36
1 MAKALAH KELOMPOK 3 BAB 19 Penyajian Laporan Keuangan OLEH: Tony Crane Manurung 1301035380 Katarina Deu 1301035380 Indah Kurnia Sari 1301035371 Nihayah 1301035361 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2015

AK,KEUANGAN BAB 19 Penyajian Laporan Keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyajian laporan keuangan

Citation preview

MAKALAH

MAKALAH

KELOMPOK 3

BAB 19Penyajian Laporan Keuangan

OLEH:

Tony Crane Manurung1301035380

Katarina Deu1301035380

Indah Kurnia Sari1301035371

Nihayah1301035361

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015DAFTAR A ISI :

BAB I :

PENDAHULUAN ............................................................................................... 3

BAB II :

19.1 Standar yang Berlaku dan Ruang lingkupnya ........................................ 419.2 Tujuan dan Seperangkat Lengkap Laporan Keuangan ......................... 419.3 Karakteristik Umum dari Laporan Keuangan ....................................... 519.4 Struktur dan Isi Laporan Keuangan ..................................................... 919.5 Laporan Posisi Keuangan ....................................................................... 919.6 Laporan Pendapatan Komprehensif atau

Laporan Laba atau Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain .................... 1219.7 Laporan Perubahan Ekuitas ..................................................................... 1819.8 Laporan Arus Kas ...................................................................................... 18

19.9 Catatan ........................................................................................................ 19

BAB III :

KESIMPULAN ................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Penyajian laporan keuangan adalah tindakan yang penting dalam pelaporan keuangan. Penyajian laporan keuangan ini mengakui dan mengukur transaksi, kejadian dan saldo serta selanjutnya melaporkan sesuai dengan aturan kepada pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

Apa tujuan dan isis menyeluruh dari kumpulaan laporan keuangan yang lengkap ?

Apa karakteristik umum dari laporan keuangan?

Apa isi dari laporan atas kinerja keuangan, pendapatan komprehensif atau laporan laba/rugi daan pendapatan komprehensif lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan 2 Bab 19 mengenai Penyajian Laporan Keuangan. Tujuan lainnya adalah untuk menambah pengetahuan mengenai [enyajian laporan keuangan dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ada di rumusan masalah.

BAB II

ISI

19.1 Standar yang Berlaku dan Ruang lingkupnyaTujuan umuEntitas diiharuskan untuk menerapkan IAS 1 dalam menyusun dan penyajian m laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.

Tujuan umum laporan keuangan yang bisa juga dikenal sebagai laporan keuangan dan dapat didefinisikan sebagai yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang tidak dalam posisi untuk meminta entitas untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

International financial reporting Standar dalah standaar dan penafsiran yang diadopsi dari International Accounting Standars board yang meliputi:

International Financial Report Standars

International Accounting Standars

Interpretation developed by the International Financial Reporting Interpretation Committee atau the former Standing Interpretation Committee.

19.2 Tujuan dan Seperangkat Lengkap Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangna adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi.

IAS 1 mensyaratkan bahwa satu set lengkap laporan keuangan terdiri atas :

Laporan posisi keuangan pada akhir periode

Laporan laba rugi komperhensif pada periode berjalan, atau laporan laba rugi dan pendapatan komperhensif lain untuk periode

Laporan perubahan ekuitas selama periode berjalan

Laporan arus kas selama periode berjalan

Catatan, terdiri dari ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya

Sebuah laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif paling awal:

Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi retrospektif

Ketika entitas membuat penyajian kembali retrospektif item dalam laporaan keuangan, atau

Ketika meklasifikasi ulang item dalam laporan keuangan

19.3 Karakteristik Umum dari Laporan Keuangan

IAS 1 menetapkan karakteristik umum tertentu dalam laporan keuangan yang harus dimiliki. Hal ini meliputi :

Penyajian wajar dan sesuai dengan IFRS

Berkelanjutan

Akuntansi berbasis akrual

Matrealitas dan agregasi

Pengganti kerugian

Frekuensi pelaporan

Informasi komparatif

Konsistensi presentasi

19.3.1 Penyajian Wajar dan Kepatuhan terhadap IFRS

Untuk mencapai tujuan dari laporankeuangan dan memenuhi karakteristik kualitatif informasi keuangan, IAS 1 mensyaratkan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara wajar dalam laporan keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.

