3
Menguji Efek Temperatur Terhadap Jantung Cara Kerja 1. Perhatikan aktifitas kontraktil dari jantung kodok di oscilloscope. Klik“record data” untuk menyimpan nomor kontraksi ventrikel per menit (dari kecepatan jantung yang diperlihatkan) di 23 0 C larutan Ringer’s. 2. Klik “5 o C Ringer’s” untuk mengamati efek penurunan temperature. 3. Ketika aktifitas jantung memperlihatkan bacaan Heart Rate stable, klik “Record data” untuk melihat hasil tersebut. 4. Klik “23 o C Ringer’s” untuk membasahi jantung dan mengembalikan ketemperature ruangan. Ketika aktifitas jantung memperlihatkan bacaan Heart Rate Normal, anda dapat melanjutkan. 5. Klik “32 o C ringer’s” untuk mengamati efek dari peningkatan temperatur. 6. Ketika aktifitas jantung memperlihatkan bacaan Heart Rate stable, klik “record Data” untuk memperlihatkan hasil tersebut. 7. Klik “Submit” untuk menyimpan hasil ke “Lab-Report” dan melanjutkan ke “Post-Lab Quiz”. Hasil Pembahasan Lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung. Suhu tubuh adalah faktor yang menentukan pacu jantung. Peningkatan suhu sebesar 1 o C saja akan meningkatkan denyut jantung sekitar 10 denyut per menit. (Campbell, 2004).

Aktivitas 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kl

Citation preview

Menguji Efek Temperatur Terhadap Jantung

Cara Kerja1. Perhatikan aktifitas kontraktil dari jantung kodok di oscilloscope. Klikrecord data untuk menyimpan nomor kontraksi ventrikel per menit (dari kecepatan jantung yang diperlihatkan) di 230C larutan Ringers.2. Klik 5oC Ringers untuk mengamati efek penurunan temperature.3. Ketika aktifitas jantung memperlihatkan bacaan Heart Rate stable, klik Record data untuk melihat hasil tersebut.4. Klik 23oC Ringers untuk membasahi jantung dan mengembalikan ketemperature ruangan. Ketika aktifitas jantung memperlihatkan bacaan Heart Rate Normal, anda dapat melanjutkan.5. Klik 32oC ringers untuk mengamati efek dari peningkatan temperatur.6. Ketika aktifitas jantung memperlihatkan bacaan Heart Rate stable, klik record Data untuk memperlihatkan hasil tersebut.7. Klik Submit untuk menyimpan hasil ke Lab-Report dan melanjutkan ke Post-Lab Quiz.

Hasil

PembahasanLingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung.

Suhu tubuh adalah faktor yang menentukan pacu jantung. Peningkatan suhu sebesar 1oC saja akan meningkatkan denyut jantung sekitar 10 denyut per menit. (Campbell, 2004). Apabila melihat referensi, seharusnya semakin tinggi suhu maka kecepatan denyut jantung akan semakin meningkat. Namun tidak halnya dengan penelitian yang kami lakukan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah suhu air yang kami gunakan baik air es, ledeng dan air panas tidak berada dalam suhu yang stabil. Air es contohnya saja, tidak berada pada suhu 0oC atau lebih rendah dari itu justru sebaliknya air es yang digunakan hanya pada kisaran suhu 15oC. Dengan kondisi demikian tentunya sangat berpengaruh pada hasil yang diperoleh. Penurunan suhu sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga turun sampai serendah beberapa denyut per menit (Guyton dan Hall, 2007). Semakin cepatnya denyut jantung katak sesaat setelah ditetesi air es dikarenakan suhu air yang digunakan mungkin lebih tinggi dari suhu tubuh katak itu sendiri serta lingkungannya, itu sebabnya mengapa penelitian ini tidak sesuai dengan beberapa referensi yang ada. Begitu pula seharusnya saat ditetesi air ledeng yang kurang lebih memiliki suhu yang sama dengan suhu tubuh katak dan lingkungannya dimana seharusnya denyut jantung katak kembali pada kecepatan normal. Namun hasil yang kami dapatkan adalah denyut jantung melambat. Hal ini mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan saat mengamati kecepatan denyut jantung dimana sebenarnya kecepatan denyut jantung katak saat ditetesi air ledeng mungkin kembali dalam keadaan normal. Panas dapat meningkatkan permeabilitas membran otot jantung terhadap ion yang mengatur frekuensi denyut jantung sehingga menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri (Guyton dan Hall, 2007).

Kekuatan kontraksi jantung sering dipercepat secara temporer melalui suatu peningkatan suhu yang sedang, seperti yang terjadi saat tubuh berolahraga, tetapi peningkatan suhu yang lama akan melemahkan sistem metabolik jantung yang akhirnya menyebabkan kelemahan. Karena itu, fungsi optimal jantung sangat bergantung pada pengaturan suhu tubuh oleh mekanisme pengaturan suhu (Guyton dan Hall, 2007).