ADJ S1PWK 2012 Proses Kul11 MasterPlanning

Embed Size (px)

Citation preview

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 1

    Penyusunan Rencana Induk

    (Master Planning)

    Sum

    ber

    ww

    w.ba

    ppe

    da-ko

    taba

    ru.in

    fo

    S1 PWK UGMTKP 1107 Proses PerencanaanKuliah ke 11

    Bahan Kuliah--Dipakai terbatas di lingkungan sendiri

    Dosen: Achmad Djunaedi

    Komunikasi email: [email protected]

    FB: Layanan Akademik A-Djunaedi ([email protected])

    Versi 2012

    Pendekatan Proses Perencanaan Induk

    DAFTAR TOPIK

    1. Pengantar (Posisi Master Planning dalam

    PWK)

    2. Kajian Teoritis Proses Master Planning

    3. Contoh-contoh Produk Master Planning

    4. Kelebihan dan Kekurangan Master Planning

    (relatif)

    5. Perkembangan Terbaru Master Planning

    2

    Referensi: Bab 6 dari buku wajib (saling melengkapi dgn bhn slides ini)

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 2

    3

    Topik 1:Pengantar

    Tujuan:memberikan pemahaman posisi master

    planning dalam PWK

    Dimensi Lingkungan Kehidupan Kita

    Dalam urutan dari kecil ke besar/luas:

    Ruang/kamar

    Rumah/bangunan

    Komplek bangunan

    Kawasan

    Kota

    Region

    Negara

    4

    Domain PWK

    Domain

    Arsitektur

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 3

    Posisi Master Planning (1)

    Dalam urutan dari kecil ke besar/luas:

    Ruang/kamar

    Rumah/bangunan

    Komplek bangunan

    Kawasan

    Kota

    Region

    Negara

    5

    Domain PWK

    Domain

    ArsitekturMaster

    planning

    Posisi Master Planning (2)

    Komplek bangunan

    Kawasan

    Kota

    6

    Domain PWK

    Domain

    ArsitekturMaster

    planning

    Master planning di bidang ARSITEKTUR mencakup:

    komplek bangunan dan kawasan.

    Master planning di bidang PWK mencakup: kawasan

    dan kota (di Indonesia, secara umum, PWK sdh tdk

    lagi melakukan master planning)

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 4

    Sejarah Master Planning Kota (1) Herman Thomas Karsten adalah arsitek

    Belanda yg merencanakan bbrp kota di

    Indonesia pd masa Hindia Belanda.

    Di Jawa, Karsten merencanakan sembilan dari

    sembilan belas kota-kota yang mendapat

    otoritas lokal. Kesembilan kota tersebut

    adalah Semarang, Bandung, Batavia (Jakarta),

    Magelang, Malang, Buitenzorg (Bogor),

    Madiun Cirebon, Meester (Jatinegara), Yogya,

    Surakarta, dan Purwokerto.7

    Sejarah Master Planning Kota (2) Perencanaan kota dengan pendekatan

    penyusunan rencana induk terus dipakai di

    Indonesia sampai tahun 1980an; setelah itu

    pendekatan diubah menjadi penyusunan

    rencana umum tata ruang kota.

    Setelah itu, pendekatan master planning

    masih tetap dipakai pada tingkat komplek

    bangunan dan kawasan (perumahan, kampus,

    dsb); terutama pd kawasan dgn otorita tunggal

    atau dianggap ada otorita tunggal.8

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 5

    9

    Topik 2:Kajian Teoritis Proses

    Master PlanningTujuan:

    Memahami (secara teoritis) proses master planning.

    Catatan: pedoman praktek (dari Pemerintah) tidak ada utk master planning (tapi ada utk RTBL/Rencana Tata Bangunan

    & Lingkunganyg akan dibahas dalam pendekatan Comprehensive Planning)

    10

    Master Planning: Karakter Dasar

    Pembuat keputusan= raja / penguasa/ otorita (dibantu oleh para ahli/ perencana)

    Tingkat komprehensifitas relatif kurang Biasanya hasilnya: rencana fisik/

    keruangan, rencana sangat rinci. Model ini aslinya dari bidang arsitektur,

    atau bisa kita katakan berangkat dari arsitektur.

