Air Kelapa

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Air merupakan konstituen terbesar dalam tubuh manusia. Persentasenya

    dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas

    seseorang. Pada bayi yang baru berusia sekitar 1 tahun, kandungan air dalam

    tubuhnya berkisar antara 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang,

    persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur menurun.

    Kecepatan pergantian air di dalam tubuh adalah cukup tinggi, sehingga

    perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh dapat dengan mudah terjadi. Bila

    seseorang mengalami muntah atau diare maka akan terjadi penurunan cairan

    tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat

    (Bojonegoro, 2010). Demikian pula bila seseorang melakukan aktivitas yang berat

    seperti bekerja atau berolah raga yang banyak menguras tenaga maka akan terjadi

    penurunan cairan tubuh. Hal inilah yang mengakibatkan rasa haus sehingga

    menimbulkan rasa ingin minum.

    Cairan yang keluar dari tubuh mengandung ion elektrolit seperti natrium

    dan kalium yang harus segera digantikan. Untuk menggantikan cairan yang keluar

    dari tubuh beserta ion elektrolit yang ada di dalamnya, maka akan lebih baik bila

    air minum yang diminum mengandung ion yang sesuai dengan ion yang telah

    dikeluarkan. Salah satunya adalah air mineral, minuman yang dikonsumsi oleh

    para olahragawan untuk menjaga keseimbangan ion dan cairan sehabis melakukan

  • 2

    olahraga yang melelahkan. Banyak dijumpai dipasaran minuman yang berlabel

    pengganti cairan tubuh. Berkaitan dengan ini, industri minuman melakukan

    terobosan dengan berlomba-lomba memproduksi minuman isotonik. Minuman ini

    seringkali dihubungkan dengan minuman pengganti ion tubuh dan minuman

    penambah stamina. Minuman tersebut diantaranya minuman dengan label pocari

    sweat atau juga fatigon hydro. Pocari sweat adalah minuman isotonik yang

    dapat menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat beraktivitas

    berat. Pocari sweat dapat diserap oleh tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan

    terdiri dari elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh. Konsentrasi elekrolit

    dalam pocari sweat tercantum dalam kemasannya sebagai berikut :

    Tabel 1.1 Kandungan kimia Pocari sweat

    Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (mEq/L) Na+ 21 K+ 5

    Ca2+ 1 Mg2+ 0,5 Cl- 16

    Sitrat 10 Laktat 1

  • 3

    Minuman fatigon hydro yang pada labelnya terbuat dari air kelapa segar,

    komposisi elektrolit dalam kemasannya adalah :

    Tabel 1.2 Kandungan kimia Fatigon hydro

    Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (mg/L)

    Natrium 440

    Kalium 1080

    Vitamin C 80

    Magnesium 56

    Kalsium 48

    Air kelapa yang dinyatakan sebagai minuman isotonik alami kiranya tidak

    perlu dikesampingkan karena tanaman kelapa tersebar luas di sekitar kita apalagi

    di pedesaan sangat mudah didapatkan. Air kelapa muda juga baik digunakan

    sebagai minuman pengganti oralit pada penderita diare. Oralit sebagai larutan

    rehidrasi oral yang direkomendasikan oleh WHO mengandung zat sebagai berikut

    (Anonim, 2010) :

    Tabel 1.3 Kandungan kimia Oralit

    Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (g/L)

    Natrium klorida 2,6

    Glukosa 13,5

    Kalium klorida 1,5

    Trisodium sitrat 2,9

    Berdasarkan umur buah kelapa yang dicirikan dengan ketebalan daging

    buah kelapa, maka rasa air kelapa-nya pun berbeda. Hal ini disebabkan oleh

    kandungan zat terlarut yang berbeda dalam air kelapa tersebut.

  • 4

    Dari uraian di atas, maka kandungan zat terlarut pada air kelapa perlu

    ditentukan. Pada penelitian ini yang akan ditentukan hanya kandungan ion

    natrium dan ion kalium saja. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa secara

    kuantitatif natrium dan kalium merupakan kation utama dalam cairan tubuh (West

    and Todd, 1981).

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

    sebagai berikut:

    1. Berapakah kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa varietas

    gading, hijau dan hibrida?

    2. Bagaimanakah kecenderungan perubahan kandungan natrium dan

    kalium pada air kelapa yang sangat muda, kelapa muda dan kelapa tua?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai adalah:

    1. Untuk mengetahui kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa

    varietas gading, hijau dan hibrida.

    2. Untuk mengetahui kecenderungan perubahan kandungan natrium dan

    kalium pada air kelapa yang sangat muda, muda dan tua.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk memberikan informasi ilmiah

    tentang kandungan natrium dan kalium dalam cairan isotonik air kelapa.

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Natrium

    Logam natrium diisolasi pertama kali oleh Sir Humphry Davy pada tahun

    1807 di Royal Institution London. Nomor atomnya adalah 14 sedangkan massa

    atomnya 22,989. Konfigurasi elektron atom natrium dalam keadaan dasar adalah

    (Ne) 3s1. Natrium adalah logam yang lunak dan berwarna putih keperakan.

    Natrium termasuk logam yang sangat reaktif dan sangat mudah teroksidasi.

    Reaksinya dengan air berlangsung sangat cepat sampai menimbulkan nyala

    (Emsley, 1991). Jumlah natrium dalam kerak bumi relatif tinggi dibandingkan

    dengan unsur lainnya (Shriver dan Atkins, 1990). Jumlah natrium dalam kerak

    bumi adalah 2,63 % sedangkan kalium 2,40 %. Jumlah natrium dalam air laut

    adalah sebesar 1,14 % .

    Peran biologis dari natrium sangat mendasar pada semua spesies termasuk

    manusia. Total natrium dalam tubuh manusia yang mempunyai bobot tubuh

    sekitar 70 kg adalah 100 g. Kandungan natrium yang terdapat pada organ tubuh

    manusia adalah sebagai berikut (Emsley, 1991) :

    Otot : 2600 --- 7800 ppm ( mg/kg)

    Tulang : 10.000 ppm ( mg/kg)

    Darah : 1970 ppm ( mg/L)

    Asupan natrium dari makanan sehari-hari berkisar antara 2 sampai 15 g.

    Hampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling

    sel. Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air

  • 6

    kemih dan keringat. Ginjal yang normal dapat mengatur natrium yang dibuang

    melalui air kemih, sehingga jumlah total natrium dalam tubuh sedikit bervariasi

    dari hari ke hari.

    Suatu gangguan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran natrium akan

    mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh. Perubahan jumlah total

    natrium sangat berkaitan erat dengan jumlah cairan dalam tubuh. Kehilangan

    natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium darah menurun tetapi

    menyebabkan volume darah menurun. Jika volume darah menurun, tekanan darah

    akan turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi

    syok (Nurcahya, t.t). Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu

    banyak natrium di dalam tubuh. Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam

    ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tanda dari adanya

    edema ini adalah pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan tungkai bawah.

    Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan volume

    darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan

    mendorong kita untuk minum (Nurcahya, t.t).

    Natrium sebagai kation utama di dalam cairan ektraseluler, dan paling

    berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan (Bojonegoro, 2010). Apabila

    tubuh banyak mengeluarkan natrium seperti dalam kasus muntah dan diare

    sementara pemasukannya terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai

    kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti

    dengan air dan natrium dari cairan interstitial (Bojonegoro, 2010). Apabila

    kehilangan cairan terus berlangsung air akan ditarik dari dalam sel dan apabila

  • 7

    volume plasma tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi

    (Bojonegoro, 2010).

    2.2 Kalium

    Kalium ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1807 di London.

