29
Endapan Mineral Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 1 Tugas ! 1. Analisis Mineral Dengan Menggunakan X-Ray Fluorescence 1.1 Pendahuluan Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi jenis unsur-unsur adalah XRF (X-Ray Fluorescence). XRF adalah alat yang menggunakan metode spektrometri untuk menganalisis kandungan unsur bahan tertentu. Alat ini mempunyai keunggulan analisis yang lebih cepat dibanding analisis dengan alat lain. Spektrometri XRF memanfaatkan sinar-X yang dipancarkan oleh bahan yang selanjutnya ditangkap oleh detektor untuk dianalisis kandungan unsurnya. Selama ini, alat XRF antara lain digunakan untuk menganalisis paduan besi, pelat tambaga, paduan aluminium, batuan, mineral, dan kerak. Bahan yang dapat dianalisis berupa padat massif, pelak maupun serbuk. Analisis unsur dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah unsur yang terkandung dalam bahan (http://www.ns.ui.ac.id/seminar2005/Data/JPC, 2008). X-Ray Fluorescence adalah alat yang dapat dipakai untuk mendeteksi unsur dan menentukan konsentrasinya. Fluoresensi (fluorescence) merupakan gejalan dimana suatu benda dapat memancarkan cahaya beberapa selang waktu kemudian setelah benda itu menerima cahaya dari luar atau menerima tembakan dari aliran partikel. Unsur atom yang tereksitasi pada sampel akibat penembakan sinar-X dari sumber membangkitkan sinar-X dengan panjang gelombang tertentu. Prose ini disebut fluoresensi sinar- X. Karena panjang gelombang fluoresensi adalah karateristik dari unsur yang terksitasi, maka pengukuran panjang gelombang ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur didalam sampel (Sasli, 2004). Gambar 1. Skema analisis menggunakan XRF Gambar 1 memperlihatkan skema analisis dengan menggunakan XRF. Analisis menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan pencacahan sinar-X karateristik yang terjadi dari peristiwa efek fotoloistrik saat electron dalam atom target terkena sinar berenergi tinggi. Bila energy sinar tersebut lebih tinggi dari pada energy ikat electron dalam orbit K, L atau M pada atom target, maka electron atom target akan keluar dari orbitnya. Dengan demikian, atom target akan mengalami kekosongan electron yang selanjutnya akan diisi eloh electron dari orbital yang lebih luar diikuti energy berupa sinar-X (http://www.ns.ui.ac.id/seminar2005/Data/JPC-03.pdf.2006).

Tugas I Endepan Mineral ( Iqbal Afriansyah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Endapan Mineral

Citation preview

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 1

    Tugas !

    1. Analisis Mineral Dengan Menggunakan X-Ray Fluorescence

    1.1 Pendahuluan

    Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi jenis unsur-unsur

    adalah XRF (X-Ray Fluorescence). XRF adalah alat yang menggunakan metode spektrometri

    untuk menganalisis kandungan unsur bahan tertentu. Alat ini mempunyai keunggulan analisis

    yang lebih cepat dibanding analisis dengan alat lain. Spektrometri XRF memanfaatkan sinar-X

    yang dipancarkan oleh bahan yang selanjutnya ditangkap oleh detektor untuk dianalisis

    kandungan unsurnya. Selama ini, alat XRF antara lain digunakan untuk menganalisis paduan

    besi, pelat tambaga, paduan aluminium, batuan, mineral, dan kerak. Bahan yang dapat dianalisis

    berupa padat massif, pelak maupun serbuk. Analisis unsur dilakukan secara kualitatif maupun

    kuantitatif. Analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah unsur yang terkandung dalam bahan

    (http://www.ns.ui.ac.id/seminar2005/Data/JPC, 2008).

    X-Ray Fluorescence adalah alat yang dapat dipakai untuk mendeteksi unsur dan

    menentukan konsentrasinya. Fluoresensi (fluorescence) merupakan gejalan dimana suatu benda

    dapat memancarkan cahaya beberapa selang waktu kemudian setelah benda itu menerima cahaya

    dari luar atau menerima tembakan dari aliran partikel.

    Unsur atom yang tereksitasi pada sampel akibat penembakan sinar-X dari sumber

    membangkitkan sinar-X dengan panjang gelombang tertentu. Prose ini disebut fluoresensi sinar-

    X. Karena panjang gelombang fluoresensi adalah karateristik dari unsur yang terksitasi, maka

    pengukuran panjang gelombang ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur didalam

    sampel (Sasli, 2004).

    Gambar 1. Skema analisis menggunakan XRF

    Gambar 1 memperlihatkan skema analisis dengan menggunakan XRF. Analisis

    menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan pencacahan sinar-X karateristik yang

    terjadi dari peristiwa efek fotoloistrik saat electron dalam atom target terkena sinar berenergi

    tinggi. Bila energy sinar tersebut lebih tinggi dari pada energy ikat electron dalam orbit K, L atau

    M pada atom target, maka electron atom target akan keluar dari orbitnya. Dengan demikian,

    atom target akan mengalami kekosongan electron yang selanjutnya akan diisi eloh electron dari

    orbital yang lebih luar diikuti energy berupa sinar-X

    (http://www.ns.ui.ac.id/seminar2005/Data/JPC-03.pdf.2006).

