5
AKHIR YANG BERBEDA Dari Seorang Sahabat semoga kita termasuk dalam orang2 yang khusnul khotimah.... amien.... Tatkala masih dibangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam ling kungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri : "Alangkah sabarnya mereka...setiap hari begitu...benar- benar mengherankan! " Aku belum tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalat orang orang pilihan. ereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat kepada Allah. etelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. etelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. erkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing. Disana, aku tak mendengar lagi suara ba#aan Al-$ur%an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan,tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. ekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian ... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas. Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. &ampir tiap hari yang kusaksikan hanya ke#elakaan dan orang-orang yang mengadu ke#opetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. ampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku lupakan. 'etika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan. 'ami asyik ngobrol ... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. 'ami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang melun#ur dari arah yang berlawanan. 'ami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban. 'ejadian yang sungguh tragis. 'ami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. 'eduanya segera

Akhir Yang Berbeda

  • Upload
    seto

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

AKHIR YANG BERBEDA

AKHIR YANG BERBEDA

Dari Seorang Sahabat

semoga kita termasuk dalam orang2 yang khusnul khotimah.... amien....

Tatkala masih dibangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam

ling kungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari

keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam

shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi

jika saat musim dingin yang menyengat tulang.

Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :

"Alangkah sabarnya mereka...setiap hari begitu...benar- benar mengherankan!

" Aku belum tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalat

orang orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat

kepada Allah.

Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang

matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu

kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari pendidikan,

aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan

teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang

terasing.

Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara

ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup

sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku

ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga

keamanan jalan,tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan

semangat dan dedikasi tinggi.

Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan

sering melamun sendirian ... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas.

Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang

kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang

yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain.

Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa

yang hingga kini tak pernah aku lupakan.

Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan.

Kami asyik ngobrol ... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang

amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan

dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera

berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban. Kejadian yang sungguh

tragis.

Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera

kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat

menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat

mengerikan.

Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku

menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah "Laailaaha

Illallaah ... Laailaaha Illallaah .." perintah temanku. Tetapi sungguh

mengerikan,

dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.

Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat ...

Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak

berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah

menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini.

Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat.

Tetapi ... keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.

Tak ada gunanya ... Suara lagunya terdengar semakin melemah ... lemah dan

lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua.

Tak ada gerak ... keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa

mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun.

Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening...

Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara.Ia berbicara tentang hakikat

kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk).

Ia berkata "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk..

Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya

selama di dunia.

"Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan

dalam buku-buku islam. Ia juga berbicara bagaiman seseorang akan mengakhiri

hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.

Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentangkematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa

kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini

benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu'

sekali.

Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada

kebiasaanku semula ... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa

dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu,

aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak

mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala.

Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang

yang sedang sekarat dahulu. Kejadian yang menakjubkan !.

Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu .... sebuah kejadian

menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya

dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju

kota . Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia

berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobildengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun

langsung tersungkur seketika. Aku dengan seorang kawan, bukan yang

menemaniku pada peristiwa pertama cepat-cepat menuju tempat kejadian.

Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit

agar langsung mendapat penanganan.Dia masih sangat muda, wajahnya begitu

bersih.Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak

sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami

membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar

dari mulutnya.

Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ... dengan suara amat lemah.

"Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan

ayat-ayat suci Al-Qur'an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya,

tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu,

ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.Selama

hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur'an seindah itu. Dalam batin

aku bergumam sendirian "Aku akan menuntunya membaca syahadat sebagaimana

yang dilakukan oleh temanku terdahulu ... apalagi aku sudah punya

pengalaman." aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan kawanku seperti

terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu.

Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke

setiap rongga.Tiba- tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang.

Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya

terkulai, aku melompat ke belakang.

Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia

telah meningal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes,

kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku.

Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak

kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus

menangis air mataku deras mengalir.Suasana dalam mobil betul-betul sangat

mengharukan. .Sampai di rumah sakit .....Kepada orang-orang di sana , kami

mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya

yang menakjubkan.

Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang

meneteskan air mata.

Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri

jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk

tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan di

shalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua

ingin ikut menyolatinya. Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi

rumah almarhum. Kami ikut mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya.

Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya

almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan

setiap hari senin. Disana almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim

dan orang-orang miskin.

Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan

dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa

buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan

kepada orang-orang yang dia santuni. Bahkan juga membawa permen untuk

dibagikan kepada anak-anak kecil.

Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. hanya ada satu

harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan,

juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan.

Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal-amal

yang nyata : "memperbaiki diri dan mengajak orang lain "

Allah Swt berfirman:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari

kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka

dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan

dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. " (QS. Al-Imran

:185)

Rasulullah Saw telah mengingatkan dalam sabadanya, "Barangsiapa yang lambat

amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya."

Saudaraku Siapa yang tau kapan, dimana, bagaimana, sedang apa, kita menemuai

tamu yang pasti menjumpai kita, yang mengajak menghadap Allah SWT,Orang

yang cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian dalam

waktu waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan persiapan untuk

menghadapinya.

note : amalkan ilmu, sampaikan walau satu ayat, salah satu amalan yang

terus mengalir walau seseorang sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat.

Begitulah hendaknya engkau nasehati dirimu setiap hari karena engkau tidak

menyangka mati itu dekat kepadamu bahkan engkau mengira engkau mungkin

hidup lima puluh tahun lagi, Kemudian engkau menyuruh dirimu berbuat taat,

sudah pasti dirimu tidak akan patuh kepadamu dan pasti ia akan menolak dan

merasa berat untuk mengerjakan ketaatan.

Nasehat ini terutama untuk diri saya sendiri,dan saudara-saudaraku seiman

pada umumnya.

Jazakumullah khairan katsiran

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Putri

__._,_.___

Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic Messages

----------Baca artikel ttg Doktor Cilik Hapal & Faham Al-Quran (The Amazing Child): http://groups.yahoo.com/group/CahayaIslam/files----------Kalender kegiatan Islam: http://groups.yahoo.com/group/CahayaIslam/cal----------Adab Memberi Salam:

Dianjurkan untuk tidak melepas tangan terlebih dahulu di saat berjabatan tangan sebelum orang yang diajak berjabat tangan itu melepasnya. Sahabat Anas radhiallahu anhu menyebutkan, Apabila diterima oleh seseorang untuk berjabat tangan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak melepas tangannya sebelum orang itu yang melepasnya... (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Message Link: http://groups.yahoo.com/group/CahayaIslam/message/1909----------

Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity

4

New MembersVisit Your Group Yahoo! Avatars

Share Your StyleShow your face in

Messenger & more.

Y! Messenger

Instant helloChat over IM with

group members.

Yahoo! Mail

Drag & dropWith the all-new

Yahoo! Mail Beta

.

__,_._,___