    Nomor atomnya adalah 19 dan massa atom relatifnya adalah 39,0983. Konfigurasi

    elektronnya dalam keadaan dasar adalah (Ar) 4s1. Kalium adalah logam yang

    lunak dan berwarna putih. Reaksinya dengan oksigen berlangsung cepat dan

    dengan air berlangsung sangat dahsyat (Emsley, 1991).

    Kalium sangat diperlukan oleh semua mahluk hidup. Unsur ini merupakan

    kation utama di dalam cairan intraseluler dan berperan penting dalam terapi

    gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53

    mEq/kg berat badan (Bojonegoro, 2010).

    Kalium memiliki peranan penting dalam metabolisme sel serta dalam fungsi

    sel saraf dan otot. Sebagian besar kalium terdapat di dalam sel. Konsentrasi

    kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya

    masalah yang serius, seperti irama jantung yang abnormal. Kalium yang disimpan

    di dalam sel membantu memelihara konsentrasi kalium dalam darah agar tetap

    konstan. Keseimbangan kalium dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan

    kalium dalam makanan dengan jumlah kalium yang dibuang. Sebagian besar

    kalium dibuang melalui air kemih, walaupun ada beberapa yang dibuang melalui

    tinja. Dalam keadaan normal ginjal menyesuaikan pembuangan kalium agar

    seimbang dengan asupan kalium melalui makanan. Makanan yang merupakan

  • 8

    sumber kalium di antaranya pisang, tomat, jeruk, melon, kentang kacang-

    kacangan bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya.

    Kandungan kalium dalam organ tubuh manusia antara lain pada :

    Otot : 16.000 ppm(mg/kg)

    Tulang : 2100 ppm(mg/kg)

    Darah : 1620 ppm (mg/L).

    2.3 Cairan Tubuh

    Sekitar dua pertiga dari berat badan kita adalah cairan, terdiri dari air dan

    ion atau senyawa yang larut di dalamnya. Cairan ini berfungsi untuk mengatur

    suhu tubuh dan membantu proses percernaan. Persentase cairan tubuh dapat

    berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.

    Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan tubuh terhadap

    berat badan berangsur-angsur turun. Pada laki-laki dewasa berkisar antara 5060

    persen berat badan, sedangkan pada wanita dewasa sekitar 50 persen berat badan

    (Bojonegoro, 2010).

    Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraseluler dan

    kompartemen ekstraseluler. Cairan intraseluler merupakan cairan yang terkandung

    di dalam sel. Pada orang dewasa sekitar 2/3 dari cairan di dalam tubuh terdapat di

    intraseluler. Untuk orang dewasa dengan berat badan sekitar 70 kg memiliki

    cairan intraseluler sekitar 27 liter, sebaliknya pada bayi sekitar setengah dari berat

    badannya merupakan cairan intraseluler (Bojonegoro, 2010).

    Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Jumlah relatif

    cairan ekstraseluler berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir sekitar

  • 9

    setengah dari cairan tubuh terdapat pada cairan ekstraseluler. Setelah usia 1 tahun,

    jumlah cairan ekstraseluler menurun sampai sekitar 1/3 dari volume cairan total

    (Bojonegoro, 2010). Cairan ekstraseluler dibagi menjadi :

    1. Cairan interstitial

    2. Cairan intravaskular

    3. Cairan transeluler

    Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel. Cairan intravaskular

    merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah contohnya, volume

    plasma. Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6 liter, dimana sekitar 3

    liter merupakan plasma sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan

    platelet (West and Todd, 1981).

    Cairan transeluler merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh

    tertentu, seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intra okular, dan

    sekresi saluran pencernaan (Bojonegoro, 2010), cairan tubuh merupakan larutan

    partikel senyawa dalam air. Partikel terlarut tersebut dibedakan menjadi elektrolit

    dan non elektrolit. Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam larutan dan

    mengantarkan listrik. Elektrolit dibedakan menjadi :

    1. Ion positif (kation)

    2. Ion negatif (anion)

    Jumlah kation dan anion dalam larutan selalu sama. Kation utama dalam

    cairan ekstraseluler adalah natrium (Na+). Sedangkan kation utama dalam cairan

    intraseluler adalah kalium (K+). Anion utama dalam cairan ekstraseluler adalah

    klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intra

  • 10

    seluler adalah ion pospat (PO43-) (Bojonegoro, 2010). Senyawa non elektrolit di

    dalam cairan tubuh adalah senyawa yang tidak terdisosiasi dalam air, diantaranya

    glukosa dan urea. Senyawa lainnya adalah kreatinin dan bilirubin.

    Darah sendiri terdiri dari sel darah merah (eritrosit) dan plasma darah.

    Kation utama dalam sel darah merah adalah kalium dengan jumlah natrium yang

    sedikit, sebaliknya konsentrasi natrium pada plasma darah tinggi sedangkan

    kalium rendah (West and Todd, 1981).

    Sebaran Na+ dan K+ dalam bagian tubuh ditunjukkan pada tabel 2.1 dibawah

    ini.

    Tabel 2.1 Sebaran Na dan K dalam tubuh

    Plasma (mEq/L) Eristrosit (mEq/L)

    Na 13.5 - 15 18

    K 3.6 6.2 80

    Angka dalam tabel 2.1 diatas menunjukkan perbedaan yang besar antara

    natrium dan kalium pada sel darah dan plasma.

    2.4 Kelapa

    Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae.

    Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus: cocos dan

    species: nucifera. Kelapa berasal dari pesisir samudra Hindia, namun kini telah

    tersebar di seluruh daerah tropis (Setyamidjaya, 1991).

    Kelapa banyak varietasnya, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi

    dua kelompok besar yaitu :

  • 11

    a. Kultivar kelapa genjah adalah kelapa yang dalam usia 4 6 tahun telah

    menghasilkan buah. Contohnya adalah kelapa gading (varietas

    Eburnia), kelapa raja (varietas Regia), kelapa raja Malabar (varietas

    Pretiosa) dan kelapa puyuh (varietas Pumila).

    b. Kultivar kelapa dalam adalah kelapa yang baru memiliki buah setelah

    mencapai umur 15 tahun, tinggi pohonnya dapat mencapai 30 meter.

    Contohnya adalah kelapa hijau (varietas Viridis), kelapa merah

    (varietas Rubescens).

    Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan antara kelapa genjah dengan

    kelapa dalam. Kelapa secara alami tumbuh di daerah pantai dan dapat tumbuh

    hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Namun pada daerah

    ketinggian akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Pohon kelapa merupakan

    tanaman serbaguna bagi masyarakat tropis. Hampir semua bagian tumbuhan

    kelapa dapat dimanfaatkan. Batangnya dipakai sebagai kayu bahan bangunan

    dengan mutu menengah.

    Daun kelapa yang muda disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman

    dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang menarik termasuk

    untuk sarana sesajen/banten terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali. Sabut

    kelapa yang berupa serat-serat kasar diperdagangkan untuk pengisi jok kursi,

    anyaman tali, keset serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok kelapa

    dipakai sebagai bahan bakar, dijadikan arang dan bahan baku berbagai bentuk

    hiasan dan kerajinan tangan (Setyamidjaya, 1991).

  • 12

    Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat

    pada dinding dalam tempurung (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar

    yang sangat populer. Daging buah muda yang berwarna putih dan lunak biasa

    disajikan sebagai es kelapa muda. Daging buah tua kelapa yang sudah mengeras

    biasa diambil cairan sarinya dengan diperas dan cairannya disebut santan. Atau

    daging buah tua ini diambil dan dikeringkan dijadikan komoditi perdagangan

    bernilai yang disebut kopra. Kopra adalah bahan baku untuk pembuatan minyak

    kelapa.