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 6

    11

    Master Planning: Proses Secara umum

    Arsitek/perencana mengumpulkan data, menganalisis dan mengusulkan rencana

    Penguasa/otorita mengevaluasi dan memberi persetujuan

    Penguasa/otorita memberi arahan/aspirasi

    Arahan/ aspirasi/ kebijakan

    Analisis Fisik

    Usulan rencana fisik (master plan)

    Rencana Fisik

    Analisis Non-fisik

    12

    Master Planning: Analisis & Pengusulan rencana

    Analisis Non-fisik

    Analisis (problem seeking): kajian problema/hal-hal yang mempengaruhi dan perlu diwadahi secara fisik

    Analisis Fisik

    Pemrograman (programming): analisispewadahan hasil analisis ke ruang fisik secara alokatif (macam ruang, interaksi antar ruang, dan rencana volume tiap ruang)

    Usulan rencana fisik (master plan)

    Perancangan Fisik (designing): perancangan fisik berdasar macam ruang, interaksi, dan alokasinya.

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 7

    13

    Master Planning: Analisis Non-Fisik

    Analisis Non-fisik

    Analisis (problem seeking): kajian problema/hal-hal yang mempengaruhi dan perlu diwadahi secara fisik

    Mencakup, antara lain:1. Analisis persyaratan sosioekonomis dan politis.2. Analisis organisasional, dari segi: filsafat, tujuan, prosedur,

    struktur, komunikasi, SDM, dan tingkat percepatan perubahan.

    3. Kajian statistik, antara lain: penduduk, umurnya, macam pekerjaan, pendapatan.

    4. Analisis tuntutan pasar terhadap pelayanan.5. Analisis kendala, antara lain: hukum, dan biaya.6. Analisis lingkungan, antara lain: sosial, budaya, warisan

    pusaka (heritage).

    14

    Master Planning: Analisis Fisik

    Analisis Fisik

    Pemrograman (programming): analisispewadahan hasil analisis ke ruang fisik secara alokatif (macam ruang, interaksi antar ruang, dan rencana volume tiap ruang)

    Kebutuhan data mencakup, antara lain:1. Peraturan terkait lokasi/tapak2. Guna lahan sekitarnya dan nilainya, serta prediksinya ke

    masa depan3. Fasilitas yang ada dan layanan teknik yg tersedia4. Kepemilikan lahan5. Transportasi6. Iklim7. Geologi8. Ancaman bencana ke lokasi/tapak.

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 8

    15

    Master Planning: Pengusulan rencana

    Usulan rencana fisik (master plan)

    Perancangan Fisik (designing): perancangan fisik berdasar macam ruang, interaksi, dan alokasinya.

    Mencakup langkah-langkah, antara lain:1. Paparkan semua data lokasi/tapak2. Jabarkan implikasi program yg telah dirumuskan ke desain3. Rumuskan atribut desain sesuai tujuan desain4. Buat rancangan bentuk dan pengaturan ruang sesuai hal-hal

    tsb di atas (no. 2 dan 3).5. Ciptakan jaringan jalan mewadahi pergerakan akibat no. 2

    dan 3 di atas6. Pilih sistem struktur dan layanan utilitas (dari beberapa

    kemungkinan).

    16

    Master Planning: Contoh Proses (1)

    Sumber: http://www4.uwm.edu/master_plan/overview/process.cfm

    The planning will be accomplished by a process that integrates six distinct phases of work through an intensive series of on-site investigations, meetings, workshops and forums. The six phases are:

    1. Academic Alignment 2. Observations 3. Conceptual Plan and Principles 4. Site/Area/Precinct Studies 5. Final Integration Plan 6. Design Guidelines

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 9

    17

    Master Planning: Contoh Proses (2)

    Sumber: http://www4.uwm.edu/master_plan/overview/process.cfm

    The Academic Alignment phase began prior to the consultants engagement. The Campus Planning Coordinating Committee and Subcommittees engaged in discussions of key questions with the goal of aligning campus physical development with UWM's ongoing academic planning.

    1. Academic Alignment

    2. ObservationsThe Observations phase was the first task undertaken by the consultants. This phase informed the planning process through data collection (including deliverables from the Academic Alignment phase) and analysis of existing conditions. This included neighborhood and regional context as well as profiles of existing buildings, site and utility/infrastructure, historic cultural resources (buildings and landscapes) and environmental impact.

    18

    Master Planning: Contoh Proses (3)

    Sumber: http://www4.uwm.edu/master_plan/overview/process.cfm

    The Conceptual Plan and Principles phase identifies the key broad-brush principles, development patterns and site/area/precinct characteristics that will create the framework for more detailed studies and plans. This conceptual framework is crucial to the desired dynamic and future flexibility qualities of the master plan.

    3. Conceptual Plan and Principles

    4. Site/Area/Precinct Studies The Site/Area/Precinct Studies phase involves detailed planning work within defined boundaries to be determined. The Integration Plan phase will synthesize and test these different scales and locations to yield a preferred scenario..

