fisik

didapatkan fundus uteri yang membesar secara difus. Terkadang, area yang melunak pada

adenomiosis ditandai oleh pasiennya sebelum atau selama awal menstruasi. Kondisi ini

cenderung terjadi pada perempuan usia > 30 tahun, dan jarang pada nulipara.

DIAGNOSIS

Diagnosis adenomiosis didasarkan pada gejala dan tanda yang timbul, pemeriksaan

panggul, dan pemeriksaan penunjang seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Kadang juga dilakukan biopsi (pengambilan sampel) endometrium guna menyingkirkan hal-hal

serius sebagai penyebab perdarahan seperti adanya keganasan (terutama jika usia sudah 40 tahun

keatas). Memastikan diagnosis hanya bisa dilakukan dengan pemeriksaan di bawah mikroskop

pada jaringan rahim yang sudah diangkat melalui operasi histerektomi.

Adenomiosis ditemukan pada 20 % spesimen histerektomi, namun diagnosis yang tepat

dibuat secara preoperatif pada kurang dari sepertiga kasus. MRI berguna dalam mendeteksi

adenomiosis namun jarang digunakan untuk tujuan ini. Diagnosis banding termasuk kehamilan,

mioma uteri submukosa (mioma uteri berhubungan dengan adenomiosis pada 50-60 % kasus

adenomiosis), endometriosis pelvis, sindrom kongesti pelvis, hipertrofi uterin idiopatik, dan

kanker endometrial.

TERAPI

Adenomiosis biasanya sembuh sendiri saat menopause, sehingga pilihan pengobatan

tergantung masih lama tidaknya menopasue. Pilihan pengobatan:

Obat-obat anti-peradangan (anti-inflamasi).

Page 3: ADENOMIOSIS

1. Jika usia mendekati menopause, maka bisa saja pengobatannya berupa obat-obat anti-

inflamasi yang disamping menghilangkan nyeri juga memiliki efek anti-perdarahan

seperti sama mefenamat, ibuprofen dan lainnya. Obat dimakan 2-3 hari menjelang haid

muncul dan dilanjutkan sampai haid selesai.

2. Pengobatan Hormon.

Bisa dengan memakai pil kombinasi estrogen-progestin daat mengurangi perdarahan dan

nyeri yang timbul. Dengan Progestin saja seperti suntik 3 bulan atau IUS yang

mengandung progestin akan sering akan menyebabkan tidak datang haid (amenorhea,

sehingga otomatis tidak akan ada nyeri dan darah.

3. Pengangkatan rahim (Histerektomi).

Jika nyerinya luar biasa hebat dan perdarahannya banyak, serta usia menopause masih

lama, maka bisa dipilih histerektomi.

KOMPLIKASI

Komplikasi adenomiosis yang sering terjadi adalah anemia kronis. Yang lebih jarang

terjadi adalah adenokarsinoma primer, dan miosis stromal endolimfatik (stromatosis).

PROGNOSIS

Karena adenomiosis adalah tumor yang tergantung estrogen, adenomiosis akan

mengalami regresi ketika menopause. Adenomiosis tdak memiliki risiko untuk menjadi

keganasan.