    Air kelapa yang jumlahnya berkisar antara 25 persen dari komponen buah

    kelapa. Pemanfaatannya masih terbatas dan kebanyakan terbuang sebagai limbah.

    Hasil analisis menunjukkan bahwa air kelapa tua terdiri atas air sebanyak 91,23

    %, protein 0,29 %, lemak 0,15 %, karbohidrat 7,27 % dan abu 1,06 %. Air kelapa

    juga mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks (Anonim, 2010). Sedangkan

    dalam air kelapa muda kandungannya adalah air sebanyak 95,5 %, protein 0,1 %,

    lemak kurang dari 0,1 %, karbohidrat 4 %, dan abu 0,4 %. Air kelapa muda juga

    mengandung vitamin C dan vitamin B komplek yang terdiri atas asam nikotinat,

    asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin B1 dan sedikit piridoksin. Air kelapa

    muda juga mengandung sejumlah mineral antara lain kalium, natrium, kalsium,

    magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur (Anonim, 2010).

    Secara alami air kelapa mempunyai komposisi gula dan mineral yang

    lengkap, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai

    minuman isotonik yaitu minuman yang memiliki kesetimbangan elektrolit seperti

    cairan dalam tubuh manusia. Air kelapa muda juga telah digunakan sebagai

  • 13

    larutan rehidrasi oral bagi penderita diare. Hasil penelitian menunjukkan air

    kelapa memiliki Indeks Rehidrasi yang lebih baik dibandingkan dengan sport

    drink atau minuman penambah stamina (Lysminiar, 2010). Indeks Rehidrasi

    adalah indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan

    oleh tubuh. Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan

    lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih

    lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum

    dalam jumlah cukup banyak. Menurut Mortin Satin, Kepala Badan Perserikatan

    Bangsa-Bangsa yang mengurusi Pangan dan Pertanian, air kelapa adalah

    minuman yang mengandung kalium tinggi dan sebaliknya mengandung natrium

    lebih rendah bila dibandingkan sport drink dan energy drink. (Kohler, t.t)

    2.5 Spektrometri Serapan Atom

    Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara radiasi

    gelombang elektromagnetik dengan materi. Absorpsi maupun emisi energi radiasi

    oleh atom maupun molekul merupakan dasar dari beberapa metoda dalam kimia

    analitik. Dengan melakukan interpretasi terhadap data yang didapatkan maka akan

    diperoleh informasi yang terjadi secara kualitatif maupun kuantitatif (Pietrzyk and

    Frank, 1970).

    Secara kualitatif posisi dari garis atau pita absorpsi maupun emisi yang

    terjadi pada spektrum elektromagnetik, menunjukkan adanya atom atau senyawa

    yang khas. Untuk mengetahui secara kuantitatif maka yang diukur adalah

    intensitas dari garis atau pita absorpsi maupun emisi dari materi yang diselidiki

  • 14

    dan standar. Konsentrasi dari zat yang diselidiki selanjutnya dihitung berdasarkan

    data yang didapat.

    Bila suatu atom atau molekul menyerap energi, maka elektron dari atom

    atau molekul tersebut akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi atau

    keadaan tereksitasi. Diagram tingkat energi dari atom ditunjukkan seperti gambar

    berikut :

    Garis horisontal menunjukkan dua tingkat energi elektronik dalam atom. E0

    menunjukkan tingkat energi elektronik keadaan dasar. E* menunjukkan tingkat

    energi elektronik dalam keadaan tereksitasi. Elektron dapat mengalami transisi

    dari keadaan E0 ke E* bila ditambahkan energi dalam bentuk sinar atau panas.

    Penyerapan energi mengakibatkan atom dalam keadaan tereksitasi. Dalam

    keadaan tereksitasi maka atom dapat mengurangi kelebihan energi dengan cara

    melepaskan foton yang ekivalen dengan perbedaan tingkat energi antara E* dan

    E0. Untuk molekul akan memungkinkan terjadinya transisi dari beberapa tingkat

    energi ke keadaan dasar. Oleh sebab itu spektrum yang dihasilkan dari suatu

    molekul tampak lebih melebar. Tipe spektrum dari molekul dikenal dengan

    spektrum pita, karena merupakan transisi dari berberapa tingkat energi yang akan

    menghasilkan sejumlah garis membentuk pita (Pietrzyk and Frank.1970).

    Gambar 2.1. Diagram tingkat energi elektron

  • 15

    Berbeda dengan molekul, atom tidak mengalami vibrasi atau rotasi sehingga

    atom tidak memiliki energi vibrasi atau rotasi. Transisi antara tingkat energi dari

    atom menghasilkan garis yang sangat tajam. Spektrum absorpsi dari atom akan

    dikenal sebagai spektrum garis. Oleh karena adanya perbedaan antara tingkat

    energi elektronik molekul dan atom-atom, maka posisi dari pita atau garis dapat

    digunakan untuk pengamatan secara kualitatif zat yang dianalisa.

    Spektrometri serapan atom pada dasarnya digunakan untuk mengukur

    konsentrasi ion logam yang sangat rendah dalam berbagai jenis sampel yang

    terdapat dalam materi organik maupun anorganik. Apabila radiasi

    elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada sel yang

    mengandung atom-atom logam yang bebas, maka sebagian cahaya tersebut akan

    diserap dan intensitas sinar yang diserap akan berbanding lurus dengan banyaknya

    atom logam bebas yang berada dalam sel.

    Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari :

    1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati

    medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang

    dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi.

    2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara

    eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap

    sinar tersebut.

    Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan :

    It = Io.e-(bc), atau

    A = - Log It/Io = bc

  • 16

    Dimana, Io = Intensitas sinar awal yang dikenakan

    It = Intensitas sinar yang diteruskan

    = Absortivitas molar

    b = Panjang medium

    c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar

    A = Absorbans

    Alat spektrometri serapan atom terdiri dari sumber cahaya, sel,

    monokromator dan sistem detektor.

    Sumber cahaya (lampu katoda berongga) akan memancarkan sinar dalam

    bentuk garis yang memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan unsur yang

    dianalisis.

    Pada sel yang dalam alat dikenal dengan nyala atomisasi akan terjadi proses

    atomisasi. Diawali dengan proses nebulisasi untuk menghasilkan suatu kabut

    aerosol yang halus dari larutan sampel. Kemudian diikuti dengan solvasi terhadap

    kabut aerosol menjadi aorosol kering atau molekul padat. Selanjutnya energi

    thermal dari nyala akan merngubah partikel menjadi uap yang yang mengandung

    spesi molekul, ion dan atom-atom bebas dalam wujud gas.

    Pada proses atomisasi energi thermal didapatkan dengan membakar

    campuran gas bahan bakar dengan oksidan. Beberapa contoh dari campuran gas

    bahan bakar dan oksidan yang sering digunakan dalam spektrometri serapan atom.

  • 17

    Bahan Bakar Oksida Rentang Suhu (0C)

    Gas Alam Udara 1700-1900

    Hidrogen Udara 2000-2100

    Asetilin Udara 2100-2400

    Asetilin Nitro Oksida 2500-2800

    Asetilin Oksigen 3050-3150

    Teknik analisis yang banyak digunakan dan sesuai untuk spektrometri

    serapan atom adalah kurva kalibrasi dan metoda penambahan standar. Pada teknik

    kurva kalibrasi diplot antara sederetan konsentrasi larutan standar dengan

    absorban (A). Contoh seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

    Gambar 2.2. Tahapan proses atomisasi

    Gambar 2.3. Kurva kalibrasi

  • 18

    Garis linier yang terbentuk mengikuti persamaan Y = aX + b, dimana Y

    adalah absorban, X adalah konsentrasi, a adalah slope, dan b adalah intersep. Nilai

    a maupun b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

    22 )( XXnYXXYna

    nXaYb

    2222 )()( YYnXXn

    YXXYnr

    Konsentrasi larutan sampel dapat dihitung dengan memasukkan nilai

    absorban dari sampel ke dalam persamaan garis regresi.

