3
 Ahli Bedah Kisahkan Pengalamannya Ke Surga Saat Mengalami Koma ONVSOFF.com – Apakah surga enar!enar ada" #a$aan mungkin sa%a ereda!eda agi setiap orang. Bisa &ya' agi mereka yang meyakini konsep surga dan neraka dalam a%aran agama mereka( isa %uga &tidak' agi mereka yang tidak percaya adanya )uhan. Namun seorang ahli edah ternama( *r +en Ale,ander( erkisah tentang pengalamannya ertemu dengan adiknya yang sudah meninggal di surga( saat *r +en mengalami koma. Seperti dilansir Dailymail, 18/10/14, Eben dibesarkan bukan oleh orang tua kandungnya, sewaktu kecil ia di adopsi. eran!ak dewasa, Eben mulai  mencari keluarga kandungnya. "a  berhasil bertemu kembali dengan keluarganya, kecuali adik kandungnya etsy. etsy tel ah meninggal dunia. #y ah angkat Eben adalah seorang ahli  bedah sara$ dan Eben mengikuti !e!aknya untuk men!adi seorang ahli bedah otak. Eben menghabiskan sepan!ang hidupnya dengan mempela!ari cara ker!a otak. %eskipun Eben menganut agama &risten, ia mengaku sangat skeptis ketika   bertemu dengan  pasien yang mengkisahkan pengalaman spiritualnya saat dalam keadaan koma. 'engetahuannya tentang otak membuat ia yakin bahwa pengalaman keluar dari tubuh, bertemu dengan malaikat dan se!enisnya hanyalah halusinasi yang ter!adi  saat otak mengalami trauma.  (amun suatu hari Eben mendapati dirinya berada dalam keadaan yang mungkin paling dramatis selama hidupnya, dan menyadari bahwa pandangannya selama ini keliru. Enam tahun yang lalu, Eben terbangun di suatu pagi dengan  sakit kepala yang sangat membakar. Dalam beberapa !am Eben mengalami koma. (eokorteks)nya, bagian dari otak yang menangani semua proses berpikir manusia, telah menutup sepenuhnya. Dr Eben yang saat itu beker!a di *u mah Sakit +mum ynchburg, -i rginia, segera dilarikan ke ruang gawat darurat di sana. 'ara dokter mendiagnosa bahwa ia telah tertular  meningitis, peluang hidupnya mendekati nol persen. Saat itu saya dalam keadaan egetati$ dan semua $ungsi otak saya berhenti. Scan menun!ukkan tidak ter!adi aktiitas apapun di dalam otak saya. a pi  batin saya masih ada, suatu konsep yang menyimpang dari semua hukum yang saya kenal dalam ilmu pengetahuan kisah Dr Eben.

Ahli Bedah Kisahkan Pengalamannya Ke Surga Saat Mengalami Koma

Embed Size (px)

Citation preview

Ahli Bedah Kisahkan Pengalamannya Ke Surga Saat Mengalami KomaONVSOFF.com Apakah surga benar-benar ada? Jawaban mungkin saja berbeda-beda bagi setiap orang. Bisa ya bagi mereka yang meyakini konsep surga dan neraka dalam ajaran agama mereka, bisa juga tidak bagi mereka yang tidak percaya adanya Tuhan. Namun seorang ahli bedah ternama, Dr Eben Alexander, berkisah tentang pengalamannya bertemu dengan adiknya yang sudah meninggal di surga, saat Dr Eben mengalami koma.Seperti dilansir Dailymail, 18/10/14, Eben dibesarkan bukan oleh orang tua kandungnya, sewaktu kecil ia di adopsi. Beranjak dewasa, Eben mulai mencari keluarga kandungnya. Ia berhasil bertemu kembali dengan keluarganya, kecuali adik kandungnya Betsy. Betsy telah meninggal dunia.

