Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 1
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
ADMINISTRASI PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
A. Pendahuluan
Pusat Pendidikan Administrasi (Pusdikmin) merupakan satuan kerja dibawah
Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) yang menyelenggarakan pendidikan bidang
pembinaan salah satunya adalah Pendidikan Pengembangan Spesialisasi
Brigadir/PNS Golongan II Administrasi Keuangan. Penyelenggaraan Pendidikan
Pengembangan Spesialisasi Brigadir/PNS Golongan II Administrasi Keuangan
bertujuan supaya Brigadir/PNS Golongan II memiliki kemampuan dan keterampilan
menejerial dalam penyelenggaraan dan pengelolaan anggaran pada satuan kerja.
Pertanggungjawaban keuangan adalah bentuk dokumen laporan keuangan
yang dilengkapi dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran uang yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Materi
Pertanggungjawaban pengertian pertanggungjawaban keuangan negara, Tugas dan
kewenangan Pejabat Pembedaharaan Negara dan prosedur pertanggungjawaban
permintaan pembayaran gaji dan membuat DPP gaji di lingkungan Polri serta
pertanggungjawaban pelaksanaan an anggaran melalui Uang Persediaan ( UP ),
Penggantian Uang Persediaan, Pembayaran Lagsung dan Kerja Lembur. Mata
Pelajaran pertanggungjawaban keuangan ini adalah merupakan bagian dari tugas
para pengelola administrasi keuangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Setelah mengikuti pembelajaran materi Pertanggungjawaban Keuangan
diharapkan para peserta didik mampu memahami dan membuat kelengkapan
pertanggungjawaban keuangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. Standar Kompetensi
Memahami dan trampil dalam membuat pertanggungjawaban keuangan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 2
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
MODUL 01
ADMINSITRASI PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN ANGGARAN UP, GUP, DAN
KERJA LEMBUR
21 JP (945 menit )
PENGANTAR
Dalam bagian ini dibahas materi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran melalui UP, GU dan LS; menghitung dan melengkapi
pertanggungjawaban keuangan melalui UP, GUP; Menghitung dan
melengkapi pertanggungjawaban melalui pembayaran langsung ( LS );
menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan permintaan
lembur sebagai dasar untuk pemahaman bagi para peserta pendidikan.
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami dan mampu membuat pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran melalui Uang Persediaan ( UP ), Penggantian Uang
Persediaan, Pembayaran Lagsung dan Kerja Lembur .
Indikator Hasil Belajar :
a. Mejelaskan pertanggungjawaban pelaksanaan angaran melalui
UP, GU dan LS.
b. Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan
melalui UP, GUP
c. Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban melalui
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 3
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
pembayaran langsung ( LS )
d. Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan
permintaan lembur.
MATERI POKOK
1. Prosedur pertanggungjawaban keuangan ;
2. Pertanggungjawaban keuangan melalaui UP, GUP;
3. Pertanggungjawaban keuangan melalaui pembayaran langsung ( LS );
4. Pertanggungjawaban keuangan permintaan lembur.
METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah digunakan untuk :
a. Pendahuluan dan pengenalan bahasan
b. Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran melalui Uang
Persediaan ( UP ), Penggantian Uang Persediaan, Pembayaran
Lagsung dan Kerja Lembur.
1) Mejelaskan pertanggungjawaban pelaksanaan angaran
melalui UP, GU dan LS.
2) Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan
melalui UP, GUP
3) Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban melalui
pembayaran langsung ( LS )
4) Menghitung dan melengkapi pertanggungjawaban keuangan
permintaan lembur.
2. Diskusi :
Mendiskusikan tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 4
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
belanja barang dan Lembur
3. Drill
a. Membuat pertanggungjawaban jaldis jabatan
b. Mengisi dan menghtung administrasi pertanggungjawaban
belanja barang dan jasa melalui UP, GUP, dan lembur.
BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
a. Peraturan Menteri Keuangan ( PMK No. 190 Tahun 2013 ).
b. Peraturan Kapolri No. 22 Tahun 2012
2. Alat
a. Whiteboard.
b. Flipchart.
c. Kertas flipchart.
d. Komputer/laptop.
e. LCD dan screen.
f. Alat tulis.
g. Blangko kwitansi , faktur, SSP, SPTB
h. Balngko Daftar hadir lembur, Daftar nominatif uang lembur
PROSES PEMBELAJARAN
1. Tahap awal : 10 menit
a. Menyampaikan tujuan diberikan materi pertanggungjawaban
keuangan;
b. Mengeksplor tentang judul materi pertanggungjawaban.
2. Tahap inti : 835 menit
a. Pendidik/Tenaga Kependidikan memberikan ceramah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran melalui UP, GU
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 5
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
dan LS;
b. Pertanggungjawaban pelaksanaan angaran Lembur;
c. Pendidik memberikan latihan membuat pertanggungjawaban
aggaran melalaui UP, GUP dan LS;
d. Pendidik memberikan latihan membuat pertanggungjawaban
uang makan dan lembur.
3. Tahap akhir : 100 menit
a. Cek penguasaan materi :
Pendidik/Tenaga Kependidikan mengecek penguasaan materi
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
didik .
b. Membuat Learning point :
Gadik/Dosen dan peserta didik merumuskan learning point
tentangi materi pembelajaran yang telah disampaikan
c. Membuat soal ujian ( evaluasi )
TAGIHAN / TUGAS
Peserta didik diberikan penugasan untuk membuat dan mengisi
administrasi pertanggungjawaban anggaran melalui UP, GUP, LS uang
makan dan Lembur.
LEMBAR KEGIATAN
Materi diskusi
1. Kelompok 1 (satu) membahas prosedur pengajuan UP;
2. Kelompok 2 (dua) membahas pengajuan anggaran melalui GUP;
3. Kelompok 3 (tiga) membahas pengajuan anggaran melalui LS.
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 6
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
BAHAN BACAAN
1. Batasan Uang Persediaan (UP)
Uang Persediaan dapat diberikan dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebesar keperluan riil bulan yang bersangkutan sesuai rencana
penggunaannya, tidak boleh melebihi dari ¼ [seperempat] pagu
belanja yang dapat dimintakan Uang Persediaan diberikan dengan
jumlah setinggi tingginya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
b. Khusus untuk pembiayaan Kapal Patroli Polisi yang oleh Pejabat
berwenang di lingkungan Polri ditugaskan berlayar terus menerus
lebih dari satu bulan. Uang Persediaan dapat diberikan untuk
keperluan lebih dari satu bulan dan setinggi tingginya
Rp.500.000.000,-(lima ratus juta rupiah);
c. Uang persediaan ( UP ) dapat diberikan setinggi–tingginya :
1) 1/12 ( satu per duabelas ) dari pagu DIPA menurut kalsifikasi
belanja yang diijinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.
50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ) untuk pagu sampai
dengan Rp. 900.000.000,- ( Sembilan ratus juta rupiah ).
2) 1/18 ( satu per delapan belas ) dari pagu DIPA menurut
kalsifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP,
maksimal Rp. 100.000.000,- ( seratus juta rupiah ) untuk
pagu diatas Rp 900.000.000, (sembilan ratus juta rupiah )
sampai dengan Rp. 2.400.000.000,- ( dua miliar empat ratus
juta rupiah ).
3) 1/24 ( satu per duapuluh empat ) dari pagu DIPA menurut
kalsifikasi belanja yang diijinkan untuk diberikan UP,
maksimal Rp. 2000.000.000,- ( dua ratus juta rupiah ) untuk
pagu diatas Rp. 2.400.000.000,- ( dua miliar empat ratus juta
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 7
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
rupiah )
4) Pengisian kembali UP dapat diberikan apabila dana Up telah
dipergunanakan sekurang – kurangnya 75 % dari dana UP
yang diterima.
