106
ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH

ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH

Page 2: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber
Page 3: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

BAB XX

ADMINISTRASI PEMERINTAH

A. PENDAHULUAN

Pembangunan tidak akan terselenggara dengan baik tanpa adanya suatu administrasi pemerintah yang berkemampuan tinggi untuk men-jalankan peranannya dalam mendukung proses pembangunan nasional. Oleh karena itu bersamaan dengan dilakukannya perbaikan-perbaikan di berbagai bidang, penyempurnaan administrasi pemerintah menjadi bagian integral dari seluruh usaha pembangunan dalam Repelita I maupun II.

Sama halnya dengan usaha pembangunan itu sendiri, maka usaha penyempurnaan administrasi dan aparatur pemerintah harus meru- pakan usaha yang terus-menerus. Hal itu disebabkan oleh karena pernbangunan yang merupakan gerak maju memerlukan peningkatan kemampuan administrasi dan aparaturnya. Di samping itu dengan makin majunya masyarakat maka sifat-sifat dan tuntutan-tuntutan pe- layanan masyarakat semakin meningkat. Ditambah pula dengan makin besarnya dan meluasnya pembangunan, maka masalah yang harus ditangani oleh pemerintah makin bertambah besar dan luas pula.

Sehubungan dengan itu usaha-usaha penyempurnaan administrasi dan aparatur pemerintah dalam tahun ke-empat Repelita II merupakan peningkatan daripada usaha-usaha yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Sasaran usaha-usaha penyempurnaan tersebut me-liputi seluruh aparatur pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta aparatur perekonomian negara. Bidang-bidang yang men- dapat perhatian utama dalam penyempurnaan administrasi dan aparatur pemerintah dalam tahun ke-empat Repelita II meliputi bidang-bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, fasilitas dan sarana kerja serta administrasi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta pengendalian pembangunan. Penyempurnaan administrasi untuk

947

Page 4: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

sektor-sektor tertentu yang memperoleh prioritas, terutama yang me- merlukan kerjasama antar-departemen/lembaga dalam bentuk tatahubungan kerja, termasuk pula dalam ruang lingkup kegiatan pe-nyempurnaan daliam tahun ke-empat pelaksanaan Repelita II. Demikian pula penyempurnaan sistem pembiayaan pembangunan, pengembangan sistem pengendalian proyek,proyek, serta perbaikan di bidang pengawasan.

B. LANDASAN SERTA KEBIJAKSANAAN PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI PEMERINTAH

Kebijaksanaan penyempurnaan administrasi pemerintah ditujukan pada tata penyelenggaraan pemerintahan yang harus mencerminkan peranan pemerintah dalam pembangunan. Pembangunan yang dewasa ini mempunyai prioritas di bidang ekonomi didasarkan pada demokrasi ekonomi yang menentukan bahwa masyarakat harus memegang pe-ranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan eko- nomi serta menciptakan iklim yang menggairahkan perkembangan dunia usaha dengan tetap berorientasi kepada kepentingan rakyat banyak. Dalam menjalankan peranannya di bidang ekonomi maka pemerintah harus lebih menekankan pengarahan dan dorongan kegiatan ekonomi; pemerintah sebanyak mungkin mengurangi penguasaan serta pengurusan kegiatan-kegiatan ekonomi tersebut. Oleh karenanya, maka administrasi pemerintah perlu disempurnakan untuk mening- katkan pemberian bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan, usaha penyempurnaan administrasi pemerintah ditujukan

Page 5: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

agar tidak hanya mampu men- jalankan tugas-tugas umum pemerintahan, melainkan juga mampu melaksanakan tugas pembangunan, dalam arti menyusun kebijaksanaan dan program pembangunan, serta melaksanakannya dan mengendali-kannya secara baik.

Sasaran-sasaran dalam usaha penyempurnaan administrasi peme-rintah dalam Repelita I adalah sebagai berikut :

948

a. Meningkatkan pelaksanaan fungsi dan hubungan kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan Lembaga-lembaga Tinggi Negara atau antar Lembaga Tinggi Negara.

b. Menyempurnakan organisasi pernerintah pusat untuk peningkatan daya-guna dan hasil-guna dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

c. Menyempurnakan pemerintahan di daerah dengan mengusahakan keserasian antara pelaksanaan dekonsentrasi, sertatantra dan swatantra di daerah.

d. Meningkatkan keserasian hubungan kerja antar lembaga, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangun- an sektoral serta program-program yang sifatnya antar sektor yang melibatkan berbagai departemen/lembaga serta khususnya yang merupakan prioritas pembangunan.

e. Meningkatkan produktivitas kerja, iklim kegairahan kerja dan disiplin pegawai dalam rangka pembinaan sistem karier dan prestasi kerja pegawai

Page 6: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

negeri sipil.f. Menyempurnakan bidang ketatalaksanaan yang

meliputi proses pengambilan keputusan, koordinasi dan hubungan kerja dalam badan/lembaga pemerintahan, sistem komunikasi, tatakerja, teknik-teknik management serta pengawasan intern.

g. Membina dan menyempurnakan badan-badan usaha ekonomi, lembaga-lembaga keuangan dalam rangka pembinaan dunia usaha.

h. Menyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber pembiayaan, perencanaan dan pelaksa- naan program dan proyek, sistem anggaran dan pembiayaan pembangunan dan management dalam pelaksanaan rencana tahunan.

i. Meningkatkan pengawasan pembangunan dengan tetap mengusa- hakan adanya keluwesan dalam pelaksanaan.

j. Terus melakukan penertiban dan pendayagunaan aparatur negara di segala bidang dan tingkatan.

949

Page 7: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

C. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKSANAAN DAN HASIL-HASIL PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI NEGARA 1978/79.

1. Lembaga-lemrbaga Tertinggi/Tinggi NegaraDengan kedudukan MPR sebagai Lembaga Tertinggi Negara dan

Presiden, DPR, DPA, BEPEKA, serta Mahkamah Agung, masing- masing sebagai Lembaga Tinggi Negara sesuai dengan ketentuan Undang-undang Dasar 1945, serta dengan tersusunnya hubungan kerja antara Lembaga Tertinggi Negara dan Lembaga Tinggi Negara atau antar Lembaga Tinggi Negara, maka telah dapat dilaksanakan hubungan kerja yang serasi antara Lembaga-lembaga tersebut dalam penyempurnaan pelaksanaan fungsinya masing-masing pada tahun 1977/78. Demikian pula dalam tahun tersebut telah dilakukan pe -nyempurnaan organisasi serta personalia kesekretariatan untuk me-mungkinkan peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas sebagai unsur bantuan dari lembaga-lembaga bersangkutan.

Hal-hal penting yang dilakukan selama tahun ke-empat pelak- sanaan Repelita II dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Dalam rangka memperkuat kehidupan Demokrasi

Pancasila maka untuk kedua kali dalam masa orde baru pada tahun 1977 telah dapat dilangsungkan pemilihan anggota-anggota MPR, DPR dan DPRD secara langsung, umum, bebas dan rahasia.

b. Berdasarkan Undang-undang No. 5 tahun 1975 tentang susunan serta kedudukan MPR/DPR/DPRD maka untuk kedua kali telah dapat dibentuk MPR dan DPR hasil pemilihan umum sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Sidang-sidang Umum MPR yang berlangsung dengan sukses pada tanggal 11 s/d 23 Maret 1978 telah membuahkan 11 Ketetapan MPR.Kemudian daripada itu pada tanggal 31 Maret 1978 telah ter-

susun Kabinet Pembangunan III yang mendasarkan diri pada Ketetapan-ketetapiin MPR yang baru mempunyai 7 sasaran (Sapta Krida) yang harus dicapai, yaitu :pertama : Terciptanya keadaan dan suasana yang makin menjamin

tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat dengan makin memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya;

950

Page 8: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

kedua : Terlaksananya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi; ketiga : Terpeliharanya stabilitas nasional yang makin mantap; keempat : Terciptanya aparatur negara yang makin bersih dan ber -

wibawa;kelima : Terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa yang makin

kokoh, yang dilandasi oleh penghayatan dan pengamalan Pancasila yang makin mendalam;

keenam : Terlaksananya pemilihan umum yang langsung, umum, bebas dan rahasia dalam rangka memperkuat kehidupan Demokrasi Pancasila;

ketujuh : Makin berkembangnya pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk diabdikan kepada kepentingan nasional dalam rangka memperkuat ketahanan nasional.

2. Administrasi dan itpoatulr pemerintah tingkat pusat

Usaha-usaha penyempurnaan di bidang kelembagaan terhadap organisasi departemen-departemen merupakan kelanjutan daripada usaha-usaha dalam tahun sebelumnya yang merupakan tindak lanjut dari Keputusan-keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974 dan Keputusan-keputusan Menteri tentang organisasi departemen masing-masing. Usaha penyempurnaan tersebut merupakan pengaturan segi tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tatakerja dari semua jenis unit-unit pelaksana teknis yang merupakan satuan organisasi yang melaksanakan sebagian tugas-tugas departemen yang pengaturan or -ganisasinya belum tercakup dalam Keputusan-keputusan Menteri yang bersangkutan. Ruang lingkup tugas dari masing-masing satuan pelak- sana teknis tersebut sangat berbeda-beda sehingga bentuk organisasi dan tatakerja masing-masing juga sangat berbeda-beda. Sehubungan dengan itu maka penyelesaian unit-unit pelaksana tersebut memer- lukan penanganan sendiri-sendiri untuk tiap-tiap jenis unit pelaksana teknis.

Dalam tahun 1977/78 telah dapat diselesaikan pengesahan unit pelaksana teknis pada Departemen dalam Negeri meliputi 9 jenis lem- baga, Departemen Luar Negeri meliputi 2 jenis lembaga, Departemen Kehakiman meliputi 6 jenis lembaga, Departemen Perdagangan dan

951

Page 9: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Koperasi meliputi 2 jenis lembaga, Departemen Pertanian meliputi 18 jenis lembaga, Departemen Pertambangan dan Energi meliputi 2 jenis lembaga, Departemen Perhubungan meliputi 10 jenis lembaga, Departemeni P dan K meliputi 26 jenis lembaga, Departemen Kese- hatan meliputi 17 jenis lembaga, Departemen Agama 11 jenis lemba- ga, Departemen Sosial 12 jenis lembaga dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi meliputi 4 jenis lembaga.

Selain penyempurnaan organisasinya, usaha-usaha penyempurnaan departemen-departemen juga dilakukan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan fungsi pengawasan, terutama yang dilakukan oleh aparat Inspektorat Jenderal sebagai aparat pengawasan intern. Dalam hu- bungan ini berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Operasi Tertib telah dipertegas wewenang Inspektorat Jenderal De- partemen untuk atas nama Menteri mengambil tindakan korektif di lapangan terhadap penyimpangan pelaksanaan tugas oleh aparatur departemen yang bersangkutan serta wewenang untuk langsung me- laporkan kepada alat-alat penegak hukum bilamana terdapat oknum- oknum yang melakukan tindak pidana. Dengan demikian Inspektorat Jenderal Departemen selaku aparat pengawasan fungsionil akan lebih mantap dalam melaksanakan pengawasan di lingkungan departemen masing-masing.

Dalam rangka penyempuurnaan organisasi Lembaga-lembaga Pe- merintah Non Departemen, maka sebagai kelanjutan dari pada usaha tahun tahun sebelumnya, dalam tahun 1977/78 telah diteruskan pe-nelitian terhadap organisasi-organisasi Lembaga-lembaga tersebut. Dari hasil penelitian itu diharapkan dapat dirumuskan pola tentang ke-dudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi dari Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen dengan lebih jelas. Selanjutnya berdasarkan pola pokok organisasi tersebut akan ditetapkan susunan organisasi dari masing-masing Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Walaupun pada dasarnya usaha-usaha penyempurnaam Lembaga Pemerintah Non Departemen itu dilakukan dengan mengadakan pe-nelitian secara menyeluruh untuk dapat memperoleh pola pokok ten- tang kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tatakerja dari Lembaga-lembaga tersebut, tetapi perhatian khusus diberikan

952

Page 10: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

kepada masalah-masalah yang mendesak, yaitu perlunya perubahan-perubahan organisasi dari Lembaga-lembaga Pemerintah Non Depar- temen tertenbu trntuk dapat menanggulangi pelaksanaan tugas yang sangat mendesak dari lembaga yang bersangkutan. Demikianlah untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap penanaman modal di Indo-nesia, baik asing maupun dalam negeri, telah disempurnakan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengam Keputusan Presiden No. 53 tahun 1977 scbagai penyempurnaan Keputusan Presiden No. 20 tahun 1973. Bertalian dengan itu telah pula disempurnakan pokok tatacara penanaman modal dengan Keputusan Presiden No. 54 tahun 1977 yanng semula diatur dengan Keputusan Presiden No. 21 tahun 1973.

Dengan disempurnakannya struktur organisasi dan tatakerja BKPM maka calon investor tidak perlu lagi menghubungi berbagai departemen satu per satu dalam proses aplikasi penanaman modal, melainkan cukup berhubungan dengan hanya satu instansi (one stop service), yaitu dengan BKPM. Dalam usaha penyempurnaan itu maka BKPM atas nama Menteri yang membina bidang usaha penanaman modal yang bersangkutan menerbitkan ijin usaha, baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat tetap, ijin pengusahaan bahan baku, pemberian angka pengenal importir/eksportir terbatas, ijin pembelian dalam negeri, ijin kerja bagi tenaga asing yang akan bekerja dalam rangka penanaman modal, pemberian fasilitas/keringanan pajak dan bea masuk, dan ijin usaha perdagangan hasil produksi barang/jasa.