Ayah angkat Eben adalah seorang ahli bedah saraf dan Eben mengikuti jejaknya untuk menjadi seorang ahli bedah otak. Eben menghabiskan sepanjang hidupnya dengan mempelajari cara kerja otak.Meskipun Eben menganut agama Kristen, ia mengaku sangat skeptis ketika bertemu dengan pasien yang mengkisahkan pengalaman spiritualnya saat dalam keadaan koma. Pengetahuannya tentang otak membuat ia yakin bahwa pengalaman keluar dari tubuh, bertemu dengan malaikat dan sejenisnya hanyalah halusinasi yang terjadi saat otak mengalami trauma.Namun suatu hari Eben mendapati dirinya berada dalam keadaan yang mungkin paling dramatis selama hidupnya, dan menyadari bahwa pandangannya selama ini keliru. Enam tahun yang lalu, Eben terbangun di suatu pagi dengan sakit kepala yang sangat membakar. Dalam beberapa jam Eben mengalami koma. Neokorteks-nya, bagian dari otak yang menangani semua proses berpikir manusia, telah menutup sepenuhnya.Dr Eben yang saat itu bekerja di Rumah Sakit Umum Lynchburg, Virginia, segera dilarikan ke ruang gawat darurat di sana. Para dokter mendiagnosa bahwa ia telah tertular meningitis, peluang hidupnya mendekati nol persen.Saat itu saya dalam keadaan vegetatif dan semua fungsi otak saya berhenti. Scan menunjukkan tidak terjadi aktivitas apapun di dalam otak saya. Tapi batin saya masih ada, suatu konsep yang menyimpang dari semua hukum yang saya kenal dalam ilmu pengetahuan kisah Dr Eben.Selama tujuh hari, saat saya berbaring dalam keadaan koma responsif, kesadaran saya melanjutkan perjalanan melalui serangkaian alam, masing-masing lebih luar biasa daripada yang terakhir sebuah perjalanan di luar dunia fisik dan salah satu yang, sebelum saya mengalaminya, saya pasti masih meyakini itu adalah hal yang mustahilSetelah hamparan waktu berlalu, meskipun aku tidak bisa mulai menebak berapa lama, cahaya datang perlahan turun dari atas, melemparkan gambaran hidup yang mengagumkan dan cahaya keemasan. Terdengar alunan musik yang sangat indah, seperti melodi surgawi. Lalu cahaya itu membuka seperti lembaran kain dan aku berdiri di atas cahaya itu, naik ke lembah yang subur dan hijau, dimana air terjun mengalir ke kolam Kristal. Ada awan, seperti puff marshmallow berwarna pink dan putih, langit berwarna biru hitam. Seperti banyak hal dalam hidup, kedengarannya cukup tidak masuk akal sampai Anda mengalaminya sendiriAda pohon-pohon, lahan, hewan dan manusia. Ada air, yang mengalir di sungai atau turun sebagai hujan. Kabut naik dari permukaan perairan, dan ikan meluncur di bawah mereka. Mengingatkanku tentang air di bumi, membuatku ingin melakukan perjalanan lebih dalam dan lebih dalam lagi. Seolah kini saya melihat semua perairan bumi dalam perspektif baru, sama seperti saya melihat semua keindahan alam dengan cara yang baruDi surga, semuanya lebih nyata, namun pada saat yang sama lebih intens. Surga begitu luas, beragam dan penduduknya seperti penduduk bumi. Tetapi dalam semua keragaman di tempat ini, tidak ada yang rasa perbedaan yang mencirikan dunia manusia. Tidak ada yang terasing di surge, tidak ada yang terputus, semuanya adalah salah satu.Di sana saya bertemu dengan Yang Terkuat, Yang Mengetahui Segalanya, Ia yang kemudian saya kenal dengan sebutan Om, karena suara-Nya yang bergetar melalui alam ituSelama perjalanan ini, saya memiliki seorang pemandu. Dia adalah seorang wanita luar biasa indah yang pertama kali muncul saat saya naik ke surga. Saya belum pernah melihat wanita ini sebelumnya. Saya tidak tahu siapa dia. Namun kehadirannya sudah cukup untuk menyembuhkan hatiku, membuat saya utuh dengan cara yang tak pernah kusangka sebelumnya. Wajahnya tak terlupakan. Matanya biru, dan tulang pipinya yang tinggi. Wajahnya dikelilingi bingkai rambut berwarna cokelat madu.Wanita itu mengenakan baju kerja, seperti petani, tenunan berwarna indigo, perpaduan warna biru pucat, oranye pastel dan peach. Ketika ia menatapku, saya merasa seperti berkelimpahan emosi, jika tidak ada yang baik yang pernah terjadi padaku sebelumnya, seluruh hidup saya akan menjadi layak hidup hanya untuk melihat ekspresi di matanyaDr Eben menutup kisahnya dengan sosok wanita cantik yang mendampingi perjalanannya selama di surga, wanita yang ia percaya adalah adik kandungnya yang telah meninggal, yang belum sempat ia temui.Yang unik dalam kasus Dr Eben, ada catatan medis untuk setiap menit koma yang dialami dan tidak satupun dari mereka menunjukkan indikasi aktivitas otak. Dengan kata lain, sejauh neuroscience dapat mengatakan, perjalanan itu bukanlah sesuatu yang terjadi di dalam otaknya.Banyak ilmuwan memiliki banyak kesulitan dengan pernyataan ini. Pengalaman saya merusak seluruh sistem kepercayaan mereka. Tapi satu tempat yang menerima kisah hidup saya adalah di gereja, di mana cerita saya seringkali menjadi harapan bagi masyarakat tuturnya. (rsn-onvsoff)Don't be shellfish...