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 2

    Elektron dapat menembus orbital atom secara absorbs dari gelombang cahaya (foton)

    dengan energy yang cukup. Energy foton harus lebih besar dari pada energy electron yang

    berada pada inti atom. Apabila electron terdalamnya menumbuk atom, electron dari tingkat

    orbital yang mempunyai energy yang lebih besar akan mentransferkan energinya ke tingkat

    orbital yang mempunyai energy yang lebih rendah. Karena transisi tersebut, foton

    memungkinkan untuk dapat teremisi dari atom. Sinar fluoresensi ini terjadi akibat beda energy

    antara dua orbital yang terbentuk dari transisi electron. Karena beda energy antara dua kulit

    orbital khusus pada elemen selalu sama foton yang teremisi pada saat perpindahan antara dua

    tingkatan energy tersebut akan selalu mempunyai energy yang sama

    (http://www.learnxrf.com/basicxrfteori.htm,2007).

    Sinar-X yang dihasilkan dari peristiwa di atas ditangkap oleh detector kemudian diproses

    sehingga menghasilkan spectrum sinar-X berupa gambar dua dimensi. Sumbu x (horizontal)

    berupa energy (keV) sedangkan sumbu y (vertical) berupa cacahan/intensitas unsur. Hasil yang

    diperoleh dari gambar spectrum memberikan informasi jenis unsur dalam sampel. Untuk

    memperoleh komposisi jumlah unsur dalam sampel, maka dilakukan analisis kuantitatif yang

    dinyatakan dalam prosentasi berat

    Teknik fluoresensi sinar x (XRF) merupakan suatu teknik analisis yang dapat

    menganalisa unsur-unsur yang membangun suatu material.Teknik ini juga dapat digunakan

    untuk menentukan konsentrasi unsur berdasarkan pada panjang gelombang dan jumlah sinar x

    yang dipancarkan kembali setelah suatu material ditembaki sinar x berenergi tinggi.

    1.2 Prinsip Dasar X-Ray Fluoresensi (XRF)

    Metode XRF tergantung pada prinsip-prinsip dasar yang umum untuk beberapa metode

    instrumen lain yang melibatkan interaksi antara berkas elektron dan sinar-x dengan sampel,

    termasuk: X-ray spektroskopi (misalnya, SEM - EDS ), difraksi sinar-X ( XRD ), dan panjang

    gelombang dispersif spektroskopi (microprobe WDS ).

    Analisis unsur-unsur utama dan jejak dalam bahan geologi oleh x-ray fluorescence

    dimungkinkan oleh perilaku atom ketika mereka berinteraksi dengan radiasi. Ketika bahan-bahan

    dengan energi tinggi, radiasi panjang gelombang pendek (misalnya, sinar-X), mereka bisa

    menjadi terionisasi. Jika energi radiasi yang cukup untuk mengeluarkan sebuah elektron, atom

    menjadi tidak stabil dan sebuah elektron terluar menggantikan elektron lain yang hilang. Ketika

    ini terjadi, energi dilepaskan karena energi yang mengikat penurunan orbital elektron dalam

    dibandingkan dengan yang luar. Radiasi yang dipancarkan adalah energi yang lebih rendah dari

    insiden utama sinar-X dan disebut radiasi neon. Karena energi dari foton yang dipancarkan

    adalah karakteristik transisi antara orbital elektron yang spesifik dalam elemen tertentu, neon

    dihasilkan sinar-X dapat digunakan untuk mendeteksi kelimpahan unsur-unsur yang hadir dalam

    sampel.

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 3

    1.2.1 Prinsip Kerja

    Menembakkan radiasi foton elektromagnetik ke material yang diteliti.

    Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berinteraksi dengan elektron yang berada

    di kulit K suatu unsur .

    Elektron yang berada di kulit K akan memiliki energi kinetik yang cukup untuk

    melepaskan diri dari ikatan inti, sehingga elektron itu akan terpental keluar.

    Gambar 2. Skema analisis pada tabung

    sinar-X.

    menggunakan XRF

    Gambar 3. Skema analisis pada tabung

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 4

    menggunakan sinar-X dari tabung pembangkit sinar-X untuk mengeluarkan electron dari

    kulit bagian dalam untuk menghasilkan sinar-X baru dari sample yang di analisis.

    Untuk setiap atom di dalam sample, intensitas dari sinar-X karakteristik tersebut sebanding

    dengan jumlah (konsentrasi) atom di dalam sample.

    Intensitas sinarX karakteristik dari setiap unsur, dibandingkan dengan suatu standar yang

    diketahui konsentrasinya, sehingga konsentrasi unsur dalam sample bisa ditentukan

    1.3 Jenis-Jenis X Ray Fluorescence

    1.3.1 X Ray Fluorescence Portable

    Instrumen XRF terdiri dari :

    Sumber cahaya

    Optik

    Detektor

    X Ray Fluorescence portable

    X Ray

    Fluorescence Guns

    Gambar 4. Contoh gambar X Ray Fluorescence Guns dan Portable

    Gambar 5. X Ray Fluorescence Portable

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 5

    1.3.2 X Ray Fluorescence Guns

    1.4 Cara Kerja XRF

    Analisis unsur-unsur utama dan jejak dalam bahan geologi oleh XRF dimungkinkan oleh

    perilaku atom ketika mereka berinteraksi dengan X-radiasi. Sebuah spektrometer XRF bekerja

    karena jika sampel diterangi oleh sinar-X intens beam, yang dikenal sebagai balok insiden,

    sebagian energi yang tersebar, tetapi beberapa juga diserap dalam sampel dengan cara yang

    tergantung pada kimianya. Insiden X-ray beam biasanya dihasilkan dari target Rh, meskipun W,

    Mo, Cr dan lain-lain juga dapat digunakan, tergantung pada aplikasi.