Sesuai dengan pelimpahan wewenang kepada BKPM untuk me-ngeluarkan ijin-ijin atas nama departemen teknis itu maka Biro-biro Penanaman Modal yang terdapat pada Departemen Keuangan, De- partemen Kehakiman dan Departemen Dalam Negeri akan dihapus, sedangkan berbagai departemen yang bersangkutan dalam prosedur pemberian ijin penanaman modal masing-masing menunjuk wakilnya dalam BKPM.

3. Penyempurnaan tata hubungan kerja antara berbagai lem- baga

Penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institusionil maupun proseduril secara terus-menerus juga telah di-

953

Page 11: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

lakukan. Tata hubungan kerja dapat menyangkut antara lembaga- lembaga negara dan antara badan-badan pemerintahan.

Kerjasama antara Pemerintah dan DPR di bidang legislatif telah dapat ditingkatkan. Khususnya kelancaran kerjasama tersebut lebih ditingkatkan dalam pembahasan dan pengolahan rancangan anggaran dan pendapatan dan belanja negara.

Demikian pula Badan Pemeriksa Keuangan sebagai aparatur pengawasan ekstern terhadap lembaga eksekutif dalam melaksana- kan fungsinya senantiasa memberi petunjuk-petunjuk mengenai sa- saran-sasaran yang perlu diperiksa kepada unit-unit pengawasan in- tern pemerintah.

Penyempurnaan tata hubungan kerja antara berbagai badan/ lembaga pemerintah yang telah dilakukan antara lain meliputi pe- laksanaan program-program yang merupakan prioritas dalarn pem-bangunan, seperti program-program keluarga berencana, peningkatan produksi dan pengadaan pangan, tata penyelenggaraan transmigrasi, perbaikan gizi rakyat dan pembinaan pendidikan. Demikian pula KIS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi) diusahakan dalam adminis- trasi pelabuhan, administrasi pembiayaan pembangunan, administrasi bantuan luar negeri, tata penyelenggaraan perdagangan luar negeri, khususnya untuk meningkatkan ekspor, penanaman modal dan lain- lain.

Pengembangan tata penyelenggaraan hubungan kerja dalam dan antara departemen/lembaga secara serasi ditujukan untuk membina komunikasi dan koordinasi yang mendukung perencanaan dan pelak-sanaan pembangunan secara lebih baik, terutama untuk menunjang perencanaan operasionil tahunan. Dalam rangka ini secara terus menerus dilakukan penyempurnaan kelembagaan, tata cara untuk mengindentifikasikan, merencanakan dan menyusun program pelaksanaan dari berbagai program dan proyek pembangunan. Kemudian lebih diserasikan proses perencanaan dengan proses penganggaran- nya. Di segi lain dalam pengendalian program-program dan proyek- proyek pembangunan dilakukan penyempurnaan sistem pelaporan, evaluasi dan tindakan-tindakan korektif atau penyesuaiannya.

954

Page 12: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Dengan peningkatan tata hubungan kerja secara terus-menerus yang lebih terpadu maka dalam tahun ke-empat pelaksanaan Repe- lita II telah dihasilkan hubungan kerja yang lebih mantap, baik pada tingkat pusat, tingkat daerah, maupun antara tingkat pusat dan tingkat daerah.

Penyerasian hubungan kerja antar lembaga untuk menanggulangi masalah perbukuan telah pula diusahakan penyempurnaannya. Dengan Keputusan Presiden No. 5 tahun 1978 telah dibentuk Badan Per- timbangan Pengembangan Buku Nasional yang bertugas menelaah secara nasional seluruh permasalahan perbukuan dengan jalan me- nilai serta memberikan saran dan pertimbangan guna dijadikan dasar bagi penentuan kebijaksanaan pemerintah. Badan tersebut yang me- nyertakan wakil-wakil dari berbagai instansi diketuai oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemudian dapat disebut pula usaha penyerasian kerjasama dalam pelaksanaan sensus konstruksi sebagaimana ditugaskan oleh Presiden dengan Instruksi Presiden No. 8 tahun 1977 kepada Biro Pusat Statistik, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Dalam Negeri.

Satu langkah penting dalam tata penyelenggaraan hubungan kerja yang diambil pemerintah ialah diterbitkannya Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Operasi Tertib. Dalam instruksi tersebut Presiden telah memberikan petunjuk-petunjuk agar semua departemen dan instansi pemerintah di pusat dan daerah meningkatkan kordi- nasi fungsionil dalam usaha penertiban secara terus-menerus sehingga akhirnya penertiban dan pengawasan itu merupakan suatu kebiasaan.

Akhirnya suatu langkah lain yang tidak kurang pentingnya dalam tata penyelenggaraan hubungan kerja yang dilakukan oleh pemerintah ialah di bidang penanaman modal. Penyederhanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Keputusan Presiden No. 53 tahun 1977 dan penyederhanaan prosedur penanaman modal dengan Keputusan Presiden No. 54 tahun 1977 merupakan usaha peningkatan keserasian hubungan kerja untuk mempercepat proses pengambilan keputusan. Dalam Keputusan-keputusan Presiden itu

955

Page 13: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

BKPM akan merupakan satu-satunya tempat untuk menyelesaikan masalah-masalah aplikasi penanaman modal, sedangkan tugas pokok Biro Penanaman Modal pada departemen-departemen teknis diarah- kan untuk melakukan pengendalian pelaksanaan penanaman modal yang sudah mendapat ijin serta melaksanakan penelitian dan evaluasi untuk pengembangan usaha. Dalam pada itu BKPM-Daerah bertugas pokok membantu departemen teknis dalam pengendalian pelaksanaan penanaman modal yang telah memperoleh ijin usaha dan berlokasi di daerah kerja BKPM-Daerah yang bersangkutan. BKPM-Daerah mendapat delegasi wewenang dari departemen teknis untuk meng- ambil keputusan apakah permohonan penanaman modal dapat atau tidak diberikan persetujuan untuk direkomendasikan kepada Pre- siden. Namun perlu dikemukakan bahwa penyederhanaan tata pe-nyelenggaraan hubungan kerja tersebut bukan berarti merubah Un- dang-undang tentang Penanaman modal.

4. Administrasi dam aparatur pemerintah tingkat daerahPenyempurnaan administrasi dan aparatur pemerintah tingkat

daerah yang telah dilakukan sejak Repelita I meliputi antara lain penegasan kedudukan Gubernur/Kepala Daerah sebagai penguasa tunggal dan administrator pembangunan di daerah, tata kerja apara- tur pemerintah daerah dan kantor-kantor wilayah departemen yang ada di daerah, penetapan pedoman komunikasi antara pusat dan daerah serta sebaliknya, pembentukan Badan Perencanaan Pemba- ngunan Daerah (Bappeda), pedoman pembinaan unit desa dengan BUUD dan KUD, pedoman mobilisasi sumber-sumber keuangan dae- rah, administrasi keuangan daerah, dan lain-lain.

Selanjutnya Undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah sebagai pengganti Undang-undang No. 18 tahun 1965 telah memberikan wadah formil untuk memung- kinkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pemerintahan, demikian pula kegiatan usaha pembangunan yang semuanya pada akhirnya ter- sebar di daerah-daerah. Dengan dikeluarkannya Undang-undang ter- sebut maka telah diletakkan dasar dan diberikan pengarahan yang lebih mantap sesuai dengan pengembangan dekonsentrasi, sertatantra

956

Page 14: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

dan swatantra sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Dasar 1945.

Dalam Undang-undang No. 5 tahun 1974 itu terdapat ketentuan bahwa Gubernur/Kepala Daerah sebagai administrator pembangunan bertugas mengkoordinasikan pembangunan di wilayahnya, baik yang bersifat sektoral, regional maupun program pembangunan yang ber- sifat khusus. Gubernur/Kepala Daerah bertanggung jawab atas sukses atau tidaknya pembangunan di wilayahnya dengan dibantu oleh aparatur-aparaturnya, yaitu Bappeda di bidang perencanaan dan pengendalian, instansi vertikal dan dinas otonom yang ada di daerah di bidang pelaksanaan serta Inspektorat Wilayah Daerah di bidang pengawasan. Koordinasi terhadap pelaksanaan pembangunan itu me-rupakan koordinasi aktif, dalam arti bahwa Gubernur/Kepala Daerah juga ikut membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan memberikan pengarahan-pengarahan.

Dalam rangka fungsi, tugas, kewajiban dan peranan Gubernur/ Kepala Daerah seperti itu maka dibentuk Bappeda berdasarkan Ke -putusan Presiden No. 15 tahun 1974, serta susunan dan tatakerjanya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 142 tahun 1974 di tiap-tiap Daerah Tingkat I untuk menanggapi makin meningkatnya volume kegiatan pembangunan yang ada dan dilakukan di daerah, sehingga kesemuanya itu dapat berlangsung dengan lebih konsisten, serasi dan terkoordinasikan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengen- dalian dan pemanfaatannya. Bappeda juga merupakan aparatur peme- rintahan di daerah yang dilibatkan dalam pelaksanaan pengendalian proyek-proyek pembangunan nasional. Hal ini mendapat penegasan dalam Keputusan Presiden No. 12 tahun 1977 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN 1977/78 yang pada pasal 63 mewajibkan Bappe- da untuk menyampaikan laporan triwulanan dari proyek-proyek yang ada di daerahnya kepada Gubernur/Kepala Daerah yang bersang- kutan, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator EKUIN/Ketua Bap- penas dan Sekretariat Wakil Presiden, selambat-lambatnya satu bulan setelah berakhirnya satu triwulan.

Demikian pula sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 262 tahun 1975 telah ditetapkan susunan organisasi dan tata-

957

Page 15: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

kerja Inspektorat Wilayah Daerah yang secara luas melakukan peng- awasan umum mengenai tugas pemerintahan, baik tugas umum mau- pun tugas pembangunan.

Berbagai usaha juga telah dilakukan untuk memperkuat kemam- puan perencanaan pada pemerintah daerah tingkat II dan tingkat desa. Khusus dalam rangka usaha pembangunan daerah pedesaan dan peningkatan perlembagaan desa maka dalam masa Repelita II telah direncanakan terbentuknya Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) dan Tata Desa sebagai suatu sistem untuk mempercepat pengembang- an desa-desa dalam suatu wilayah kecamatan secara kom- prehensif dan terkoordinasikan. Sampai pada akhir tahun 1977/78 sesuai dengan sasaran telah terbentuk 1000 UDKP yang tersebar di semua provinsi. Dewasa ini sedang disusun rancangan undang-undang desa, sedang Departemen Dalam Negeri dengan bantuan dari ber- bagai departemen dan instansi lainnya telah mengambil langkah- langkah untuk meningkatkan koordinasi dalam pembangunan pede- saan dan untuk pembinaan Lembaga Sosial Desa sebagai wadah partisipasi masyarakat dan saluran komunikasi antara masyarakat desa dengan pemerintah.

Dalam pada itu pemerintah telah mengadakan perluasan unit BUUD yang semula berjumlah 553 menjadi 900 unit yang akan men- jadi wadah penyalur kredit candak-kulak. Seterusnya sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden No. 2 tahun. 1978 tentang BUUD maka dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. 35/Men/ 1978 tahun 1978 telah ditetapkan tugas dan wewenang BUUD dalam pengembangan, pengarahan, pemberian petunjuk serta pengamanan KUD. Juga dalam rangk.a memperkokoh dan mening- katkan kemampuannya sehingga benar-benar menjadi wadah utama kegiatan ekonomi pedesaan yang dimiliki, KUD diurus dan diatur oleh warga desa sendiri untuk pembangunan pedesaan. Maka dengan Keputusan. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. 33/ Men/1978 tahun 1978 telah dibentuk Badan Pengendali Pengem- bangan Koperasi yang merupakan badan antar departemen dengan Direktur Jenderal Koperasi sebagai ketua. Di tingkat daerah Guber- nur membentuk pula Badan Pembina Pengembangan Koperasi di daerahnya.

958

Page 16: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Sejalan dengan usaha-usaha penyempurnaan badan-badan usaha negara telah pula diadakan usaha penyempurnaan terhadap perusa- haan-perusahaan daerah yang sampai sekarang masih diatur menurut Undang-undang No. 5 tahun 1962. Dalam usaha-usaha penyempurna- an perusahaan-perusahaan daerah itu dipergunakan pula prinsip-prin- sip yang dipergunakan dalam penyempurnaan badan-badan usaha negara.

