Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Energizing Asia
Edisi April - Juni 2020PERTAMINA HULU ENERGI
LocaL HeroMarinah, Srikandi Herbal dari Banggai h. 62
INoVaSI“Onde Onde” Tingkatkan Kinerja Insan PHE h. 34
SoSoKJufrihadiSenior Manager Drilling, Workover & Well-Service PHEInsiden YY Beri Pengalaman h. 38
aKSI PHe MeNgejar TargeT MoNeTISaSI
phe.pertamina.com
PeNgaraH Ifki Sukarya PeMIMPIN reDaKSI Yudy Nugraha reDaKTUr PeLaKSaNa Widya Gustiani PeNgeLoLa rUbrIK Ardianti, Francien Magdalena Laoh, Amarullah, Oktaviana Devi, Putri Sutriany, Ika Sulviany Rachman, Vidie Maharani, Ida Suryani, Ine Irnawati, Haniati, Ready Dharmananda, Teuku Fachrizal LaYoUTer & ILLUSTraTor Syaiful A. FoTograFer Novian Kusmana SIrKULaSI Dea Aridina KoNTrIbUTor Agus Sudaryanto, Nana Sutrisna, Dumasari Harahap, Andar lutfi, Hardian, Ludmila Savarina
aLaMaT reDaKSI PT Pertamina Hulu Energi, PHE Tower Lantai 11Jl. TB Simatupang Kav.99, Jakarta Selatan 12520Telp. (+62) 21 2954 7056 / 7337Email: [email protected]
Harapan itu akhirnya terwujud juga. Keinginan direksi PHE
agar cadangan gas di wilayah kerja perusahaaan yang
masih tersimpan di dalam perut bumi bisa ada pembelinya
membuahkan hasil. Salah satunya adalah cadangan gas di
Blok Simenggaris di Kalimantan Utara. Cadangan gas sebesar
22 MMSCFD itu diserap oleh PT Kayan LNG Nusantara
melalui PJBG pada 25 Juni lalu. Pasokan gas dari Blok
Simenggaris itu demi memenuhi kebutuhan gas bagi kilang
mini LNG pertama di Indonesia yang dibangun di Kecamatan
Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara.
Sebelum itu, PHE juga berhasil memonetisasi gas dari Blok
Randugunting. PHE meneken PJBG dengan PT Bahtera
Andalan Gas pada 20 Desember 2019. Baru setelah
mendapatkan persetujuan gas in dari SKK Migas, gas dari
sumur Randugunting-2 pun on Stream pada 19 Februari
2020. Sumur Randugunting-2 berada di Krikilan, Kecamatan
Sumber, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Lokasi yang
dekat dengan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur
membuat proses komersialisasi gas Randugunting lebih cepat.
Laporan Utama Energia PHE edisi April-Juni 2020
mengupas soal effort PHE dalam melakukan monetisasi
Dari Redaksi
gas. Selain mengungkap kisah sukses monetisasi gas
dari Simenggaris dan Randugunting, diceritakan juga juga
upaya monetisasi gas dari Blok Nunukan. Saat ini proses
komersialisasi Nunukan masih in-progress. Negosiasi
antara potential buyer dan PT Pertamina (Persero)
masih berlangsung. Strategi yang disiapkan Pertamina
adalah membangun sistem integrasi hulu dan hilir dengan
mengembangkan kilang metanol di Kaltara.
Artikel lain yang tak kalah menarik pada Energia PHE
edisi kali ini adalah soal transformasi Pertamina di sektor
hulu melalui pembentukan upstream subholding. PHE
ditetapkan oleh direksi Pertamina sebagai upstream
subholding dengan jajaran direksi yang hampir semuanya
baru, kecuali Direktur Operasi dan Pengembangan.
Diceritakan juga bagaimana rencana kerja direktur operasi
dan pengembangan dan direktur SDM dan Dukungan
Bisnis di era upstream subholding.
Di tengah pandemi Covid 19 juga pekerja PHE tetap
komitmen dan konsisten untuk menambah ilmu. Hal itu
dilakukan oleh fungsi HSSE PHE yang mengadakan
pelatihan secara virtual bagi para pekerja PHE korporat dan
anak usaha demi meningkatkan kapasitas dan kapabilitas.
Beberapa inovasi bagus dan bahkan diakui dunia
internasional lahir dari kegiatan pelatihan yang diadakan
oleh fungsi HSSE bekerja sama dengan fungsi SDM PHE.
Artikel lain yang tak boleh Anda abaikan adalah hobi menyelam
salah seorang pekerja PHE. Bergabung bersama komunitas
Pertamina Diving Club, pekerja PHE ini menyelami banyak
spot selam menarik di sejumlah tempat di Tanah Air. Pun ada
artikel leisure, yaitu wisata di Takengon, Negeri di Atas Awan.
Alam nan hijau serta indah jadi daya tarik wisatawan lokal dan
manca negara untuk menyambanginya.
Selamat membaca !
Yudy Nugraha, Pemimpin Redaksi
coVer STorY WaWaNcara
SoSoKINoVaSI
Setelah Simenggaris, Nunukan Menanti
“Onde Onde” Tingkatkan Kinerja Insan PHE
Keekonomian Terpenuhi, Pengembangan Lapangan Gas Tetap Prospektif
Insiden YY Beri Pengalaman Berharga
6 34
30
38Menyesuaikan Harga Gas dengan Tetap Menjaga Keekonomian
Menjaga Produksi Tetap Prima di Tengah Pandemi
DAFTAR ISI
HobI LocaL Hero5862
4
RaTIH ESTI PRIHaTINI, VP Commercial PHE
JufRIHadI,Senior Manager Drilling, Workover & Well-Service PHE
Menyelami Keindahan Bawah Laut Nusantara
Marinah, Srikandi Herbal dari Banggai
PerISTIWa
ragaM
cSr LeISUre
PHE OSES Beri Bantuan Sembako bagi Warga Terdampak Covid-19 di Kep Seribu
Transformasi PHE Jadi Subholding Perkuat Bisnis Hulu Pertamina42
46
54
Cegah Penyebaran Corona, PHE Kampar Bantu Pemkab Indragiri Hulu
PHE Teken Kesepakatan Penyesuaian Harga Gas untuk Industri Tertentu dan Ketenaga listrikan
KoMUNITaS
Kampanye Sehat dan Bugar Lewat Lari
50
66
5
Menyelamatkan Terumbu Karang Menciptakan Perekonomian Berkelanjutan
Wisata di Takengon, Negeri di atas awan
JOB Tomori Cegah Penyebaran Corona Bersama PWI Banggai
PHE Temukan Cadangan Minyak di Sumur FK-1
COVER STORY
SeTeLaH SIMeNggarIS, NUNUKaN MeNaNTI
7
Foto
: Dok
. PH
E
Cadangan gas Blok Simenggaris yang
dikelola JOB Pertamina-Medco E&P
Simenggaris akhirnya bisa dimonetisa-
si secara optimal. Gas sebesar 22 juta
kaki kubik per hari (MMSCFD) diserap PT Kayan
LNG Nusantara yang akan digunakan untuk me-
menuhi kebutuhan gas bagi kilang mini LNG perta-
ma di Indonesia yang dibangun di Kecamatan Tana
Lia, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara.
Penandatanganan PJBG dilakukan Afif Saifudin,
Direktur Utama PT PHE Simenggaris; Ronald
Gunawan, Direktur Utama PT Medco E&P
Simenggaris; Antony Lesmana, Direktur PT Kayan
LNG Nusantara; dan disaksikan Arief S Handoko,
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas pada
Rabu, (25/6). Penandatanganan kali ini dilakukan
secara virtual.
Penandatanganan PJBG Simenggaris menjadi
yang pertama menggunakan skema bisnis LNG
downstream di Indonesia. Kayan LNG Nusantara
akan membeli gas dari produsen gas JOB
Pertamina-Medco E&P Simenggaris, kemudian
melakukan proses liquefaction terhadap gas
menjadi LNG dan disimpan dalam LNG isotank
untuk dikapalkan langsung menuju offtaker.
Total volume penjualan gas dari Simenggaris
diestimasikan mulai dialirkan dan diserap akhir
Desember 2021.
PJBG yang ditandatangani merupakan tindak lanjut
dari penetapan alokasi gas dari Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral tertanggal 23 April 2019 dan
penetapan harga gas dari Menteri ESDM tertanggal
16 Oktober 2019.
Kilang mini LNG di Simenggaris diharapkan
menjadi pool atau hub bagi pengembangan
lapangan-lapangan gas lainnya di Kalimantan
Utara yang belum termonetisasi agar dapat
dikomersialisasikan.
Teknologi penyimpanan LNG di Simenggaris
dalam LNG Isotank dan kemudian dikapalkan
menggunakan barge, diharapkan menjadi pionir
bagi skema virtual pipeline distribusi gas di dalam
negeri. Ini demi memenuhi kebutuhan gas/LNG
dalam skala kecil di pulau-pulau terpencil di
Indonesia.
Budi Prabowo, General Manager JOB Pertamina-
Medco E&P Simenggaris, mengatakan PJBG
dengan Kayan LNG merupakan tindak lanjut dari
penetapan alokasi gas dari Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral tertanggal 23 April 2019 dan
penetapan harga gas dari Menteri ESDM tertanggal
16 Oktober 2019.
COVER STORY
Foto
: Dok
. PH
E
8
terletak di remote area seperti Simenggaris.
PJBG dengan Kayan merupakan PJBG ketiga di
Wilayah Kerja Simenggaris, Kalimantan Utara.
PJBG pertama adalah dengan PLN Kaltim, dengan
volume 500 ribu kaki kubik gas per hari untuk
memasok kebutuhan kelistrikan PLN di Kabupaten
Tana Tidung. PJBG kedua adalah PJBG dengan
PT PLN (Persero) dengan volume 8 MMSCFD,
bagi kebutuhan kelistrikan di Kalimantan Utara dan
sekitarnya.
Ratih Esti Prihatini, Vice President Commercial
PHE, mengatakan saat ini Gas dari WK
Simenggaris sudah termonetisasi secara penuh
Selain itu, PJBG sebesar 22 MMSCFD ini
merupakan PJBG ketiga di Wilayah Kerja
Simenggaris, Kalimantan Utara dan memiliki
sejumlah nilai strategis pertama dalam bisnis
energi dan sumber daya mineral di Indonesia.
“Potensi pendapatan dari penjualan gas tersebut
tentunya sangat besar dengan pasokan gas
sebesar 22 MMSCFD mulai 2022 hingga
berakhirnya PJBG pada Februari 2028,” kata Budi
kepada Energia PHE.
Budi juga mengatakan PJBG Simenggaris menjadi
pionir bagi monetisasi gas di lapangan-lapangan
gas di Indonesia yang berukuran marjinal dan
9
COVER STORY
sesuai dengan kemampuan gas deliverability WK
Simenggaris. “Saat ini tidak ada buyer lain yang
akan dibidik oleh JOB Pertamina – Medco EP
Simenggaris,” kata Ratih.
PHE sebelumnya juga berhasil memonetisasi
gas Randugunting dengan menandatangani
PJBG dengan PT Bahtera Andalan Gas pada 20
Desember 2019. Setelah mendapat persetujuan
gas in dari SKK Migas pada 19 Februari 2020,
sumur Randugunting-2 pun melaksanakan gas
onstream.
Sumur Randugunting-2 berada di Desa Krikilan,
Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah. Lokasi yang dekat dengan industri di
Jawa Tengah dan Jawa Timur membuat proses
komersialisasi gas Randugunting lebih cepat.
Darwin Tangkalalo, General Manager PHE
Randugunting, mengakui wilayah kerja
Randugunting yang berada di Rembang dan dekat
dengan pasar pengguna gas membuat monetisasi
gas menjadi lebih mudah. “Iya betul sekaligus
menjadi tantangan untuk tetap menjaga kontinuitas
supply gas,” kata Darwin.
Berbeda dengan Simenggaris dan Randugunting,
gas dari Blok Nunukan masih dalam proses
penunjukan dan negosiasi dengan Buyer potensial.
Menurut Ratih, jangka waktu yang dibutuhkan
dalam proses monetisasi gas setiap wilayah kerja
akan berbeda-beda tergantung dari karakteristik
dan letak geografis dari lokasi wilayah kerja.
Saat ini proses komersialisasi Nunukan masih in-
progess, negosasi antara potensial buyer dan PT
Pertamina (Persero) masih berlangsung. “Strategi
dari PT Pertamina (Persero) akan membangun
sistem integrasi hulu dan hilir dengan membangun
Kilang Methanol di Kalimantan Utara,” kata Ratih.
Eko Rudi Tantoro, GM PHE Nunukan Company,
mengatakan monetisasi gas Nunukan masih
dalam proses penggodokan yang intens oleh Tim
Commercial PHE dan PHE Nunukan Company.
Berdasarkan kondisi pengajuan buyer saat ini, tidak
perlu khawatir karena potensi produksi migas di
Blok Nunukan masih sangat menjanjikan di pasar
energi nasional.
“Saat ini kami berusaha maksimal untuk
mempercepat pembuktian cadangan migas yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan calon buyer
yang telah ditentukan pemerintah sesuai ketentuan
dan prosedur yang berlaku dengan prinsip
memberikan manfaat maksimal bagi perusahaan
dan Negara,” ungkap Eko.
Eko menambahkan saat ini dilakukan proses
pembahasan dan negosiasi antara Pertamina
(Persero) dan potential buyer sebagai calon buyer Foto
: Dok
. PH
E
10
1.800 barel minyak per hari (bph), itu ternyata belum
cukup menarik minat pembeli. Pasalnya, produksi gas
Badik dan West Badik hanya cukup untuk delapan
tahun sebelum kemudian akan mulai menurun.
Gas Nunukan awalnya diperuntukkan demi
memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PT PLN
(Persero) dan industri petrokimia yang rencananya
akan dikembangkan di Kalimantan Utara.
Masalahnya, kebutuhan gas PLN relatif terbatas.
Sementara industri petrokimia meminta pasokan
gas yang lebih besar dan jaminan pasokan jangka
panjang. Kedua faktor inilah yang membuat
pengembangan Blok Nunukan sempat jalan di
tempat. Pasalnya, tanpa kepastian pembeli, proyek
pengembangan Lapangan Badik dan East Badik
tidak bisa jalan.
Harapan baru kembali muncul pada 2017. PHE
menemukan cadangan migas baru di Nunukan,
gas yang telah ditunjuk pemerintah, terkait dengan
keinginan Pertamina untuk bekerja sama dengan
potential buyer dalam mengelola industri hilir
(methanol) dari hasil produksi gas wilayah kerja
Nunukan.
Perjalanan untuk memonetisasi gas Nunukan cukup
panjang. Sejak 2016, rencana pengembangan (Plan
of Development/PoD) Lapangan Badik dan East
Badik telah disetujui pemerintah.
Pada awalnya, PHE menargetkan Badik dan West
Badik bisa mulai berproduksi pada 2019. Hal itu
setelah sebelumnya melewati keputusan Final
Investment Decission (FID) pada akhir 2016 dan
proses engineering sekitar 2,5 tahun.
Sayang, meski gas yang bisa diproduksi dari
Lapangan Badik dan West Badik tidak bisa dibilang
kecil, yakni 60 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan
11
COVER STORY
yakni di sumur Parang-1. Cadangan di sumur
tersebut bahkan lebih besar dari Lapangan Badik
dan East Badik. IHS pada Juli 2017 mencatat
discovery sumur Parang-1 merupakan temuan
dengan cadangan migas terbesar di Asia Pasifik
dan nomor enam terbesar di dunia.
PHE pun kemudian menargetkan PJBG untuk
memasok gas dari Lapangan Badik dan West Badik
sebesar 90 MMSCFD selama masa kontrak PSC
bisa ditandatangani akhir 2019.
Arief Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan
Monetisasi SKK Migas, mengatakan tantangan
monetisasi gas Nunukan adalah volatilitas harga
methanol dunia saat ini, sehingga dari sisi pembeli
pun harus bekerja keras untuk memastikan bahwa
kondisi tersebut masih sesuai dengan proyeksi
keekonomian mereka.
Beberapa tahun yang lalu, terdapat beberapa
proposal yang masuk ke Pemerintah untuk
pengembangan methanol, namun meminta untuk
harga gas hulu tidak lebih dari US$ 3 per MMBTU.
“Menurut saya bahwa langkah pembeli gas
Nunukan untuk bernegosiasi dengan harga gas
diatas US$ 4 per MMBTU cukup berani dan juga
menunjukkan berdasarkan evaluasi perusahaan
swasta pengembangan proyek methanol masih
menguntungkan walaupun harganya diatas US$4
per MMBTU,” kata Arief.
KEBERadaaN PuSaT KEBuTuHaNSKK Migas menyebutkan kemajuan pengembangan
lapangan migas tahun ini masih sesuai rencana.
Walaupun terdapat hambatan karena pandemi
Covid-19, sebagian besar pengembangan lapangan
tetap dapat diselesaikan dan on stream kuartal IV
2020.
Hingga saat ini hanya terdapat satu lapangan,
yakni Lapangan Merakesh yang diperkirakan tidak
dapat memenuhi target onstream tahun ini. Hal ini
merupakan imbas dari pandemi Covid-19. Merakes
yang dikelola ENI Indonesia ditangguhkan karena
keterbatasan jumlah pekerja dan adanya larangan
transfer personel, baik untuk proyek maupun drilling.
Untuk lapangan yang dikelola Pertamina,
Lapangan Gas Randugunting yang dikelola PHE
Randugunting dan Power Plant Sembakung yang
dioperasikan Pertamina EP telah on stream pada
kuartal I 2020.
“Hingga akhir 2020, proyek gas yang akan on
stream dari Pertamina Group adalah Kompresor
Betung dan SKG-19 Musi Timur oleh Pertamina
EP dan Lapangan Peciko 8A yang dikelola oleh
Pertamina Hulu Mahakam,” kata Arief.
Menurut dia, strategi monetisasi lapangan
migas yang paling utama adalah prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan dalam negeri, terutama
untuk pemenuhan kebutuhan kapasitas yang telah
12
ada saat ini. Hal ini juga menyesuaikan dengan
perubahan paradigma pemanfaatan gas bumi
dari yang sebelumnya revenue generator menjadi
modal pembangunan, terutama sebagai engine of
economic growth dan juga mendukung ketahanan
energi nasional.
“Untuk gas, SKK Migas telah mengeluarkan target
atau yang disebut sebagai visi SKK Migas yaitu
produksi gas sebesar 12.000 MMSCFD pada 2027
atau 2028,” kata dia.
Arief mengungkapkan kendala monetisasi lapangan
gas yang utama adalah keberadaan pusat kebutuhan
(center of demand) di Pulau Sumatera dan Pulau
Jawa. Namun, penemuan cadangan gas yang
baru saat ini lebih banyak terdapat pada area timur
Indonesia, terutama di Kalimantan, Maluku dan Papua.
Ini pula yang membuat gas dari Blok Simenggaris,
Nunukan, maupun Blok Masela misalnya, lebih lama
proses monetisasinya dibanding gas yang berasal
dari lapangan dekat dengan pusat kebutuhan.
Karena yang ditemukan berada di Kawasan Timur
Indonesia, diperlukan proses lebih lanjut untuk
dapat mentransportasikan gas ke area center of
demand tersebut.
Tantangan lainnya adalah terkait dengan
willingness to pay dari pembeli gas. Apalagi
dengan telah terbitnya Keputusan Menteri ESDM
no 89K/2020 dan 91K/2020 maka pembeli gas
pastinya akan mengharapkan bahwa harga gas di
plant gate pembeli juga dapat mencapai US$6 per
MMBTU.
Kecuali itu, tantangan ketiga adalah sudah sangat
jarangnya lapangan gas baru ditemukan pada area
onshore. Mayoritas lapangan gas baru berada di
offshore, bahkan di wilayah laut dalam.
“Sebagian besar penemuan lapangan gas
yang baru dan besar akan berada pada area
offshore yang untuk pengembangan lapangannya
akan membutuhkan dukungan teknologi serta
pemrosesan yang tidak mudah,” kata Arief. Foto
: Dok
. PH
E
13
COVER STORY
Penandatanganan LoA merupakan kelanjutan
perjanjian yang sudah ditandatangani sebelumnya
antara penjual dan pembeli gas bumi. Pokok-
pokok perjanjian yang diatur dalam LoA tersebut
mencakup volume, harga awal, harga penyesuaian
dan jangka waktu pelaksanaan.
Penandatanganan perjanjian penyesuian harga gas
tersebut merupakan kali ketiga, setelah sebelumnya
juga telah dilakukan pada 27 Mei 2020 dan 3 Juni
2020.
Penandatanganan kesepakatan tersebut merupakan
implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 40
Tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi
untuk industri sebesar US$6 per MMBTU. Terbitnya
14
MeNYeSUaIKaN Harga gaS DeNgaN TeTaP MeNjaga KeeKoNoMIaN
Sebanyak 20 perjanjian yang terdiri atas
13 Letter of Agreement (LoA) antara
penjual dan pembeli dan 7 Side Letter
of Agreement atas kontrak bagi hasil
(PSC) ditandatangani antara SKK Migas, KKKS,
dan konsumen gas pada Jumat (26/6).