2. Jenis belanja yang dapat dimintakan uang persediaan
a. Keperluan sehari-hari perkantoran dan inventaris kantor.
b. Belanja pengadaan bahan makanan meliputi :
1) Makan piket / jaga
2) Makan tahanan anggota
3) Extravoeding
4) Pelaksanaan operasi
c. Belanja Barang untuk pelaksanaan Tupoksi meliputi :
1) Pendidikan dan Latihan
2) Poliklinik dan Obat –obatan
3) Penyuluhan
4) Dukungan Kodal
5) Dukungan Operasi / Pengamanan
6) Bahan Bakar Minyak (BMP)
7) Perawatan dan Makan Tahanan
8) Turjawali
9) Penyelidikan dan Penyidikan
10) Dan lain-lain yang berhubungan dengan Tupoksi Satker
d. Belanja pemeliharaan meliputi :
1) Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan
2) Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan
3. Prosedur Penggunaan Uang Persediaan
Kepada setiap satker dapat diberikan Uang Persediaan. Adapun
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 8
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
prosedur dan penggunaannya antara lain :
a. SPM – UP diajukan kepada KPPN dengan dilampiri rincian
rencana penggunaan dana
b. Penggunaan Uang Persediaan menjadi tanggung jawab
Bendahara pengeluaran.
c. Pengeluaran – pengeluaran yang dilakukan sesuai bukti – bukti
yang sah dibebankan pada mata anggaran pengeluaran (MAK)
sesuai pagu MAK yang tersedia dalam DIPA.
d. Semua bukti pengeluaran harus terlebih dahulu disetujui /
ditandatangani oleh Kasatker atau pejabat yang diberi
kewenangan.
e. Dalam setiap pembayaran harus dilaksanakan ketentuan
mengenai pajak.
f. Uang Persediaan tidak boleh digunakan untuk pengeluaran yang
menurut ketentuan yang harus dibayar dengan cara pembayaran
langsung (SPM - LS ).
g. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali Uang
Persediaan segera setelah Uang Persediaan dimaksud digunakan
(revolving).
h. Untuk memperoleh Penggantian Uang Persediaan yang telah
digunakan satker yang bersangkutan menerbitkan Surat Perintah
Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM - GU ).
4. Prosedur Penggunaan SPM – GU.
Satker dapat mengajukan Penggantian Uang Persediaan yang
telah digunakan kepada KPPN dengan menyampaikan SPM – GU yang
dilampiri bukti asli pembayaran yang sah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. SPM – GU ditandatangani oleh pajabat penerbit SPM
(Kasatker / Pejabat yang diberi kewenangan ) kemudian diajukan ke
KPPN dengan dilampiri :
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 9
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
a. Surat Pernyataan Tanggung Jawab belanja ( SPTB ).
b. Foto copy surat setoran pajak ( SSP) yang telah di legalisir oleh
kasatker sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kuitansi, bukti – bukti belanja / pengelaraan disimpan sesuai
ketentuan yang berlaku pada satuam kerja yang bersangkutan
untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan
aparat pengawasan fungsional.
c. SPM – GUP untuk penggatian Up dapatdisampaiakan kepda
KPPN setiap hari kerja dilampri dengan rincian penggunaan dana
untuk keperluan riil 1 (satu ) bulan berikutnya.
d. Bukti – bukti pembayaran diatas Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah )
yang dimuat dalam SPTJB dan sesuai ketentuan harus dipungut
PPN dan PPh, Foto copy SSP berkenaan yang telah dilegalisir
oleh Kasatker harus dilampirkan pada SPTJB.
5. Prosedur Penggunaan SPM TUP.
a. Khusus untuk TUP yang jumlahnya melebihi Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah ) untuk keperluan belanja barang termasuk
belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas bagi satker dI
lIngkungan Mabes Polri, yang kedudukannya berada diluar
wilayah DKI terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Kepala
kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat sesuai dengan
kedudukan Satker dan KPPN yang melayani;
b. SPM – TUP ditandatangani oleh Penerbit SPM ( Kasatker /
Pejabat yang diberi kewenangan ), kemdian diajukan ke KPPN
diajukan ke KPPN;
c. Dalam hal Uang persediaan tidak mencukupi kebutuhan , satker
dapat mengajukan tambahan Uang Persediaan dengan
menerbitkan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang
Persediaan (SPM – TU). Dalam pengajuan SPM – TU ke KPPN
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 10
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
agar dilampiri :
1) Surat Pernyataan dari Kasatker yang menyatakan bahwa :
Tambahan Uang Persediaan tersebut diperlukan untuk
membiayai kegiatan khusus untuk kebutuhan ! (satu) bulan
dan tidak digunakan untuk membiayai pengeluaran yang
menurut ketentuan yang berlaku harus dibayar dengan SPM
– LS. Apabila dana tersebut tidak habis digunakan dalam 1
(satu) bulan, akan disetorkan ke rekening kas negara;
2) Rincian rencana penggunaan dalam 1 (satu) bulan. Pada
rincian rencana penggunaan uang persediaan yang sudah
diterima serta besarnya SPM – TU berkenaan;
3) Rekening Koran yang menunjukan sado terakhir.