    Salah satu keuntungan bekerja dengan teknik spektrometri serapan atom

    adalah lebih mudahnya preparasi sampel. Dalam preparasi kita tidak perlu

    melakukan pemisahan unsur yang dianalisis dari unsur yang lain artinya larutan

    sampel dapat langsung dianalisis kandungan unsurnya.

  • 19

    BAB III

    KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

    3.1 Kerangka Berpikir

    Cairan merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Perubahan jumlah

    dan komposisi cairan tubuh dapat terjadi dengan mudah sebagai akibat dari

    berbagai hal, diantaranya seseorang melakukan olah raga atau aktivitas yang

    banyak menguras tenaga. Kasus lain seperti proses perdarahan, muntah-muntah

    diare yang selanjutnya mengakibatkan dehidrasi, keadaan ini selanjutnya dapat

    menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat. Jika gangguan yang

    terjadi tidak diatasi secara tepat maka risiko yang dialami seseorang akan makin

    berat. Salah satu cara yang merupakan langkah awal untuk mengatasi masalah

    yang terjadi adalah dengan mengganti cairan yang hilang dengan minum air.

    Cairan yang hilang dari tubuh akibat kegiatan atau peristiwa yang terjadi terdiri

    dari air, ion elektrolit seperti Na dan K maupun senyawa lainnya. Tentunya akan

    lebih baik bila cairan yang diminum adalah cairan yang memiliki kandungan ion

    yang sama dengan ion yang hilang dari tubuh.

    Minuman yang mengandung ion yang disesuaikan dengan kandungan ion

    utama dalam tubuh manusia belakangan ini semakin gencar menyerbu pasaran.

    Dengan label minuman isotonik diyakini minuman ini dapat lebih cepat

    menggantikan cairan dan ion-ion elektrolit yang hilang dari tubuh. Seperti pocari

    sweat, minuman ini dapat diserap oleh tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan

    terdiri dari elektrolit Na+ 21 mEq/L, K+ 5 mEq/L, dan Cl 16 mEq/L. Selain itu,

  • 20

    minuman fatigon hydro adalah minuman yang dalam labelnya dibuat dari air

    kelapa dalam kemasannya tercantum kandungan natriumnya 440 mg, kalium 1080

    mg, magnesium 56 mg, kalsium 48 mg, vitamin C 80 mg, dalam tiap liter

    kemasannnya.

    Sementara itu, air kelapa dikenal sebagai cairan isotonik alami. Hal ini

    berarti bahwa air kelapa sangat tepat digunakan untuk menggantikan cairan tubuh

    yang hilang akibat berbagai aktifitas yang melelahkan. Disamping itu, buah

    kelapa mudah didapatkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan

    ionion utama yang terdapat pada air kelapa. Ditinjau dari umur buah kelapa,

    airnya memiliki rasa yang berbeda. Hal ini tentu disebabkan oleh perbedaan

    kandungan komponen terlarut di dalamnya.

    Berkaitan dengan hal diatas perlu dilakukan penelitian tentang

    kecenderungan perubahan kandungan kimia dari air kelapa sehubungan dengan

    umur buahnya. Dalam penelitian ini, hanya akan dianalisis kandungan kalium dan

    natrium dari air kelapa yang sangat muda, air kelapa muda dan kelapa tua.

    3.2 Konsep

    Kandungan zat kimia dalam tumbuhan senantiasa mengalami perubahan

    selama masa pertumbuhan. Demikian pula kandungan Na dan K yang diserap oleh

    akar kemudian didistribusikan ke bagian tumbuhan yang lain sampai pada buah

    kelapa. Diperkirakan kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda,

    muda dan tua berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan Na

    dan K pada air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua.

  • 21

    3.3 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka berpikir dan konsep yang dikemukakan diatas dapat

    dirumuskan suatu hipotesa bahwa akan terjadi kecenderungan perubahan

    kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda, kelapa muda dan kelapa

    tua.

  • 22

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Tempat penelitian

    Penelitian dilakukan di laboratorium Analitik Universitas Udayana Kampus

    Bukit Jimbaran.

    4.2 Bahan dan peralatan

    4.2.1 Bahan yang diteliti

    Bahan yang diteliti adalah air kelapa yang sangat muda, air kelapa muda

    dan air kelapa tua. Buah kelapa yang dijadikan sampel percobaan dipetik dari

    pohon yang tumbuh di Kerambitan Tabanan, yang terdiri dari :

    1. Kelapa hijau (varietas Viridis)

    2. Kelapa gading (varietas Eburnia)

    3. Kelapa hibrida

    4.2.2 Bahan kimia

    Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Na2SO4 (p.a)

    2. KBr (p.a)

    3. HNO3

  • 23

    4.2.3 Peralatan

    Alat yang digunakan adalah alat gelas yang umum dipakai untuk

    praktikum kimia seperti gelas beker, labu ukur, neraca analitik. Untuk pengukuran

    kadar logam digunakan alat spektrometer serapan atom (varian spectr AA-30).

    4.3 Rancangan penelitian

    Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga

    perlakuan dan lima ulangan. Ketiga jenis perlakuan tersebut adalah kelapa yang

    sangat muda, muda dan kelapa tua.

    4.4 Metode penelitian

    Penelitian ini dilakukan mengikuti tahapan sebagai berikut:

    1. Penyiapan sampel

    2. Pembuatan larutan standar

    3. Pengukuran kadar yang meliputi pengukuran absorbans standar dan

    pengukuran absorbans sampel

    4.4.1 Penyiapan sampel

    1. Buah kelapa yang dijadikan sampel percobaan diambil airnya.

    2. Selanjutnya air kelapa tersebut disaring.

    3. Diambil sebanyak 10 mL air kelapa yang telah disaring kemudian diasamkan

    dengan penambahan sebanyak 0,5 ml HNO3 pekat.

    4. Dibaca absorbannya untuk menentukan kadar Na dan kadar K.

  • 24

    4.4.2 Pembuatan larutan standar

    4.4.2.1 Larutan standar Na

    Ditimbang sebanyak 308 mg Na2SO4 kemudian dimasukkan ke dalam

    labu ukur 1 liter. Dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan sedikit asam nitrat

    agar pH larutan sekitar 6.0. Diperoleh larutan standar Na yang konsentrasinya 100

    ppm. Dari larutan standar 100 ppm tersebut dibuat larutan standar Na yang

    konsentrasinya 25 dan 50 ppm.

    4.4.2.2 Larutan standar K

    Ditimbang sebanyak 3,051 g KBr kemudian dimasukkan ke dalam labu

    ukur 1 liter. Dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan sedikit asam nitrat agar

    pH larutan disekitar 6.0. Diperoleh larutan standar K yang konsentrasinya 1000

    ppm. Dibuat larutan standar K yang kadarnya 100, 200 dan 400 ppm dengan

    pengenceran larutan 1000 ppm.

    4.4.3 Pengukuran kadar

    4.4.3.1 Pembuatan kurva standar Na dan K.

    Diukur absorbans larutan standar Na yang konsentrasinya masing-masing

    25, 50 dan 100 ppm. Diukur pula standar K yang konsentrasinya adalah 100, 200

    dan 400 ppm. Standar Na diukur pada panjang gelombang 330,3 nm, sedangkan

    standar K diukur pada panjang gelombang 404,4 nm. Dibuat kurva regresi antara

    absorban dengan konsentrasi untuk standar Na dan K.