Penandatangan yang digelar secara virtual tersebut
disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Kepala SKK Migas
Dwi Soetjipto. Turut hadir saat itu, Direktur Operasi
dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE)
Taufik Aditiyawarman. Empat anak usaha PHE,
yakni PHE ONWJ, PHE OSES, PHE NSO, dan
PHE Jambi Merang merupakan KKKS yang ikut
dalam penandatanganan LoA saat itu.
Foto
: Dok
. PH
E
15
Perpres kemudian diikuti dengan sejumlah regulasi
lainnya, yakni Peraturan Menteri ESDM Nomor 8
Tahun 2020 tentang Tata Cara Penetapan Pengguna
dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri;
Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 45 Tahun 2017
tentang Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pembangkit
Tenaga Listrik; Keputusan Menteri ESDM No. 89 K/10/
MEM/2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi
Tertentu di Bidang Industri; dan Keputusan Menteri
ESDM No. 91 K/12/MEM/2020 tentang Harga Gas
Bumi di Pembangkit Tenaga Listrik (Plant Gate).
Hingga akhir Juni 2020, telah ditandatangani 25
dokumen perjanjian sebagai implementasi Kepmen
89K/2020 dengan total volume sebesar 522,3
BBTUD atau 43,3% dari total volume gas tahun
2020 dalam Kepmen 89K/2020.
Selain pasokan gas sebagai implementasi
Kepmen 89K/2020 yang telah ditandatangani
perjanjiannya, terdapat pasokan gas sebesar 300
BBTUD atau setara 24,9% yang tidak memerlukan
penandatanganan perjanjian antara penjual dan
pembeli karena telah sesuai dengan kondisi saat ini.
Secara total pasokan gas sebesar 822,3 BBTUD
atau setara 68,2% sebagai pelaksanaan Kepmen
89K/2020 telah diselesaikan.
Selain itu, juga telah ditandatangani 13 side letter
antara penjual dan pembeli pada sektor kelistrikan
dengan total volume gas sebesar 298,73 BBTUD
atau setara 21,4% dari total volume gas pada 2020
dalam Kepmen 91K/2020. Serta terdapat pasokan
gas sebesar 102 BBTUD yang tidak memerlukan
penyesuaian Perjanjian dalam implementasi
Kepmen 91K/2020.
Secara total 28,7% volume gas untuk sektor
kelistrikan pada 2020 juga telah diselesaikan
perjanjian yang dibutuhkan antara penjual dan
pembeli untuk melaksanakan Kepmen 91K/2020.
Dengan penandatanganan tersebut, pembeli gas
bumi di sektor industri maupun sektor kelistrikan,
termasuk pelaku usaha industri hilir, mendapatkan
kepastian pasokan gas sesuai volume yang ada di
dalam kontrak.
Untuk side letter atas PSC, juga telah
ditandatangani 16 dokumen. Side letter atas PSC
tersebut diharapkan menjadi kekuatan hukum
yang sama dengan PSC atau amendemen PSC,
sehingga memberikan jaminan atas investasi yang
telah dilakukan oleh KKKS. Dalam kesepakatan
tersebut diatur mekanisme penyesuaian
COVER STORY
perhitungan pengurangan bagian negara untuk
menjaga penerimaan bagian Kontraktor KKS.
SKK Migas berkomitmen untuk mengakselerasi
agar pembahasan perjanjian-perjanjian antara SKK
Migas, Kontraktor KKS, penjual dan pembeli segera
difinalkan.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menegaskan
meski perjanjian sebagai dokumen administrasi
pelaksanaan keputusan pemerintah atas
penyesuaian harga gas belum ditandatangani
seluruhnya, implementasi atas harga gas
penyesuaian tetap merujuk kepada keberlakuan
Kepmen 89K/2020 dan Kepmen 91K/2020.
“Kami berharap KKKS mau meningkatkan investasi
di Indonesia, menjaga target produksi gas, dan
dalam jangka panjang meningkatkan pasokan
gas melalui investasi pengembangan yang baru,”
tandas Dwi.
PHE melalui empat anak usahanya, PHE ONWJ,
PHE Jambi Merang, PHE OSES dan PHE NSO juga
ambil bagian dalam penyesuaian harga gas untuk
industri tertentu. Selain untuk pembangkit listrik,
penyesuaian harga PHE juga dilakukan untuk sektor
industri di Sumatera Utara melalui PT Perusahaan
Gas Negara Tbk yang juga subholding Pertamina.
Harga gas PHE yang pada 2019 rata-rata sebesar
US6,23 per MMBTU pun kemudian disesuaikan
mengikuti regulasi yang berlaku.
“Dengan diberlakukannya Kepmen 89 dan Kepmen
91, harga gas tertinggi US$7 per MMBTU dan
harga gas terendah US$4 per MMBTU,” kata Ratih
Esti Prihatini, Vice President Commercial PHE.
PENERIMaaN KKKSRatih menegaskan sesuai dengan Permen ESDM
Nomor 08/2020 dan Permen ESDM No. 10/2020
dan turunannya yaitu Kepmen
ESDM No. 89K/2020 dan Kepmen
ESDM No.91K/2020, penyesuaian
harga gas untuk industri tertentu
dan kelistrikan tidak mengurangi
bagian kontraktor.
“Dengan kata lain selisih antara
harga gas awal dengan harga gas
sesuai Kepmen akan ditanggung
pemerintah,” kata dia.
Hal ini pun diamini Arif S Handoko,
Deputi Keuangan dan Monetisasi
SKK Migas. Menurut Arief,
yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan Keputusan Menteri ESDM tersebut
yang pertama adalah penyesuaian harga tersebut
tidak akan menganggu penerimaan KKKS atau
prinsip kept whole bagian kontraktor.
“Kedua, harga gas yang ditetapkan dalam
keputusan Menteri ESDM tersebut akan berlaku
sejak tanggal ditetapkan yaitu tanggal 13 April
2020 untuk Kepmen 89K/2020 dan 22 April untuk
Kepmen 91K/2020,” kata dia.
Dalam menjaga bagian kontraktor, setelah diskusi
yang intensif dengan melibatkan SKK Migas,
Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan dan
KKKS maka disepakati bahwa untuk mengganti
bagian kontraktor akan dilakukan secara bulanan.
Pelaksanaan penyesuaian bagi hasil secara
bulanan tersebut dapat dilaksanakan melalui Side
Letter of PSC yang hingga saat ini telah dilakukan
penandatanganan 16 Side Letter of PSC, dan SKK
Migas serta KKKS akan sesegera mungkin untuk
menyelesaikan 8 Side Letter of PSC yang tersisa.
Sedangkan untuk melaksanakan penyesuaian
harga gas antara penjual dan pembeli, disepakati
untuk dilakukan Side Letter Agreement atau LoA
16
Foto
: Dok
. PH
E
17
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
PJBG.
Hingga saat ini sebagai implementasi Kepmen
89K/2020 untuk sektor industri tertentu telah
ditandatangani 25 dokumen perjanjian dengan total
volume sebesar 522,3 BBTUD atau 43,3% dari total
volume gas tahun 2020 dalam Kepmen 89K/2020.
Selain pasokan gas sebagai implementasi
Kepmen 89K/2020 yang telah ditandatangani
perjanjiannya, terdapat pasokan gas sebesar 300
BBTUD atau setara 24,9% yang tidak memerlukan
penandatanganan perjanjian antara Penjual dan
Pembeli karena telah sesuai dengan kondisi
saat ini. sehingga dapat kami sampaikan bahwa
secara total pasokan gas sebesar 822,3 BBTUD
atau setara 68,2% sebagai pelaksanaan Kepmen
89K/2020 telah diselesaikan.
Sedangkan untuk sektor kelistrikan telah
ditandatangani 13 side letter antara Penjual
dan Pembeli total volume gas sebesar 298,73
BBTUD atau setara 21,4% dari total volume gas
tahun 2020 dalam Kepmen 91K/2020. Selain
itu terdapat pasokan gas sebesar 102 BBTUD
yang tidak memerlukan penyesuaian Perjanjian
dalam mengimplementasikan Kepmen 91K/2020.
Sehingga secara total 28,7% volume gas untuk
sektor kelistrikan tahun 2020 ini telah diselesaikan
perjanjian yang dibutuhkan antara Penjual dan
Pembeli untuk melaksanakan Kepmen 91K/2020.
Menurut Arief, yang perlu dipahami adalah
kebijakan tersebut akan menjadi acuan dalam
penentuan harga jual gas Indonesia ke depannya.
Tentunya pengembangan lapangan akan sangat
tergantung dengan biaya investasi yang akan
dikeluarkan oleh KKKS serta terpenuhinya
ekspektasi keekonomian KKKS sesuai dengan plan
of development.
Arief mengakui tantangan saat ini adalah
menyesuaikan antara ekspektasi KKKS terkait
dengan keekonomian dan juga ekspektasi
pemerintah melalui keputusan yang ditetapkan.
“Karena itu, peran SKK Migas akan sangat krusial
terutama dalam melihat efisiensi biaya yang
dimungkinkan sehingga penyesuaian harga gas
dapat dicapai dengan tetap menjaga ekspektasi
keekonomian dari kontraktor,” kata dia.
COVER STORY
penurunan harga ICP dunia. Hal ini dilakukan
berupa penundaan 14 drilling development wells,
yakni masing-masing tujuh di ONWJ dan OSES,
serta pertimbangan ke-ekonomian project.
Optimisasi biaya operasi (ABO) hingga 12%
(equivalent terhadap 18% ABO exc. Mandatory
spending) yang berimpact pada well services job,
recompletion & delay response untuk recovery Low
& Off wells.
“Pertimbangan ketiga, penurunan penyerapan gas
MeNjaga ProDUKSI TeTaP PrIMa DI TeNgaH PaNDeMI
18
Pandemi Covid-19 telah berdampak bagi
berbagai sektor, termasuk industri hulu
minyak dan gas. Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) perusahaan
migas pun direvisi, tidak terkecuali PHE. Target
produksi minyak dan gas 2020 pun disesuaikan.
Hingga akhir Mei 2020, produksi migas PHE
cukup prima dan melampaui target RKAP revisi.
Namun tantangannya justru di sisa tahun ini. Selain
soal planned shutdown, penurunan penyerapan
sebagai imbas dari Covid-19 ikut mempengaruhi
produksi migas PHE.
Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan
Produksi PHE, mengungkapkan target RKAP 2020
direvisi turun berdasarkan tiga pertimbangan.
Pertama, terjadinya gap run rate produksi pada awal
2020 dengan selisih total sebesar 12.350 boepd yang
berasal dari delay aktivitas pada kuartal III dan kuartal
IV 2019 berupa infill, workover, reaktivasi sumur, put on
production dan upgrading facility. Selain itu, decline
rate gas actual lebih tinggi dari target RKAP, yang
disebabkan kenaikan water cut pada sumur sumur
minyak. Selain itu, realisasi produksi hasil pekerja
workover kuartal III dan IV yang di bawah target.
Kedua, optimasi aktivitas infill, workover, well
services dan anggaran sebagai respon atas
Foto
: Dok
. PH
E
19
4.665 bopd, PHE Jambi Merang 4.308 bopd dan
PHE Tomori yang menyumbang 3.991 bopd.
Tahun ini, PHE merevisi target produksi minyak dari
84.306 bopd menjadi 81.740 bopd. Terjadinya gap run
rate produksi di awal tahun 2020 dengan selisih total
sebesar 3.091 bopd, optimasi aktivitas (infill, workover,
well services) dan anggaran sebagai respons atas
penurunan harga ICP dunia, serta penurunan produksi
kondensat akibat dari penurunan penyerapan gas,
dampak dari pandemi Covid-19 menjadi pertimbangan
PHE merevisi target produksi minyak.
Hingga akhir 2020 produksi minyak diproyeksi
sebesar 81.804 bopd, atau lebih rendah dibanding
realisasi hingga Mei 2020 sebesar 82.635 bopd,
namun masih di atas target RKAP revisi.
Menurut Taufik, produksi akan menurun karena masih
terdapat beberapa major planned shutdown sebagai
upaya dalam menjaga reliability dan integrity fasilitas
produksi (preventive maintenance dan perbaikan).
“Manual shut down sumur produksi di platform
offshore untuk aktivitas rig pemboran pada kuartal
III dan IV 2020 dengan potensi kehilangan
produksi sebesar 1.040 bopd,” kata Taufik.
Untuk produksi gas hingga Mei tercatat 805
MMSCFD, lebih tinggi dari RKAP revisi 756
MMSCFD. Kontributor gas terbesar berasal dari
PHE Tomori yang mencapai 167.81 mmscfd.
Disusul kemudian PHE ONWJ sebesar 96.46
mmscfd, PHE Jambi Merang 94.68 mmscfd, PHE
Corridor 94.67 mmscfd, PHE OSES 89.67 mmscfd
dan PHE WMO sebesar 85.16 mmscfd.
PHE Tomori, PHE ONWJ, PHE Jambi Merang,
PHE WMO, PHE NSB, PHE Jabung, PHE Oil &
Gas (Natuna A), PHE Kakap Natuna, PHE Salawati
Basin, PHE Randugunting, PHE Makassar Strait
dan PHE Simenggaris mencatat produksi gas di
atas target RKAP revisi.
dari buyer sebagai impact dari
pandemi Covid-19 di
PHE Corridor, PHE Tomori,
PHE Jambi Merang, PHE WMO,
PHE OSES, PHE Jabung dan
PHE Oil & Gas (Natuna A),”
ungkap Taufik.
Hingga Mei 2020, produksi
migas PHE mencapai 221.594
boepd, dibawah target RKAP
2020 sebesar 226.239 boepd.
Namun melampaui target RKAP
revisi sebesar 212.198 boped.
PHE ONWJ, PHE OSES, PHE
Tomori dan PHE Jambi Merang
menjadi kontributor utama.
PHE ONWJ, PHE Tomori,
PHE Jambi Merang, bersama
dengan PHE WMO, PHE
Jabung, PHE Oil & Gas (Natuna
A), PHE Ogan Komering, PHE
Siak, PHE Salawati Basin,
PHE Kakap Natuna, PHE
Randugunting, PHE Makassar
Strait dan PHE Simenggaris
juga mencatat pencapaian
produksi di atas target RKAP
revisi 2020.
Sedangkan anak perusahaan PHE yang
pencapaian produksinya hingga Mei 2020 masih
dibawah target RKAP revisi 2020 adalah PHE
OSES, PHE Corridor, PHE NSB, PHE NSO, PHE
CPP, PHE TEJ, PHE Kampar, PHE Salawati dan
PHE Raja Tempirai
Untuk produksi minyak hingga Mei 2020 tercatat
sebesar 82.570 bopd, lebih tinggi dibanding target
RKAP revisi 81.740 bopd. Lima besar kontributor
produksi minyak PHE adalah PHE ONWJ sebesar
29.109 bopd, PHE OSES 26.941 bopd, PHE CPP
COVER STORY
20
Sementara itu, PHE Corridor, PHE OSES, PHE
NSO, PHE Ogan Komering, PHE TEJ, PHE
Salawati dan PHE Raja Tempirai realisasi produksi
gasnya hingga Mei 2020 masih dibawah target
RKAP revisi.
Seperti hal minyak, target produksi gas sepanjang
2020 juga ikut direvisi dan lebih rendah 26 mmscfd
dari RKAP 2020. Target RKAP 2020 direvisi
dengan pertimbangan terjadinya gap run rate
produksi di awal tahun 2020 dengan selisih total
sebesar 53,6 mmscfd. Gap tersebut karena decline
rate actual lebih tinggi dari planning, delay produksi
gas cap, limitasi water handling facility dan izin
buang air produks. Serta delay POP Sumber 1A
(fdelay alokasi gas dari ESDM & PJBG) – TEJ
(-11.8 mmscfd).
“Target produksi gas juga direvisi karena penurunan
penyerapan gas, dampak dari pandemi Covid-19
yang terjadi di di PHE Corridor, PHE Tomori, PHE
Jambi Merang, PHE WMO, PHE OSES, PHE
Jabung dan PHE Oil & Gas (Natuna A),” ungkap
Taufik.
PHE memproyeksikan produksi gas hingga akhir
2020 hanya 758 MMSCFD, padahal produksi
hingga Mei mencapai 805 MMSCFD. Ini karena
penyerapan gas oleh buyer PHE Jambi Merang
dan PHE Tomori periode Januari – Mei 2020 lebih
tinggi dibandingkan nominasi gas.
“Kami mempertimbangkan informasi penurunan
penyerapan gas dari beberapa buyer sebagai
dampak dari pandemi Covid-19 di PHE Corridor,
PHE Tomori, PHE Jambi Merang, PHE WMO, PHE
OSES, PHE Jabung dan PHE Oil & Gas (Natuna
A),” kata Taufik.
Selain itu masih terdapat beberapa major planned
shutdown sebagai upaya dalam menjaga reliability
dan integrity fasilitas produksi (preventive
maintenance dan perbaikan). Manual shut down
sumur produksi di platform offshore untuk
aktivitas rig pemboran pada kuartal III-IV 2020
yang memicu potensi kehilangan produksi sebesar
4.15 mmscfd.
HaRGa MINYaKHarga minyak dunia saat ini relatif masih rendah,
yakni berada di kisaran US$40 per barel. Namun
penurunan harga minyak dunia tidak banyak
mempengaruhi produksi minyak Pertamina, karena
yang terpengaruh adalah penggunaan bahan bakar
BBM, yakni di hilir dan pengolahan.
Taufik mengatakan penurunan harga minyak
berimbas kepada eksekusi beberapa kegiatan/
proyek yang menjadi tidak ekonomis, sehingga
perlu dilakukan reschedule, reengineering, redisain
dan renegosiasi kepada beberapa vendor.
Produksi Migas PHE, per Mei 2020 (BOEPD)
Produksi Migas PHe, per Mei 2020 (boePD)aP PHE Target actual %
ONWJ 45.538 45.758 100,5%
Tomori 32.964 32.956 100,0%
Jambi Merang 19.789 20.650 104,4%
WMO 16.958 17.040 100,5%
Jabung 9.325 9.366 100,4%
Natuna A 4.815 4.966 103,1%
Ogan Komering 2.670 2,671 100.1%
SIAK 1.572 1.575 100,2%
Salawati Basin 857 861 100,4%
Kakap Natuna 658 666 101,3%
Randugunting 118 150 126,9%
Makassar Strait 126 129 102,2%
Simenggaris 5 6 106,3%
OSES 42.548 42.417 99,7%
Corridor 17.107 16.976 99,2%
NSB 9.975 9.934 99,6%
NSO 7.052 6.992 99,1%
CPP 4.669 4.665 99,9%
Tuban East Java 1.460 1.444 98,9%
Kampar 1.107 1.088 98,3%
JOB PPS 770 761 98,8%
Raja Tempirai 529 523 98,8%
Foto
: Dok
. PH
E
21
“Harga minyak (Pertamina mengacu ke Brent)
ditentukan oleh harga pasar dunia. Itu di luar kontrol
dari Pertamina Korporat,” kata dia.
Untuk memitigasi risiko dari rendahnya harga
minyak, PHE menerapkan sejumlah strategi, antara
lain penjadwalan ulang kegiatan lifting minyak,
dengan mengotimalkan storage yang ada di hulu
maupun hilir, dengan tetap menjaga kehandalan
operasional dan HSSE.
Optimasi ABO dan ABI dilakukan melalui
renegosiasi kontrak-kontrak eksisting. Ini sudah
dilakukan di PHE WMO, Jambi Merang, Tomori,
dan PHE OSES. Penjadwalan ulang rencana
kerja, berdasarkan keekonomian dan operasinal,
meninjau kembali untuk dilakukan Re-engineering,
Re-disain dan substitusi barang/material dengan
tetap mengutamakan GCG dan HSSE.
Mengurangi aktivitas nonkomersial yang tidak
ber hubungan langsung dengan produksi dan
cadangan migas, dan mengoptimalkan penyerapan
gas ke buyer, terutama yang produksi gas ASSO,
untuk menjaga supaya produksi kondensat tidak
turun banyak, seperti di JOB Tomori, PHE Jambi
Merang dan NSO.
“Serta memonitor fluktuasi harga miyak dunia
sebagai dasar untuk menyusun perubahan rencana
kerja yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
migas,” kata Taufik.
