5
Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : [email protected] Abstrak—This article aims to describe how the educational administration should be going on generally. The methodology used to arrange this article is Systematic Literature Review (SLR). First, researcher find relevant theories, and then make a conclusion about it, then analyzing, and finally make a new information based researcher analyzing. The result of this article base on the researcher analyzing is generally there are four steps to do educational administration. They are planning, actuating, controlling, and evaluating. Keywords—educational administration; educational management I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan dalam kebangkitan suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu, pengelolaannya harus terkelola dengan baik. Pendidikan di Indonesia memang sudah berjalan dan terkelola, namun pengelolaannya berlangsung kurang maksimal. Meskipun sebenarnya upaya-upaya perbaikan sudah dilakukan, dan pilihan solusinya juga sudah beraneka ragam, namun tetap saja pengelolaannya kurang maksimal sehingga hasilnya juga kurang maksimal. Oleh karena itu, penulis bermaksud membuat artikel ini agar dapat dijadikan salah satu referensi dalam mengelola pendidikan secara umum. Pembatasan masalah pada artikel ini adalah pad pendidikan PAUD, SD, SMP, dan SMA. Pada hakikatnya artikel ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu konsep manajemen dan ruang lingkup manajemen pendidikan. II. METODE Artikel ini disusun dengan metode Systematic Literature Review (SLR), yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkan bahan-bahan kajian terkait administrasi/manajemen pendidikan baik berupa buku, artikel, dan sumber lainnya. Setelah bahan kajian dikumpulkan, selanjutnya bahan tersebut diteliti dan dipelajari, kemudian penulis berusaha menyimpulkan sebuah pengetahuan baru hasil dari analisis terhadap bahan kajian tersebut. III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN Bagian ini merupakan bagian inti dari penulisan artikel. Karena bagian ini memuat bahan kajian dan pembahasan teori yang diteliti mengenai administrasi pendidikan. Administrasi memiliki kesamaan kata dengan manajemen, hanya saja penggunaan kata “administrasi” lebih populer di Eropa dan kata manajemen lebih populer di Amerika. Dalam artikel ini, kedua istilah tersebut digunakan dengan arti dan makna yang sama. A. Manajemen Menurut Hendri Fayol Fayol merupakan ahli manajemen generasi awal, banyak yang menggelarinya sebagai bapak manajemen (Rahman, 2012), ia hidup dari tahun 1841 – 1925. Menurut Fayol proses manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan dilakukan dlaam beberapa tahapan yaitu : planning, organizing, command, coordination, dan control . Menurut Fayol ada 14 prinsip dalam manajemen yaitu : (1) division of work (pembagian kerja), (2) authority (wewenang dan tanggung jawab), (3) discipline (disiplin), (4) unity of command (kesatuan dalam perintah), (5) unity of direction (kesatuan arah), (6) subordination of individual interest (mengutamakan kepentingan umum (general interest) di atas kepentingan individu), (7) remuneration (pemberian upah bagi pekerja), (8) centralization (sentralisasi), (9) scalar chain (rantai perintah), (10) order (ketertiban), (11) equity (keadilan), (12) stability of tenure of personnel (kestabilan masa kerja pekerja), (13) initiative (inisiatif), dan (14) esprit de corps (semangat jiwa kesatuan). Meskipun teori Fayol sudah sangat tua, namun teorinya tetap berkontribusi besar pada penerapan manajemen modern secara umum di seluruh dunia saat ini (McNamara, 2009). B. Manajemen Menurut George Robert Terry Alasan penulis mengutip teori manajemen George Robert Terry dikarenakan teorinya sangat popular di Indonesia. Terry hidup pada tahun . Menurut Terry proses manajemen dilakukan dalam empat langkah, yaitu (1) planning (perencanaan), (2) organizing (pengorganisasian), (3) actuating (pelaksanaan), dan (4) controlling (pengawasan dan evaluasi) atau sering disingkat dengan POAC (Terry, 1968). Di Indonesia istilah POAC berlaku dimana-mana untuk pengistilahan proses manajemen menurut Terry. C. Manajemen Pendidikan di Indonesia Pendidikan di Indonesia diatur dengan cara membuat delapan standar minimal yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah yang ada (Maxmanroe, 2018). Kedelapan standar ini biasa disebut dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP ini dijadikan dasar untuk mengelola pendidikan. Kedelapan standar ini adalah: (1) standar isi, terkait materi dan kompetensi lulusan minimal untuk jenis dan jenjang 1 Administrasi Pendidikan, Padang 2019