    Saat ini sinar X-ray utama menerangi sampel, dikatakan bersemangat. Sampel

    bersemangat pada gilirannya memancarkan sinar-X sepanjang spektrum panjang gelombang

    karakteristik dari jenis atom hadir dalam sampel. Bagaimana ini terjadi? Atom-atom dalam

    sampel menyerap sinar-X energi pengion, elektron mendepak dari tingkat energi rendah

    (biasanya K dan L). Para elektron dikeluarkan diganti oleh elektron dari, energi luar orbit yang

    lebih tinggi. Ketika ini terjadi, energi dilepaskan karena energi yang mengikat penurunan orbital

    elektron dalam dibandingkan dengan yang luar. Hal ini melepaskan energi dalam bentuk emisi

    karakteristik sinar-X menunjukkan atom jenis ini. Jika sampel memiliki unsur-unsur yang hadir,

    seperti yang khas untuk kebanyakan mineral dan batuan, penggunaan Spektrometer dispersif

    Panjang gelombang seperti bahwa dalam EPMA memungkinkan pemisahan spektrum yang

    dipancarkan sinar-X yang kompleks ke dalam panjang gelombang karakteristik untuk masing-

    Gambar 6. X Ray Fluorescence Guns

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 6

    masing elemen ini. Berbagai jenis detektor (aliran gas proporsional dan kilau) digunakan untuk

    mengukur intensitas sinar yang dipancarkan. Penghitung aliran yang biasa digunakan untuk

    mengukur gelombang panjang (> 0,15 nm) sinar-X yang khas dari spektrum K dari unsur yang

    lebih ringan daripada Zn. Detektor sintilasi umumnya digunakan untuk menganalisis panjang

    gelombang lebih pendek dalam spektrum sinar-X (K spektrum elemen dari Nb ke I; L spektrum

    Th dan U). X-ray dari panjang gelombang menengah (K spektrum yang dihasilkan dari Zn untuk

    Zr dan L spektrum dari Ba dan unsur tanah jarang) umumnya diukur dengan menggunakan

    kedua detektor bersama-sama. Intensitas energi yang diukur oleh detektor sebanding dengan

    kelimpahan elemen dalam sampel. Nilai yang tepat dari proporsionalitas ini untuk setiap elemen

    diperoleh dengan perbandingan standar mineral atau batuan dengan komposisi yang diketahui

    dari analisis sebelumnya dengan teknik lain.

    1.5 Contoh Analisis Menggunakan X Ray Flourescence Gun

    Apabila ingin mengidentifikasi suatu mineral, unsur dalam suatu batuan dengan menggunakan X

    Ray Fluorescence gun Cukup ditempelkan Ujung X Ray Fluorescence gun ( detector ) hingga X-

    Ray tube menyentuh objek yang ingin dianalisis unsur kandungananya, kemudian jalankan

    alatnya, sinar-x akan langsung menembus objek yang ingin diidentifikasi tunggu hingga hasil

    unsur-unsur yang terkandung dalam objek tersebut teridentifikasi didalam viewing screen .

    1.6 Contoh Analisis Menggunakan X Ray Flourescence Portable

    Untuk lebih jelas lagi dalam memahami cara kerja alat X Ray flourescence berikut

    contoh sebuah sampel yang akan di analisis menggunakan X Ray flourescence .

    Contoh penelitian kali ini akan dibataskan pada penentuan kadar nikel dan mineral lain yang

    terkandung dalam sedimen laterit di daerah Torobulu Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

    metode X-Ray Fluorescence (XRF).

    Gambar 7. X Ray Fluorescence Guns

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 7

    Berdasarkan masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah menentukan

    kadar nikel dan mineral lain yang terkandung dalam sedimen laterit di daerah Torobulu Provinsi

    Sulawesi Tenggara dengan metode X-Ray Fluorescence (XRF).

    1.6.1 Prosedur Penelitian

    1. Tahap Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel bantuan perlapisan sedimen laterit

    yang berasal dari daerah torobulu. Sampel bantuan sedimen laterit ini meliputi tanah penutup,

    limonit, samprolit, dan batuan induk atau bedrock yang diambil dalam bentuk bongkahan dengan

    menggunakan betel dan palu geologi dan diukur kedalaman.

    2. Tahap Preparasi Sampel Adapun tahap preparasi sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    a. Pengerusan sampel

    Pengerusan dilakukan dengan menggunakan mortar. Tujuan dari pengerusan ini adalah membuat

    sampel dalam bentuk serbuk yang sangat halus karena sampel yang dipakai dalam analisis XRF

    harus memiliki ukuran butiran yang sangat kecil.

    b. Penyaringan

    Sampel yang telah menjadi serbuk diayak dengan menggunakan saringan ukuran 200 mesh.