Produksi Minyak PHe, per Mei 2020 (boPD)aP PHE Target actual %
ONWJ 29.015 29.109 100,3%
Jambi Merang 4.185 4.308 102,9%
Tomori 3.989 3.991 100,0%
WMO 2.334 2.342 100,3%
Ogan Komering 1.661 1.676 100,9%
SIAK 1.572 1.575 100,2%
Salawati Basin 498 498 100.2%
Natuna A 264 268 101,7%
Kakap Natuna 157 157 100,2%
Makassar Strait 98 100 102,0%
NSO 66 71 107,3%
Randugunting 2 3 123,2%
OSES 27.021 26.941 99,70%
CPP 4.669 4.665 99,92%
Jabung 2.380 2.368 99,48%
Kampar 1.107 1.088 98,32%
Tuban East Java 1.092 1.087 99,54%
NSB 858 814 94,81%
Corridor 656 637 97,13%
JOB PPS 528 524 99,11%
Raja Tempirai 418 413 98,77%
Produksi gas anak usaha PHe, per Mei 2020 (MMScFD)aP PHE Target actual %
Tomori 167.87 167.81315 100,0%
ONWJ 95.73 96.462305 100,8%
Jambi Merang 90.40 94.680373 104,7%
WMO 84.72 85.15527 100,5%
NSB 52.82 52.840191 100,0%
Jabung 40.24 40.547294 100,8%
Natuna A 26.37 27.21914 103.2%
Kakap Natuna 2.90 2.9515678 101,6%
Salawati Basin 2.08 2.0980934 100,8%
Randugunting 0.67 0.8516491 127,0%
Makassar Strait 0.16 0.1685507 102,9%
Simenggaris 0.03 0.0322025 106,3%
Corridor 95.31 94.66691 99,3%
OSES 89.96 89.66655 99,7%
NSO 40.47 40.09875 99,1%
Ogan Komering 5.84 5.762992 98,6%
Tuban East Java 2.13 2.06845 96,9%
JOB PPS 1.40 1.371771 98,0%
Raja Tempirai 0.64 0.638341 99,0%
COVER STORY
22
Pjbg Simenggaris
Milik Nilai Strategis
Pada 20 Mei 2020
telah dilaksanakan
penandatanganan PJBG antara
PHE Simenggaris dan Medco
E&P dengan PT Kayan LNG
Nusantara dengan jumlah
penyerahan harian sebesar 22
MMSCFD. Gas akan dipasok
JOB Pertamina – Medco E&P
Simenggaris.
PJBG ini merupakan tindak lanjut
dari penetapan alokasi gas dari
Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral tertanggal 23 April 2019
dan penetapan harga gas dari
Menteri ESDM tertanggal 16
Oktober 2019.
Selain itu PJBG sebesar 22
MMSCFD ini merupakan
PJBG ketiga di Wilayah Kerja
Simenggaris, Kalimantan Utara
dan memiliki sejumlah nilai
strategis dalam bisnis energi
dan sumber daya mineral di
Indonesia.
Setelah PJBG ditandatangani,
langkah selanjutnya adalah
dari masing-masing pihak akan
melaksanakan proyek untuk
memenuhi kewajiban masing-
masing sesuai PJBG.
JOB Simenggaris dalam rangka
memenuhi pasokan gas akan
melakukan reaktivasi dan
pengembangan existing gas
plant akan melakukan workover
dua sumur dan pengeboran tiga
sumur pengembangan. Kayan
LNG Nusantara sebagai pembeli
gas akan membangun kilang
mini LNG, storage isotank LNG
dan fasilitas pendukung.
JOB Simenggaris akan memasok
gas sejak tanggal dimulai pada
31 Desember 2021 hingga
berakhirnya masa PJBG pada 23
Februari 2028.
Untuk saat ini Simenggaris
memasok gas ke PLN setempat
berdasarkan PJBG dengan
jumlah penyerahan harian 500
ribu kaki kubik per hari untuk
kelistrikan di wilayah Kecamatan
Tana Lia Kabupaten Tana Tidung.
Selain PJBG dengan Kayan
LNG sebesar 22 MMSCFD, JOB
Simenggaris saat ini memiliki dua
PJBG lain dengan PLN dengan
volume 8 MMSCFD dan 0,5
MMSCFD.
Pandemi Covid-19 dan
kondisi PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) tentu
berpengaruh terhadap pekerjaan
proyek pengembangan lapangan.
Kondisi ini diharapkan dapat
segera normal, sehingga
pekerjaan proyek dan upaya
mencari sumber pasokan
gas dan buyer gas oleh JOB
Simenggaris bisa kembali
bergairah.
Potensi Lapangan South
BudI PRaBOWO, GM JOB Simenggaris
Foto
: Dok
. PH
E
23
Sembakung saat ini dapat
diproduksikan 30 MMSCFD dan
masih ada prospek eksplorasi
dari lapangan-lapangan gas
lainnya di Blok Simenggaris.
Hingga saat ini JOB
Simenggaris sangat
bersemangat mempersiapkan
dan melaksanakan proyek
pengembangan lapangan.
Pada 2020 ditargetkan dapat
diselesaikan studi FEED,
pembebasan lahan, site
preparation, risk base inspection
pada existing gas plant, serta
proses pengadaan atau tender,
terutama untuk long lead item.
Seluruh pekerjaan EPC facilities
gas plant, workover dua sumur,
well intervention satu sumur
dan drilling tiga sumur akan
diselesaikan pada 2021 untuk
memenuhi komitmen PJBG
penyaluran gas sebesar 30
MMSCFD mulai Desember 2021.
Pada dasarnya tidak ada
kendala yang signifikan dalam
pengembangan lapangan di
Simenggaris, karena cadangan
gasnya sudah proven. Beberapa
hal yang menantang antara lain
lokasi yang berada di remote
area, infrastruktur yang masih
minim sehingga menjadikan
biaya proyek pengembangan
yang tinggi.
COVER STORY
24
Setelah melalui proses
panjang untuk mendapatkan
rig pengeboran, akhirnya rig
Raniworo milik PT Apexindo
Pratama Duta Tbk yang ditunjuk
melaksanakan pengeboran
sumur Parang-2 yang didukung
oleh beberapa kontraktor
jasa penunjang pengeboran.
Tajak sumur Parang-2 telah
dilaksanakan 21 Mei 2020.
Struktur Parang mempunyai
area yang luas sehingga
memerlukan minimal tambahan
dua sumur delineasi, yaitu sumur
Parang-2 dan Parang-3 yang
pengeborannya dilaksanakan
tahun ini dengan perkiraan
durasi pengeboran masing-
masing sumur sekitar tiga bulan.
Struktur Parang merupakan hasil
temuan pengeboran eksplorasi
sumur Parang-1 pada 2017.
Setelah dilakukan perhitungan
sumberdaya dan validasi
internal, Parang diperkirakan
mempunyai total sumberdaya
migas sebesar 74,65 MMB0 +
852,35 BCFG atau ekuivalen
221,6 MMBOE.
Saat ini kami fokus
melaksanakan komitmen 2020
untuk melakukan pengeboran
sumur delineasi pada struktur
Parang.
Kondisi harga minyak dan
gas bumi yang turun sangat
tajam tentu saja menyebabkan
beberapa revisi rencana kerja
dan anggaran yang harus
dilakukan. Selain itu, kami juga
melakukan berbagai upaya
efisiensi biaya di segala lini,
meskipun hasilnya belum sesuai
target.
Berdasarkan tata waktu
pengeboran Struktur Parang
dan rencana pengembangan
lapangan Badik-West Badik serta
merujuk kepada kesiapan calon
buyer dalam menerima produksi
gas, kami optimistis untuk bisa
on stream pada 2025.
Pandemi Covid-19 yang terjadi di
awal 2020 cukup membuat kami
mengalami kendala serius dan
sedikit tertunda. Untuk itu, kami
harus berusaha ekstra keras
untuk memuluskan program
operasi pengeboran dengan
melakukan koordinasi dengan
seluruh fungsi terkait PHE dan
pemangku kepentingan.
Kondisi pandemi Covid-19
merupakan tantangan tersendiri
bagi PHE Nunukan yang
memulai pengeboran tepat saat
pandemi mulai melanda seluruh
wilayah Indonesia. Kami harus
proaktif, fleksibel dan cepat
bertindak mencari solusi terkait
dengan perubahan protokol dan
prosedur yang ditetapkan oleh
EKO RudI TaNTORO, GM PHE Nunukan Company
bila Pembeli gas Siap,
blok Nunukan On Stream 2025
Foto
: Dok
. PH
E
25
pemerintah pusat dan
daerah.
Segala tantangan ini
menjadi penyemangat
bagi pejuang energi
PHE Nunukan untuk
tetap melaksanakan
program pengeboran
sumur Parang-2 sesuai
jadwal yang telah
ditentukan dengan
tetap berpedoman pada
HSSE & Operation
Excellence.
Untuk peningkatan
hak partisipasi PHE di
Nunukan, dampaknya
tidak terlalu signifikan
terhadap rencana
kerja tahun ini. Apalagi
rencana tahun ini sudah
fix dan sudah ditetapkan
jauh-jauh hari.
Pengalihan hak
partisipasi pun berjalan
sesuai mekanisme dan
prosedur yang berlaku,
dimana seharusnya
tidak boleh berdampak
pada rencana kerja yang
berpengaruh langsung
pada rencana operasi.
Selain PHE, pemegang
hak partisipasi Nunukan
saat ini adalah Videocon
Indonesia Nunukan
dan BPRL Ventures
Indonesia BV.
COVER STORY
26
Kebijakan harga gas yang
baru diterbitkan pemerintah
akan menjadi acuan dalam
penentuan harga jual gas
Indonesia ke depannya. Namun
terdapat faktor lain terkait harga
jual gas dari hulu yang perlu
dipertimbangkan, terutama
keekonomian lapangan dan
juga willingness to pay dari
pembeli. Apabila kita meninjau
konsep harga jual gas hulu saat
ini terdapat empat mekanisme
harga gas yang ada di hulu.
Pertama, harga gas fix
sepanjang kontrak, sehingga
harga gas akan terus sama
hingga berakhirnya perjanjian
jual beli gas (PJBG).
Kedua, harga gas fix dengan
eskalasi, sehingga harga
gas setiap tahunnya akan
menyesuaikan dengan eskalasi
yang disepakati.
Ketiga, harga gas yang linked
kepada harga minyak, untuk
harga ini akan sangat bergantung
kepada besaran harga minyak
mentah Indonesia atau minyak
mentah dunia
Keempat, harga gas yang linked
kepada harga produk seperti
harga ammonia, harga urea atau
harga methanol sehingga harga
gasnya akan mengikuti pergerakan
dari harga produk tersebut.
Oleh karena itu, terkait dengan
harga jual gas hulu dari proyek
baru ke depannya selain
mempertimbangkan kebijakan
harga gas juga akan melihat
lagi skema harga gas hulu
yang mana yang cocok dengan
ekspektasi keekonomian
kontraktor.
Rata-rata harga jual gas
pada proyek baru sangat
bergantung kepada keekonomian
pengembangan proyek. Selain
itu juga terdapat perbedaan
biaya untuk pengembangan
lapangan onshore maupun
offshore. Di luar itu juga akan
mempertimbangkan willingness
to pay dan pemanfaatan gasnya
untuk keperluan apa sehingga
harga gas pada proyek baru
sangat bervariasi, ada PoD (Plan
of Development) yang dapat
menerima bahwa harga gas
pada US$5 per MMBTU, namun
ada juga proyek PoD yang harga
keekonomiannya pada US$6 per
MMBTU.
Terkait proses negosiasi gas
Nunukan, kebijakan harga gas
US$6 per MMBTU tidak menjadi
masalah karena keekonomian
pengembangan proyek Nunukan
pun masih sesuai dengan kondisi
saat ini. Yang menjadi tantangan
adalah bahwa volatilitas harga
methanol dunia saat ini yang
signifikan sehingga dari sisi
Keekonomian Pengembangan
Proyek Nunukan Masih Sesuai Kondisi
Saat Ini
aRIEf S HaNdOKO, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas
Foto
: Dok
. Prib
adi
27
pembeli pun harus bekerja keras
untuk memastikan bahwa kondisi
tersebut masih sesuai dengan
proyeksi keekonomian mereka.
Saya mengingat beberapa tahun
yang lalu, terdapat beberapa
proposal yang masuk ke
pemerintah untuk pengembangan
methanol, namun meminta untuk
harga gas hulu tidak lebih dari
US$3 per MMBTU sehingga
menurut saya langkah pembeli
gas Nunukan untuk bernegosiasi
dengan harga gas diatas US$4
per MMBTU cukup berani dan
juga menunjukkan berdasarkan
evaluasi perusahaan swasta
pengembangan proyek methanol
masih menguntungkan walaupun
harganya diatas US$4 per
MMBTU.
Untuk proyek gas lainnya,
kembali saya sampaikan bahwa
dengan adanya penetapan harga
US$6 per MMBTU akan menjadi
tantangan bagi SKK Migas untuk
terlebih dahulu menyesuaikan
tingkat keekonomian
pengembangan lapangan.
Oleh karena itu, saya melihat
peran Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas) bersama Pertamina
Group dan Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (KKKS) lainnya
sangat krusial dalam melakukan
efisiensi biaya sehingga
pengembangan lapangan gas
tetap memenuhi ekspektasi
keekonomian kontraktor juga
selaras dengan willingness
to pay dari pembeli dan
yang paling penting adalah
monetisasi gas dapat menjadi
modal pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi
nasional.
Penemuan lapangan gas
yang besar saat ini berada
pada area timur Indonesia
sehingga SKK Migas
memprioritaskan agar
para pembeli gas dapat
membangun pabrik atau
plant mereka di dekat sumber
gas tersebut. Selain akan terdapat
kepastian pasokan jangka
panjang, dengan pembangunan
pabrik di dekat sumber ngas
juga akan mendorong terjadinya
pemerataan pertumbuhan
ekonomi nasional.
Sedangkan untuk penemuan
lapangan yang lebih kecil
namun berada di dekat fasilitas
eksisting atau dekat dengan
area jalur pipa yang telah ada,
SKK Migas menyarankan untuk
dapat memanfaatkan fasilitas
yang ada sehingga akan jauh
lebih menghemat keekonomian
pengembangan lapangan gas
tersebut.
COVER STORY
28
PHE Randugunting telah
melaksanakan gas on
stream sumur Randugunting-2
pada 20 Februari 2020. Sehari
sebelumnya, pada 19 Februari
2020, sumur Randugunting-2
mendapatkan persetujuan gas in
dari SKK Migas.
Gas Randugunting on stream
sebesar 1,5 MMSCFD dan
selanjutnya akan ramp-up
hingga 3 MMSCFD pada kuartal
III 2020. Saat ini penyerapan
rata-rata sudah mencapai 1,68
MMSCFD. Target ramp-up 3
MMSCFD pada kuartal III 2020
tetap diupayakan.
Setelah on stream, yang menjadi
tantangan kami adalah menjaga
kontinuitas supply gas.
Gas yang diproduksi dialokasikan
kepada industri di Jawa Tengah
dan Jawa Timur melalui buyer
PT Bahtera Andalan Gas. Ini
merupakan tindak lanjut dari
Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG)
antara PHE Randugunting
dengan Bahtera Andalan Gas
yang ditandatangani pada 20
Desember 2019. Sebelum PJBG
ditandatangani, pada 14 Januari
2019 PoD sumur Randugunting-2
telah disetujui Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM).
Selain dengan Bahtera Andalan
Gas, saat ini belum ada
buyer lain, karena produksi
Randugunting masih dari satu
sumur, yaitu Randugunting-2.
Penurunan harga minyak dan
penyesuaian belanja modal
PHE tidak berdampak terhadap
alokasi investasi dan target
pengeboran di Randugunting.
Harga gas Randugunting tetap
dan sudah sesuai dengan
keekonomian proyek.
Selain itu telah dilakukan juga
upaya efisiensi pada saat
pelaksanaan EPCI (Engineering,
Procurement, Construction
and Installation) dan saat
melakukan workover pada sumur
Randugunting-2 sebagai sumur
yang memproduksikan gas.
Efisiensi berhasil diraih melalui
percepatan penyelesaian EPCI
enam bulan lebih cepat dari
standar pengerjaan selama satu
tahun.
Sumur Randugunting-2 berada
di Desa Krikilan, Kecamatan
Sumber, Kabupaten Rembang,
Jawa Tengah. Lokasinya yang
dekat dengan pasar pengguna
gas, ini membuat monetisasi gas
menjadi lebih mudah. Apalagi
dukungan pemerintah daerah
membuat pengembangan
Randugunting lancar sejak
pertama kali ditemukan potensi
cadangan migas pada 2016.
Penemuan itu tentu menjadi
Tantangan Menjaga
Kontinuitas Supply gas
daRWIN TaNGKaLaLO, GM PHE Randugunting
Foto
: Dok
. PH
E
29
berkah bagi PHE, apalagi sejak
2015, operatorship Randugunting
sepenuhnya berada di PHE.
Terkait kebijakan penurunan
harga gas bagi industri, itu
juga tidak berdampak terhadap
monetisasi gas Randugunting.
Ini karena gas Randugunting
dikomersialkan dengan CNG.
Kendala utama monetisasi gas
Randugunting saat ini
adalah pandemi Covid-19.
Pandemi membuat industri
belum dapat menyerap produksi
gas Randugunting secara
optimal.
Foto
: Dok
. PH
E
WAWANCARA
Pada 20 Mei 2020, JOB
Pertamina-Medco EP
Simenggaris menandatangani
PJBG untuk memasok ke
Kayan Nusantara. Selain
dengan Kayan, apakah ada
buyer lain yang tengah dibidik
PHE untuk gas Simenggaris?
Saat ini gas dari WK Simenggaris
sudah termonetisasi secara
penuh sesuai dengan
kemampuan gas deliverability
WK Simenggaris sehingga tidak
ada buyer lain yang akan dibidik
oleh JOB Pertamina – Medco EP
Simenggaris.
Selain gas Simenggaris, gas
dari lapangan mana lagi yang
masih menunggu kepastian
buyer?
Salah satunya adalah gas dari
Sumur Sumber-1A di WK Tuban
East Java.
Bagaimana progress gas
Nunukan? Kapan PJBG
dengan PT Karya Mineral Jaya
ditandatangani?
Proses komersialisasi masih
in-progress, negosiasi antara
KMJ dan PT Pertamina (Persero)
masih berlangsung. Strategi
Pertamina adalah membangun
sistem integrasi hulu dan hilir
dengan membangun kilang
methanol di Kalimantan Utara.
Hingga akhir 2020, proyek-
proyek gas mana saja yang
bisa dimonetisasi?
Ada tiga. Pertama, WK TEJ
Sumur Sumber-1A. Kedua, WK
Medco E&P dalam JOB Pertamina-
Medco EP Simenggaris akhirnya
berhasil diserap seluruhnya pasca
penandatanganan Perjanjian Jual
Beli Gas (PJBG) dengan PT Kayan
LNG Nusantara, kini pekerjaan
rumah PHE selanjutnya adalah gas
Nunukan.
Untuk mengetahui strategi PHE
memonetisasi proyek-proyek gas
yang dikembangkan, tantangan
yang dihadapi dan dampak
penyesuaian harga gas, Energia
PHE mewawancarai secara
tertulis Ratih Esti Prihatini, Vice
President Commercial PHE.
Berikut kutipannya:
KeeKonomian TeRpenuhi,
PeNgeMbaNgaN LaPaNgaN gaS
TeTaP ProSPeKTIF
30
Namun penemuan
potensi cadangan
migas yang besar
tidak serta membuat
pengembangan blok tersebut
menjadi mudah. Pasalnya,
untuk pengembangan lapangan
migas, khususnya gas, faktor
penyerapan pasar atau pembeli
gas harus dipastikan lebih dulu.
Masalahnya, dengan lokasi
di daerah remote di Provinsi
Kalimantan Utara, bukan perkara
mudah untuk mencari pembeli
gas Simenggaris dan Nunukan.
Setelah cadangan gas Simenggaris
yang dikembangkan PHE bersama
PHE tercatat memegang operatorship di empat wilayah kerja di Tarakan Basin, Kalimantan Utara yang memiliki potensi dua miliar setara minyak (BBOE), yakni Nunukan, Simenggaris, Maratua dan East Ambalat. Dua di antaranya, Simenggaris dan Nunukan, telah ditemukan cadangan migas. Bahkan, potensi cadangan migas sumur Parang, Blok Nunukan, merupakan salah satu dari 10 penemuan migas terbesar di dunia.
Ratih Esti Prihatini, Vp Commercial phe
31
WMO Sumur Rancak PHE 23B,
Sumur W/O PHE 40-A5R, dan
Sumur W/O PHE 38B5. Ketiga,
WK OK untuk Gas Associated
dari Sumur NEASD dan Guruh.
Berapa tambahan volume
lifting gas dari masing-masing
proyek-proyek tersebut?
Untuk WK TEJ Sumur Sumber-
1A, sebesar 84,6 BSCF setara
dengan 12 MMSCFD plateau
selama 14 Tahun. WK WMO
Sumur Rancak PHE 23B, Sumur
W/O PHE 40-A5R, Sumur
W/O PHE 38B5; dengan total
sebesar 3,2 BSCF. Sedangkan
WK OK untuk Gas Associated
dari Sumur NEASD dan Guruh,
dengan total potensi tambahan
lifting sebesar 2,97 BSCF.
Biasanya berapa lama proses
monetisasi proyek gas pada
umumnya? Bagaimana di
PHE?
Jangka waktu yang dibutuhkan
dalam proses monetisasi gas
setiap wilayah kerja akan
berbeda-beda bergantung pada
karakteristik dan letak geografis
dari lokasi wilayah kerja.
apa yang menjadi kendala
dalam memonetisasi proyek
gas yang dikembangkan PHE?
Gas-gas PHE yang belum
termonetisasi rata-rata memiliki
cadangan gas yang marginal dan
scattered serta berada di lokasi
stranded/remote area yang
belum didukung oleh infrastruktur
yang memadai sehingga kondisi
tersebut menjadi pertimbangan
calon buyer untuk melakukan
investasi di wilayah tersebut.