Administrasi Pendidikan di Indonesia · Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : [email protected]

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Administrasi Pendidikan di Indonesia · Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

Administrasi Pendidikan di Indonesia(Studi Literatur)

Hade AfriansyahUniversitas Negeri Padang

IndonesiaE-mail : [email protected]

Abstrak—This article aims to describe how the educationaladministration should be going on generally. The methodologyused to arrange this article is Systematic Literature Review(SLR). First, researcher find relevant theories, and then make aconclusion about it, then analyzing, and finally make a newinformation based researcher analyzing. The result of this articlebase on the researcher analyzing is generally there are four stepsto do educational administration. They are planning, actuating,controlling, and evaluating.

Keywords—educational administration; educationalmanagement

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sektor penting yang berperandalam kebangkitan suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu,pengelolaannya harus terkelola dengan baik. Pendidikan diIndonesia memang sudah berjalan dan terkelola, namunpengelolaannya berlangsung kurang maksimal. Meskipunsebenarnya upaya-upaya perbaikan sudah dilakukan, danpilihan solusinya juga sudah beraneka ragam, namun tetap sajapengelolaannya kurang maksimal sehingga hasilnya jugakurang maksimal. Oleh karena itu, penulis bermaksudmembuat artikel ini agar dapat dijadikan salah satu referensidalam mengelola pendidikan secara umum. Pembatasanmasalah pada artikel ini adalah pad pendidikan PAUD, SD,SMP, dan SMA. Pada hakikatnya artikel ini dibagi menjadidua bagian besar yaitu konsep manajemen dan ruang lingkupmanajemen pendidikan.

II. METODE

Artikel ini disusun dengan metode Systematic LiteratureReview (SLR), yaitu dengan terlebih dahulu mengumpulkanbahan-bahan kajian terkait administrasi/manajemenpendidikan baik berupa buku, artikel, dan sumber lainnya.Setelah bahan kajian dikumpulkan, selanjutnya bahan tersebutditeliti dan dipelajari, kemudian penulis berusahamenyimpulkan sebuah pengetahuan baru hasil dari analisisterhadap bahan kajian tersebut.

III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Bagian ini merupakan bagian inti dari penulisan artikel.Karena bagian ini memuat bahan kajian dan pembahasan teoriyang diteliti mengenai administrasi pendidikan. Administrasimemiliki kesamaan kata dengan manajemen, hanya sajapenggunaan kata “administrasi” lebih populer di Eropa dan

kata manajemen lebih populer di Amerika. Dalam artikel ini,kedua istilah tersebut digunakan dengan arti dan makna yangsama.

A. Manajemen Menurut Hendri Fayol

Fayol merupakan ahli manajemen generasi awal, banyakyang menggelarinya sebagai bapak manajemen (Rahman,2012), ia hidup dari tahun 1841 – 1925. Menurut Fayol prosesmanajemen yang dilakukan oleh seorang manajer ataupimpinan dilakukan dlaam beberapa tahapan yaitu : planning,organizing, command, coordination, dan control . MenurutFayol ada 14 prinsip dalam manajemen yaitu : (1) division ofwork (pembagian kerja), (2) authority (wewenang dantanggung jawab), (3) discipline (disiplin), (4) unity ofcommand (kesatuan dalam perintah), (5) unity of direction(kesatuan arah), (6) subordination of individual interest(mengutamakan kepentingan umum (general interest) di ataskepentingan individu), (7) remuneration (pemberian upah bagipekerja), (8) centralization (sentralisasi), (9) scalar chain(rantai perintah), (10) order (ketertiban), (11) equity(keadilan), (12) stability of tenure of personnel (kestabilanmasa kerja pekerja), (13) initiative (inisiatif), dan (14) espritde corps (semangat jiwa kesatuan). Meskipun teori Fayolsudah sangat tua, namun teorinya tetap berkontribusi besarpada penerapan manajemen modern secara umum di seluruhdunia saat ini (McNamara, 2009).

B. Manajemen Menurut George Robert Terry

Alasan penulis mengutip teori manajemen George RobertTerry dikarenakan teorinya sangat popular di Indonesia. Terryhidup pada tahun . Menurut Terry proses manajemendilakukan dalam empat langkah, yaitu (1) planning(perencanaan), (2) organizing (pengorganisasian), (3)actuating (pelaksanaan), dan (4) controlling (pengawasan danevaluasi) atau sering disingkat dengan POAC (Terry, 1968).Di Indonesia istilah POAC berlaku dimana-mana untukpengistilahan proses manajemen menurut Terry.