    Pemilihan ukuran butiran tersebut sesuai dengan ukuran standar sampel agar dapat dianalisis

    dengan spectrum XRF yaitu ukuran 200 mesh.

    c. Pembuatan Sampel dalam bentuk Press powder

    Dalam membuat sampel press powder hal-hal yang dilakukan sebagai berikut:

    1. Menimbang sampel sebanyak 5 gram yang telah dimasukan kedalam gelas kaca kemudian

    menimbang polivin sebanyak 0,75 gram dan boric sebanyak 2 gram.

    2. Sampel dan polivin dimasukan kedalam mortar kemudian diaduk dengan tujuan agar sampel

    tercampur rata dengan polivin.

    3. Menempatkan ring press powder kedalam harsog kemudian memasukan borig ke ring press

    powder tersebut.

    4. Alat press powder (herzog) siap dioperasikan.

    5. Dalam waktu kurang lebih sepuluh detik sampel telah terbentuk press powder kemudian

    dimasukan kedalam oven selama 30 detik.

    Gambar 8.X Ray Fluorescence Portable

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 8

    3. Tahap Pengambilan dan Analisis Data Pada tahap pengambilan data dengan alat spectrummeter sampel yang telah berbentuk

    press powder diletakkan didalam holder.

    Setelah sampel siap holder dimasukan kedalam specimen chander kemudian ditutup. Alat spektrummeter siap untuk dioperasikan dengan terlebih dahulu memperhatikan

    koneksi alat spectrometer dengan computer.

    Pengukuran XRF untuk sampel dilakukan pada kondisi yang sama yaitu dengan menggunakan spectrometer tipe Advant XP+.

    Keluaran spectrometer akan terekam dalam CPU yang telah diset bersamaan dengan proses pengambilan data.

    Data yang terekam berupa identitas (I) dan energy unsure (E). Data tersebut langsung dikonversi oleh alat dalam bentuk angka sehingga bentuk

    keluarannya berupa konsentrasi unsure.

    Hasil analisis XRF berupa persentase kandungan unsure dalam sedimen laterit. Presentase nikel selanjutnya diplot secara vertical terhadap kedalaman untuk melihat

    stratigrafi kendungan nikel.

    Apabila ingin mengidentifikasi suatu mineral, unsur dalam suatu batuan dengan

    menggunakan X Ray Fluorescence gun Cukup ditempelkan Ujung X Ray Fluorescence

    gun ( detector ) hingga X-Ray tube menyentuh objek yang ingin dianalisis unsur

    kandungananya, kemudian jalankan alatnya, sinar-x akan langsung menembus objek

    yang ingin diidentifikasi tunggu hingga hasil unsur-unsur yang terkandung dalam objek

    tersebut teridentifikasi didalam viewing screen

    1.7 Aplikasi Penggunaan X Raya Flourensasi

    X-Ray fluoresensi digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk

    penelitian di petrologi beku, sedimen, dan metamorf

    survei tanah

    pertambangan (misalnya, mengukur nilai dari bijih)

    produksi semen

    keramik dan kaca manufaktur

    metalurgi (misalnya, kontrol kualitas)

    lingkungan studi (misalnya, analisis partikel pada filter udara)

    minyak industri (misalnya, kandungan sulfur minyak mentah dan produk minyak bumi)

    bidang analisis dalam studi geologi dan lingkungan (menggunakan portabel, tangan

    memegang spektrometer XRF)

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 9

    X-Ray fluoresensi sangat cocok untuk penyelidikan yang melibatkan

    massal kimia analisis elemen utama (Si, Ti, Al, Fe, Mn, Mg, Ca, Na, K, P) dalam batuan

    dan sedimen

    massal kimia analisis unsur jejak (dalam kelimpahan> 1 ppm; Ba, Ce, Co, Cr, Cu, Ga,

    La, Nb, Ni, Rb, Sc, Sr, Rh, U, V, Y, Zr, Zn) di batuan dan sedimen - batas deteksi untuk

    elemen biasanya pada urutan beberapa bagian per juta

    Fluoresensi sinar-X terbatas pada analisis

    relatif besar sampel, biasanya> 1 gram

    bahan yang dapat dipersiapkan dalam bentuk bubuk dan efektif dihomogenisasi

    bahan yang komposisinya mirip, standar baik ditandai tersedia

    bahan yang mengandung kelimpahan tinggi unsur-unsur yang penyerapan dan efek

    fluoresensi yang cukup dipahami dengan baik

    Dalam kebanyakan kasus untuk batuan, bijih, sedimen dan mineral, sampel tanah untuk

    menjadi bubuk halus. Pada titik ini dapat dianalisis secara langsung, terutama dalam hal analisis

    elemen jejak. Namun, rentang yang sangat luas dalam kelimpahan unsur yang berbeda, terutama

    besi, dan berbagai ukuran butir dalam sampel bubuk, membuat perbandingan proporsionalitas

    dengan standar sangat merepotkan. Untuk alasan ini, adalah praktek umum untuk mencampur

    sampel bubuk dengan fluks kimia dan menggunakan tungku atau kompor gas untuk mencairkan

    sampel bubuk. Mencair menciptakan gelas homogen yang dapat dianalisis dan kelimpahan

    (sekarang agak diencerkan) elemen dihitung.