Selain itu, apa kendala
lainnya? Bagaimana dengan
regulasi yang ada?
Pemerintah melalui Kementerian
ESDM telah menyiapkan
regulasi yang dapat
mengakomodir kepentingan
usaha hulu migas dan
industri akhir pengguna gas
sehingga diharapkan dengan
diimplementasikannya regulasi
tersebut dapat meningkatkan
pertumbuhan perekonomian
di sisi hilir dengan tetap
memperhatikan penerimaan
dari kontraktor hulu migas.
Dalam hal penetapan alokasi
dan pemanfaatan serta harga
gas, pemerintah telah mengatur
dalam suatu kebijakan alokasi
dan pemanfaatan gas bumi
dalam bentuk Peraturan Menteri
ESDM Nomor 06 Tahun 2016
untuk menjamin efisiensi dan
efektifitas tersedianya gas bumi
untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri secara optimal
dengan tetap mengacu kepada
Kebijakan Energi Nasional.
apakah pandemi Covid-19
yang mempengaruhi demand
terhadap gas juga berdampak
pada upaya mempercepat
monetisasi gas PHE?
Di masa pandemi Covid-19
ada beberapa buyer gas
PHE yang telah mengirimkan
surat perihal keadaan kahar
(force majeure) dan surat
penurunan nominasi gas ke
level TOP (batasan minimum
penyerapan gas) yang akan
berdampak penyerapan gas
menjadi tidak maksimal.
Sedangkan untuk proses
monetisasi gas masih tetap
berjalan sebagaimana mestinya.
Strategi apa yang dilakukan
PHE untuk mempercepat
monetisasi proyek gas yang
dikelola PHE?
Pertama, mencari calon
buyer yang memiliki inovasi
teknologi baru (dalam hal ini
Kayan LNG dengan Mini LNG
dalam iso tank/container).
Kedua, menawarkan harga
gas yang kompetitif dengan
tetap mempertimbangkan
keekonomian lapangan.
Bagaimana dengan strategi
mensinergikan aset-aset
gas PHE di Kaltara untuk
mempercepat monetisasi?
Pada saat ini aset-aset PHE
di Kaltara sudah mempunyai
market masing-masing dan dapat
dimonetisasi secara maksimal.
Untuk aset PHE yang pada saat
ini masih dalam tahap eksplorasi,
tentunya akan disinergikan
dengan aset-aset di Kaltara yang
sudah dan akan beroperasi.
Namun saat ini sinergi yang
dilakukan adalah dengan
Pertamina EP melalui Facility
Sharing Agreement untuk lifting
kondensat.
dengan restrukturisasi
organisasi saat ini dan PHE
menjadi subholding hulu,
bagaimana ke depan sinergi
yang akan dilakukan?
Dengan dibentuknya subholding
hulu, diharapkan lebih
memudahkan koordinasi operasi
antar wilayah kerja di dalam
satu region, misalnya dalam
penggunaan fasilitas bersama
(FSA), unitisasi.
apakah dengan pembentukan
subholding hulu akan makin
memudahkan monetisasi
proyek gas Pertamina?
Dengan dibentuknya subholding
hulu, jika dalam satu region
terdapat sejumlah gas marginal
dari wilayah kerja yang berbeda
maka untuk proses monetisasi
akan lebih mudah untuk
mendapatkan calon pembeli
yaitu dengan menggabungkan
beberapa sumber gas dari
wilayah kerja yang ada di dalam
satu region untuk memenuhi
kebutuhan gas pembeli dalam
jangka waktu yang lebih lama
sehingga keekonomian pembeli
juga dapat terpenuhi. Target
PHE terhadap proyek-proyek
gas yang tengah dikembangkan,
khususnya dalam meningkatkan
lifting gas dan kinerja keuangan
perusahaan, yaitu intensif
komunikasi dengan buyer untuk
tetap menjaga penyerapan gas Foto
: Dok
. PH
E
WAWANCARA
32
secara maksimal, dan akselerasi
pengembangan lapangan dan
new discovery khususnya untuk
menjaga gas deliverability ke
buyer.
Saat ini berapa rata-rata harga
gas yang dijual PHE? Bisa
disebutkan yang tertinggi dan
terendah?
Pada 2019 rata-rata harga gas
PHE US$6,23 per MMBTU.
Dengan berlakunya Kepmen
89 dan Kepmen 91, harga gas
tertinggi US$7 per MMBTU dan
harga gas terendah US$4 per
MMBTU.
PHE melalui PHE ONWJ
menjadi salah satu perusahaan
yang mengamendemen
perjanjian jual beli gas. Berapa
besar penurunan harga yang
ditetapkan?
Besaran penurunan harga gas
sebesar US$2,91 per MMBTU dari
sebelumnya US$7,87 per MMBTU
33
menjadi US$4,96 per MMBTU.
Berdasarkan ketentuan Permen
ESDM bahwa penyesuaian
atau penurunan harga gas bumi
tersebut tidak mempengaruhi
besaran penerimaan yang menjadi
bagian kontraktor.
Selain ONWJ, PHE juga
tercatat telah mengamen-
demen harga gas OSES,
Jambi Merang dan NSO.
Berapa besar penurunan
harga jual yang diamendemen
tersebut? Berapa selisih yang
ditanggung pemerintah?
Sesuai dengan Permen ESDM
No 08/2020 dan Permen ESDM
No. 10/2020 dan turunannya
yaitu Kepmen ESDM No.
89K/2020 dan Kepmen ESDM
No.91K/2020, penyesuaian harga
gas untuk industri tertentu dan
kelistrikan tidak mengurangi
bagian kontraktor, dengan kata
lain selisih antara harga gas
awal dengan harga gas sesuai
Kepmen akan ditanggung
pemerintah. Adapun penyesuaian
harga gas Hulu adalah sebagai
berikut. Pertama, OSES untuk
PLN Cilegon dari sebelumnya
US$ 6,7/MMBTU menjadi US$
6,0/MMBTU. Kedua, Jambi
Merang untuk kelistrikan Muara
Tawar, Payo Selincah, Rengat,
Siberida, Duri, Kotogasib dan
pembangkit yang terhubung
dengan pipa TGI dan/atau pipa
SSWJ, harga gas sebelumnya
dari US$ 6,44/MMBTU menjadi
US$ 4,00/MMBTU pada tahun
2020-2021 dan menjadi US$
4,50/MMBTU pada tahun
2022-2024. Ketiga, NSO untuk
kebutuhan Pembangkit Kertas
Kraft Aceh dari sebelumnya US$
6,5/MMBTU menjadi US$ 4,99/
MMBTU dan industri di Sumatera
Utara melalui PGN, dari
sebelumnya US$ 6,25/MMBTU
menjadi US$ 4/MMBTU pada
2020, dan menjadi US$ 4,5/
MMBTU pada 2021-2022.
INOVASI
yang mudah digunakan, ringkas,
dan menarik untuk mencapai
target Key Performance
Indicator (KPI) pada program
kerja Continuous Improvement
Program (CIP) dan Knowledge
Management (KM) sebagai
bagian dari dua pilar Quality
Management Pertamina.
Melalui penciptaan metode
“CEO” (CIP PHE Academy &
Onde-Onde), insan mutu PHE
mengintegrasikan dua metode
internalisasi program kerja CIP
dan KM, yakni metode pelatihan
berbasis CIP PHE Academy
dan coaching clinic. Keduanya
dikemas secara virtual dan
tuntas.
Menurut Mirza, Quality
Management System Manager
Memanfaatkan teknologi
informasi berbasis daring yang
disesuaikan dengan sistem kerja
masing-masing, insan mutu PHE
berupaya untuk terus berinovasi.
Pandemi Covid-19, penurunan
harga minyak dunia yang terjadi,
serta fluktuasi kurs rupiah
memacu semangat insan mutu
PHE untuk mempertahankan
sekaligus meningkatkan kinerja
perusahaan. Salah satu cara
yang dilakukan insan mutu PHE
adalah memanfaatkan media
daring menjadi program kerja
34 “oNDe oNDe” TingKaTKan KineRja insan phe
Lebih dari 90 hari pandemi
Covid-19 melanda
Indonesia. Mereka yang
terpapar, sembuh maupun
meninggal dunia terus
meningkat setiap hari. Per 30
Juni 2020, jumlah warga yang
terpapar Covid-19 mencapai
56.385 orang, sembuh 24.806
orang, dan meninggal dunia
2.876 orang. Kondisi ini tak
menyurutkan PT Pertamina
Hulu Energi (PHE), anak usaha
PT Pertamina (Persero), untuk
meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) perusahaan.
Foto
: Dok
. PH
E
HR mengelurkan assignment
untuk ikut training,” ujar Andreas
Yudiantoko, CIP & Knowledge
Management Assistant Manager
PHE.
Andre mengakui metode “CEO”
sangat efektif dan efisien
diterapkan pada perusahaan
yang mengelola proses bisnis
partnership seperti PHE, baik
perusahaan pasca alihkelola,
seperti JOB Pertamina
Talisman Jambi Merang, JOB
Pertamina Golden Spike Ltd,
JOB Pertamina Petrochina East
Java, JOB Pertamina Tasliman
Ogan Komering, PHE NSO &
NSB dan PHE Siak & Kampar
maupun perusahaan existing
partnership lainnya (JOB/BOB)
yang memiliki heritage berbeda
dengan Pertamina sebelumnya
untuk menginternalisasi program
kerja CIP dan KM.
Ade Agustina, CIP & Knowledge
Management Jr Analyst PHE,
menambahkan pada setiap
pendaftaran training, para
peserta terdiri atas gugus
(kelompok) dari masing-masing
AP. Dari data keikutsertaan
para gugus, tim CIP QM akan
mengidentifikasi permasalahan
yang ada. “Gugus-gugus yang
sudah terbentuk di masing-
masing AP atau fungsi, ini nanti
akan presentasi dalam training,”
ujar Ade.
Metode ini dapat menggabung-
kan sekaligus antara konsep
Penerapan program CIP PHE
Academy selalu dilanjutkan
dengan program Onde-Onde
untuk memperkuat proses
internalisasi pengetahuan
dan praktik CIP dan KM agar
seluruh pekerja dengan mudah
memahami secara praktik bukan
hanya sekadar teori sehingga
CIP dan KM menjadi budaya
perbaikan dan peningkatan
berkelanjutan.
“Training dilaksanakan
berdasarkan request anak
perusahaan (AP) atau fungsi,
kemudian request pesertanya
disampaikan ke PIC QM
masing-masing dan diajukan
ke kami. Selanjutnya, kami
informasikan ke HR. Nanti dari
PHE, pihaknya memiliki
coach yang berpengalaman,
digabungkan sehingga bernama
CEO. Pelatihannya dengan
menggunakan metode online
kemudian ada tindak lanjut
dengan Onde-Onde, jadi One
Day One Coaching Date.
“Biasanya teman-teman setelah
latihan terputus komunikasinya.
Ini kami tindaklanjuti agar ide
yang sudah dipunyai pada saat
pelatihan CIP bisa berlanjut
sehingga menjadi suatu inovasi
atau improvement yang riil dan
bisa dituliskan dalam bentuk
risalah,” ujar Mirza.
Berkolaborasi dengan fungsi
Human Resources (HR) dan
General Affairs (GA) PHE,
metode CIP PHE Academy
memuat proses standardisasi
dan pengelolaan pelatihan
yang efektif dan efisien, mulai
dari standardisasi modul,
kompetensi pengajar, sistem
evaluasi kompetensi dan
mekanisme penyelenggaraan
yang mengedepankan konsep
menyenangkan, interaktif, dan
menggugah antusiasme pekerja.
Untuk metode “Onde-Onde”
(One Day One Coaching Date),
merupakan metode coaching
clinic yang dikemas secara
virtual yang terinspirasi dari
aplikasi daring layanan pesan
antar makanan dengan fitur-
fitur yang disesuaikan dengan
kebutuhan pencapaian realisasi
KPI CIP dan KM.
35
“Biasanya teman-teman setelah latihan terputus komunikasinya. Ini kami tindaklanjuti agar ide yang sudah dipunyai pada saat pelatihan CIP bisa berlanjut sehingga menjadi suatu inovasi atau improvement yang riil dan bisa dituliskan dalam bentuk risalah.” Mirza, Quality Management System’ Manager PHE.
pelatihan dan coaching clinic
secara virtual. Metode “CEO”
mendapat respons positif oleh
seluruh pekerja PHE dan anak
perusahaannya yang dibuktikan
dari antusiame dan partisipasi
pekerja serta peningkatan kinerja
CIP dan KM setiap tahun.
“Saat ini sudah ada 111 judul
inovasi. Kami membagi menjadi
enam jenis inovasi, pertama
peningkatan cadangan migas,
kedua peningkatan produksi
migas yang ketiga adalah
efisiensi di segala lini berarti
yang berhubungan dengan
revenue perusahaan, kemudian
peningkatan kinerja HSSE,
kemudian peningkatan efektifitas
Dumasari Harahap, CIP &
Knowledge Management Analyst
I, menjelaskan bahwa training
dilakukan selama tiga hari
dengan total modul ada delapan.
Training dimulai pukul 09.00 -
11.00 WIB lalu dilanjutkan lagi
sesi berikutnya pukul 13.00 -
15.00 WIB. “Jadi satu hari itu ada
dua batch, satu batch itu ada
tiga coach. Dan semua tim CIP
QM dilibatkan untuk mengajar,”
ujarnya.
Duma menjelaskan,
implementasi metode “CEO”
selalu melibatkan para coach/
expert CIP dan KM yang
berasal dari fungsi maupun
anak perusahaan PHE yang
INOVASI
36
Foto
: Dok
. PH
E
dari sistem, keenam adalah
operational excellent,” ujar Andre.
Program CIP PHE Academy
sudah dimulai sejak awal 2019.
Sampai dengan Juni 2020,
program ini sudah berjalan
enam batch pelatihan secara
virtual, baik CIP inovasi maupun
replikasi dengan jumlah
peserta 50–90 pekerja setiap
batch dan secara konsisten
penyelenggaraannya akan
diteruskan sesuai kebutuhan
pekerja. Sedangkan program
“Onde-Onde” baru dimulai sejak
Mei 2020. Program ini dapat
mengumpulkan 97 judul risalah
CIP dalam dari fungsi maupun
anak perusahaan.
sudah berprestasi pada kegiatan
CIP dan KM, baik tingkat PHE,
Direktorat Hulu, korporat maupun
internasional. Saat ini, fungsi
CIP-KM (QHSSE) PHE sudah
menstandardisasi rata-rata
50 coach/expert setiap tahun
melalui proses regenerasi demi
terwujudnya Cross Functional
Competency.
Duma menambahkan bahwa
para coach yang dilibatkan
dalam training CIP berasal dari
semua Anak Perusahaan PHE.
Insan mutu PHE yang telah
berhasil meraih penghargaan,
selanjutnya akan mendapatkan
pelatihan untuk menjadi coach.
“Kami lakukan cross function,
kalau ONWJ tidak boleh coach-
nya dari ONWJ. Jadi seluruh
coach semuanya bisa melihat
lapangan, tidak hanya lapangan
37mereka sendiri,” ujar Duma.
Seluruh pekerja sangat
merasakan manfaat dari
implementasi metode “CEO”.
Internalisasi seluruh pengetahuan
dan praktik CIP dan KM
diharapkan dapat menunjang
pencapaian target KPI CIP dan
KM demi terwujudnya budaya
perbaikan dan peningkatan
berkelanjutan di PHE.
“CIP Academy merupakan
program online tahun ini dan
tahun depan. Rencananya
2022 training onlinenya akan
kami ubah menjadi CBT atau
e-learning, sedang kami buat
aplikasinya,” ujar Andre.
Mirza menambahkan ke
depannya tidak menutup
kemungkinan program pelatihan
CIP akan menjadi standar
pelatihan subholding. Menurut
dia, program CIP masih
berlanjut. Pihaknya akan
berkoordinasi dengan hulu
karena dengan berubahnya
struktur organisasi PHE.
“Intinya, kami tetap
mempersiapkan forum. Sampai
saat ini programnya masih
seperti sebelumnya, tapi
tetap kita lihat arahan dan
kemungkinan-kemungkinan.
Sampai sekarang kami masih
memegang QPI PHE karena
memang ruang lingkup baru
sebatas PHE dan APH yang lain
sudah punya program sendiri
dalam pengembangan CIP.
Ke depannya kalau memang
didelegasikan ke subholding,
mungkin forumnya saja,” ujar
Mirza.
SOSOK
38
Sabtu, 21 September
2019. Saat itu penunjuk
waktu berada di angka
10.15. Pagi itu, Jufrihadi,
Ketua Tim Relief Well Incident
Management Team (IMT) PHE
untuk penanganan insiden
semburan minyak di sumur YYA-
1 di Perairan Karawang, Jawa
Barat, tak kuasa menitikkan air
mata. Maklum, saat itu, tim yang
dipimpinnya berhasil melakukan
intersep semburan minyak dan
menutup sumur YYA-1
Akhir yang klimaks tersebut
membuka mata dan makin
mengubah pandangan Jufri
dalam menjalani hidup. Dia yakin
semua yang sudah terjadi di
lepas pantai Karawang dan hasil
yang diraih saat penanganan
tidak lepas dari campur tangan
Allah SWT.
“Itu benar-benar momen luar
biasa karena saat itu orang
sudah tingkat stres luar biasa.
Begitu mati (sumur) jam 10.15
INSIDeN YY berI PeNgaLaMaN berHarga
WIB, kami semua berpelukan
haru sampai meneteskan
air mata karena sedih. Kami
langsung lari ke musholla
untuk sujud syukur,” ujar Jufri
mengenang peristiwa tersebut.
Insiden semburan gas dikuti
dengan minyak di sumur YYA-1
pada proyek YY di Blok Offshore
North West Java (ONWJ)
berawal pada 12 Juli 2019. Butuh
waktu sekitar 2,5 bulan bagi
PHE untuk menutup semburan.
Tak heran, insiden tersebut
sangat berkesan dan tidak akan
hilang dan membekas dalam
benak Jufri.
Jufri mengatakan insiden di
proyek YY memberikan dampak
sangat signifikan ke Pertamina,
tidak hanya cost tapi juga imej
perusahan. “Kalau kita bicara
the worst disaster ever itu dalam
industri hulu itu blow out tidak
ada lagi di atas itu, habiskan
ekstra tenaga dan uang,” ujar
Jufri kepada Energia PHE.
Biodata
Jufrihadi
Tempat/tanggal lahir: Rambatan, Sumatera Barat, 23 Juli 1979
Pendidikan: • Sarjana Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya (cumlaude)
• Magister Teknik Perminyakan ITB
(cumlaude)
Pengalaman Kerja:
• Senior Manager Drilling, Work Over Well
Services Operasi dan Produksi PHE
(2018-Sekarang)
• Offshore Drilling Advisor PHE
(2017-2018)
• Head of Drilling Engineer PHE
(2016-2017)
• Drilling Manager PHE Randugunting
(2016)
• Head of Drilling Engineer for Karama
Deep Water JO Statoil-Pertamina Hulu
Energi (2010-2012)
• Drilling and Operation Engineer
Pertamina DOH Jawa Bagian Timur
(2003-2005)
Prestasi:
• Best Employee PHE 2014
• Pertamina Top Talent Development
Program 2018
• Successful Leader of Relief Well
YYA-1RW 2019
39
Foto
: Dok
. Prib
adi
Jika tidak ditangani dengan baik,
menurut Jufri, insiden di YY
bisa memberikan dampak yang
tidak jauh berbeda jauh dengan
yang dialami oleh BP di Teluk
Meksiko di proyek Macondo
yang dikenal dengan Deep
Water Horizon. Atas kejadian
tumpahan minyak tersebut BP
harus menanggung kerugian
sangat besar bahkan sampai
harus menjual blok migas serta
membuat Pemerintah Inggris
turun tangan menyelesaikan
dampak dari kejadian tersebut
untuk menghindarkan BP dari
kebangkrutan. “Kita tahun lalu
menghadapi masalah yang sama
di sana (YY),” Jurfri mengenang.
Jufri ditabalkan jadi pimpinan
tim relief well di IMT PHE oleh
Darmawan H Samsu, Direktur
Hulu PT Pertamina (Persero),
induk usaha PHE. Meski kenyang
pengalaman di laut dalam, bagi
Jufri insiden blow out di proyek
YY itu dirasakan sangat berbeda.
Nyali Jufri juga sempat menciut
mengingat kondisi bencana
tentu berbeda dengan kegiatan
pengeboran pada umumnya.
Belum lagi dengan tekanan yang
pasti akan banyak datang dari
segela penjuru terutama tekanan
nonteknis.
“Waktu itu saya bilang, saya
siap tapi dalam hati terus terang
waktu itu merasakan kegalauan
dalam hati dalam mengerjakan
pengeboran kalau teknikal saya
masih bisa hitung-hitung semua
tapi nonteknikal ini luar biasa,”
ujarnya.
Tidak hanya dari sisi teknis yang
sulit untuk dilupakan Jufri saat
menangani insiden YY. Momen itu
juga membuat Jufri dipertemukan
dengan para petinggi di sektor
Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). Jufri bersua Wamen
ESDM Arcandra Tahar. Bukan
sekali dua kali, Jufri sering
memberikan informasi terkini
kepada Arcandra. Dia pun terus
menjalin koordinasi dengan
Darmawan dan Meidawati,
Direktur Utama PHE saat itu. “Ini
menjadi kebanggaan tersendiri
bagi saya karena bisa terus
berkoordinasi dengan para jajaran
top level migas tingkat perusahaan
dan tingkat nasional,” ujarnya.