Satu set laporan keuanga dianggap menjadi penyajian wajar posisi keuangan entitas, kinerja keuangan, dan arus kas ketika entitas mempersiapkan laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS dengan pengungkapan tambahan bila diperlukan. Sebuah presentasi yang adil juga mengahs=ruskan sebuah entitas

Untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8 Kebijakan Akunrtansi, Perubahan dalam Estimasi dan Kesalahan Akuntansi. IAS 8 telah menetapkan hirarki khusus berlaku untuk item

Untuk menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, dengan menyediakan secara relevan, andal, dapat dibandingkan, dan informasi yang diberikan dapat dimengerti

Untuk menyediakan pengungkapan tambahan bila memenuhi persyaratan tertentu dalam IFRS tidak cukup memungkinkan pengguna unutk memahami dampak transaksi tertentu, peristiwa lain dan kondisi di laporan posisi keuangan dan kinierja keuangan entitas

19.3.1.1 Penyimpangan atau Ketidaksesuaian dengan IFRS

Entitas mungkin diperbolehkan untuk menyimpang dari persyaratan IFRS dalm penyusunan laporan keuangan, akan tetapi hanya dalam keadaan yang sanagt langka. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketiak manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu IFRS akan memberikan pemahaman yang salah yang akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Konseptual dan Penyajian Laporan Keuangan.

Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suautuketentuan dalam IFRS akan memberikan pemahaman yang salah maka entitas harus menentukan:

Apakah kerangka peraturan ynag relevan mensyaratkan atau tidak melarang penyimpangan tersebut dari IFRS, atau

Apakah kerangka peraturan yang relevan melarang penyimpangan tersebut dari IFRS.

19.3.2 Keberlangsungan

Laporan kuangan harus disusun berdasarkan asumsi keberlangsungan, kecuali manajemn bertujuan melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan atau tidak memiliki alternatif lain selain melakukannya.

19.3.3 Dasar Akuntansi Akrual

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui item item sebagia aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban ketika item item tersebut memenuhi definisi dan kreiteria pengakuan unutk unsur unsur tersebut dalam Kerangka Konseptual.

19.3.4 Materialitas dan Agregasi

Entitas diharuskan untuk menyajikan secara terpisah :

Kelompok item jenis material

Entitas secara terpisah menyajikan item yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali item tersebut bukan material

IAS1 mendefinisi dan menjelaskan bahwa material adalah :

Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat item item laporan keuangan adalah material jika baik secara sendiri maupun bersama-sama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan

Materialitas bergantung pada sifat dan ukuran dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperlihatkan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari laporan keuangan tersebut atau gabungan dari keduanya dapat menjadi faktor penentu.

19.3.5 Pengganti Kerugian

Entitas tidak boleh melakukan penggantian kerugian aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu IFRS. Namun pada kondisi tertentu ketika penggantian kerugian masih dapat diizinkan:

Mengukur aset neto setelah dikurangi penyisihan penilaian

Dalam aktivitas normal, entitas juga melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan. Entitas menyajikan hasil tersebut dengan mengurangkan setiap pendapatan dan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama

Entitas menyajika keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok transaksi yang sejenis secara neto. Namun, entitas menyajikan keuntungan dan kerugian secara terpisah juka keuntungan atau kerugian tersebut bersifat material.

19.3.6 Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika di akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebgai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:

Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek

Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.

Biasanya suatu entiats secara konsisten menyiapkan laoran keuangan untuk periode satu tahun. Namun, untuk alasan praktis beberapa entitas memilih untuk melaporkan, misalnya jangka waktu 52 minggu, dan IAS 1 tidak menghalangi praktik ini.