    1.8 Keunggulan dan Kelemahan X Ray Fluorescence

    o Kelebihan :

    Akurasi yang relative tinggi

    Dapat menentukan unsure dalam material tanpa adanya standar

    Dapat menetukan kandungan mineral dalam bahan biologis maupun dalam tubuh secara

    langsung

    o Kelemahan :

    Tidak dapat mengetahuisenyawa apa yang dibentuk oleh unsur-unsur yang terkandung

    dalam material yang akan kita teliti

    Tidak dapat menentukan struktur dari atom yang membentuk material itu

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 10

    Tugas !

    2. Mengidentifikasi Mineral dengan Pengamatan Sifat-sifat Fisiknya

    2.1 Pendahuluan

    Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang

    tetap dan sruktur kristal yang beraturan. Mineral terjadi pada saat komposisi mineralogy batuan

    (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi

    isokimia (Firdaus, 2012 : hal 1).

    Untuk mengetahui stuktur mineral dan jenis-jenis mineral diperlukan pengidentifikasian

    mineral. Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskriptif tentang suatu

    mineral tertentu. Mineral-mineral tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya

    secara khusus, antara lain: kilap (luster), warna (colour), kekerasan (hardness), tenacity,

    cerat/goresan (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture), bentuk(form), berat jenis (specific

    gravity), sifat dalam, kemagnetan, kelisikan, daya lebur, dan derajat transparan (anonim,

    2012).Berikut penjelasan yang lebih mendetail mengenai sifat-sifat fisik dari mineral :

    Sifat-sifat fisik dari mineral :

    Warna (Colour)

    Perawakan kristal (Crystal habit)

    Kilap (Luster)

    Kekerasan (Hardness)

    Gores (Streak)

    Belahan (Cleavage)

    Pecahan (Fracture)

    Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)

    Berat jenis (Specific gravity)

    Rasa dan bau (Tasteand odour)

    Kemagnetan

    Derajat ketransparanan

    Nama mineral dan rumus kimia

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 11

    2.2 Sifat-Sifat Fisik Mineral

    2.2.1 Warna (colour)

    Bila suatu permukaan mineral dikenai suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai

    permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (arbsorpsi) dan sebagian dipantulkan

    (refleksi).Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat pengotoran dan warna

    asli yang berasal dari elemen-elemen pada mineral tersebut.Warna mineral yang tetap dan

    tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral disebut dengan nama idochromatic.

    Misal :

    Sulfur warna kuning.

    Magnetite Hitam

    Pyrite warna kuning loyang

    Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur-unsur lain, sehingga

    memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut dengan nama

    allochromatic.

    Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah

    Abu-abu

    Kuning

    Coklat gelap

    Merah muda

    Gambar 9. Warna Mineral

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 12

    Biru bervariasi

    Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/ pengotoran, warna berubah-ubah

    menjadi :

    Merah muda

    Coklat hitam

    Violet

    Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada mineral

    disebut dengan nama chromophroses.

    Misal : ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan chromophroses dalam mineral Cu

    sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.

    Faktor yang dapat mempengaruhi warna :

    a. Komposisi kimia

    Chlorite - Hijau..............Cholor (greak)

    Albite - Putih...............Albus (latin)

    Melanite - Hitam.............Melas (greek)

    Erythrite - Merah ............Erythrite

    (greek) (sel darah merah)

    Rhodonite - Merah Jambu...Erythrite(greek)

    b. Struktur kristal dan ikatan atom

    Intan tak berwarna hexagonal

    Graphite hitam hexagonal

    c. Pengotoran dari mineral

    Mineral : Silica tak berwarn

    Jasper merah

    Chalsedon coklat hitam

    Agate asap/putih

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 13

    2.2.2 Perawakan kristal (crystal habit)

    Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka mineral akan

    mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Mineral yang dijumpai sering bentuknya tidak

    berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk mengelompokkan mineral kedalam

    sistem kristalografi.Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang

    yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. Perawakan

    kristal dipakai untuk penentuan jenis mineral walaupun perawakan bukan merupakan ciri tetap

    mineral.

    Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foilated).

    Perawakan kristal; dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Peral, 1975) yaitu :

    A. Elongated habits (meniang/berserabut)

    Meniang (Columnar)

    Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.

    Contoh : - Tourmaline - Pyrolusite - Wollastonite

    Menyerat (fibrous)

    Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.

    Contoh : - Asbestos - Gypsum - Silimanite

    - Tremolite - Pyrophyllite

    Menjarum (acicular) :

    Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.

    Contoh : - Natrolite - Glaucophane

    Menjaring (Reticulate) :

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 14

    Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring

    Contoh : - Rutile - Cerussite

    Membenang (filliform) :

    Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.

    Contoh : - Silver

    Merabut (capillary)

    Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.

    Contoh : - Cuprite - Bysolite (variasi dari Actionalite)

    Mondok (stout, stubby, equant) :

    Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih

    pendek dad sumbu yang lainnya.

    Contoh : - Zircon

    Membintang (stellated):

    Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang

    Contoh: - Pirofilit

    Menjari (radiated) :

    Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari.