Guna menghindari kejadian di
Teluk Meksiko terulang di Laut
Jawa, Pertamina rela memanggil
Dario Lisi, ahli dari BP yang juga
merupakan aktor utama dibalik
penanganan di Macondo. Kala
dipertemukan, Jufri mengenang
beberapa ucapan Dario. “Untuk
anda ketahui, saya menangani
Macondo itu untuk persiapan
membutuhkan 200 orang drilling
senior engineer, bekerja siang
malam siapkan program selama
empat bulan. Sementara kamu
di sini di-support 18 orang yang
bekerja siang malam dengan
skala kasus yang sama.”
Ucapan dari seorang yang
pernah menangani salah satu
kejadian tumpahan minyak
terbesar dalam sejarah migas
dunia ini tidak membuatnya
gentar dan justru memberikan
semangat lebih. Jufri pun
mendapatkan dukungan dari
para ahli teknik perminyakan di
Tanah Air untuk bisa lebih tenang
dan melihat dari sisi berbeda
antara kejadian di Macondo
dan di YY. Saat itu, Jufri berpikir
bagaimana bisa agar tim bekerja
dengan lebih efisien sehingga
diputuskan untuk lakukan
pemangkasan sistem kerja.
Keputusan ini membuahkan hasil
positif karena kerja tim menjadi
lebih efektif serta hasilnya sendiri
sangat positif. Bahkan Dario
seakan menarik kata-katanya
saat pertama bertemu Jufri
dengan memberikan apresiasi
tinggi kepada kerja tim relief well
insiden YY.
“Jufri ini pertama kali saya
lihat efektifnya change of
management. Saya confident
kamu memimpin tim ini,” kata
Jufri menirukan ucapan Dario.
Padahal posisinya saat ini
sumur belum tertutup dan untuk
diketahui tim relief well juga tidak
hanya di isi para ahli Indonesia
tapi juga ahli dari luar negeri.
Jufrihadi adalah ahli pengeboran
migas di laut dalam. Pria asal
Minangkabau ini boleh jadi Foto
: Dok
. PH
E
SOSOK
40
merupakan mutiara tak terlihat
di dunia pengeboran migas di
laut dalam. Pengalamannya juga
tidak main-main karena pernah
berguru di State Oil. Perusahaan
migas terkemuka dunia asal
Norwegia dikenal sebagai salah
satu pemain utama migas
internasional yang banyak
melakukan kegiatan eksplorasi
produksi di wilayah migas laut
dalam.
STORY TELLER
Selepas insiden YY, Jufri kini
bisa bernapas lebih leluasa.
Maklum, selama penanganan YY,
tingkat stresnya sangat tinggi. Dia
bahkan mengaku pernah sampai
muntah di tengah rapat lantaran
asam lambungnya naik karena
stres. Jufri kini juga bisa kembali
fokus ke kegiatan lainnya yakni
mengajar. Dia saat ini tercatat
sebagai salah satu tenaga
pendidik di Universitas Pertamina
yang mengampu mata kuliah
pengeboran laut. Keinginan tinggi
41
untuk mengajar datang dari moto
hidup Jufri yakni harus hidup
untuk memberikan manfaat
terhadap orang lain, jangan jadi
benalu bagi orang lain.
Dia ingat betul bagaimana
sewaktu menjadi mahasiswa
dulu merasakan kurangnya
ilmu dari sisi seorang praktisi,
informasinya terbatas cukup
jarang menurutnya saat duduk
di bangku kuliah bisa mendalami
materi riil tentang kejadian di
industri tambang ataupun migas
seperti apa.
Selain itu, Jufri mengaku sebagai
seorang yang gemar bercerita
atau story teller.
Sewaktu duduk di sekolah dan
kuliah, Jufri tidak segan menarik
temannya untuk mendengarkan
dia berceloteh tentang apa
yang sudah dipelari dari buku
ataupun materi yang sudah
selesai dibaca. Kebiasannya itu
terus berlanjut hingga dia lolos
seleksi pekerja Pertamina yang
lebih banyak yang lulus tentu dari
teknik perminyakan.
“Saya tidak sabar mendengar
seperti orang lain, jadi harus
mencari dengan membaca. Saya
rangkum saya tulis saya bercerita
ke teman saya ke orang-orang
yang punya background minyak
jadi dia mengoreksi saya,”
katanya.
Salah satu bacaan favoritnya
adalah tentang ilmu pengeboran
(drilling). Dia mengaku banyak
menghabiskan waktu membaca
paper tentang drilling. Karena
terbiasa membaca dan bercerita
itulah akhirnya manajemen
Pertamina kerap kali meminta
Jufri mengisi materi bagi para
BPS Pertamina. Dari sana
passion-nya untuk mengajar
mulai lahir dan tumbuh. Selain
mengajar, Jufri juga sekarang
menghabiskan waktu dengan
tanaman dan domba. Hobi yang
ditekuninya itu baru terealisasi
pada 2015.
“Saya menikmati proses itu, dan
proses itu membuat saya rindu,
saya tahu masa-masa itu saya
benar-benar menikmati tidak
ada pressure, itu yang saya
coba recall, ternyata itu memang
efektif, bernostalgia masa kecil
memang manfaat,” ujar Jufri
mengenang.
RAGAM
42
TraNSForMaSI PHe jaDI SUbHoLDINg peRKuaT Bisnis hulu peRTamina
Eusebius Iwan Anis
(PT Pertamina International EP).
Taufik Aditiyawarman, Direktur
Pengembangan dan Produksi
PHE mengatakan, dirinya
masuk ke PHE sehubungan
ditugaskan untuk memimpin tim
tanggap darurat penanganan
sumur blowout YYA-1 PHE
ONWJ pada Agustus 2019.
Sebagai BOD PHE Subholding
Hulu, to be honest, Taufik tidak
paham prosesnya hingga pada
Sabtu (13/6) sekitar pukul 10
pagi dihubungi Vice President
Human Capital Hulu Pertamina
yang memberitahukan agar bisa
hadir pada acara pengukuhan
BOD Subholding pada pukul
14.00 WIB. Tidak diberitahukan
posisinya sebagai apa.
Selepas dzuhur, Direktur Hulu
Pertamina Dharmawan H Samsu
menelpon Taufik menyampaikan
hal yang sama. Dia juga menerima
text WA dari Meidawati (dirut PHE)
terkait rencana pengukuhan Taufik
sebagai Direktur Perencanaan
Strategis & Pengembangan Bisnis.
Baru pukul 14.00 Dirut Pertamina
mengukuhkan Taufik sebagai
Direktur Pengembangan dan
Produksi subholding upstream
Keputusan strategis itu
akhirnya terbit juga. Direksi
PT Pertamina (Persero)
mengukuhkan lima subholding di
lingkungan Pertamina pada Sabtu
(13/6). Satu dari lima subholding
itu adalah upstream subholding,
yaitu PT Pertamina Hulu Energi
(PHE). Nicke Widyawati, Direktur
Utama Pertamina, mengatakan
pembentukan holding migas, lima
subholding, dan satu shipping
company merupakan langkah
strategis yang akan tercatat dalam
sejarah Pertamina. “Transformasi
yang dilakukan saat ini adalah
untuk menyiapkan lini bisnis
Pertamina berkembang dan
mandiri,” ujar Nicke.
Sesuai dengan Surat Keputusan
No SR-396/MBU/06/2020 tanggal
12 Juni 2020, Nicke menetapkan
jajaran direksi subholding. Pada
upstream subholding, lima orang
direksi ditetapkan memimpin
PHE. Kelimanya adalah
Budiman Pahursip (Direktur
Utama), John Hisar Simamora
(Direktur Perencanaan Strategis
dan Pengembangan Bisnis),
Taufik Aditiyawarman (Direktur
Pengembangan dan Produksi),
Medy Kurniawan (Direktur
Eksplorasi), dan Lelin Eprianto
(Direktur SDM dan Penunjang
Bisnis). Sementara itu, Direktur
Keuangan PHE baru ditetapkan
Kamis (16/7), yaitu Hary M Zen.
Di luar jajaran BOD PHE,
direksi Pertamina juga lima
direktur regional. Mereka
adalah Direktur Regional I
Ricardo Perdana Yudantoro
(PT Pertamina Hulu Rokan),
Direktur Regional II Eko Agus
Sardjono (PT Pertamina EP),
Direktur Regional III Chalid
Said Salim (PT Pertamina Hulu
Indonesia), Direktur Regional IV
Awang Lazuardi (PT Pertamina
EP Cepu), dan Direktur
Regional V-Overseas John
Foto
: Dok
. PH
E
43
kajian dan review investasi
pengembangan lapangan.
• Memastikan proses
penempatan tier-2 leadership
yang akan menjadi tim
manajemen tim Development
dan Produksi PHE Subholding
dan Regional adalah
mendahulukan integritas,
kompetensi, rekam jejak, dan
passionate to deliver faster
and accurate tasks.
• Memastikan proses transisi
dan alih kelola Blok Rokan
berjalan baik dan memenuhi
harapan shareholders.
• Penyesuaian proses bisnis,
guidelines, specifications,
digitalisasi berjalan sesuai
rencana.
• Memastikan realisasi target
produksi dan investasi pada
program BD pada 2020 dan
2021 lebih baik dan memenuhi
target KPI yang ditetapkan
(versi lower oil price dan
COVID-19), seperti onstream
Gas JTB yg ditargetkan pada
Q3 2021; Onstream Lapangan
KLD PHE ONWJ, PHE-12
PHE WMO, dst.
Untuk jangka menengah, 3-5
tahun ke depan program kerjanya
antara lain
• Memastikan pemanfaatan
teknologi dan platform digital
dalam proses bisnis hulu
migas Pertamina mulai dari
big data analysis, G&G
data processing, reservoir
modelling, surveillance, asset
integrity management, dan
lain-lain.
• Secara berkelanjutan
melakukan upaya untuk
memperbaiki kinerja
upstream melalui:
• Memastikan program
pengembangan
diselesaikan secara
OTOBOSOR.
• Menahan declining rate
produksi yang saat ini
masih sekitar 7% per
tahun.
• Optimasi biaya dan
metode operasi dan
produksi dari posisi saat
ini masih 4$/bo lebih tinggi
dari top performer onshore
dan dan 5$/boe lebih
tinggi dari top performer
untuk offshore.
• Memastikan kesinambungan
program Improved Oil
Recovery (IOR) dan
Enhanced Oil Recovery
(EOR) pada lapangan-
lapangan yang masih memiliki
potensi upside dan RF masih
30%, bisa ditingkatkan hingga
maksimum lifting.
• Memastikan dukungan kajian
teknis, ketersediaan expertise
dan technical excellence
terhadap program akuisisi
lapangan-lapangan produksi
besar globally ~ 146k kboe/d
Lelin Eprianto, Direktur SDM
dan Penunjang Bisnis PHE,
mengatakan tugas dan wewenang
direksi merupakan tugas
kepercayaan (fiduciary duty),
yaitu menjalankan pengurusan
PHE. “I’m just delivering the tasks
that my boss assign to and deliver
my commitment,” ujarnya.
Saat pengukuhan BOD subholding
upstream, Taufik mengatakan,
pesan Dirut Pertamina adalah
1-4-20-100. Ini terdiri atas produksi
1 MMBOPD, 4 BSCFD, 20
tahun Reserves to Production
Ratio dan dan mendukung
terciptanya US$100 billion worth
company pada 2030. “Ekspektasi
manajemen terhadap PHE
sebagai subholding upstream
adalah dapat mendorong
operational excellence melalui
pengembangan skala dan sinergi
dalam bisnis, mempercepat
pengembangan bisnis dan
kapabilitas serta meningkatkan
kemampuan dan flexibilitas dalam
kemitraan dan financing,” ujarnya.
Terkait rencana kerja, Taufik
mengatakan pada jangka pendek,
satu hingga dua tahun ke depan,
ada beberapa program yang akan
dilaksanakan, antara lain.
• Memastikan masa transisi
menjadi subholding,
regional organisasi, berjalan
seamless tanpa mengganggu
kesinambungan operasi
dan produksi serta proses
jajaran Dewan Direksi PHe
Budiman Parhusip
Jabatan: Direktur Utama
Lahir: 5 Mei 1960
Pendidikan: • MBA International Business 1994, University of Southern California,
Los Angeles, CA, USA• BS Electrical Engineering 1984• Bandung Institute of Technology, Bandung
Pengalaman kerja:• Commissioner PT Archi Indonesia (Mining) Commissioner, June 2017
– Present• Commissioner PT Gihon Telekomunikasi, Tbk, May 2018 – Present • CEO/President Director PT Rukun Raharja Tbk, July 2010–May 2017 • Consultant to Companies in Oil and Gas Industry. Executive Advisor to
President of BP Indonesia, July 2009-June 2010 • EVP Tangguh LNG Development, BP Indonesia, April 2005–June
2009 • VP Domestic Gas Marketing & Business Development, BP Indonesia,
Jan 2001-April 2005• VP and GM Kangean PSC and Muriah PSC, Arco Indonesia, 1997 –
2000• Gas Development Manager and Deputy VP Exploitation Engineering,
Arco West Java, 1995 – 1997• Chief Petroleum Engineering, ARCO West Java – Oil & Gas, Indonesia,
1991-1194• Senior Operation and Analytical Engineer, ARCO South Pass 61 Block
Asset Management, Lafayette, Lousiana, USA, 1992-1993 • Reservoir and Operation engineer. ARCO West Java, Indonesia, 1995-1991
John H Simamora
Jabatan: Direktur Perencanaan Strategi dan Pengembangan Bisnis
Lahir: Pematang Siantar, 28 Juli 1966
Pendidikan:• Magister Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung, Bandung 2003,
• Magister Administrasi Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1998
Pengalaman Kerja:• Development Director
PT PEP (15 Juni 2017 – 13 Juni 2020),
• Direktur PT PEPC ADK (19 Agustus 2015 - 14 Juni 2017),
• VP Production PT PEPC (1 September 2013- 2018 Agustus 2015)
perusahaan sesuai dengan visi
dan misi perusahaan. Menjadi
bagian dari BOD PHE dan
dipercaya pemegang saham
yang diatur dalam RUPS adalah
amanah yang harus dijalankan
dengan sebaik mungkin dengan
itikad baik serta senantiasa
memperhatikan kepentingan
perseroan dan bukan kepentingan
dari pemegang saham saja.
“Selain itu, kepengurusan
perusahaan harus dilakukan
dengan baik, sesuai dengan
tugas dan kewenangan
yang diberikan dan tidak
diperkenankan untuk berada
dalam suatu keadaan yang dapat
mengakibatkan kepentingan
dan atau kewajibannya terhadap
perusahaan berbenturan dengan
kepentingan perusahaan,” ujar
Lelin kepada Energia PHE.
Sebagai direktur SDM dan
Penunjang Bisnis, Lelin
mengaku akan fokus pada
lima hal. Pertama, soal SCM,
yaitu meningkatkan Tingkat
Komponen Dalam Negeri
(TKDN). Kedua, human caipital
dengan memberikan pelayanan
terbaik kepada pekerja.
Ketiga, IT dengan memberikan
pemahaman operasi dan
bisnis kepada semua member
IT. Keempat, aset dengan
menyiapkan ruang kerja yang
sesuai
dan proaktif sesuai bisnis
subholding upstream. Kelima,
kualitas dengan membuat semua
proses bisnis ke arah yang
memberikan nilai tambah. “Saya
berharap, para pekerja Pertamina
di upstream subholding bekerja
sebagai satu tim dengan
mengutamakan safety dan
productivity,” katanya.
Mamit Setiawan, Direktur
Eksekutif Energy Watch,
RAGAM
44
Harry M Zen
Jabatan: Direktur Keuangan PHE
Lahir: Tanjung Pinang, 9 Januari 1969
Pendidikan: • S1-Teknik Metalurgi UI• S2- MBA Corporate
Finance Institution & Market, Statet University of New York at Buffalo
Pengalaman Kerja:• Direktur Keuangan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (2016-2020)
• Komisaris Utama PT Graha Sarana Duta (2016-Sekarang)
• Presiden Direktur PT Credit Suisse Securities Indonesia (2008)
Lelin Eprianto
Jabatan: Direktur SDM dan Penunjang Bisnis
Lahir: Ngawi, 21 April 1967
Pendidikan: S2 Magister Manajemen
Pengalaman Kerja:• SVP Corporate HSSE Pertamina (sejak
Agustus 2017 sd 13 Juni 2020) • Direktur Utama PDSI (April 2015-Agustus
2017)• Direktur MD PDSI (Jun 2014-April 2015)• VP HSSE Pertamina E (PEP) (Jun 2013-
Jun 2014)• VP SCM PEP (Okt2010-Feb 2013)• Manager SCM Jawa PEP (Jan 2006-
Sep 2010)• Supt Procurement SBS (Juni2002-
Des 2005)• Kepala Logistik Bunyu (Jun 2001-
Jun 2002)• PWS Utama Persediaan Cirebon (Apr
1998-Jun 2001)• PWS Utama Gudang Cirebon (Apr 1997-
Mar 1998)• Ka. Dalbang Logistik Cirebon (Sep 1995-
Mar 1997)• PWS Ops. LogistikKamojang(Jun 1992-
Sep 1995)• Ast. Logistik Cirebon (Nov 1991-Jun 1992)
Taufik aditiyawarman
Jabatan: Direktur Pengembangan dan Produksi
Lahir: Ciamis 23 Agustus 1967
Pendidikan:• Executive Development Program Wharton
Business School University of Pennsylvania, Philadelphia, USA (2014)
• PMI’s Project Management Professional (PMP) Credentialed (2012)
• Post Graduate Certificate in Managing Projects, MBS, University of Manchester, UK (2009)
• MM, Master Degree in Management/Business Administration in Finance, University of Indonesia (2002)
• Ir, Bachelor Degree in Mechanical Engineering ITB – (Bandung Institute of Technology) (1992)
Pengalaman kerja:• Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina Hulu
Energi (Agt 2019 - 13 Juni 2020)• Direktur Pengembangan, Pertamina EP Cepu
(Jan - Agt 2019) • VP Surface Facilities, Pertamina EP (2016 - 2019)• VP Project, PHE ONWJ (2013 - 2016)• Facility Project Delivery Manager, PHE ONWJ
(2007 - 2011)• Project Leader/Delivery Manager, BP Indonesia
(2000 – 2006)• Sr. Project Engineer, Arco (1999 – 2000)
Medy Kurniawan
Jabatan: Direktur Eksplorasi
Lahir: Bandung 25 Mei 1968
Pendidikan:• S1 Teknik Geologi Umum
UNPAD• S2 Teknik Geologi ITB
Pengalaman Kerja:• SVP Eksplorasi Hulu
PT Pertamina (Persero) (Maret 2020 – Juni 2020)
• VP Business Initiatives & Valuation-Upstream Business Development- PT Pertamina (Persero) (Feb 2019 – Maret 2020)
• Direktur PT Pertamina EP Cepu ADK (Juli 2019 – Feb 2019)
• Vice President Operations/Country Manager- PT Pertamina Malaysia EP- PT Pertamina Internasional EP (April 2015 – Juli 2017)
• Sub Surface Manager-Pakugajah Development Project PT Pertamina EP (Jan 2015 – Maret 2015)
mengatakan sosok BOD PHE
sebagai subholding upstream
yang mayoritas berasal dari
intern Pertamina dan hanya satu
dari eksternal, bisa membantu
proses transformasi. Dengan
demikian, kinerja PHE sebagai
subholding tetap bisa berjalan
maksimal. Tugas berat terberat
BOD baru PHE adalah menjaga
produksi migas mereka di
tengah harga minyak yang
kurang menggembirakan ini.
Karena itu, perlu strategi-strategi
khusus di saat tuntutan untuk
meningkatkan produksi tapi di sisi
lain harus melakukan effisiensi.
Pengelolaan Blok Rokan yang
sudah di depan mata menjadi
tantangan tersendiri. Belum
lagi terkait dengan kegiatan
eksplorasi yang masih mandek.
“Saya kira yang diperlukan
saat ini adalah memperbanyak
kegiatan WOWS yang dari
sisi cost bisa lebih murah dan
negosiasi dengan penyedia jasa
bisa dilakukan tetapi dengan
tidak merugikan pihak penyedia
jasa. Selain itu, kegiatan EOR
harus terus dikembangkan untuk
meningkatkan produksi migas
serta harus berani ekspansi
ke luar negeri secara prudent
agar bisa terus meningkatkan
ketahanan energi nasional,”
katanya.
Namun, lanjut Mamit, tugas
terdekat adalah menyelesaikan
struktur organisasi subholding
upstream. Hingga saat ini masih
terjadi kebingungan dari pekerja
Pertamina di sektor hulu terkait
dengan job desk, posisi, dan
pelaporan. “Dampaknya jika tidak
segera di selesaikan dikhawatirkan
bisa mengganggu kinerja mereka.