19.3.7 Informasi Komparatif

Informasi kompararif dapat menigkatka komparabilitas laporan keuangan. Oleh karena itu, IAS 1 informasi komparatif diungkapkan dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali denyatakan lain oleh IFRS.

19.3.7.1 Laporan Posisi Keuangan pada Awal Periode Komparatif (Perbandingan) Terawal

Biasanya sebuah entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan terkait laporan keuangan. Namun sebuah entitas mengungkapkan minimaltiga laporan posisi keuangan ketika:

Entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif pada laporan keuangan

Entitas membuat sebuah penyajian kembali secara retrospektif atas item-item dalam laporan keuangan, atau

Entiats mengklasifikasi ulang item-item dalam laporan keuangan

19.3.7.2 Perubahan di Penyajian atau Klasifikasi Item

Jika entitas mengubah penyajian atau pengkalsifikasian item-item laporan keuangan, maka entitas mengkalasifikasi ulang jumlah komparatif kecuali klasifikasi ulang tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mengklasifikasi ulang jumlah komparatif maka entitas mengungkapkan;

Sifat klasifikasi ulang

Jumlah masing-masing item atau gabungan beberapa item yang diklasifikasi ulang

Alasan klasifikasi ulang.

19.3.8 Konsistensi Penyajian

Suatu entitas diwajibkan secara konsisten dalam penyajian dan klasifikasi item dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau ulasan atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8

Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu IFRS (IAS 1.45).

19.4 Struktur dan Isi Laporan Keuangan

19.4.1 Identifikasi Laporan Keuangan

Agar dapat membedakan laporan keuangan dari informasi laindalam dokumen yang dipublikasikan serupa, entitas perlu untuk mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama (IAS 1.49).

Untuk memenuhi persyaratan, entitas dapat menyajikan judul yang tepat untuk halaman, laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, kolom, dan sejenisnya. Pertimbangan diperlukan untuk menentukan cara terbaik dalam menyajikan informasi tersebut.

19.5 Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan sebelumnya dikenal dengan neraca. Item-item tertentu minimal perlu untuk disajikan dalam laporan posisi keuangan, sementara item-item lainnya dapat disajikan baik di dalam laporan posisi keuangan atau dicatat atas laporan keuangan.

Entitas menyajikan item-item tambahan, judul, dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas (IAS 1.55). IAS 1 menjelaskan daftar item-item yang berbeda berdasarkan sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian terpisah di dalam laporan posisi keuangan dan IAS 1 tidak mengatur susunan atau format penyajian item-item.

Entitas perlu mempertimbangkan apakah item-item tambahan disajikan secara terpisah didasarkan atas penilaian dari:

Sifat dan likuiditas aset

Fungsi aset tersebut dalam entitas

Jumlah, sifat, dan jangka waktu liabilitas

19.5.2 Perbedaan Lancar/Tidak Lancar

Dalam menyajikan aset dan item liabilitas tidak lancar pada laporan posisi keuangan, entitas diwajibkan untuk menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas lancar dan tidak lancar sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan IAS 1. Namun ketika penyajian aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan berdasarkan likuiditas, memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.

19.5.2.1 Jumlah Diharapkan akan Dipulihkan atau Diselesaikan setelah Lebih dari 12 Bulan

Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas diharuskan untuk mengungkapkan jumlah yang diharapkan akan direalisasi atau diselesaikan lebih dari 12 bulan untuk masing-masing item aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah yang diharapkan akan akan direalisasi atau diselesaikan

Tidak lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan

Lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan (IAS 1.61).