Usaha-usaha penyempurnaan di bidang pembangunan di daerah selanjutnya ialah penserasian antara proyek-proyek dalam rangka bantuan pemerintah pusat kepada daerah berdasarkan Instruksi- instruksi Presdien No. 1 s/d No. 6 tahun 1977, yaitu berturut-turut :a. Program Bantuan Pembangunan Desa;b. Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II;c. Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I;d. Program Bantuan untuk Pembangunan Sekolah Dasar kepada

Daerah Tingkat II;e. Program Bantuan untuk Pembangunan Sarana Kesehatan kepada

Daerah Tingkat II;f. Program Bantuan Penghijauan dan Reboisasi kepada Daerah Ting-

kat I dan daerah Tingkat II;g. Program Bantuan Kredit Pembangunan dan Pemugaran Pasar

kepada Daerah Tingkat II dan DKI Jakarta Raya. Prosedur pelaksanaan pembangunan melalui bantuan-bantuan tersebut telah disempurnalcan dalam bentuk Surat-surat Keputusan Bersama beberapa tnenteri.

5. Badan-badan usaha negara dan lembaga-lembaga ekonomi keuangan

Kebijaksanaan pemerintah dalam penyempurnaan badan-badan usaha ekonomi negara, baik mengenai kedudukan, organisasi maupun manajemennya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada ma-syarakat, menyelenggarakan kemanfaatan umum yang lebih baik dan lebih merata serta meningkatkan efisiensi perusahaannya sehingga menguntungkan bagi penerimaan negara. Demikian pula pembinaan

959

Page 17: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

lembaga-lembaga keuangan ditujukan kearah peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka penggairahan dunia usaha, terutama pengembangan kemampuan pengusaha-pengusaha golongan ekonomi lemah.

Usaha-usaha penyempurnaan perusahaan-perusahaan negara yang dimulai sejak tahun 1967 dalam tahun keempat Repelita II telah ditingkatkan untuk mencapai tingkat kemamptian yang lebih baik, terutama yang menyangkut manajemen. Penyempurnaan tersebut juga meliputi perbaikan prosedur-prosedur serta penetapan pedoman dalam penyusunan anggaran perusahaan (PAP) agar perusahaan negara me-nyusun anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam tahun 1977/78 perkembangan pembinaan badan-badan usaha negara yang penting adalah pembentukan Perum Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek) dengan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1977 dan penyempurnaan Perum Pos dan Giro dengan Per- aturan Pemerintah No. 9 tahun 1978 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1965.

Dengan pembentukan Perum Astek maka dewasa ini jumlah per-usahaan negara yang bertujuan menyediakan jaminan sosial menjadi 5 buah, yaitu Perum Taspen Perum Asabri, Perum Jasa Raharja dan Asuransi Kesehatan, di samping Perum Astek. Program asuransi sosial tenaga kerja meliputi program asuransi kesehatan kerja dan program tabungan hari tua yang dikaitkan dengan asuransi kematian.

Di sektor asuransi jiwa terdapat 12 buah perusahaan, 11 perusa- haan adalah milik swasta nasional dan 1 perusahaan milik negara, ialah PN Asuransi Jiwasraya, sedang di sektor asuransi kerugian ada 52 perusahaan, ialah 1 perusahaan milik negara, yaitu PN Asu- ransi Bendasraya, 39 perusahaan milik swasta nasional, dan 12 per-usahaan asing. Perusahaan asing ini telah mengalihkan bentuknya menjadi perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan nasional.

Sementara itu proses pengalihan bentuk perusahaan negara menjadi Persero berjalan terus. Pengalihan tersebut dimaksudkan agar perusahaan-perusahaan mampu bekerja atas dasar azas-azas ekonomi dan administrasi niaga sehingga keuntungan yang diperoleh dapat di-

Page 18: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

960

Page 19: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

kembalikan sebagai sumber penerimaan negara untuk pembangunan yang memberi manfaat kepada rakyat banyak. Dalam iklim pemba-ngunan perusahaan negara tidak hanya harus mampu meningkatkan pelayanan berupa jasa dan bararg, melainkan juga harus dapat me-ningkatkan keuntungan melalui peningkatan efisiensi perusahaan secara sehat.

Sampai pada akhir tahun arggaran 1977/78 jumlah perusahaan negara yang berstatus Persero berjumlah 121 buah, yaitu 13 Persero yang beroperasi di sektor jasa keuangan, 35 Persero di sektor jasa umum, 42 Persero di sektor industri, dan 31 Persero di sektor per- tanian.

Perusahaan Negara (PN) yang belum diusulkan/ditentukan statusnya menurut Undang-undang No. 9 tahun 1969 tinggal 44 buah, sedang sisa PN yang telah diusulkan untuk dialihkan bentuknya menjadi Persero, tetapi belum dilaksanakan, berjumlah 8 buah.

Perusahaan Negara yang berkedudukan sebagai Perum dan PN berjumlah 67 buah, dengan perincian 4 buah bernaung di bawah Departemen Pekerjaan Umum, 12 buah di bawah Departemen Per -industrian, 3 buah di bawah Departemen Keuangan, 2 buah di bawah Departemen Kesehatan, 18 buah di bawah Departemen Pertanian, 16 buah di bawah Departemen Perhubungan, 3 buah di bawah De-partemen Pertambangan dan Energi, 3 buah di bawah Departemen Penerangan, 1 buah di bawah Departemen Pendidikan dan Kebuda- yaan, 4 buah di bawah Departemen Hankam dan 1 buah di bawah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Perusahaan Negara yang berkedudukan sebagai Perjan berjumlah 2 buah, yaitu sebuah di bawah Departemen Keuangan dan sebuah lagi di bawah Departemen Perhubungan.

Sampai pada tanggal 31 Maret 1978 keadaan badan-badan usaha negara yang lebih terperinci adalah seperti dapat dilihat pada tabel XX - 1.

Mengenai masalah yang menyangkut perkembangan Pertamina yang pada tahun 1975 dilanda oleh krisis, pemerintah terus mengada- kan langkah-Iangkah usaha penertiban dalam rangka meningkatkan

961

Page 20: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX - 1

KEADAAN BADAN-BADAN USAHA NEGARA SAMPAI 31 MARET 1978

No. U r a i a n Jumlah Keterangan

1. PN yang diusulkan oleh Departe-men-departemen untuk dialihkan bentuknya menjadi Persero

107

2. PN yang telah selesai dinilai oleh Team Penilai Pengalihan Bentuk menjadi Persero

99 Dengan perincian:1 PN tidak diubah status-nya4 PN dilikwidasikan94 PN diusulkan untuk menjadi Persero

3. PN yang status pengalihan bentuk-nya masih dalam penyelesaian Team Penilai

8

4. PN yang telah dikeluarkan Peratur- an Pemerintahnya

92 Dialihkan menjadi 83 Per-sero karena penggabungan

5. Perseroan yang modalnya telah dite-tapkan oleh menteri Keuangan

78

6. Persero yang telah ditandatangani akte pendiriannya

78

7. Persero yang telah ditetapkan ne-raca pembukuannya oleh Menteri Keuangan

41

8. Pendirian Persero Baru 31 Dengan perincian :11 joint venture 20 seluruh modal milik negara

9. Perseroan baru yang anggaran dasar-nya telah ditandatangani di hadap- an notaris

31

10. PT yang didirikan sebelum PP 12/ 1969

22 12 telah disesuaikan

11. Persero yang mempunyai anak per-usahaan

10 10 dengan 24 anak perusa- haan

12. Perum dan PN 67 Dengan perincian :23 Perum 44 PN

13. Perjan 214. Bank Pemerintah 8

962

Page 21: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

kemampuan perusahaan. Sebagaimana diketahui perusahaan vital mi- lik negara itu nyaris mengalami kebangkrutan sekiranya pemerintah tidak segera mengambil langkah-langkah penyelamatan. Pokok mas- alah yang telah dihadapi oleh Pertamina adalah kesulitan-kesulitan keuangan yang berpangkal pada hutang-hutang Pertamina yang meli- puti jumlah bermilyar-milyar dollar. Sebagi.an dari pinjaman yang dilakukan oleh Pertamina memang ada yang digunakan untuk proyek- proyek produktif seperti proyek LNG, kilang minyak, eksplorasi dan eksploitasi minyak, sarana distribusi gas, dan lain-lain. Tetapi seba - gian lagi tidak sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh pe-merintah, dan bahkan ada yang tidak diketahui oleh pemerintah, se- dangkan persyaratan-persyaratan atas pinjaman atau perjanjian yang menimbulkan beban pinjaman itu kebanyakan sangat tidak mengun- tungkan Pertamina, karena adanya persyaratan-persyaratan yang ti- dak lazim ada pada perjanjian-perjanjian yang wajar.

Dalam rangka mengatasi kesulitan-kesulitan Pertamina tersebut telah diambil langkah-langkah berupa:a. bantuan keuangan pemerintah kepada Pertamina untuk membayar

hutang-hutang luar negeri Pertamina yang sebagian besar bersifat jangka pendek serta hutang-hutangnya di dalam negeri.

b. peninjauan kembali secara menyeluruh program investasi Perta- mina dalam proyek-proyek di berbagai bidang.

c. usaha penertiban dalam bidang administrasi keuangan dalam rang- ka meningkatkan kemampuan administrasi perusahaan. Semua ini dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 8 tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara.

Langkah-langkah tersebut telah memberikan hasil nyata. Dari jumlah beban hutang yang keseluruhannya semula berkisar sekitar US $ 10,5 milyar, kini berkat langkah-langkah yang telah diambil pe -merintah telah berkurang menjadi US $ 3,5 milyar, yang umumnya terdiri dari hutang jangka panjang untuk pembangunan proyek-proyek produktif Pertamina. Hutang tersebut diharapkan akan dapat dibayar kembali dari hasil-hasil proyek yang bersangkutan.

963

Page 22: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Untuk mencegah terulangnya peristiwa-peristiwa yang tidak di-harapkan maka telah diambil kebijaksanaan agar semua L/C ekspor minyak dari Pertamina dibuka melalui Bank Indonesia. Dengan demi- kian Bank Indonesia bertindak sebagai lembaga yang menghimpun se- cara terpusat hasil-hasil ekspor minyak oleh Pertamina. Demikian pula dalam hal impor maka pembukaan L/C juga dilakukan melalui Bank Indonesia. Tujuannya adalah agar Bank Indonesia mempunyai gam- baran yang jelas mengenai kewajiban-kewajiban pembayaran dari Pertamina.

Selanjutnya dalam rangka koordinasi pemerintah telah menetap- kan agar Pertamina dan perusahaan-perusahaan milik negara lainnya tidak lagi dibenarkan untuk mencari pinjaman luar negeri secara sen- diri-sendiri. Segala pinjaman luar negeri untuk perusahaan-perusahaan milik negara hanya dilakukan oleh pemerintah.

Guna pengembangan sistem moneter yang sehat yang dapat mem-berikan pelayanan yang baik bagi kelancaran kegiatan ekonomi dan pembangunan maka secara terus menerus dilakukan pembinaan dan penyempurnaan lembaga-lembaga keuangan.Usaha pembinaan dan penyempurnaan tersebut diarahkan kepada pe-mupukan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan serta mendorong pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan lainnya sebagai prasarana institusionil yang p.enting dan sebagai penunjang kegiatan ekonomi dan pembangunan. Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter pemerintah telah makin ditingkatkan, khususnya dalam tugas pengarahan dan pembi- naan dunia perbankan.Mengenai bidang perbankan ini dapat dikemukakan bahwa sampaiakhir Pebruari 1978 bank umum berjumlah 101 bank dengan 964buah kantor, jumlah bank pembangunan adalah 28 bank dengan 152buah kantor, sedang jumlah bank tabungan adalah 7 bank dengan 14buah kantor. Terhadap bank asing dewasa ini masih tetap diadakanpembatasan. Kantor cabang bank asing sebanyak 10 buah dan 1 bankpatungan (joint venture) hanya boleh mengadakan kegiatan di Jakarta. Lembaga-lembaga keuangan bukan bank yang didirikan dengantujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan untuk mem-

964

Page 23: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

bantu mengembangkan dan melancarkan pasar uang dan modal telah pula diusahakan penyempurnaannya. Sampai akhir bulan Maret 1978 jumlah lembaga keuangan bukan bank telah ada sebanyak 15 buah yang terdiri atas 10 lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga (Investment Finance Corporation), 2 lembaga pembiayaan pembangunan (Development Finance Corporation) dan 3 kantor perwakilan lembaga keuangan bukan bank di luar negeri.

Dalam rangka usaha membantu kebutuhan kredit para pengusaha golongan ekonomi lemah, selama ini juga dikembangkan lembaga-lembaga keuangan bukan bank yang khusus, seperti PT Bahana, PT Askrindo dan Lembaga Jaminan Kredit Koperasi. PT Bahana yang didirikan dalam tahun 1973 bertugas membantu perseroan-perseroan terbatas golongan kecil dan menengah dalam hal permodalan serta dalam manajemen perusahaan. PT Askrindo yang didirikan pada ta- hun 1971 berkewajiban memberikan jaminan kredit untuk perusaha- an-perusahaan kecil dan pengusaha-pengusaha golongan ekonomi le- mah. Selanjutnya Lembaga Jaminan Kredit Koperasi yang dibentuk dalam tahun 1970 berfungsi memberikan jaminan terhadap kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia kepada koperasi-koperasi. Demikian pula untuk membantu para pengrajin sebagai pengusaha dari golongan ekonomi lemah telah diadakan program BIPIK (Bim-bingan dan Pengembangan Industri Kecil) dalam rangka pengembang- an kerajinan rakyat dengan jalan memberikan pendidikan dan latih- an, bimbingan dan penyuluhan, bantuan peralatan dan percontohan, bantuan promosi serta informasi.

