29
1 AKTOR PRO DEMOKRASI DALAM PILKADA : KASUS MANGGARAI 1 Oleh : Tim DEMOS Hingga Agustus 2006, Pilkada telah dilangsungkan di 257 wilayah di seluruh Indonesia. Pilkada sebelumnya banyak diharapkan melahirkan perubahan politik yang penting. Pemilihan kepala daerah secara langsung diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang kredibel dan didukung oleh rakyat. Pilkada sebelumnya juga diharapkan bisa menjadi instrumen pergantian politik, dimana orang terbaik di daerah bisa tampil. Akan lahir orang-orang baru yang lebih bersih dan jujur. Pilkada juga menjadi sarana bagi pemilih untuk menghukum dan memberi ganjaran bagi pejabat publik----kepala daerah yang berhasil akan diganjar dengan terpilih kembali sebagai kepala daerah, sebaliknya kepala daerah yang gagal dihukum dengan kegagalan menjadi kepala daerah kembali. Dari Pilkada yang telah usai, harapan itu tampaknya belum terwujud. Pilkada masih diwarnai dengan munculnya pejabat-pejabat lama. Pilkada tidak efektif menjadi sarana pergantian kekuasaan. 2 Yang terjadi justru seperti kesimpulan dalam Riset Demos” Demokrasi telah “dibajak”!. 3 Aktor-aktor non demokrasi menggunakan Pilkada sebagai sarana untuk melanggengkan kekuasaan. Dalam hal ini para aktor dominan, yang tidak mempunyai kepentingan untuk memajukan demokrasi, tidak menghindar atau menolak perangkat-perangkat demokrasi melainkan menerimanya sebagai ‘aturan main’. Meskipun demikian mereka kemudian memonopoli, menelingkung dan menyalahgunakan aturan main demokrasi tersebut. Masih banyaknya wajah pejabat lama dalam Pilkada kemungkinan karena belum semua orang menjadikan Pilkada sebagai pintu masuk dalam melakukan perubahan. Aktor-aktor pro demokrasi belum menggunakan Pilkada sebagai sarana perubahan dan pergantian kekuasaan. Meski demikian, dari 257 Pilkada yang telah usai, tercatat ada sejumlah kandidat dari aktor pro demokrasi yang ikut bertarung dalam Pilkada. Mereka 1 Makalah ini adalah ringkasan dari hasil penelitian Aktor Pro Demokrasi Dalam Pilkada di Manggarai, Demos, Oktober 2006. Penelitian ini adalah bagian dari riset Demos mengenai aktor pro demokrasi dalam Pilkada di tiga wilayah: Manggarai, Belitung Timur dan Serdang Bedagai. 2 Data Pilkada selama 1 tahun ( Juni 2005-Mei 2006) menunjukkan bagaimana Pilkada didominasi oleh pejabat lama, elit birokrat dan pengusaha. Selama 1 tahun Pilkada tersebut, telah berlangsung 247 pemilihan. Dari 247 wilayah yang melangsungkan Pilkada, sebanyak 193 orang kepala daerah ( 78.1%) maju kembali mencalonkan diri sebagai kandidat kepala daerah. Hanya 54 orang (21.9%) yang tidak maju sebagai calon. Dari 193 orang incumbent tersebut, sebagian besar (193 pemilihan) memenangkan kembali kepala daerah. Jika ditambah dengan incumbent wakil kepala daerah yang memenangkan Pilkada (17 pemilihan), total sebanyak 210 Pilkada dimenangkan kembali oleh pejabat lama. Atau 85% kepala daerah terpilih adalah pejabat lama. Hanya 15% yang berasal dari orang-orang baru. Perlu dicatat, 15% kepala daerah ini bukan orang baru sama sekali. Sebagian besar mereka adalah politisi dan birokrat lokal ( seperti ketua partai atau pejabat di daerah). Dikutip dari Lingkaran Survei Indonesia, Satu Tahun Pilkada, Monograf, Tidak Diterbitkan, Agustus 2006. 3 Salah satu kesimpulan dari hasil penelitian DEMOS putaran 1 yang kemudian diperkuat atau diafirmasi oleh penelitian DEMOS putaran kedua. Lihat Eexecutive Summary Report oleh Tim DEMOS, ”Studi Mengenai Masalah-masalah dan Pilihan-pilihan Demokratisasi di Indonesia”, 2004

aktor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: aktor

1

AKTOR PRO DEMOKRASI DALAM PILKADA : KASUS MANGGARAI1 Oleh : Tim DEMOS Hingga Agustus 2006, Pilkada telah dilangsungkan di 257 wilayah di seluruh Indonesia. Pilkada sebelumnya banyak diharapkan melahirkan perubahan politik yang penting. Pemilihan kepala daerah secara langsung diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang kredibel dan didukung oleh rakyat. Pilkada sebelumnya juga diharapkan bisa menjadi instrumen pergantian politik, dimana orang terbaik di daerah bisa tampil. Akan lahir orang-orang baru yang lebih bersih dan jujur. Pilkada juga menjadi sarana bagi pemilih untuk menghukum dan memberi ganjaran bagi pejabat publik----kepala daerah yang berhasil akan diganjar dengan terpilih kembali sebagai kepala daerah, sebaliknya kepala daerah yang gagal dihukum dengan kegagalan menjadi kepala daerah kembali. Dari Pilkada yang telah usai, harapan itu tampaknya belum terwujud. Pilkada masih diwarnai dengan munculnya pejabat-pejabat lama. Pilkada tidak efektif menjadi sarana pergantian kekuasaan. 2Yang terjadi justru seperti kesimpulan dalam Riset Demos” Demokrasi telah “dibajak”!.3 Aktor-aktor non demokrasi menggunakan Pilkada sebagai sarana untuk melanggengkan kekuasaan. Dalam hal ini para aktor dominan, yang tidak mempunyai kepentingan untuk memajukan demokrasi, tidak menghindar atau menolak perangkat-perangkat demokrasi melainkan menerimanya sebagai ‘aturan main’. Meskipun demikian mereka kemudian memonopoli, menelingkung dan menyalahgunakan aturan main demokrasi tersebut. Masih banyaknya wajah pejabat lama dalam Pilkada kemungkinan karena belum semua orang menjadikan Pilkada sebagai pintu masuk dalam melakukan perubahan. Aktor-aktor pro demokrasi belum menggunakan Pilkada sebagai sarana perubahan dan pergantian kekuasaan. Meski demikian, dari 257 Pilkada yang telah usai, tercatat ada sejumlah kandidat dari aktor pro demokrasi yang ikut bertarung dalam Pilkada. Mereka 1 Makalah ini adalah ringkasan dari hasil penelitian Aktor Pro Demokrasi Dalam Pilkada di Manggarai, Demos, Oktober 2006. Penelitian ini adalah bagian dari riset Demos mengenai aktor pro demokrasi dalam Pilkada di tiga wilayah: Manggarai, Belitung Timur dan Serdang Bedagai. 2 Data Pilkada selama 1 tahun ( Juni 2005-Mei 2006) menunjukkan bagaimana Pilkada didominasi oleh pejabat lama, elit birokrat dan pengusaha. Selama 1 tahun Pilkada tersebut, telah berlangsung 247 pemilihan. Dari 247 wilayah yang melangsungkan Pilkada, sebanyak 193 orang kepala daerah ( 78.1%) maju kembali mencalonkan diri sebagai kandidat kepala daerah. Hanya 54 orang (21.9%) yang tidak maju sebagai calon. Dari 193 orang incumbent tersebut, sebagian besar (193 pemilihan) memenangkan kembali kepala daerah. Jika ditambah dengan incumbent wakil kepala daerah yang memenangkan Pilkada (17 pemilihan), total sebanyak 210 Pilkada dimenangkan kembali oleh pejabat lama. Atau 85% kepala daerah terpilih adalah pejabat lama. Hanya 15% yang berasal dari orang-orang baru. Perlu dicatat, 15% kepala daerah ini bukan orang baru sama sekali. Sebagian besar mereka adalah politisi dan birokrat lokal ( seperti ketua partai atau pejabat di daerah). Dikutip dari Lingkaran Survei Indonesia, Satu Tahun Pilkada, Monograf, Tidak Diterbitkan, Agustus 2006. 3 Salah satu kesimpulan dari hasil penelitian DEMOS putaran 1 yang kemudian diperkuat atau diafirmasi oleh penelitian DEMOS putaran kedua. Lihat Eexecutive Summary Report oleh Tim DEMOS, ”Studi Mengenai Masalah-masalah dan Pilihan-pilihan Demokratisasi di Indonesia”, 2004

Page 2: aktor

2

menggunakan Pilkada untuk bertarung memperebutkan posisi politik. Ada yang menang ada juga yang kalah. Pilkada Calon Posisi Menang / Kalah Manggarai Deno Kamelus Wakil Bupati Menang Belitung Timur Basuki Cahaya

Purnama Bupati Menang

Serdang Bedagai Sukirman Wakil Bupati Menang Muko-Muko Binjai Seluma Sekadau

Makalah ini akan menguaraikan secara ringkas bagaimana aktor pro demokrasi di Manggarai terlibat dalam Pilkada----ikut maju sebagai kandidat. Apa dan bagaimana strategi yang dipakai oleh aktor pro demokrasi tersebut. Riset ini adalah bagian dari studi DEMOS mengenai aktor demokrasi yang terlibat dalam Pilkada di 3 wilayah---masing-masing Manggarai, Belitung Timur dan Serdang Bedagai. 1. Sekilas Gambaran Pilkada Manggarai Manggarai adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Total wilayah Manggarai adalah 8.85% dari luas seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur. Manggarai adalah kabupaten dengan luas wilayah nomor 3 di Nusa Tenggara Timur---setelah Sumba Timur, dan Kabupaten Kupang. 4Bukan hanya dari sudut luas wilayah. Manggarai juga kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di seluruh Nusa Tenggara Timur. Total penduduk Manggarai saat ini berjumlah 487.192 jiwa atau 11.63% dari keseluruhan penduduk di Nusa Tenggara Timur yang berjumlah 4,2 juta jiwa. 5 Masyarakat Manggarai mayoritas mempunyai karakteristik yang homogen. Sebagian besar penduduknya (90.2%) beragama Katolik. Sebagian besar (92.5%) masyarakatnya mempunyai suku yang sama, yakni Manggarai. Dilihat dari pendidikan, sebagian besar masyarakatnya berpendidikan rendah. Data tahun 2003 menunjukkan, yang berpendidikan rendah ( lulus SD atau di bawahnya) mencakup 86.9%. Sebagian besar penduduknya juga masih hidup dalam kemiskinan.6 Menurut data pendataan pemilih (KPU) tahun 2004, jumlah pemilih di Kabupaten Manggarai mencapai 458.724 orang. Jumlah pemilih ini tersebar di 12 kecamatan dengan pemilih terbesar berada di kecamatan Ruteng (13.1%) dan Satar Mese (12.3%). Kecamatan lain yang besar adalah Borong, Poco Ranaka dan Langke Rembong. Sebagian besar (89.7%) pemilih di Kabupaten Manggarai tinggal di pedesaan, sementara 10.3% lainnya berada di perkotaan. 4 Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Timur Dalam Angka, 2003, hal. 65 5 Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Timur Dalam Angka, 2003, hal. 65 6 Badan Pusat Statistik (BPS), Manggarai Dalam Angka, 2003