Belum lagi terkait dengan
hubungan ke stakeholder seperti
SKK Migas dan Kementerian
ESDM perihal perubahan
nomenklatur ini,” ujar Mamit.
45
CSR
46
tepi (fringing reef) yang terutama
didominasi oleh koloni-koloni karang
masif. Dari hasil pengamatan,
kondisi terumbu karang tersebut
berada dalam kondisi “kurang
Perairan pesisir Desa
Labuhan, Kecamatan
Sepulu, Bangkalan –
Madura, Jawa Timur diperkirakan
memiliki gugusan terumbu karang
alami yang tersebar disekitar gosong
pasir yang dikenal dengan nama
‘Pulau Ajaib’. Gugusan terumbu
karang di perairan tersebut termasuk
dalam formasi terumbu karang
MeNYeLaMaTKaN TerUMbU KaraNg MeNcIPTaKaN peReKonomian BeRKelanjuTan
47
Foto
: Dok
. PH
E
pemantauan hasil transplantasi karang
secara berkala guna memonitor dan
mengevaluasi keberhasilan kegiatan
transplantasi karang.
Dalam melakukan kegiatan
konservasi terumbu karang ini,
PHE WMO melibatkan masyarakat
Desa Labuhan yang tergabung dalam
Kelompok Sadar Wisata Payung
Kuning sebagai pengelola dan
bersinergi dengan Institut Teknologi
Surabaya (ITS) sebagai pelaksana
sekaligus tenaga ahli.
Syahril, Ketua Kelompok Payung
Kuning, mengatakan kelompok sadar
wisata (Pokdarwis) yang dipimpinnya
merasa ikut bertanggungjawab juga
terhadap kondisi terumbu karang
di wilayah mereka. Apalagi, sejak
fenomena kemunculan “gunung Ajaib”
pada 2013 silam, lokasi tersebut
menjadi salah satu destinasi wisata
yang ramai didatangi pengunjung,
tidak hanya dari masyarakat Pulau
Garam, tetapi beberapa wilayah di
Surabaya dan sekitarnya.
“Sebelumnya memang belum ada
yang melakukan konservasi terumbu
karang di Kecamatan Sepulu.
PHE WMO yang pertama melakukan
bersama kami kelompok Payung
Kuning dan juga dari ITS,” ujar Syahril.
Dalam melakukan kegiatan
konservasi terumbu karang ini,
PHE WMO melakukan diskusi
dengan pemangku kepentingan
setempat, baik Kepala desa ataupun
masyarakat Desa labuhan. Dalam
tahapan sosialisasi ini, disampaikan
dengan persentase penutupan
karang hidup kurang dari 25%.
Pun demikian, berdasarkan
pernyataan International Coral Reef
Initiative (ICRI) bahwa rehabilitasi
dan restorasi terumbu karang yang
rusak sangat perlu dilakukan karena
sistem artifisial tidak memiliki peran
ekologis sebaik terumbu karang asli.
Salah satu teknik rehabilitasi yang
umum dilaksanakan adalah melalui
transplantasi karang, yaitu rehabilitasi
dengan jalan memotong cabang
karang dari karang hidup kemudian
menanamnya pada terumbu karang
yang mengalami kerusakan atau
pada substrat buatan.
Karena itulah, PHE WMO berinisitaif
mengadakan kegiatan rehabilitasi
terumbu karang melalui pembuatan
terumbu buatan (artificial reef) dan
transplantasi. Kegiatan tersebut
merupakan suatu bentuk kepedulian
dan aksi nyata PHE WMO terhadap
kelestarian ekosistem laut dan
terumbu karang.
Sejak 2017, PHE WMO mulai
konservasi terumbu karang dengan
luasan lahan 276 meter persegi.
Kegiatan yang dilakukan dimulai
dengan studi atau survei pendahuluan,
dilanjutkan dengan pembuatan
dan peletakan terumbu buatan
berupa kubah beton berongga pada
dasar perairan yang menjadi lokasi
transplantasi, transplantasi karang,
penanaman fragmen karang pada
terumbu buatan dengan tujuan
merehabilitasi dan/atau meningkatan
jumlah koloni terumbu karang baru dan
sehat”. PT Pertamina Hulu Energi
West Madura Offshore (PHE WMO)
melakukan kegiatan rehabilitasi
terumbu karang di gugusan Pulau
Ajaib tersebut.
Dari hasil pengamatan awal Februari
2016, memperlihatkan bahwa koloni
karang kawasan tersebut mengalami
pemutihan (bleaching). Secara
umum, kondisi terumbu karang di
perairan Sepulu, diperkirakan berada
dalam kondisi ‘buruk’ atau ‘rusak’
MeNYeLaMaTKaN TerUMbU KaraNg MeNcIPTaKaN peReKonomian BeRKelanjuTan
48Keberadaan rekrutmen karang
tersebut menunjukkan bahwa
permukaan substrat kubah beton
berongga dapat memenuhi fungsinya
untuk mendukung restorasi terumbu
karang melalui penyediaan substrat
yang sesuai untuk rekrutmen karang
secara alami.
Tingginya densitas rekrutmen karang
pada terumbu buatan atau substrat
transplantasi membuktikan bahwa
terumbu buatan dapat menjadi
substrat tambahan yang cocok untuk
penempelan larva karang. Larva
karang membutuhkan substrat yang
stabil untuk melakukan penemepelan
karena substrat yang tidak stabil
akan membuat larva susah
untuk menempel dan juga dapat
menyebabkan kematian larva karang.
Memang sejak memulai melakukan
kegiatan konservasi, lokasi gugusan
kondisi perairan Desa Labuhan
khususnya keadaan terumbu karang
dan langkah-langkah yang musti
dilakukan. Tahapan kegiatan secara
berkala dilaporkan kepada Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten
Bangkalan dan DLH Provinsi Jawa
Timur.
Muara dari kegiatan konservasi ini
adalah menjadikan Desa Labuhan
sebagai destinasi wisata melalui
konsep wisata laut berbasis edukasi
terumbu karang. Pokdarwis Payung
Koneng yang akan menjalankan
kegiatan wisata laut tersebut. “Jadi
kita nanti pengelolaan wisata akan
dilaksanakan oleh Payung Koenng.
Kita sewakan perahu kepada
pengunjung yang ingin melihat
terumbu karang alam,” katanya.
Dari kegiatan konservasi yang
diilakukan pada sekitar Juni 2017,
beberapa fragmen atau koloni
karang mengalami kematian akibat
penutupan oleh sampah plastik,
makroalga atau sedimen. Namun
demikian, pada November 2017 atau
enam bulan sejak kegiatan perdana
dilakukan, telah teramati keberadaan
rekrutmen-rekrutmen karang baru
yang tumbuh secara alami pada
permukaan kubah beton berongga
yang menjadi substrat transplantasi.
Pada Oktober 2019, rekrutmen-
rekrutmen tersebut tumbuh dengan
baik dan menunjukkan penambahan
biomassa berupa pelebaran koloni.
CSR
Foto
: Dok
. PH
E
karang, misalnya anggota famili
Pomacentridae, Blennidae,
Scorpaenidae dan Gobiidae yang
memanfaatkan lubang-lubang pada
permukaan beton sebagai tempat
berlindung. Selain ikan, substrat dan
media transplantasi juga menjadi
wahana tumbuh (tempat melekat)
bagi berbagai invertebrata bentik
sesil maupun motil, misalnya siput
(Gastropoda), spons laut, makroalga
serta beberapa kelompok biota
lainnya.
“Kegiatan Karang transplantasi
memberikan fungsi bagi biota laut.
Oleh karena itu, perawatan dan
pemantauan karang transplantasi
secara kontinu dan periodik, mutlak
diperlukan untuk mengevaluasi
tingkat keberhasilan serta memenuhi
tujuan pelaksanaan transplantasi itu
sendiri,” demikian disampaikan pihak
PHE WMO.
Program yang menghabiskan dana
sekitar Rp.400 juta ini masuk sebagai
salah satu program unggulan untuk
pencapaian Proper Emas tahun 2017
oleh oleh Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehuatanan (KLHK) atas
Kinerja Lingkungan dan kontribusi
PHE WMO terhadap Masyarakat di
sekitar wilayah operasi.
untuk mengetahui fungsi tersebut
adalah melalui pengamatan ikan
karang di sekitar area transplantasi.
Pengamatan ikan karang di sekitar
area transplantasi pada periode
Juni 2017 menunjukkan bahwa
beton piramida berongga yang
menjadi substrat transplantasi
telah menjadi area mencari makan
(feeding area) sekaligus sebagai
habitat bagi berbagai spesies ikan
karang, terutama dari famili Gobiidae,
Pomacentridae, dan Lutjanidae.
Area sekitar transplantasi 2017 juga
menjadi habitat bagi banyak spesies
ikan karang baik ikan kelompok
major, target dan indicator species.
Kekayaan spesies ikan pada area
transplantasi tahun 2019 adalah lebih
tinggi dibandingkan dengan area
transplantasi 2017.
Substrat transplantasi tampaknya
juga menjadi area berlindung
(refugee area) bagi ikan
terumbu karang ini terus menjadi
salah satu destinasi wisata yang
ramai didatangi. Fenomena kehadiran
Gunung Ajaib memang menjadi salah
satu daya tarik. Karena itu kegiatan
konservasi terumbu karang, ikut
menyokong pengelolaan wisata di
perairan Desa Labuhan Kecamatan
Sepulu.
Sejak Maret 2020, ketika Pandemi
Covid 19 mulai menyerbu Indonesia,
kegiatan yang dilakukan Pokdarwis
Payung Koeng hanya berfokus
pada perawatan sarana wisata dan
kebersihan lokasi. Karena sejak
wabah, lokasi ditutup dan belum
diperbolehkan ada kunjungan wisata.
Hal ini sesuai dengan ketentuan
protokol kesehatan selama wabah
sebagaimana yang disampaikan oleh
Camat Sepulu. “Mudah-mudahan
kondisi segera pulih, sehingga
kunjungan wisata kembali normal
dan keberadaan wisata edukasi di
Desa Labuhan kembali normal dan
memberi manfaat bagi sekitar,” harap
Syahril.
Dari hasil pengmatan PHE WMO,
penempatan terumbu buatan secara
nyata dapat memberikan dampak
positif untuk rehabilitasi terumbu
karang di perairan pesisir Desa
Labuhan Kecamatan Sepulu. Salah
satu tujuan kegiatan konservasi
adalah menyediakan fungsi habitat
bagi biota-biota laut yang berasosiasi
dengan terumbu karang, termasuk
ikan karang.
Variabel yang umum digunakan
49
KOMUNITAS
50
Mens sana in corpore sano, dalam
tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang kuat. Begitu ungkapan dalam
Bahasa Latin yang selalu digaungkan. Nah,
salah satu yang dapat membuat tubuh sehat
adalah berolahraga secara teratur. Kecuali
menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh,
olahraga juga menjadikan jiwa dan pikiran
kita lebih segar. Terlebih jika dilakukan di
tempat terbuka atau lapangan.
Olahraga pagi termasuk salah satu yang
bisa membuat tubuh sehat sekaligus Foto
: Dok
. PH
E
KaMPaNYe SeHaT DaN bUgar LeWaT LarI
51
Runners, komunitas pelari PHE
pada tahun 2016. Para pelari
andalan PHE antara lain Sangaji
Saputro & Reynan Gustadilova
dari Finance Controllers, Lucky
Bagus
Waskito dari ES PHE OSES,
Edo Yavino dari NBU PHE
OSES, Ali Fahmi dari Finance
Treasury, Annetya Hapsari dari
DWS PHE OSES, Eky Arnanda
& Gita Dimarsandy yang didapuk
sebagai ketua komunitas PHE
Runners & PHE OSES Runners
pada 2019.
Menurut Lucky Bagus, berlari
bersama kawan satu perusahaan
memiliki makna sangat penting.
Dengan komunitas para pekerja
PHE dapat saling bertukar
pikiran dengan pekerja dari
korporat (PHE) dan anak usaha
PHE lainnya. “Kita bisa cerita
mengenai hobi lari, mulai dari
peralatan lari, teknik lari maupun
berbagai lomba lari yang akan
datang,” ujarnya.
jiwa nan kuat. Tak heran jika
sejumlah pekerja PT Pertamina
Hulu Energi Offshre Southeast
Sumatra (PHE OSES), anak
usaha PT Pertamina Hulu Energi
(PHE), memilih lari sebagai
bagian dari rekreasi setelah
lelah bekerja seharian. Mereka
bergabung dalam komunitas lari
PHE OSES sebelum akhirnya
bersama beberapa pecinta
lari dari korporat (PHE) dan
PHE ONWJ membentuk PHE
Gita Dimarsandy, Ketua
Komunitas Lari PHE OSES,
mengatakan para pelari OSES
bergabung di PHE Runners.
Awalnya mereka bukan latihan,
tapi lari bersama setelah pulang
kantor dan tidak ada jadwal yang
tetap. “Kini kami rutin latihan di
Buperta Ragunan, dan di Pintu
Kuning, Stadion GBK. Selasa
di Buperta Ragunan dan Kamis
di GBK. Waktunya sekitar pukul
16.30-18.00,” ujar Gita.
Jadwal latihan terpisah
karena jarak dan waktu tidak
menyurutkan semangat yang
berlatih di GBK maupun Buperta
Ragunan. “Rekor terbanyak
latihan gabungan di GBK adalah
sekitar 30-an orang,” ujar Eky.
Menurut Lucky, PHE Runners
berasal dari beragam fungsi dan
jabatan. Dari pegawai organik
hingga karyawan tenaga kerja
jasa penunjang. Dari senior
manajer hingga engineer. Dari
personel yang bertugas di kantor
hingga personel offshore yang
sedang off duty.
Mereka mendapatkan pelatihan
intensif dari 2 orang pelatih
Evofitplus, yaitu Arif Rahmat dan
Meiko Setiawan. Biaya untuk
pelatih ini sudah masuk dalam
anggaran BAPOR PHE.
Arif dan Meiko memberikan
latihan bervariasi. Mulai dari
teknik berlari, latihan kekuatan,
latihan core, fleksibilitas,
gita Dimarsandy, Ketua komunitas PHE Runners & PHE OSES Runners pada 2019
52
mobilitas, hingga stabilitas, dll.
“Olahraga lari adalah olahraga
yang sangat personal, yang kita
lawan adalah diri kita sendiri
sehingga untuk mencapai target
tertentu, porsi latihan disesuaikan
dan dibangun secara bertahap,”
ujar Lucky.
Dia mencontohkan, seorang
pelari bisa menempuh jarak
5 km dalam waktu 45 menit,
akan sangat sulit untuk dapat
meningkatkan kemampuan
berlari dengan jarak yang sama
dan memotong waktu menjadi 40
menit. Meningkatkan intensitas
lari dan menambah porsi latihan
pendukung merupakan latihan
melawan diri sendiri, dan itu yang
dihadapi oleh pelari.
“Sebagai pembanding, atlet lari
Indonesia bisa berlari sepanjang
KOMUNITAS
5 km hanya dalam waktu 15
menit, bahkan atlet internasional
membutuhkan waktu kurang dari
13 menit untuk menempuh jarak
yang sama,” katanya.
Karena terbentuk empat tahun
lalu, PHE Runners banyak
mengikuti running event.
Beberapa anggota PHE Runners
sempat mencicipi event bergensi
pada salah satu dari enam lomba
Foto
: Dok
. PH
E
53
lari terkemuka di dunia (World
Major Marathon): Tokyo, Berlin,
London, New York, Chicago, dan
Boston. Di dalam negeri, ada
beberapa running event besar
seperti Bali Marathon, Borobudur
Marathon, Jakarta Marathon,
Bandung Marathon dan beberapa
event lari yang diselenggarakan
oleh institusi atau produk-produk
olahraga yang diikuti pelari dari
PHE Runners.
“Ketika mengikuti running
event kami biasanya menyebut
diri kami sebagai recreational
runners, karena kami hanya
memasang target untuk finish
di antara ribuan pelari lainnya.
Target untuk finish bukanlah hal
mudah, berlari sepanjang 5, 10,
21, dan 42 KM adalah tantangan
dengan porsi persiapan dan
latihan berbeda, sekali lagi,
hanya target finish untuk kita
pelari kantoran ini,” ujar Eky
Arnanda, ketua PHE Runners.
Foto
: Dok
. PH
E
Baru bergabung dengan komunitas pelari PHE OSES dan PHE Runners
sejak dua tahun lalu, prestasi lumayan ditorehkan Annetya Hapsari Tiartanaya. Pekerja PHE OSES-DWOWS-Drilling kelahiran Jakarta, 6 Juli 1988 ini meraih juara pertama kategori Putri Internal Close, Pertamina EcoRun 2019. Ini adalah event lari tahunan berbagai kategori yang digelar PT Pertamina (Persero). ”Tahun lalu ada sekitar 7.500 peserta yang ikut Eco Run, pesertanya terbuka untuk umum,” ujar Annetya.
Dia mengaku sedikit kaget bisa jadi juara pertama Pertamina EcoRun. Apalagi pehobi musik dan traveling ini tidak menargetkan juara di event tersebut. “Saya hanya lari untuk mengerjakan training plan saja. Itu pun dengan drama start telat dan tidak pemanasan. Ini jangan dicontoh ya,” katanya.
Annetya mulai hobi lari sejak enam tahun lalu. Ini berawal dari keisengannya hingga berlanjut mengikuti berbagai lomba lari. “Saya latihan bersama teman-teman PHE OSES Runners di PHE Runners setelah pulang kantor,” katanya.
Bila tidak ada event lari, Annetya latihan dua hingga tiga kali sepekan. Bila akan mengikuti lomba lari dan sudah ada training plan, intensitas latihan meningkat jadi lima hingga enam kali sepekan. Selain dengan PHE Runners, Annetya juga bergabung dengan MAEM Running Club. Dia biasa lari di MAEM Running Club pada akhir pekan saat car free day (CFD). “Bentuk latihan easy run, tempo, interval, strength, dan long run. Latihan diatur sesuai porsinya,” katanya.
annetya hapsari Tiartanaya
Kaget jadi juara eco run
Menurut dia memecahkan rekor
pribadi untuk jarak tertentu
membutuhkan porsi latihan yang
ditingkatkan dan didukung oleh
latihan penunjang lainnya. Dengan
demikian, jika suatu saat ada
anggota pelari PHE yang naik
podium, itu hanya bonus, bukan
target. “Bahkan atlit nasional
Indonesia sampai sekarang sangat
sulit untuk menjadi juara umum
pada running event di Indonesia,
lebih sering didominasi pelari
internasional dari Kenya/Ethiopia
” ujarnya.
Komunitas PHE Runners ini
menargetkan ke depan dapat
mengumpulkan anggota
sebanyak-banyaknya, healthy
campaign, dan menancapkan
bendera PHE Runners di
running event nasional maupun
internasional. Apalagi komunitas
ini dibangun sebagai perwujudan
dari budaya hidup sehat. Keep
healthy with running.
Tak heran bila Takengon adalah
surga bagi penyuka destinasi
wisata hijau. Maklum, Takengon
memiliki banyak tempat wisata
yang sangat layak dijadikan salah
satu tujuan destinasi wisata, di
antaranya Puncak Pantan Terong,
Danau Laut Tawar, Menikmati
Indahnya Air Terjun Mangaya,
Menikmati Seduhan Kopi terbaik
dunia langsung di kebun kopi dan
masih banyak lagi yang pastinya
akan membuat Anda rindu dan
ingin kembali ke kota ini.
LEISURE
Masyarakat Takengon lebih
senang di sebut dengan Gayo.
Ini adalah etnis mayoritas
masyarakat di sana. Pada
umumnya masyarakat Kabupaten
Aceh Tengah berkomunikasi
menggunakan Bahasa Gayo.
Pemandangan indah dapat
Anda rasakan saat berkunjung
ke Aceh Tengah. Hijaunya
alam masih dapat dirasakan di
kabupaten seluas 4.318,39 km2
yang memiliki 14 kecamatan ini.
WISaTa DI TaKeNgoN, NegerI DI aTaS aWaN
54
Aceh Tengah adalah
salah satu kabupaten
di Provinsi Aceh.
Ibukotanya adalah Takengon,
kota kecil berhawa sejuk yang
berada di kawasan Dataran
Tinggi Gayo. Dua kabupaten
lain yang berada di kawasan ini
adalah Kabupaten Bener Meriah
dan Kabupaten Gayo Lues.
Ketiganya berada di salah satu
bagian punggung pegunungan
Bukit Barisan yang membentang
sepanjang Pulau Sumatera.
Foto
: ist
imew
a; (b
awah
) yop
iefr
anz.
com
; (ka
nan
atas
) par
iwis
ata.
net
2. danau Laut Tawar
Panorama dan keindahan Danau
Laut Tawar benar-benar indah.
Di sekeliling Danau Laut Tawar
merupakan hamparan kebun kopi
masyarakat yang menjadikan
danau laut tawar sangat indah.
Danau Laut Tawar bisa anda
kelilingi menggunakan mobil dan
sepeda motor memakan waktu
lebih kurang satu hingga dua
jam. Seperti laut lainnya, ketika
datang waktu sore kita bisa
menikmati sunset yang sayang
untuk dilewatkan.
Danau Laut Tawar persis berada
di tengah-tengah Kota Takengon.