Dalam rangka usaha pembinaan pasar uang dan modal yang dirintis sejak tahun 1974 maka pada akhir tahun 1976 telah dike- luarkan serangkaian peraturan mengenai pasar uang dan modal. Selanjutnya telah dibentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) yang bertugas mengendalikan serta melaksanakan pasar modal sesuai dengan kebijakanaan pemerintah. Fungsi BAPEPAM sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976 adalah mengadakan penilaian terhadap perusahaan yang akan menjual saham-sahamnya melalui pasar modal, menyelenggarakan bursa pasar modal, dan mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual

965

Page 24: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

saham-sahamnya di pasar modal. Pada waktu yang bersamaan dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1976 telah dibentuk PT Dana- reksa yang bertugas menjual saham perusahaan-perusahaan yang telah dipecah dalam bentuk sertifikat saham kepada masyarakat luas. Sejak tahun 1977 PT Danareksa telah menjual saham-saham pabrik semen Cibinong dalam bentuk sertifikat saham dengan nilai Rp. 10.000,-setiap lembar. Nilai saham Rp. 10.000,- diharapkan akan dapat dibeli oleh cukup banyak orang sehingga pemilikan perusahaan-perusahaan yang "go public" akan menjadi luas pula. Dalam hubungan ini pabrik semen Cibinong telah merencanakan pengeluaran pembagian dividen tiap 4 bulan dengan maksud menambah daya perangsang bagi pemegang sahamnya.

Selanjutnya guna menciptakan iklim penanaman modal yang lebih merangsang dengan cara menghilangkan hambatan-hambatan birokrasi, maka pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk menjadikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai satu-satunya lembaga yang melayani dan menyelesaikan aplikasi penanaman modal atau apa yang disebut "one stop service".

Akhirnya dapat dikemukakan bahwa dalam rangka peningkatan kemampuan di bidang konsultansi maka dengan keputusan Menpan pada bulan Juli 1977 telah dibentuk Team Pembina Pengembangan Konsultansi Indonesia dengan mendapat bantuan dalam pelaksanaan tugasnya dari Ikatan Konsultan Indonesia (IKINDO) dan Persatuan Konsultan Teknik Pembangunan Indonesia (PKTPI).

6. Pengawasan dan penertiban

Pengawasan dan penertiban merupakan salah satu di antara usaha-usaha penting yang dilakukan pemerintah secara terus menerus. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan telah dibentuk aparatur- aparatur pengawasan, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA) sebagai ,,external auditor’’ terhadap lembaga-lembaga eksekutif, Di-rektorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara pada Departemen Keuangan, Inspektorat Jenderal pada tiap Departemen, Inspektorat Jenderal Pembangunan yang bertanggungjawab langsung kepada Pre-

966

Page 25: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

siden, serta Inspektorat Wilayah Daerah pada tiap pemerintah daerah tingkat I.

Kemudian sejak terbentuknya Kabinet Pembangunan II dalam rangka peningkatan pengawasan kepada Wakil Presiden telah diberi- kan tugas pengawasan pembangunan dengan bantuan departemen-departemen dan Sekretariat Negara. Wakil Presiden telah mengambil kebijaksanaan untuk membentuk forum koordinasi dan kerjasama seluruh aparatur pengawasan untuk mencapai sasaran pengawasan secara tepat dan terarah dan untuk mendapatkan kesatuan langkah dalam memecahkan masalah-masalah pengawasan serta mencegah "overlapping" dalam kegiatan pengawasan.

Selanjutnya berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Operasi Tertib telah diinstruksikan kepada para menteri, para pimpinan lembaga pemerintah non departemen dan para pimpinan sekretariat lembaga tertinggi/tinggi negara untuk meningkatkan pelak-sanaan pengawasan dan penertiban ke dalam tubuh aparatur di dalam lingkungannya secara terus-menerus dan menyeluruh. Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara ditugaskan untuk mengkoordinasikan pelaksanaannya, sedang KASKOPKAMTIB membantu Departemen/ Lembaga dalam pelaksanaannya secara operasionil apabila diperlukan.

Terakhir dengan pembentukan Kabinet Pembangunan III pada akhir bulan Maret 1978 telah diangkat Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Dengan segala kelengkapan institusi pengawasan dan penertiban itu maka mekanisme kerja akan terlaksana sebagai berikut :

a. Waki1 Presiden membantu Presiden dalam melakukan pembinaan pelaksanaan pengawasan umum;

b. Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup bertugas mengkoordinir pelaksanaannya;

c. Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara bertugas mengkoor- dinasikan dan mengawasi penertiban dan pendayagunaan aparatur negara;

967

Page 26: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

d. KOPKAMTIB membantu departemen dan lembaga dalam meng- adakan penertiban secara operasionil di lingkungan masing- masing;

e. Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara menyelengga- rakan pengawasan umum intern pada tingkat eksekutif atas penguasaan dan pengurusan keuangan negara oleh aparatur negara;

f. Inspektorat Jenderal Departemen menyelenggarakan pengawasan fungsionil intern terhadap departemennya;

g. Sekretaris Jenderal Departemen dan Direktur Jenderal Departemen serta pimpinan unit organisasi departemen lainnya menyeleugga- rakan pengawasan operasionil sebagaimana layaknya pengawasan oleh atasan terhadap bawahan (built in control);

h. Inspektur Jenderal Pembangunan menyelenggarakan pengawasan atas pelaksanaan proyek-proyek pembangunan sektoral, Inpres, proyek bantuan desa dan proyek lainnya berdasarkan penugasan Presiden;

i. Inspektorat Wilayah Daerah melakukan pengawasan umum me- ngenai tugas pemerintahan di daerah bersangkutan, baik tugas rutin maupun tugas pembangunan;

j. Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA) sesuai dengan tugas konstitusionilnya sebagai lembaga tinggi negara melakukan peme-riksaan terhadap tanggungjawab pengurusan dan penguasaan ke-uangan negara.

Sementara itu secara tersendiri akan diatur mekanisme kerja pengawasan terhadap badan-badan usaha milik negara, termasuk perbankan dan perusahaan daerah.

Perangkat pengawasan yang luas dan usaha-usaha penertiban struktur, prosedur kerja, personalia, keuangan, peralatan dan per -lengkapan secara terus-menerus, menggambarkan usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah dalam membina keseluruhan aparatur supaya merupakan alat yang berwibawa, kuat, efektif, efisien, dan bersih guna menjamin keberhasilan usaha pembangunan.

968

Page 27: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Walaupun telah cukup banyak kemajuan diperoleh di bidang penertiban administrasi pemerintah, baik dalam kelembagaan, kepe- gawaian maupun ketatalaksanaannya, namun masih saja terdapat kelemahan-kelemahan dalam tubuh aparatur pemerintah. Penyalah- gunaan jabatan, komersialisasi jabatan, korupsi, pemborosan, pungut- an liar dan segala bentuk penyelewengan masih saja ada. Karena itulah pada bulan Juni 1977 pemerintah melancarkan operasi tertib (Opstib) atas dasar Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 sebagai kelanjutan dari penertiban dan pendayagunaan aparatur negara yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya dengan tujuan :a. meningkatkan dayaguna dan hasilguna serta meningkatkan kewi-

bawaan aparatur pemerintah dan mengikis habis praktek-praktek penyelewengan dalam semua bentuk dan perwujudannya, dan

b. menegakkan dan meningkatkan kesadaran nasional dan disiplin nasional aparatur pemerintah maupun masyarakat dalam rangka ketahanan nasional.

Operasi dilakukan secara bertahap, tahap pertama menitikberat- kan pada operasi-operasi kejutan dengan tujuan untuk menciptakan momentum yang dapat menunjang pelaksanaan operasi tertib secara mantap, tahap kedua lebih ditekankan untuk memberi kesempatan kepada Inpektur Jenderal Departemen dan Inspektur Wilayah Daerah guna meningkatkan kemampuan pengawasan dan menertibkan sistem organisasi, personalia dan tatalaksana dalam lingkungan departemen serta lingkungan pernerintah daerah, dan tahap ketiga dan selanjutnya mengkoordinasikan hasil-hasil opstib tahap I dan 11 serta memantap- kan operasi tertib lebih lanjut.

Berdasarkan petunjuk-petunjuk umum yang ditentukan dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 itu langkah-langkah penertiban aparatur dilasanakan dalam lingkungan departemen atau instansi pe-merintah, baik aparatur pemerintah di pusat, aparatur pemerintahan di daerah maupun aparatur perekonomian negara. Departemen dan instansi pemerintah diminta supaya lebih mengintensifkan pelaksanaan pengawasan dan pengecekan. Pimpinan departemen/lembaga harus mengambil tindakan tegas dan cepat apabila terjadi penyelewengan atau melihat gejala penyelewengan di dalam lingkungannya. Dalam hal

969

Page 28: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX - 2IKHTISAR PERKEMBANGAN OPSTIB

DILINGKUNGAN APARATUR NEGARA PERIODE : JUNI 1977 s/d MARET 1978

No. I n s t a n s i KasusTindakan Penertiban Jumlah

(4+5+6)Administrasi Hukum Lain-lain *)

1 2 3 4 5 6

1. Departemen 1.193 1.652 265 122 2.039

2. Lembaga Pemerintah Non 28 36 36

3.

Departemen dan SetjenLembaga Tertinggi/TinggiNegaraKejaksaan Agung 42 34 8 - 42

4. Bank-bank Pemerintah 224 269 9 - 278

J u m l a h 1.487 1.991 282 122 2.395

*) Bukan pegawai negeri atau perusahaan negara (perusahaan swasta sebagai supplier/kontraktor)

970

Page 29: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

ini diperlukan tindakan administratif atau tindakan lain yang harus secepatnya dilakukan. Bilamana perlu aparatur pengawasan intern/ fungsionil atas nama menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan dapat mengambil tindakan korektif di lapangan terhadap penyimpang- an-penyimpangan pelaksanaan tugas oleh aparat yang bersangkutan.

Sejak tanggal 1 Desember 1977 operasi tertib telah memasuki pelaksanaan tahap kedua setelah dapat menciptakan momentum dalam pelaksanaan tahap pertama. Momentum itu telah dapat menunjang pelaksanaan operasi tertib secara lebih mantap pada tahap berikutnya, yaitu dengan tampaknya 3 aspek pentinga. terciptanya suatu kondisi di mana orang merasa takut untuk mela-

kukan pungutan-pungutan liar;b. terciptanya faktor pendorong bagai departemen/lembaga serta

pemerintah daerah untuk mulai meningkatkan penertiban secara fungsionil intern dan operasionil intern dan operasionil di ling -kungan masing-masing;

c. kembalinya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dihubung- kan dengan usaha-usaha pemerintah untuk menangani masalah- masalah pungutan liar, penyalahgunaan wewenang, komersialisasi jabatan termasuk pemberantasan korupsi, dan lain-lain penyim- pangan oleh unsur aparatur dalam pelaksanaan tugasnya.

Sekalipun operasi tertib telah menunjukkan hasil yang nyata, pemerintah tetap menyadari bahwa pengembalian segala sesuatunya kepada ketertiban belum selesai. Peningkatan pengawasan dan pener- tiban masih harus terus dilaksanakan.

Sementara itu perkembangan pclaksanaan operasi tertib di ling- kungan aparatur negara sejak bulan Juni 1977 sampai dengan bulan Maret 1978 menunjukkan telah dapat diungkapnya lebih dari 1.487 kasus yang melibatkan 2.273 ot•ang pegawai dan pejabat sebagaimana dapat dilihat pada tabel XX - 2.

7. Pemyennpurmaan di bidamg kepegawaian

Kebijaksanaan pemerintah di bidang kepegawaian sebagaimana digariskan dalam Repelita II ditujukan kepada peningkatan pembi -

971

Page 30: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

naan pegawai negeri sipil atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja. Demikian pula usaha pembinaan tersebut diarahkan agar setiap satuan organisasi negara mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang sesuai dengan jenis dan besarnya beban tugas yang menjadi tanggung-jawabnya. Pembinaan akan berhasil apabila didukung oleh sistem peng-gajian, pemberian penghargaan dan pengembangan yang berdaya- guna, berhasil-guna dan berkelanjutan.

Dalam tahun keempat Repelita II kegiatan-kegiatan sebagai ke-lanjutan dari pada yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya meliputi : a. perbaikan penghasilan pensiunan bekas pegawai negeri sipil dan

bekas pejabat negara,

b. perbaikan prosedur .pengujian kesehatan pegawai negeri sipil,c. penyempurnaan dasar-dasar penyusunan formasi pegawai negeri

sipil,

d. penyempurnaan tata usaha kepegawaian dan tata usaha pensiun,e. pengadaan dan pengangkatan pegawai serta penyelesaian kepang-

katan,

f. peraturan perundang-undangan,

g. pengennbangan jiwa korsa dan etik kepegawaian.Dengan perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan akan semakin

terjamin ketenangan dan kegairahan bekerja pegawai negeri dan pada gilirannya akan mendorong pegawai negeri untuk bekerja dengan lebih tekun, tertib dan bersemangat sehingga tugas-tugas pemerintah dan pembangunan berjalan lebih lancar.

a. Perbaikan penghasilan pensiunan bekas pegawai negeri sipil dan bekas pejabat negara

Sebagaimana diketahui sejak tanggal 1 April 1977 berlaku Per-aturan Pemerintah No. 7 tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Perubahan itu mengakibatkan juga perubahan dasar pen- siun dan pensiun pokok pegawai negeri sipil sebagaimana diatur de-ngan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1977.