6. Pertanggungjawaban Uang Persediaan dan Tambahan Uang
Persediaan
Hubungan Pertanggungjawaban Uang Persediaan dengan Penerbitan
Surat Perintah Membayar Penggantian Uang persediaan (SPM – GU)
adalah sebagai berikut :
a. KPPN hanya menyetujui SPM – GU yang sesuai dengan rincian
rencana penggunaannya, bukti pengeluaran yang tidak disetujui
dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran dan dananya harus
disetor ke rekening Kas Negara;
b. Tambahan Uang Persediaan (TU) agar seluruhnya
diperhitungkan.
Apabila masih terdapat sisa Tambahan Uang Persediaan yang belum di
SPM – GU kan sampai dengan batas waktu yang ditetukan, maka
sesuai dengan Surat Pernyataan, sisa Tambahan Uang Persediaan
dan bukti setoran tersebut ditatausahakan oleh KPPN sesuai dengan
ketentuan
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 11
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
a. Uang Persediaan dan Tambahan Uang Pesediaan yang telah
digunakan oleh Bendahara pengeluaran dipertanggungjawabkan
dengan mengajukan SPM – GU Nihil selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sejak diterbikan SPPD – UP / TUP. Khusus uang
persediaan kapal patroli Polisi dipertanggungjawabkan paling
lambat satu bulan setelah kembali ke pangkalan / satuan;
b. SPM – GU untuk penggantian uang persediaan disampaikan ke
KPPN setiap saat dilampiri pula dengan rencana penggunaan
dana untuk keperluan riil 1(satu) bulan berikutnya;
c. Apabila dalam batas waktu tersebut SPM – GU belum diterima,
KPPN wajib mengirim surat peringatan / teguran kepada kasatker;
d. Tembusan surat peringatan / teguran disampaikan kepada
Itwasum / Itwasda Polri yang bersangkutan dilingkungan wilayah
kerjanya;
e. Sisa Uang Persediaan yang terdapat pada akhir tahun anggaran
harus disetor kembali ke Rekening Kas Umum Negara selambat-
lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran berkenaan.
7. Pencairan Dana Melalui Pembayaran Langsung.
a. Penerbitan Surat Perintah Pembayaran Langsung
Pada setiap penyelesaian pekerjaan perlu dilakukan
pemeriksaan. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam suatu
dokumen Berita Acara Hasil Pemeriksaan Penyelesaian
Pekerjaan. yang memuat sekurang-kurangnya :
1) Identitas pekerjaan yang meliputi :
a) Kantor / Satuan kerja pengelola pekerjaan
b) Nomor dan tanggal kontrak kerja
c) Tempat / lokasi pekerjaan
d) Besar nilai kontrak
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 12
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
e) Nomor dan tanggal DIPA yang menjadi dasar
pembuatan dan/atau ditunjuk dalam kontrak.
2) Tahap penyelesaian pekerjaan (termijn)
3) Pernyataan kesaksian atas prestasi kerja yang telah
diselesaikan
4) Rekomendasi pembayaran hak / tagihan atas penyelesaian
pekerjaan.
Berita Acara dibuat sekurang-kurang 5 (lima) berkas
dan disampaikan pada pihak yang melakukan kontrak
(masing-masing satu berkas ), dua berkas (asli dan tindasan)
kepada penerbit SPM (sebagai lampiran Permintaan
Pembayaran) dan satu berkas untuk disimpan oleh pejabat
pelaksana pemeriksaan pekerjaan yang bersangkutan.
Berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Penyelesaian Pekerjaan. Pejabat yang bertanggungjawab
atas pelaksanaan kegiatan menyampaikan Permintaan
Pembayaran Langsung kepada PA / KPA untuk selanjutnya
diteruskan kepada Pejabat Penerbit SPM berkenaan.