C. Manajemen Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia diatur dengan cara membuatdelapan standar minimal yang harus dipenuhi oleh setiapsekolah yang ada (Maxmanroe, 2018). Kedelapan standar inibiasa disebut dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).SNP ini dijadikan dasar untuk mengelola pendidikan.Kedelapan standar ini adalah: (1) standar isi, terkait materi dankompetensi lulusan minimal untuk jenis dan jenjang

1Administrasi Pendidikan, Padang 2019

Page 2: Administrasi Pendidikan di Indonesia · Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

pendidikan tertentu yang di dalamnya terdapat kerangka dasardan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkatsatuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

Di dalam standar isi terdapat kerangka dasar dan strukturkurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuanpendidikan, dan kalender pendidikan.

(2) standar kompetensi lulusan, (3) standar prosespendidikan (4) standar sarana dan prasarana, (5) standarpengelolaan, (6) standar pembiayaan pendidikan, (7) standarpenilaian pendidikan, (8) standar pendidik dan tenagakependidikan

Kedelapan standar didukung dan diatur dalam beberapaaturan resmi yang ada di Indonesia. Berikut rincian terkaitaturan yang menjadi landasan kedelapan standar tersebut.

Tabel 1. Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan yang mengatur

No.Standar Nasional

PendidikanPeraturan

1 Standar isi a. (Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006)

b. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kom, 2006)

c. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isiuntuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C, 2007)

2Standar kompetensi lulusan

a. (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006)

b. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kom, 2006)

3Standar proses pendidikan

a. (Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2007)

b. (Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras, 2008)

c. (Permendiknas Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C, 2008)

4 Standar sarana dan prasarana

a. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah(Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), 2007)

b. (Permendiknas Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), 2008)

c. (Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008

No.Standar Nasional

PendidikanPeraturan

tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan(SMK/MAK), 2008)

5 Standar pengelolaan(Permendiknas Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah, 2007)

6Standar pembiayaan pendidikan

(Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Meneng, 2009)

7Standar penilaian pendidikan

(Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, 2007)

8Standar pendidik dan tenaga kependidikan

a. (Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, 2007)

b. (Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, 2007)

c. (Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, 2007)

d. (Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, 2008)

e. (Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah, 2008)

f. (Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, 2008)

g. (Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, 2008)

h. (Permendiknas Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan, 2009), (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada Kursus dan Pelatihan, 2009), (Permendiknas Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus, 2009), (Permendiknas Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan Pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C, 2009),(Permendiknas Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C, 2009), (Permendiknas Nomor 45Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan, 2009)

D. Pembahasan

1) Ruang Lingkup Administrasi PendidikanBerdasarkan kajian teori di atas terkait manajemen

pendidikan di Indonesia dan berbagai referensi utama ataugrand theory yang sudah didapatkan, maka dapat penulissimpulkan bahwa ruang lingkup administrasi pendidikan yangada di Indonesia adalah : (1) administrasi kurikulum, (2)administrasi peserta didik, (3) administrasi pendidik dantenaga kependidikan, (4) administrasi sarana dan prasarana,(5) administrasi keuangan, (6) administrasi hubungan sekolahdan masyarakat, (7) administrasi tata usaha, dan (8)administrasi layanan khusus. Kedelapan ruang lingkup iniseharusnya mendapat perhatian dengan porsi yang lebih besar

2Administrasi Pendidikan, Padang 2019

Page 3: Administrasi Pendidikan di Indonesia · Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

agar pendidikan yang ada di Indonesia dapat menjadi lebihbaik. Kedelapan ruang lingkup ini berbeda dengan delapanstandar pendidikan yang sudah di bahas sebelumnya, inidikarenakan hasil analisis penulis terhadap kajian tersebut.Sebagai contoh, penulis tidak memasukan standar kompetensilulusan, karena menurut penulis standar kompetensi lulusantidak tepat jika dijadikan ruang lingkupmanajemen/administrasi pendidikan. Bahasa yang paling tepatmenurut penulis adalah administrasi peserta didik, yang isinyamembahas tentang bagaimana manajemen peserta didik sejakawal penerimaan hingga tamat. Begitu juga dengan ruanglingkup yang lainnya.