19.5.3 Aset Lancar

Dalam mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, suatu entitas harus memastikan bahwa salah satu kondisi berikut dapat terpenuhi:

Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset untuk menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal

Entitas menahan aset terutama untuk tujuan perdagangan

Entitas mengharapkan akan merealisasi aset tersebut dalam kurun waktu 12 bulan setelah periode pelaporan

Aset tersebut kas atau setara kas kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas untuk sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan (IAS 1.66)

19.5.4 Liabilitas Lancar

Dalam mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas lancar, entitas harus memastikan bahwa salah satu kondisi berikut dapat terpenuhi:

Entitas mengharapkan untuk menyelesaikan liabilitas dalam siklus operasi normal

Entitas menahan liabilitas terutama untuk tujuan perdagangan

Liabilitas jatuh tempo untuk diselesaikan dalam kurun waktu 12 bulan setelah periode pelaporan

Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas untuk sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Kecuali liabilitas yang memenuhi kondisi tersebut di atas dan diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar, liabilitas lainnya diklasifikasikan sebagai liabilitas tidak lancar (IAS 1.69).

19.5.4.1 Siklus Operasi Normal, Tujuan Perdagangan, dan Penyelesaian dalam 12 Bulan

Modal kerja entitas yang digunakan dalam siklus operasi normal biasanya mencakup beberapa liabilitas lancar. Hal tersebut diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar meskipun hal tersebut akan dilunasi lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan, karena hal tersebut akan dilunasi lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan, karena hal tersebut diselesaikan dalam siklus operasi normal perusahaan.

19.5.4.2 Klasifikasi Ulang Liabilitas Tidak Lancar sebagai Liabilitas Lancar

Liabilitas keuangan yang merupakan pembiayaan jangka panjang dan tidak jatuh tempo dalam kurun waktu 12 bulan setelah periode pelaporan, meskipun:

Kesepakatan awal untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan

Perjanjian untuk membiayai kembali, atau menjadwalkan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum laporan keuangan disetujui untuk diterbitkan

1.Pembiayaan Kembali atau Perpanjangan setelah Akhir Periode Pelaporan

Akhir periode pelaporan merupakan titik potong untuk mempertimbangkan apakah liabilitas harus diklasifikasikan sebagai jamgka pendek. Dalam rangka mengklasifikasikan seperti pinjaman sebagai jangka panjang, entitas telah memperkirakan dan memiliki diskresi tunggal untuk mendanai kembali atau perpanjangan pinjaman untuk sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan berdasarkan fasilitas pinjaman yang ada.

2.Pelanggaran Ketentuan Kredit

Jika pelanggaran terjadi saat atau sebelum akhir periode pelaporan dan mengakibatkan pinjaman jatuh tempo atas permintaan utang, entitas harus mengklasifikasi ulang pinjaman jangka panjang sebagai liabilitas lancar.

19.6 Laporan Pendapatan Komprehensif atau Laporan Laba atau Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain

Sebagai bagian dari proyek perbaikan dalam menyajikan kinerja keuangan suatu entitas, IAS 1 sebagaimana direvisi pada tahun 2007, pertama kali memisahkan perubahan ekuitas dari suatu entitas selama periode menjadi dua kategori:

Perubahan ekuitas pemilik merupakan perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik

Perubahan ekuitas nonpemilik merepresentasikan seluruh perubahan lain dalam ekuitas yang juga merupakan item pendapatan dan beban yang diakui selama periode.

Dalam hal perubahan ekuitas nonpemilik selama periode, IAS 1 revisi 2007 memisahkan mereka menjadi dua kategori:

Item laba atau rugi

Item pendapatan komprehensif lainnya

Laba atau rugi merupakan total pendapatan dikurangi dengan biaya, termasuk item pendapatan komprehensif lain.

Pendapatan komprehensif lain terdiri atas item pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi disyaratkan atau diperbolehkan menurut IFRS lainnya.

Jumlah pendapatan komprehensif adalah perubahan ekuitas selama periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (IAS 1.7)

Dengan semua istilah baru dan struktur yang diperkenalkan pada bulan Juli 2007 dan 2011, IAS 1 mengharuskan entitas untuk menyajikan dua bagian keseluruhan item pendapatan dan beban dalam laporan keuangan dengan menggunakan salah satu dari dua pendekatan berikut:

Pendekatan satu laporan (single-statement approach) menyajikan semua item biaya pendapatan yang diakui pada periode dalam sebuah satu laporan.