Page 3: aktor

3

Manggarai adalah basis bagi partai-partai nasionalis.7 Secara tradisional, Manggarai adalah basis bagi Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pada masa Orde Baru, Manggarai ( dan juga wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya) adalah lumbung suara bagi Partai Golkar. Perolehan suara Partai Golkar di kabupaten ini selalu di atas angka 70%. Setelah tahun 1999, ketika muncul kebebasan mendirikan partai politik, suara Partai Golkar mulai turun, meski tetap menjadi salah satu partai yang dominan hingga kini. Pada Pemilu Tahun 1999, PDIP mendominasi dengan suara 44.69%, sementara Golkar 28.52%. Perolehan suara PDIP ini tidak bisa dipertahankan pada Pemilu Tahun 2004. Suara PDIP melorot menjadi 16.6%, sedangkan Golkar suaranya relatif stabil (24.99%). Penurunan suara PDIP ini bisa jadi karena kinerja partai yang dinilai buruk. Tetapi kemungkinan lain, munculnya partai-partai lain yang berhaluan nasionalis sebagai alternatif dari PDIP---misalnya Partai Pelopor, PBSD, PPIB, PNBK dan sebagainya. Pilkada Manggarai dilaksanakan tanggal 27 Juni 2005. Pilkada diikuti oleh 4 pasangan calon bupati/ wakil bupati, masing-masing pasangan Antony Bagul Dagur- Kandar Pius, Gabriel Wajong Thody- Wilhelmus Nanggur, Victor Slamet- Ambrosius Dandut, dan pasangan Christian Rotok- Deno Kamelus. Jumlah pemilih terdaftar mencapai 278.931 pemilih. 8Dari jumlah tersebut, yang menggunakan haknya sebanyak 244.215 ( 87.55%). Dari data ini, tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Manggarai termasuk tinggi. Pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menangkan Pilkada di Manggarai ini dengan suara 46.84%. Kandidat Jumlah Suara Persen Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius

64.845 26.55%

Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur 42.726

17.49%

Victor Slamet dan Ambrosius Dandut 22.284

9.12%

Christian Rotok dan Deno Kamelus 114.406 46.84% Total 244.261 100

Sumber: Keputusan KPU Kabupaten Manggarai No. 39 Tahun 2005, Tanggal 6 Juli 2005 Dari nama-nama yang maju dalam Pilkda, hanya ada satu nama yang berasal ( latar belakang) dari kelompok masyarakat sipil, yakni Deno Kamelus. Kamelus sebelumnya adalah dosen hukum di Unvisersitas Cendana, Kupang. Ia pernah menjadi sekretaris jenderal PMKRI ( Pergerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) NTT. Selain sebagai dosen,

7 Pada Pemilu Legislatif 2004, partai-partai berhaluan nasionalis ini mendapat suara yang cukup baik di Manggarai. Perolehan suara PKPI, PPDI, PBS, dan Peloor di Manggarai jauh melebihi suara rata-rata partai tersebut di Nusa Tenggara Timur dan nasional. Partai Pelopor misalnya, di Manggarai berhasil mendapat 6.47% suara, sementara di tingkat nasional partai ini hanya mendapat 0.78% suara. PKPI yang di tingkat nasional hanya mendapat suara 1.25%, di Manggarai berhasil mendapat total suara 7.74%. Diolah dari KPU, Daerah Pemilihan dan Hasil Pemilu Legislatif Indonesia, 2004 8 KPU Manggarai, Rekapitulasi Perubahan Jumlah Pemilih Tetap Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Manggarai, 26 Juni 2005.

Page 4: aktor

4

Deno Kamelus juga dikenal terlibat dalam berbagai kegiatan LSM di Manggarai dan NTT. Di luar Deno Kamelus, calon kepala daerah lain berlatar belakang birokrat. Calon Bupati / Wakil Bupati

Latar Belakang

Antony Bagul Dagur Birokrat Kandar Pius Birokrat Gabriel Wajong Thody Kepolisian Wilhelmus Nanggur Birokrat Victor Slamet Birokrat Ambrosius Dandut Birokrat Christian Rotok Birokrat Deno Kamelus Akademisi dan LSM

Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat 2. Struktur Kesempatan dan Proses Pencalonan Hambatan pertama dari pasangan Christian Rotok- Deno Kamelus adalah mendapatkan kendaraan partai politik untuk pencalonan. Hambatan mendapat kendaraan politik untuk pencalonan, kerap ditemui oleh aktor pro demokrasi yang maju dalam Pilkada. Di sini aktor pro demokrasi harus bersaing dengan kandidat lain untuk mendapatkan kendaraan politik. Dari semua partai yang ada di Manggarai, hanya Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang bisa mencalonkan kandidat kepala daera sendiri---tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pada Pemilu Legislatif 2004, Partai Golkar mendapatkan 24.99% suara, sementara PDIP mendapat 16.60% suara. Di luar kedua partai tersebut, partai lain mendapatkan suara di bawah 15%. Dengan jumlah partai yang terbatas, terjadi persaingan yang ketat untuk mendapatkan kendaraan politik. Bahkan, pertarungan mendapatkan partai pengusung mungkin lebih ketat dan seru dibandingkan pertarungan dalam Pilkada itu sendiri.

Kekuatan Partai (%) Kandidat Partai Pendukung Suara Pemilu Legislatif

Kursi di DPRD

Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius

Golkar 24.99 27.50

Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur

Koalsi Kerakyatan (PKPI,PDS,PPD,PNIM, PPDK,P MERDEKA)

18.95 15

Victor Slamet dan Ambrosius Dandut Pelopor, PBSD, PIB

11.78 15

Christian Rotok dan Deno Kamelus

PKB,PPDI,PNBK, Demokrat, PAN

16.74 17.5

Page 5: aktor

5

Pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius dicalonkan oleh Partai Golkar. Pencalonan pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius relatif berjalan mulus. Pencalonan Antony Bagul Dagur sendiri sebetulnya mendapat banyak protes baik dari kalangan dalam Golkar maupun dari kelompok sipil masyarakat Manggarai ( LSM dan organisasi massa). Bagul dinilai telah gagal memimpin Manggarai lima tahun sebelumnya dan tidak pantas mencalonkan kembali sebagai calon bupati. Meski mendapat banyak protes dan demonstrasi, pencalonan Bagul relatif tidak mendapat hambatan berarti. Kekuatan Antony Bagul Dagur di Golkar cukup kuat sehingga dengan mudah bisa terpilih sebagai calon bupati. Relatif mulusnya Antony Bagul Dagur mendapat kendaraan politik, tidak dapat dilepaskan dari posisi partai Golkar. Dengan perolehan suara Pemilu Legislatif 25%, Golkar tidak perlu berkompromi dengan partai lain dalam menjalin koalisi. Ini juga ditunjang oleh kuatnya domonasi Antony Bagul Dagur di Golkar. Hampir tidak ada tokoh kuat yang bisa menyaingi dominasi Antony Bagul Dagur di Golkar. Dari 24 partai yang bertarung dalam Pemilu Legislatif, tercatat hanya 14 partai yang mempunyai kursi di DPRD. Di luar PDIP dan Golkar, partai lain hanya menguasai di bawah 15% kursi yang ada di DPRD. Ini mengakibatkan berlangsungnya berbagai macam koalisi. Selain PDIP dan Golkar, ada tiga partai yang mempunyai suara / kursi cukup besar, yakni: Pelopor (4 kursi), PKPI ( 4 kursi), dan PKB ( 4 kursi). Tidak mengherankan jikalau ketiga partai ini menjadi incaran calon kepala daerah yang tidak mendapatkan tiket dari PDIP dan Golkar. Pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno semula mengaincar Partai Pelopor. DPD Partai Pelopor Manggarai memilih Christian Rotok-Kamilus Deno, tetapi DPP Partai Pelopr di Jakarta menganulir dukungan pada Christian Rotok-Kamilus Deno, dan lebih memilih pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut. Gagal mendapat kendaraan dari Partai Pelopor, pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno mengalihkan ke Partai Kebangkitan Bangsa ( 4 kursi) dan Demokrat ( 1 kursi). Di Partai Demokrat, pasangan Rotok-Deno berhasil mendapat dukungan dengan menyingkirkan dua pasangan lain yang juga mendaftar lewat Partai Demokrat ( pasangan Gaby Tody Wajong-Willem Nanggur dan Hubert Ubur-Shadam Odom). 9 Sementara di PKB, pasangan ini relatif lebih mudah mendapat dukungan. 10Dari dua partai ini, pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno sudah mendapatkan partai dengan jumlah total suara 8.52%. Kekuarangan suara diperoleh dengan menggandeng PPDI,PNBK, dan PAN. Total gabungan dari 6 partai ini menghasilkan gabungan suara sebesar 16.74%---angka yang cukup untuk melamar sebagai calon kepala daerah ke KPUD. 3. Latar Belakang Kandidat dan Citra Diri Kandidat 3.1. Latar Belakang Kandidat

9 “ Partai Demokrat Rekomendasikan Rotok”, Pos Kupang, 6 April 2005 10 ”DPP PKB Restui Totok-Deno”, Pos Kupang, 29 Maret 2005

Page 6: aktor

6

Pilkada di Manggarai menjadi arena pertarungan bagi para birokrat. Kecuali Deno Kamelus, semua calon bupati/wakil bupati adalah birokrat/ mantan birokrat. Antony Bagul Dagur adalah bupati yang tengah memerintah ( incumbent). Pasangan Bagul adalah Pius Kandar, kepala dinas kesehatan Manggarai. Kandar adalah birokrat tulen, menjalani karir sebagai pegawai dari bawah. Gabriel Wajong Thody adalah seorang komisaris polisi. Jabaran terakhir saat mendaftar sebagai calon bupati adalah kepala sub bagian intelkam Polwil Madiun. Ia lahir di Satarmese, tetapi besar dan banyak berkarir di Surabaya. Pendidikan SMA hingga sarjana dilewatkan di Surabaya. Riwayat pekerjaan Thody di kepolisian juga banyak dihabiskan di Jawa Timur. Pekerjaan pertama Thody adalah staf Intel Pampol di Polwil Madura. Dari Madura, ia berpindah-pindah tugas tetapi tetap berada di wilayah Jawa Timur---Surabaya, Sidoarjo dan terakhir Madiun. Thody berasal dari keluarga terpandang dan berpengaruh di Manggarai. Beberapa saudara Thody menempati posisi penting di DPRD Manggarai. Pasangan Thody, Wilhelmus Nanggur, adalah seorang pensiunan pegawai negeri. Ia tipe birokrat tulen, memulai karir dari bawah sebagai di kantor pembantu Gubernur NTT wilayah utara. Jabatan tertingginya adalah kepala BKKB ( Badan Kordinasi Kaluarga Berencana Nasional) Manggarai dan kepala kantor catatan sipil Manggarai. Meski berasal dari keluarga terpandang, kelemahan Gabriel Wajong Thody adalah telah lama meninggalkan Manggarai. Meski lahir di Manggarai, Thody kurang dikenal oleh masyarakat Manggarai. Padahal dalam pemilihan secara langsung, pengenalan pemilih adalah modal paling utama. Kelemahan ini juga dialami oleh pasangan Victor Slamet- Ambrosius Dandut. Victor Slamet, seperti Thody, lahir di Manggarai. Tetapi besar dan bekerja di Jakarta. Pasangan Victor Slamet, Ambrosius Dandut, adalah seorang birokrat. Jabatan terakhir Dandut adalah kepala dinas pendapatan daerah ( Dipenda) Manggarai. Calon Bupati / Wakil Bupati

Pekerjaan

Antony Bagul Dagur Incument ( Bupati yang tengah menjabat) Kandar Pius Kepala dinas kesehatan Manggarai Gabriel Wajong Thody Kabag/Kasubag Intelkam Wilayah Madiun, Jawa Timur Wilhelmus Nanggur Pensiunan PNS, mantan Kepala Badan Koordinasi keluarga

Bencana Nasional (BKKBN) Manggarai Victor Slamet Staf di Departemen Pertanian, Jakarta Ambrosius Dandut Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda), Manggarai Christian Rotok Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Barat Deno Kamelus Dosen Fakultas Hukum Universitas Cendana, Kupang

Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat Christian Rotok juga seorang birokrat. Sebelumnya ia sempat menjadi kepala dinas pendapatan daerah Manggarai. Saat Manggarai Barat menjadi kabupaten sendiri, ia diangkat menjadi sekretaris daerah. Pasangan Rotok adalah Deno Kamelus, seorang doktor dan ahli hukum dari Universitas Cendana, Kupang. Deno cukup disegani dan dihormati di kalangan anak muda dan aktovis Lembaga Swadaya Masyarakat. Modal Deno yang lain adalah pernah menjadi sekjen PMKRI ( Pergerakan Mahasiswa Kristen

Page 7: aktor

7

Republik Indonesia) NTT. Rotok dan Deno mempunyai kedekatan dengan mantan pejabat di Manggarai dan Nusa Tenggara Timur---diantaranya mantan Bupati Manggarai, Gaspar Ehok dan mantan Gubernur NTT, Ben Mboy. Dengan komposisi latar belakang seperti di atas, Pilkada di Manggarai adalah pertarungan antar birokrat. Pilkada juga ajang pertarungan antara calon yang berasal dari Manggarai (Antony Bagul Dagur dan Christian Rotok) dengan calon yang berasal dari luar Manggarai yang datang kembali ke Manggarai saat Pilkada (Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet). Calon yang berkarir dan bekerja di Manggarai relatif mempunyai keuntungan karena lebih dikenal. Tetapi calon ini (Antony Bagul Dagur dan Christian Rotok) juga rentan dengan isu korupsi. Antony Bagul Dagur diisukan terlibat dalam korupsi pengadaan alat uji kendaraan. Sementara Christian Rotok diisukan terlibat dalam penggelapan dama sebanyak Rp. 129 juta saat menjadi kepala dinas pendapatan daerah Manggarai. 3.2. Tim Sukses Hampir semua kandidat membentuk dua tim sukses. Tim sukses yang resmi dibentuk dengan melibatkan partai pendukung kandidat. Tim sukses tidak resmi adalah tim sukses yang dibuat oleh kerabat dan anggota keluarga. Tim Sukses pasangan Antony Bagul Dagur- Kandar Pius misalnya juga membentuk dua tim sukses, meski kedua tim sukses tersebut berada di bawah kendali satu orang, yakni Cosmos Djalang. Djalang adalah tokoh senior Golkar di Manggarai, yang sehari-hari menjabat sebagai ketua Fraksi Golkar di DPRD Manggarai. Struktur tim sukses terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, koordinator lapangan dan saksi-saksi. Seksi-seksi. Tim sukses dibuat di tingkat kecamatan dan desa. Ada tim yang dipayungi oleh Golkar, ada tim yang keluarga. Tim keluarga itu bertanggung jawab langsung pada Bagul Dagur. Bagian terpenting dari tim sukses adalah koordinator lapangan ( korlap) yang ada di tingkat desa. Korlap di tingkat desa ini direkrut dari pengurus dan anggota Golkar. Munculnya dua tim sukses ini, tidak efektif. Meskipun kerja dari dua tim sukses tersebut sering dikordinasikan bersama. Acapkali terjadi tumpang tindih kegiatan dan tidak terkoordinasi dengan baik. Pola tim sukses yang berbeda dibuat oleh pasangan Victor Slamet-Ambrosius Dandut. Menurut Lumbertus Ketawang, anggota inti dari tim sukses direkrut dari keluarga besar Victor Slamet. Partai tidak menjadi bagian khusus dari tim tim sukses. Tim sukses dari partai diharapkan bekerja dengan anggota dan struktur dan mesin politik yang dipunyai. Yang menarik adalah tim sukses pasangan Christian Rotok - Deno Kamelus. Pasangan ini membentuk dua tim sukses: tim sukses resmi yang terdiri dari orang-orang dari partai pendukung dan tim sukses bayangan. Tim sukses bayangan terdiri atas relawan, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat. Tim sukses bayangan ini sudah bekerja jauh sebelum pelaksanaan Pilkada di Manggarai dimulai. Menurut Martinus Adur, ketua tim sukses Rotok – Deno, tim sukses semua berupa kelompok-kelompok studi yang dibentuk pertengahan 2004---hampir satu tahun sebelum Pilkada.Kelompok studi ini awalnya membicarakan masalah Undang-Undang Pemerintah Daerah. Dalam tiap diskusi, mereka

Page 8: aktor

8

selalu menyelipkan Christian Rotok - Deno Kamelus sebagai pasangan yang paling layak memimpin Manggarai. Dari tim diskusi di tingkat kabupaten, dibentuk tim serupa di kecamatan dan desa-desa. Sampai menjelang kampanye, hampir ¾ desa sudah dibentuk kelompok-kelompok kecil ini. Setalah pelaksanaan kampanye, tim diskusi kecil ini tinggal dialihfungsikan sebagai tim sukses. 4. Basis Sosial dan Sumber Kekuasaan Kandidat 4.1. Basis Ekonomi Dilihat dari basis ekonomi kandidat, Antony Bagul Dagur adalah kandidat dengan basis ekonomi yang paling paling kuat. Ia mempunyai perkebunan kopi dengan pegawai mencapai 37 orang, usaha pertanian dan peternakan. Selain perkebunan, Bagul juga mempunyai usaha SPBU dan SPBN. Ia juga mempunyai usaha tanam bonsai yang menguntungkan. Bagul dikenal sebagai keluarga kaya yang terpandang di Manggarai. Rumahnya mencolok karena banyak ( 6 buah), besar dan dipenuhi oleh mobil mewah. Sementara kandidat lain tidak mempunyai kekuatan ekonomi sebesar Bagul Dagur. Modal ekonomi dari Rotok-Deno adalah kedekatannya dengan pengusaha muda Manggarai, seperti Hendrik H. Ongkor, Ipi Soe dan Wahyudi Wibisono.11 Antony Bagul Dagur menggunakan kekuasaan politik dan kemampuan keuangan untuk meluaskan dukungan. Modal sebagai bupati Manggarai dimanfaatkan oleh Bagul Dagur untuk melakukan kunjungan ke desa-desa dan rumah adat. Dalam setiap kunjungan, Bagul tidak lupa memberika sejumlah uang untuk sejumlah keperluan. Dagur terkenal dengan keroyalannya ( mudah mengeluarkan uang) terutama ketika melakukan kunjungan ke desa-desa. Menurut pengakuan Bagul Dagur, selama ia menjadi bupati ia telah menyumbang ( dengan menggunakan uang pribadi) sebanyak 237 rumah adat. Tiap rumah adat dibantu antara Rp. 5 hingga 10 juta. Bagul Dagur juga membantu partai-partai yang ada di Manggarai----pemberian uang operasional. Semua uang itu, menurut Bagul Dagur diambil dari dana pribadi hasil usaha bisnisnya. 12 Calon Bupati / Wakil Bupati

Basis Ekonomi

Antony Bagul Dagur Selain sebagai bupati yang tengah menjabat, Bagul Dagur seorang pengusaha

Kandar Pius Tidak ada Gabriel Wajong Thody Keluarga dari latar belakang pengusaha Wilhelmus Nanggur Tidak ada Victor Slamet Tidak ada Ambrosius Dandut Tidak ada Christian Rotok Kedekatan dengan sejumlah pengusaha muda Manggarai Deno Kamelus Tidak ada

Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat 11 “Mulanya Sekedar Main-Main Dalam Diskusi Lepas”, Media Rakyat, 19 Juli 2005 12 Wawancara Antony Bagul Dagur, 8 Juni 2005 di Manggarai

Page 9: aktor

9

Dari semua pasangan kandidat, pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius mengeluarkan dana paling besar. Pasangan ini paling sering melakukan kampanye terbuka dan kunjungan ke desa dan rumah adat. Dalam setiap kunjungan, Bagul Dagur selalu memberi bantuan dana. Menurut Cosmas Djalang, ketua tim sukses pasangan ini, Bagul Dagur agak royal dalam mengeluarkan uang. Setiap datang permintaan bantuan, selalu diberikan uang oleh Bagul Fagur. 13 Hampir semua tim sukses kandidat menganggarkan pengeluaran untuk sosialisasi dan kunjungan ke desa-desa. 4.2. Basis Kekuatan Politik Dilihat dari basis kekuatan politik, pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius adalah pasangan yang sebenarnya memperoleh dukungan terbesar. Bagul seorang senior di Partai Golkar Manggarai. Ia pernah memperoleh penghargaan khusus dari Soeharto tahun 1982 ketika berhasil memenangkan Golkar di Manggarai. Pasangan lain yang mempunyai basis kekuatan politik besar adalah Gabriel Wajong Thody- Wilhelmus Nanggur. Sama seperti Bagul Dagur, karir Nanggur banyak dihabiskan di partai Golkar. Ia pernah menjadi wakil ketua DPD Golkar Manggarai dan ketua Fraksi Golkar di DPRD Manggarai. Tampaknya pilihan Gabriel Wajong Thody untuk menggaet Naggur sebagai calon wakil bupati karena pertimbangan basis politik Nanggur. Calon Bupati / Wakil Bupati

Kekuasaan Politik

Antony Bagul Dagur Tokoh senior Golkar Manggarai Kandar Pius Tidak ada Gabriel Wajong Thody Tidak ada Wilhelmus Nanggur Mantan politisi Golkar. Pernah menjadi wakil ketua DPD

Golkar Manggarai dan ketua Fraksi Golkar di DPRD Manggarai

Victor Slamet Tidak ada Ambrosius Dandut Tidak ada Christian Rotok Mantan politisi Golkar. Pernah menjadi pengurus Golkar

Manggarai Deno Kamelus Tidak ada

Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat 4.3. Jaringan Sosial Salah satu kekuatan yang memainkan peranan penting dalam Pilkada adalah pola kekerabatan di Manggarai. Masyarakat Manggarai sangat menghargai kampung atau dalam bahasa setempat disebut beo. Kampung tidak sekedar gugusan rumah sebagai tempat tinggal, tetapi juga gugusan adat dan religiusitas. Orang Manggarai sangat terikat dengan kampungnya, karena di dalam kampung itu terdapat keluarga besarnya. Dalam kampung umumnya terdapat jaringan kekerabatan yang erat, masing-masing anggota keluarga saling berkaitan dan berjaringan. 14 13 Wawancara Cosmas Djalang, ketua tim sukses Antony Bagul Dagur - Kandar Pius, 15 Juni 2006 di Manggarai 14 Sebagai perbandingan tentang pentingnya jaringan kekerabatan dalam Pilkada di Sumba Timur, lihat Jacqueline Vel, ”Pilkada in East Sumba: An Old Rivalry in a New Democratic Setting”, Indonesia, No. 80. Oktober 2005.

Page 10: aktor

10

Pentingnya jaringan kekerabatan ini terlihat dari diikutsertakannya anggota keluarga dalam tim sukses kampanye. Dalam tim sukses pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut misalnya, sebagian besar berasal dari keluarga. 15Masing-masing kandidat juga berusaha mendayagunakan anggota dan jaringan keluarga untuk mendapatkan dukungan. Salah satu cara yang umum dipakai oleh kandidat adalah dengan mengkampanyekan kebanggaan keluarga. Orang Manggarai umumnya bangga jikalau ada kerabat atau anggota keluarga yang menempati posisi penting dalamm jalur birokrasi. Adanya anggota keluarga yang menjadi pejabat bisa menaikkan status kerabat dalam masyarakat. 16 Calon Bupati / Wakil Bupati Asal Antony Bagul Dagur Racang Lembor* Kandar Pius Cibal Gabriel Wajong Thody Satarmese Wilhelmus Nanggur Borong Victor Slamet Langke Rembong Ambrosius Dandut Lamba Leda Christian Rotok Lamba Leda Deno Kamelus Ruteng

Catatan: *) Kecamatan Racang Lebor sebelumnya adalah bagian dari Kabupaten Manggarai. Setelah pemekaran tahun 2003, wilayah Racang Lembor masuk ke kabupaten Manggarai Barat. Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat Pentingnya jalur kekerabatan untuk menarik dukungan pemilih ini bisa dilihat dari hasil Pilkada yang telah usai. Kandidat menang cukup besar di wilayahnya masing-masing. Gabriel Wajong Thody misalnya, berasal dari kampung Pocoleok, di kecamatan Satarmese. Thody mempunyai keluarga besar di kampung ini. Anggota keluarga memyebar ke desa-desa lain ( di antaranya karena hubungan perkawinan). Sebagian besar karir Rhody dihabiskan di kepolisian wilayah Jawa Timur. Karior pertamanya di Mandua, terus pindah ke Surabaya, dan hingga Pilkada bertugas di Polwil Madiun. Meski lama berkarir di Jawa, ikatan kekerabatan Thody di kecamatan Satarmese masih cukup kuat. Wilayah ini terbukti menjadasi salah satu lumbung suara bagi pasangan Thody -Nanggur. Dari total 42.726 suara yang bisa dikumpulkan oleh Thody, sebagian besar (29.63%) disumbang oleh pemilih yang tinggal di wilayah Satarmese. Bahkan jika dibandingkan perolehan suara kandidat lain di Satarmese, Thody unggul secara telak. Dari total pemilih yang ada di Satarmese, sebagian besar suara (47.89%) mengalir ke pasangan Thody -Nanggur.