  • 25

    4.4.3.2 Pengukuran kadar Na dan K dalam sampel

    Diukur absorban untuk menentukan kadar logam Na dan K dari sampel

    air kelapa yang telah dipreparasi. Dilakukan pengenceran bila nilai absorbannya

    terlalu tinggi. Absorban yang terbaca digunakan untuk menghitung kadar Na dan

    K berdasarkan kurva regresi dari masing-masing standar.

    4.5 Analisis data

    Data kadar kalium dan natrium pada semua jenis kelapa dideskripsikan.

    Selanjutnya diuji normalitas dan homogenitas pada P = 0,05.

    Perbedaan rata-rata kadar Na dan K pada masing-masing buah kelapa diuji

    menggunakan Anova One Way. Diteruskan dengan uji Post Hoc (LSD) untuk

    mengetahui besarnya perbedaan.

    Kalau data tidak berditribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji

    nonparametrik.

  • 26

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    5.1 Penampakan dari kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua

    Faktor yang dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk menyatakan buah

    kelapa itu sangat muda, muda dan tua adalah penampakan dan ciri dari daging

    buah kelapa. Kelapa yang sangat muda dicirikan dari belum adanya daging buah

    yang menempel pada batok muda buah kelapa. Kelapa muda dicirikan dengan

    adanya daging buah yang lembek yang terdapat pada batok kelapa. Sedangkan

    kelapa tua memiliki daging buah yang keras atau daging buahnya sudah bisa

    diparut.

    Berdasarkan perbedaan umur buah kelapa tersebut, ternyata sifat fisika dari

    air kelapa yang diamati memiliki perbedaan. Perbedaannya adalah pada derajat

    kekeruhan air kelapa, dimana semakin tua umur buah kelapa tingkat

    kekeruhannya sangat dominan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 5.1 di

    bawah ini.

    Tabel 5.1 Sifat fisik air kelapa

    Jenis kelapa Sifat fisika / kekeruhan

    Sangat muda Sangat bening

    Muda Agak bening

    Tua Keruh

  • 27

    Akibat adanya kekeruhan, maka sampel air kelapa disaring terlebih dahulu

    sebelum dilakukan pengukuran. Filtrat inilah yang selanjutnya dipreparasi untuk

    dibaca pada spectra AA.

    5.2 Data kandungan Natrium dan Kalium pada air kelapa

    Dalam penelitian ini untuk setiap varietas kelapa terdapat tiga perlakuan dan

    lima ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah kelapa yang sangat muda, kelapa

    muda dan kelapa tua. Untuk ulangan diambil 5 butir buah kelapa pada setiap

    perlakuan. Kandungan Na dan K diukur dengan menggunakan spektrometer

    serapan atom (varian spektr AA-30). Data selengkapnya kandungan Na dan K

    pada sampel kelapa yang dianalisis dapat dilihat pada lampiran 7.

    Kandungan Na dan K dari kelapa gading untuk setiap perlakuan dapat

    dilihat pada tabel 5.2.

    Tabel 5.2 Kandungan Na dan K kelapa gading

    Umur kelapa

    Na K

    ppm mEq/L ppm MEq/L

    Sangat muda 8,44 0,38 4223,2 108,08

    Muda 9,64 0,4 3729,2 95,38

    Tua 23,08 1,0 3531,6 90,32

  • 28

    Kandungan Na dan K dari kelapa hijau untuk setiap perlakuan dapat dilihat

    pada tabel 5.3.

    Tabel 5.3 Kandungan Na dan K kelapa hijau

    Umur kelapa

    Na K

    ppm mEq/L ppm MEq/L

    Sangat muda 3,96 0,2 3681,2 94,8

    Muda 4,4 0,2 3562,4 91,1

    Tua 6,66 0,3 3469,6 88,8

    Kandungan Na dan K dari kelapa hibrida untuk setiap perlakuan dapat

    dilihat pada tabel 5.4.

    Tabel 5.4 Kandungan Na dan K kelapa hibrida

    Umur kelapa

    Na K

    ppm mEq/L ppm MEq/L

    Sangat muda 7,8 0,32 5457,6 139,56

    Muda 11,38 0,5 5162,4 131,88

    Tua 70,9 3,06 1904,4 48,76

  • 29

    5.3 Kecenderungan Perubahan Kandungan Na dan K

    Kecenderungan perubahan kandungan natrium dalam air kelapa yang sangat

    muda, kelapa muda dan kelapa tua pada kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida

    dapat dilihat pada gambar 5.1.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    Sangat muda Muda Tua

    ppm

    Jenis kelapa

    Kandungan Na air kelapa

    Gading

    Hijau

    Hibrida

    Gambar 5.1. Kecenderungan perubahan kandungan Na

  • 30

    Kecenderungan perubahan kandungan kalium dalam air kelapa yang sangat

    muda, kelapa muda dan kelapa tua pada kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida

    dapat dilihat pada gambar 5.2.

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    Sangat muda Muda Tua

    ppm

    Jenis kelapa

    Kandungan K air kelapa

    Gading

    Hijau

    Hibrida

    Gambar 5.2. Kecenderungan perubahan kandungan K

  • 31

    BAB VI

    PEMBAHASAN

    Dalam penelitian ini dijumpai bahwa kadar K dalam air kelapa sangat tinggi

    sehingga dalam pengukuran K, air kelapa diencerkan terlebih dahulu.

    Pengenceran dilakukan sebanyak 20 kali. Untuk pengukuran kadar Na tidak perlu

    dilakukan pengenceran. Kandungan Na dan K pada masing-masing buah kelapa

    didapatkan sesuai dengan tabel 5.2, 5.3 dan 5.4 diatas.

    Dibandingkan dengan kandungan Na dalam minuman Pocari Sweat (21,0

    mEq/L) dan Fatigon Hydro (440 mg/L) maka kandungan Na dalam air kelapa jauh

    lebih rendah. Kandungan Na tertinggi didapatkan pada kelapa hibrida tua sebesar

    3 mEq/L atau 7,9 mg/L. Juga bila dibandingkan dengan larutan oralit dimana

    kadar NaCl 2,6 g/L setara dengan Na 1031 mg/L maka kandungan Na pada air

    kelapa jauh lebih rendah. Kandungan Na cenderung naik atau makin besar dengan

    bertambahnya umur dari buah kelapa. Kandungan Na terendah pada kelapa

    gading, kelapa hijau dan kelapa hibrida adalah pada kelapa yang sangat muda,

    selanjutnya kandungan Na bertambah untuk kelapa muda dan kandungan paling

    besar terdapat pada kelapa tua. Hal ini kiranya sesuai dengan kaidah alami

    pertumbuhan dimana Na diserap di akar dan ditransfer kedalam buah kelapa serta

    terakumulasi diantaranya dalam air buah kelapa.

    Sebaliknya kandungan K dalam air kelapa jauh lebih tinggi dibandingkan

    dengan kadar K dalam minuman isotonik Pocari Sweat maupun Fatigon Hydro.

    Dalam minuman Pocari Sweat kandungan K sebesar 5 mEq/L dan di dalam

  • 32

    Fatigon Hydro sebesar 1080 mg/L. Dalam air kelapa harga K tertinggi dijumpai

    pada kelapa hibrida yang sangat muda yaitu sebesar 139,56 mEq/L atau 5457,6

    mg/L. Pada kelapa gading yang sangat muda kandungan K sebesar 108,08 mEq/L

    atau 4223,2 mg/L. Pada kelapa hijau yang sangat muda sebesar 94,8 mEq/L atau

    3681,2 mg/L. Kandungan K dalam oralit yang berasal dari senyawa KCl sebesar

    1,5 g/L besarnya K adalah 791 mg/L.