Pendekatan dua laporan (two-statement approach) menyajikan semua item pendapatan dan beban yang diakui selama periode dalam dua laporan.

19.6.1 Laba atau Rugi untuk Periode Berjalan

Suatu entitas disyaratkan untuk mengakui seluruh item pendapatan dan beban selama periode berjalan dalam laporan laba rugi kecuali IFRS mensyaratkan atau mengizinkan sebaliknya (IAS 1.88).

19.6.2 Pendapatan Komprehensif Lain untuk Periode Berjalan

IAS 1 mendefinisikan pendapatan komprehensif lainnya meliputi unsur penghasilan dan biaya termasuk penyesuaian klasifikasi ulang yang tidak diakui dalam laba atau rugi pada saat disyaratkan atau diperbolehkan menurut IFRS lainnya,

Pada juni 2011 ,IAS direvisi jauh untuk periode tahunan sebelum atau sesudah 1 juli 2012 dalam rangka membedakan dan mengelompokkan item pendapatan komprehensif lain dan menyelaraskan penyajian pendapatan komprehensif lain dengan penyajian yang dilakukan di amerika serikat . Perubahan utama pada tahun 2011 menstyaratkan suatu entitas tidak hanya mengklasifikasikan item pendapatan komprehensif lain selama periode berjalan sesuai dengan sifatnya tetapi juga mengelompokkan dan menyajikan sesuai dengan IFRS lain ke :

Item pendapatan komprehensif lain yang tidak akan di klasifikasi ulang pada laba atau rugi berikutnya dan

Item pendapatan komprehensif lain yang akan diklasifikasi ulang pada laba atau rugi berikutnya jika kondisi tertentu terpenuhi.

Dalam laporan keuangan ,entitas dapat menyajikan item pendapatan komprehensif lain baik :

Jumlah neto dari dampak pajak terkait ;maupun

Jumlah sebelum dampak pajak terkait , dengan sejumlah yang ditampilkan item item tersebut yang ditampilkan untuk jumlah keseluruhan pajak penghasilan yang terkait dengan item item tersebut.

Jika entitas memilih untuk menyajikan pendapatan komprehensif lain atas jumlah sebelum dampak pajak terkait , maka akan diminta untuk mengelompokkan dampak pajak terkait ke :

Item selanjutnya mungkin diklasifikasi ulang ke bagian laba rugi dan

Item selanjutnya tidak akan diklasifikasikan ulan ke bagian laba atau rugi

19.6.2.1 Penyusunan Klasifikasi Ulang

Penyesuaian klasifikasi ulang didefinisikan sebagai jumlah diklasifikasi ulan ke laba rugi pada periode berjalan yang akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau sebelumnya.

Tujuan pengungkapan penyesuaian klasifikasi ulang yaitu untuk menyediakan pengguna dengan informasi untuk menilai pengaruh dari klasifikasi ulang tersebut pada laba rugi. Penyajian terpisah atas penyesuaian klasifikasi ulang penting untuk menginformasikan pengguna dari jumlah tersebut yang mencakup pendapatan atau beban selama periode yang berbeda ,yaitu sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi pada periode berjalan.

19.6.3.1 Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi Komprehensif atau Laporan Laba Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain .

19.6.3.1 Batas Minimum dengan menggunakan metode Pendekatan Satu Laporan Dalam laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain (yaitu pendekatan satu laporan )yang komprehensif ,suatu entitas diwajibkan untuk menyertakan setidaknya beberapa item berikut untuk periode berjalan :

Pendapatan

Biaya keuangan Bagia laba atau rugi entitas asosiasi dan ventura bersama dicatat dengan metode ekuitas Beban pajak Jumlah tunggal untuk total operasi diskon

Laba atau rugi Setiap item dari pendapatan komprehensif lain digolongkan berdasarkan sifat dan kelompoknya kedalam item tersebut yang:Laba atau rugi akan diklasifikasikan kembali dan

Laba atau rugi akan diklasifikasikan kembali ketika menemui kondisi komprehensif lain. 8. Total pendapatan komprehensif lain9. Laba komprehensif selama periode, menjadi total laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain.

