2
Aku gak tau harus mulai semua ini darimana, yang aku tau aku harus menyelesaikannya sekarang, entah itu baik atau buruk bagiku dan bagimu. Berat memang mengakuinya, setelah sekian lama waktu yang kita lalui bersama, aku memendamnya sendiri, dan kamu terdiam menikmati kisah ini yang seharusnya membahagiakanmu dari awal sampai ahir, bukan menyakitimu seperti ini di ujungnya. Aaaah, sungguh berat sekali bagiku mengakuinya, kamu telah banyak membuang waktumu untuk melewatinya bersamaku, maaf, maaf hanya itu yang bisa kuucapkan sekarang. Aku tak pernah tahu bahwa aku bisa sejahat ini padamu yang memiliki cinta tulus untukku. Aku mencintainya, mencintai sosoknya di antara ragaku yang selalu bersamamu, tapi meski aku selalu bersamamu, jiwa ini setia temanimu, hatiku tak pernah mampu seperti itu, maaf Dia bagian dari masalaluku, yang dulu pernah kucoba tuk tinggalkan, tempat ternyaman yang pernah ku temui dan perlahan ku jauhi. Aku berlalu darinya bukan karena aku sudah tak mencintainya lagi, hanya saja keadaan memaksaku perlahan pergi. Menjauh sedikit demi sedikit. Aku selalu mencobanya, melupakan bayang dan semua kenangan tentangnya, meskipun dengan susah payah, hatiku selalu bertekad aku harus bisa melepasnya. Hingga di suatu titik aku menemukanmu, menemukan orang yang ku kira mampu mendamaikanku, orang yang ku anggap mampu mengusir pergi semua ingatan tentangnya. Aku tak pernah berniat menyakitimu dengan membawamu dalam lukaku, sungguh! Aku hanya berusaha meyakinkan hatiku bahwa kamulah orang yang tepat, yang mampu membuatku mencintaimu sepenuhnya dengan melupakan cintaku padanya. Aku selalu mencobanya, mencari celah dimana aku bisa menemukan satu ruang kosong di hatiku untukmu. Mengisinya dengan namamu, mengukir kenangan-kenangan indah yang lebih indah dari ceritaku dulu bersamanya. Dulu aku kira aku bisa, karena aku masih mempertahankanmu sejauh ini. Tapi nyatanya aku salah, aku salah mengartikan semua yang saat ini kita jalani adalah sebuah cinta. Ini bukan cinta bila kamu ingin tau. Mana mungkin ini adalah cinta bila bersamamu aku masih memikirkan dirinya, mana mungkin ini cinta bila bersamamu aku masih menghawatirkan keadaannya, dan mana mungkin ini cinta bila setiap saat di hatiku selalu membisikkan namanya bukan namamu. Aku tau, ini kesalahan terbesar yang aku lakukan, mengatakan cinta padamu di mulutku padahal di hatiku mengatakan cinta untuknya. Aku sadar tak seharusnya aku memberimu kesempatan untuk masuk ke dalam cerita hidupku padahal aku hanya akan membiarkanmu jatuh dalam luka yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. aku jahat, memang. Sekarang kamu boleh memakiku, mengatakan aku orang paling jahat sedunia yang pernah kamu kenal, kamu boleh mengatakannya, sayang. Kemarin aku bertemu dengannya, pertemuan yang selalu ku hindari beberapa tahun terahir, karena aku tau akan ada luka lama yang terusik kembali jika menatap matanya. Aku tak merencanakan untuk menyelami binar matanya lagi, tapi faktanya sekeras apapun aku mencoba, sekuat apapun aku menahan diriku untuk tak melakukannya, ahirnya aku tetap melakukannya. Dan di sana masih ada cinta itu, masih ada kedamaian yang selama ini selalu aku cari di matamu. Masih ada sehelai rindu yang menusuk mataku. Sekarang aku bisa apa?

Aku Gak Tau Harus Mulai Semua Ini Darimana

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aku Gak Tau Harus Mulai Semua Ini Darimana

Aku gak tau harus mulai semua ini darimana, yang aku tau aku harus menyelesaikannya sekarang,

entah itu baik atau buruk bagiku dan bagimu.

Berat memang mengakuinya, setelah sekian lama waktu yang kita lalui bersama, aku memendamnya

sendiri, dan kamu terdiam menikmati kisah ini yang seharusnya membahagiakanmu dari awal sampai

ahir, bukan menyakitimu seperti ini di ujungnya.