Antony Bagul Dagur dan

Kandar Pius

Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur

Victor Slamet dan Ambrosius Dandut

Christian Rotok dan Deno Kamelus Kecamatan

Suara Persen Suara Persen Suara Persen Suara Persen

15 Wawancara Lumbertus Ketaut, tim sukses pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut, Manggarai, 16 Juni 2006 16 Wawancara Kolingtus Wajong, tim sukses pasangan Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur, Manggarai, 15 Juni 2006

Page 11: aktor

11

Langke Rembong 7994 12,33% 4150 9,71% 3506 15,73% 10936 9,56% Satar Mese 6051 9,33% 12659 29,63% 4015 18,02% 3706 3,24% Ruteng 11110 17,13% 7038 16,47% 3144 14,11% 9768 8,54% Lamba Leda 1426 2,20% 397 0,93% 298 1,34% 12863 11,24% Reok 2936 4,53% 976 2,28% 974 4,37% 8815 7,71% Cibal 3256 5,02% 979 2,29% 1103 4,95% 12589 11,00% Wae Rii 4392 6,77% 1456 3,41% 939 4,21% 4656 4,07% Sambi Rampas 3693 5,70% 1260 2,95% 1178 5,29% 6021 5,26% Elar 3536 5,45% 1243 2,91% 776 3,48% 8390 7,33% Borong 5633 8,69% 7923 18,54% 3985 17,88% 8863 7,75% Poco Ranaka 5210 8,03% 1666 3,90% 1038 4,66% 20214 17,67% Kota Komba 9608 14,82% 2979 6,97% 1328 5,96% 7585 6,63% TOTAL 64845 100 % 42726 100 % 22284 100 % 114406 100 %

Sumber: Diolah dari KPUD Manggarai, Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai, Lampiran 2 Model DB1-KWK Hal yang sama juga dialami oleh kandidat lain, misalnya Christian Rotok. Kampung asli Rotok adalah Nampartabong di kecamatan Lamba Leda. Kampung ini termasuk kampung besar. Orang-orang Nampartabong dikenal sebagai keturunan bangsawan dan cukup dihormati. Sama seperti kampung lain, orang Nampartabong juga menyebar ke desa-desa lain akibat hubungan perkawinan. 17Di kecamatan Lamba Leda ini, pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menang dengan sangat telak. Dari 14.984 pemilih yang ada di Lamba Leda, hampir seluruhnya (12.863 orang atau 85.84%) memilih pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus. Ada kebanggan bagi warga kampaung apabila ada anggota kerabat atau keluarga yang berhasil, apalagi menjadi pejabat pemerintah. Yang agak perkecualian adalah pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut. Victor Slamet sendiri berasal dari Langke Rembong. Di wilayah ini pasangan ini hanya mendapat 13,19% suara. Tetapi perlu dicatat, perolehan suara pasangan ini di semua kecamatan di Manggarai memang kecil. Yang paling dirugikan dari pola kekerabatan ini adalah pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Antony Bagul Dagur berasal dari Desa Tongwelak di kecamatan Lambor. Dulunya, kecamatan ini adalah bagian dari Manggarai. Setelah pemekaran tahun 2003, kecamatan Lambor masuk ke Kabupaten Manggarai Barat. Bagul Dagur sendiri mempunyai jaringan keluarga yang cukup besar di Lambaor, tetapi tidak bisa digunakan karena bukan lagi penduduk Manggarai. 18

Kecamatan

Antony Bagul Dagur dan Kandar

Pius

Gabriel Wajong

Thody dan Wilhelmus Nanggur

Victor Slamet

dan Ambrosius

Dandut

Christian Rotok dan

Deno Kamelus TOTAL

17 Wawancara Martinus Adur, ketua tim sukses pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus, Manggarai, 10 Juni 2006 18 Wawancara Cosmos Djalang, ketua tim sukses pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius, Manggarai, 15 Juni 2006

Page 12: aktor

12

Suara 7994 4150 3506 10936 26586 Langke Rembong (Kampung Victor Slamet) Persen 30,07% 15,61% 13,19% 41,13% 100 %

Suara 6051 12659 4015 3706 26431 Satar Mese (Kampung Gabriel Wajong Thody) Persen 22,89% 47,89% 15,19% 14,02% 100 %

Suara 1426 397 298 12863 14984 Lamba Leda (Kampung Christian Rotok) Persen 9,52% 2,65% 1,99% 85,84% 100 %

Sumber: Diolah dari : (1) Keputusan KPUD Manggarai Nomor 39 Tahun 2005, Tanggal 6 Juli 2005 (2) Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai, Lampiran 2 Model DB1-KWK. 4.4. Jaringan Organisasi Masyarakat Masing-masing kandidat berusaha mendapat dukungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Manggarai. Kalangan LSM sendiri terbelah antara mereka yang sama sekali tidak terlibat dalam Pilkada, dan mereka yang secara jelas mendukung salah satu kandidat. Kalangan yang tidak ingin terlibat dalam Pilkada diantaranya Asprida (Yayasan Prima Sari Desa), Diaspora, Kupas, Lembaga Pengkajian Permasalahan Masyarakat (LPPM), Yayasan Citra Permata, dan Hutan Lestari. Mereka berargumentasi LSM idealnya berada di luar pemerintahan dan mengkritisi kebijakan pemerintah.19 Sementara kelompok masyarakat sipil lainnya ikut serta mendukung calon dalam Pilkada. Menurut kelompok ini, Pilkada adalah sarana penting untuk pendidikan politik masyarakat. Kelompok sipil harusnya turut serta mendukung calon-calon yang bersih agar terpilih sebagai kepala daerah. Semula kalangan LSM di Manggarai akan mendukung pasangan Alo Abar-Rony Marut yang mendaftar lewat PDIP. Pasangan ini dipandang mencerminkan kekuatan masyarakat sipil yang ada di Manggarai. Sayangnya, pasangan ini tidak lolos pendaftaran dari PDIP. Dari 4 pasangan calon yang maju dalam Pilkada, kalangan LSM sebagian besar mendukung Christian Rotok-Deno Kamelus. Menurut Mus Wagut dari Yayasan Prima Sari Desa, dukungan sejumlah LSM di Manggarai pada pasangan ini bukan karena pasangan ini adalah calon yang sempurna dan ideal, tetapi hanya karena pasangan ini mempunyai kesalahan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan calon lain. Anthony Bagul Dagur adalah calon bupati yang dipandang mempunyai kesalahan paling besar. Bagul Dagur dinilai sebagai orang yang bertanggungjawab atas terjadinya insiden Ruteng Berdarah tahun 2004. 20 19 Wawancara Mus Wagut, koordinator Yayasan Prima Sari Desa 20 Kasus ini bermula dari penggusuran masyarakat adat yang telah lama hidup dan tinggal di Kawasan Hutan Colol-Ruteng. Alasan pemerintah daerah, kasawan ini oleh Departemen Kehutanan ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung, dan karenanya harus terbebas dari pemukiman dan usaha ekonomi. Padahal

Page 13: aktor

13

Pasangan Gabriel Wajong Thody -Wilhelmus Nanggur dan Victor Slamet - Ambrosius Dandut juga tidak banyak didukung karena calon kepala daerah bukan berasal dari Manggarai. Meski mereka lahir di Manggarai, kedua calon kepala daerah ini besar dan telah lama tinggal di luar Jawa. Kalangan LSM menilai kedua calon kepala daerah ini hanya memanfaatkan Pilkada untuk tujuan pragmatis berebut kekuasaan. Pilihan paling banyak jatuh ke pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus. Calon ini selain orang Manggarai ( lahir, besar dan bekerja di Manggarai) juga dipandang punya catat yang relatif sedikit di banding pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Tetapi bukan berarti pasangan ini bersih di mata kalangan LSM. Christian Rotok diduga terlibat dalam kasus korupsi yang dilakukan selama ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Manggarai. Salah satu LSM yang secara tegas mendukung Christian Rotok-Deno Kamelus adalah Yayasan Ayo Indonesia. Menurut Tarsi Hurmali dari Yayasan Ayo Indonesia, pihaknya mendukung pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus karena di antara kandidat lain, pasangan ini punya cacat paling kecil. ” Pasangan ini memang tidak sempurna, tetapi kesalahannya paling kecil di banding kandidat lain” katanya. LSM ini mendukung Rotok-Deno juga melihat program kerja yang ditawarkan pasangan ini paling baik. Yayasan Ayo Indonesia terlibat aktif untuk mendukung pasangan Rotok Deno, meski tidak menjadi bagian dari tim sukses. 21 LSM lain yang secara tegas mendukung Christian Rotok-Deno Kamelus adalah Yayasan Mitra Kita. Menurut Ganis D. Bajang, pihaknya mendukung Rotok-Deno karena persamaan program. Pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus adalah kandidat yang secara jelas menyebut program kerjanya adalah pemekaran Manggarai Timur. Yayasan Mitra Kita kebetulan berjuang juga untuk pemekaran wilayah Manggarai Timur.22 Kandidat Kepala Daerah LSM Pendukung Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius Yayasan Lembaga Pengkajian Peneliti

Demokrasi Masyarakat (LPPDM). Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur -

di kawasan ini sejak lama merupakan kawasan tempat masyarakat hidup dan bercocok tanam. Selama itu, kawasan tersebut telah dikelola masyarakat sebagai perkebunan kopi, cenkeh, vanili, dan tanaman holtikultura lainnya. Sejak bulan Oktober 2002, pemerintah daerah Manggarai menggelar operasi penggusuran dan penangkapan petani dan masyarakat adat Meler-Kuwus dengan dalih pengamanan areal kawasan hutan lindung. Peristiwa Ruteng terjadi ketika aparat kepolisian bertindak keras dalam menghadapi aksi petani yang meminta dilepaskannya 7 orang masyarakat Colol yang ditangkap dengan tuduhan merambah Kasawan Wisata Ruteng satu hari sebelumnya. Negosiasi dengan polisi menemui jalan buntu dan berakhir dengan bentrokan. Akibatnya, enam orang warga Colol tewas tertembak dan sejumlah polisi juga terluka kena bacok. Kasus ini sempat menjadi perhatian nasional dan mendapat tanggapan langsung dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusis (Komnas HAM). Kebijakan Bagul Dagur ini dinilai oleh kalangan LSM di Manggarai tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Detil peristiwa ini lihat Kertas Posisi Tim Advokasi untuk Rakyat Manggarai, Mencoba ( Lagi) Menjadi Orang Manggarai: Rekaman Kejahatan Operasi Kehutanan di Manggarai Nusa Tenggara Timur, Oktober 2004. 21 Wawancara Tarsi Hurmali, koordiantor Yayasan Ayo Indonesia 22 Wawancara Ganis D. Bajang, koordinator Yayasan Mitra Kita.