Suatu entitas juga wajib untuk mengungkapkan item berikut dalam laporan laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain sebagai alokasi laba atau rugi selama periode :

1.Laba atau rugi untuk periode yang disebabkan oleh

Bunga yang tidak diharapkan

b. Pemilik dari entitas induk

Total pendapatan komprehensif untuk periode yang disebabkan oleh :a. Bunga yangt idak diharapkan dan

b. Pemilik dari entitas induk

16.6.3.2 Batas Minimum Item Menggunakan Pendekatan Dua Laporan

Jika entitas memilih untuk menggunakan pendekatan dua laporan ini mungkin menunjukkan laporan pendapatan atau laporan laba atau rugi yang terpisah untuk item sebagai berikut :

Pendapatan

Biaya keuangan

Pembagian laba atau rugi sekutu dan ventura bersama dihitung menggunakan metode ekuitas

Beban pajak

Jumlah tunggal untuk total dari penghentian operasi dan

Laba atau rugi

Item yang tidak diprsentasikan dalam laporan pendapa tan atau laporan laba atau rugi yang terpisah di presentasikan dalam laporan pendapatan komprehensif atau laporan laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain secara terpisah dalam pendekatan dua laporan. Hal ini berdampak dalam pendekatan dua laporan ,item dari laba atau rugi selama periode dipresentasikan dalam laporan yang mempresentasikan laba atau rugi untuk periode tersebut dan bahagian pendapatan komprehensif lain.

IAS 1 revisi 2011 juga menjelaskan keadaan jika entitas menunjukkan pemisahan laporan laba atau rugi, hal ini tidak menunjukkan bagian laba atau rugi dalam laporan yang menunjukkan pendekatan komprehensif. Di samping termasuk item baris tambahan, entitas dapat melakukan perubahan deskripsi yang digunakan dan urutan item ketika hal ini diperlukan untuk menjelaskan unsur-unsur kinerja keuangan .Entitas mempertimbangkan faktor-faktor seperti matrealitas dan sifat serta fungsi item pendapatan dan beban . Akan tetapi IAS melarang entitas dari mempresentasikan item apapun dari pendapatan atau beban sebagai item luar biasa pada setiap laporan dan catatan .

19.6.4 Informasi dapat Disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Di samping batas minimum item disajikan dalam laporan ,ketika pendapatan dan bebab dianggap meterial, entitas wajib mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Entitas wajib menganalisis beban yang diakui dalam laporan laba rugi menggunakan klasifikasi berdasarkan sifatnya (metode sifat beban) atau fungsinya (metode fungsi beban) dalam entitas i memberkan informasi yang dapat diandalkan(reliabel) dan lebih relevan .

19.6.4.1 Analasis Beban Berdasarkan Sifat (Sifat Metode Beban)

Untuk menampilkan analasis pengakuan beban dalam laba rugi ,bentuk analisis awalnya adalah metode sifat beban. Entitas mengumpulkan beban dalam laba atau rugi berdasarkan sifat mereka (depresiasi ,pembelian,material,biaya transportasi,keuntungan karyawan dan biaya iklan) dan tidak mengalokasikannya di dalam fungsi entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak mengalikasikan beban pada klasifikasi fungsi.

19.6.4.2 Analisis Beban dengan Fungsi (Metode Fungsi Beban)

Bentuk kedua dari analisis adala fungsi dari beban atau metode biaya penjualan, yang mengklasifikasikan beban berdasarkan sebagai fungsinya sebagian dari biaya penjualan atau ,sebagian contoh, biaya distribusi atau aktiva administrasi. Minimal ,suatu entitas mengungkapkan biaya penjualannya dengan metode ini terpisah dengan beban lainnya. Metode ini dapat memberi informasi yang lebih relevan pada penguna dari pengklasifikasian beban berdasarkan sifat, tetapi alokasi biaya fungsi mungkin dialokasikan secara berubah-ubah dan melibatkan pertimbangan yang matang.