Permintaan Pembayaran tersebut sekurang-kurangnya
memuat :
a) Nomor dan tanggal DIPA.
b) Nomor dan tanggal kontrak
c) Nilai Kontrak
d) Jenis / lingkup pekerjaan
e) Jadual Penyelesaian Pekerjaan
f) Nilai Pembayaran yang Diminta
g) Identitas penerima pembayaran (Nama Orang/
Perusahaan, Alamat, Nomor Rekening dan Nama
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 13
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
Bank ).
h) Tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai denga pasal
dalam kontrak.
Pengajuan Permintaan Pembayaran Langsung harus
disertai bukti – bukti yang sah antara lain :
a) Asli dokumen Kontrak / SPK pengadaan barang dan
jasa;
b) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
c) Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan;
d) Kuitansi yang diisi dengan nilai pembayaran yang
diminta.
b. Pembayaran LS Biaya Operasi Kepolisian
Pembayaran langsung untuk Belanja Barang Biaya Operasi
Kepolisian (Uang Saku/Patroli/Penyuluhan dan Uang Makan) SPP
harus dilampiri :
1) Kuitansi tanda terima yang ditanda tangani Bendahara
Pengeluaran dan diketahui oleh Kasatker / KPA;
2) Foto copy Surat Perintah Pelaksanaan Operasi Kepolisian
dari pejabat yang berwenang;
3) Rincian perhitungan biaya operasi sesuai indek yang telah
ditentukan dalam DIPA dan/atau dokumen yang
dipersamakan, khusus anggota Polri yang berpangkat IPDA
ke atas dikenakan PPh Pasal 21;
4) Surat Setoran Pajak (SSP);
5) Daftar Nominatif Penerimaan uang saku/patroli/penyuluhan
dan uang makan;
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 14
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
6) SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja) dari KPA
yang menyatakan bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kegiatan dan kebenaran material serta akibat
yang timbul dari kegiatan dimaksud.
c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM – LS)
Segera setelah menerima Permintaan Pembayaran. Pejabat
Penerbitan SPM melakukan kegiatan penerbitan SPM melalui
mekanisme sebagai berikut :
1) Penerimaan Permintaan Pembayaran
Penerima Permintaan Pembayaran memeriksa kelengkapan
berkas Permintaan Pembayaran, mengisi check-list
kelengkapan berkas Permintaan Pembayaran, mencatat
dalam buku pengawasan penerimaan Permintaan
Pembayaran, kemudian menyerahkan tanda terima
Penerimaan Pembayaran berkenaan. Selanjutnya
disampaikan kepada Pejabat Penguji Permintaan
Pembayaran.
2) Pengujian Permintaan Pembayaran
Pejabat Penguji Permintaan Pembayaran melakukan
pengujian sebagai berikut :
a) Memeriksa keabsahan dokumen pendukung
Permintaan Pembayaran;
b) Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA;
c) Memeriksa kesesuaian rencana kerja atau kelayakan
hasil kerja yang dicapai dengan indikator kinerja;
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 15
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
d) Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut
pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai
tagihan yang harus dibayar dan jadual waktu
pembayaran;
e) Memeriksa pencapaian tujuan dan / atau sasaran
kegiatan sesuai dengan indikator kinerja yang tercantu
dalam DIPA berkenaan dan / atau spesifikasi teknis
yang telah ditetapkan dalam kontrak.
3) SPM – LS ditandatangani oleh Penerbit SPM ( Kasatker /
Pejabat yang diberi kewenangan ) kemudian diajukan ke
KPPN.
4) Penyampaian SPM – LS :
a) SPM – LS disampaikan oleh Kasatker disertai dengan
bukti pengeluaran yang sah
b) Semua bukti pengeluaran harus terlebih dahulu
disetujui / ditandatangani oleh Kasatker atau pejabat
yang diberi kewenangan.
c) Kasatker dalam menerbitkan SPM harus
memperhitungkan pajak-pajak yang timbul dan / atau
harus dibayar sebagai akibat pengeluaran yang
dilakukan.
d) Lampiran SPM –LS :
(1) Kontrak SPK pengadaan Barang dan Jasa;
(2) Surat Pernyataan Kasatker bahwa penetapan
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 16
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
rekanan pemenang sudah dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku;
(3) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan , Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan, Berita Acara
Pemeriksaan Penyelesaian Hasil Pekerjaan;
(4) Kwitansi yang disetujui oleh Kasatker sebagai PA
/ KPA;
(5) Faktur pajak beserta SSP nya yang telah
ditandatangani oleh Wajib Pajak;
(6) Jaminan Bank.
