Upload
aidatul-fitri
View
18
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang paling mulia dan suci. Agama yang paling
banyak penganutnya adalah agama Islam. Agama Islam memiliki banyak sumber hukum.
Hukum-hukum tersebut memiliki landasan pemikiran yang berasal dari sumber berbeda.
Oleh karena itu dimakalah ini kami akan membahas tentang sumber hukum ajaran agama
islam.
1.3 Rumusan Masalah
Apa Saja Sumber Hukum ajaran Agama Islam?
1.4 Tujuan
1. Dengan makalah ini kita bisa mengetahui tentang sumber hukum ajaran agama islam
2. Kita tidak lagi berfikir secara spekulatif tentang suatu sumber hukum ajaran agama
islam
3. Meningkatkan iman dan Takwa kepada Allah SWT
4. Dapat membedakan yang hak dan yang batil
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Al Quran
a. Pengertian Al Quran
Sebagaimana telah disinggung sebelum ini tentang sumber dalil dalam hukum
Islam, maka Al Quran merupakan sumber utama dalam pembinaan hukum Islam.
Al Quran yang berasal dari kata qara’a yang dapat diartikan dengan membaca, namun
yang dimaksud dengan Al Quran dalam uraian ini ialah,”kalamullah yang diturunkan
berperantarakan ruhul amin kepada Nabi Muhammad saw. Menjadi ibadah bagi siapa
yang membacanya, ia ditulis di atas lembaran mushaf, dimulai dengan surah Al Fatihah
dan di akhiri dengan surah An Naas. Yang disampaikan kepada kita secara mutawatir,
baik melalui tulisan atau bacaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan
terpelihara dari perubahan dan pergantian. Sebagaimana telah disebutkan bahwa
sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan kepastian isi Al Quran itu, dengan kata
lain Al Quran itu benar-benar datang dari Allah. Oleh karena itu hukum-hukum yang
terkandung di dalam Al Quran merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia
sepanjang masa. Banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Al Quran itu benar-benar
datang dari Allah.
Ditinjau dari sudut tempatnya, Al Quran turun di dua tempat yaitu:
1. Di Mekkah atau yang disebut ayat makkiyah. Pada umumnya berisikan soal-soal
kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, ayat-
ayatnya pendek dan ditujukan kepada seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3
seluruh ayat-ayat Al Quran.
2. Di Madinah atau yang disebut ayat madaniyah. Ayat-ayatnya panjang, berisikan
peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia mengenai larangan, suruhan,
anjuran, hukum-hukum dan syari’at-syari’at, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga,
masyarakat, pemerintahan, perdagangan, hubungan manusia dengan hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, air dan sebagainya.
b. Mu’jizat Al Quran
2
Al Quran memiliki mu’jizat-mu’jizat yang membuktikan bahwa ia benar-benar datang
dari Allah SWT. Menurut Mana’ Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil Quran
menyebutkan bahwa Al Quran memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:
a. Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend pada saat
itu maka Al Quran turun dengan kata-kata dan susunan kalimat yang maha puitis,
sehingga Al Quran memastikan bahwa tak ada seorangpun yang dapat membuat
satu surah sekalipun semisal Al Quran. Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra
ayat 88, Hud ayat 13-14, Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
b. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al Quran juga memiliki mujizat pada
artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat manusiawi.
c. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan baik hal yang
zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang akan datang.
d. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al Quran bebas dari kesalahan
karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala ciptaanNya.
c. Fungsi Al Quran
Al Quran pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan terakhir kali
turun surah al Maidah ayat 3. Al Quran terdiri dari 30 juz, 144 surah, 6.326 ayat, 324.345
huruf . al quran berfungsi sebagai:
1. Menerangkan dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
2. Al-Qur’an kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
3. Pembenar (membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48;
6: 92; 10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
4. Sebagai Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
5. Sebagai obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
6. Sebagai pemberi kabar gembira
7. Sebagai hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
8. Sebagai peringatan
9. Sebagai cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
10.Sebagai pedoman hidup (QS. 45: 20)
3
2.2 As-sunah atau Hadits
Sunnah adalah sesuatu yang berasal dari Rasul SAW, baik berupa perkataan, perbuatan
dan penetapan pengakuan. Hadits berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Alqur’an yang kurang
jelas atau sebagai penentu beberapa hukum yang tidak terdapat pada Al-Qur’an.