2) Proses Administrasi PendidikanMenurut Terry bahwa proses manajemen dapat disingkat

dengan POAC, yaitu planning, organizing, actuating, dancontrolling (Fayol, 1916). Penulis mendukung pendapat Fayoltersebut, hanya saja menurut penulis organizing dapatdigabungkan pada proses planning. Organizing(pengorganisasian) pada hakekatnya adalah menentukantujuan yang hendak dicapai oleh organisasi, menganalisiskebutuhan dan sumber daya angota yang dimiliki, lalumenyusun strategi penempatan personil secara matang untukmencapai tujuan. Langkah-langkah ini sama seperti langkahpada proses perencanaan. Sehingga penulis menyimpulkanproses manajemen pendidikan ke dalam tiga proses besar yaituperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Namun adatambahan satu proses lagi, yang tidak terikat secara urutan dansangat fleksibel sekali yaitu pengawasan dan evaluasi. ProsesPelaksanaan dan Evaluasi ini penulis

Adapun penjelasan secara lebih rinci tahapan-tahapantersebut adalah sebagai berikut.

a) PerencanaanSekolah sebagai lembaga formal wajib memiliki

perencanaan yang jelas dan terukur. Kata kunci yang penulisgunakan pada tahap ini adalah “rencanakan apa yang akandilaksanakan”. Perencanaan pada tahap ini dilakukan olehpihak internal sekolah atau bantuan dari pihak lain yang ahlidan memiliki pengalaman sehingga mampu memprediksikejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa depan, karenaperencanaan selalu berbicara tentang masa depan.Perencanaan dilakukan dengan cara menentukan tujuan.Tujuan hendaknya menjadi solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi. Dalam membuat tujuan hendaknyamendahulukan kebutuhan daripada keinginan danmempertimbangkan aspek pembiayaan, social, dan keluarga.

Langkah dan strategi untuk mencapai tujuan dilakukanpada tahap ini dan hendaknya dilakukan analisis SWOTterlebih dahulu agar mendapatkan pilihan yang tepat karenaada banyak langkah dan strategi yang bisa dilakukan. Salahsatu bagian dari penyusunan strategi pada tahap perencanaanini adalah menyusun struktur organisasi dengan berlandaskanasas “right man on the right place” artinya menempatkanorang yang tepat pada posisi yang tepat sesuai dengan bidangilmu dan keahlian yang dimiliki.

Adapun output dari tahap ini berupa aturan tertulis sepertiprogram kerja, SOP, petunjuk pelaksanaan, Undang-Undang,tata tertib, dan lain sebagainya. Output tersebut harus disahkan

oleh pemimpin dan mengikat semua anggota yang terkait,karena kalau tidak mengikat maka kemungkinan besar rencanahanya tinggal rencana. Agar perencanaan yang telah disusundengan baik dapat berjalan dengan maksimal maka perludilakukan pengawasan secara melekat agar pelaksanaannyasesuai dengan yang direncanakan, dan pada akhirnyahasilnyapun sesuai dengan yang diharapkan.

b) PelaksanaanKata kunci yang penulis gunakan untuk mengingat tahap

ini adalah “laksanakan apa yang direncanakan”. Untuk lebihjelasnya perhatikan gambar. Ketika pelaksanaan sedangdilaksanakan sesuai rencana, fungsi pengawasan tetap harusdilaksanakan agar dapat mengetahui adanya permasalahanyang terjadi dan menyebabkan kerugian, karena situasi selalusaja bisa berubah-ubah tanpa adanya perkiraan sebelumnya.Perubahan situasi bisa saja menuntut perubahan rencana awaluntuk menghindari kerugian bila rencana awal tetapdilaksanakan. Agar pelaksanaan dapat berjalan baik sesuaidengan rencana, dibutuhkan kematangan organisasi darisemua anggota. Pada tahap ini masih memungkinkan untukmemberikan pembinaan terhadap guru dan pelaku pendidikanlainnya.

c) PengawasanPengawasan yang dimaksudkan disini adalah pengawasan

melekat (“Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan PengawasanMelekat,” 1989), (“Keputusan Menteri PendayagunaanAparatur Negara Nomor: Kep/46/M.Pan/4/2004 tentangPetunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalamPenyelenggaraan Pemerintahan,” 2004). Secara sederhanapengawasan melekat adalah pengawasan yang bilamenemukan penyimpangan maka dapat segera diperbaiki,tidak terfokus pada pemberian reward (penghargaan) danpunishment (hukuman) tapi terfokus pada perbaikan. Dibidang pendidikan, pengawasan sering disebut supervisi,supervisi yang dimaksudkan pada tahap ini adalah supervisiakademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru.Berbeda dengan evaluasi akhir seperti yang akan dijelaskan dibawah, pada tahap ini pengawasan dilakukan oleh pihakinternal, sedangkan evaluasi akhir yang akan dijelaskan dibawah dilakukan oleh pihak ekstrnal seperti pengawas dariDinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, atau DinasPendidikan Provinsi.