5) Untuk Pembayaran langsung untuk belanjaq barang biaya
Operasi Kepolisan ( Uang Saku / Patroli / penyuluhan dan
Uang makan ) SPP harus dilampiri :
a) Kuitansi tanda terima yang ditandatangani Bendahara
pengeluaran dan diketahui oleh Kasatker / KPA;
b) Foto copy Surat perintah Pelaksanaan Operasi
Kepolisian dari pejabat yang berwenang;
c) Rincian perhitungan biaya operasi sesuai indek yang
telah ditentukan dalam DIPA dan / dokumen yang
dipersamakan, Kusus anggotaPolri yang berpangkat
IPDA ke atas dikenakan PPh Pasal 21;
d) Surat Setoran Pajak (SSP );
e) Daftar Nominatif Penerimaan uang saku / patroli /
penyuluhan dan uang makan;
f) SPTB ( Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja )
dari KPA yang menyaakan bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan kegiatan dan kebenaran material
serta akibat yang timbul dari kegiatan yang dimaksud.
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 17
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
3. Prosedur permintaan lembur
Kerja lembur adalah segala pekerjaan yang dikerjakan oleh PNS
pada waktu-waktu tertentu diluar waktu kerja sebagaimana telah
ditetapkan bagi tiap-tiap instansi dan kantor pemerintah.
Uang lembur adalah Uang yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil yang telah melakukan kerja lembur. Daftar Hadir kerja memuat
nama dan tanda tangan PNS sebagai bukti PNS tersebut hadir pada
hari kerja.
Surat perintah lembur dikeluarkan oleh kuasa Pengguana
Anggaran/PPK dapat dibuat secara bulanan maupun hari-hari
tertentusaat PNS melakukan kerja lembur. Surat perintah lembur
memuat nama PNS yang diperintahkan kerja lembur, hari dan tanggal
pelaksanaan lembur, lama waktu kerja lembur, dan pekerjaan yang
harus diselesaikan.
Besar uang kerja lembur untuk tiap-tiap jam ditetapkan dalam
peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Umum. Pemberian
uang kerja lembur pada harilibur kerja 200 % dari besarnya uang
lembur pada hari kerja.
RANGKUMAN
Pengajuan permintaan pembayaran melalui Uang Persediaan (UP ) ,
diberikan dengan batas-batas Sebesar keperluan riil bulan yang
bersangkutan sesuai rencana penggunaannya, tidak boleh melebihi dari ¼
[seperempat] pagu belanja yang dapat dimintakan Uang Persediaan
diberikan dengan jumlah setinggi tingginya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).
PUSDIKMIN LEMDIKPOL
Administrasi Pertanggungjawaban Keuangan 18
Dikbangspes Brigadir/PNS Gol. II Administrasi Keuangan
Pertanggungjawaban UP berbentuk Perggantian Uang Persediaan
atau yang disebut GUP dengan kelengkapan :
Kwitansi
SSP dan faktur pajak ( bila kena PPn )
SPTB
Faktur
Kelengkapan pertanggungjawaban pembayaran melalui Langsung LS
sekurang-kurangnya memuat :
Nomor dan tanggal DIPA.
Nomor dan tanggal kontrak
Nilai Kontrak
Jenis / lingkup pekerjaan
Jadual Penyelesaian Pekerjaan
Nilai Pembayaran yang Diminta
Identitas penerima pembayaran ( Nama Orang / Perusahaan,Alamat,
NomorRekening dan Nama Bank ).
Tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai denga pasal dalam kontrak.
LATIHAN
Buat kelengkapan pertanggungjawaban permintaan pembayaran melalui
Uang Persediaan dan Pembayaran langsung ( LS ) dengan soal latihan
yang telah disediakan.