Danau ini mempunyai luas
sekitar 5.472 hektar dengan
panjang 17km dan lebar 3,219
km. Panorama hamparan danau
yang biru dan pemandangan
indah lereng-lereng pegunungan
yang mengelilingi Danau
Laut Tawar dijamin dapat
memanjakan mata kamu
apabila berkunjung kemari.
Masyarakat yang mendiami
daerah sekitar, menyebut
danau ini dengan sebutan
“Danau Lut Tawar”.
Takengon bisa ditempuh dari
Banda Aceh, ibukota Aceh, lebih
kurang berjarak 314 Km. Jika
menggunaan angkutan umum
jenis minibus, jarak tempuhnya
sekitar 6-7 Jam perjalanan.
Takengon berada di dataran
tinggi, biasa di sebut negeri di
atas awan dan berhawa
dingin. Jika Anda ingin
berkunjung ke sana, inilah
beberapa tujuan wisata
yang menarik untuk
dikunjungi.
55
1.Puncak Pantan Terong
Puncak Pantan Terong
merupakan destinasi wisata
yang paling banyak dikunjungi
oleh wisatawan lokal maupun
mancanegara. Salah satu
keunggulan Pantan Terong
adalah Anda dapat melihat
keindahan Kota Takengon dan
pemukiman warga dan Danau
Laut Tawar dari puncak Gunung
Pantan Terong dari ketinggian
2000 Mdpl. Lokasi Pantan Terong
dapat dicapai dari pusat kota
Takengon lebih kurang 6 km atau
sekitar 20 menit menggunakan
mobil dan sepeda motor.
Berbagai fasilitas sudah tersedia
di tempat ini. Mulai dari mushola,
toilet, dan jajanan. Tempat ini
juga sudah dipagar keliling
sehingga pengunjung dapat
melihat pemandangan Danau
Laut Tawar dan Kota Takengon
dari ketinggian.
Puncak Pantan Terong
Danau Laut Tawar
3. Goa Loyang Koro
Lokasinya juga tak begitu jauh
dari Danau Air Tawar. Tepatnya
terletak di kaki Gunung Birah
panyang Desa Toweren,
Kecamatan Laut Tawar, hanya
7 Km dari Kota Takengon. Goa
ini terletak di kaki Gunung
Birahpayang, sekitar 15 meter
dari bibir pantai dengan
kedalaman 20 meter. Masyarakat
Gayo meyakini goa ini memiliki
panjang hingga 16 km.
Uniknya, pintu masuk gua
ini tepat berada di tebing
pinggiran danau yang tenang.
Pengunjung yang datang pun
tidak hanya dari Takengon
saja, melainkan dari berbagai
wilayah luar Aceh bahkan turis
mancanegara menjejakan kaki
di gua legendaris ini. Untuk
mencapai tempat ini, anda dapat
menggunakan mobil, motor, atau
kendaraan umum khas Aceh
dengan waktu tempuh kurang
lebih 15 menit dari pusat
kota Takengon.
4. Masjid Ruhama
Takengon Aceh terkenal
dengan bangunan mesjid
yang besar dan memiliki
arsitektur unik serta indah.
Salah satunya mesjid
Ruhama di Takengon.
Mesjid ini mampu
menampung jamaah sekitar
2.000 jamaah. Dengan
kubah emas dan ornamen
lukisan khas Gayo masjid
yang berada di Kelurahan
Takengon Barat, Kecamatan Lut
Tawar ini sangat menarik jika di
pandangi dari luar.
Masjid Ruhama Takengon
didirikan pada 1969, di atas
tanah wakaf seluas 1.431
meter persegi. Desain mesjid
ini menarik, perpaduan gaya
modern dan tradisional suku
Gayo, suku yang merupakan
penduduk asli wilayah dataran
tinggi Gayo.
Masjid ini mudah dikenali dengan
kubah emas di gapuranya
dari jauh pun sudah terlihat
kemilaunya. Kubah utama
masjid ini berwarna putih
dengan ornamen ukiran khas
tradisional Gayo. Masjid Ruhama
mengambil gaya masjid di Asia
barat yang memiliki banyak
tiang di bagian terasnya, namun
memiliki bagian dalam yang
lapang.
Interior masjid ini semakin
cantik dengan perpaduan mural
bernuansa gayo dan barisan
kaligrafi. Mihrab utama dalam
masjid Ruhama terisi dengan
kaligrafi islami yang cantik.
Lapisan karpet lembut terhampar
memenuhi sisi dalam masjid.
Sejuknya udara pegunungan
membuat masjid ini tidak
membutuhkan penyejuk udara.
Mesjid Ruhama merupakan
mesjid kebanggaan masyarakat
Takengon. Mesjid ini layak
untuk jadi persinggahan
Anda. Berwisata bukan berarti
meninggalkan ibadah.
5. Pante Menye Bintang
Salah satu tempat favorit untuk
menikmati Danau Laut Air Tawar
adalah di Pante Menye. Sebuah
lokasi wisata yang terletak di
Kampung Genuren, Kecamatan
Bintang, Aceh Tengah.
Panorama alam dari tempat
ini terlihat sangat
indah. Keindahan
Danau Laut Air
Tawar dan sayup-
sayup keindahan
LEISURE
56
goa Loyang Koro
Masjid ruhama
Pante Menye bintang
Pante Menye bintang
Gunung Birahpanyang ditambah
dengan hamparan persawahan
masyarakat serta bebukitan
nan indah dapat Anda nikmati
sekaligus di tempat ini.
6. Bur Gayo
Tidak hanya di puncak Pantan
Terong anda bisa melihat
keindahan kota Takengon dari
ketinggian, Anda bisa bisa
menikmati keindahan kota
Takengon lebih dekat dari Bur
Gayo. Jika Anda pernah ke
Takengon dan melihat ada tulisan
Tanoh Gayo di puncak gunung,
itulah Bur Gayo. Selain melihat
Kota Takengon dari dekat Anda
juga dapat menikmati keindahan
Danau Laut Tawar ketingggian
Bur Gayo. Jika sudah di puncak
Bur Gayo jangan lupa untuk
diabadikan.
7. Lancuk Leweng Bur Telege
asir-asir
Tempat yang satu ini sedang
hits di dataran Tinggi Gayo.
Objek wisata ini tergolong sangat
baru. Tempat wisata Lancuk
Leweng Bur Telege ini digagas
oleh masyarakat dan pemuda-
pemudi Kampung Asir-asir Atas.
Objek wisata ini dipoles
sedemikian rupa yang
menjadikan Puncak
Leweng ini sangat indah
dan romantis. Jika Anda
ke Takengon jangan lupa singgah
dan menikmati keindahan
puncak Leweng Bur Telege.
8. Menikmati Kopi Gayo
di Kebun Kopi
Ingin menikmati minuman khas
Aceh, kopi Gayo dapat menjadi
menu utama yang harus Anda
coba di Takengon. Rasa khas
kopi Gayo akan memberikan
citarasa berbeda bagi Anda
pecinta kopi. Kopi ini juga dapat
Anda jadikan oleh-oleh khas di
bawa pulang dari Gayo. Kopi
Gayo merupakan salah satu kopi
termahal dunia.
Sebagian besar
masyarakat
Kabupaten Aceh
Tengah berprofesi
sebagai petani.
57
Kabupaten Aceh Tengah
menghasilkan salah satu jenis
kopi arabika terbaik di dunia
dengan luas lahan mencapai
48.300 hektar, dengan rata-rata
produksi per hektare sebanyak
720 kilogram.
Umumnya kopi di dataran
Tinggi Gayo terdiri atas dua
varian kopi, yakni arabika dan
robusta namun masyarakat
lebih mengembangkan kopi
jenis arabika. Yang menarik
jika berkunjung ke Takengon
adalah menikmati kopi langsung
di kebun kopi dengan suasana
alami dan berhawa sejuk. Ini
dapat Anda temukan di beberapa
warung kopi yang berada tepat di
tengah-tengah kebun kopi. Anda
juga bisa belajar cara menyajikan
kopi di warung tersebut, lalu
langsung menyeruputnya
ditemani aroma bunga kopi.
Selamat berwisata di negeri di
atas awan!
bur gayo
Menikmati Kopi gayo di Kebun Kopi
Lancuk Leweng bur Telege asir-asir
Pante Menye bintang
Foto
: ist
imew
a; (k
iri) p
ewar
ta k
utar
aja
58
Menyelami Batu Bolong, mata kita
selalu dimanjakan warna-warni
karang yang indah,” ujar Jhon.
Batu Bolong adalah sebuah
bukit laut atau disebut pinnacle
rock yang tumbuh 75 meter dari
dasar laut terletak di selat antara
Pulau Tatawa dan Komodo dan
termasuk dalam kawasan Taman
Nasional Pulau Komodo. Area ini
benar-benar terawat baik berkat
rus dan topografi situs (sisi
curam) yang melindunginya. Batu
Bolong termasuk dalam salah
satu dive site terbaik di dunia
bersama Raja Ampat. Tak heran
bila pecinta diving lokal maupun
manca negara mendatangi
kawasan itu.
HOBI
MeNYeLaMI KeINDaHaN baWaH LaUT NUSaNTara
Satu hari di ujung pekan
sekitar Juni 2019. Jhon
Henriano (36), pekerja
Planning Performance Risk
Management (PPRM) PT
Pertamina Hulu Energi (PHE),
bersiap menyelami keindahan
bawah laut Batu Bolong di
Labuan Bajo, Nusa Tenggara
Timur. Seluruh perlengkapan
menyelam sudah dipakainya.
Kamera yang biasa digunakan
untuk mengambil gambar juga
dalam posisi siaga untuk dibawa
ke bawah laut.
Jhon bersama temannya mulai
menyelam dekat permukaan
dengan karang warna-warnai dan
invertebrata lainnya serta ribuan
ikan kecil warna-warni. Selain
itu penyu, ikan badut, barakuda,
hiu sirip-putih, Giant Trevally
atau dogtooth tuna pun tak luput
menjadikan tempat ini menjadi
habitatnya. Ini menjadikan tempat
ini kaya akan biota lautnya.
“Sejak pertama turun di Batu
Bolong, kita sudah dapat
menikmati wall batu karang yang
memukau. Bebatuan, hard coral,
soft coral, sponge menghiasi
kontur dive spot yang satu ini.
dari group. John melihat group
dive lainnya juga sangat kacau,
berhamburan di terjang arus,
mencoba menyelamatkan
diri masing masing dengan
mendekat ke Reef. Mencoba
naik ke permukaan namun sulit
karena ditarik arus turun (down
current). Tangki yang dibawa
untuk menyelam biasanya
berisikan oksigen 200 bar. Pada
kondisi normal, bagi penyelam
200 bar cukup untuk 45 menit
dibawah laut. Bila dalam keadaan
panik 200 bar itu bisa habis
dalam 5 – 10 menit.
“Kondisi saya itu ke-tarik ke
bawah karena down current.
Saat itu posisi saya terdorong di
sisi kanan pinnacle, kadang saya
tertarik kebawah 25 meter, lalu
ditarik keatas ke 20. Di saat itu
saya mencoba untuk memenang
kan diri, mencoba bertahan
dengan menggunakan hook reef,”
katanya.
Mencoba mengatur pernafasan,
perubahan tekanan akibat
naik turun yang sangat
cepat membuat potensi
decompression sickness sangat
tinggi. Berbahaya bila terjadi
decompression dapat berakibat
fatal, yaitu gendang telinga
bisa pecah hingga meninggal.
Selain bergelut dengan arus
yang sangat kencang, harus
berhadapan dengan regulator
yang tersumbat air akibat arus
juga sangat kencang. “Saat itu
Saya tak bisa bernafas dengan
yang tidak diinginkan tentunya.
“Jangan sampai peristiwa yang
saya alami terjadi,” ujarnya.
Jhon bercerita, saat itu dia akan
menyelam pukul dua sore waktu
setempat. Mereka didampingi
dua orang dive guide lokal.
Kedua dive guide itu “berselisih”
pendapat. Salah satu dive guide
memaksakan untuk turun pada
saat itu, sedangkan dive guide
satunya menyarankan untuk
kegiatan penyelaman di tunda
dahulu hingga jam tiga sore.
Dive guide yang meminta waktu
penyelaman ditunda mengatakan
bahwa saat itu masih transisi
arus bahaya, tak tahu mana
yang aman dan tidak. “Kalau
nyelam itu kita harus berindung
dari arus, tapi si guide lokal
memaksa,” ujar Jhon.
Benar saja prediksi sang
pemandu tersebut. Begitu
menuruti keinginan pemandu
lokal, selang 10 menit Jhon
dan kawan-kawan menyelam,
keadaan kacau balau. Mereka
dihantam arus (washing
machine). Arusnya sangat
kencang, bubble ke bawah
dan mereka ke tarik (down
current). Dia terlempar terpisah
59
Menurut Jhon, menyelam di
perairan Batu Bolong sebuah
tantangan (challenging)
tersendiri. Salah satunya adalah
arusnya yang sangat kuat.
Saat menyelam harus melihat
momentum yang pas. “Pagi, arus
dari utara. Kalau jam dua siang
ke atas, itu arus mulai berubah
arah. Itu sangat berbahaya.
Kami menyelam di pinnacle. Jika
menyelam di waktu yang salah
bisa berakibat fatal. Dengan arus
yang sangat kuat, sering kali
banyak memakan korban di area
ini, anda akan menemukan arus
up current dan down current. Ini
biasa disebut “washing machine”.
“Anda bisa merasakan sensasi
dan pengalaman luar biasa
disini,namun walaupun sangat
berbahaya, penyelaman di Batu
bolong masih menjadi favorit
dunia dan sangat aman jika
dilakukan sesuai prosedur dan
waktu yang tepat” ujar Jhon.
Karena arus yang kuat dan
berubah-ubah, menurut Jhon,
pengunjung (penyelam pemula)
yang ingin menyelam disini
mesti ditemani diver profesional
(dive guide) yang benar-benar
mengerti tempat ini dengan baik.
Ini demi terhindar dari hal-hal
Foto
: Dok
. Prib
adi
regulator, ya karena sering
latihan, saya berhasil melakukan
burst out di regulator (tombol di
regulator).
Masa krisis itu berlangsung
sangat singkat selama 10 menit.
Beban Jhon saat itu juga berat.
Apalagi dia harus membawa
kamera dengan berat di air 7 kg.
Tangki oksigen turun dari 200
bar ke 70 bar. Untungnya, Jhon
berhasil naik dari kedalaman 26
lalu ke 20 dan merangkat ke 17
meter di bawah permukaan laut.
Dari 17 meter ke 12 meter udara
sudah menipis.
“Kalau bertahan bahaya. Apabila
dalam keadaan emergency,
diperbolehkan untuk naik ke atas,
saya beranikan diri. Saya lepas
pegangan dari 14 meter. Ngikutin
arus, sambil perlahan naik ke
permukaan,” ujarnya.
Dari informasi salah satu
teman Jhon di permukaan,
diperoleh keterangan bahwa
Jhon terlempar 300 meter dari
spot Batu Bolong. Beruntung
Jhon masih dilindungi Yang
Mahakuasa. Maklum, spot
Batu Bolong memang kerap
membawa korban jiwa.
Sebelumnya, ada dua orang
penyelam di sana meninggal dan
tidak ditemukan jasadnya.
“Spot ini memang terkenal
‘ganas’, tapi bagusnya luar biasa.
Saya hanya sempat moto Photo
dan video sebentar lalu kejadian
deh. Bad experience memorable
banget,” ujarnya. Walaupun
telah mengalami pengalaman
buruk tersebut, rasa penasaran
semakin tinggi. “Setelah dari
kejadian itu, kami sharing
pengalaman menakutkan life/
dead experience dan berencana
untuk kembali menyelam ke spot
itu kembali esok harinya,” ujar
John sambil tertawa
HOBI MaHaL
Jhon tertarik dunia menyelam
sejak tujuh tahun lalu.
Dia ikut latihan dan
mendapatkan sertifikasi
menyelam saat
bergabung bersama
PHE Diving Club.
Awalnya, dia tertarik
belajar selama karena
penasaran. “Belum
begitu intensif apalagi
diving itu peralatannya
cukup mahal walau kita
bisa sewa. Regulator,
BCD (Buoyancy Control
Device), Mask, fins, etc,.
Kalau fotografinya, saya
sudah hobi sejak SMA,”
ujarnya.
Berawal dari iseng, Jhon
akhirnya cinta berat dengan
selam. Apalagi saat bergabung
dengan Pertamina Diving Club
(PDC) dan banyak komunitas.
Dia juga memadukan hobi
menyelam dengan fotografi.
“Waktu saya di JOB Pertamina
Salawati, yang kebetulan
lokasi operasi di Sorong Papua
Barat – Raja Ampat saya makin
mencintai Hobi ini. Kadang-
HOBI
60
Biodata
Jhon Henriano
Lahir : Pekanbaru, Riau, 12 Januari 1984
Pendidikan: S2 ITB, Teknik Lingkungan.
Pekerjaan:
• PHE CBM, 2013-2015• JOB Pertamina
Petrochina Salawati, 2015-2019
• PHE/PPRM, 2020-Sekarang
Hobi: Menyelam, Fotografi, Videography, Cinematography, Basket.
kadang kalau ada waktu saya
sempat kan untuk diving di Raja
Ampat,” ujarnya.
Seiring waktu, kecintaan Jhon
akan Underwater Photography
semakin tinggi. Belakangan,
fotografi bawah laut pun jadi
professional hobby. Bahkan,
Jhon mengaku kerap ada
tawaran untuk mengerjakan
proyek photo atau video
underwater. “Tapi investasinya
cukup besar juga,” katanya.
Menurut Jhon, underwater
photograpy memiliki
perlengkapan yang tak sedikit
untuk memenuhi standar
profesional. Belum lagi
perlengkapan pribadi untuk
menyelam, yang dibeli sendiri.
“Kamera yang digunakan
ada 2 buah sesuai dengan
peruntukannya. Kamera Fuji
XH1 untuk makro sedangkan
Wide angle menggunakan
Canon 5D Mark IV. Untuk
underwater photography sangat
berbeda dengan di darat. Perlu
housing Kamera, Strobe (untuk
pencahayaan) Floating arms
(untuk meringankan beban
kamera) Ball Clamp (sebagai
penghubung) itu satu paket yang
tidak bisa di pisahkan.” katanya.
Total investasi untuk kedua
kamera underwater photo itu
hampir menghabiskan duit sekitar
Rp200 jutaan. Karena semua
semua barangnya harus di import Foto
: Dok
. Prib
adi
dan harga nya dalam mata uang
dolar AS jadi terasa sangat mahal.
Belum lagi pajak dan lain-lain.
Sedangkan untuk alat selam
sendiri, Jhon tak beli sekaligus.
“Saya belinya pelan pelan sambil
nabung, tapi yang paling pertama
kali saya beli waktu itu masker
dan Fins, selain paling murah
diantara peralatan lainnya,”
ujarnya sambil tertawa. Life
support seperti BCD, Regulator
yang paling utama malah di
beli belakangan. Dia membeli
BCD dan Regulator sendiri
setelah beli kamera. Padahal,
menurut dia, seharusnya
yang paling penting itu beli
peralatan untuk life support
diutamakan. Adapun peralatan
untuk menyelam adalah BCD,
Regulator, Masker, Snorkle, Fins
itu sudah cukup untuk menyelam.
Terkadang untuk mendapatkan
peralatan tersebut, Jhon sering
mendapatkan discount dari
temen temen yang memiliki
diveshop, “Tergantung merek.
Intinya, saya dapat diskon
lumayan. Peralatan diving tak
sampai Rp50 juta,” ujarnya.
Jhon dan kawan-kawan di
komunitas biasanya menyelam
1-2 bulan sekali. Ada komunitas
penyelam di Jakarta dan juga di
Pertamina. Terkadang ada day
trip berangkat ke Kepulauan
Seribu. Pergi jam enam sampai
di Pulau Pramuka jam 7, lalu
diving sampai sore. Bisa tiga kali
penyelaman dalam sehari.
“Kalau trip diving favorit saya
Wakatobi, Derawan, Gili, Labuan
Bajo, Rajampat, Aceh. Kalau lihat
dari total jumlah penyelaman
yang dilakukan sudah lebih
dari 250 log (penyelam-an) Itu
dari 2014-2020. Paling aktifnya
2017-sekarang, pas sudah mulai
tertarik underwater photography”
ujarnya.
Jhon masih akan terus
mendatangi spot-spot terbaik
di Tanah Air. Dia akan melihat
dari dekat bagaimana pesona
dan ekosistem bawah laut
Nusantara. “Menjelajahi tempat-
tempat eksotik di Indonesia
merupakan tantangan tersendiri
buat saya, tetapi dengan foto
dan video, saya bisa sharing
dan menginspirasi teman teman
lainnya bukan hanya untuk
menikmati indahnya bawah
laut Indonesia, tetapi untuk ikut
menjaganya,” katanya.
61
62
cakar ayam, pegagan, brotowali,
kitolod dan lain-lain bahkan ada
tanaman jahe-jahean, seperti
lngkuas, temulawak, kencur
dan kunyit yang dibiarkan tak
dimanfaatkan.