Situasi yang terjadi di lapangan sangat dinamis, sehinggadiperlukan pengawasan agar dapat mendeteksi secara dinipenyimpangan yang mungkin akan terjadi.

Pengawasan pada tahap ini tidak hanya dilakukan di waktutertentu saja, namun dilakukan sejak awal perencanaan

d) Evaluasi HasilTahap ini merupakan tahap akhir dalam proses manajemen

suatu sekolah. Evaluasi hasil pada tahap ini dilakukan olehpihak eksternal, yaitu pengawas dari tingkat kabupaten/kotaatau provinsi. Pengawas akan mengevaluasi sebuah laporanhasil tertulis dan melakukan kunjungan ke sekolah untukmengecek bukti dari laporan tertulis yang diberikan. Evaluasihasil pada tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

3Administrasi Pendidikan, Padang 2019

Page 4: Administrasi Pendidikan di Indonesia · Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

data tentang capaian keberhasilan tujuan dari kinerja yangtelah dilakukan, lalu membandingkan capaian tersebut dengancapaian yang direncanakan, kemudian menganalisis hasilperbandingan kedua capaian tersebut, lalu hasil analisiscapaian digunakan sebagai rekomendasi perencanaanselanjutnya.

Pada tahap ini sekolah tidak dapat lagi melakukanperbaikan terhadap temuan kesalahan telah terjadi, namun bisadijadikan pengalaman untuk perbaikan selanjutnya agar tidakmelakukan hal yang sama. Tindak lanjut dari hasil evaluasiakhir ini berupa pemberian reward bagi sekolah yang memiliki

kinerja baik, pemberian punishment bagi sekolah yangmelakukan banyak pelanggaran (bahkan hokum pidana bagiyang terbukti melakukan KKN) selain memberikan pembinaanuntuk penyelenggaraan pendidikan selanjutnya, danmelakukan upaya untuk menghilangkan akibat penyimpanganyang terjadi.

Pelaksanaan tahap ini harus tetap diawasi agar sesuaidengan prosedur. Bila ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaandengan prosedur, maka laporan yang dibuat tersebut harussegera diperbaiki agar sesuai dengan prosedur.

Gambar 1. Proses Manajemen Pendidikan Secara Garis Besar

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini maka dapatdisimpulkan bahwa secara garis besar proses manajemenpendidikan terdiri dari empat proses, yaitu (1) perencanaan,(2) pelaksanaan, (3) pengawasan, dan (4) evaluasi akhir.

Daftar PustakaFayol, H. (1916). General and Industrial Management. London: Sir Isaac

Pitman & Sons, Ltd.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1989 tentang PedomanPelaksanaan Pengawasan Melekat. (1989). Republik Indonesia.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/46/M.Pan/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. (2004). Republik Indonesia.

Maxmanroe. (2018). 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta Fungsi dan

Tujuannya. Retrieved from https://www.maxmanroe.com/vid/umum/standar-nasional-pendidikan.html

McNamara, D. E. (2009). From Fayol s Mechanistic To Today s Organic ‟ ‟Functions Of Management. American Journal of Business Education, 2(1).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C (2007). Republik Indonesia.

Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah (2006). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras(2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah (2007). Republik Indonesia.

4Administrasi Pendidikan, Padang 2019

Page 5: Administrasi Pendidikan di Indonesia · Administrasi Pendidikan di Indonesia (Studi Literatur) Hade Afriansyah Universitas Negeri Padang Indonesia E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah (2007). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (2007). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan (2007). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2006).

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kom (2006). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah MenengahPertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) (2007). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah (2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah (2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah (2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C (2008).

Permendiknas Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) (2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan(SMK/MAK) (2008). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan (2009). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2007). Republik indonesia.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada Kursus dan Pelatihan (2009). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus (2009). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan Pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C (2009). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C (2009). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajarpada Kursus dan Pelatihan (2009). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikanoleh Pemerintah Daerah (2007). Republik Indonesia.

Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Meneng (2009).

Rahman, H. (2012). Henry Fayol and Frederick Winslow Taylor’s Contribution to Management Thought: An Overview. ABC Journal of Advanced Research, 1(2).

Terry, G. R. (1968). Principles of management. Illinois : Ricard D. Irwin.

5Administrasi Pendidikan, Padang 2019