Page 14: aktor

14

Victor Slamet dan Ambrosius Dandut - Christian Rotok dan Deno Kamelus Ayo Indonesia, Yayasan Mitra Kita Tidak mendukung calon Yayasan Prima Sari Desa, Diaspora,

Kupas, Lembaga Pengkajian Permasalahan Masyarakat (LPPM), Yayasan Citra Permata, dan Hutan Lestari

Kandidat dan tim sukses belum memandang kelompok sipil dan LSM sebagai kelompok strategis yang perlu digandeng untuk meluaskan basis dukungan. Kandidat masih melihat LSM sebagai kekuatan elitis yang tidak mengakar dan tidak mempunyai jaringan langsung ke masyarakat. Yang menarik, kandidat umumnya menggunakan LSM untuk mengkritisi ( atau menjatuhkan ) lawan politik. Pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius menggunakan Yayasan Lembaga Pengkajian Peneliti Demokrasi Masyarakat (LPPDM) terutama untuk menjatuhkan pasangan Christian Rotok -Deno Kamelus. Dalam sejumlah kesempatan, LSM ini melakukan demonstrasi dan menyebarkan selebaran yang mengungkit kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh Christian Rotok semasa menjabat sebagai kepala dinas pendapatan daerah. Hal yang sama juga dilakukan oleh LSM yang mendukung Christian Rotok-Deno Kamelus. LSM ini secara aktif mengorek berbagai kasus dugaan korupsi dan kasus kekerasan pada petani yang dilakukan oleh Bagul Dagur. 5. Strategi Kandidat 5.1. Metode Kampanye dan Pola Mobilisasi Masing-masing kandidat mempunyai metode kampanye yang berbeda. Pasangan Antony Bagul Dagur - Kandar Pius mengkombinasikan kampanye dengan massa terbuka dan kunjungan ke desa-desa dan rumah adat. Tim kampanye Bagul Dagur – Kandar Pius percaya, kemampuan kandidat menarik massa dalam kampanye adalah salah satu pertanda keberhasilan kandidat. Kandidat yang paling banyak menarik massa dalam kampanye kemungkinan besar akan memenangkan Pilkada., berbekal keyakinan itu, tim kampanye Bagul Dagur – Kandar menggunakan arena kampanye dengan massa terbuka. Dalam kampanye terbuka, tim pasangan ini kerap menyewa hiburan dan mendatangkan juru kampanye dari Nusa Tenggara Timur. Bagul Dagur sendiri merancang kampanye dengan megah. Untuk keperluan kampanye terbuka, ia rela membeli kendaraan mewah, dan truk-truk untuk mengangkut massa. Kendaraan tersebut khusus dibeli untuk keperluan kampanye, setelah pelaksanaan Pilkada, kendaraan-kendaraan itu akan dijual. Kampanye dengan massa terbuka juga dilakukan oleh pasangan Christian Rotok -Deno Kamelus, meski massa yang dikumpulkan dalam kampanye pasangan ini tidak sebanyak massa Rotok- Kandar. Selain lewat kampanye terbuka, pasangan ini juga melakukan kampanye dengan mengunjungi desa, rumah adat dan sebagainya. Praktis, selama

Page 15: aktor

15

pelaksanaan kampanye hanya pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius dan pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus yang memaksimalkan kampannye terbuka. Pola kampanye berbeda dilakukan oleh pasangan Victor Slamet-Ambrosius Dandut. Menurut Dandut, ia tidak memakai kampanye dengan menggunakan kampanye terbuka. Pola kampanye ini membutuhkan dana sangat besar---untuk menyewa kendaraan, mendatangkan penyanyi dan hiburan. Di samping itu tidak mudah mengumpukkan dan menghimpun orang dalam jumlah besar. Inbi ditambah dengan persiapan yang minim, praktis hanya tiga bulan saja persiapan yang dilakukan oleh pasangan ini sebelum Pilkada. Pasangan ini lebih memilih kampanye dengan mengunjungi desa atau petani. Pola kampanye yang sama dilakukan oleh pasangan Gabriel Wajong Thody-Wilhelmus Nanggur. Pasangan ini juga tidak mengandalkan kampanye terbuka dengan pengumpulan massa. Beberapa kali pasangan ini memang melakukan kampanye di lapangan terbuka, tetapi metode kampanye ini tidak menjadi prioritas. Padahal, Thody dikenal sebagai orator ulung. Sebagai gantinya, kampanye lebih banyak dilakukan dengan mendatangi desa atau pemlih secara langsung. Uang yang sedianya dialokasikan untuk kampanye terbuka, dipakai untuk kampanye menggunakan medium luar ruang---seperti mencetak spanduk, leaflet dan poster dalam jumlah besar. Dalam pemilihan kepala daerah secara langsung, salah satu kunci sukses kepala daerah adalah penjangkauan pemilih. Kandidat harus bisa menjangkau sebanyak mungkin pemilih. Menarik untuk melihat bagaimana strategi yang dipakai oleh masing-masing kandidat dalam mememperoleh dukungan dari pemilih. Masing-masing kandidat tampak mempunyai metode dan strategi yang berbeda. Penjangkauan pemilih ini menyulitkan bagi kandidat terutama yang tidak tinggal di Manggarai---dalam hal ini Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet. Meski lahir di Manggarai, Gabriel Wajong Thody besar dan bekerja di Luar Manggarai. Menurut tim sukses Thody, persoalan utama dalam menjangkau pemilih adalah pengenalan terhadap Thody yang masih kecil. Thody sendiri baru berada di Manggarai dan konsentrasi datang ke desa-desa satu bulan ( saat kampanye). Pengenalan terhadap figur dan program Thody dilakukan 3 bulan setelah penetapan calon kepala daerah oleh KPUD. Strategi yang dipakai oleh tim sekses Thody adalah dengan menyebarkan media luar ruang dalam jumlah besar---spanduk, leaflet yang di tempel di jalan-jalan, stiker dan buku saku profil kandidat. Pengerjaan atribut kampanye ini dilakukan di Surabaya. Thody melakukan kampanye besar-besaran dengan menyebarkan kaos, menempel leaflet di jalan-jalan dan memasang spanduk. Hal yang sama dilakukan oleh Victor Slamet. Kelemahan utama dari Victor Slamet, menurut tim suksesnya, adalah kurang dikenal oleh masyarakat pemilih. Ini karena Victor Slamet bekerja di Jakarta dan tidak dikenal oleh masyarakat terutama yang berada di dessa-desa. Yang dilakukan oleh tim sukses adalah mengenalkan Victor Slamet sebanyak-banyaknya lewat spanduk dan poster. Selain lewat medium itu, pengenalan juga dilakukan dengan mengunjungi desa-desa dan memberikan bibit pertanian secara gratis kepada pemilih.

Page 16: aktor

16

Jika kandidat bupati seperti Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet masih kesulitan dalam mengenalkan diri ( popularitas), tidak demikian halnya dengan Antony Bagul Dagur. Sebagai mantan bupati, Bagul Dagur jauh lebih dikenal dibandingkan dengan kandidat lain. Bagul Dagur memanfaatkan posisinya sebagai mantan bupati untuk menjangkau pemilih----dengan memanfaatkan jaringan kepala desa dan pengurus partai hingga ke desa. Bagul turun ke desa-desa, mengumpulkan masyarakat dan membagi-bagi uang. Menurut tim sukses Bagul Dagur, strategi ini ternyata tidak efektif dalam mempengaruhi pemilih dan justru menjadi kelamahan Bagul Dagur23. Selain lewat kunjungan ke desa-desa dan pemberian bantuan uang kepada masyarakat, strategi yang dipakai oleh Antony Bagul Dagur adalah mobilisasi lewat kampanye. Kampanye terbuka dilakukan secara besar-besaran ( show of force). Menurut Cosmas Djalang, kampanye terbuka umumnya menjadi pertanda keberhasilan kandidat. Kandidat yang bisa mengumpulkan peserta kampanye paling banyak, punya potensi besar untuk menang dalam Pilkada. 24Atas dasar kapercayaan ini, kampanye terbuka dibuat sebesar mungkin. Dari semua kandidat, kampanye Antony Bagul Dagur selalu dihadiri oleh puluhan ribu orang. Tetapi kemeriahan saat kampanye tidak berhubungan dengan hasil dalam Pilkada. Yang menarik adalah pola mobilisasi yang dipakai oleh pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus. Pasangan ini tidak memakai pola mobilisasi yang terbuka, dengan kampanye dan spanduk besar-besaran. Yang dilakukan oleh pasangan ini justru adalah melakukan kampanye dari rumah ke rumah ( door to door campign). Kegiatan ini dilakukan bahkan jauh sebelum pelaksanaan Pilkada dimulai. Ini diakui oleh pasangan ini sebagai salah satu kunci sukses keberhasilan mereka dalam memenangkan Pilkada. Tim sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus sudah bekerja jauh sebelum Pilkada. Sebagai hasilnya, kandidat Christian Rotok lebih dikenal luas oleh masyarakat. Tim sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus terbentuk lewat proses informal. Bermula dari pertemuan beberapa anak muda di Ruteng, berdiskusi masalah politik dan suksesi pemerintahan di Manggarai. Ini terjadi bulan Januari 2004, hampir satu setengah tahun menjelang Pilkada. Diskusi ini menyertakan sejumlah anak muda, aktivis LSM dan pengusaha muda. Pertemuan dan diskusi informal ini berlanjut dengan menghadirkan sejumlah tamu dan pembicara politisi lokal Manggarai dan Nusa Tenggara Timur. Dari berbagai pertemuan itu, mereka sepakat mendorong Christian Rotok untuk maju dalam pemilihan kepala daerah Manggarai. 25 Diskusi terus berlanjut, dilakukan di sejumlah tempat. Dalam berbagai dikusi itu juga sudah dipikirkan siapa orang yang akan mendampingi Christian Rotok sebagai calon wakil bupati. Rotok menyebut Deno Kamelus, seorang dosen dan ahli hukum dari Universitas Cendana di Kupang. Meski

23 Wawancara Cosmas Djalang, Ketua tim sukses pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius, 15 Juni 2006 di Manggarai 24 Wawancara Cosmas Djalang, ibid. 25 Wawancara Christian Rotok , 15 Juni 2006 di Manggarai. Lihat juga “Catatan Di Balik Kemenangan Credo: Mulanya Sekedar Main-Main Dalam Diskusi Lepas”, Media Rakyat, 9 Juli 2005

Page 17: aktor

17

telah melangsungkan berbagai macam diskusi informal, pertemuan dengan sejumlah tokoh politik, bentuk organisasi ini masih cair. 26 Bentuk kelompok diskusi yang cair itu berubah setelah kedatangan Martinus Adur dari Kupang. Adur pernah menjadi anggota DPRD Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya ia pernah menjadi ketua DPD Golkar sekaligus ketua DPRD Manggarai. Kelompok diskusi ini meminta Martinus Adur menjadi koordinator dari kelompok diskusi tersebut----yang nantinya akan menjadi cikal bakal tim sukses Christian Rotok-Deno Kamelus. Di bawah Martinus Adur, kelompok diskusi ini menjadi lebih terorganisir dengan struktur dan target yang lebih jelas. Kelompok ini juga aktif menjalin komunikasi dengan ketua partai di Manggarai. Yang menarik, kelompok diskusi serupa ini dibentuk di setiap kecamatan yang ada di Manggarai. Struktur organisasinya sederhana, terdiri atas 3 orang---koordinator umum yang bertanggungjawab atas semua kegiatan, koordinator lapangan yang bertanggungjawab dalam logistik dan sekretaris yang bertanggungjawab bagian administrasi. Struktur yang sederhana ini diadopsi dalam kelompok diskusi yang dibuat di tiap kecamatan. Dari kecamatan yang telah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya dibuat di tingkat desa. Sampai Februari 2005, kelompok diskusi ini telah berhasil membentuk kelompok-kelompok kecil hingga ke desa-desa di Manggarai. Sempat terjadi pertemuan antar koordinator dan anggota kelompok diskusi kecamatan dan desa di Ruteng. 27 Menurut Christian Rotok, pola tim kampanye mengadopsi pemasaran Multi Level Marketing (MLM). Tim sukses kampanye di kabupaten merekrut koordinator daerah (korda) di semua kecamatan yang ada di Manggarai. Masing-masing koordinator kecamatan merekrut koordiantor lapangan di semua desa. Dan koordinator lapangan di desa merekrut anggota yang akan melakukan kampanye dari rumah ke rumah ( door to door campaign). Pola ini membentuk jaringan yang kuat. Sampai menjelang kampanye, telah terbentuk 132 titik / desa di seluruh Manggarai.28 Ini berarti tim diskusi ini mencakup hampirlebih dari separoh desa di Manggarai yang mencapai 250 buah. Masing-masing titik melakukan diskusi dan pertemuan, membahas berbagai isu dan masalah. Dalam berbagai pertemuan dan diskusi itulah, Christian Rotok atau Deno Kamelus hadir dan mengisi diskusi. Rotok dan kamelus bisa melakukan pengenalan dan sosialisasi prohram secara dini---sesuatu yang belum dilakukan oleh kandidat lain. Menurut Rotok, ia telah menghadiri 132 titik itu sebelum Pilkada dimulai.