As-sunnah dibagi menjadi 4 macam yaitu :
a. Sunnah qauliyah yaitu semua perkataan Rasulullah SAW
b. Sunnah fi’liyah yaitu semua perbuatan Rasulullah SAW
c. Sunnah taqririyah yaitu penetapan dan pengakuan Nabi terhadap pernyataan dan
pengakuan Nabi ataupun perbuatan orang lain
d. Sunnah hammiyah yaitu sesuatu yang telah dikerjakan tapi tidak sampai dikerjakan.
a. Macam-macam As-Sunnah1. Ditinjau dari Kualitasnya. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat
yakni shahih, hasan, da'if dan maudu'
Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sanadnya bersambung;
2. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak
baik, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.
3. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada
sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits.
Hadits Hasan, bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi
yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.
Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa
mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal)dan diriwayatkan oleh orang yang
tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
Hadits Maudu, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya
dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.
2. Ditinjau dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
Mutawatir, yaitu yang diriwayatkan oleh orang banyak
4
Masyhur, diriwayatkan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada
derajat mutawir
Ahad, yang diriwayatkan oleh satu orang.
3. Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya
Maqbul, yang diterima.
Mardud, yang ditolak.
b. Kedudukan As-Sunnah:
Sunnah adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an
Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa (QS. Al-Mujadilah, 58: 5)
Menjadikan Sunnah sebagai sumber hukum adalah tanda orang yang beriman (QS.
An-Nisa’, 4: 65)
2.3 Sumber Pelengkap Ar-Ra’yu (Ijtihad)
Ijtihad (Arab: اجتهاد) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya
bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu
perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal
sehat dan pertimbangan matang. Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa
ijtihad sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup
dalamberibadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.
Macam bentuk ijtihad antara lain :
1. Ijma'
Ijma' artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum
hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Adalah
keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian
dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama
dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
5
2. Qiyâs
Qiyas artinya menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu
perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah
sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal hal yang ternyata belum
ditetapkan pada masa-masa sebelumnya
Beberapa definisi qiyâs (analogi)
1. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangnya, berdasarkan titik
persamaan di antara keduanya.
2. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui suatu persamaan
di antaranya.
3. Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di dalam [Al-Qur'an]
atau [Hadis] dengan kasus baru yang memiliki persamaan sebab (iladh).
3. Istihsân
Beberapa definisi Istihsân
1. Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fikih), hanya karena dia merasa hal
itu adalah benar.
2. Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan
olehnya
3. Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak.
4. Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan.
5. Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang ada
sebelumnya.
4. Maslahah murshalah
Adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskhnya dengan pertimbangan
kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat dan menghindari
kemudharatan.
5. Sududz Dzariah
6
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi
kepentinagn umat.
6. Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa
mengubahnya,
7. Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan kebiasaan
masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan prinsipal
dalam Alquran dan Hadis.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Sumber Hukum Islam
1. Al Qur'an
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (QS
Saba 34:28). Selain sebagai sumber ajaran Islam, Al Qur'an disebut juga sebagai sumber
pertama atau asas pertama Syara'.
Al Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang turun dari serangkaian kitab suci lainnya yang
pernah diturunkan ke dunia.
Dalam upaya memahami isi Al Qur'an dari waktu ke waktu telah berkembang tafsiran
tentang isi-isi Al Qur'an namun tidak ada yang saling bertentangan.
2. Al Hadist
Hadits Hasan, Hadits Shaheh, Hadits Dhaif, maudu'
3. Ijtihad
Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al Qur'an dan Al
Hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad SAW wafat sehingga tidak bisa langsung
menanyakan pada beliau tentang sesuatu hukum. Namun, ada hal-hal ibadah tidak bisa di
ijtihadkan. Beberapa macam ijtihad, antara lain :
Ijma', kesepakatan para-para ulama
Qiyas, diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
'Urf, kebiasaan
3.2 Saran
Saran kami terhadap generasi muda zaman sekarang marilah kita menuruti perintah
Allah dan menjauhi segala larangannya. Marilah kita berprilaku sesuai dengan ajaran dan
hkum agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
8
http://dien84.wordpress.com/2010/01/01/sumber-hukum-ajaran-agama-islam/ (diakses
tanggal 2 November 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam (diakses tanggal 2 November 2012)
http://manshurzikri.wordpress.com/2010/03/22/sumber-ajaran-agama-islam-al-qur
%E2%80%99an-dan-sunnah/ (diakses tanggal 2 November 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad (diakses tanggal 7 Oktober 2012)
9