    Contoh : - Markasit - NatroHt

    B. Flattened habits (lembaran tipis)

    Membilah (bladed) :

    Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara

    lebar dengan tebal sangat jauh

    Contah : - Kyanite - Glaucophane - Kalaverit

    Memapan (tabular)

    Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh.

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 15

    Contoh: - Barite - Hematite - Hypersthene

    Membata (blocky) :

    Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar

    hampir sarna.

    Contoh: - Microline

    Mendaun (foliated) :

    Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah dikupas / dipisahkan.

    Contoh : - Mica - Talc - Chorite

    Memencar (divergent)

    Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.

    Contoh : - Gypsum - Millerite

    Membulu (plumose) :

    Bentuk kristal yang tersu5un membentuk tumpukan bulu.

    Contoh : - Mica

    C. Rounded habits (membutir)

    Mendada (mamilary)

    Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buh dada (breast like)

    Contoh : - Malachite - Opal - Hemimorphite

    Membulat (colloform):

    Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat.

    Contoh: - Glauconite - Cobaltite - Bismuth

    - Geothite - Franklinite - Smallite

    Membulat jari (colloform radial)

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 16

    Membentuk kristal membulat dengan struktur dalam menyerupai bentuk jari.

    Contoh : - Pyrolorphyte

    Membutir (granular)

    Contoh : - Olivine - Niveolite - Anhydrite - Cryollite

    - Chromite - Cordirite - Sodalite - Cinabar

    - Alunite - Rhodochrosite

    Memisolit (pisolitic)

    Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah.

    Contoh: - Opal (variasi Hyalite) - Gibbsite

    - Pisolitic Limestone

    Stalaktif (stalactitic)

    Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping

    Contoh : - Geothite

    Mengginjal (reniform) :

    Bentuk kristal menyerupai bentuk ginjal.

    Contoh : - Hematite

    2.2.3 Kilap (Luster)

    Gambar 10. Kilap

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 17

    Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang

    erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Intensitas kilap

    tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral, makin

    besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral juga dapat ditentukan dari

    kilapnya contohnya batubara.

    Macam-macam kilap :

    a. Kilap logam (metallic luster) ialah mineral opag yang mempunyai indeks bias sama dengan

    3 buah atau lebih. Contoh : galena, native metal.

    b. Kilap sub-metalik (sub metallic luster) ialah mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,

    6 sampai 3. contoh : cuprite (n = 2.85)

    c. Kilap bukan logam (non metallic luster) ialah mineral yang mempunyai warna terang dan

    dapat membiaskan, dengan indeks bias kurang dari gores dari mineral ini biasanya tak berwarna

    atau berwarna muda.

    Macam-Macam Kilap bukan logam :

    1. Kilap Kaca (Vitreous luster)

    Kilap yang ditimbulkan oteh permukaan kaca atau gelas.

    Contoh :- Quartz - Carbonates - Sulphates - Spinel - Silicates

    - Fluorite - Garnet - Leucite - Corondum - Halite yang segar

    2. Kilap intan (adamantile luster)

    Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.

    Contoh : Diamond, Cassiterite, Sulfur, Sphalerite, zircon, Rutile

    3. a. Kilap Lemak (greasy luster)

    Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi.

    - Halite yang sudah terkena udara.

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 18

    b. Kilap Lilin (waxy luster)

    Merupakan kilap seperti lilin yang khas

    Contoh : - Serpentine - Cerargyrenite

    Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak, akibat proses

    oksidasi.

    4. Kilap Sutera (silky luster)

    Kilap seperti yang terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau berserabut (parallel

    fibrous structure)

    Contoh: - Asbestos

    - Selenite (Variasi gypsum) - Serpentine - Hematite

    5. Kilap Mutiara (pearly luster)

    Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transporant yang berbentuk lembaran dan

    menyerupai mutiara.

    Contoh : - Talc - Mica - Gypsum

    6. Kilap Tanah (earthy luster) Kilap buram (dull luster)

    Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak

    dipantulkan kembali.

    Contoh : - Kaoline - Diatoea - Montmorilonite

    - Pyrolusite - Chalk - variasi ochres

    Tidak sulit untuk rnembedakan antara kilap logam dengan kilap bukan logam, `

    perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakdn jenis-jenis kilap bukan logam akan

    sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam diskripsi mineral, karena

    dapat untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 19

    2.2.4. Kekerasan (Hardness)

    Kekerasan mineral umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan

    (straching). Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan

    mineral yang rata pada mineral standart dari skala mohs yang sudah diketahui kekerasannya.

    Skala kekerasan relatif mineral dari mohs :

    talc Mg3Si4O10(OH)2

    gypsum CaSO2 2H2O

    calcite CaCO3

    fluorite CaF2

    apatite Ca5(PO4)3F

    orthoclase K(AlSi3O8)

    quartz SiO2

    topaz Al2SiO4(FOH)2

    corundum Al2O3

    diamond C

    Misal suatu mineral digores dengan calsite (H = 3) ternyata mineral itu tidak tergores,

    tetapi dapat tergores dengan fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara

    3 dan 4.