26 “Catatan Di Balik Kemenangan Credo: Analogi Suami Isteri, Sumi dan Anak-Anak”, Media Rakyat, 10 Juli 2005 27 Catatan Di Balik Kemenangan Credo: Pertemuan Umum Berlangsung Dalam Gudang Barang Milik Hendrik”, Media Rakyat, 10 Juli 2005 28 Wawancara telepon Christian Rotok , 2 Agustus 2006

Page 18: aktor

18

Gambar : Skema Kerja Tim Sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus

Menurut Martinus Adur, ketua tim sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus, salah satu kunci kemenangan pasangan ini dalam Pilkada adalah pendekatan dan penggalangan jauh hari sebelum kampanye. Ketika kandidat lain masih sibuk dengan pencalonan atau tidak terpikir maju dalam Pilkada, tim sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus telah bergerak hingga ke desa-desa.29 Adur menyebut sejumlah alasan mengapa mengapa penggalangan ini efektif. Pertama, meskipun Christian Rotok adalah kader Golkar, bahkan Martinus Adur pernah menjadi ketua DPD Golkar---bukan jaminan bisa mendapatkan kendaraan politik dari Golkar. Mesin politik karena itu tidak bisa digerakkan segera. Kelompok diskusi informal ini lebih efektif karena bisa digunakan jauh sebelum proses Pilkada dimulai. Kedua, penggalangan ini juga efektif untuk mengenalkan sosok Christian Rotok dan Deno Kamelus, program-program yang diangkat dan sebagainya. Rotok dan Kamelus menjadi dikenal dan dekat dengan pemilih.30 Ketika masa kampanye dimulai, kelompok-kelompok diskusi yang telah ada di desa-desa tersebut tinggal dialihfungsikan sebagai tim sukses. 5.2. Platform Dan Pengelolaan Isu Masing-masing kandidat menawarkan berbagai visi dan program kerja jika nantinya terpilih sebagai kepala daerah. Meski demikian, masing-masing kandaidat mempunyai titik perhatian yang berbeda dalam merancang visi, misi dan program kerja. Program kerja Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius dirumuskan dalam Gerbang Mamis (Gerakan Membangun Masyarakat Miskin). 31Inti dari program ini adalah meningkatkan ketahanan pangan dari masyarakat Manggarai. Bagul kerap mengangkat pengalamannya sebagai

29 Wawancara Martinus Adur, Ketua tim sukses pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus , 10 Juni 2006 di Manggarai 30 Wawancara Martinus Adur, ibid. 31 Wawancara Antony Bagul Dagur, kandidat bupati, 8 Juni 2006 di Manggarai

A B

GED F KIH J

OML N SQP R

KABUPATEN / TIM SUKSES

Koordinator Daerah Koordinator Daerah

Koordinator Lapangan Koordinator Lapangan

Kampanye Dari Rumah Ke Rumah Kampanye Dari Rumah Ke Rumah

Kecamatan

Desa

RumahTagga

Page 19: aktor

19

Bupati dan kemajuan yang telah dicapai Manggarai di bawah pemerintahannya. Titik perhatian dari program pasangan ini adalah pada bidang pertanian. Salah satu program yang banyak disampaikan oleh Bagul-Kandar Pus adalah intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Lahan yang ada dibatasi peralihan fungsinya, sementara lahan pertanian yang saat ini masih tersedia ditingkatkan. Berbagai program telah dibuat diantaranya pemberian kredit murah, dan pemberian bibit secara gratis kepada petani. Program pertanian juga menjadi fokus dari pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut. Fokus pada program bidang pertanian ini tidak bisa dilepaskan dari latar belakang Victor Slamet sebagai sarjana pertanian. Victor Slamet saat maju sebagai calon bupati juga masih tercatat sebagai pegawai di Departemen Pertanian. Salah satu program yang banyak dikemukakan oleh Slamet-Dandut adalah peningkatan kemampuan dab ketrampilan petani. 32 Sementara pasangan Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur memfokuskan pada banyak bidang. 33Jika dilihat program kerja dari masing-masing kandidat tersebut, program kerja terbaik adalah program yang ditawarkan oleh pasangan Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur. Jika pasangan lain masih menggunakan program yang normatif, pasangan Thody-Nanggur membuat program yang kongkrit. Di bidang pendidikan misalnya, pasangan ini menjanjikan SPP gratis bagi siswa SD dan SLTP. Di bidang transportasi, selain menjanjikan pembangunan jalan antar desa dan kecamatan, pasangan ini juga menjanjikan pembangunan bandara udara yang lebih representatif. Untuk bidang anian, program yang ditawarkan juga kongkrit. Misalnya pemberian kredit murah bagi para petani yang dibiayai oleh APBD. Merancang isu adalah satu soal. Menjual isu kepada pemilih agar tertarik adalah soal yang lain. Program bisa dibuat dan dirancang, baik lewat suatu penelitian maupun penelaan sumber-sumber pustaka. Persoalan bagi para kandidat adalah apakah program itu menarik bagi pemilih. Selama masa kampanye terlihat, berbagai program, visi dan misi yang telah dirancang itu tidak banyak dipakai. Kandidat masih memakai isu-isu lama yang diperkirakan dapat menarik perhatian pemilih. Thody-Nanggur mengkampanyekan soal pendidikan gratis bagi siswa sekolah dasar. Kampanye Bagul Dagur-Kandar Pius seperti yang sudah-sudah lebih sibuk menghadirikan tokoh-tokoh lokal/nasional untuk menarik perhatioan pemilih---dari pada mempersuasi pemilih dengan program yang telah dirancang. Yang paling menarik adalah apa yang dilakukan oleh pasangan Rotok- Deno Kamelus. Berbagai program yang telah dirancang ( plus dengan data-data yang dipunyai) jarang dipakai. Sebaliknya, pasangan ini justru banyak mengangkay isu mengenai pemekaran Kabupaten Manggarai Timur. Pasangan ini menggunakan sentimen emosional terutama di wilayah Timur Menggarai dengan mengangkat isu soal pemekaran. Pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menggunakan sentimen keluarga dan kedaerahan untuk menarik dukungan pemilih terutama yang berasal dari wilayah Manggarai Timur.

32 Wawancara Ambrosius Dandut, 16 Juni 2006 di Manggarai 33 Wawancara Wilhemnus Nanggur, 18 Juni 2006 di Manggarai

Page 20: aktor

20

Menurut Deno Kamelus, isu pemekaran adalah isu yang sengaja dijual di wilayah Manggarai Timur. “Saya bilang dengan mereka kalau mau ada pemekaran pilih saya”. 34 Isu soal pemakaran ini adalah isu yang paling mudah memancing emosi masyarakat. 35 Manggarai adalah wilayah yang luas. Sebelum pemekaran ( tahun 2003), luas wilayah Manggarai mencapai 7.134,40 kilometer persegi. Pasca pemekaran (dimana Manggarai dibagi menjadi dua kabupaten, Manggarai dan Manggarai Barat), luas wilayah Kabupaten Manggarai mencapai 2.947,40 kilometer persegi. Dulu sebelum pemekaran Tahun 2003, sebenarnya telah diusulkan untuk langsung membagi Manggarai menjadi 3 bagian: Manggarai Barat, Manggarau Tengah, dan Manggarai Timur. Tetapi DPR hanya menyetujui pemekaran Manggarai Barat. Sementara ide pembentukan Manggarai Timur tidak disetujui. Ide pemekaran ini diangkat kembali oleh pasangan Rotok dan Deno Kamelus. Kabupaten Menggarai yang ada saat ini diusulkan menjadi dua kabupaten, yakni Kabupaten Manggarai Tengah ( Kabupaten Manggarai saat ini) dan Kabupaten Manggarai Timur. Wilayah Manggarai Tengah, nantinya akan meliputi kecamatan Reo, Cibal, Wae Rii, Satarmese dan Ruteng. Sementara Manggarai Timur nantinya terdiri atas kecamatan Lambaleda, Sambi Rambas, Elar, Ponco Ranaka, Borong, dan Kota Komba.

Ide pemekaran wilayah Manggarai ini sebenarnya diwarnai dengan pro kontra. Pihak yang kontra menunjuk kepada keputusan DPRD Manggarai yang tidak akan melakukan pemekaran baru, setelah sebelumnya Manggarai telah dipecah menjadi dua kabupaten. Sementara pihak yang setuju menilai pemakaran akan membuat penanganan masalah di

34 Wawancara Deno Kamelus, 10 Juni 2006 di Manggarai 35 Wawancara Frans Salesman, pengamat lokal, kepala Bappeda Manggarai, 12 Juni 2006

Page 21: aktor

21

Manggarai bisa lebih fokus. Meski telah mengalami pemekaran, Kabupaten Manggarai tetap menjadi salah satu kabupaten dengan wilayah dan jumlah penduduk terbesar. Ide mengenai pemekaran ini dimanfaatkan oleh pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus. Selama masa Pilkada, pasangan ini adalah satu-satunya kandidat yang mengusung isu mengenai pemekaran wilayah Manggarai Timur. Pilihan pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus dalam menangkat isu pemekaran adalah pilihan yang tepat. Isu ini dengan mudah bisa memancing emosi dan sentimen pemilih, terutama pemilih yang berada di wilayah Manggarai Timur. Selama ini wilayah Manggarai Timur adalah wilayah yang tertinggal dibandingkan dengan kecamatan yang ada di Manggarai Tengah. Pusat kemajuan berada di wilayah Manggarai Tengah---utamanya kecamatan Langke Rembong. Berbagai fasilitas----seperti fasilitas pendidikan dan jalan raya---daerah di Manggarau Timur lebih tertinggal. Isu mengenai pemekaran wilayah dan pembentukan Kabupaten Manggarai Barat ini tampaknya menjadi senjata kunci pasangan Rotok-Deno. Terutama apabila Rotok-Deno melakukan kampanye di wilayah Manggarai Timur. Sebagai tambahan atas isu pemekaran, pasangan ini juga banyak mengangkat masalah kesenjangan antar kecamatan. Pemerintah sebelumnya hanya memperhatikan pembangunan di wilayah Manggarai bagian tengah, khususnya daerah Ruteng. Sementara wilayah di Manggarai Timur jarang diperhatikan. Isu lain yang dijual adalah isu sentimen kedaerahan. Christian Rotok adalah satu-satunya calon bupati yang berasal dari wilayah Manggarai Timur. Selama ini, Bupati Manggarai secara tradisi selalu dijabat oleh mereka yang berasal dari Manggarai Tengah atau Manggarai Barat. “Karena dari semua calon hanya saya bupati yang dari Manggarai Timur. Sekian puluh tahun sejak republik ini berdiri belum pernah ada orang Manggarai Timur itu jadi bupati. Jadi manfaatkan kesempatan ini”. 36 Kecuali di Kecamatan Kota Komba, pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menang di wilayah Manggarai Timur. Di sejumlah kecamatan ( seperti Kecamatan Lemba Leda, Elar dan Poco Ranaka), pasangan ini menang telak atas lawan-lawannya. Di Kecamatan Lamba Leda misalnya, dari total 14.984 pemilih yang ikut mendaftar, sebagian besar (85.84%) memilih pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus.