    Dari ketiga perbandingan diatas maka kandungan K dalam air kelapa, baik

    kelapa yang sangat muda, muda maupun tua terbilang sangat tinggi.

    Kecenderungan perubahan kandungan Na dan K dalam air kelapa dapat

    dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2.

    Kandungan Na cenderung naik atau makin besar seiring umur dari buah

    kelapa. Namun kandungan K yang diamati justru mengalami penurunan sesuai

    dengan bertambahnya umur buah kelapa. Hal ini dapat dijelaskan dengan

    perubahan yang terjadi pada air kelapa. Perubahan yang teramati adalah tingkat

    kekeruhan yang berbeda pada air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua.

    Keadaan yang jernih teramati pada kelapa yang sangat muda berubah menjadi

    sangat keruh pada kelapa tua.

    Seperti kita ketahui, kandungan minyak pada daging kelapa bertambah bila

    buah kelapa semakin tua. Kalium yang terdapat pada air kelapa akan mengalami

    reaksi dengan minyak yang kita kenal dengan reaksi penyabunan. Reaksi

    penyabunan antara minyak dengan ion kalium dapat dinyatakan sesuai persamaan

    berikut (Baum and Scaife, 1975):

  • 33

    Pada reaksi penyabunan ini, K yang bereaksi dengan minyak terlebih dahulu

    karena K lebih reaktif dibandingkan dengan Na. Reaksi penyabunan imilah yang

    mengakibatkan terjadinya penurunan pada kandungan K.

    Analisis perbedaan kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda,

    muda dan kelapa tua dilakukan dengan menggunakan Anova One Way yang

    dilanjutkan dengan uji Post Hoc (LSD). Hasil analisis menunjukkan bahwa

    kandungan Na air kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida berbeda nyata untuk

    kelapa yang sangat muda, muda maupun kelapa tua (pada tingkat keyakinan 95

    %). Namun pada kandungan K hal yang berbeda dijumpai pada kelapa hijau. Pada

    kelapa gading dan kelapa hibrida perbedaannya signifikan untuk kelapa yang

    sangat muda, muda dan tua, sedangkan untuk kelapa hijau tidak menunjukkan

    perbedaan yang signifikan di dalam kelompok kelapa maupun dalam anggota

    kelompok.

  • 34

    BAB VII

    SIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan pembahasan yang telah

    diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut :

    1) Kandungan Na tertinggi sebesar 70,9 ppm pada air kelapa hibrida tua dan Na

    terendah 3,96 ppm pada air kelapa hijau yang sangat muda. Sedangkan K

    tertinggi adalah sebesar 5457,6 ppm pada air kelapa hibrida yang sangat

    muda dan K terendah sebesar 1904,4 ppm pada air kelapa hibrida tua.

    2) Kecenderungan perubahan kandungan Na adalah naik dengan bertambahnya

    umur dari buah kelapa.

    3) Kecenderungan perubahan kandungan K adalah turun dengan bertambahnya

    umur buah kelapa. Penurunan kandungan K diakibatkan terjadinya reaksi

    penyabunan antara minyak dengan ion K sebab K lebih reaktif dari Na.

    7.2 Saran

    Air kelapa sangat baik diminum terutama untuk kasus rehidrasi bagi penderita

    yang mengalami kehilangan cairan tubuh, karena air kelapa mengandung kation

    utama Na dan K. Selain itu air kelapa memiliki Indeks Rehidrasi yang lebih baik

    dibandingkan dengan air biasa atau minuman isotonik buatan.

  • 35

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. t.t. Kandungan-buah-kelapa-dilihat-dari-segi-kesehatan. Available from: URL: http://www.smallcrab.com/kesehatan. Diunduh tanggal 27 Desember 2010.

    Anonim. 2010. Penatalaksanaan Diare Menurut World Health Organization Tahun 2005/Makalah atau Referat Kedokteran. Available from: URL: http://bukanjokimakalah.co.cc/p=32. Diunduh tanggal 9 Mei 2011.

    Baum, S.J. and Scaife, C.W.J. 1975. Chemistry: A Life Science Approach, 1st. Ed. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

    Bojonegoro, I. 2010. Cairan tubuh. Available from : URL: http ://biologi gonz.blogspot /2010 /08.html. Diunduh tanggal 26 Desember 2010.

    Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. 2000. Biologi. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Emsley, J. 1991. The Element. 2nd. Ed. OXFORD: Clarendon Press.

    Garret, R.H. and Grisham, C.M. 1997. Principles of Biochemistry with a Human Focus. 1st. Ed. University of Virginia Brooks/Cole Thomson Learning.

    Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. International Ed, Boston: Mc.Grawhill. Higher Education.

    Kohler, J. t.t. Coconut Water Information. Available from URL: http:// www. living-foods.com. Diunduh tanggal 9 Oktober 2011.

    Lysminiar, A.N. 2010. Air Kelapa sebagai Cairan Elektrolit Tubuh Alami. Available from: URL: http://lysminiar-an.students-blog.undip.ac.id. Diunduh tanggal 30 Oktober 2010.

    Muchson-boy. t.t. tahukah anda air kelapa adalah larutan isotonik alami sama dengan - cairan - plasma-darah. Available from: URL: http://deteksi.org/11581. Diunduh tanggal 31 Oktober 2010.

    Nurcahya. t.t. Keseimbangan garam. Available from: URL: http:// www.indonesia indonesia .com/f/11142. Diunduh tanggal 26 Desember 2010.

    Nur, M.A. dan Adijuwana, H. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologis. Depdikbud. Dirjen Dikti. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati IPB.

    Pietrzyk, D.J. and Frank, C.W. 1970. Analytical Chemistry 2nd. Ed. New York: Academic Press.

    Setyamidjaya, D. 1991. Bertanam Kelapa, Budidaya dan Pengolahannya, 3rd. Ed, Jakarta: Penerbit Kanisius.

  • 36

    Shriver, D.F., Atkins, P.W., and Langford, C.H. 1990. Inorganic Chemistry, Oxford: Oxford University Press.

    Wallace, R.A., King, J.L., and Sanders, G.P. 1986. Biology, The Science of Life. 2nd. Ed. London: Scott Foresman and Company.

    Werdyaningsih, E. t.t. Isotonik. Available from: URL: http: // komunikasi. um. ac.id /p = 810. Diunduh tanggal 31 Oktober 2010.

    West, E.S., and Todd W.R. 1981. Textbook of Biochemistry. 3rd. Ed. New York: The Macmillan Company.

  • 37

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Pembuatan Larutan Standar

    Lampiran 1.1. Pembuatan Standar Na2SO4 dengan kandungan Na+ 100 ppm

    Jumlah Na2SO4 yang ditimbang untuk membuat 1 liter larutan adalah 308

    mg. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam 142 mg Na2SO4 jumlah

    Na adalah sebanyak 46 mg. Untuk mendapatkan Na 100 mg maka jumlah Na2SO4

    yang diperlukan adalah 100/46 x 142 mg = 308,7 mg.

    Jadi Na2SO4 yang harus ditimbang untuk membuat 1 liter larutan Na 100

    ppm adalah sebanyak 0,3087 gram.

    Lampiran 1.2. Pembuatan Standar KBr dengan kandungan K 1000 ppm

    Jumlah KBr yang ditimbang untuk membuat 1 liter larutan adalah 3051,28

    mg. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam 119 mg KBr terdapat K

    sebanyak 39 mg. Untuk mendapatkan K 1000 mg maka jumlah KBr yang

    diperlukan adalah 1000/39 x 119 mg = 3051,28 mg.