    Gambar 11. Skala Kekerasan

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 20

    Dapat pula penentuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan alat sederhana

    yang terdapat disekitar kita

    Misal :

    kuku jari manusia H = 2,5

    kawat tembaga H = 3

    pecahan kaca H = 5,5

    pisau baja H = 6

    kikir baja H = 6,5

    lempeng baja H = 7

    Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat tembaga,

    maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

    2.2.5 Gores (Streak)

    Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk

    sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan stabil dan penting untuk

    membedakan dua mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda.

    Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan keeping

    porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan dari 6, maka dapat dicari dengan cara

    menumbuk sampai halus menjadi tepung.

    Mineral yang warnanya terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.

    Gambar 12, Gores

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 21

    Contoh : Quartz - putih/ tak berwarna

    Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebih terang dari

    pada warna mineralnya sendiri.

    Contoh : Luecite - warna abu-abu dan gores putih

    Mineral yang mempunyai kilap metalik kadang-kadang mempunyai warna gores yang

    lebih gelap daripada warna mineralnya sendiri.

    Contoh : Pyrite - warna kuning dan gores hitam

    Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.

    Contoh : Cinnabar - warna dan gores merah

    2.2.6 Belahan (Cleavage)

    Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastis dan

    plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar

    dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena belahan merupakan gambaran dari struktur

    dalam dari kristal.

    Belahan tersebut akan menghasikan kristal menjadi bagian-bagian kecil, yang setiap

    bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari kualitas permukaan bidang

    belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :

    Sempurna (perfect) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang

    merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain bidang belahannya.

    Contoh : calcite

    Gambar 13. Bentuk Belahan

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 22

    Baik (good) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,

    tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang belahannya.

    Contoh : feldspar

    Jelas (distinct) ialah apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral

    tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.

    Contoh : staurolite

    Tidak jelas (indistinct) ialah apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi

    kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.

    Contoh : beryl

    Tidak sempurna (imperfect) ialah apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya,

    dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.

    Contoh : apatite

    2.2.7 Pecahan (Fracture)

    Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan

    elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.

    Choncoidal ialah pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang.

    Contoh : quartz

    Hacly ialah pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak

    beraturan atau seperti bergerigi.

    Contoh : copper

    Gambar 14. Pecahan

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 23

    Even ialah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung

    pecahan masih mendekati bidang dasar.

    Contoh : muscovite

    Uneven ialah pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang pecahannya kasar

    dan tidak teratur.

    Contoh : calcite

    Splintery ialah pecahan mineral yang hancur seperti tanah.

    Contoh : kaoline

    2.2.8 Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)

    Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkakan,

    penghancuran dan pemotongan.

    Macam-macam tenacity :

    brittle ialah apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.

    Contoh : calcite

    sectile ialah apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi

    tepung.

    Contoh : gypsum

    malleable ialah apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.

    Contoh : gold

    ductile ialah apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila dilepaskan

    maka mineral akan kembali seperti semula.

    Contoh : silver

    flexible ialah apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.

    Contoh : olivine

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 24

    2.2.9 Berat Jenis (Specific Gravity)

    Berat jenis merupakan berat dari suatu zat yang terkandung didalam suatu mineral

    tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara uji sample di laboraturium terhadap mineral

    tertentu dengan cara mengukur kadar zat yang terkandung di dalam mineral tersebut.

    2.2.10 Kemagnetan

    Kemagnetan ini merupakan salah satu sifat yang dapat kita temui dalam beberapa,jenis

    mineral. Sifat kemagnetan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu :

    1. Paragmagnetik

    Apabila didalam tubuh mineral terkandung sebagian sifat kemagnetan (tidak

    menyeluruh).

    Contoh : Limonit (FeO2).

    2. Diagmagnetik

    Apabila didalam tubuh suatu mineral sama sekali tidak terkandung sifat kemagnetan.

    Contoh : Batubara (C).

    3. Magnetik

    Apabila seluruh bagian dari tubuh mineral mengandung sifat kemagnetan. Contoh :

    Hematite (Fe2O3).

    2.2.11 Derajat Ketransparanan

    Merupakan salah satu parameter atau acuan untuk menentukan apakah mineral-mineral

    yang diamati memiliki unsur kristal didalamnya.

    Derajat ketransparanan terdiri dari beberapa macam,diantaranya :

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 25

    Opaque

    Suatu mineral dikatakan opaque apabila mineral tersebut tidak memiliki system

    kristal,sehingga nampak gelap (tidak tembus pandang),

    Gelas

    Suatu mineral dikatakan gelas apabila mineral tersebut mempunyai system kristal,

    Sehingga bagian belakang dari mineral nampak jelas terlihat apabila dipandang dari

    bagian depan mineral (trasparan).

    Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal

    yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas kristal yang jelas. Mineral-

    mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi

    pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat

    dibagi menjadi beberapa, yaitu:

    (a) Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi

    sama, isometrik.

    (b) Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila

    prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur _brus atau berserat.

    (c) Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini

    dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.

    (d) Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti

    asikular,liformis,membilah,dll.

    Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti

    penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam

    dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa

    (malleable), kenyal/lentur (elastic), dan fleksibel.