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 10

    19

    Master Planning: Contoh Proses (4)

    Sumber: http://www4.uwm.edu/master_plan/overview/process.cfm

    Master plan recommendations will be made in a comprehensive and integrated final plan. This will include site systems improvements of image, identity and wayfinding, access and vehicular circulation, pedestrian and bicycle circulation, open space, recreation and athletics. Proposed building improvements will include locations, general massing, setbacks/stepbacks, and potential gross square footage. Historic resource stewardship and sustainability opportunities will be included, including strategies for environmentally responsible execution. Implementation scenarios will outline phasing and funding strategies that can be translated into state-mandated six-year development plan modules.

    5. Final Integration Plan

    20

    Master Planning: Contoh Proses (5)

    Sumber: http://www4.uwm.edu/master_plan/overview/process.cfm

    Campus Design Guidelines will address site, landscape, and building design. They are intended to aid in the coherent, positive design, development, and character of the campus. The goal of the landscape guidelines is to achieve a comprehensive campus fabric that is aesthetically pleasing, practical, and cost-effective to maintain. Site furnishing standards to establish consistency will be included. Developable site guidelines will predominantly address the morphology of future buildings rather than architectural character. This will include uses, height/massing, disposition, entrance/service, and infrastructure relationships. The building guidelines themselves will create detailed frameworks for site relationships, materiality, building and roof forms, facade articulation, fenestrations and encroachments..

    6. Design Guidelines

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 11

    21

    Topik 3:Contoh-contoh Produk

    Master PlanningTujuan:

    Mengenal contoh produk master planning di tingkat komplek bangunan dan kawasan

    (kampus, perumahan, kota baru)

    Master Plan Komplek Bangunan (1)

    22

    Sumber: globalrancangselaras.com

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 12

    Master Plan Komplek Bangunan (2)

    23

    Sumber: www.bappeda-kotabaru.info

    Master Plan Kampus

    24Sumber: Sumber globalrancangselaras.com

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 13

    Master Plan Kawasan

    25Sumber: Sumber globalrancangselaras.com

    Master Plan Perumahan

    26

    Sumber: www.puteraco.co.id/katumiri/masterplan.pdf

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 14

    Master Plan Kota baru

    27

    Masterplan for Hanoi New Town (1997)

    Sumber: http://www.oma.eu/[Tgl akses: 11 Juni 2009]

    28

    Topik 4:Kelebihan & Kekurangan (relatif) Master Planning

    Tujuan:Mengenali kelebihan dan kekurangan

    (relatif) master planning

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 15

    29

    Kelebihan (relatif)Antara lain: Rancangan tiga dimensi (apalagi berbentuk maket)

    lebih mudah dimengerti masyarakat umum. [Bila lahan milik satu otorita] Rancangan fisik rinci

    dan 3 dimensi lebih mudah untuk melaksanakan: sudah berupa rencana bentuk dan ruang, tinggal membuatnya menjadi gambar arsitektural.

    Lebih cocok diterapkan pada, antara lain: kawasan kampus (otorita tunggal pada rektor), kawasan real estate/ kota baru (satu otorita: developer)

    30

    Kekurangan (relatif)Antara lain: Analisis kurang mempertimbangkan banyak hal,

    karena lebih terfokus ke fisik. Rencana juga lebih terfokus ke fisik, tidak

    mencakup rencana non-fisik (non-fisik diasumsi dan kemudian diwadahi ke dalam fisik).

    Masa depan dianggap pasti, deterministik sehingga dapat digambar secara fisik dan rinci (meskipun dikatakan bahwa master plan bersifat fleksibel, dapat diubah-ubah). Dengan kepastian tsb, master plan sering juga disebut sebagai blueprint (cetak biru).

  • Proses PerencanaanKuliah 11: Penyusunan Rencana Induk (A. Djunaedi, 2012)Hal 16

    31

    Topik 5:Perkembangan Terbaru

    Master PlanningTujuan:

    Mengenal perkembangan terbaru master planning

    32

    Perkembangan terbaru Perkembangan pengambilan kebijakan publik

    menuntut proses perencanaan lebih

    demokratis; untuk itu di AS, misalnya,

    penyusunan rencana induk telah berubah dgn

    lebih mewadahi partisipasi masyarakat yg

    terkena proyek rencana kawasan kota.

    Proses terbaru tsb dinamakan charrettes: (1)

    melibatkan tiap orang sejak awal, (2) bekerja

    bersama, (3) dalam iterasi pendek, dan (4)

    sampai hal-hal yg rinci.