Kecamatan

Antony Bagul

Dagur dan Kandar

Pius

Gabriel Wajong Thody

dan Wilhelmus Nanggur

Victor Slamet

dan Ambrosius

Dandut

Christian Rotok dan

Deno Kamelus TOTAL

MANGGARAI TENGAH Suara 7994 4150 3506 10936 26586 Langke

Rembong Persen 30,07% 15,61% 13,19% 41,13% 100 % Satar Mese Suara 6051 12659 4015 3706 26431

36 Wawancara Christian Rotok, 10 Juni 2006 di Manggarai

Page 22: aktor

22

Persen 22,89% 47,89% 15,19% 14,02% 100 % Suara 11110 7038 3144 9768 31060 Ruteng

Persen 35,77% 22,66% 10,12% 31,45% 100 % Suara 2936 976 974 8815 13701 Reok

Persen 21,43% 7,12% 7,11% 64,34% 100 % Suara 3256 979 1103 12589 17927 Cibal

Persen 18,16% 5,46% 6,15% 70,22% 100 % Suara 4392 1456 939 4656 11443 Wae Rii

Persen 38,38% 12,72% 8,21% 40,69% 100 % MANGGARAI TIMUR

Suara 1426 397 298 12863 14984 Lamba Leda Persen 9,52% 2,65% 1,99% 85,84% 100 %

Suara 3693 1260 1178 6021 12152 Sambi Rampas Persen 30,39% 10,37% 9,69% 49,55% 100 %

Suara 3536 1243 776 8390 13945 Elar Persen 25,36% 8,91% 5,56% 60,16% 100 %

Suara 5633 7923 3985 8863 26404 Borong Persen 21,33% 30,01% 15,09% 33,57% 100 %

Suara 5210 1666 1038 20214 28128 Poco Ranaka Persen 18,52% 5,92% 3,69% 71,86% 100 %

Suara 9608 2979 1328 7585 21500 Kota Komba Persen 44,69% 13,86% 6,18% 35,28% 100 %

Suara 64845 42726 22284 114406 244261 TOTAL Persen 26,55% 17,49% 9,12% 46,84% 100 %

Sumber: Diolah dari : (1) Keputusan KPUD Manggarai Nomor 39 Tahun 2005, Tanggal 6 Juli 2005 (2) Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai, Lampiran 2 Model DB1-KWK. 5.3. Penguasaan Media dan Opini Publik Media belum menjadi sarana bagi kandidat untuk mendapat dukungan publik. Wawancara yang dilakukan terhadap kandidat dan tim sukses masing-masing kandidat menunjukkan tidak ada strategi khusus dari masing-masing calon untuk mendekati media. Ini karena media massa (terutama suratkabar) tidak menjadi target kandidat. Ini tidak dapat dilepaskan dari akses masyarakat di Manggarai terhadap media yang masih kecil. Sebuah riset yang pernah dilakukan oleh Swiss Contact-Universitas Flores dan Yayasan Pantau menunjukkan di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur, akses masyarakat terhadap media masih kecil. Hanya 21% masyarakat yang rutin pernah membaca suratkabar, 36.7% mendengarkan radio dan 34.3% menonton televisi. Diantara 4 kandidat kepala daerah, pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus adalah yang paling aktif menggunakan media untuk mendongkrak citra dan meluaskan pengenalan pemilih. Salah satu anggota tim sukses dari pasangan ini adalah Lorens Gabus, yang sehari-hari adalah wartawan di Media Rakyat---sebuah suratkabar yang terbit di Manggarai. Suratkabar ini terakhir kemudian menjadi corong resmi dari pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus. Yang paling gagal memanfaatkan media adalah Anthony Bagul Dagur. Sebagai pejabat yang tengah memerintah ( incumbent), Bagul Dagur sebetulnya mempunyai kesempatan paling besar tampil di media. Tetapi pemberitaan

Page 23: aktor

23

media terhadap Bagul Dagur justru sebagian besar bernada negatif----yang merugikan citranya di mata khalayak. Di wilayah Manggarai, hanya dua suratkabar yang dominan yakni Pos Kupang ( yang terbit di Kota Kupang) dan Flores Pos (terbit di Ende). Pos Kupang diterbitkan oleh kelompok jaringan Jawa Pos, sementara Flores Pos diterbitkan oleh gereja di Flores. Dari dua suratkabar tersebut, Pos Kupang adalah suratkabar yang paling banyak dibaca. Pos Kupang mempunyai cetak jarak jauh, sehingga sudah bisa menemui pembaca di Manggarai di pagi hari. Sementara Flores Pos baru siang atau sore hari sampai di Manggarai. Dari analisis isi yang dilakukan dari bulan Januri-Juni 2006, tercatat sebanyak 121 berita mengenai Pilkada Manggarai di Pos Kupang. Dari total berita ini, sebagian besar (66.9%) berita mengenai Pilkada ditempatkan oleh Pos Kupang di halaman utama ( halaman pertama). Pos Kupang baru memberitakan secara intensif berita mengenai Pilkada di Manggarai bulan Maret 2006. Rata-rata dalam satu hari paling tidak ada satu berita mengenai perkembangan berita mengenai Pilkada Manggarai yang diberitakan oleh Pos Kupang. Dari 4 pasangan kandidat bupati / wakil bupati, pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius adalah pasangan yang paling banyak diberitakan. Selama 6 bulan ( Januari-Juni 2005), pasangan ini diberitakan sebanyak 17 kali oleh Pos Kupang. Yang menarik, kandidat lain hanya diberitakan dalam jumlah kecil. Pasangan Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur hanya diberitakan sebanyak 1 kali, pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut 2 kali dan pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus diberitakan sebanyak 4 kali. Tabel menunjukkan penempatan berita mengenai masing-masing kandidat di halaman Pos Kupang. KANDIDAT Jumlah Persen Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius 17 14.0% Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur 1 0.8% Victor Slamet dan Ambrosius Dandut 2 1.7% Christian Rotok dan Deno Kamelus 4 3.3% Tidak ada 97 80.2% Total 121 100%

Meski lebih banyak diberitakan, tetapi pola pemberitaan Pos Kupang terhadap pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius lebih banyak yang negatif. Hasil analisis isi menunjukkan Pos Kupang lebih banyak menampilkan aspek yang negatif dari pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Pasangan ini justru tampil di media dengan citra yang buruk. Pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius menjadi ” bulan-bulanan” media, dari satu kasus ke kasus lain. Selama Selama Januari-Juni 2005, satu demi satu peristiwa negatif menimpa pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Tim sukses tidak berhasil membantah (mengcounter) berbagai pemberitaan yang bisa menurunkan citra pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius.

Page 24: aktor

24

Penggambaran KANDIDAT Positif Negatif Tidak ada

Total

Jumlah 0 13 4 17 Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius Persen 0% 76.5% 23.5% 100%

Jumlah 1 0 0 1 Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur Persen 100% 0% 0% 100%

Jumlah 2 0 0 2 Victor Slamet dan Ambrosius Dandut Persen 100% 0% 0% 100%

Jumlah 3 0 1 4 Christian Rotok dan Deno Kamelus Persen 75.0% 0% 25.0% 100%

6. Kesimpulan Dalam Pilkada manggarai, aktor pro demokrasi ( pasangan Christian Totok dan Deno Kamelus) menang dalam Pilkada. Aspek apa yang menyumbang kemenangan pasangan ini? Secara teoritik, kemenangan seorang kandidat bisa ditentukan oleh tiga aspek----pengelompokan sosial ( social group), adanya basis dukungan sosial dan faktor ketokohan ( citra diri kandidat). Pengelompokan Sosial ( Social Group) Latar belakang dan karakter pemilih seperti kelas sosial, agama, atau kelompok etnik/kedaerahan turut menentukan pilihan seseorang terhadap kandidat tertentu. Aspek sosiologis lain seperti jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, atau pendapatan dipercaya juga berpengaruh dalam pilihan pemilih. 37 Faktor pengelompokan sosial lain yang penting mempengaruhi keputusan memilih seorang calon pejabat publik adalah agama. Seorang calon pejabat publik yang punya platform kegamaan yang relatif sama dengan karakteristik kebergamaan pemilih cenderung akan didukung oleh pemilih tersebut. Seorang Muslim cenderung akan memilih calon yang yang berplatform Islam dibanding yang berplatform agama lain, misalnya Kristen. Terkait dengan masalah kelas sosial dan sentimen kegamaan, ras dan etnik juga dipercaya sebagai faktor sosiologis yang mempengarhi bagaimana seorang pemilih calon pejabat publik. Secara lebih khusus, kesamaan ras dan etnik antara pemilih dan calon pejabat publik cenderung mempengaruhi perilaku memilih seseorang.38

37 Di Amerika, pemilih yang berasal dari kelas sosial bawah dipercaya cenderung memilih calon-calon dari partai demokrat ketimbang dari partai Republik karena mereka percaya bahwa Partai Demokrat lebih memperjuangkan perbaikan kehidupan mereka ketimbang Partai Republik. Sebaliknya, pemilih yang berlatar-belakang kelas sosial atas cenderung akan memilih calon-calon dari Partai Republik karena cenderung akan memperjuangkan kepentingan mereka sebagai anggota kelas atas. 38 Carol K. Sigelman, Lee Sigelman, Barbara J. Walkosz dan Michael Nitz,” Black Candidates, White Voters: Understanding Racial Bias in Political Perception,” American Journal of Political Science, Vol. 39. No.1. 1995, hal. 243-265.