19.7 Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan pelengkap dari laporan keuangan. Nama tersebut sementara digunakan, sedangkan cakupan dan konten laporannya dirivisi. Sebelumnya, laporan perubahan modal terdiri item pendapatan dan bebanyang tidak cakup dalam laba atau rugi ,bersama dengan perubahan modal pemilik dan efek perubahan dalam kebjakan akuntansi dan koreksi kesalahan .

IAS 1 sekarang mewajibkan entitas sekarang untuk menunjukkan item berikut dalam laporan perubahan ekuitas :

Total pendapatan komprehensif selama periode menunjukkan pemisah total jumlah kontribusi pemilik dari entitas induk dan bunga yang tidak diharapkan.

Setiap komponen ekuitas dampak penerapan terdahulu dan uraian baru terdahulu diakui sesuai dengan IAS 8 dan

Secara komponen ekuitas ,rekonsiliasi antara jumlah perolehan awal dan akhir periode secara terpisah mengungkapkan perubahan yang dihasilkan dari :

a.laba atau rugi

b.setiap item mendapat komprehensif lain

c.transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, menunjukkan pemisahan .

19.7.1 Efek Penyesuaian Retrospektif dan Penyajian yang Dahulu

Dalam menerapkan kebijakan akuntansi, IAS 8 mewajibkan entitas memiliki penyesuaian retrospektif yang berdampak pada perubahan.Dalam mengoreksi masalah, IAS 8 mewajibkan entitas untuk mempresentasikan pembenaran kesalahan terlebih dahulu.

Meskipun IAS 1 menetapkan bahwa efek aplikasi terdahulu atau penyajian dahulu termasuk kedalam laporan perubahan ekuitas, ada pandangan bahwa efek tersebut dapat dianggap sebagai pendapatan ekuitas bukan pemilik.

19.7.2 Penyajian dividen

Entitas juga diwajibkan mempresentasikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan, jumlah dividen diakui sebagai ekuitas sebagai distribusi pada pemilikselama periode tersebut, dan berhubung dengan jumlah per lembar.

19.8 Laporan Arus Kas

Informasi arus kas memberikan pengguna laporan arus kas dengan dasar penilaiaan kelebihan entitas untuk menghaasilkan kas dan setara kas serta kebutuhan entitas untuk menggunakan aliran kas tersebut.

19.9 Catatan

Catatn adalah salah satu bagian dalam laporan keuangan.Semua pengguna IFRS diwajibkan untuk membutuhkan informasi dan detail pengungkapan dalam catatan, IAS 1 menetapkan seluruh struktur catatan dan beberapa pengungkapan minimal lainnya yang tidak terdaftar dalam ketetapa IFRS,termasuk :

Pengungkapan kebijakan akuntansi

Penilaiana manajemen

Sumber entitas yang tidak tentu

Pengungkapan modal

Pengungkapan lainnya

19.9.1 Struktur Catatan

Secara umum entitas diwajibkan memiliki catatan untuk mempresentasikan atau mengungkapan informasi berikut yang tidak diwajibkan dalam ketetapan IFRS :

Mempresentasikan informasi tentang dasar persiapan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi khusus yang digunakan menurut IAS 1 ;

Pengungkapan informasi diwajibkan oleh IFRS yang tidak dipresentasikan dimana pun dalam laporan keuangan ;

Menampilkan informasi yang tidak mempresentasikan dimana pun dalam laporan keuangan

19.9.2 Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

IAS 1 secara khusus mewajibkan entitas untuk mengungkapan ringkasan signifikan kebijakan akuntansi.

Pengungkapan berbasis atau berdasarkan penggunaan persiapan laporan akuntansi ;

Kebijakan akuntansi lainnya yang digunakan relevan untuk memahami laporan keuangan.