972

Page 31: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Sesuai dengan kemampuan keuangan negara maka perbaikan penghasilan pensiun bekas pegawai negeri sipil diilakukan secara bertahap sebagai berikut:1) bekas pegawai negeri sipil yang dipensiunkan sebelum 1 Januari

1977 dan telah mencapai usia 70 tahun sampai dengan 80 tahun terhitung mulai tanggal 1 April 1978 disesuaikan pensiun pokok- nya dengan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1977.

2) kepada pensiunan bekas pegawai negeri sipil yang dipensiunkan sebelum 1 Januari 1977, selain yang tershut dalam 1) di atas, diberikan kenaikan uang bantuan Pensiun dari 500% menjadi 800% dari penghasilan yang berhak diterimanya tiap bulan.

3) perbandingan penghasilan pensiun bekas pegawai negeri sipil de- ngan pensiun. pokok baru berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1977 dan penghasilan pensiun bekas pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1974 dengan pemberian Uang Bantuan Pensiun (UBP) sebesar 800% dapat dili- hat pada Tabel XX - 3.

4) bekas pegawai negeri sipil yang telah mencapai usia 70 sampai dengan 80 tahun dan berhak disesuaikan pensiun pokoknya menu- rut Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1977 berjumlah 50.185 orang.

Dalam tahun anggaran 1977/78 telah pula diadakan perbaikan penghasilan pensiunan bekas pejabat negara tertentu yang pada prin- sipnya adalah sama dengan perbaikan penghasilan pensiunan bekas pegawai negeri sipil.b. perbaikan prosedur pengujian kesehatan pegawai negeri sipil

Agar supaya pegawai negeri sipil dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya-guna, berhasil-guna dan berkelanjutan maka perlu dijamin dan dipelihara kesehatan jasmani dan rohani mereka. Salah satu usaha yang dilaksanakan di bidang ini adalah memperbaiki pro- sedur pengujian kesehatan bagi pegawai negeri sipil yang selama ini dirasakan merupakan hambatan bagi pembinaan pegawai negeri sipil. Perbaikan prosedur pengujian kesehatan tersebut diatur dalam Per - aturan Pemerintah No. 26 tahun 1977.

973

Page 32: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX - 3PERBANDINGAN PENGHASILAN PENSIUN BEKAS PEGAWAI

NEGERISIPIL ANTARA PENGHASILAN LAMA DENGAN UBP 500 %

DAN PENGHASILAN BARU DENGAN UBP 800 %DAN PENSIUN POKOK BARU

PENGHASILAN PENSIUNAN

NO.GOLONG-

ANRUANG

LAMA BARU

KETE-RANGAN

PENSIUN SEBELUM1 JANUARI 1977

BERDASARKAN PPNO. 8TAHUN 1974

JO, PP NO. 14TAHUN 1977

UBP 500 %YANG BERLAKU

SEJAK 1 -4-1977

PENSIUN SEBELUM1 JANUARI 1977

BERDASARKAN PPNO. 8 TAHUN 1974

JO. PP NO. 8TAHUN 1978

UBP 800 %YANG BERLAKUSEJAK 1 - 4 - 1978

BERDASARKAN PP NO.8TAHUN 1977

DENGANPENSIUN

POKOK BARU

1 2 3 4 5

1. II/a 7.500 10.000 20.500 PRA ANG-

2. I/b 7.500 10.450 25.350 GAPAN

3. I/c 8.550 12.800 27.750 a. pensiun poI/d 10.300 15.400 30.250 kok maksi

mum.5. II/a 14.550 21.800 39.650 b. isteri

1 orang.6. II/b 18.550 27.850 46.400 c. anak

3 orang.7. II/c 20.550 30.800 49.500 d. tanpa tun-8. II/d 22.400 33.600 52.650 jangan9. III/a 26.950 40.450 42.400 pangan.

10. III/b 29.600 44.400 65.900

11. III/c 31.750 47.650 69.450

12. I ll ld 34.200 51.300 73.10013. IV/a 38.000 56.950 83.10014. IV/b 41.300 61.950 87.200

15. IV/c 44.000 65.350 91.35016. IV/d 47.300 70.950 95.60017. IV/e 49.950 74.950 99.900

Page 33: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

974

Page 34: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

c. penyempurnaan dasar-dasar penyusunan formasi pegawai negeri sipil.Sebagai pelaksanaan dari Repelita II di bidang kepegawaian,

pegawai yang sesuai dengan jenis dan besarnya beban tugas yang yaitu agar tiap satuan organisasi negara mempunyai jumlah dan mutu menjadi tanggungjawabnya, maka dewasa ini telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah penyusunan formasi pegawai negeri sipil yang sebenarnya, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1976.

Sebagai langkah pertama ke arah itu, maka sejak tahun 1976/ 77 telah diadakan inventarisasi jabatan, sehingga dengan demikian dapat diketahui semua jumlah dan jenis jabatan yang ada pada orga- nisasi pemerintah. Hasil dari pada inventarisasi jabatan tersebut di susun daftar jabatan sebanyak 11 jilid yang terdiri dari :1) buku pertama, memuat jabatan-jabatan strukturil yang terdiri

dari 6 jilid,2) buku kedua, memuat jabatan-jabatan non-strukturil yang terdiri

dari 4 jilid,3) buku ketiga, memuat jabatan-jabatan penelitian yang terdiri dari

1 jilid.Dewasa ini inventarisasi jabatan tersebut sedang dalam penyem-

purnaan.

d. penyempurnaan tata usaha kepegawaian dan tata usaha pensiun.Dalam rangka usaha peningkatan pegawai negeri sipil atas dasar

sistem karier dan sistem prestasi kerja sangat diperlukan adanya data kepegawaian yang lengkap, dapat dipercaya dan mudah ditemukan apabila diperlukan. Untuk ini telah dimulai penyusunan dan peme-liharaan tata usaha kepegawaian. Kegiatan-kegiatan yang telah dilak-sanakan dalam rangka usaha ini adalah :1) penetapan NIP (Nomor ln.duk Pegawai) bagi calon pegawai nege-

ri sipil sebanyak 129.874 orang,2) pembagian KARPEG (Kartu Pegawai) bagi calon pegawai negeri

sipil yang diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil sebanyak 183.900 orang,

975

Page 35: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

3) untuk memudahkan pencarian nama dan data pegawai negeri sipil maka nama-nama disusun menurut iabjad dalam 467 jilid.

4) perekaman data setiap pegawai negeri sipil berikut perkembang-annya ke dalam magnetic tape,

5) penyusunan berkas pegawai negeri sipil ke dalam almari yang khusus digunakan untu.k itu.

Selain dari hal-hal yang dikemukakan di atas, maka telah diberi - kan pula kepada masing-masing pimpinan departemen, lembaga dan daerah tingkat I daftar nama pegawai negeri sipil dalam lilngkungan- nya masing-masing yang perlu mendapat perhatian dalam memper-timbangkan kenaikan pangkat dan yang akan dipensiun. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut maka pada masa mendatang diharapkan administrasi mengenai mutasi pegawai akan dapat lebih ditingkatkan.

Mengenai tata usaha pensiun dapat dikemukakan bahwa dalam rangka usaha pemberian pensiun pegawai tepat pada waktunya, kepa- da masing-masing pimpinan departemen/lembaga telah diberikan daf- tar pegawai negeri sipil dalam lingkungannya masing-masing yang mencapai usia 56 tahun atau lebih, bulan per bulan dan wilayah per wilayah sampai dengan akhir Desember 1978.

Pegawai negeri sipil yang pensiun dalam tahun anggaran 1977/78 adalah :1) pegawai negeri sipil pusat 14.184 orang2) pegawai negeri sipil daerah 5.451 orang

Jumlah 19.635 arang

Daftar-daftar tersebut di atas diharapkan akan dapat membantu para pejabat yang berwenang untuk menyelesaikan penetapan pensiun pegawai negeri sipil dalam lingkungannya masing-masing.

e. Pengadaan dan pengangkatan pegawai serta penyelesaian kepang- katan

Dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan pendidikan na- sional maka dipandang perlu memperbaiki kedudukan pegawai/guru sekolah swasta bersubsidi yang diangkat berdasarkan Peraturan Peme- rintah No. 32 tahun 1958 dengan mengangkat mereka menjadi pega-

976

Page 36: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

wai negeri sipil. Dengan diangkatnya mereka menjadi pegawai negeri sipil, maka kedudukan mereka akan bertambah baik, karena mereka memperoleh hak-hak sebagai pegawai negeri sipil. Perbaikan antara lain dirasakan dalam jumlah pensiun. Pensiun pokok maksimum me- reka yang semula berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1958 adalah 46 % dari gaji pokoknya, sekarang disesuaikan dengan pensiun pegawai negeri sipil berdasarkan Undang-undang No. 11 ta- hun 1969, menjadi maksimum 75 % dari gaji pokok.

Dengan demikian diharapkan mereka akan dapat lebih memu-satkan perhatian, pikiran dan tenaga untuk kepentingan pendidikan.

Pengangkatan pegawai/guru sekolah swasta bersubsidi menjadi pegawai negeri sipil tersebut dilaksanakan dengan Peraturan Peme- rintah No. 13 tahun 1978 dengan ketentuan-ketentuan sebagai ber- ikut:1) mereka yang semula gajinya dibebankan pada APBN, ditetapkan

menjadi pegawai negeri sipil pusat dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dipekerjakan pada sekolah swasta bersubsidi tempat semula mereka dipekerjakan sebagai pegawai/guru,

2) mereka yang semula gajinya dibebankan pada APBD ditetapkan menjadi pegawai negeri sipil pusat dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang diperbantukan pada daerah tingkat I yang bersangkutan, dan dipekerjakan pada sekolah swasta bersubsidi tempat semula mereka dipekerjakan sebagai pegawai/ guru.Jumlah pegawai/guru swasta bersubsidi yang gajinya dibeban-

kan pada APBN ialah 2.662 orang pegawai dan 5.030 orang guru, sedangkan jumlah pegawai/guru swasta yang gajinya dibebankan pada APBD ialah 457 orang pegawai dan 7.183 orang guru.

Pengangkatan calon pegawai negeri sipil selama tahun 1977/78 adalah sebagai berikut :1) pegawai baru 37.969 orang2) pengganti pensiun/pengganti yang berhenti 7.815 orang

J u m 1 a h 45.784 orang

977

Page 37: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Selain dari pada pengangkatan tersebut maka telah diangkat pula :

1) guru SD yang diangkat berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 tahun 1977 ialah :i) guru SD Negeri sejumlah

ii) guru agama pada SD Negeri sejumlah44.000 orang16.000 orang

Jumlah 60.000 orang

2) tenaga-tenaga medis dan para-medis di PUS- KESMAS yang diangkat berdasarkan Instruksi Presiden No. 4 tahun 1977 sejumlah 800 orang

j u m l a h seluruhnya 60.800 orang

Pengangkatan seluruh calon pegawai negeri sipil adalah sebanyak 106.584 orang. Dibandingkan dengan pengangkatan calon pegawai negeri sipil dalam tahun 1976/77 sebanyak 89.838 orang, maka dalam tahun 1977/78 terdapat kenaikan sebesar 18,6%. Meningkatnya jumlah pengangkatan calon pegawai negeri sipil dalam tahun anggaran 1977/78 antara lain disebabkan oleh beban kerja yang makin me -ningkat dalam rangka pelaksanaan pembangunan.

Mengenai kepangkatan, jumlah pegawai negeri sipil pusat yang sedang bekerja pada departemen/lembaga, yang mengalami kenaikan pangkat dalam tahun 1977/78 ada sebanyak 134.071 orang, yaitu 2.461 orang dalam golongan IV, 22.581 orang dalam golongan III, 65.629 orang dalam golongan II dan 43.400 orang dalam golongan I.

Dengan adanya kebijaksanaan di bidang pengangkatan pegawai baru dan usaha-usaha untuk memperlancar kenaikan pangkat, maka komposisi kepangkatan pegawai negeri sipil mengalami perubahan se- perti tersebut dalam tabel XX - 4.

Selanjutnya pencatatan jumlah pegawai negeri sipil pusat dan pegawai negeri sipil daerah menunjukkan gambaran sebagaimana ter- lihat dalam tabel XX - 5.