Berawal dari rumput liar serta
bahkan menjadi “rumah” bagi
rumput-rumput liar yang tumbuh
dan seringkali menggangu
pemandangan sekitar
pemukiman. Rumput-rumput liar
tersebut setelah diindentifikasi
beberapa merupakan jenis
tanaman obat seperti sambiloto,
maRinah, SrIKaNDI HerbaL DarI baNggaI
LOCAL HERO
Pekarangan–pekarangan
rumah di wilayah
pedesaan sekitar
operasi Joint Operating Body
Pertamina-Medco E&P Tomori
Sulawesi di Kabupaten Banggai,
Sulawesi Tengah sangat luas
namun belum dioptimalkan
Biodata
MarINaHTempat/tanggal lahir: Wanareja, 11 September 1973
Pendidikan:
Sekolah Dasar
Pekerjaan: Ketua Kelompok Kalisbatan, Kabupaten
63
Foto
: Dok
. PH
E
bantuan sarana produksi
untuk pengembangan usaha.
Ini merupakan aktivitas yang
direncanakan untuk dapat
memandirikan kelompok secara
berkelanjutan sehingga ketika
program sudah selesai dapat
terus berjalan dan memberikan
manfaat bagi masyarakat.
Menurut Agus, Marinah aktif
meracik tanaman obat sejak
mengikuti pelatihan pengolahan
tanaman obat di Karya Sari
Jakarta, beberapa tahun lalu.
Kegiatan ini difasilitasi oleh
JOB Tomori. Sejak mengikuti
pelatihan pengolahan tanaman
obat, Marinah semakin aktif
bersama kelompok Cahaya
Berkah yang dipimpinnya di
Desa Sinorang, Batui Selatan,
Kabuaten Banggai.
Marinah menghimpun
perempuan untuk merawat
rumput-rumput liar yang
diidentifikasi sebagai tanaman
obat. Kegiatan pengolahan
tanaman obat ini terus berjalan
dengan diiringi edukasi kepada
masyarakat terkait pola hidup
sehat dan bagaimana untuk bisa
meracik dan mengkonsumsi
tanaman obat secara mandiri
sehingga tidak lagi bergantung
pada obat-obat kimia.
“Saya berterimakasih kepada
JOB Tomori karena berbekal ilmu
tentang rumput inilah saya bisa
diajak kemana-mana. Kegiatan
ini juga memberikan pendapatan
tim Community Development
JOB Tomori justru bermula di
pekarangan.
Agus Sudaryanto, Relations,
Security and Community
Development Manager
JOB Tomori, mengatakan
dengan melihat pada potensi
wilayah serta didorong untuk
meningkatkan kapasitas kaum
perempuan dengan melakukan
kegiatan yang tidak jauh dari
rumah, mengoptimalkan waktu
luang dan mengaktifkan kegiatan
yang produktif, JOB Tomori
hadir untuk melakukan fasilitasi,
pendampingan, dan kemitraan
melalui program pemberdayaan
masyarakat.
Menurut Agus, awal mula JOB
Tomori menggandeng Marinah
mengacu pada ketokohan yang
bersangkutan di dusunnya,
selain pertimbangan semangat
Marinah dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan program
kampung herbal. “Berbekal
pengamatan dan juga interaksi
inilah sehingga peranan Bur Mar
dapat lebih ditingkatkan lagi. Bu
Mar dapat menjadi modal untuk
mampu menjadi penggerak di
masyarakat dan juga sebagai
inovator di program yang
dikembangkan,” ujarnya.
Program kampung herbal
yang dilakukan JOB Tomori
antara laian adalah penguatan
kelembagaan, pendampingan,
peningkatan kapasiatas, dan
belum dioptimalkankanya
pekarangan rumah, tergeraklah
Marinah (46) untuk menghimpun
perempuan untuk membersihkan
pekarangan rumah. Niat awalnya
sekadar membersihkan dan
menata rumput dan pekarangan.
Namun, perjumpaan dengan
64
2017, namun aturan pokok
keorganisasian baru disepakati
pada 2018 atas dampingan
dari tim Comdev JOB Tomori.
Pembentukan kelompok ini
adalah bagian dari penguatan
kelembagaan herbal yang
menghimpun kelompok-
bagi saya pribadi dan juga
kelompok herbal,” ujarnya.
Menurut Marinah, keberadaan
JOB Tomori saat ini memberikan
lapangan pekerjaan bagi
warga masyarakat. Selain itu
juga adanya program-program
pemberdayaan turut mendorong
kreativitas dan keahlian dari para
petani, nelayan, serta anak-
anak muda yang giat melakukan
kegiatan. “Peran penting lainnya
adalah wilayah kami jadi
terkenal dan dikenal masyarakat
luas karena ada perusahaan di
kampung kami,” katanya.
Dia berharap JOB Tomori terus
hadir dan membantu masyarakat
terutama para pendamping yang
setiap hari bersama kelompok
untuk belajar dan mengajari
hal-hal yang kelompok belum
tahu. “Kami saat ini memahami
bahwa ilmu-ilmu yang diberikan
kepada kami sangat manfaat dan
tidak bisa hilang karena kami
sudah mampu melakukannya
dan mempraktikannya sehingga
betul-betul terasa bermanfaat
sekali,” katanya.
Menurut Marinah, JOB Tomori
tidak pernah menjanjikan apa
pun. Tapi dengan ilmu yang
diberikan, itu sudah sangat
bermanfaat dan Marinah dan
teman-temannya di Kelompok
Komunitas Herbalis Batui
Selatan (Kalisbatan). Kelompok
Kalisbatan dibentuk sekitar
LOCAL HERO
65
Foto
: Dok
. PH
E
mengakselerasi kegiatan-
kegiatan di masyarakat.
Gerak aktivitas Marinah dengan
penyuluhan dan edukasi kepada
masyarakat terkait hidup sehat
dan pengelolaan tanaman luas
serta terus mendorong soliditas
komunitasnya dalam membangun
usaha mikro, kecil dan menengah
sehingga terus beriringan antara
giat pemanfataan tanaman di
masyarakat dan aktifiats usaha
komunitas mampu memberikan
manfaat ekonomi. Manfaat-
manfaat inilah yang terus dikelola
hingga menjadi kontribusi yang
lebih positif lagi di masyarakat
yang lebih luas.
berbagai pihak,
terutama Pemerintah
Kabupaten
Banggai, yang telah
menjadikan Marinah
dan produknya
“terbang ke Aceh”
mewakili Pemerintah
Kabupaten
menjadi narasumber Penas
(Pekan Nasional). Marinah
juga dilibatkan untuk menjadi
pendamping lokal kabupaten
untuk melakukan penyuluhan
tanaman obat oleh Pemerintah
Kabupaten Banggai.
Apresiasi program juga
didapatkan dari ajang Indonesia
Sustainable Development
Award (ISDA) mendapatkan
penghargaan Platinum
atas keberhasilan JOB
Tomori melakukan program
pemberdayaan masyarakat
dengan motor penggeraknya
adalah Marinah yang
kelompok kecil yang sudah
ada di desa-desa menjadi
satu komunitas herbalis
tingkat kecamatan.
“Kalisbatan terdiri atas
tujuh kelompok perempuan
pengolah tanaman obat dan
memiliki sentra tanaman
obat di pekarangan rumah
sebagai wadah komunikasi
dan edukasi kepada
kelompok dan masyarakat
secara luas,” ujar Marinah.
Terbentuknya komunitas
ini lagi-lagi mendapuk
Marinah untuk menjadi
pimpinan di komunitas ini
dalam menggerakkan kaum
perempuan di kecamatan.
Kegiatan Marinah dengan wadah
Kalisbatan kian berkembang,
dengan mendata kurang lebih 80
sertifikat produk industri rumah
tangga dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Banggai. Saat ini
Kalisbatan memproduksi 36 jenis
olahan produk, membudidayakan
111 jenis tanaman obat,
melakukan mekanisme sentra
di pekarangan rumah. Tercatat
sekitar 2.900 penerima
manfaat olahan herbal serta
mendapatkan omzet penjulan
sekitar Rp740 juta dengan
jaringan pemasaran yang sudah
antarprovinsi.
Keberhasilan Marinah dalam
menghimpun kaum perempuan
menadapatkan apresiasi dari
PERISTIWA
66 PHE OSES Beri Bantuan Sembako bagi Warga Terdampak Covid-19 di Kep Seribu
PHE OSES Salurkan
Sembako bagi Warga
Terdampak Covid-19 di Pulau
Sebira, wilayah terluar dari
Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu yang terletak
di Kelurahan Pulau Harapan,
Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara. Sebanyak 185 kepala
keluarga yang mendiami pulau
tersebut mayoritas berprofesi
sebagai nelayan dan sebagian
besar penduduknya berasal dari
Bugis, Sulawesi Selatan.
Bantuan yang dikemas berupa
185 paket sembako yang terdiri
dari 5 kg beras, 2 liter minyak
goreng, garam, gula, mie instan,
makanan ringan, dan sabun
cuci tangan diserahkan pada
Rabu (20/5) melalui pelabuhan
Kamal sebagai jalan utama jalur
distribusi logistik dan transportasi
masyarakat Pulau Sebira.
Penyerahan bantuan yang
diterima secara langsung oleh
Gunawan, Ketua Karang Taruna
RW 03 Kelurahan Pulau Harapan
sebagai perwakilan masyakat
Pulau Sabira. Penyerahan
bantuan dilakukan dengan
mengutamakan keselamatan
diikuti protokol kesehatan
yang telah ditetapkan, yakni
menggunakan masker dan
menjaga jarak.
Adanya pandemi covid-19 yang
terjadi di Provinsi DKI Jakarta
berdampak bagi kehidupan
keluarga nelayan di pulau yang
pada era penjajahan Belanda
dikenal dengan nama Noord
Watcher “Penjaga Utara”.
Mereka memiliki keterbatasan
akses dalam berniaga yang
mengakibatkan perekonomian di
pulau tersebut sedikit terhambat
sehingga menimbulkan
kekhawatiran akan penyebaran
virus corona di Pulau Sabira.
Paket sembako kemudian dibawa
ke Pulau Sebira menempuh
perjalanan laut menggunakan
kapal tradisional nelayan
Foto
: Dok
: PH
E
67
Cegah Penyebaran Corona, PHE Kampar Bantu Pemkab Indragiri Hulu
PT Pertamina Hulu Energi
(PHE) Kampar kembali
menunjukkan kepeduliannya
dalam penanggulangan
penyebaran virus corona kepada
masyarakat di area operasi
perusahaan. Pada Senin (11/50,
SKK Migas Sumbagut-PHE
Kampar kembali menyerahkan
bantuan penanggulangan
penyebaran Covid-19 ke
Pemerintahan Kecamatan Lirik,
Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Bantuan yang diserahkan berupa
handsanitizer 500 ml (10 botol),
cairan desinfektan sebanyak lima
liter (dua galon), masker kain
(100 pcs), masker medis N 95 (1
box), alat penyemprotan (1 pcs),
dan tempat cuci tangan portable
(1 set komplit), thermometer
infrared (1 pcs), baju hasmad (5
set ), sarung tangan steril latex
(lima pasang), dan melakukan
penyemprotan disinfektan
fasilitas umum.
Sani Santos, Camat
Lirik, mengucapkan
terimakasih kepada manajemen
PHE Kampar atas kepeduliannya
dalam situasi covid- 19. Bantuan
tersebut langsung didistribusikan
distribusikan ke Puskesmas Lirik,
Posko Terpadu covid- 19, dan
tempat-tempat lainnya. “Terima
kasih PHE Kampar,” ujar Sani.
Rizaldi Winant, General Manager
PHE Kampar, melalui media
relations PHE Kampar Sri
Hartati mengatakan bantuan
merupakan bentuk kepedulian
pihak perusahaan kepada
masyarakat di area operasi.
Sebelumnya, PHE Kampar juga
sudah menyerahkan bantuan
yang sama di Kecamatan Rakit
KulimBantuan juga diberikan
ke tiga kecamatan lain, yaitu
Kecamatan Sei lala, Kecamatan
Seberida, dan Kecamatan
Rengat Barat.
selama delapan jam memulai
perjalanannya pada dini hari.
Bantuan paket sembako tiba
di dermaga Pulau Sebira pada
keesokan harinya, Kamis (21/5),
disambut dengan sukacita
oleh warga pulau yang telah
menantikan pembagian bantuan
dari PHE OSES.
“Saya, mewakili masyarakat
Pulau Sebira, mengucapkan
terima kasih atas kepedulian
PHE OSES dan mengapresiasi
perhatian yang diberikan kepada
masyarakat Pulau Sebira,” ujar Ali
Kurniawan, Ketua RW 03 Pulau
Sebira.
PHE OSES juga menerapkan
protokol yang ketat terhadap
pekerja yang keluar masuk ke
fasilitas operasi perusahaan
untuk mencegah penyebaran
virus Covid-19 antara lain dengan
melakukan rapid test untuk
pekerja dan mitra kerja PHE
OSES selama masa pandemi
sejak bulan Maret hingga saat
ini. Melakukan pembatasan
kegiatan operasi diluar area kerja
dan memberlakukan physical
distancing bagi pekerja yang
sedang on duty. Serta memberikan
pemahaman dan sosialisasi
kepada seluruh pekerja dengan
menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) sebagai upaya
pencegahan dini.
PERISTIWA
68
PHE Teken Kesepakatan Penyesuaian Harga Gas untuk Industri Tertentu dan Ketenaga-listrikan
PT Pertamina Hulu Energi
(PHE) bersama Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS)
lainnya menandatangani
Side Letter of Production
Sharing Contract (PSC)
dengan Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Migas (SKK Migas) untuk
penyesuaian harga gas bumi
untuk industri tertentu dan
ketenagalistrikan. Dwi Soetjipto,
Kepala SKK Migas, mengatakan
penandatanganan kesepakatan
merupakan tindak lanjut
terbitnya sejumlah regulasi yang
menyesuaikan harga gas untuk
sektor industri dan kelistrikan.
“Pada hari ini telah
ditandatangani perjanjian Side
Letter of Production Sharing
Contract (PSC) antara SKK
Migas dan sejumlah KKKS
dan LoA (letter of agreement)
antara penjual dan pembeli
gas. Penandatanganan ini untuk
memberikan kepastian hukum
dan investasi terkait adanya
penyesuaian harga gas paska
terbitnya sejumlah aturan dari
Kementerian ESDM,” ujar Dwi,
Rabu (3/6).
Penandatanganan LoA
merupakan kelanjutan perjanjian
yang sudah ditandatangani
sebelumnya antara penjual dan
pembeli gas bumi. Pokok-pokok
perjanjian yang diatur dalam
LoA tersebut mencakup volume,
harga awal, harga penyesuaian
dan jangka waktu pelaksanaan.
PHE melalui beberapa anak
perusahaannya, yaitu PHE
Jambi Merang, PHE Ogan
Komering, PHE NSO, PHE
OSES, dan PHE WMO
melakukan penandatanganan
side letter of PSC dan LoA yang
ditandatangani langsung oleh
Direktur Utama PHE Meidawati.
“Dengan penandatanganan side
letter of PSC dan LoA ini, kami
berharap Kontraktor KKS tetap
dapat meningkatkan investasinya
di Indonesia serta menjaga target
produksi gas nasional,” kata Dwi.
Side letter memiliki kekuatan
yang sama dengan PSC dan
bagian yang tidak terpisahkan
dengan PSC. Side Letter of PSC
menjelaskan penyesuaian bagi
hasil antara SKK Migas dan
KKKS dengan menggunakan
provisional entitlement terhadap
penerapan harga gas bumi yang
ditetapkan Menteri ESDM.
Foto
: Dok
: PH
E
69
JOB Tomori Cegah Penyebaran Corona Bersama PWI Banggai
Joint Operating Body
Pertamina Medco E&P
Tomori Sulawesi (JOB Tomori)
setelah mendapat persetujuan
SKK Migas, bersama-sama
dengan Pemerintah Kabupaten
Banggai, Sulawesi Tengah
berkerja sama dengan Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI)
Kabupaten Banggai, memberikan
bantuan kepada wartawan
untuk meringankan risiko
pewarta ditengah situasi wabah
Covid-19.
Bantuan yang disalurkan berupa
alat cuci tangan sebanyak 11
unit dan masker sebanyak
5.000 pcs. Untuk meningkatkan
imunitas tubuh, disediakan pula
paket vitamin/nutrisi herbal yang
diproduksi kelompok binaan
JOB Tomori, yang terdiri atas
Sari Jahe, Sari Mengkudu, Sari
Kunyit, Sari Temulawak dan
Virgin Coconut Oil (VCO).
Agus Sudaryanto, Manajer
Relasi, Keamanan dan
Pengembangan Masyarakat JOB
Tomori, mengatakan bantuan kali
ini didukung oleh para pemangku
kepentingan di Kabupaten
Banggai. Dalam proses produksi
masker dibantu oleh Balai
Latihan Kerja Pemerintah
Kabupaten Banggai melalui
binaannya. Untuk produksi
alat cuci tangan dibantu oleh
Dinas Perumahan Pemukiman
dan Pertanahan Kabupaten
Banggai. Sedangkan produksi
paket vitamin atau nutrisi
herbal oleh kelompok binaan
JOB Tomori. “Kami ucapkan
banyak terima kasih kepada
para pemangku kepentingan
yang telah membantu dalam
memproduksi barang bantuan
tersebut sehingga dapat cepat
tersalurkan, khususnya Bupati
Banggai yang telah banyak
memberikan arahan dalam upaya
besama menangkal corona di
Kabupaten Banggai,” ujarnya.
Agus juga mengucapkan
terima kasih pers di Banggai
yang punya kepedulian tinggi
sehingga sebagian bantuan
yang diperuntukan insan pers
disalurkan ulang kepada pihak
lain yang membutuhkan.
Iskandar Djiada, Ketua PWI
Banggai, menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada management
JOB Tomori atas dukungan serta
perhatiannya terhadap tugas
dan tanggung jawab wartawan
mencari, meramu sekaligus
menyajikan informasi yang akurat
kepada masyarakat, ditengah
kondisi darurat Covid-19.
“Di tengah situasi bencana
kesehatan seperti saat ini,
sangat dibutuhkan kepekaan
sosial untuk saling berbagi
dengan sesama, sehingganya
PWI Kabupaten Banggai sangat
berterima kasih atas bantuan
JOB Tomori, yang sangat
bermanfaat menunjang kerja-
kerja wartawan,” ujar Iskandar
yang juga pimpinan Umum Koran
Harian Banggai Raya.
PERISTIWA
70
PT Pertamina Hulu Energi
(PHE) melalui anak
perusahaannya PT Pertamina
Hulu Energi Offshore Northwest
Java (PHE ONWJ) menemukan
minyak dari pengeboran
pengembangan Sumur FK-1 di
Perairan Indramayu, Jawa Barat.
Cosmas Supriatna, GM PHE
ONWJ, menjelaskan kegiatan
pengeboran di ONWJ masih
berjalan sesuai jadwal.
“Pengeboran Sumur FK-1 sudah
selesai dengan hasil positif.
Proyeksi awal pengeboran tersebut
PHE Temukan Cadangan Minyak di Sumur fK-1
adalah 400 BOPD, namun test
sumur mencatat hasil yang lebih
tinggi yaitu menghasilkan 987
BOPD,” ujarnya.
Hingga kuartal I 2020, produksi
minyak PHE ONWJ mencapai
29.021 BOPD atau 10% di atas
target RKAP kuartal I sebesr
26.395 BOPD. Capaian produksi
minyak ini juga melampaui target
APBN yang ditetapkan di angka
28.809 BOPD.
Sementara itu untuk realisasi
lifting di kuartal I, PHE ONWJ
melampaui RKAP 109,4%
dan melampaui target APBN
100,2%. Tahun ini, PHE ONWJ
memasang target produksi
migas sebesar 41.100 boepd
yang terdiri atas produksi minyak
26.400 BOPD dan gas 85
MMSCFD.
PHE ONWJ berupaya agar
target RKAP dapat tercapai
dengan melakukan aktivitas
operasi seperti yang sudah
terjadwal, dengan penyesuaian
jumlah personel sebagai upaya
penerapan physical-distancing di
tempat kerja.
Meidawati, Direktur Utama
PHE, menegaskan PHE ONWJ
telah menerapkan business
continuity plan, dengan terus
melakukan evaluasi mendalam
untuk prioritas rencana kerja,
biaya operasi dan investasi. “PHE
ONWJ berupaya menjaga tingkat
investasi hulu guna memenuhi
kebutuh migas nasional, baik
produksi dan lifting, namun
dengan beberapa penyesuaian
berdasarkan skala prioritas agar
keekonomian proyek juga tetap
dapat tercapai,” katanya. Foto
: Dok
. PH
E
Tata nilai PHe
bangkitkanENERGI NEGERI
PT Pertamina Hulu EnergiJl. Letjen TB. Simatupang Kav. 99 Jakarta 12520T: +62 21 2954 7000 phe.pertamina.com
6c cLeaN (berSIH)Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
coMPeTITIVe (KoMPeTITIF)Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
coNFIDeNT (PercaYa DIrI)Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
cUSToMer FocUS (FoKUS PaDa PeLaNggaN)Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
coMMercIaL (KoMerSIL)Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
caPabLe (berKeMaMPUaN)Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun riset dan pengembangan.