    Jadi KBr yang harus ditimbang untuk membuat 1 liter larutan K 1000 ppm

    adalah sebanyak 3,051 gram.

  • 38

    Lampiran 2. Kurva Regresi Standar Na

  • 39

    Lampiran 3. Kurva Regresi Standar K

  • 40

    Lampiran 4. Perhitungan Koefisien Korelasi Linier dari Kurva Regresi

    Larutan Standar Natrium

    Konsentrasi Larutan Standar Na Absorbansi

    0 0

    25 0.083

    50 0.193

    100 0.412

    Dari data diatas ditentukan persamaan regresi linier larutan standar Kalium

    yaitu Y = aX + b, dimana Y = absorbansi, X = konsentrasi, a = slope, b = intersep

    dan r = koefisien korelasi linier, sebagai berikut :

    X Y X2 Y2 XY

    0 0 0 0 0

    25 0.083 625 0.006889 2.075

    50 0.193 2500 0.037249 9.65

    100 0.412 10000 0.169744 41.2

    = 175 = 0.688 = 13125 = 0.213882 = 52.925

    218753.91

    30625525004.1207.211

    )175()131254()688.0175()925.524(

    )( 222

    XXn

    YXXYna

    0042.0

    4

    7304.0688.04

    )1750042.0(688.0n

    XaYb - 0.0106

    2222 )()( YYnXXn

    YXXYnr

  • 41

    22 )688.0()213882.04()175()131254(

    688.0175925.524

    4345.913.91

    275.83604.1207.211

    )382184.0)(21875(4.1207.211

    9985.0

    Jadi, persamaan regresi linier larutan standar Na yaitu :

    Y = 0.0042X 0.0106

    dengan harga koefisien korelasi linier (r) sebesar 0.9985

  • 42

    Lampiran 5. Perhitungan Koefisien Korelasi Linier dari Kurva Regresi

    Larutan Standar Kalium

    Konsentrasi Larutan Standar K (ppm) Absorbansi

    0 0

    100 0.108

    200 0.228

    400 0.439

    Dari data diatas ditentukan persamaan regresi linier larutan standar Kalium

    yaitu Y = aX + b, dimana Y = absorbansi, X = konsentrasi, a = slope, b = intersep

    dan r = koefisien korelasi linier, sebagai berikut :

    X Y X2 Y2 XY

    0 0 0 0 0

    100 0.108 10000 0.011664 10.8

    200 0.228 40000 0.051984 45.6

    400 0.439 160000 0.192721 175.6

    = 700 = 0.775 = 210000 = 0.256369 = 232.0

    3500005.385

    4900008400005.542928

    )700()2100004()775.0700()2324(

    )( 222

    XXn

    YXXYna

    0011.0

    4005.0

    477.0775.0

    4)7000011.0(775.0

    n

    XaYb

    0012.0

    2222 )()( YYnXXn

    YXXYnr

  • 43

    22 )775.0()256369.04()700()2100004(

    775.07002324

    61.3855.385

    85.1486975.385

    )424851.0)(350000(5.542928

    9984.0

    Jadi, persamaan regresi linier larutan standar Na yaitu :

    Y = 0.0011X + 0.0012

    dengan harga koefisien korelasi linier (r) sebesar 0.9984

  • 44

    Lampiran 6. Data kandungan Natrium dan Kalium pada air kelapa

    a. Kelapa gading

    Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq 1 8,7 0,4 4200 107,7 2 7,9 0,3 4110 105,1 3 8,9 0,4 4452 113,9 4 8,6 0,4 4098 104,8 5 8,1 0,4 4256 108,9

    Mean 8,44 0,38 4223,2 108,08 SD 0,38 0,04 128,416 3,296

    Muda 1 9,1 0,4 3714 95,0

    2 9,6 0,4 3690 94,4 3 9,8 0,4 3668 93,8 4 9,9 0,4 3762 96,20 5 9,8 0,4 3812 97,50

    Mean 9,64 0,4 3729,2 95,38 SD 0,287 0 51,855 1,324

    Tua 1 21,1 0,9 3600 92,1

    2 20,2 0,9 3220 84,9 3 20,7 0,9 3524 90,1 4 27,0 1,2 3560 91,0 5 26,4 1,1 3654 93,5

    Mean 23,08 1,0 3531,6 90,32 SD 2,975 0,126 114,280 2,938

    b. Kelapa hijau

    Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq 1 4,1 0,2 3526 90,2 2 3,9 0,2 3580 91,6 3 3,8 0,2 3718 95,1 4 3,7 0,2 3662 93,7 5 4,3 0,2 3920 100,3

    Mean 3,96 0,2 3681,2 94,8 SD 0,215 0 136,438 3,494

  • 45

    Muda 1 4,6 0,2 3668 93,8 2 4,5 0,2 3614 92,4 3 4,0 0,2 3320 84,9 4 4,4 0,2 3580 91,6 5 4,5 0,2 3630 92,8

    Mean 4,4 0,2 3562,4 91,1 SD 0,209 0 124,46 3,180

    Tua 1 6,6 0,3 4046 103,5

    2 6,1 0,3 3776 96,6 3 4,6 0,2 3774 96,5 4 6,5 0,3 3026 77,4 5 9,5 0,4 2726 70

    Mean 6,66 0,3 3469,6 88,8 SD 1,591 0,06 5036,69 12,803

    c. Kelapa hibrida

    Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq 1 7,7 0,3 5224 133,6 2 7,2 0,3 5440 139,1 3 9,0 0,4 5624 143,8 4 7,8 0,3 5554 142,0 5 7,3 0,3 5446 139,3

    Mean 7,8 0,32 5457,6 139,56 SD 0,642 0,04 135,64 3,456

    Muda 1 10,6 0,5 5052 129,2

    2 12,5 0,5 5606 143,4 3 12,0 0,5 5126 131,1 4 11,0 0,5 5034 128,7 5 10,8 0,5 4994 127,7

    Mean 11,38 0,5 5162,4 131,88 SD 0,739 0 225,89 5,796

    Tua 1 69,7 3,0 1712 43,8

    2 41,8 1,8 2086 53,4 3 68,3 3,0 2222 57,0 4 93,1 4,0 1848 47,3 5 81,6 3,5 1654 42,3

    Mean 70,9 3,06 1904,4 48,76 SD 17,102 0,731 217,60 5,62

  • 46

    Lampiran 7. Analisis statistik

    Oneway gadingna hijauna hibridana gadingk hijauk hibridak by usia /statistics descriptives /plot means /missing analysis /posthoc=lsd alpha(0.05). Oneway

    Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error GadingNa sangat muda 5 8.4400 .42190 .18868

    muda 5 9.6400 .32094 .14353 tua 5 23.0800 3.32671 1.48775 Total 15 13.7200 7.10163 1.83363

    HijauNa sangat muda 5 3.9600 .24083 .10770 muda 5 4.4000 .23452 .10488 tua 5 6.6600 1.77848 .79536 Total 15 5.0067 1.56043 .40290

    HibridaNa sangat muda 5 7.8000 .71764 .32094 muda 5 11.3800 .82583 .36932 tua 5 70.9000 19.12028 8.55085 Total 15 30.0267 31.65539 8.17339

    GadingK sangat muda 5 4223.2000 143.57298 64.20779 muda 5 3729.2000 57.97586 25.92759 tua 5 3511.6000 170.01412 76.03262 Total 15 3821.3333 331.78277 85.66594

    HijauK sangat muda 5 3681.2000 152.54245 68.21906 muda 5 3562.4000 139.15028 62.22990 tua 5 3469.6000 563.13835 251.84313 Total 15 3571.0667 332.90142 85.95478