978

Page 38: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX - 4JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DAN PEGAWAI NEGERI

SIPIL DAERAH DALAM KEADAAN 31 MARET 1978MENURUT KEPANGKATAN

NO. P A N G K A T JUMLAH %

1 2 3 4

JUMLAH SELURUHNYA 1.760.419 1001. GOLONGAN 1 663.935 37,7

2. GOLONGAN II 911.475 51,8

3. GOLONGAN III 102.596 5,8

4.GOLONGAN IV 8.422 0,5

5. GOLONGAN LAINNYA 73.991 4,2

f. Peraturan perundang-undangan

Mengenai penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian maka sebagai pelaksanaan Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, dalam tahun anggaran 1977/78 telah clikeluarkan sejumlah peraturan, ialah :

1) Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1977 tentang Pengujian Ke-sehatan Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga-tenaga Lainnya Yang Bekerja Pada Negara Republik Indonesia,

2) Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1978 tentang Kedudukan Keuangan Presiden dan Wakil Presiden Serta Bekas Presiden dan Bekas Wakil Presiden Republik Indonesia,

3) Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1978 tentang Penyesuaian Pensiun Pokok Bagi Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/ Dudanya Yang Telah Mencapai Usia 70 Tahun Sampai Dengan 80 Tahun,

979

Page 39: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX - 5KOMPOSISI PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO U R A I A NKEADAAN

PADA 1 MARET1974

KEADAANPADA31 MARET

1977

KEADAANPADA31 MARET

1978

1 2 3 4 5

a. Menurut Jenis Kelamin- Pria 1.235.271 1.322.615 1.379.815- Wanita 291.538 345.482 380.604

b. Menurut Kepangkatan/Golongan

- Golongan I 720.190 684.312 663.935 - Golongan II 649.031 811.221 911.475 - Golongan III 64.828 84.728 102.596 - Golongan IV 5.744 6.721 8.422 - Non PGPS 87.016 81.115 73.991

c. Menurut Pendidikan- s / d SD 564.359 553.539 552.608- SLTP 336.453 343.058 347.746

- SLTA 511.017 f29.740 707.545 - Sarjana Muda / Akademi 75.159 92.245 98.201 - Sarjana 39.667 49.368 54.175 - Tidak jelas 154 147 144

d. Menurut Masa Kerja

- 0 - 10 Tahun 753.171 656.187 598.787 - 11 - 20 Tahun 482.581 645.003 767.714 - 21 Tahun lebih 179.689 288.794 339.514 - Lain - lain 111.368 78.113 54.404

e. Menurut Umur

- 18 - 25 Tahun 166.801 145.822 146.198 - 26 - 35 Tahun 649.108 625.490 634.750

- 36 - 45 Tahun 460.153 576.790 629.901 - 46 - 56 Tahun 246.657 297.787 320.885

- 57 Tahun Lebih 4.860 22.208 28.685 - Tidak Jelas 230 - -

f. Menurut Kedudukan - Jabatan Pimpinan 202.332 197.502 197.014

- Pekerjaan Non Pimpinan 727.081 820.234 B59.301- Guru / Dosen 543.505 605.157 648.916

- Non Aktip 51.347 41.513 39.958- Anggota DPR/DPRD 2.302 2.700 2.612- Lain - lain 242 991 11.718

g. Menurut Status Kepegawaian- PNS 1.238.510 1.213.013 1.350.695- Calon PNS 288.288 418.877 409.714- Tidak Jelas / lain-lain 11 36.207 10

Page 40: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

980

Page 41: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

2 3 4 5

h. Menurut Lokasi- Sumatera 259.674 290.929 308.709- Jawa 965.884 1.038.206 1.088.383- Kalimantan 64.068 75.812 83.726- Sulawesi 128.735 139.888 147.355- Nusa Tenggara, Maluku,

dan Irian Jaya 106.479 121.371 130.594- Luar Negeri dan yang

tidak jelas 1.969 1.891 1.652

4) Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1978 tentang Penyesuaian Pensiun Pokok Bekas Pejabat Negara Tertentu Dan Janda/Du- danya Yang Telah Mencapai Usia 70 Tahun Sampai Dengan 80 Tahun,

5) Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1978 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1971 tentang Pemberian Uang Bantuan Pensiun Kepada Para Penerima Pensiun/Tunjangan Yang Bersifat Pensiun,

6) Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1978 tentang Penghasilan Terendah Bagi Penerima Pensiun,

7) Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1978 tentang Pengangkatan Pegawai/Guru Sekolah Swasta Bersubsidi Menjadi Pegawai Ne- geri Sipil,

8) Keputusan Presiden No. 50 tahun 1977 tentang Tunjangan Ja- batan Jaksa Agung,

9) Keputusan Presiden No. 44 tahun 1977 tentang Tambahan Ja- batan Dalam Lampiran Keputusan Presiden No. 15 tahun 1977,

10) Keputusan Presiden No. 45 tahun 1977 tentang Tambahan Ja- batan Dalam Lampiran Keputusan Presiden No. 15 tahun 1977.

g. Pendidikan dan latihan pegawai negeri

Dalam rangka pembinaan pegawai negeri sipil maka telah dila-kukan pula usaha peningkatan kemampuan dan ketrampilan pegawai

981

Page 42: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

negeri sebagai unsur utama aparatur pemerintah melalui berbagai program pendidikan dan latihan, baik yang bersifat sebelum memegang jabatan (pre service) maupun dalam jabatan (in service). Dalam pe -laksanaan fungsi selaku instansi pembina fungsionil bagi pembinaan pendidikan dan latihan pegawai negeri, maka Lembaga Administrasi Negara telah melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan pendidikan dan latihan pegawai negeri yang antara lain berupa :

1) mengadakan inventarisasi seluruh potensi satuan organisasi, pro-gram, sarana, dan fasilitas pendidikan dan latihan pegawai negeri yang ada,

2) melakukan supervisi dan memberikan bantuan pembinaan peng-arahan pada kegiatan-kegiatan pendidikan dan latihan pegawai negeri yang selama ini dilakukan oleh berbagai departemen,

3) mempersiapkan bahan-bahan pedoman teknis penyelenggaraan pendidikan dan latihan,

4) mengusahakan terdapatnya koordinasi dalam hal pengiriman pega- wai negeri untuk belajar di luar negeri yang merupakan pelengkap dari program-program pendidikan dan latihan di dalam negeri,

5) mengeluarkan pedoman ujian masuk bagi pegawai negeri agar dapat diperoleh calon pegawai negeri yang sesuai dengan kebutuhan serta tuntutan jabatannya.

Pada tahun-tahun mendatang kegiatan di bidang pendidikan dan latihan pegawai negeri diperkirakan akan terus meningkat sesuai dengan meningkatnya kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan pegawai negeri dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu masalah yang segera akan diselesaikan ialah masalah kelembagaan dari pada satuan organisasi pelaksanaan pendidikan dan latihan pe- gawai negeri, termasuk akademi-akademi, perguruan-perguruan tinggi kedinasan yang sampai sekarang jumlahnya 116 buah dan berada dalam lingkungan berbagai departemen/lembaga.

Ruang lingkup pembinaan pendidikan dan latihan pegawai negeri mencakup bidang yang luas yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

982

Page 43: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

1) bidang teknis fungsionil, ialah bidang yang sifatnya teknis dan merupakan salah satu bidang yang termasuk tanggungjawab fung- sionil dari sesuatu instansi pemerintah tertentu,

2) bidang administrasi, yaitu yang menya.ngkut administrasi peme- rintah, teknik pengelolaan dan administrasi pembangunan,

3) bidang kebija.ksanaan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pe-ngendalian pembangunan.Dalam bidang teknis fungsionil Lembaga Administrasi Negara

telah melakukan pencatatan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program yang diselenggarakan berbagai departemen.

Di antara program-program pendidikan dan latihan di bidang administrasi yang terutama ialah program pendidikan dan latihan pegawai senior pada Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA), baik yang diselenggarakan secara interdepartemental maupun oleh departemen masing-masing. Penyelenggaraan PESPA interdepartemen- tal oleh Lembaga Administrasi Negara sampai akhir tahun anggaran 1977/78 telah diselesaikan 15 angkatan dengan jumlah lulusan se - banyak 483 orang yang berasal dari berbagai instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Jumlali SESPA- SESPA Departemen yang telah diselenggarakan sampai tahun angga- ran 1977/78 seluruhnya ada 59 angkatan dengan jumlah lulusan sebanyak 1758 orang. Perincian untuk masing-masing departemen adalah sebagai berikut :

Departemen Dalam NegeriDepartemen Luar Negeri

2 angkatan4 „

68 orang lulusan 100 „

Departemen Hankam 3 „ 108 „Departemen Kehakiman 3 „ 99 „ Departemen Penerangan 3 „ 70 „Departemen Perd-agangan 2 „ 52 „Departemen Pertanian 2 „ 63 „Departemen Perindustrian 6 „ 194 „

Departemen Pekerjaan Umum &Tenaga Listrik 8 „ 288 „

983

Page 44: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Departemen Perhubungan 8 angkatan 234 orang lulusan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 3 „ 80 „Departemen Kesehatan 2 „ 51 „Dep-a,rtemen Agama 2 „ 47 „ Departemen Sosial 2 „ 55 „ Departemen Tenaga Kerja, Trans-

migrasi dan Koperasi 8 „ 249 „Program pendidikan latihan pegawai lainnya yang penting ada-

1ah PPN (Program Perencanaan Nasional) yang telah diselenggara- kan sejak tahun 1972. Pada tahun 1977/78 telah dilaksanakan pro- gram angkatan ke-VI yang diikuti oleh 55 orang pejabat dari peme- rintah pusat, daerah, universitas-universitas dan lain-lain yang terlibat dalam tugas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Sampai tahun 1977/78 PPN telah menghasilkan 530 orang lulusan yang be- kerja pada berbagai instansi pemerintah di seluruh Indonesia.

Selanjutnya program pendidikan dan latihan administrasi umum tingkat menengah dewasa ini sedang dikembangkan. Program ini di kemudian hari akan dikembangkan menjadi program pendidikan dan latihan bagi pegawai .negeri yang akan dipromosikan ke jenjang jabat - an setingkat lebih tinggi dalam golongan jabatan pimpinan tingkat menengah. Program tersebut meliputi bidang kepegawaian, organisasi dan metode, pengelolaan peralatan dan perlengkapan, kearsipan, pengawasan, PPBS dan sebagainya.h. Pengembangan jiwa korsa dan etik kepegawaian

Kemudian dalam rangka usaha pembinaan aparatur yang bersih dan berwibawa telah diusahakan pula pengembangan jiwa korsa, etik kepegawaian dan lain-lain yang diharapkan akan lebih memper- tinggi efisiensi dan efektivitas kerja.

Langkah-langkah yang dilakukan antara lain adalah :1) Masing-masing menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non

departemen mengadakan penilaian atas kemampuan, kecakapan dan hasil karya para pejabat di lingkungannya masing-masing.

984

Page 45: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Hasil penilaian dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah penertiban lebih lanjut.

2) Tiap pejabat negara/pegawai negeri diwajibkan untuk mengisi Daftar Kekayaan Rribadi yang pelaksanaannya ditetapkan pada bulan Agustus tiap tahun.

3) Tiap pejabat negara/pegawai negeri diwajibkan untuk menyampai-kan laporan tentang pembayaran pajak-pajak pribadi.

4) Dalam rangka pendayagunaan aparatur negara dan kesederhana- an hidup telah ditetapkan larangan judi bagi pegawai negeri dengan Instruksi Presiden No. 13 tahun 1973 serta pembatasan-pembatasan kegiatan-kegiatan pegawai negeri dengan Keputusan Presiden No. 10 tahun 1974. Demikian pula telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 6 bulan Maret 1974 tentang pembatas- an kegiatan pegawai negeri dalam usaha swasta.

5) Dalam rangka Operasi Tertib berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 maka menteri/pimpinan lembaga diminta agar melaporkan pelaksanaan penertiban dalam lingkungannya kepada Presiden secara berkala, yaitu pada tiap akhir bulan. Usaha-usaha pembinaan tersebut ditujukan agar seluruh perhati-

an dan kemampuan pegawai negeri/pejabat negara benar-benar di- curahkan pada pelaksanaan tugasnya masing-masing serta tidak akan menimbulkan pandangan atau perkiraan yang mengurangi ke- utuhan dan kewibawaan tindakan-tindakan aparatur pemerintah.

8. Penyempurnaan administrasi keuangan dan administrasi penerimaan negara

Sejak tahun 1972 Departemen Keuangan telah merencanakan suatu sistem administrasi keuangan yang terpadu secara bertahap dengan komputer dalam rangka inenunjang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian APBN. Usaha ini telah berhasil dengan berdirinya Pusat Analisa Informasi Keuangan pada tahun 1976 dan mulai ber- operasinya sistem komputer Univac 1106 dengan kapasitas 262 kilo- words yang mengolah data impor, ekspor, cukai tembakau, penyu- sunan dan realisasi anggaran, administrasi bantuan dan hutang-hutang luar negeri serta arus uang melalui Kas-kas Negara. Selanjutnya dewasa

985

Page 46: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

ini sedang direncanakan pengolahan data bidang-bidang perpajakan yang meliputi pajak pendapatan/perseroan dan pajak kekayaan, pengendalian investasi badan-badan usaha negara dan inventarisasi kekayaan negara.

Dengan beroperasinya sistem komputer di Departemen Keuangan, maka diharapkan tugas pengawasan proyek-proyek pembangunan lebih dapat disempurnakan.

Dalam pada itu dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mengamankan penerimaan negara, maka dalam tahun 1977/78 telah dilakukan berbagai kebijaksanaan di bidang adminis - trasi penerimaan negara pada umumnya dan penyempurnaan tata laksana perpajakan pada khususnya.

Di bidang impor telah dilakukan perubahan arus dokumen impor dan mempercepat waktu penyelesaiannya. Guna memperlancar peme-riksaan barang impor dan menghindarkan sejauh mungkin penyele- wengan kewajiban pembayaran bea masuk dan pajak penjualan impor, maka sejak bulan Mei 1977 telah ditetapkan bahwa pada semua kemasan impor harus dibubuhi nomor Letter of Credit (L/C) yang mencantumkan tarif pos Brussels Tariff Nomenclature barang bersang- kutan.