19.9.3 Penilaian Manajemen dan Estimasi Akuntansi

Dalam penerapan kebijakan akuntansi entitas, manajemen membuat beberapa penilaian dan estimasi yang dapat secara signifikan berdampak ada pengakuan dalam laporan keuangan.Entitas membedakan antara 1) penilaian manajemen terpisah dari keterlibatan estimasi dan 2) penilaian yang melibatkan estimasi.Entitas kemudian diwajibkan memisahkan pengungkapan 1) penilaian manajemen terpisah dari keterlibatan estimasi dan 2) sumber estimasi yang tidak tentu dari penilaian manajemen.

19.9.3.1 Penilaian Manajemen Terpisah dari Keterlibatan Estimasi

Dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau catatan lainnya, IAS 1 mengharuskan entitas untuk mengungkakan penilitian yang manajemen buat dalamproses penerapan kebijakan akuntansi dalam entitas dan sangat berdampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

19.9.3.2 Asumsi dan Sumber Ketidakpastian Estimasi

Dalam aset dan kewajiban, catatan harus membuat rinciaan dari :

Sifat mereka

Nilai perolehan mereka pada saat akhir periode pelaporan

19.9.4 Pengungkapan Modal

Untuk menuruti persyaratan pengungkapan modal, entitas bergantung pada informasiyang ditunjukan oleh internal pada personel manajemen kunci untuk mengungkapkan hal-hal berikut :

Informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan dan proses untuk mengatur modal, termasuk :

a. Deskripsi apa itu pengatuan modal ;

b. Kapan entitas menentukan persyaratan modal eksternal,sifat dari persyaratan tersebut dan bagaimana persyaratan tersebut disatukan dalam pengatura modal

c. Bagaimana mempertemukan tujuan dari pengaturan modal

Ringkasan data kuantitatif tentang apa yang diatur dalam modal.

Perubahan apapun dalam 1) dan 2) dari perubahan sebelumnya.

Apakah selama periode tersebut patuh dengan beberapa ketetapan eksternal persyaratan modal yang mana ini adalah subjek.

Kapan entitas tidak patuh dengan ketetapan eksternal persyaratan modal, konsekuensinya seperti tidak memenuhinya.

19.9.5 Pengungkapan lain

Untuk instrumen keuangan yang memiliki fitur opsi jual diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas, entitas wajib mengungkapan :

Ringkasan data kuantitatif tentang jumlah yang digolongkan sebagai ekuitas ;

Tujuan, kebijakan dan proses dalam mengatur utang untuk membeliatau menembus instrumen ketika diwajibkan oleh pemegang instrumen, termasuk perubahan apapun dari periode sebelumnya;

Memperkirakan aliran keluar kas untuk menembus atau membeli kembali golongan instrumen keuangan; dan

Informasi mengenai bagaimana memperkirakan aliran keluar kas untuk menembus atau membeli kembali telah ditentukan

Entitas juga diwajibkan untuk mengungkapkan dalam cacatan :

Jumlah usulan dividen atau pengumuman sebuah laporan keuangan di autorisasi dalam penerbitan tetapi tidak diakui sebagai distribusi pada pemilik selama periode tersebut dan jumlah yang berhubungan per lembar.

Jumlah dividen preferensi kumulatif tidak diakui.

BAB III

KESIMPULAN

Dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan, entitas diwajibkan menerapkan IAS 1 - Penyajian Laporan Keuangan, yang direvisi 2007 untuk memaksa persyaratan baru dalam penyajian posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.Laporan keuangan yang lengkap sekarang yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan dan laporan posisi keuangan pada awal periode perbandingan jika menemui beberapa kondisi.

Hampir setiap penyajian laporan keuangan pertama mewajibkan pemenuhan IFRS.Berawal dari IFRS mungkin hanya dalam keadaan tertentu dimana manajemen menutup pemenuhannya dengan kewajiban dalam IFRS yang mungkin menyesatkan sehingga munculnya konflik dengan sasaran laporang keuangan.Kemudian pengungkapan yang memadai dan cukup diwajibkan.

DAFTAR PUSTAKA

Nelson Lam, Peter Lau. Intermadite Financial Reporting An IFRS Persfective. Edisi 2 buku 2. Jakarta: Salemba Empat, 2014