Aaaah, sungguh berat sekali bagiku mengakuinya, kamu telah banyak membuang waktumu untuk

melewatinya bersamaku, maaf, maaf hanya itu yang bisa kuucapkan sekarang. Aku tak pernah tahu

bahwa aku bisa sejahat ini padamu yang memiliki cinta tulus untukku.

Aku mencintainya, mencintai sosoknya di antara ragaku yang selalu bersamamu, tapi meski aku selalu

bersamamu, jiwa ini setia temanimu, hatiku tak pernah mampu seperti itu, maaf

Dia bagian dari masalaluku, yang dulu pernah kucoba tuk tinggalkan, tempat ternyaman yang pernah ku

temui dan perlahan ku jauhi. Aku berlalu darinya bukan karena aku sudah tak mencintainya lagi, hanya

saja keadaan memaksaku perlahan pergi. Menjauh sedikit demi sedikit.

Aku selalu mencobanya, melupakan bayang dan semua kenangan tentangnya, meskipun dengan

susah payah, hatiku selalu bertekad aku harus bisa melepasnya. Hingga di suatu titik aku menemukanmu,

menemukan orang yang ku kira mampu mendamaikanku, orang yang ku anggap mampu mengusir pergi

semua ingatan tentangnya. Aku tak pernah berniat menyakitimu dengan membawamu dalam lukaku,

sungguh! Aku hanya berusaha meyakinkan hatiku bahwa kamulah orang yang tepat, yang mampu

membuatku mencintaimu sepenuhnya dengan melupakan cintaku padanya.

Aku selalu mencobanya, mencari celah dimana aku bisa menemukan satu ruang kosong di hatiku

untukmu. Mengisinya dengan namamu, mengukir kenangan-kenangan indah yang lebih indah dari

ceritaku dulu bersamanya. Dulu aku kira aku bisa, karena aku masih mempertahankanmu sejauh ini. Tapi

nyatanya aku salah, aku salah mengartikan semua yang saat ini kita jalani adalah sebuah cinta. Ini bukan

cinta bila kamu ingin tau.

Mana mungkin ini adalah cinta bila bersamamu aku masih memikirkan dirinya, mana mungkin ini

cinta bila bersamamu aku masih menghawatirkan keadaannya, dan mana mungkin ini cinta bila setiap

saat di hatiku selalu membisikkan namanya bukan namamu.

Aku tau, ini kesalahan terbesar yang aku lakukan, mengatakan cinta padamu di mulutku padahal di hatiku

mengatakan cinta untuknya. Aku sadar tak seharusnya aku memberimu kesempatan untuk masuk ke

dalam cerita hidupku padahal aku hanya akan membiarkanmu jatuh dalam luka yang tak pernah kamu

bayangkan sebelumnya. aku jahat, memang. Sekarang kamu boleh memakiku, mengatakan aku orang

paling jahat sedunia yang pernah kamu kenal, kamu boleh mengatakannya, sayang.

Kemarin aku bertemu dengannya, pertemuan yang selalu ku hindari beberapa tahun terahir, karena aku

tau akan ada luka lama yang terusik kembali jika menatap matanya. Aku tak merencanakan untuk

menyelami binar matanya lagi, tapi faktanya sekeras apapun aku mencoba, sekuat apapun aku menahan

diriku untuk tak melakukannya, ahirnya aku tetap melakukannya. Dan di sana masih ada cinta itu, masih

ada kedamaian yang selama ini selalu aku cari di matamu. Masih ada sehelai rindu yang menusuk

mataku. Sekarang aku bisa apa?

Semua yang kuharapkan ada padamu ternyata masih ada padanya. Sekarang aku bisa apa?

Menggenggam tanganmu pun tak pernah sehangat saat aku menatap matanya? Aku tak mungkin

melukaimu lagi dan lagi.

Page 2: Aku Gak Tau Harus Mulai Semua Ini Darimana

Maaf, aku harus mengakuinya sekarang, aku tau kamu akan membenciku, tapi aku lebih membenci diriku

sendiri yang akan selalu menyakitimu bila tetap memaksakan hatiku bertahan denganmu.

Aku, masih mencintainya, penggalan kisah masalaluku, tempat ternyaman yang pernah kutemui dan

kusinggahi, yang ternyata itu bukan kamu, maaf…

Cerpen Karangan: Khasanatunnisa

Blog: nisaakhasana.blogspot.com

Facebook: khasanatunnisa

Khasanatunnisa nickname: icha, sering ngepost di nisaakhasana.blogspot.com , twitter: @ichanis_ happy

reading ya