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 26

    2.3 Berikut Merupakan Contoh Pengidentifikasian Mineral

    Dengan Menggunakan Sifat Fisik ( Megaskopis)

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

    No Nama Alat Fungsi Keteranga

    n

    1 Kuku jari jangan Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 2,5 skala

    mohs

    2 Uang lugam Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 3,0 skala

    mohs

    3 Pecahan kaca Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 4,5 skala

    mohs

    4 Pisau/Paku baja Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 5,5 skala

    mohs

    5 Kikir baja Untuk mengindentifikasi kekerasan mineral 6,5 skala

    mohs

    6 Porselen Untuk mengetahui warna cerat mineral -

    7 Kamera Untuk mengambil gambar sampel mineral Perbesaran

    10X

    Bahan yang digunakan pada pengidentifikasian mineral adalah beberapa sampel mineral.

    Prosedur Penelitian

    Adapun prosedur penelitian pada pengidentifikasian mineral yaitu :

    1. alat dan bahan yang diperlukan.

    2. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan sifat-sifat

    fisisnya :

    Warna

    Kekerasan

    Tenacity

    Belahan

    Pecahan

    Cerat

    Kilap

    3. Mengisi data pada lembar pengamatan.

    4. Menentukan nama mineralnya

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 27

    Pengamatan

    Sampel I

    Nama mineral: Talc

    No Sifat fisiknya Hasil pengamatan

    1. Warna segar Putih

    2. Warna lapuk Kuning

    3. Kekerasan 2,5

    4. Tenacity Britle

    5. Belahan Tidak ada

    6. Pecahan Even

    7. Goresan/Cerat Putih

    8. Kilap Kilap mutiara (non logam)

    Sampel II

    Nama minearal: Molybdenit

    No Sifat fisiknya Hasil pengamatan

    1. Warna segar Abu-abu

    2. Warna lapuk Abu-abu

    3. Kekerasan 2,5

    4. Tenacity Britle

    5. Belahan Tidak ada

    6. Pecahan Even

    7. Goresan/coret Abu-abu

    8. Kilap Kilap tanah (non logam)

    Gambar 15. Mineral Talc

    Gambar 16. Mineral Molybdenit

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 28

    Sampel III

    Nama mineral: Kuarsa

    No Sifat fisiknya Hasil pengamatan

    1. Warna segar Putih susu

    2. Warna lapuk Putih kecoklatan

    3. Kekerasan 6,5

    4. Tenacity Ductile

    5. Belahan Tidak ada

    6. Pecahan Concoidal

    7. Gores/ cerat Putih

    8. Kilap Kilap

    Sampel IV

    Nama mineral: Pyrite

    No Sifat fisiknya Hasil pengamatan

    1. Warna segar Kuning keemasan

    2. Warna lapuk Hitam keabu-abuan

    3. Kekerasan 5,5

    4. Tenacity Britle

    5. Belahan Tidak ada

    6. Pecahan Hackly

    7. Goresan/cerat Hitam

    8. Kilap Kilap kaca

    Pembahasan

    Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas unsur

    atau senyawa unsur-unsur; mempunyai susunan/komposisi kimia tertentu dan struktur

    internal kristal beraturan.Istilah mineral dapat mempunyai bermacam-macam makna; sukar

    untuk mendefinisikan mineral dan oleh karena itu kebanyakan orang mengatakan, bahwa

    mineral ialah satu frasa yang terdapat dalam alam. Sebagaimana kita ketahui ada mineral

    yang berbentuk : lempeng, tiang, limas,kubus.Batu permata kalau ditelaah adalah merupakan

    campuran dari unsur-unsur mineral.Setiap mineral yang dapat membesar tanpa gangguan

    akan memperkembangkan bentuk kristalnya yang khas, yaitu suatu wajah lahiriah yang

    dihasilkan struktur kristalen (bentuk kristal). Ada mineral dalam keadaan Amorf, yang

    Gambar 18. Mineral Kuarsa

    Gambar 19. Mineral Pyrite

  • Endapan Mineral

    Iqbal Afriansyah ( 103 1211 037 ) Page 29

    artinya tak mempunyai bangunan dan susunan kristal sendiri (mis kaca & opal). Tiap-tiap

    pengkristalan akan makin bagus hasilnya jika berlangsungnya proses itu makin tenang dan

    lambat.

    Dari percobaan praktikum pengidentifikasian mineral, dimana dilakukan lima kali

    percobaan yaitu percobaan pertama dimana alat yang digunakan untuk mengidentifikasi

    mineral yaintu: pisau, baku baja, kamera, loop, porselen, pecahan kaca, kuku jari tangan, kkir

    baja, uang logam.Sehingga dapat diketahui nama mineralnya.

    Pada mineral yang pertama, untuk mengetahui nama mineralnya sehingga kita

    menggunakan alat kuku jari tangan untuk menetahui kekerasannaya, mengunakan mata

    telanjang untuk mengetahui warna lapuk, warna segar, pecahan, tenacity, belahan, kilap, dan

    menggunakan perselin untuk mentahui goresannya.

    sehingga dari penelitian menurut sifat fisiknya maka dapat diketahui bahwa nama mineralnya

    adalahtalc

    Pada mineral yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan alat yang sama.

    Nama mineral untuk kedua, ketiga, dan keempat, adalah molibdhenit, kuarsa, dan pyrite.

    Namun pada praktikum kali ini kita butuh ketelitian karena ada beberapa hal yaitu

    pengaruh waktu sehingga mineralnya tidak sperti aslinya namun suda warna campuran.