Selanjutnya untuk lebih meningkatkan kemampuan aparat per-pajakan, maka usaha-usaha yang telah dan terus-menerus dilaksanakan oleh pemerintah antara lain berupa penyempurnaan organisasi dan tata laksana Direktorat Pajak serta penyempurnaan pedoman-pedoman kerja di kantor-kantor Inspeksi serta kantor-kantor wilayah.

Beberapa usaha yang ditempuh dalam perbaikan administrasi ini selain pembaharuan-pembaharuan formulir juga dilakukan penertiban registrasi dari para wajib pajak, penelitian mengenai wajib pajak untuk mengetahui jumlah wajib pajak yang efektif, yang pindah alamat, yang telah menutup usahanya dan sebagainya. Di bidang organisasi telah diperluas aparat pajak dengan pembentukan kantorkantor inspeksi yang baru, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Kisaran, Tanjung Pinang dan Serang.

986

Page 47: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

D. SISTEM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAN PENGAWAS- AN KEUANGAN NEGARA.

1. Pendahuluan

Sejak tahun 1969/70 diusahakan penyusunan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara yang berimbang dan ang- garan tersebut merupakan pula rencana tahunan daripada rencana pembangunan lima tahun. APBN khususnya anggaran pembangunan diusahakan untuk mencerminkan pola-pola kebijaksanaan, prioritas- prioritas dan program-program daripada rencana pembangunan untuk tahun-tahun bersangkutan. Klasifikasi penyediaan biaya pebangunan dalam sistem anggaran dilakukan secara fungsionil menurut program-program yang akan dilakukan. Anggaran pembangunan berorientasi dan di arahkan kepada pelaksanaan program-program yang masing- masing diperinci lagi dalam penyediaan biaya untuk tiap proyek. Dengan sistem anggaran seperti itu Pemerintah berusaha memperkem-bangkannya ke arah apa yang disebut "performance budgeting". Hal ini tetap dilakukan dalam tahun 1977/78.

Dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara Pemerintah berpegangan pada 4 prinsip, ialah :

a. anggaran berimbang yang dinamis;

b. dana-dana pembangunan dari dalam negeri harus semakin besar;

c. penentuan prioritas-prioritas yang tepat;

d. bekerja berdasarkan program yang terpadu.

Dengan mempertahankan prinsip anggaran berimbang yang dina- mis maka Pemerintah mengusahakan terciptanya stabilitas yang dina- mis yang merupakan prasyarat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai sarana peningkatan kesejahteraan lahir batin dari rakyat banyak menuju terwujudnya keadilan sosial.

Kebijaksanaan anggaran negara ditujukan untuk menciptakan pe-ningkatan dana-dana pembangunan dari dalam negeri berupa tabung- an pemerintah.

Page 48: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

987

Page 49: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Seperti tahun-tahun sebelumnya, biarpun tabungan pemerintah meningkat, penyediaan pembiayaan pembangunan tetap dilakukan atas dasar prioritas.

Sebagai kelanjutan dari keharusan menentukan prioritas maka Pemerintah bekerja atas dasar program nasional dan bukan program departemen semata-mata. Hal ini semakin penting artinya sebab dalam gerak pembangunan yang makin saling berkait maka kerja sama antara departemen/lembaga bertambah penting bagi berhasil- nya seluruh rencana pembangunan.

Tujuan penyempurnaan ini adalah supaya penyediaan biaya men- jadi lebih terarah, wajar, tidak menghambat, tetapi tidak pula mem-berikan peluang bagi kebocoran-kebocoran. Dalam tahun 1977/78 telah pula diadakan penyempurnaan dalam tata cara penyelenggaraan penyediaan anggaran.

Untuk dapat menilai pelaksanaan proyek, telah dikembangkan dan mulai tahun 1977/78 dilaksanakan sistem pengendalian, yang memungkinkan identifikasi bagi tindakan-tindakan korektif secepat- nya serta penyempurnaan perencanaan berikutnya. Sistem pengen- dalian yang diusahakan perbaikannya itu mengikut sertakan Peme- rintah Daerah dalam pelaporan sebagai pengujian silang.

Secara terus menerus diusahakan pula perbaikan-perbaikan di bidang pengawasan keuangan negara dengan penanggulangan terha- dap kebocoran-kebocoran serta inefisiensi. Pengawasan yang lebih baik diharapkan dapat lebih dimantapkan dengan penciptaan iklim pengawasan yang baik, dengan koordinasi aparatur pengawasan di bawah pimpinan Wakil Presiden, dengan peningkatan mutu inspeksi, dengan pengaturan tindak lanjut pengawasan, dengan pemberian wewenang kepada inspektur jenderal pada departemen untuk mela- kukan tindakan korektif di lapangan atas nama menteri, serta de- ngan penyempurnaan-penyemurnaan lainnya.

2. Penyusunan anggaran pembangunan

Anggaran pembangunan sebagai bagian dari RAPBN disusun dan d i t e t apka n be rda sa r kan pe r k i r aa n te n t ang besa rnya da na

988

Page 50: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

pembangunan, khususnya tabungan pernerintah dan dana bantuan luar negeri. Dalam tahun 1977/78 untuk menjamin kontinuitas kegiatan pelaksanaan proyek-proyek, sistem viremen, yaitu sistem yang memungkinkan penggunaan sisa anggaran pembangunan pada tahun-tahun yang lalu dalam tahun anggaran yang sedang berjalan, tetap dilaksanakan.

Perumusan proyek-proyek diusahakan secara terus menerus lebih baik dan lebih terarah melalui formulir Daftar Isian Proyek (DIP) serta tatacara pengisiannya. Demikian pula dalam perencanaan ang- garan rutin, yang dilakukan melalui pengajuan Daftar Usulan Ke- giatan (DUK) dan kemudian secara konkrit dituangkan dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK). Pembagian anggaran pembangunan, alokasi pengeluarannya terdiri dari 17 sektor. Ke-17 sektor tersebut ialah Sektor Pertanian dan Pengairan; Sektor Industri dan Pertambangan; Sektor Tenaga Listrik; Sektor Perhubungan dan Pariwisata; Sektor Perdagangan dan Koperasi; Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Sektor Pembangunan Regional dan Daerah; Sektor Agama dan Ke- percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa; Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional dan Pembinaan Generasi Muda; Sektor Kese- hatan, Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Sosial; Sektor Peru- mahan Rakyat dan penyediaan Air Minum; Sektor Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum; Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional; Sektor Penerangan dan Komunikasi; Sektor Pengembangan Ilmu, Teknologi, Penelitian dan Statistik; Sektor Aparatur Negara dan Sektor Penyertaan Modal Pemerintah.

Kemudian sektor-sektor tersebut diperinci dalam sub sektor, program dan proyek, dan kemudian dalam masing-masing anggaran (departemen/lembaga). Dengan susunan seperti itu maka hubungan secara matriks antara susunan sektor (horizontal) dan susunan me- nurut bagian atau departemen/lembaga (vertikal) terlihat jelas.

Susunan APBN tersebut di atas meliputi 17 sektor yang kemu- dian dipecah menjadi 27 bagian, di antaranya terdapat bagian ang- garan yang karena sifatnya dimasukkan dalam Bagian Pembiayaan dan Perhitungan. Dalam bagian ini terdapat sejumlah anggaran pembiayaan melalui perbankan, pembiayaan untuk penyertaan

989

Page 51: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

modal pemerintah dalam badan-badan usaha negara, pembangunan di Irian Jaya dan Timor Timur, berbagai bantuan kepada daerah dan lain sebagainya.

Daftar Isian Proyek (DIP) tetap merupakan suatu dokumen ren- cana proyek, yang p,etunjuk-patunjuk pengisiannya dimuat dalam Lampiran Keputusan Presiden tentang Pedoman Pelaksanaan APBN. DIP yang dimaksudkan sebagai program kerja untuk mencapai sa - saran tertentu dalam waktu setahun memuat aspek kegiatan fisik yang harus dilakukan serta kebutuhan biaya dari suatu proyek. Formulir DIP telah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan untuk keluwesan dalam pelaksanaan dengan tidak melepaskan pengarahan tercapainya tujuan. Untuk ini diberikan pedoman pengisian DIP yang selalu disempurnakan dan pedoman penilaian DIP.

Dalam hal revisi DIP telah lebih banyak diberikan pelimpahan wewenang untuk perubahan penggeseran hal-hal tertentu yang tidak merubah kwalitas dan kwantitas fisik maupun jumlah pembiayaan ke-seluruhan diwaktu sebeltumnya. Pada tahun 1977/78 ketentuan pemrosesan revisi diusahakan sedemikian sehingga dapat dilakukan secara lebih cepat, yaitu satu bulan setelah diterimanya usul revisi bersangkutan disertai bahan-bahannya secara lengkap.

Selanjutnya dengan maksud mendorong peningkatan kapasitas absorpsi anggaran daripada aparatur pelaksana proyek-proyek pembangunan maka mulai tahun anggaran 1977/78 diadakan ketentuan tentang pembatasan masa berlakunya Sisa Anggaran Pembangunan (SIAP). Departemen/lembaga bersangkutan dapat menggunakan SIAP dalam tahun anggaran berikutnya hingga selambat-lambatnya 3 tahun anggaran berturut-turut.

Sejak tahun 1973/74 telah disesuaikan sistematik penyusunan anggaran rutin dengan penyusunan anggaran pembangunan. Peng- usulan anggaran rutin mulai tahun anggaran tersebut dilakukan me- lalui pengajuan Daftar Usulan Kegiatan (DUK) yang kemudian setelah konkrit dan disetujui dicantumkan dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK). Seperti juga dengan tahun-tahun sebelumnya maka pada tahun 1977/78 diusahakan agar supaya hubungan antara anggaran rutin dan anggaran pembangunan dapat lebih serasi dan konsisten.

990

Page 52: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Praktek untuk mengadakan survey dan feasibility study untuk melandasi penyusunan program-program dan proyek-proyek tetap di-usahakan.

Peningkatan kemampuan dalam perencanaan program-program dan proyek-proyek antara lain dilakukan melalui penataran-penataran seperti pada PPN.

Dalam penyusunan RAPBN tersebut dilakukan hubungan yang baik antara Direktorat Jenderal Anggaran dan Bappenas maupun de- ngan lembaga-lembaga pemerintah lain. Hubungan tersebut diatur sedemikian rupa sehingga terdapat kesesuaian jadwal waktu, kesera- gaman dalam pengolahan DIP, kerja-sama dalam pengolahan pelak-sanaan anggaran dan lain sebagainya.

Usaha penyenipurnaan penyusunan anggaran pembangunan juga diserbai dengan usalia penyempurnaan administrasi keuangan daerah. Dalam pelaksanaan bantuan pembangunan kepada daerah digunakan prinsip saling mengisi antara sumber-sumber keuangan negara dan sumber-sumber pendapatan daerah.

3. Prosedur pelaksanaan anggaran pembangunan

APBN sebagai rencana operasionil tahunan disahkan oleh DPR dalam bentuk Undang-undang, sedang pedoman pelaksanaannya di- atur dengan Keputusan Presiden. Undang-udang serta Keppres untuk tahun 1977/78 adalah Undang-undang No. 1/1977 dan Keppres No. 12/1977. Keppres No. 12/1977 tidak saja dimaksudkan sebagai pe- doman pelaksanaan anggaran tahun 1977/78 melainkan juga untuk seterusnya.

Penyempurnaan dilakukan scwaktu penyusunan Pedoman Pelak- sanaan APBN tahun 1977 ini. Antara lain adalah mengenai soal ke-lancaran revisi DIP seperti telah disebutkan terdahulu.

Selain itu telah pula diadakan perubahan dalam batas beban te- tap dan beban sementara. Batas Uang Untuk Di-Pertanggungjawabkan (UUDP) pada tahun anggaran 1975/76 dinaikkan lagi dari Rp. 2.000.000,- menjadi Rp. 5.000.000,-. Dalam rangka pelak- sanaan pembelian/pemborongan tersebut telah ditentukan penguta-

Page 53: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

991

Page 54: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

maan kontraktor/leveransir lokal serta pengutamaan hasil produksi dalam negeri. Di samping itu berdasarkan keputusan menteri/ketua lembaga yang bersangkutan pekerjaan lanjutan dengan persyaratan tertentu dapat dikerjakan oleh kontraktor yang sama.

Berbagai perbaikan penting lain dalam ketentuan-ketentuan pe- laksanaan APBN tahun 1977 adalah penyempurnaan di bidang pe- lelangan yang dimuat dalam Lampiran I dari Keppres tersebut (an- tara lain tugas panitia lelang, berita acara aanwijzing, pengumuman pemenang pelelangan dan lain-lain). Demikian pula batas persediaan uang tunai pada bendaharawan dinaikkan dari Rp. 500.000,- men- jadi Rp. 1.000.000,-. Keharusan melampirkan surat fiskal yang pada surat penawaran sebelumnya ada dalam Lampiran saja, dalam tahun 1972 dijadikan salah satu pasal yaitu Pasal 18 ayat (2).