    HibridaK sangat muda 5 5457.6000 151.65355 67.82153 muda 5 5162.4000 252.55653 112.94671 tua 5 1904.4000 243.28337 108.79963 Total 15 4174.8000 1678.90505 433.49142

  • 47

    Descriptives

    95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

    Lower Bound Upper Bound

    GadingNa sangat muda 7.9161 8.9639 7.90 8.90

    muda 9.2415 10.0385 9.10 9.90

    tua 18.9493 27.2107 20.20 27.00

    Total 9.7872 17.6528 7.90 27.00

    HijauNa sangat muda 3.6610 4.2590 3.70 4.30

    muda 4.1088 4.6912 4.00 4.60

    tua 4.4517 8.8683 4.60 9.50

    Total 4.1425 5.8708 3.70 9.50

    HibridaNa sangat muda 6.9089 8.6911 7.20 9.00

    muda 10.3546 12.4054 10.60 12.50

    tua 47.1590 94.6410 41.80 93.10

    Total 12.4965 47.5568 7.20 93.10

    GadingK sangat muda 4044.9306 4401.4694 4098.00 4452.00

    muda 3657.2135 3801.1865 3668.00 3812.00

    tua 3300.4996 3722.7004 3220.00 3654.00

    Total 3637.5982 4005.0685 3220.00 4452.00

    HijauK sangat muda 3491.7935 3870.6065 3526.00 3920.00

    muda 3389.6221 3735.1779 3320.00 3668.00

    tua 2770.3714 4168.8286 2726.00 4046.00

    Total 3386.7120 3755.4213 2726.00 4046.00

    HibridaK sangat muda 5269.2972 5645.9028 5224.00 5624.00

    muda 4848.8097 5475.9903 4994.00 5606.00

    tua 1602.3238 2206.4762 1654.00 2222.00

    Total 3245.0534 5104.5466 1654.00 5624.00

  • 48

    ANOVA

    Sum of Squares df Mean Square F p.

    GadingNa Between Groups 660.672 2 330.336 87.329 .000

    Within Groups 45.392 12 3.783

    Total 706.064 14

    HijauNa Between Groups 20.985 2 10.493 9.609 .003

    Within Groups 13.104 12 1.092

    Total 34.089 14

    HibridaNa Between Groups 12561.761 2 6280.881 51.373 .000

    Within Groups 1467.128 12 122.261

    Total 14028.889 14

    GadingK Between Groups 1329600.533 2 664800.267 37.716 .000

    Within Groups 211516.800 12 17626.400

    Total 1541117.333 14

    HijauK Between Groups 112499.733 2 56249.867 .469 .637

    Within Groups 1439027.200 12 119918.933

    Total 1551526.933 14

    HibridaK Between Groups 38878228.800 2 19439114.400 399.515 .000

    Within Groups 583881.600 12 48656.800

    Total 39462110.400 14

  • 49

    Post Hoc Tests

    Multiple Comparisons

    Dependent Variable (I) usia (J) usia

    Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

    GadingNa sangat muda muda -1.20000 1.23007 .349

    tua -14.64000* 1.23007 .000

    muda sangat muda 1.20000 1.23007 .349

    tua -13.44000* 1.23007 .000

    tua sangat muda 14.64000* 1.23007 .000

    muda 13.44000* 1.23007 .000

    HijauNa sangat muda muda -.44000 .66091 .518

    tua -2.70000* .66091 .002

    muda sangat muda .44000 .66091 .518

    tua -2.26000* .66091 .005

    tua sangat muda 2.70000* .66091 .002

    muda 2.26000* .66091 .005

    HibridaNa sangat muda muda -3.58000 6.99316 .618

    tua -63.10000* 6.99316 .000

    muda sangat muda 3.58000 6.99316 .618

    tua -59.52000* 6.99316 .000

    tua sangat muda 63.10000* 6.99316 .000

    muda 59.52000* 6.99316 .000

    GadingK sangat muda muda 494.00000* 83.96761 .000

    tua 711.60000* 83.96761 .000

    muda sangat muda -494.00000* 83.96761 .000

    tua 217.60000* 83.96761 .024

    tua sangat muda -711.60000* 83.96761 .000

    muda -217.60000* 83.96761 .024

    HijauK sangat muda muda 118.80000 219.01501 .597

    tua 211.60000 219.01501 .353

    muda sangat muda -118.80000 219.01501 .597

    tua 92.80000 219.01501 .679

    tua sangat muda -211.60000 219.01501 .353

    muda -92.80000 219.01501 .679

  • 50

    HibridaK sangat muda muda 295.20000 139.50885 .056

    tua 3553.20000* 139.50885 .000

    muda sangat muda -295.20000 139.50885 .056

    tua 3258.00000* 139.50885 .000

    tua sangat muda -3553.20000* 139.50885 .000

    muda -3258.00000* 139.50885 .000

    Multiple Comparisons

    Dependent Variable (I) usia (J) usia

    95% Confidence Interval

    Lower Bound Upper Bound

    GadingNa sangat muda muda -3.8801 1.4801

    tua -17.3201 -11.9599

    muda sangat muda -1.4801 3.8801

    tua -16.1201 -10.7599

    tua sangat muda 11.9599 17.3201

    muda 10.7599 16.1201

    HijauNa sangat muda muda -1.8800 1.0000

    tua -4.1400 -1.2600

    muda sangat muda -1.0000 1.8800

    tua -3.7000 -.8200

    tua sangat muda 1.2600 4.1400

    muda .8200 3.7000

    HibridaNa sangat muda muda -18.8168 11.6568

    tua -78.3368 -47.8632

    muda sangat muda -11.6568 18.8168

    tua -74.7568 -44.2832

    tua sangat muda 47.8632 78.3368

    muda 44.2832 74.7568

    GadingK sangat muda muda 311.0503 676.9497

    tua 528.6503 894.5497

    muda sangat muda -676.9497 -311.0503

    tua 34.6503 400.5497

    tua sangat muda -894.5497 -528.6503

    muda -400.5497 -34.6503

  • 51

    HijauK sangat muda muda -358.3927 595.9927

    tua -265.5927 688.7927

    muda sangat muda -595.9927 358.3927

    tua -384.3927 569.9927

    tua sangat muda -688.7927 265.5927

    muda -569.9927 384.3927

    HibridaK sangat muda muda -8.7637 599.1637

    tua 3249.2363 3857.1637

    muda sangat muda -599.1637 8.7637

    tua 2954.0363 3561.9637

    tua sangat muda -3857.1637 -3249.2363

    muda -3561.9637 -2954.0363

    *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

  • 52

    Lampiran 8. Kecenderungan Perubahan Kandungan Na dan K

  • 53

    Kandungan K

  • 54

  • 55

    Lampiran 9. Perhitungan Konversi dari ppm menjadi mEq

    Reaksi perubahan yang terjadi adalah :

    Na Na+ + e

    1 Eq Na = 1 mol Na

    1 mEq Na = 1 mmol Na

    1 mol Na = 23 g Na

    1 mmol Na = 23 mg Na

    1 mEq Na = 23 mg Na

    23 mg Na/L = 1 mEq Na/L

    23 ppm Na = 1 mEq Na/L

    1 ppm Na = 1/23 mEq Na/L

    Hal yang sama untuk K yaitu :

    1 ppm K = 1/39 mEq K/L

    39 ppm K = 1 mEq K/L

  • 56

    Lampiran 10. Gambar jenis kelapa

    Gambar 1. Kelapa Hijau

    Gambar 2. Kelapa Hibrida

    Gambar 3. Kelapa Gading