Page 25: aktor

25

Faktor pengelompokan sosial ini kurang berperan, kalau tidak dikatakan tidak berperan sama sekali dalam Pilkada Manggarai. Hal ini karena Manggarai adalah daerah dengan penduduk yang homogen. Mayoritas penduduknya mempunyai suku dan agama yang sama. Bahkan dilihat dari pendidikan dan pekerjaan, masyarakat Manggarai juga homogen. Dengan kata lain, tidak ada pembagian berdasarkan kelompok sosial di kalangan masyarakat Manggarai. Isu soal suku atau agama tidak bisa dijual dalam Pilkada Manggarai karena calon kepala daerah dan pemilih mempunyai karakteristik yang sama. Tokoh ( Leader) Faktor ketokohan menempati posisi penting dalam Pemilihan kepala daerah. Hal ini karena Pilkada pada dasarnya memilih calon secara langsung. Faktor ketokohan ini meliputi berbagai aspek. Bisa berupa citra diri kandidat, bisa juga kemampuan (kompetensi) kandidat dalam menyelesaikan masalah yang ada di daerah. Dari aspek tokoh ini, dari semua kandidat bupati yang maju dalam pemilihan sebenarnya tidak ada kandidat yang ideal. Masing-masing kandidat mempunyai kelemahan masing-masing. Anthony Bagul Dagur dan Christian Rotok tersangkut dengan isu korupsi. Isu ini sempat berhembus saat pemilihan dan bisa mengurangi citra diri kedua kandidat. Sementara kandidat Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet sebenarnya mempunyai citra diri yang lebih positif. Kedua kandidat ini tidak pernah menjadi birokrat di Manggarai, karenanya terhindar dari isu korupsi. Tetapi kelemahan dari kedua kandidat ini adalah mereka bukan besar dan bekerja di Manggarai. Lawan-lawan politik dengan mudah meniupkan isu kedua kandidat tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada di Manggarai karena mereka tidak menguasai betul kondisi Manggarai akibat terlalu lama meninggalkan Manggarai. Sedangkan dilihat dari organisasi tim sukses, kandidat Christian Rotok unggul dari lawan-lawannya. Tim sukses yang dibentuk oleh Rotok efektif menjangkau pemilih hingga ke desa. Anthony Bagul Dagur tidak bisa memanfaatkan mesin tim sukses agar efektif dalam memobilisasi pemilih. Dukungan dari partai-partai besar, ternyata tidak membuat tim sukses Bagul Dagur berjalan efektif. Sementara kandidat Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet menghadapi masalah yang sama. Kedua kandidat ini tidak siap dengan pertarungan Pilkada. Meraka tidak sempat mengorganisasi kekuatan untuk menjangkau pemilih. Persiapan yang minim menyebabkan kedua kandidat ini tidak bisa menyiapkan tim sukses yang efektif. Antony Bagul

Dagur Gabriel Wajong Thody

Victor Slamet Christian Rotok

Pengelompokan sosial ( Social Group)

Tokoh / Leader Citra diri - - + - + - + Organisasi tim sukses

- - - +

Strategi kampanye

- - - +

Page 26: aktor

26

Kelembagaan (Institusi)

Basis dan dukungan dari kekuatan politik

+ - - -

Basis dan dukungan dari kekuatan sosial

- + - - +

Basis dan dukungan dari kekuatan ekonomi

+ - - - +

Basis dan dukungan dari kekuatan budaya

- - + - + +

Dukungan Kelembagaan ( Institusi) Aspek penting lain menentukan kemenangan seorang kandidat adalah dukungan kelembagaan ( institusi). Apakah kandidat mendapat dukungan dari institusi sosial, politik, ekonomi, agama, atau budaya tertentu. Basis dukungan itu adalah modal yang bisa digerakkan dalam memobilisasi pemilih. Dilihat dari aspek ini, sebenarnya Antony Bagul Dagur adalah kandidat yang berada di atas kandidat lain. Antony Bagul Dagur didukung oleh partai terbesar. Kandidat ini, karena posisinya sebagai pejabat yang tengah memerintah (Incumbent) mempunyai sumber daya lebih ( Birokrasi, uang dan jaringan) yang bisa digerakkan. Kenyataannya, basis dukungan ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Antony Bagul Dagur. Yang menarik dalam konteks Pilkada di Manggarai adalah keberhasilan kandidat Christian Rotok dalam memanfaatkan basis kekuatan berupa jaringan kekerabatan. 7. Rekomendasi : Pelajaran Dari Manggarai Kemenangan calon aktor pro demokrasi di Pilkada Manggarai bisa dijadikan contoh kasus, dan kemungkinan ditiru untuk diterapkan di wilayah lain. 1. Mulai dari dukungan partai-partai kecil Proses paling pelik yang dihadapi oleh aktor pro demokrasi adalah mendapat kendaraan politik untuk menjadi sebagai calon kepala daerah. Undang-Undang No. 32/2004 mensyaratkan yang boleh mencalonkan kepala daerah adalah partai atau gabungan partai yang mempunyai jumlah kursi di atas 15%. Kendaraan dari partai-partai besar ( terutama PDIP dan Golkar) sulit didapat. Kalau pun bisa, membutuhkan tenaga ekstra. Hal ini karena partai politik mempunyai kepentingan terhadap Pilkada. Pilkada adalah kesempatan bagi partai politik untuk mendapatkan dana dari kandidat. Pilkada juga sarana bagi partai untuk konsolidasi kekuasaan. Kalau kursi kepala daerah bisa direbut, akan memudahkan bagi partai politik untuk Pemilu Tahun 2009.

Page 27: aktor

27

Upaya ini dilakukan di antaranya dengan membuat mekanisme pencalonan kepala daerah yang memberi kewenangan kepada pengurus partai pusat untuk menentukan calon kepala daerah. Pengurus partai pusat tampaknya tidak mau menyerahkan begitu saja kandidat kepada daerah kepada daerah. Baik mekanisme penentuan calon kepala daerah Golkar ataupun PDIP, sama-sama memberi kewenangan yang besar bagi Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Di Golkar, kewenangan pengurus pusat ini sudah ada sejak proses penjaringan calon kepala daerah. Meskipun penetapan calon tunggal yang akan diusung oleh Golkar dilakukan dalam sebuah rapat yang dihaadiri oleh gabungan pengurus pusat dan daerah. Mekanisme ini berbeda dengan PDIP. Mekanisme penentuan calon di PDIP memang memberi kesempatan yang luas kepada pengurus cabang di kabupaten untuk menjaring calon. Tetapi kewenangan untuk memilih sekaligus menetapkan calon tunggal yang akan didukung oleh PDIP dilakukan oleh pengurus pusat. Bahkan dalam rapat penetapan calon kepala daerah ini, DPP Pusat tidak mengikutsertakan pengurus cabang / daerah. Gambar 1 menunjukkan perbedaan antara mekanisme penetapan calon di PDIP dan Golkar. Dengan kata lain, jika aktor pro demokrasi ingin mendapat kendaraan dari partai besar (PDIP dan Golkar), ia bukan hanya cukup punya lobi dengan pengurus di daerah tetapi juga pengurus partai di pusat. Ini memakan waktu, biaya dan tenaga. Lagi pula, partai besar ( PDIP dan Golkar) cenderung menyukai calon yang lebih mapan sebagai calon mereka---utamanya incumbent atau pengusaha lokal. Dari pada tenaga, waktu dan pikiran dipakai untuk mendapat kendaraan dari partai besar, lebih baik memulai dari partai-partai kecil. 39 Hal inilah yang dilakukan oleh Christian Rotok dan Deno Kamelus.

39 Perlu dicatat, hasil Pilkada yang telah lewat juga menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan partai pemenang Pemilu Legislatif dengan kemenangan kandidat. Data Pilkada selama 1 tahun Pilkada (Juni 2005-Mei 2006) menunjukkan partai yang memenangkan Pemilu Legislatif di satu wilayah justru lebih banyak yang gagal ketika mengusung calon kepala daerah. Dari 247 wilayah yang telah melangsungkan Pilkada, hanya 107 wilayah (44.1%) pemenang Pemilu Legislatif sekaligus menang dalam Pilkada. Sebanyak 55.9% lainnya dintandai oleh hasil yang sebaliknya---pemenang Pilkada berasal dari bukan partai pemenang Pemilu Legislatif. Dikutip dari Lingkaran Survei Indonesia, op. cit.

Page 28: aktor

28

PENJARINGAN( Pendaftaran

kandidat, survei,pendekatan calon

potensial dsb)

VERIFIKASI( Memeriksa

kelengkapan,persyaratan, kriteria

dsb)

PENYARINGAN( Seleksi nama-nama

yang m asuk,mendaftar / telah

dijaring)

PENETAPAN( Memilih 1

pasangan kepaladaerah yang akan

didukung olehpartai)

Rakedrcabsus yang diadakan olehDewan Pimpinan Cabang (DPC)Kabupaten. Rapat dihadiri oleh

perwakilan dari ranting kecamatandan pengurus DPC Kabupaten

DEWAN PIMPINAN DAERAH(DPD) Provinsi

DEWAN PIMPINAN PUSAT (DPP)

PDIP

Dewan PimpinanDaerah (DPD)

Kabupaten dan DPPPusat

Rapat yang dihadiri olehDPD Kabupaten, DPDProvinsi, DPP Pusat,Ranting Cabang danorganisasi underbow

GOLKAR

Dewan Pimpinan Cabang (DPC)Kabupaten

Sumber : Untuk PDIP diolah dari Surat Keputusan Nomor 024/KPTS/DPP/VII/2005 Untuk Golkar diolah dari Juklak 01/DPD/ Golkar /II/2005

2. Citra diri yang baik Pilkada adalah pertarungan aktor. Pemilih memilih orang bukan partai. Karena itu aktor pro demokrasi yang akan maju dalam Pilkada sebaiknya adalah calon yang mempunyai citra baik di mata pemilih pemilih. Citra diri yang baik adalah modal besar dalam memenangkan Pilkada. Citra diri ini paling tidak mempunyai tiga aspek. Pertama, calon dikenal ( cukup populer) di daerah. Kedua, calon disukai / dipersepsi baik oleh pemilih. Ketiga, calon tidak mempunyai cacat moral---misalnya pernah melakukan korupsi atau tindakan tercela lainnya. Semua aspek ini bisa diketahui secara dini oleh aktor pro demokrasi sebelum terjun dalam Pilkada lewat sebuah penelitian ( misalnya survei atau polling). 3. Tim sukses yang solid dan terorganisir dengan baik Aktor pro demokrasi harus membuat tim sukses yang solid, dan bisa bekerja secara cepat. Kandidat tidak perlu berharap pada partai pendukung. Umumnya tim sukses yang dibuat

Page 29: aktor

29

oleh partai politik tidak efektif karena anggota mempunyai kepentingan dan target yang berbeda. Aktor pro demokrasi perlu membuat tim sukses sendiri dengan target, pembagian kerja, sasaran dan monitoring yang jelas. 4. Kampanye terbuka tidak efektif. Yang lebih efektif adalah mendatangi pemilih secara langsung Pola kampanye secara terbuka ( panggung di lapangan terbuka, arak-arakan dsb) tidak efektif dalam menjaring pemilih. Yang lebih efektif adalah mendatangi mereka, kampanye langsung dari rumah ke rumah. Aktor pro demokrasi perlu membuat suatu tim kampanye yang bisa langsung masuk dari satu rumah ke rumah ( door to door). Ini tidak mustahil dilakukan untuk Pilkada yang umumnya (hanya) melibatkan pemilih puluhan atau ratusan ribu. Aktor pro demokrasi bisa membentuk tim sukses yang solid, yang menjangkau sampai ke desa---misalnya di tiap-tiap desa dpilih satu relawan tim sukses. Masing-masing relawan dan tim sukses ditargetkan datang ke rumah-rumah sambil memperkenalkan kandidat, dan mempersuasi pemilih agar memilih kandidat. Ini bisa dikalkulasi. Misalnya suatu wilayah terdiri atas 50.000 rumah tangga. Aktor pro demokrasi bisa merekrut dan membentuk organisasi tim sukses yang terdiri atas 500 orang relawan. Anggota tim sukses ini bertanggungjawab datang ke rumah-rumah dan mempersuasi pemilih. Cara ini diantaranya yang dilakukan oleh Salah satu kunci sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus dan menjadi kunci sukses kemenangan mereka. 5. Pergunakan jaringan sosial yang bisa menjangkau pemilih Kunci keberhasilan memenangkan Pilkada adalah menjangkau khalayak pemilih sebanyak mungkin. Selain dengan datang langsung ke rumah-rumah, aktor pro demokrasi perlu mempertimbangkan saluran dan jaringan sosial yang ada. Telitilah jaringan apa yang paling dominan di wilaayh tersebut---apakah jaringan keagaamaan ( gereja, masjid), kekerabatan, suku dsb. Jaringan tersebut harus dipakai dan dimanfaatkan. Dalam kasus Pilkada Manggarai, pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menggunakan jaringan kekerabatan untuk menarik dukungan pemilih. 6. Program kerja dibahasakan secara sederhana dan mudah diingat oleh pemilih Dalam Pilkada, masing-masing kandidat menyampaikan visi, misi dan program kerja masing-masing. Kerap kali program kerja yang ditawarkab terlalu abstrak, panjang sehingga tidak bisa menyentuh pemilih. Program dibuat sederhana, dibuat berbeda dengan kandidat lain dan mudah diingat oleh pemilih.