Program-program Inpres sebagai pemberian bantuan kepada da- erah baik dalam bentuk perluasan program-program bantuan, pening- katan penyediaan dana, maupun penyempurnaan pedoman-pedoman pelaksanaannya, telah mulai dilakukan pada tahun 1977/78.

Melalui Program Inpres ini daerah-daerah telah dirangsang un- tuk mempercepat laju pertumbuhan serta perkembangan di berbagai bidang pembangunan, baik ekonomi maupun sosial daerahnya ma- sing-masing.

Program-program bantuan kepada daerah ialah:

a. Program Bantuan Pembangunan Desa yang dimulai sejak tahun 1969/70, dengan jumlah yang berangsur-angsur meningkat dari Rp. 100.000,- untuk setiap desa setiap tahun menjadi Rp. 350.000,- pada waktu ini.

b. Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, yang dimulai sejak tahun 1970/71 dengan jumlah yang meningkat dari Rp. 50,- per kapita dan yang sekarang sudah menjadi Rp. 450,- per kapita dengan jumlah minimum sebesar Rp. 40.000.000,- untuk satu kabupaten/kotamadya.

c. Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I sebagai sum- bangan Pemerintah pengganti Alokasi Devisa Otomatis (ADO)

992

Page 55: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

yang dimulai tahun 1973/74 serta pengganti pungutan Cess yang dimulai tahun 1976/77 dengan jumlah minimum untuk setiap daerah tingkat I yang meningkat dari Rp. 500.000.000,- men- jadi Rp. 1.000.000.000,- setahun pada waktu ini.

d. Program Bantuan untuk Pembangunan Sekolah Dasar kepada da- erah tingkat II yang dimulai pada tahun terakhir Repelita I de- ngan jumlah yang meningkat dari minimum Rp. 2.500.000,- menjadi Rp. 4.500.000,- ditambah dengan Rp. 35.000,- untuk pembiayaan penyediaan sumber air bersih serta bantuan rehabili- tasi gedung sekolah dasar sebesar Rp. 800.000,- untuk setiap daerah tingkat II tiap tahun.

e. Program Bantuan Sarana Kesehatan kepada daerah tingkat II yang dimulai pada tahun 1974/75 dengan jumlah yang meningkat dari minimum Rp 5.000.000,- menjadi Rp 6.000.000,- hingga dewasa ini untuk setiap daerah tingkat II tiap tahun.

f. Program Bantuan Penghijauan dan Reboisasi kepada daerah ting- kat I dan tingkat II yang dimulai pada tahun anggaran 1976/77 dengan jumlah bantuan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan dan Menteri Negara EKUIN/Ketua Bappenas untuk setiap daerah tingkat I dan II tiap tahun.

g. Program Bantuan Kredit Pembangunan dan Pemugaran Pasar kepada daerah tingkat II dan Daerah Tingkat I DKI Jakarta Raya yang dimulai pada tahun anggaran 1976/77 dengan jumlah bantuan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Negara EKUIN/ Ketua Banppenas dengan jangka waktu pinjaman 10 tahun ter - masuk tenggang waktu 2 tahun tanpa dikenakan bunga.

4. Pangendalian pelaksai aan proyekDalam pelaksanaan proyek tidak jarang terjadi bahwa dalam

pelaksanaan timbul hal-hal yang semula tidak diduga dan yang meng- hambat kelancaran.

Untuk mengikuti dan menilai apakah penyelenggaraan kegiatan proyek sesuai, dengan rencana, kebijaksanaan dan/atau peraturan -

993

Page 56: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

peraturan yang telah ditetapkan, maka pada tahun 1977/78 diadakan sistem pengendalian yang memungkinkan identifikasi bagi tindakan-tindakan korektif secepatnya serta penyempurnaan perencanan berikut- nya. Dalam kegiatan usaha pengendalian program dan proyek pemba-ngunan terdapat kegiatan pelaporan yang memberikan informasi dan data faktuil tentang status perkembangannya.

Berbagai pelaporan dipergunakan untuk hal tersebut, antara lain :a. pengajuan laporan keuangan secara bulanan oleh bendaharawan

proyek kepada KPN dalam bentuk Surat Pertanggungan Jawab (SPJ) yang merupakan syarat bagi dapat dikeluarkannya Surat Perintah Membayar (SPM) berikutnya,

b. pengajuan laporan mingguan dan bulanan oleh KPN kepada De-partemen Keuangan tentang pengeluaran-pengeluaran pada tingkat proyek, laporan-laporan tersebut diolah serta disusun menurut pengeluaran per departemen/lembaga dan menurut propinsi daerah tingkat I,

c. peninjauan laporan proyek atau program tertentu seperti proyek yang menerima bantuan luar negeri, proyek atau program yang memerlukan perhatian khusus seperti program Bulog, penyediaan pupuk dan sebagainya yang disampaikan secara harian atau ming- guan tergantung dari urgensinya.

d. pelaporan yang sistemnya dikembangkan oleh departemen masing-masing dalam usaha pengendalian proyek atau program yang menjadi tanggung-jawabnya.Antara Bappenas dan departemen departemen. serta unsur-unsur

regional mulai tahun 1975/76 telah ditelaah usaha perbaikan sistem pelaporan. Penelaahan tersebut telah dapat menghasilkan perumusan sistem pengendalian proyek-proyek pembangunan yang lebih meme- nuhi keperluan. Sistem pengendalian proyek tersebut yang berlaku mulai tahun 1977/78 mempunyai unsur-unsur penyempurnaan sebagai berikut ;a. bersifat seragam secara nasional dengan menggunakan formulir

pelaporan yang sama untuk segala macam proyek,

994

Page 57: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

b. sederhana, antara lain dengan bentuk laporan yang terdiri dari hanya 2 halaman,

c. pelaporan dilakukan secara selektif atas proyek-proyek atau program-program yang mempunyai ruang lingkup nasional seperti pendidikan, keluarga berencana, penghijauan, transmigrasi, tenaga listrik, peningkatan ekspor dan pilihan lainnya dengan kriteria seleksi tertentu,

d. sistem ini juga memungkinkan penyempurnaan, baik perencanaan maupun pelaksanaan secara bertahap,

e. lebih bersifat pemecahan masalah dan pelaksanaan tindak lanjut dari pemecahan masalah tersebut,

f. mengikutsertakan Pemerintah Daerah, khususnya Bappeda, dalam pelaporan sebagai pengujian silang.

Sistem pengendalian baru tersebut adalah lebih mudah, lebih ber-orientasi pada penyelesaian persoalan, lebih menitikberatkan pelak- sanaan fisik dan fungsionil serta lebih ada kepastian untuk kegiatan tindak lanjut, apabila dibanding dengan sistem yang terdahulu.

Dalam rangka peningkatan kemampuan pelaksanaan maka telah diselenggarakan kursus-kursus mengenai sistem monitoring/pengenda- lian proyek, baik di pusat maupun di daerah. Dewasa ini sedang dikembangkan sistem klasifikasi untuk melengkapi sistem pengen- dalian aproyek sebagai tatacara untuk memberi ciri terhadap masalah- masalah pelaksanaan agar memudahkan penganalisaan.

5. Pangawasan Ketrangain Negaita

Pengawasan atas keuangan negara merupakan salah satu di antara usaha-usaha penting yang dilakukan pemerintah secara terus mene- rus, walaupun telah diusahakan penyempurnaan dalam bidang peng- awasan, namun masih ada saja masalah-masalah yamg kurang sehat dalam pelaksanaan APBN.

995

Page 58: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

Sejak tahun 1973 kepada Wakil Presiden telah diberkian tugas untuk melaksanakan pengawasan pembangunan dengan bantuan De-partemen-departemen, Sekdalopbang dan Sekretariat Negara. Wakil Presiden mengambil kebijaksanaan untuk memimpin forum koordi- nasi dan kerjasama pengawasan seluruh aparatur pengawasan peme- rintah dan BEPEKA dengan tujuan mendayagunakan aparatur peng- awasan sebaik mungkin untuk tercapainya sasaran pengawasan secara tepat dan terarah tanpa mengurangi wewenang masing-masing aparatur pengawasan. Sejak tahun 1974 secara berkala diadakan rapat koordinasi dan kerjasama pemgawasan dengan lembaga-lembaga pengawasan yang ada. Hal ini terus dilakukan dalam tahun 1977/78. Hasil-hasil yang telah dicapai dari koordinasi tersebut sampai pada dewasa ini ialah :

a. telah dapat dituangkannya rumusan tentang struktur organisasi, tugas, wewenang, tanggung jawab dan tatakerja Inspektorat Jen- deral Departemen sesuai dengan ruang lingkup tugas departemen yang makin meningkat dalam Keppres 44 dan 45 tahun 1974,

b. pengisian tenaga pengawasan yang trampil dan tangguh secara bertahap sesuai dengan formasi struktur organisasi departemen yang dibarengi dengan penataran dan kursus-kursus oleh Direk- torat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN) dan ma- sing-masing inspektorat jenderal departemen,

c. sinkronisasi pelaksanaan rencana kerja antara DJPKN dengan inspektorat jenderal departemen yang dapat menghindari adanya pemeriksaan yang berulang mengenai obyek, sasaran dan periode pemeriksaan yang sama dalam saat yang bersamaan,

d. kesepakatan bersama antara inspektorat jenderal departemen dengan DJPKN mengenai keseragaman-keseragaman dalam sasaran pemeriksaan, cara pemeriksaan, cara pelaporan, bentuk laporan dan peristilahan yang dipergunakan dalam pemeriksaan sehingga hasil-hasil pemeriksaan saling mengisi dan melengkapi,

e. penyempurnaan dalam pelaporan pengawasan yang dipertalikan dengan pelaporan dalam sistem pengendalian proyek atau program pembangunan agar laporan dapat menggambarkan secara lengkap

996

Page 59: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

perkembangan pencapaian sasaran keuangan, fisik maupun fung-sionilnya sehingga jangkauan pengawasan akan lebih luas melalui pengujian dan penilaian,

f. peningkatan status dan kemampuan inspektorat wilayah daerah baik sebagai perangkat swatantra, dekonsentrasi maupun serta- tantra.

Mengenai tindak lanjut pengawasan maka agar pengawasan dapat dinilai sebagai tuntas berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Operasi Tertib telah diberikan wewenang kepada inspektorat jenderal departemen untuk melakukan tindakan korektif di lapangan atas nama menteri serta wewenang untuk langsung me- laporkan kepada alat-alat penegak hukum bilamana ada tindak-tindak pidana. Dengan demikian inspektorat jenderal departemen akan lebih mantap dalam melaksanakan pengawasan, baik pengawasan terhadap tugas pokok departemen maupun tugas-tugas pembangunan.

Peningkatan tidak saja dilakukan di bidang pengawasan represif, melainkan juga pengawasan preventif dengan usaha mencegah tim- bulnya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan. Pengisian DIP (dan DIK) secara benar serta pemeriksaannya yang teliti merupakan tin- dakan pengawasan preventif yang antara lain ditujukan untuk mengu- rangi kemungkinan kebocoran dalam pengelolaan keuangan negara. Demikian pula perbaikan administrasi anggaran dengan penyusunan perhitungan anggaran yang baik dan disampaikan tepat pada waktu- nya, dan pengaturan-pengaturan mengenai berbagai kewajiban pejabat-pejabat yang berkepentingan dengan pengurusan keuangan negara, adalah usaha-usaha pengawasan preventif.

Dalam rangka pengawasan secara represif dilakukan pemeriksa- an terhadap pelaksanaan APBN dan APBD secara rutin dan secara khusus. Pemeriksaan secara rutin adalah pemeriksaan selama tahun anggaran berjalan, sedang pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan secara serentak pada akhir tahun anggaran.

Hasil-hasil pemeriksaan khusus yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, terhadap proyek-proyek Pe- lita dapat dilihat pada Tabel XX - 6.

Page 60: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

997

Page 61: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX – 6HASIL-HASIL PEMERIKSAAN KHUSUS DJPKN TERHADAP PROYEK-PROYEK PELITA,

1973/74 – 1977/78

998

Page 62: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber

TABEL XX - 7BANYAKNYA LAPORAN PEMERIKSAAN KHUSUS TERHADAP PROYEK

PELITA, INPRES DAN BADAN USAHA NEGARA,1973/74 s/d 1977/78

No. Bidang 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78

1. Proyek-proyek Pelita 1.956 2.100 2.512 2.783 1.687 *)2. Proyek-proyek Inpres - - 775 834 8353. Badan usaha negara 963 1.156 1.106 1.027 1.230

J u m l a h 2.919 3.256 4.393 4.644 3.752

*) Angka sementara

Ditinjau dari segi penyimpangan-penyimpangannya yang dihim- pun dari semua laporan pengawasan ternyata bahwa penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak membahayakan arah pelaksanaan pem-bangunan. Meskipun demikian hal ini tetap akan menjadi perhatian agar gejala-gejala yang dapat membahayakan dapat dikendalikan.

Banyaknya laporan pemeriksaan khusus tersebut sejak tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1977/78 dapat dilihat pada Tabel XX - 7.

999

Page 63: ADMINISTRASI DAN APARATUR PEMERINTAH · Web viewMenyempurnakan administrasi pelaksanaan pembangunan yang meliputi perencanaan operasionil pembangunan, usaha-usaha mobilisasi sumber-sumber